Anda di halaman 1dari 32

MATERI KEWIRAUSAHAAN

LAPORAN

Untuk memenuhi tugas mata kuliah Kewirausahaan

Disusun oleh: Kelompok 1

Agisti Rosdiyanti

Anisa Kusuma Dewi Firdaus

Dikdik Aji Swargani

Indah Permatasari

Lutfhy Muharam

Nabila Wildasari

Ratu Sholiha

Ropa Robiatul Adawiah

Triyanuari Puspa Dewi

Windi

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV


JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
POLTEKKES KEMENKES BANDUNG
CIMAHI
2015
KOMPETENSI INTI DAN STRATEGI BERSAING

Pengertian kompetisi inti menurut para ahli


Menurut Albert Widjaja (1993), laba perusahaan masih merupakan tujuan yang
kritis bagi perusahaan dan menjadi ukuran keberhasilan, tetapi bukan tujuan akhir dari
suatu perusahaan. Perusahaan bisa memperoleh keuntungan bila :
a. Memiliki keunggulan yang unik
b. Tercipta dari penemuan yang dilakukan para wirausaha
c. Dihasilkan dari proses kreatif yang dinamis
d. Menciptakan daya saing khusus
Menurut teori strategi dinamis dari Porter (1991), suatu perusahaan dapat
mencapai keberhasilan bila tiga kondisi dipenuhi, yaitu:
1. Tujuan perusahaan dan kebijakan fungsi-fungsi manajemen (seperti produksi dan
pemasaran) harus secara kolektif memperlihatkan posisi terkuat di pasar.
2. Tujuan dan kebijakan tersebut ditumbuhkan berdasarkan kekuatan perusahaan, serta
diperbaharui terus (dinamis) sesuai dengan perubahan peluang dan ancaman lingkungan
eksternal.
3. Perusahaan harus memiliki dan menggali kompetensi khusus sebagai pendorong
untuk menjalankan perusahaan, misalnya dengan reputasi merek dan biaya produksi
yang rendah. Bila kompetensi khusus ini tidak diubah, maka tingkat keuntungan
perusahaan bisa menurun.
Oleh sebab itu, menurut Mintzberg (1990) dalam teori design school, perusahaan
harus mendesain strategi perusahaan yang cocok antara peluang dan ancaman eksternal
dengan kemampuan internal yang memadai dan berpedoman pada pilihan alternatif dari
strategi besar (grand strategy), kemudian didukung dengan menumbuhkan kapabilitas
inti yang merupakan kompetensi khusus dari pengelolaan sumber daya perusahaan.
Gery Hamel dan C.K. Parahalad dalam karyanya Competing for The
Future (1994), mengemukakan beberapa definisi kompetensi inti (core competency)
sebagai berikut:
1. Kompetensi inti menggambarkan kemampuan kepemimpinan dalam
serangkaian produk atau jasa.
2. Kompetensi adalah sekumpulan keterampilan dan teknologi yang dimiliki perusahaan
untuk dapat bersaing.
3. Kompetensi inti adalah keterampilan yang memungkinkan perusahaan memberikan
manfaat fundamental kepada pelanggan.
4. Sumber-sumber kompetensi secara kompetitif merupakan suatu keunikan bersaing
dan memberikan konstribusi terhadap nilai dan biaya konsumen.

STRATEGI BERSAING DALAM KEWIRAUSAHAAN


Pengertian Strategi
Menurut Oxford Pocked Dictionary, strategi merupakan seni perang, khususnya
perencanaan gerakan pasukan, kapal dan sebagainya menuju posisi yang layak, rencana
tindakan atau kebajikan dalam bisnis atau politik dan sebainya.
Menurut Alfred Chandler (1962), strategi merupakan penetapan sasaran dan
tujuan jangka panjang sebuah perusahaan, dan arah tindakan serta alokasi sumber daya
yang diperlukan untuk mencapai sasaran dan tujuan itu.
Menurut Robert D Buzzell & Bradley T Gale (1987), strategi adalah kebijakan
dan keputusan kunci yang digunakan oleh manajemen yang mempunyai dampak yang
besar pada kinerja keuangan. Kebijakan dan keputusan ini biasanya melibatkan
koinitmen sumber daya yang penting dan tidak dapat diganti dengan mudah.
Menurut Kenneth Andrew (1971), strategi adalah pola sasaran, maksud atau
tujuan dan kebijakan serta rencana-rencana penting untuk mencapai tujuan itu, yang
dinyatakan dengan cara seperti menetapkan bisnis yang di anut atau yang akan di anut
oleh perusahaan, dan jenis atau akan menjadi apa perusahaan ini.
Dalam manajeman strategi yang baru, Mintzberg mengemukakan 5P yang
sama artinya dengan strategi, yaitu:
1. Strategi adalah Perencanaan (Plan)
Konsep strategi tidak lepas dari aspek perencanaan, arahan atau acuan gerak
langkah perusahaan untuk mencapai suatu tujuan di masa depan. Akan tetapi, tidak
selamanya strategi adalah perencanaan ke masa depan yang belum dilaksanakan.
Strategi juga menyangkut segala sesuatu yang telah dilakukan sebelumnya. Sebagai
contoh, McDonald’s yang selama bertahun-tahun memegang teguh dan melaksanakan
secara konsisten prinsip kualitas, pelayanan, dan kebersihan. Inilah yang menjadi
strategi perusahaan McDonald’s.
2. Strategi adalah Pola (Patern)
Menurut Mintzberg, srtattegi adalah pola (strategy is patern), yang selanjutnya
disebut sebagai intended strategy, karena belum terlaksana dan berorientasi ke masa
depan. Atau disebut juga sebagai realized strategy karena telah dilakukan oleh
perusahaan.
3. Strategi adalah Posisi (Position)
Yaitu memposisikan produk tertentu ke pasar tertentuyang dituju. Strategi
sebagai posisi menurut Mintzberg cenderung melihat ke bawah, yaitu ke suatu titik
bidik di mana produk tertentu bertemu dengan pelanggan, dan melihat ke luar yaitu
meninjau berbagai aspek lingkungan eksternal. Sebagai contoh, perusahaan rokok
Marlboro dan Sempoerna Mild merupakan perusahaan yang paling serius
mempromosikan produknya di Indonesia. Masing-masing mempunyai strategi posisi
berbeda di pasar. Marlboro mempromosikan diri sebagai rokok kaum pria sejati yang
menyukai tantangan alam seperti digambarkan melalui iklan-iklannya. Sedangkan
Sempoerna Mild lebih ditujukan kepada generasi muda yang memiliki rokok berkadar
tar dan nikotin ringan.
4. Strategi adalah Perspektif (Perspektif)
Jika dalam arti Pola dan Posisi cenderung melihat ke bawah dan ke luar, maka
sebaliknya dalam Perspektif cenderung lebih melihat ke dalam yaitu ke dalam
organisasi, dan ke atas yaitu melihat grand vision dari perusahaan.
5. Strategi adalah Permainan (Play)
Dalan arti ini, strategi adalah suatu manuver tertentu untuk memperdaya lawan
atau pesaing. Suatu merek misalnya meluncurkan merek kedua agar posisinya tetap
kukuh dan tidak tersentuh, karena merek-merek pesaing akan sibuk berperang melawan
merek kedua tadi.

