Masa sejak terjadinya konsepsi sampai dengan saat kelahiran, dihitung dari hari
pertama haid terakhir (menstrual age of pregnancy).
Kehamilan cukup bulan (term / aterm) : masa gestasi 37-42 minggu (259 - 294
hari) lengkap
Kehamilan kurang bulan (preterm) : masa gestasi kurang dari 37 minggu (259
hari).
Kehamilan lewat waktu (postterm) : masa gestasi lebih dari 42 minggu (294 hari).
Abortus : bayi lahir dengan berat badan kurang dari 500 g, dan / atau panjang
badan kurang dari 25 cm, dan / atau usia gestasi kurang dari 20 minggu. Angka
harapan hidup amat sangat kecil, kurang dari 1%.
(Banyak kepustakaan menetapkan batasan berbeda tentang abortus dari segi usia
kehamilan, antara 18-24 minggu.)
(WHO : 22 minggu)
ABORTUS
Abortus imminens
Abortus insipiens
Abortus inkompletus
Abortus kompletus
kelengkapannya.
Penanganan : optimalisasi keadaan umum dan tanda vital ibu.
Abortus habitualis
Missed abortion
Kematian janin dan nekrosis jaringan konsepsi tanpa ada pengeluaran selama
lebih dari 4 minggu atau lebih (beberapa buku : 8 minggu ?).
Biasanya didahului tanda dan gejala abortus imminens yang kemudian
menghilang spontan atau menghilang setelah pengobatan.
Penanganan dengan mengeluarkan jaringan konsepsi, dianjurkan menggunakan
dilatasi dulu dengan laminaria, dan stimulasi kontraksi uterus dengan oksitosin.
Jika diputuskan melakukan tindakan kuret, harus sangat berhati-hati karena
jaringan telah mengeras, dan dapat terjadi gangguan pembekuan darah akibat
komplikasi kelainan koagulasi (hipofibrinogenemia).
Abortus terapeutik
Abortus septik
Sepsis akibat tindakan abortus yang terinfeksi (misalnya dilakukan oleh dukun
atau awam). Bahaya terbesar adalah kematian ibu.
Tindakan :
- resusitasi dan perbaikan keadaan umum ibu
- pemberian antibiotik spektrum luas dosis tinggi
- pengeluaran sisa konsepsi dalam 6 jam
PRINSIP !!
Perdarahan pervaginam pada kehamilan kurang dari 12 minggu
1. JANGAN LANGSUNG DILAKUKAN KURETASE !!!
2. tentukan dulu, janin mati atau hidup. Jika memungkinkan, periksa dengan USG
3. jangan terpengaruh hanya
pemeriksaan B-HCG yang positif,
5
karena meskipun janin sudah mati, B-HCG mungkin masih tinggi, bisa bertahan
sampai 2 bulan setelah kematian janin.
Diagnostik
1. anamnesis : perdarahan, haid terakhir, pola siklus haid, ada tidak gejala /
keluhan lain, cari faktor risiko / predisposisi. Riwayat penyakit umum dan riwayat
obstetri / ginekologi.
2. prinsip : wanita usia reproduktif dengan perdarahan per vaginam abnormal
HARUS selalu dipertimbangkan kemungkinan adanya kehamilan.
3. pemeriksaan fisis umum : keadaan umum, tanda vital, sistematik. JIKA keadaan
umum buruk lakukan resusitasi dan stabilisasi segera !
4. pemeriksaan ginekologi : ada tidaknya tanda akut abdomen. Jika
memungkinkan, cari sumber perdarahan : apakah dari dinding vagina, atau dari
jaringan serviks, atau darah mengalir keluar dari ostium ?
5. jika diperlukan, ambil darah / cairan / jaringan untuk pemeriksaan penunjang
(ambil sediaan SEBELUM pemeriksaan vaginal touche)
6. pemeriksaan vaginal touche : hati-hati. Bimanual tentukan besar dan letak
uterus. Tentukan juga apakah satu jari pemeriksa dapat dimasukkan ke dalam
ostium dengan MUDAH / lunak, atau tidak (melihat ada tidaknya dilatasi serviks).
Jangan dipaksa. Adneksa dan parametrium diperiksa, ada tidaknya massa atau
tanda akut lainnya.
Pengeluaran
jaringan pada
abortus :
setelah serviks
terbuka (primer
maupun dengan
dilatasi), jaringan
konsepsi dapat
dikeluarkan secara manual, dilanjutkan dengan kuretase.
1. Sondage, menentukan posisi dan ukuran uterus.
2. Masukkan tang abortus sepanjang besar uterus, buka dan putar 90o untuk
melepaskan jaringan, kemudian tutup dan keluarkan jaringan tersebut.
