Anda di halaman 1dari 22

KAJIAN BIAYA OPERASIONAL ALAT ANGKUT

TAMBANG QUARRY GAMPING DI PT INDOCEMENT


TUNGGAL PRAKARSA, TBK. KECAMATAN CITEUREUP
KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT

PROPOSAL SKRIPSI (TTA – 400)

Diajukan oleh :
Devi Diansyah R. Pratama
(100.701.12.045)

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
1437 H / 2016 M
PROPOSAL SKRIPSI (TTA- 400)
KAJIAN BIAYA OPERASIONAL ALAT ANGKUT
TAMBANG QUARRY GAMPING DI PT INDOCEMENT
TUNGGAL PRAKARSA, TBK. KECAMATAN CITEUREUP
KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT

I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Industri pertambangan khususnya industri di sektor semen, merupakan suatu
rangkaian kegiatan yang memiliki jangka waktu yang lama serta biaya yang tidak
sedikit. Serangkaian kegiatan industri tersebut yaitu kegiatan penambangan yang
meliputi dari penggalian (digging), pemuatan (loading), serta pengangkutan (hauling).
Untuk memperoleh keuntungan yang optimal dari kegiatan industri pertambangan
tersebut salah satunya perlu adanya kajian mengenai biaya operasional pada alat
angkut. Dengan adanya kajian mengenai biaya opersional pada alat angkut, maka
akan memberikan analisa dana untuk melakukan operasional pengangkutan material
terhadap alat angkut yang paling efisien.
Kegiatan penambangan dengan menggunakan sistem tambang terbuka
dengan metoda quarry. Cara penambangan yang dilakukan PT Indocement Tunggal
Prakarsa Tbk ini dilakukan cara konvensional yang mengkombinasikan antara alat
gali-muat- angkut mekanis dengan berbagai tipe dan jenis.
Dikarenakan alat angkut merupakan mesin yang terus mobile, oleh karena itu
perlu adanya kajian terhadap analisis biaya operasional alat angkut agar penggunaan
bahan bakar pada alat angkut menjadi efisien dan mereduksi pembelian spare part.
1.2 Perumusan Masalah
1.2.1 Identifikasi masalah
Biaya penambangan adalah suatu dasar permasalahan yang menjadi fokus
terhadap keuntungan yang akan di hasilkan pada suatu perusahaan. Identifikasi
masalah yang dapat diamati, yaitu:
1. Pengeluaran biaya yang digunakan untuk operasional penambangan pada alat
angkut mencakup penggunaan bahan bakar, spare part, and maintenance.
2. Pengaruh persen kemiringan jalan tambang terhadap cost bahan bakar yang
digunakan.
3. Penggunaan spare part alat angkut terhadap kondisi jalan dan perilaku
operator.
4. Diperlukan evaluasi dan analisis biaya operasional alat angkut dari loading point
menuju dumping point.

1.2.2 Batasan Masalah


Dalam melakukan penelitian analisis biaya operasional penambangan pada
alat angkut mencakup beberapa permasalahan, diantaranya adalah :
1. Pengamatan dilakukan pada metode tambang terbuka quarry di Kecamatan
Citeureup, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat.
2. Mengamati kebutuhan ratio bahan bakar, spare part, serta maintanance alat
angkut yang digunakan
3. Mengetahui produktivitas alat angkut di PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.
4. Mengetahui biaya yang harus dikeluarkan pada fuel burning rate terhadap
material yang dipindahkan pada alat angkut dalam setiap persen kemiringan
jalan tambang.
5. Pengukuran rata-rata persen kemiringan jalan dihitung dari posisi loading point
– dumping point dengan menggunakan software Minescape.
6. Aspek teknis utama yang diteliti meliputi biaya bahan bakar, spare part,
maintanance, cycle time, dan produksi alat angkut.
7. Membahas umur alat, keadaan alat, dan perilaku operator.
8. Pengambilan data dilakukan pada periode 25 April 2016 – 11 Juni 2016.
1.2.3 Masalah penelitian
Dalam melakukan penelitian ini dapat diamati beberapa masalah yang menjadi
fokus dalam penelitian, yaitu:
1. Berapa total dana yang digunakan untuk melakukan operasional penambangan
pada alat angkut di setiap lintasan hauling track?
2. Berapa biaya yang harus dikeluarkan untuk bahan bakar yang digunakan setiap
rata-rata satu persen kemiringan jalan tambang?
3. Berapa dana yang digunakan untuk penggunaan spare part dan maintanace
alat angkut dengan kondisi jalan dan perilaku operator?
4. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi biaya operasional dari alat angkut
terhadap penggunaan alat dan persen kemiringan pada jalan tambang.