Teori-Teori Strategi
1. Teori Strategi Generik dan Keunggulan Bersaing
Menurut Michael P. Porter (1997 dan 1998), ada tiga landasan strategi yang
dapat membantu organisasi memperoleh keunggulan kompetitif, yaitu keunggulan
biaya, diferensiasi, dan fokus. Porter menamakan ketiganya strategi umum (strategi
generik). Keunggulan biaya menekankan pada pembuatan produk standar dengan biaya
per unit sangat rendah untuk konsumen yang peka terhadap perubahan harga.
Diferensiasi adalah strategi dengan tujuan membuat produk yang menyediakan jasa
yang dianggap unik di seluruh industri dan ditujukan kepada konsumen yang tidak
terlalu peduli dengan perubahan harga. Fokus berarti membuat produk dan
menyediakan jasa yang memenuhi keperluan sejumlah kelompok kecil konsumen.
Strategi Porter mensyaratkan adanya penataan organisasi, prosedur pengendalian, sistem
intensif yang berbeda. Perusahaan besar dengan akses sumber daya yang besar biasanya
bersaing dengan landasan keunggulan biaya dan atau dengan diferensiasi, sedangkan
perusahaan kecil sering bersaing dengan landasan fokus.

Porter menekankan pentingnya perencana strategi melakukan analisis biaya manfaat


untuk mengevaluasi berbagai peluang diantara unit-unit bisnis yang sudah ada dan unit
bisnis yang potensial dalam perusahaan. Berbagai aktivitas dan sumber daya dapat
meningkatkan keunggulan kompetitif karena dengan demikian biaya berkurang dan
diferensiasi meningkat. Selain itu, Porter juga menekankan perlunya perusahaan
mengalihkan ketrampilan dan keahlian diantara unit bisnis otonomi secara efektif agar
memperoleh keunggulan kompetitif.

2. Strategi The New ‘7-S’s (D’Aveni)


Richard A. D’Aveni (1994: 253) mengemukakan suatu ide dasar bahwa
perusahaan harus menekankan strategi yang berfokus pada pengembangan kompetensi
inti, pengetahuan, dan keunikan aset tidak berwujud untuk menciptakan keunggulan.
Oleh karena itu, D’Aveni mengajukan tujuh kunci keberhasilan perusahaan
dalam lingkungan persaingan yang sangat dinamis yang dikenal dengan The New 7-S’s.
Konsep The New 7-S ini meliputi pokok-pokok dasar sebagai berikut:
1. Superior stakeholder satisfaction
Bertujuan memberikan kepuasan yang istimewa kepada orang-orang yang
berkepentingan terhadap perusahaan, tidak hanya pemegang saham, namun juga
pemasok, karyawan, manajer, konsumen, pemerintah, dan masyarakat sekitarnya.
2. Soothsaying
Adalah strategi yang berfokus pada sasaran, artinya perusahaan harus mencari posisi
yang tepat bagi produk dan jasa-jasa yang dihasilkan perusahaan.
3. Positioning for speed
Adalah strategi dalam memosisikan perusahaan secara cepat di pasar.
Perusahaan harus segera mengomunikasikan produk yang dihasilkannya ke pasar agar
segera dikenal konsumen.
4. Positioning for surprise
Adalah membuat posisi yang mencengangkan melalui barang dan jasa-jasa baru
yang lebih unik dan berbeda serta memberikan nilai tambah baru sehingga konsumen
lebih menyukai barang dan jasa yang diciptakan perusahaan.
5. Shifting the role of the game
Adalah mengubah pola-pola persaingan perusahaan yang dimainkan sehingga
pesaing terganggu dengan pola-pola baru yang berbeda.
6. Signaling strategic intent
Adalah mengutamakan perasaan. Kedekatan dengan para karyawan, relasi, dan
konsumen merupakan strategi yang ampuh untuk meningkatkan kinerja perusahaan.
7. Simultanous and sequential strategic thrusts
Adalah mengembangkan faktor-faktor pendorong atau penggerak strategi secara
simultan dan berurutan melalui penciptaan barang dan jasa yang selalu memberi
kepuasan kepada konsumen.

