Diajukan oleh :
Devi Diansyah R. Pratama
(100.701.12.045)
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Industri pertambangan khususnya industri di sektor semen, merupakan suatu
rangkaian kegiatan yang memiliki jangka waktu yang lama serta biaya yang tidak
sedikit. Serangkaian kegiatan industri tersebut yaitu kegiatan penambangan yang
meliputi dari penggalian (digging), pemuatan (loading), serta pengangkutan (hauling).
Untuk memperoleh keuntungan yang optimal dari kegiatan industri pertambangan
tersebut salah satunya perlu adanya kajian mengenai biaya operasional pada alat
angkut. Dengan adanya kajian mengenai biaya opersional pada alat angkut, maka
akan memberikan analisa dana untuk melakukan operasional pengangkutan material
terhadap alat angkut yang paling efisien.
Kegiatan penambangan dengan menggunakan sistem tambang terbuka
dengan metoda quarry. Cara penambangan yang dilakukan PT Indocement Tunggal
Prakarsa Tbk ini dilakukan cara konvensional yang mengkombinasikan antara alat
gali-muat- angkut mekanis dengan berbagai tipe dan jenis.
Dikarenakan alat angkut merupakan mesin yang terus mobile, oleh karena itu
perlu adanya kajian terhadap analisis biaya operasional alat angkut agar penggunaan
bahan bakar pada alat angkut menjadi efisien dan mereduksi pembelian spare part.
1.2 Perumusan Masalah
1.2.1 Identifikasi masalah
Biaya penambangan adalah suatu dasar permasalahan yang menjadi fokus
terhadap keuntungan yang akan di hasilkan pada suatu perusahaan. Identifikasi
masalah yang dapat diamati, yaitu:
1. Pengeluaran biaya yang digunakan untuk operasional penambangan pada alat
angkut mencakup penggunaan bahan bakar, spare part, and maintenance.
2. Pengaruh persen kemiringan jalan tambang terhadap cost bahan bakar yang
digunakan.
3. Penggunaan spare part alat angkut terhadap kondisi jalan dan perilaku
operator.
4. Diperlukan evaluasi dan analisis biaya operasional alat angkut dari loading point
menuju dumping point.
Sumber : Sonny Wedhanto Diktat Kuliah Alat Berat dan Pemindahan Tanah Mekanis
Gambar 2.2
GR Negatif
2.3 Koefisien Traksi (CT)
Koefisien Traksi (CT) adalah faktor yang menunjukkan berapa bagian dari
seluruh kendaraan itu pada ban atau truck yang dapat dipakai untuk menarik atau
mendorong. Jadi CT adalah suatu faktor dimana jumlah berat kendaraan pada ban
penggerak itu harus dikalikan untuk menunjukkan Rimpull maksimum antara ban
dengan jaur jalan , tepat sebelum roda itu selip.(Prodjosumarto 1995)
Jika terdapat geseran yang cukup antara permukaan roda dengan permukaan
jalan, maka tenaga mesin tersebut data dijadikan tenaga traksi yang maksimal.
Besarnya CT tergantung pada:
1. Kondisi ban yang meliputi: macam dan bentuk kembangannya; untuk
crawlwer truck tergantung pada keadaan dan bentuk trucknya.
2. Kondisi permukaan jalan (basah, kering, keras, lunak, rata,bergelombang,
dan sebagainya)