1.3 Tujuan Penelitian


1. Mengetahui total biaya operasional yang digunakan pada alat angkut di PT
Indocement Tunggal Prakarsa Tbk disetiap hauling track.
2. Mengetahui biaya bahan bakar setiap rata-rata satu persen kemiringan jalan
tambang.
3. Mengetahui dana yang dibutuhkan pada penggunaan spare part dan
maintanace alat angkut.
4. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi semua biaya operasional dari
alat angkut terhadap penggunaan alat dan persen kemiringan pada jalan
tambang dan merekomendasikan kondisi terbaik.

1.4 Kerangka berpikir


Beberapa point dari kerangka berpikir pada penelitian ini, yaitu:
1. Pengaruh dari penggunaan alat angkut serta kondisi jalan tambang terhadap
biaya operasional penambangan.
2. Perilaku operator terhadap penggunaan alat.
3. Biaya yang harus di keluarkan untuk spare part pada alat angkut.
4. Biaya yang harus di keluarkan untuk melakukan maintanance pada alat angkut.
1.5 Metode Penelitian
1. Studi literatur, yaitu kegiatan mempelajari teori yang berkaitan dengan masalah
yang akan dibahas di lapangan melalui buku-buku yang berkaitan dengan
masalah yang akan dibahas.
2. Penelitian (Observasi) lapangan, yaitu kegiatan pengamatan langsung
terhadap masalah yang akan dibahas.
3. Pengambilan dan pengumpulan data, yaitu kegiatan pengambilan atau
pengukuran langsung dilapangan dan pengumpulan data dari laporan
perusahaan.
4. Pengolahan data, yaitu kegiatan pengolahan data yang didapat dari lapangan
maupun literature perusahaan, serta konsultasi dengan pembimbing lapangan.
5. Kesimpulan hasil pengolahan data yang didapat.
Gambar 1.1
Diagram Alir Penelitian
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Faktor Yang Mempengaruhi Penggunaan Bahan Bakar
Untuk memperkirakan produksi alat beras secara teliti perlu dipelajari faktor-
faktor yang secara langsungdapat mempengaruhi hasil kerja alat tersebut. Faktor-
faktor tersebut meliputi:
(1) Tahanan gali (Digging Resistance),
(2) Tahanan guling atau tahanan gelinding (Rolling Resistance),
(3) Tahanan kemiringan (Grade Resistance),
(4) Koefisien Traksi,
(5) Rimpull,
(6) Percepatan,
(7) Elevasi letak proyek,
(8) Evisiensi Operator,
(9) Faktor pengembangan atau pemuaian (Swell Factor), dan
(10) Berat material. (Riki Firdaus hal III-1)

2.2 Tahanan Kemiringan (Grade Resistance)


Grade Resistance (GR) adalah besarnya gaya berat yang melawan atau
membantu gerak kendaraan karena kemiringan jalur jalan yang dilalui. Jika jalur jalan
itu naik disebut kemiringan positif, Tahanan Kemiringan atau Grade Resistance (GR)
akan menalwan gerak kendaraan; tetapi sebaliknya, jika jalan itu turun disebut
kemiringan negatif, tahanan kemiringan akan membantu gerak kendaraan (Gambar:
2.1 dan 2.2). (Sonny Wedhanto Diktat Kuliah Alat Berat dan Pemindahan Tanah
Mekanis page 48).
Sumber : Sonny Wedhanto Diktat Kuliah Alat Berat dan Pemindahan Tanah Mekanis
Gambar 2.1
GR Positif