3. Sisa abortus dikeluarkan dengan kuret tumpul, gunakan sendok terbesar yang
bisa masuk.
4. Pastikan sisa konsepsi telah keluar semua, dengan eksplorasi jari maupun kuret.
Pertimbangan
Kini dengan alat hisap dan kanul plastik dapat dikeluarkan jaringan konsepsi
dengan trauma minimal, terutama misalnya pada kasus abortus mola.
Jaringan konsepsi dikirim untuk pemeriksaan patologi anatomi, agar dapat
diidentifikasi kelainan villi. Bahaya / komplikasi yang dapat terjadi pasca mola
adalah keganasan (penyakit trofoblastik gestasional ganas / PTG).
PERSALINAN PRETERM
Istilah
Mula-mula, istilah prematur diberikan untuk bayi dengan berat lahir 2500 g atau
kurang.
Tetapi sekarang bayi demikian disebut sebagai bayi dengan "berat badan lahir
rendah" (low birthweight infants / LBW).
Jika disertai dengan masa gestasi yang kurang dari 37 minggu, baru bayi tersebut
disebut sebagai prematur.
Jika disertai dengan ketidaksesuaian berat badan terhadap usia gestasinya,
misalnya akibat hambatan pertumbuhan intrauterin (intrauterine growth
retardation / IUGR), bayi tersebut disebut sebagai "kecil untuk masa
kehamilannya" (small for gestational age / SGA).
Perkembangan terakhir
ditemukan hubungan antara kadar CRH (corticotropin releasing hormone) yang
tinggi pada masa kehamilan dengan terjadinya persalinan preterm.
Sedang diteliti kemungkinan untuk mendeteksi dini kemungkinan lamanya
kehamilan berdasarkan penemuan ini.
Hipotesis :
1. kadar CRH di atas normal : kehamilan akan berakhir preterm.
2. kadar CRH dalam batas normal : kehamilan akan berakhir pada usia aterm.
3. kadar CRH di bawah normal : kehamilan akan berlangsung lebih lama dan
berakhir lewat waktu / postterm.
Pencegahan
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan medik kasus yang terjadi pada usia kehamilan belum cukup,
dengan adanya risiko persalinan preterm:
1. Infeksi : ditatalaksana dengan antibiotika spektrum luas dosis tinggi (lihat
kuliah infeksi intrapartum). Demam / hiperpireksia ibu yang mungkin terjadi juga
harus diobati, karena keadaan hiperpireksia dapat berakibat buruk pada sirkulasi
janin.
2. Kontraksi : kontraksi yang berisiko tinggi adalah kontraksi dengan frekuensi
lebih dari 3-4 kali per jam. Dalam 48 jam menjelang partus, kontraksi akan
meningkat (his) sampai 2-4 kali setiap 10 menit dengan intensitas yang makin
kuat, makin lama dan makin sering. Pada kasus dengan kontraksi, dilakukan terapi
tokolisis, dengan obat-obatan beta-agonis (misalnya salbutamol, terbutalin),
sambil terus mengawasi keadaan ibu dan keadaan janin. Pengobatan diberikan
dengan infus, kemudian dapat dilanjutkan dengan obat oral bila pasien
dipulangkan. Bila kontraksi hilang, pemberian tokolisis dapat dihentikan.
3. Pemicu pematangan paru janin : untuk akselerasi pematangan paru janin,
diberikan preparat kortikosteroid (misalnya deksametason, betametason) yang
akan menstimulasi produksi dan sekresi surfaktan di paru janin. Ideal diberikan
minimal selama 2 x 24 jam.
pertimbangan :
1. Berapa besar kemampuan klinik untuk menjaga kehidupan bayi preterm ?
2. Berapa besar peluang / kemungkinan hidup bayi dengan berat lahir dan usia
gestasi tersebut ?
3. Bagaimana persalinan akan dilakukan ? Pervaginam atau perabdominam (sectio
cesarea) ?
4. Komplikasi apa yang mungkin timbul ? Apakah alat / sarana / kemampuan yang
ada memadai ?
5. Bagaimana pertimbangan dari pihak pasien / keluarga, tentang kemungkinan
keadaan bayi yang kurang baik, konsekuensi perawatan bayi prematur yang lama
dan berat, dan sebagainya ?
Setelah lahir, pemeriksaan untuk penilaian perkiraan usia gestasi bayi segera
dilakukan (ada berbagai cara / kriteria : Dubowitz, Battaglia, Lubchenco -
gambar)