Dalam pengujian terhadap aspal, yang dimaksud dalam titik lembek adalah suhu dimana
aspal dalam cincin yang diletakkan secara horizontal di air yang dipanaskan secara teratur
menjadi lembek karena beban bola baja dengan diamter 9,35 mm dan berat kurang lebih
3,5 gram yang diletakkan di atasnya, sehingga lapisan aspal tersebut jatuh melalui jarak
2,54 cm ( 1 inch). Nilai titik lembek dapat bervariasi antara 30 derajat C sampai 200 derajat
C (AASHTO).
Tetapi menurut Lapis Aspal Beton (LASTON). Untuk Jalan Raya 1987, persyaratan titik
lembek untuk aspal keras adalah sebagai berikut :
Penetrasi 60: minimal 48 derajat C dan maksimal 58 derajat C
Penetrasi 80 : minimal 46 derajat C dan maksimal 54 derajat C
Dua aspal mempunyai penetrasi yang sama belum tentu memiliki titik lembek yang lebih
tingi kurang peka terhadap perubahan temperatur dan lebih baik untuk bahan pengikat
konstruksi perkerasan. Sedangkan aspal dengan titik lembek yang lebih rendah, temperatur
yang dibutuhkan untuk pencampuran dengan agregat dalam pemadatan aspal lebih rendah.
Bila aspal cepat menjadi lembek dan cepat pula menjadi keras maka waktu pelaksanaan
campuran harus dipercepat.
Titik lembek aspal perlu diketahui untuk memastikan pada suhu berapa aspal tersebut akan
melembek. Misalnya pada pengujian didapatkan nilai titik lembek adalah 55 derajat C, maka
memiliki titik lembek yang sangat tinggi. Berarti bila aspal ini dipanaskan pada suhu di
bawah titik lembeknya maka kurang peka terhadap suhu, sehingga lama untuk lembek dan
cocok digunakan untuk campuran lapis perkerasan menjadi awet.
http://unitedgank007.blogspot.co.id/2016/05/titik-lembek-aspal.html
Titik lembek adalah suhu pada saat bola baja, dengan berat
tertentu, mendesak turun suatu lapisan aspal atau ter yang
tertahan dalam cincin berukuran tertentu, sehingga aspal atau ter
tersebut menyentuh plat dasar yang terletak dibawah cincin pada
tinggi tertentu, akibat pemanasan tertentu.
B. BENDA UJI
C. PERALATAN
1. Termometer
2. Cincin Kuningan
3. Bola baja diameter 9,35 mm, berat 3,45 sampai 3,55 gram.
4. Alat pengarah bola.
5. Bejana gelas, tahan pemanasan mendadak diameter dalam 8,5 cm,
tinggi 12 cm.
1. Dudukan benda uji
2. Penjepit
D. PELAKSANAAN
1. Pasang dan atur kedua benda uji diatas dudukannya dan letakkan
pengarah bola diatasnya. Lalu masukkan seluruh peralatan
tersebut kedalam bejana gelas. Isi bejana dengan air suling baru,
dengan suhu (5 ± 1) o C sehingga tinggi permukaan air berkisar
antara 101,6 mm sampai 108 mm. Letakkan termometer yamg
sesuai diantara kedua benda uji. Periksa dan atur jarak antara
permukaan plat dasar dengan dasr benda uji sehingga menjadi
25,4 mm.
2. Letakkan bola-bola baja yang bersuhu 5o C dan ditengah
permukaan masing-masing benda uji yang bersuhu 5o C
menggunakan penjepit dengan memasang kembali pengarah bola.