Sumber : Sonny Wedhanto Diktat Kuliah Alat Berat dan Pemindahan Tanah Mekanis
Gambar 2.2
GR Negatif
2.3 Koefisien Traksi (CT)
Koefisien Traksi (CT) adalah faktor yang menunjukkan berapa bagian dari
seluruh kendaraan itu pada ban atau truck yang dapat dipakai untuk menarik atau
mendorong. Jadi CT adalah suatu faktor dimana jumlah berat kendaraan pada ban
penggerak itu harus dikalikan untuk menunjukkan Rimpull maksimum antara ban
dengan jaur jalan , tepat sebelum roda itu selip.(Prodjosumarto 1995)
Jika terdapat geseran yang cukup antara permukaan roda dengan permukaan
jalan, maka tenaga mesin tersebut data dijadikan tenaga traksi yang maksimal.
Besarnya CT tergantung pada:
1. Kondisi ban yang meliputi: macam dan bentuk kembangannya; untuk
crawlwer truck tergantung pada keadaan dan bentuk trucknya.
2. Kondisi permukaan jalan (basah, kering, keras, lunak, rata,bergelombang,
dan sebagainya)
3. Bert kendaran yang diterima oleh roda.
Tabel 2.1
Macam-macam CT berdasarkan Jalan
Ban
Macam Jalan Crawler
Karet
0,80 -
0,45
Jalan Beton yang kasar dan kering 1,00
0,50 -
0,90
Lempung kering 0,70
0,40 -
0,70
Lempung basah 0,50
0,30 -
0,35
Pasir basah yang bercampur kerikil 0,40
0,20 -
0,30
Pasir lepas dan kering 0,30
Sumber :Prodjosumarto

2.4 Tahanan Aerodinamis (Aerodynamic Resistance)


Menurut Suganda 1971 menyatakan bahwa tahanan aerodinamis pada
kendaraan dapat diakibatkan karena dua hal, yang pertama yaitu pressure drag
karena bentuk dari kendaraan dan gesekan pada permukaan kendaraan. Tahanan
aerodinamis dapat dinyatakan dengan rumus sebagai berikut:
Ra = 0.5 x Cd x ρμ x AF
Keterangan :
Ra = Tahanan Aerodinamis (N)
Cd = Koefisien hambatan aerodinamis
Ρμ = Density Udara (Kg/m3)
AF = Luas bagian depan kendaraan (m2)
2.5 Percepatan (Acceleration)
Percepatan (Acceleration) adalah waktu yang diperlukan untuk mempercepat
kendaraan dengan memakai kelebihan rimpull yang tidak digunakan untuk
menggerakkan kendaran pada jalur tertentu. Lama waktu yang dibutuhkan untuk
mempercepat kendaraan tergantung pada beberapa faktor yaitu:
1. Berat kendaraan; semakin berat kendaraan beserta isinya, semakin lama
waktu yang dibutuhkan oleh kendaraan tersebut untuk menambah
kecepatannya.
2. Kelebihan Rimpull yang ada semakin besar kelebihan rimpull pada suatu
kendaraan, maka semakin cepat kendaraan itu dapat dipercepat.
3. Percepatan tak mungkin dihitung secara tepat, tetapi dapat diperkirakan
memakai rumus Hukum Newton. (Prodjosumarto 1995)
F = (W x a)
G
a = (F x g)
W
Keterangan Rumus:
F = Kelebihan Rimpul (lbs)
G = Percepatan karena gaya gravitasi = 32,2 ft/ det2
W = Berat kendaraan beserta isinya (lbs)
a = Percepatan (ft/ det2)