Kunci utama dari The New 7-S’s adalah menggunakan inisiatif untuk merebut
persaingan. Menurut D Aveni, The New 7-S’s menyangkut penciptaan sesuatu yang baru
dan berbeda untuk masa yang akan datang. Strategi ini dimaksudkan untuk membatasi
strategi dinamis yang dimilki oleh pesaing. D’Aveni, mengelompokkan New 7-S’s di
atas menjadi tiga kelompok yang sangat efektif untuk mengganggu pasar serta meliputi
visi, kemampuan, dan taktik. Kerangka kerja The New 7-S’s berdasar pada strategi
penemuan dan pengembangan keunggulan melalui gangguan pasar, bukan berdasarkan
keunggulan yang berkesinambungan dan keseimbangan yang sempurna. Tujuan
dari The New 7-S’s adalah menciptakan gangguan melalui penciptaaan keunggulan-
keunggulan baru yang berkesinambungan

3. strategi berbasis sumber daya


Menurut Mahoney dan Pandian (1992), untuk menghadapi persaingan yang semakin
kompleks dan krisis eksternal, perusahaan kecil dapat menggunakan teori ‘strategi
berbasis sumber daya’ (resource-based strategy). Teori ini mengutamakan
pengembangan kapabilitas internal yang unggul, tidak transparan, sukar ditiru oleh
pesaing, memberi daya saing jangka panjang yang melebihi tuntutan pasar saat ini, dan
kebal terhadap resesi.
Menurut teori ini, perusahaan dapat meraih keuntungan melalui penggunaan sumber
daya yang lebih baik, yaitu dengan:
1. Pola organisasi dan administrasi yang baik
2. Perpaduan aset fisik berwujud seperti sumber daya manusia dan alam, serta aset tidak
berwujud seperti kebiasaan berfikir kreatif (Penrose, 1995) dan keterampilan
manajerial.
3. Budaya perusahaan
4. Proses kerja dan penyesuaian yang cepat atas tuntutan baru.
Baik teori strategi dinamis maupun strategi berbasis sumber daya kelihatanya sangat
relevan bila diterapkan dalam pembangunan dan pengembangan perusahaan kecil di
Indonesia yang dihadapkan pada persaingan bebas dan krisis ekonomi yang
berkepanjangan seperti saat ini.
Menurut Grant (1991) yang dikutip oleh Albert Wijaya (1994), terdapat
beberapa langkah yang dapat digunakan untuk mengembangkan strategi berbasis
sumber daya, diantaranya:
1. Mengidentifikasi dan mengklasifikasi sumber daya. Sumber daya tersebut berupa :
a) Teknologi
b) Kapabilitas karyawan
c) Paten dan merek
d) Kemampuan keuangan
e) Kecanggihan pemasaran
f) Pelayanan pelanggan
Lebih lanjut, sumber daya tersebut diklasifikasikan menjadi:
a) Sumber daya finansial
b) Sumber daya fisik
c) Sumber daya manusia
d) Sumber daya teknologi
e) Sumber daya reputasi organisasi

2. Mengidentifikasikan dan mengevaluasi kemampuan atau kapabilitas. Kapabilitas


diartikan sebagai apa yang dapat dilakukan oleh perusahaan melalui kerja sama tim
(bukan perorangan) untuk mengembangkan berbagai sumber daya yang dimiliki
perusahaan. Kapabilitas tersebut mengintegrasikan ide baru, keterampilan, dan
pengetahuan lain yang menjadi kunci berpikir kreatif.

3. Menyortir dan mengembangkan kapabilitas untuk diterapkan di pasar guna


mencapai keuntungan tinggi secara berkesinambungan yang sulit ditiru atau disaingi.
Pada tahap ini, kapabilitas harus dipelihara dalam hal:
a. Daya tahan, yaitu perlu untuk terus diperbarui atau dimodifikasi dengan mencari
pengetahuan dan ide-ide baru.
b. Tidak boleh transparan, yaitu dengan mengembangkan kapabilitas yang beragam dan
tidak menggantungkan salah satu sumber kapabilitas sehingga sulit diamati atau
direkonstruksi oleh orang lain.

4. Memformulasikan strategi pengembangan sumber daya inti dan kapabilitas


seefektif mungkin pada semua kegiatan manajemen.

4) Strategi Keunggulan/Kepimimpinan Biaya

Alasan utama menjalankan strategi integrasi ke depan, strategi ke belakang, dan strategi
horizontal adalah untuk mendapatkan manfaat kepemimpinan biaya rendah atau nilai
terbaik. Tetapi, kepemimpinan biaya umumnya harus dijalankan dalam hubungannya
dengan diferensiasi.

Keunggulan/kepemimpinan biaya (cost leadership) menekankan pemroduksian produk-


produk yang distandardisasi dengan biaya per unit yang sangat rendah untuk para
konsumen yang peka terhadap harga. Terdapat dua strategi alternatif kepemimpinan
biaya, yaitu:

a) Strategi biaya rendah (low-cost) yang menawarkan produk atau jasa kepada
konsumen pada harga terendah yang tersedia di pasar.

b) Strategi nilai terbaik (best-value) yang menawarkan produk atau jasa kepada
konsumen pada nilai harga terbaik yang tersedia di pasar. Strategi ini bertujuan untuk
menawarkan serangkaian produk atau jasa pada harga yang serendah mungkin
dibandingkan dengan produk pesaing dengan atribut serupa. Sasaran dari kedua tipe
strategi ini adalah pasar yang besar.
Berusaha untuk menjadi produsen berbiaya rendah dalam industri bisa sangat efektif
ketika pasar dibangun dari banyak pembeli yang peka terhadap harga, ketika ada
sejumlah cara untuk mencapai diferensiasi produk, ketika para pembeli tidak terlalu
memusingkan perbedaan dari merek yang satu ke merek yang lain, atau ketika terdapat
sejumlah besar pembeli dengan daya tawar yang signifikan. Gagasan pokoknya adalah
menjual dengan harga yang lebih rendah dari pesaing dan dengan demikian menguasai
pangsa pasar dan penjualan, yang sepenuhnya mendepak pesaing keluar dari pasar.
Perusahaan yang menggunakan strategi kepemimpinan biaya rendah atau nilai terbaik
harus meraih keunggulan kompetitif dengan cara-cara yang sulit ditiru atau disamai oleh
pesaing. Jika pesaing dapat dengan relatif mudah atau tidak mahal meniru metode
kepemimpinan biaya sang pemimpin, keunggulan pemimpin tersebut tidak akan
bertahan cukup lama untuk memberikan hasil yang besar di pasar. Untuk menjalankan
strategi kepemimpinan biaya secara berhasil, sebuah perusahaan harus memastikan
bahwa total biaya diseluruh rantai nilainya lebih rendah dari total biaya pesaing.

