Anda di halaman 1dari 4

A.

INDIKATOR

 Indikator = TOLAK UKUR. Untuk mengetahui apabila terdapat perubahan/ penyimpangan


terkait standar/target yg ditetapkan.
Nb: target = nilai tertentu yang telah ditetapkan/ SESUATU yang INGIN DICAPAI (lbh kpntingn
internal)
Standard= nilai tertentu yang telah ditetapkan berkaitan dengan SESUATU YANG HARUS
DICAPAI (lbh ke kepentingan external)( Dasar untuk mengukur mutu dan kinerja)(
(Schroeder, 1994).)
 CAPAIAN INDIKATOR MUTU RUMAH SAKIT CERMINAN MUTU PELAYANAN KITA
 Fungsi indikator: 1. Apat ukur/ pembanding proses benchmarking
2. mengukur keberhasilan kinerja
 Jenis Jenis Indikator:
1. INPUT
Berkaitan dengan Man, Money, Material, Methode, dan Manajemen misalnya jumlah
dokter yang melayani, bahan habis pakai yang digunakan,, metode pelayanan dll
2. PROSES
Berkaitan dengan proses apa yang dilakukan untuk menghasilkan sesuatu.Misalnya cara
memberikan pelayanan, cara membuat barang dll.
3. OUTPUT
Adalah sesuatu yang dihasilkan bisa dalam bentuk barang ataupun selesainya pekerjaan
jasa. Misalnya jumlah pasien yang dioperasi,
4. OUTCOME
Adaklah ukuran sesuatu yang dirasakan oleh pelanggan. Atau konsumen. Bisanya
merupakan persepsi pelanggan terhadap pemanfaatan layanan
5. BENEFIT
Adalah ukuran terhadap manfaat bagi pelanggan ataupun bagi pemberipelayanan
6. IMPACT
Adalah ukuran dampak dari suatu produk secara luas dan biasanya jangka panjang

B. MUTU

 Mutu: 1. tingkat kesempurnaan suatu produk atau jasa


2. kegiatan tanpa salah dalam melakukan pekerjaan
 Mutu: pelayanan sesuai standar dg menggunakan sumber daya yang tersedia, untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat. Memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat
 Dimensi Mutu : a. Keprofesian
b. Efisiensi
c. Keamanan Pasien
d. Kepuasan Pasien
e. Aspek Sosial Budaya
 Salah satu cara pengukuran mutu RS: Akreditasi (dinilai; input dan proses)

 Prioritas utama: proses-proses yang memenuhi ke-empat kategori: 3H + 1 P (High risk,


high cost, high volume, and problem prone)
 Standar Pelayanan Minimum (SPM)
(PP 23 Tahun 2005)

 SPM= spesifikasi teknis tentang tolok ukur layanan minimum yang diberikan oleh BLU
kepada masyarakat.
 Latar belakang diperlukan SPM
1. Tinjauan dari UU Rumah Sakit
UU No 44/2009 Pasal 36: “Setiap Rumah Sakit harus menyelenggarakan tata kelola Rumah
Sakit dan tata kelola klinis yang baik”
2. Sebagai persyaratan BLU
3. Tinjauan dari sudut pandang pelanggan
4. Sebagai alat kajibanding antar organisasi
5. Sebagai patokan dalam pengukuran kinerja

C. PENINGKATAN MUTU KESELAMTAN PASIEN(PMKP)

 PMKP: keseluruhan upaya dan kegiatan dalam memecahkan masalah, memantau dan
menilai mutu secara berkelanjutan agar tercapai derajat kesehatan yang optimal.
 PDSA
Pengendalian kualitas pelayanan: pengendalian kualitas kerja dan proses kegiatan untuk
menciptakan kepuasan pelanggan (quality os customer’s satisfaction) yang dilakukan oleh
setiap orang dari setiap bagian tempat kerja.
Pengendalian kualitas pelayanan mengacu pada siklus deming/ biasa disebut siklus
PDSA(Plan-Do-Check-Action/ rencanakan – laksanakan – periksa –aksi)

Chec
Plan Do Action
k

Follow-up
Corrective

Action Improvement

Keenam langkah P-D-C-A yang terdapat dalam gambar 3 di atas dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Langkah 1. Menentukan tujuan dan sasaran → Plan

Tujuan dan sasaran yang akan dicapai didasarkan pada kebijakan yang ditetapkan.
Penetapan sasaran tersebut ditentukan oleh Kepala rumah sakit atau Kepala Divisi.
Penetapan sasaran didasarkan pada data pendukung dan analisis informasi.
Sasaran ditetapkan secara konkret dalam bentuk angka, harus pula diungkapkan dengan
maksud tertentu dan disebarkan kepada semua karyawan. Semakin rendah tingkat
karyawan yang hendak dicapai oleh penyebaran kebijakan dan tujuan, semakin rinci
informasi.

b. Langkah 2. Menentukan metode untuk mencapai tujuan → Plan

Penetapan tujuan dan sasaran dengan tepat belum tentu akan berhasil dicapai tanpa disertai
metode yang tepat untuk mencapainya. Metode yang ditetapkan harus rasional, berlaku untuk
semua karyawan dan tidak menyulitkan karyawan untuk menggunakannya. Oleh karena itu
dalam menetapkan metode yang akan digunakan perlu pula diikuti dengan penetapan standar
kerja yang dapat diterima dan dimengerti oleh semua karyawan.

c. Langkah 3. Menyelenggarakan pendidikan dan latihan → Do

Metode untuk mencapai tujuan yang dibuat dalam bentuk standar kerja. Agar dapat dipahami
oleh petugas terkait, dilakukan program pelatihan para karyawan untuk memahami standar kerja
dan program yang ditetapkan.

d. Langkah 4. Melaksanakan pekerjaan →Do

Dalam pelaksanaan pekerjaan, selalu terkait dengan kondisi yang dihadapi dan standar kerja
mungkin tidak dapat mengikuti kondisi yang selalu dapat berubah. Oleh karena itu, ketrampilan
dan pengalaman para karyawan dapat dijadikan modal dasar untuk mengatasi masalah yang
timbul dalam pelaksanaan pekerjaan karena ketidaksempurnaan standar kerja yang telah
ditetapkan.

e. Langkah 5: Memeriksa akibat pelaksanaan →Check

Manajer atau atasan perlu memeriksa apakah pekerjaan dilaksanakan dengan baik atau
tidak. Jika segala sesuatu telah sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan dan mengikuti
standar kerja, tidak berarti pemeriksaan dapat diabaikan. Hal yang harus disampaikan
kepada karyawan adalah atas dasar apa pemeriksaan itu dilakukan. Agar dapat dibedakan
manakah penyimpangan dan manakah yang bukan penyimpangan, maka kebijakan dasar,
tujuan, metode (standar kerja) dan pendidikan harus dipahami dengan jelas baik oleh
karyawan maupun oleh manajer. Untuk mengetahui penyimpangan, dapat dilihat dari
akibat yang timbul dari pelaksanaan pekerjaan dan setelah itu dapat dilihat dari
penyebabnya.
f. Langkah 6 : Mengambil tindakan yang tepat →Action

Pemeriksaan melalui akibat yang ditimbulkan bertujuan untuk menemukan


penyimpangan. Jika penyimpangan telah ditemukan, maka penyebab timbulnya
penyimpangan harus ditemukan untuk mengambil tindakan yang tepat agar tidak terulang
lagi penyimpangan. Menyingkirkan faktor-faktor penyebab yang telah mengakibatkan
penyimpangan merupakan konsepsi yang penting dalam pengendalian kualitas pelayanan.

Anda mungkin juga menyukai