Tabel 2.2
Hubungan Faktor Kecepatan Dengan Jarak Yang Ditempuh
Faktor
Jarak yang ditempuh (ft) Kecepatan
500 - 1.000 0,46 - 0,78
1.000 - 1.500 0,59 - 0,82
1.500 - 2.000 0,65 - 0,82
2.000 - 2.500 0,69 - 0,83
2.500 - 3000 0,73 - 0,83
3.000 - 3.500 0,75 - 0,84
3.500 - 4.000 0,77 - 0,85
Sumber :Prodjosumarto
2.6 Kemampuan Produksi Alat
Untuk menghitung kemampuan produksi alat-alat mekanis, menggunakan
persamaan sebagai berikut :
1. Alat Muat
Kemampuan produksi pada alat muat dapat dirumuskan sebagai berikut :
60
Qtm = x Cam x F x E x Sf , (BCM/jam)
Ctm

Keterangan :
Qtm = Kemampuan produksi alat muat (BCM/jam)
CTm = Waktu edar alat muat sekali pemuatan (menit)
Cam = Kapasitas baku mangkuk alat muat (m3)
F = Faktor pengisian (%)
E = Effisiensi kerja (%)
Sf = Swell factor
2. Alat Angkut
Didalam menghitung kemampuan produksi alat angkut dapat digunakan
persamaan sebagai berikut :

60
Qta = Na x x Ca x F x E x Sf , BCM/jam
Cta

Keterangan :
Qta = Kemampuan produksi alat angkut (BCM/jam)
Na = Jumlah alat angkut (unit)
Cta = Waktu edar alat angkut (menit)
Ca = Kapasitas bak alat angkut (m3)
= n x Cam x F
N = Jumlah pengisian alat muat untuk penuhi bak alat angkut
Cam = Kapasitas mangkuk alat muat (m3)
F = Faktor pengisian (%)
E = Effisiensi kerja (%)
Sf = Swell factor
(Partanto Pemindahan Tanah Mekanis)
2.7 Faktor Keserasian Kerja Alat (Match Factor)
Hubungan kerja antara dua alat atau lebih dikatakan serasi apabila produksi
alat yang melayani sama dengan produksi alat yang dilayani. Untuk mengetahui
keserasian alat angkut dan alat muat digunakan persamaan sebagai berikut :

Dimana : MF = (Na x Ltm) / (Nm x Cta)

MF = faktor keserasian
Na = jumlah alat angkut yang dioperasikan
Nm = jumlah alat muat yang dioperasikan
Ltm = waktu pemuatan tiap alat angkut yang besarnya sama dengan
jumlah pemuatan dikalikan waktu edar (cycle time) alat muat,
(menit)

Cta = waktu edar (cycle time) alat angkut, (menit)


Dari persamaan diatas, ada tiga kemungkinan harga keserasian kerja yaitu :
1. MF  1, kemampuan produksi alat muat lebih besar dari pada kemampuan
alat angkut, sehingga ada waktu tunggu bagian alat muat.
2. MF  1, kemampuan produksi alat muat sama dengan kemampuan produksi
alat angkut jadi tidak ada waktu tunggu.
3. MF  1, kemampuan produksi alat angkut lebih besar dari pada kemampuan
produksi alat muat, sehingga ada waktu tunggu bagi alat angkut. (Partanto
Pemindahan Tanah Mekanis)

2.8 Elevasi Letak Proyek


Elevasi berpengaruh terhadap hasil kerja mesin, karena kerja mesin
dipengaruhi olehtekanan dan t emperatur udara luar. Berdasarkan pengalaman,
kemiringan 1000 ft (300m) pertama dari permukaan laut, tidak akan berpengaruh
pada mesin-mesin empat tak, tetapi untuk selanjutnya setiap kemiringan 1000 ft ke
dua (dihitung dari permukaan laut) HP rata-rata berkurang sebesar ± 3%; sedangkan
pada mesin-mesin r2 tak, kemerosotannya berkisar 1%. (Sonny Wedhanto Diktat
Kuliah Alat Berat dan Pemindahan Tanah Mekanis page 57).