Terdapat dua cara untuk mencapai hal tersebut, antara lain:

· Menjalankan aktivitas-aktivitas rantai nilai secara lebih efektif daripada pesaing


dan mengontrol berbagai faktor yang mungkin mendongkrak biaya aktivitas rantai nilai.

· Memperbarui keseluruhan rantai nilai perusahaan untuk mengeliminasi atau


memangkas aktivitas-aktivitas yang menambah biaya.

Ketika menjalankan strategi kepemimpinan biaya, sebuah perusahaan harus berhati-


hati untuk tidak menggunakan cara-cara seperti pemotongan harga yang agresif
sehingga laba mereka menjadi terlalu rendah atau bahkan tidak ada sama sekali. Selalu
mencari terobosan teknologi yang mampu menghemat biaya dan berhati-hati pada
perkembangan rantai nilai lain yang dapat menghancurkan keunggulan kompetitif
perusahaan. Strategi kepemimpinan biaya rendah atau nilai terbaik akan sangat efektif
dalam kondisi-kondisi berikut:

o Ketika persaingan harga antarpenjual pesaing sangat ketat.

o Ketika produk penjual pesaing pada pokoknya sama dan pasokan tersedia dari semua
penjual.

o Ketika ada beberapa cara untuk mencapai diferensiasi produk yang memiliki nilai
bagi pembeli.

o Ketika sebagian besar pembeli menggunakan produk dengan cara yang sama.

o Ketika pembeli hanya mengeluarkan sedikit biaya untuk berpindah membeli dari
satu penjual ke penjual yang lain.
o Ketika pembeli begitu besar dan memiliki daya tawar yang signifikan untuk meminta
penurunan harga.

o Ketika pendatang industri baru menggunakan harga perkenalan yang rendah untuk
menarik pembeli dan membangun basis konsumen.

Strategi kepemimpinan biaya yang berhasil biasanya memengaruhi seluruh perusahaan,


sebagaimana terlihat dari efisiensi yang tinggi, overheadyang rendah, hak istimewa
yang terbatas, ketidaktoleransian terhadap limbah, penyaringan yang ketat atas
permintaan anggaran, pengendalian yang luas, pemberian imbalan yang dikaitkan
dengan kemampuan untuk menghemat biaya, dan partisipasi karyawan yang luas dalam
upaya pengendalian biaya. Beberapa risiko yang terkait dengan strategi kepemimpinan
biaya adalah bahwa pesaing mungkin saja "mengimitasi" strategi tersebut sehingga
menyebabkan penurunan laba di industri secara keseluruhan; bahwa berbagai terobosan
dalam industri bisa membuat strategi tersebut tidak efektif; atau bahwa ketertarikan
pembeli beralih ke fitur-fitur lain di luar harga

5) Strategi Diferensiasi

Diferensiasi adalah tindakan merancang satu set perbedaan yang berarti untuk
membedakan penawaran perusahaan dari penawaran pesaing (kotler, 1997). Diferensiasi
terutama pada produk sangat penting karena persaingan yang ketat pada dunia usaha
sekarang menuntut untuk melakukan berbagai strategi guna menciptakan produk yang
dapat diterima baik oleh konsumen dan tidak kalah bersaing dengan produk lainnya.
untuk menciptakan diferensiasi produk erat dengan berapa tambahan yang harus
dilakukan agar orang dapat mengetahui bahwa produk itu berbeda dengan produk
lainnya. jadi untuk menciptakan diferensiasi produk dapat dikatakan perlu biaya yang
besar.

Strategi diferensiasi dapat dilakukan sebagai berikut:

· Produk bundling, suatu cara dimana menggabungkan penjualan menjadi satu


paket penjualan. dalam produk bundling dapat dilakukan dengan pure bundling dan mix
bundling. pure budling yaitu menjual produk yang berkaitan erat satu sama lain. mix
bundling yaitu pembelian produk dapat dibeli secara terpisah. contoh: penjualan
komputer disertai dengan penjualan aplikasi programnya /software (pure bundling),
penjualan Handphone dan aplikasinya, penjualan masakan cepat saji.

· Produk lining, merupakan strategi dimana menjual beberapa jenis


produk. product lining menjual terpisah beberapa produk yang saling berkaitan.produk
lining dapat dilakukan dengan trading up dan trading down. trading up yaitu menambah
variasi produk dengan produk yang memiliki kualitas lebih baik dari produk lain.
trading down yaitu menambah variasi produk dengan produk yang lebih murah atau
kualitas rendah. contoh: paket pendidikan yang ditawarkan oleh MB-IPB pada jenjang
S2, S3, dan program pelatihan, toko serba lima ribu.

Strategi diferensiasi, yaitu strategi dimana produk kita memiliki perbedaan maupun
keunikan dibandingkan dengan produk yang lain. Mungkin banyak orang tidak
memanfaatkan cara ini karena terkadang orang merasa ragu jika produknya berbeda
dengan produk lain yang ada di pasaran. Tetapi, ada juga yang merasa bahwa dengan
adanya diferensiasi, maka produk atau jasanya akan lebih laku bila dijual di pasaran.

6) Strategi Fokus

Strategi fokus digunakan untuk membangun keunggulan bersaing dalam suatu segmen
pasar yang lebih sempit. Strategi jenis ini ditujukan untuk melayani kebutuhan
konsumen yang jumlahnya relatif kecil dan dalam pengambilan keputusannya untuk
membeli relatif tidak dipengaruhi oleh harga. Dalam pelaksanaannya – terutama pada
perusahaan skala menengah dan besar –, strategi fokus diintegrasikan dengan salah satu
dari dua strategi generik lainnya: strategi biaya rendah atau strategi pembedaan
karakteristik produk. Strategi ini biasa digunakan oleh pemasok “niche market”
(segmen khusus/khas dalam suatu pasar tertentu; disebut pula sebagai ceruk pasar)
untuk memenuhi kebutuhan suatu produk — barang dan jasa — khusus.