3. Bert kendaran yang diterima oleh roda.
Tabel 2.1
Macam-macam CT berdasarkan Jalan
Ban
Macam Jalan Crawler
Karet
0,80 -
0,45
Jalan Beton yang kasar dan kering 1,00
0,50 -
0,90
Lempung kering 0,70
0,40 -
0,70
Lempung basah 0,50
0,30 -
0,35
Pasir basah yang bercampur kerikil 0,40
0,20 -
0,30
Pasir lepas dan kering 0,30
Sumber :Prodjosumarto
Tabel 2.2
Hubungan Faktor Kecepatan Dengan Jarak Yang Ditempuh
Faktor
Jarak yang ditempuh (ft) Kecepatan
500 - 1.000 0,46 - 0,78
1.000 - 1.500 0,59 - 0,82
1.500 - 2.000 0,65 - 0,82
2.000 - 2.500 0,69 - 0,83
2.500 - 3000 0,73 - 0,83
3.000 - 3.500 0,75 - 0,84
3.500 - 4.000 0,77 - 0,85
Sumber :Prodjosumarto
2.6 Kemampuan Produksi Alat
Untuk menghitung kemampuan produksi alat-alat mekanis, menggunakan
persamaan sebagai berikut :
1. Alat Muat
Kemampuan produksi pada alat muat dapat dirumuskan sebagai berikut :
60
Qtm = x Cam x F x E x Sf , (BCM/jam)
Ctm
Keterangan :
Qtm = Kemampuan produksi alat muat (BCM/jam)
CTm = Waktu edar alat muat sekali pemuatan (menit)
Cam = Kapasitas baku mangkuk alat muat (m3)
F = Faktor pengisian (%)
E = Effisiensi kerja (%)
Sf = Swell factor
2. Alat Angkut
Didalam menghitung kemampuan produksi alat angkut dapat digunakan
persamaan sebagai berikut :
60
Qta = Na x x Ca x F x E x Sf , BCM/jam
Cta
Keterangan :
Qta = Kemampuan produksi alat angkut (BCM/jam)
Na = Jumlah alat angkut (unit)
Cta = Waktu edar alat angkut (menit)
Ca = Kapasitas bak alat angkut (m3)
= n x Cam x F
N = Jumlah pengisian alat muat untuk penuhi bak alat angkut
Cam = Kapasitas mangkuk alat muat (m3)
F = Faktor pengisian (%)
E = Effisiensi kerja (%)
Sf = Swell factor
(Partanto Pemindahan Tanah Mekanis)
2.7 Faktor Keserasian Kerja Alat (Match Factor)
Hubungan kerja antara dua alat atau lebih dikatakan serasi apabila produksi
alat yang melayani sama dengan produksi alat yang dilayani. Untuk mengetahui
keserasian alat angkut dan alat muat digunakan persamaan sebagai berikut :
MF = faktor keserasian
Na = jumlah alat angkut yang dioperasikan
Nm = jumlah alat muat yang dioperasikan
Ltm = waktu pemuatan tiap alat angkut yang besarnya sama dengan
jumlah pemuatan dikalikan waktu edar (cycle time) alat muat,
(menit)
Keterangan:
FR = Fuel Ratio (Liter/BCM)
FC = Konsumsi bahan bakar (Liter)
P = Produksi (BCM)
𝒓𝒂
BFa =
𝑷𝒂
𝒓𝒃
BFb =
𝑷𝒃
Keterangan :
r = Laju konsumsi bahan bakar (gram/jam)
P = Tenagan yang dihasilkan mesin (kW)
Rumus – rumus diatas dapat menghitung kebutuhan bahan bakar setiap ritase
alat angkut (gram/jam). Untuk memperoleh nilai konsumsi bahan bakar per jam alat
angkut dihitung dengan menggunakan per ritase terhadap jumlah ritase jam alat
angkut. Hasilnya dibagi dengan densitas bahan bakar, sehingga didapatkan
konsumsi bahan bakar per jam.
𝟔𝟎
𝒎𝒙
𝑪𝒂
FC =
𝑭𝑫
Keterangan :
FC = Fuel Consumption (Liter/jam)
m = masa konsumsi bahan bakar (kg/jam)
Ca = Cycle Time alat angkut (menit)
FD = Fuel density (gr/Liter)
2.11.1 Ban
Umur ban dari alat sangat dipengaruhi oleh medan kerjanya di samping
kecepatan dan tekanan angin. Selain itu kualitas ban yang digunakan juga
berpengaruh. Umur ban biasanya diperkirakan sesuai kondisi medan kerjanya
dan juga dari jenis ban yang dipergunakan.(Partanto, 1993)
2.11.3 Maintanance
Biaya perbaikan ini merupakan biaya perbaikan dan perawatan alat sesuai
dengan kondisi operasinya. Makin sering alat bekerja per jam makin besar pula biaya
operasinya. Biaya perbaikan (reparasi) alat dapat ditentukan dengan menggunakan
rumus berikut. (Partanto, 1993)
Tabel 3.2
Matriks Kegiatan Penelitian
Alamat :
Kewarganegaraan : Indonesia
Agama : Islam
Telepon / HP : 081222823010
Email : devirahmadita@gmail.com
PENDIDIKAN NONFORMAL
PENGALAMAN ORGANISASI
Prestasi Akademik
Tingkat
Kelompok/ (Kampus/Lokal/
No. Nama Prestasi Peringkat Penyelenggara
Individu Wil/ Nas/
Internasional)
1 PEMDA
CERDAS CERMAT 1 KELOMPOK WILAYAH
KABUPATEN
2 PEMDA
CALISTUNG 2 KELOMPOK WILAYAH
KABUPATEN
3 PEMDA
PIDATO SUNDA 2 INDIVIDU WILAYAH
KABUPATEN
4 RANK 3 BESAR
SMAN 1
UMUM SE SMA 1 3 INDIVIDU WILAYAH
SOREANG
SOREANG
5 BINTANG KELAS XI
SMAN 1
DAN KELAS XII SMAN 1 INDIVIDU WILAYAH
SOREANG
1 SOREANG