2.9 Fuel Ratio


Penggunaan bahan bakar pada setiap kendaraan untuk menjalankan suatu
pekerjaan berbeda-beda sesuai berat material yang dipindahkan. Fuel Ratio yaitu
suatu nilai rasio perbandingan penggunaan bahan bakar per jam (Liter/jam) dengan
produksi yang dihasilkan per jam (BCM/jam). Adapun faktor – faktor yang
mempengaruhi dalam pembakaran bahan bakar pada suatu kendaraan, yaitu:
1. Kemiringan jalan
2. Jarak angkut
3. Berat material yang diangkut
4. Cycle Time alat
Nilai fuel ratio dapat ditentukan (Riki Firdaus hal III-17) dengan rumus sebagai
berikut::
𝑭𝑪
FR = 𝑹

Keterangan:
FR = Fuel Ratio (Liter/BCM)
FC = Konsumsi bahan bakar (Liter)
P = Produksi (BCM)

2.10 Penggunaan Bahan Bakar


Penggunaan bahan bakar adalah kebutuhan dari setiap mesin pada suatu
kendaraan. Hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
1. Jarak angkut,
2. Kemiringan jalan,
3. Berat kendaraan,
4. Kecepatan,
5. Percepataan kendaraan,
6. Tahanan gulir,
7. Tahanan aerodinamis,
8. Sikap operator dan
9. Perawatan kendaraan
Di Setiap industry pertambangan yang berskala besar sering mengangkut
material lepas dengan jarak yang sangat jauh setiap tahun, sehingga bahan bakar
adalah faktor penting dalam memperhitungkan cost untuk setiap alat angkut.
Kebutuhan bahan bakar menjadi perhitungan penting dalam memperhitungkan
keuntungan dalam bisnis pertambangan. Dalam menghitung kebutuhan setiap bahan
bakar dapat ditentukan dengan persamaan (Sahoo, Santanu, Benerje, 2010).
Dengan memasukan parameter-parameter dari produsen kendaraan. Untuk
menentukan besarnya konsumsi bahan bakar dalam (kg/jam), dapat menggunakan
rumus sebagai berikut:
m = ma + m k
Keterangan:
m = Masa pada konsumsi bahan bakar (kg/jam)
ma = Masa pada konsumsi bahan bakar dari loading point ke
dumping point (kg/jam)
mk = Masa pada konsumsi bahan bakar dari dumping point ke loading point
(kg/jam)
Dalam menghitung nilai ma dan mk dapat kita tentukan dari rumus sebagai
berikut:
ma + mk = (Pa x BFa) + (Pk x BFk)
Pa = Va x (a x Va2) + (b x WI)
Pb = Va x (a x Vk2) + (c x We)
Keterangan:
Pa = Tenaga yang dibutuhkan untuk mengangkut material dari loading point ke
dumping point.(kW)
Pk = Tenaga yang dibutuhkan untuk mengangkut material dari dumping point ke
loading point.(kW)
BFa = Brake Spesific Fuel Consumption untuk loading point ke dumping point
(gram/kW.jam)
BFk = Brake Spesific Fuel Consumption untuk dumping point ke loading point
(gram/kW.jam)
Va = Kecepatan angkut rata-rata dari loading point ke dumping point (m/s)
Vk = Kecepatan angkut rata-rata dari dumping point ke loading point (m/s)
a, b, c = Konstanta
Wa = Berat kendaraan saat bermuatan material (kg)
Wk = Berat kendaraan kosong (kg)
Untuk mencari konstanta a, b, c dapat dihitung dengan menggunakan rumus
sebagai berikut:
a = 0.5 x Cd x ρμ x AF
b = (g x cos θ x (f x Crr)) + (g x sin θ)
c = (g x cos θ x (f x Crr)) - (g x sin θ)
Keterangan :
Cd = Koefisien hambatan aerodinamis
ρμ = Density udara (Kg/m3)
AF = Luas bagian depan kendaraan (m2)
g = Percepatan gravitasi (m/s2)
θ = Sudut kemiringan jalan (°)
f = Koefisien gesekan ban dengan jalan
Crr = Koefisien tahanan gulir