Strategi Fokus didasarkan pada keyakinan bahwa perusahaan atau unit bisnis yang
mengkonsentrasikan upaya-upaya yang dilakukan dapat melayani target strategis yang
sempit dengan lebih efisien dibandingkan dengan para pesaingnya.

Resiko dari Strategi Fokus adalah dapat ditiru, pesaing sasaran menghebohkan segmen,
para pemfokus baru dapat memecah segmen industri, dll.

Strategi ini cocok diterapkan jika :

· Kebutuhan pembeli terhadap suatu barang bermacam-macam.

· Tidak ada saingan khusus dalam target/segmen yang sama.

· Segmen pembeli sangat berbeda dalam ukuran, pertumbuhan, profitabilitas, yang


membuat banyak segmen lebih menarik daripada yang lain .
· Perusahaan kurang memiliki kapabilitas untuk memenuhi kebutuhan keseluruhan
pasar.

7) Strategi Turunan

Contoh dari Strategi Turunan adalah Produk motor pada Astra Honda Motor (AHM)
yang mengeluarkan beberapa produk andalan untuk tetap menjaga eksistensinya dalam
dunia perotomotifan. Misalnya pada awalnya AHM mengeluarkan produk bernama
PCX125, lalu selanjutnya PCX150, dan seterusnya. Hal ini dinilai sebagai strategi
turunan karena terdapat kemiripan nama pada produk yang dihasilkan. Strategi turunan
ini juga menunjukkan berbagai produk yang beraneka ragam, namun tetap dalam 1
tujuan yaitu salah satu ajang untuk mengkomunikasikan produk ke masyarakat.

Dengan starteginya tersebut, AHM juga sudah membantu mempermudah para sales
yang merupakan ujung tombak pemasaran dalam menjual produknya. Tanpa
menganggu produk flagsipnya, karena memang produk yang berada diatasnya memiliki
prestige tersendiri.
ANALISA BISNIS

Ada dua studi analisis yang dapat digunakan untuk mengetahui layak tidaknya
suatu bisnis dimulai atau dikembangkan yaitu studi kelayakan usaha (feasibility study of
businesses), dan analisis SWOT {strength (kekuatan), weaks (kelemahan), opportunity
(peluang) and treath (ancaman)}.
Studi kelayakan usaha/bisnis (businesses feasibility study) atau disebut juga
analisis proyek bisnis ialah penelitian tentang layak tidaknya suatu bisnis dilaksanakan
dengan menguntungkan secara kontinyu. Hasil studi kelayakan bisnis pada prinsipnya
bisa digunakan antara lain untuk merintis, untuk mengembangkan usaha yang sudah ada
dan untuk memilih jenis usaha atau investasi/proyek yang paling menguntungkan.

Berdasarkan tahapannya, studi kelayakan usaha dapat dilakukan melalui langkah-


langkah sebagai berikut :
a. Tahap ide atau perumusan gagasan
Tahap perumusan ide ialah dimana wirausaha memiliki ide untuk merintis usaha
barunya. lde tersebut kemudian dirumuskan dan diindentifikasi.
b. Tahap memformulasikan tujuan
Tahap ini adalah tahap perumusan visi dan misi bisnis.
c. Tahap analisis
Tahapan penelitian, yaitu proses sistematis yang dilakukan untuk membuat suatu
keputusan apakah bisnis tersebut layak dilaksanakan atau tidak. Adapun aspek-
aspek yang harus diamati dan dicermati dalarn tahap analisis tersebut meliputi :
1. Aspek Pasar, yaitu mencakup produk yang akan dipasarkan, peluang pasar,
permintaan dan penawaran.
2. Aspek teknik produksi operasi, meliputi lokasi, gedung bangunan, mesin dan
peralatan, bahan baku.
3. Aspek menajemen pengelolaan, meliputi organisasi, aspek pengelolaan.
aspek tenaga kerja.
4. Aspek financial/keuangan, meliputi sumber dana, penggunaan dana,
proyeksi biaya.

d. Tahap keputusan
Karena menyangkut keperluan investasi yang mengandung resiko, maka
keputusan bisnis biasanya berdasarkan beberapa kriteria investasi, seperti Pay
Back Period (PBP) yaitu periode yang diperlukan untuk menutup kembali
pengeluaran investasi, Net Preset Value (NPV) yaitu manfaat usaha saat ini yang
akan kita terima di masa yang akan datang tidak sama dengan manfaat jika kita
terima saat ini, dan Internal Rate of Return (RR) atau indeks keuntungan.

Dari semua tahapan di atas, aspek analisis sangat menentukan berkembang


tidaknya sebuah usaha yang sudah didirikan. Banyak hal yang perlu dipertimbangkan,
diukur dan dinilai agar usaha kita mencapai tujuan. Aspek tersebut yaitu :
a. Analisis aspek pemasaran
Dalam analisis pasar, biasanya ada beberapa komponen yang harus dianalisis
dan dicermati di antaranya :
1. Kebutuhan dan keinginan konsumen terhadap produk yang kita miliki.
2. Segmentasi pasar, adalah memilih calon konsumen produk dengan cara
pelanggan dikelompokkan dan diidentifikasi. Jika segementasi pasar
teridentifikasi, maka pasar sasaran akan dapat terwujud dan tercapai dengan
lebih mudah berdasarkan kriteria penilaian kita.
3. Target,sasarari/goal markets
Target pasar menyangkut banyaknya konsumen yang dapat diraih dalam
harian, mingguan. bulanan dan tahunan.
4. Nilai tambah
Nilai tambah barang dan jasa biasanya diukur dengan harga.
5. Masa hidup produk
Harus dianalisis apakah masa hidup produk dan jasa bertahan lama atau
tidak. Jika masa produk lebih lama berarti potensi pasar tinggi, misalnya
dengan kartu garansi 12 bulan.
6. Struktur pasar
Struktur pasar perlu dianalisis apakah barang dan jasa yang akan dipasarkan
termasuk pasar persaingan tidak sempurna seperti pasar monopoli, oligopoly,
dan monopolistic competition ataukah termasuk pasar persaingan sempurna.
7. Persaingan dan strategi pesaing
Harus dianalisis apakah tingkat persaingan tinggi atau rendah. Jika tinggi
bahkan ketat berarti peluang pasar rendah.
8. Ukuran pasar
Ukuran pasar dapat dianalisis dari volume penjualan. Jika volume penjualan
tinggi berarti pasar potensial.
9. Pertumbuhan pasar
Pertumbuhan pasar dapat dianalisis dari perturnbuhan volume penjualan.
Jika perlumbuhan pasar tinggi (misalnya) lebih dari 20 persen berarti potensi
pasar tinggi.
10. Laba kotor, yaitu seluruh laba yang diperoleh sebelum dipotong biaya pajak.
11. Pangsa pasar
Pangsa pasar bisa dianalisis dari selisih antara jumlah barang dan jasa yang
diminta dengan jumlah barang dan jasa yang ditawarkan.