3. Panaskan bejana sampai suhu 5o C permenit. Untuk 3 menit
pertama perbedaan kecepatan pemanasan <0,5o C
https://laporantekniksipil.wordpress.com/2012/06/29/titik-lembek-aspal/
A. JADWAL PELAKSANAAN
B. TUJUAN PELAKSANAAN
a. Tujuan Umum :
Dapat mengetahui suhu dimana aspal mualai lembek dengan menggunakan alat ring and ball dimana
suhu ini akan menjadi acuan dilapangan atas kemampuan aspal menahan suhu yang terjadi untuk tidak
lembek sehingga dapt mengurangi daya lekat.
b. Tujuan khusus
1. Dapat memahami prosedur pelaksanaan pengujian titik lembek aspal dan ter.
2. Dapat terampil menggunakan peralatan pengujian titik lembek aspal dan ter dengan baik dan benar.
3. Dapat melakukan pencatatan dan analisa data pengujian yang diperoleh.
4. Dapat menyimpulan besarnya suatu titik lembek aspal dan ter yang diuji berdasarkan standar yang diacu.
C. REFERENSI
1. SNI 06 – 2434 – 1991 cara uji titik lembek ring and ball
2. Bahan Ajar Bahan Bangunan II, Fauna adibroto, ST.MT
D. DASAR TEORI
Aspal adalah material termoplastis yang secara bertahap mencair sesuai dengan pertambahan suhu dan
berlaku sebaliknya pada pengurangan suhu. Namun perilaku material aspal tersebut terhadap suhu atau
prinsipnya membentuk suatu spektrum / beragam. Tergantung dari komposisi unsur-unsur penyusunannya.
Percobaan ini di lakukan karena pelembekan bahan asapal dan ter, tidak terjado secara lansung dan tiba
tiba pada suhu tertentu, tetapi bahan gradual seiring penambahan suhu.oleh sebab itu setiap prosedur yang
di pergunakan diadopsi untuk menentukan titik lembek aspal dan ter, hendaknya mengikuti sifat dasar
tersebut artinya penambahan suhu pada percobaan hendaknya berlansung secara gradual dalam jenjang
yang halus.
Dalam percobaan ini titik lembek ditujukan dengan suhu pada bola baja edngan berat tertentu
mendesak turun suatu lapisan aspal atau ter yang tertahan dalam cincin dengan ukuran tertentu sehingga
plat tersebut menyentuh plat dasar yang terletak pada tinggi tertentu sebagai kecepatan pemanasan.
Titik lembek menjadi suatu batasan dalam penggolongan aspal dan ter. Titik lembek haruslah diperhatikan
dalam membangun kontruksi jalan. Titik lembek hendaknya lebih tinggi dari suhu permukaaan jalan . titik
lembek aspal dan ter adalah 30 ° C - 200° C yang artinya masih ada nilai titik lembek yang hamper sama
dengan suhu permukaan jalan. Pada umumnya cara ini diatasi dengan menguakkan filler terhadap
campuran aspal.
Metoda ring and ball pada umumnya di terapkan pada aspal dan ter ini. Dapat mengukur titik lembek bahan
semi solit sampain solit. Titik lembek adalah besar besar suhu dimana aspal mencapai derajat kelembekan
(mulai leleh)
dibawah kondisi spsic tes, berdasarkan tesau sparatus yang ada bahwa pengujian titik lembek di pengaruhi
banyak factor.
Spesifikasi bina marga tentang titik lembek untuk aspal keras pen 40 (Ringg and ball) adalah 51°C (minimum)
dan 63 °C (maksimum), sedangkan pen 60 adalah min 48°C dan max 58°C
Titik lembek adalah besarnya suhu dimana aspal mencapai derajat kelembekan (mulai meleleh) dibawah
kondisi spesifikasi dari es :
Menurut SK SNI 06 – 2434 – 1991, titik lembek aspal dan ter berkisar antara 46º - 54ºc. Dalam pengujian
titik lembek ini diharapkan titik lembek hendaknya lebioh tinggi dari suhu permikaan jalan sehingga tidak
terjadi pelelehan aspal akibat temperatur permukaan jalan, untuk itu dilakukan usaha untuk mempertinggi
titik lembek antara lain dengan menggunakan filler terhadap campuarn beraspal.