𝒓𝒂
BFa =
𝑷𝒂
𝒓𝒃
BFb =
𝑷𝒃
Keterangan :
r = Laju konsumsi bahan bakar (gram/jam)
P = Tenagan yang dihasilkan mesin (kW)
Rumus – rumus diatas dapat menghitung kebutuhan bahan bakar setiap ritase
alat angkut (gram/jam). Untuk memperoleh nilai konsumsi bahan bakar per jam alat
angkut dihitung dengan menggunakan per ritase terhadap jumlah ritase jam alat
angkut. Hasilnya dibagi dengan densitas bahan bakar, sehingga didapatkan
konsumsi bahan bakar per jam.
𝟔𝟎
𝒎𝒙
𝑪𝒂
FC =
𝑭𝑫
Keterangan :
FC = Fuel Consumption (Liter/jam)
m = masa konsumsi bahan bakar (kg/jam)
Ca = Cycle Time alat angkut (menit)
FD = Fuel density (gr/Liter)

2.11 Biaya Spare Part dan Maintanance


Kebutuhan spare part pada alat angkut, masing-masing alat berat dalam
kebutuhan per jam berbeda sesuai dengan kondisi pekerjaan, bahan pelumas yang
terdiri atas :
1. Ban
2. oli mesin
3. oli transmisi
4. oli hidrolis
5. oli final drive

2.11.1 Ban
Umur ban dari alat sangat dipengaruhi oleh medan kerjanya di samping
kecepatan dan tekanan angin. Selain itu kualitas ban yang digunakan juga
berpengaruh. Umur ban biasanya diperkirakan sesuai kondisi medan kerjanya
dan juga dari jenis ban yang dipergunakan.(Partanto, 1993)

Harga Ban (Rupiah)


Biaya Ban =
Umur Kegunaan (jam)

2.11.2 Pelumas dan Filter

Biaya bahan pelumas = Kebutuhan Bahan Pelumas x Harga Pelumas


perliter
Sedangkan biaya filter biasanya diambil 50% dari jumlah biaya pelumas di
luar bahan bakar atau dalam rumus hitungan :

Jumlah Filter x Harga Filter


Biaya Filter per Jam =
Lama Penggantian Filter (jam)

2.11.3 Maintanance
Biaya perbaikan ini merupakan biaya perbaikan dan perawatan alat sesuai
dengan kondisi operasinya. Makin sering alat bekerja per jam makin besar pula biaya
operasinya. Biaya perbaikan (reparasi) alat dapat ditentukan dengan menggunakan
rumus berikut. (Partanto, 1993)

Faktor Perbaikan x (Harga mesin - Harga Ban)


Biaya Perbaikan =
Umur Kegunaan Alat (jam)

Dimana biasanya faktor perbaikan biasanya ditentukan berdasarkan


pengalaman.
III RENCANA PENELITIAN
3.1 Jadwal Penelitian
Jadawal kegiatan penilitian di PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk dilakukan
pada selama 2 bulan tanggal 25 Apri – 11 Juni 2016. Tahapan kegiatan Penelitian
dapat dijelaskan dengan matriks sebagai berikut :

Jadwal Kegiatan Penelitian Tahun 2016


Kegiatan Penelitian April Mei Juni
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Orientasi Lapangan
Kegatan Lapangan
Evaluasi Data Lapangan
Penyusunan Laporan

Tabel 3.2
Matriks Kegiatan Penelitian

3.2 Peserta Penelitian


Adapun data peserta kegiatan penelitian di PT Indocement Tunggal Prakarsa
Tbk ini adalah sebagai berikut :
Nama : Devi Diansyah R. Pratama
NPM : 10070112045
Fakultas/Prodi : Teknik Pertambangan

3.3 Permohonan Fasilitas


Untuk mendukung terlaksananya dan kelancaran kegiatan Penelitian ini, maka
penulis mengharapkan sekiranya dari pihak perusahaan menyediakan fasilitas
berupa :
1. Tempat tinggal (mess) selama kegiatan berlangsung
2. Konsumsi selama kegiatan berlangsung.
3. Penyediaan alat-alat Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) selama kegiatan
Penelitian.
4. Penyediaan transportasi selama kegiatan berlangsung.
5. Peralatan dan perlengkapan penunjang kegiatan.
6. Biaya transportasi dari Bandung – PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk dan
PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk – Bandung.
3.4 Penutup
Demikian proposal ini penulis ajukan, besar harapan penulis akan bantuan
semua pihak di PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk demi kelancaran serta
suksesnya pelaksanaan peneliyian yang akan penulis laksanakan.