b. Analisis aspek produksi/operasi


Beberapa unsur dari aspek produksi/operasi yang harus dianalisis, diantaranya :
1. Lokasi operasi tidak mengganggu masyarakat sekitarnya
2. Volume opetasi ditentukan apakah barang pesanan atau memang harus
diproduksi rutin yang disesuaikan dengan kemampuan mesin.
3. Mesin dan peralatan, dihitung depresiasinya.
4. Bahan baku dan bahan penolong, bagaimana ketepatan waktu bahan baku
datang dari pemasok.
5. Tenaga kerja sesuai keahliannya.
6. Layout, adalah tata ruang atau tata letak berbagai fasilitas operasi. Layout
mempermudah arus jalan produksi dari bahan baku dikirim, diproses hingga
menjadi barang siap kirim beserta gudang penyimpanannya

c. Analisis Aspek Manajemen


Dalam menganalisis aspek-aspek menajemen bebarapa unsur yang harus
dianalisis meliputi komponen:
1. Kepemilikan
Apakah unit bisnis yang akan didirikan rnilik pribadi (perseorangan) atau
milik bersama (persekutuan seperti CV, PT, dan bentuk badan usaha
lainnya).
2. Organisasi
Macam organisasi apa yang diperlukan, apakah organisasi lini, organisasi
staf atau lini dan staf bentuk lainnya.
3. Tim manajemen
Apakah bisnis akan dikelola sendiri atau rnelibatkan orang lain secara
professional.
4. Karyawan
Karyawan harus disesuaikan dengan jumlah, kualifikasi dan kualitas yang
diperlukan.

d. Analisis aspek keuangan


Analisis aspek keuangan meliputi komponen-komponen sebagai berikut :
1. Kebutuhan dana, yaitu kebutuhan dana untuk operasional perusahaan.
2. Sumber dana
3. Proyeksi neraca
4. Proyeksi rugi dan laba
5. Proyeksi Aliran Kas (Cash in Flow). Dari aliran kas dapat dilihat
kemampuan perusahaan untuk melaksanakan kewajiban-kewajiban
keuangannya. Ada tiga jenis aliran kas, yaitu : aliran kas masuk (cash
inflow), merupakan penerimaan yang berupa hasil penjualan atau
pendapatan, aliras kas keluar (cash outflow), dan aliran kas masuk bersih
(net cash in flow).

STUDI KELAYAKAN USAHA JASA PRODUK

Pengertian studi kelayakan bisnis adalah penelitian yang menyangkut berbagai aspek
baik itu dari aspek hukum, sosial ekonomi dan budaya, aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis
dan teknologi sampai dengan aspek manajemen dan keuangannya, dimana itu semua digunakan
untuk dasar penelitian studi kelayakan dan hasilnya digunakan untuk mengambil keputusan
apakah suatu proyek atau bisnis dapat dikerjakan atau ditunda dan bahkan tidak dijalankan.
Studi kelayakan informasi yang penting bagi pengusaha untuk pengambilan keputusan
pegangan pengusaha pada tahap awal operasi usaha maupun pada tahap operasional suatu
proyek pegangan bagi investor/bank dalam kaitan pendanaan.
Pihak yang memerlukan dan berkepentingan dengan studi kelayakan
usaha, diantaranya:
a. Pihak Wirausaha (Pemilik Perusahaan)
Dalam kewirausahaan, studi kelayakan bisnis sangat penting dilakukan supaya
kegiatan bisnisnya tidak mengalami kegagalan dan memberi keuntungan
sepanjang waktu. Demikian juga bagi penyandang dana yang memerlukan
persyaratan tertentu seperti bankir, investor dan pemerintah.
b. Pihak Investor dan Penyandang Dana
Bagi investor dan penyandang dana. studi kelavakan usaha penting untuk
memilih jenis investasi, vang paling menguntungkan dan sebagai jaminan atas
modal yang ditanarnkan atau dipinjamkannya.
c. Pihak Masyarakat dan Pemerintah
Bagi masyarakat studi kelayakan usaha sangat diperlukan terutama sebagai
bahan kajian apakah usaha yang didirikan atau dikembangkan bermanfaat bagi
masyarakat sekitarnya atau sebaliknya merugikan selama-lamanya.

