Nenek Dan Cucu
Nenek Dan Cucu
Kulihat nenek itu membawa rantang dan sebuah tas khas nenek-nenek. Kemudian ia berdiri dari
tempat duduknya dan menghampiri cucunya yang ada dihadapannya dan dibatasi oleh meja panjang
kantin. Nenek bergeser ke kanan dan membelai rambut gondrong anak teknik tadi. Menyimpulnya
dengan tangannya dan menciumi uban cucunya. Ah, betapa indah memandang pemandangan ini.
Kakek, terlihat sedang menasehati cucunya, ini dan itu, si cucu terdengan menikmati nasehat dari
sang kakek. Tapi aku salut dengan lelaki gondrong itu, dia cukup tangguh untuk menerima peluh
kasih sayang nenek didepan umum. Yang biasanya jika ada anak maco yang dibegitukan didepan
umum refleks akan menepis tangan yang membelainya tersebut, takut jika kemacoannya bisa
berkurang. Wkwkwk
Damai sekali. Sayang dari empat nenek kandung ku yang tersisa cuman satu, yaitu ibu dari bapak.
Pun beliau sedang terbaring sakit. Ketak sanggupan waktu ku untuk datang menjenguknya
membuatku mampu merinduinya saja lewat pertunjukan yang ku lihat dihadapanku. Merasakannya
bahwa kasih sayang seorang nenek itu bisa melebihi kasih sayang orang tua. Mereka sangat
mengasihi cucunya, bahkan melibihi anak mereka sendiri meskipun kasih sayang tidak bisa
disamakan karena masing-masing memiliki tempat dihati yang berbeda.