Faktor – faktor yang mempengaruhi pengujian titik lembek antara lain adalah :
Aplikasi dari nilai titik lembek antara lain dapat digunakan sebagai :
1. Bersama – sama dengan nilai Penetrasi digunakan untuk menentukan PI (Penetration Index) yang
merupakan tingkat kepekatan aspal terhadap temperatur.
2. Menentukan modulus bahan aspal dengan menggunakan nomogram Van Der Poel.
3. Menentukan sifat kelelahan dari lapisan aspal dan agregat.
a. Peralatan :
Cincin kuningan
Bola baja diameter 9,53 mm berta 3,45 gr – 3,55 gr
Dudukan benda Uji. Lengkap dengan pengaruh bola baja dan plat dasar yang mempunyai jarak
tertentu.
Bejana besar tahan panas mendadak , diameter dalam 8,5 cm dengan tinggi 12 cm berkapasitas 800
ml
Termometer
Penjepit
Stopwacth
Alat pengaruh bola
Spatula.
b. Bahan :
Aspal keras
Gliserin
Air bersih
Esbatu
F. KESELAMATAN KERJA
G. PROSEDUR PELAKSANAAN
2. Letakkan termometer yang sesuai dengan praktikum di antara kedua benda uji.
3. Periksa dan aturlah jarak antara permukaan plat dasar benda uji hingga menjadi 25,4 mm.
4. Letakkan bola baja tersebut ditengah - tengah posisi benda uji dengan menggunkan penjepit.
5. Letakkan bejana gelas di atas pemanas setelah suhu bejana gelas tersebut emncapai ± 1°C
6. Panas bejana gelas dan catat penambahan/ kenaikan suhu.per 5°C beserta waktu pada suhu
tersebut dengan stopwatch terhitung awal pemanasan.
7. Perhatikan dengan teliti dari penambahan / kenaikan suhu . pada suhu waktu beberapa aspal
bemda uji yang di timpa bola baha meleleh dan menyentuh plat dasar kedudukan.
Berdasarkan pengujian titik lembek dan ter yang dilakukan oleh kelompok I diperoleh data sebaga
berikut:
5 00’00’ 00’00’
10 2’35’ 2’35’
15 8’59’ 8’59’
20 17’06’ 17’06’
25 21’48’ 21’48’
30 25’18’ 25’18’
35 28’50’ 28’50’
Dari table di atas , aspal mulai melembek pada suhu 43°C untuk banda uji I dan pada suhu 42°C
pada benda uji II.
I. ANALISA DATA
Pengujian titik Lembek ini merupakan salah satu cara untuk mengetahui kapan aspal mulai
melembek dan digunakan dalam mengelompokan aspal yang nantinya akan digunakan dalam medesign
perkerasan jalan/ aspal suhu berapa yang cocok digunakan dalam campuran dan dengan suhu lingkungan
semakin besar titik lembek, semakin besar nilai penetrasinya maka semakin tinggi nilai daktalitas / atau titik
lembek.
K. KESIMPULAN
Berdasarkan pengujian yang telah di lakukan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Aspal pad benda uji I meleleh pada suhu 43°C pada menit ke 35’23’’ dan pada suhu 42°C dan menit ke 35
untuk benda uji II.
2. Menurut Bina Marga Titik lembek untuk campuran aspal pen 60 yang di isyaratkan adalah 48°C - 58°C aspal
PEN 40 adalah min 51oC dan Max 63oC. hasil pengujian didapat aspal mulai mel;embek pada suhu 43oC
dan 42o pada 2 buah benda Uji
3. Berarti aspal yang di uji tidak sesuai dengan standard an tidak dapat digunakan sebagai bahan pekerjaan
jalan, karena nantinya akan mudah melelh sebelum mencapi suhu extrimnya.
I. LAMPIRAN.
1. Data Kelompok.
2. Skema Prosedur Pengujian.
3. Gambar Prosedur Pengujian
4. Gambar Peralatan Pengujian
http://em-ridho.blogspot.co.id/2012/01/laporan-praktikum-pengujian-titik.html