Studi kelayakan biasanya digolongkan menjadi dua bagian yang berdasarkan pada
orientasi yang diharapkan oleh suatu perusahaan yaitu berdasarkan orientasi laba, yaitu:
1. Menilai Kelayakan Suatu Kegiatan yang Bersifat Komersil
Kelayakannya ditinjau dari segi keuntungan usaha dan manfaat bagi kelangsungan dan
kelancara usaha yang akan dilakukan. Kelayakan kegiatan yang bersifat komersil
memperhatikan tingkat kelayakan dari segi pendapatan/ potensi permintaan pasar,
biaya, keuntungan, risiko usaha, faktor tehnis, sumber daya, organisasi dan manajemen,
lingkungan social, legalitas, dan kelangsungan hidup usaha.
Studi kelayakan usaha /komersil (feasibility study) diawali dengan membuat gagasan
usaha untuk mendirikan usaha sektor industri,sektor perdagangan,sektor jasa .
kemudian untuk meyakinkan dirinya sendiri ataupun untuk meyakinkan pihak lain perlu
dibuat / disusun sebuah laporan penelitian dari gagasan usaha tersebut terlebih dahulu.
Selanjutnya dibuat pengamatan & perhitungan dari semua masalah yang berkaitan guna
mengambil keputusan. Tahap akhir dari studi kelayakan yaitu melaksanakan atau
membatalkan laporan pengamatan & perhitungan tersebut.
2. Menilai Kelayakan Suatu Kegiatan yang Bersifat Non Komersil
Kelayakannya ditinjau dari manfaat dari kegiatan yang dilakukan baik untuk kelompok
maupun untuk masyarakat luas. Kelayakan suatu kegiatan bersifat non komersil
mencangkup manfaat untuk jangka pendek dan panjang, kesejahteraan masyarakat,
prestasi bagi lembaga atau suatu negara, manfaat eko-sistem, tidak menekankan tentang
biaya suatu kegiatan, dan manfaat bagi lingkungan yang terkait.

Ada empat kelompok besar dalam studi kelayakan, yaitu :


1. Market study / penelitian pasar, merupakan aspek pertama yang menentukan penelitian
proyek bila tidak ada pasar tidak ada alasan untuk meneruskan penelitian pada aspek-
aspek lain. Penelitian Pasar Mencakup:
 Apakah ada pasar untuk barang yang akan diproduksi Identifikasi kelompok
sasaran; hitung kebutuhan mereka.
 Pada harga jual berapa jumlah penjualan yang diproyeksikan dapat dijual
 Formulasikan program - program pemasaran untuk dapat mencapai sasaran yang
sudah ditentukan.
Komponen penelitian pasar, terdiri dari:
a. Uraian tentang pasar :
o Siapa, berapa luas, dimana lokasi pasar
o Karakteristik gaya hidup konsumen pada pasar sasaran
o Fakta tentang pembelian & konsumsi
o Kebutuhan dan pemenuhan kebutuhannya, dll.
b. Analisa Penawaran dan Permintaan :
o Penawaran & Permintaan akan barang yang diproduksi di masa lalu dan
sekarang untuk menghitung kecenderungannnya pada masa yang akan datang
o Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi Penawaran & Permintaan di masa yang
akan datang.
o Menghitung potensi permintaan pasar secara keseluruhan pada pasar sasaran
o Menganalisis peluang pasar pada pasa sasaran
c. Analisa Persaingan :
o Analisis Fakta & Strategi Pesaing dalam usaha memenuhi target Pasarnya
o Analisis karaketistik pesaing
o Analisis keunggulan bersaing
d. Program / Rencana Pemasaran :
o Tentukan / rencanakan strategi pemasaran seperti : Strategi Produk, Harga,
Tempat, Promosi untuk mencapai / mendukung target penjualan
o Analisis Kekuatan & kelemahan bisnis / proyek
e. Rencana Penjualan
o Quantifisir target penjualan
o Jangka waktu proyeksi
o Berkaitan langsung dengan aspek-aspek pemasaran, teknik keuangan

2. Technical Study / Enginering Study/ Production (Process) Study/ Penelitian Teknik,


yaitu aspek yang berkaitan langsung dengan cara memprodusir barang-barang atau jasa-
jasa dari proyek yang akan didirikan
Sub komponen / bagian penelitian tehnik:
a. Diskripsi produk/jasa yang akan diproduksi :
 spesifikasi produk / jasa
 penggunaan/kegunaan produk/jasa
 karakteristik produk/jasa
 kualitas produk/jasa
b. Proses produksi /operasi :
 penjelasan mekanisme proses produksi/operasi pembuatan produk/jasa
 alternatif proses produksi/operasi produk/ jasa
 rencana besar / jumlah produksi dan jadwal produksi/operasi
 tentukan kapasitas harian / tahunan dari proyek dalam memproduksi barang
c. Mesin-mesin dan perlengkapan :
 tentukan tipe, jumlah, spesifikasi merk negara asal, kapasitas,
 harga beli dealer, syarat penyerahan, syarat pembayaran dari mesin dan
perlengkapan yang akan digunakan dalam bisnis/proyek
 ketahanan mesin dan perlengkapan ditinjau dari umur ekonomis
 ketersediaan sukus cadang untuk pemeliharaan mesin
d. Lokasi pabrik / kegiatan :
- penjelasan tentang lokasi
- alasan mengapa memilih tempat tersebut
e. Plant lay out ; perencanaan penggunaan lantai/ruangan pabrik
f. Bangunan & fasilitas :
- tipe, ukuran bangunan & sarana
- biaya pembangunan
g. Bahan baku / pembantu :
- tipe, jumlah, kualitas
- asal/sumber, pengadaannya
- bahan baku/bahan pembantu yang akan dipakai
h. Sumber tenaga berupa listrik, air dll . Jumlah kebutuhan, pengadaannya
i. Tenaga kerja : jumlah, keterampilan, dll.
j. Organisasi pabrik
k. Biaya produksi
l. Penanganan limbah
3. Management Study / Penelitian Manajemen
4. Financial Study / Penelitian Keuangan

Aspek-aspek dalam Studi Kelayakan Bisnis


Berikut ini aspek-aspek yang harus diteliti dalam suatu studi kelayakan bisnis, yaitu:
1. Aspek hukum
Menyangkut semua legalitas rencana bisnis yang akan kita laksanakan yang meliputi ketentuan
hukum yang berlaku diantaranya :
o Izin lokasi berupa akte pendirian perusahaan dari notaris setempat PT/CV atau
berbentuk badan hukum lainnya.
o NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak)
o Surat tanda daftar perusahaan
o Surat izin tempat usaha dari pemda setempat
o Surat tanda rekanan dari pemda setempat
o SIUP setempat