Bandung, April 2016

Devi Diansyah R. Pratama


Daftra Pustaka
1. Clemen, George dkk. 1975 ”Capital and Operating Cost Estimating
System”, Bureau of mines, Colorado.
2. Firdaus, Riki. 2012“Analisis Fuel Burning Rate Pada Truck Liebher
T282E”,Skripsi Institut Teknologi Bandung, Bandung.
3. Partanto. 1993. “Pemindahan Tanah Mekanis”. Jurusan Teknik
Pertambangan Institut Teknologi Bandung, Bandung.
4. Simatupang, Maragin, dkk, “Pengantar Pertambangan Indonesia”,
Asosiasi Pertambangan Indonesia.
5. US Army, 1986, ”Organizational Maintenance”, Volume 1 of 3. Alderman
Library, West Virginia
6. Wedhanto, Sonny, 2009, ”Alat Berat dan Pemindahan Tanah Mekanis”,
Jurusan Teknik Sipil Universitas Negeri Malang, Malang.
Curriculum vitae

Alamat :

Komplek Gading Tutuka 1 Blok L1 No 12


telp:081222823010
E-mail: devirahmadita@gmail.com

Devi Diansyah R. Pratama


DATA PRIBADI

Jenis kelamin : Laki – laki

Tempat, Tanggal Lahir : Bandung, 20 Desember 1994

Kewarganegaraan : Indonesia

Agama : Islam

Status : Belum Menikah

Alamat : Komplek Gading Tutuka 1 Blok L1 no 12 Kab


Bandung, Jawa Barat

Telepon / HP : 081222823010

Email : devirahmadita@gmail.com

Hobi : Membaca, Memimpin Rapat, berorganisasi


PENDIDIKAN FORMAL

 Sekolah Dasar N 3 Cingcin, Kec. Katapang Kab. Bandung (2001 – 2006)


 SMP Negeri 1 Soreang, Kec. Soreang Kab. Bandung (2006 – 2009)
 SMA Negeri 1 Soreang, Kec. Soreang Kab. Bandung (2009 – 2012)
 Universitas Islam Bandung (2012 – Sekarang)

PENDIDIKAN NONFORMAL

 Privat Study Ganesha Operation


 LIA (Lembaga Inggris Amerika)

PENGALAMAN ORGANISASI

 Ketua Himpunan Mahasiswa Teknik Pertambangan UNISBA Periode (2014-


2015) (Sedang Menjabat)
 Kordinator Divisi Kepemimpinan dan Politik OSIS (2010-2011)
 Ketua Remaja Masjid Komplek Gading Tutuka 1

Prestasi Akademik

Tingkat
Kelompok/ (Kampus/Lokal/
No. Nama Prestasi Peringkat Penyelenggara
Individu Wil/ Nas/
Internasional)

1 PEMDA
CERDAS CERMAT 1 KELOMPOK WILAYAH
KABUPATEN

2 PEMDA
CALISTUNG 2 KELOMPOK WILAYAH
KABUPATEN
3 PEMDA
PIDATO SUNDA 2 INDIVIDU WILAYAH
KABUPATEN

4 RANK 3 BESAR
SMAN 1
UMUM SE SMA 1 3 INDIVIDU WILAYAH
SOREANG
SOREANG

5 BINTANG KELAS XI
SMAN 1
DAN KELAS XII SMAN 1 INDIVIDU WILAYAH
SOREANG
1 SOREANG

Bandung, Maret 2016

Devi Diansyah R. Pratama

“ Selama Masih Diberi Nafas Tiada Kata Lelah Dlm Berjuang”

Anda mungkin juga menyukai