2. Aspek sosial ekonomi dan budaya


Menyangkut dampak yang diberikan kepada masyarakat sekitar karena adanya suatu kegiatan
usaha tersebut, diantaranya:
o Dari sisi budaya, apa dampak keberadaan bisnis kita terhadap kehidupan masyarakat,
kebiasaan adat setempat, dan lain-lain.
o Dari sudut ekonomi, seperti seberapa besar tingkat pendapatan per kapita penduduk,
apakah proyek dapat mengubah atau justru mengurangi income per capita penduduk
setempat, pendapatan nasional atau upah rata-rata tenaga kerja setempat atau UMR.
o Dan dari segi sosial, apakah dengan adanya bisnis kita, menjadi semakin ramai, lalu
lintas semakin lancar, adanya jalur komunikasi, penerangan listrik dan lainnya,
pendidikan masyarakat setempat dan untuk mendapatkan itu semua adalah dengan
wawancara, kuesioner, dokumen, dan lain-lain. Untuk melihat apakah suatu proyek
layak atau tidak dilakukan dengan membandingkan keinginan investor atau pihak yang
terkait dengan sumber data yang terkumpul.

3. Aspek pasar dan pemasaran


menyangkut apakah ada peluang pasar untuk produk yang akan dihasilkan oleh kegiatan
usaha kita, dengan melihat hal-hal berikut :
o Potensi pasar
o Jumlah konsumen potensial, konsumen yang mempunyai keinginan atau hasrat untuk
membeli.
o Tentang perkembangan/pertumbuhan penduduk
o Daya beli, kemampuan konsumen dalam rangka membeli barang mencakup tentang
perilaku, kebiasaan, preferensi konsumen, kecenderungan permintaan masa lalu, dll.
o Pemasaran, menyangkut tentang starategi yang digunakan untuk meraih sebagian pasar
potensial atau pelung pasar atau seberapa besar pengaruh strategi tersebut dalam meraih
besarnya market share.

4. Aspek teknis dan teknologi


Menyangkut pemilihan lokasi, alat-alat, yang sesuai dengan hasil yang diinginkan, lay out,
dan pemilihan teknologi yang sesuai.

5. Aspek manajemen
Menyangkut pembangunan dan operasional.

6. Aspek keuangan
Menyangkut sumber dana yang akan diperoleh dan proyeksi pengembaliannya dengan
tingkat biaya modal dan sumber dana yang bersangkutan.

Tahapan dalam Studi Kelayakan Bisnis


1. Penemuan Ide
Agar dapat menghasilkan ide proyek yang dapat menghasilak produk laku untuk dijual
dan menguntungkan diperlukan penelitian yang terorganisasi dengan baik serta
dukungan sumber daya yang memadai. Jika ide proyek lebih dari satu, dipilih dengan
memperhatikan:
• ide proyek sesuai dengan kata hatinya
• pengambil keputusan mampu melibatkan diri dalam hal-hal yang sifatnya teknis
• keyakinan akan kemampuan proyek menghasilkan laba.

2. Tahap Penelitian
Setelah ide proyek terpilih, dilakukan penelitian yang lebih mendalam dengan metode
ilmiah:
• mengumpulkan data
• mengolah data
• menganalisis dan menginterpretasikan hasil pengolahan data
• menyimpulkan hasil
• membuat laporan hasil

3. Tahap Evaluasi.
Evaluasi yaitu membandingkan sesuatu dengan satu atau lebih standar atau kriteria
yang bersifat kuantitatif atau kualitatif. Ada 3 macam evaluasi:
• mengevaluasi usaha proyek yang akan didirikan
• mengevaluasi proyek yang akan dibangun
• mengevaluasi bisnis yang sudah dioperasionalkan secara rutin
Dalam evaluasi bisnis yang akan dibandingkan adalah seluruh ongkos yang akan
ditimbulkan oleh usulan bisnis serta manfaat atau benefit yang akan diperkirakan akan
diperoleh.

4. Tahap Pengurutan Usulan yang Layak


Jika terdapat lebih dari satu usulan rencana bisnis yang dianggap layak, perlu dilakukan
pemilihan rencana bisnis yang mempunyai skor tertinggi jika dibanding usulan lain
berdasar kriteria penilaian yang telah ditentukan.

5. Tahap Rencana Pelaksanaan


Setelah rencana bisnis dipilih perlu dibuat rencana kerja pelaksanaan pembangunan
proyek. Mulai dari penentuan jenis pekerjaan, jumlah dan kualifikasi tenaga perencana,
ketersediaan dana dan sumber daya lain serta kesiapan manajemen.

6. Tahap Pelaksanaan
Dalam realisasi pembangunan proyek diperlukan manajemen proyek. Setelah proyek
selesai dikerjakan tahap selanjutnya adalah melaksanakan operasional bisnis secara
rutin. Agar selalu bekerja secaa efektif dan efisien dalam rangka meningkatkan laba
perusahaan, dalam operasional perlu kajian-kajian untuk mengevaluasi bisnis dari
fungsi keuangan, pemasaran, produksi dan operasi.

Hasil Studi Kelayakan Bisnis


Hasil studi kelayakan bisnis berupa dokumentasi lengkap dalam bentuk tertulis yang
diperlihatkan bagaimana rencana bisnis memiliki nilai-nilai positif bagi aspek-aspek yang
diteliti, sehingga akan dinyatakan sebagai proyek bisnis yang layak.

Etika dalam Studi Kelayakan Bisnis


Aspek moral dan etika dalam bisnis, khususnya dalam studi kelayakan bisnis (SKB)
menjadi hal yang penting. Perilaku etis mengacu pada norma-norma atau standar-standar moral
pribadi dalam hubungannya dengan orang lain agar dapat terjamin tidak seorangpun yang akan
dirugikan.
1. Etika peneliti pada responden
Dalam pengumpulan data dari para responden, perlu diingat hak atas kebebasan pribadi
sehingga responden tidak akan dirugikan baik secara fisik maupun mental.
2. Etika peneliti pada klien
Dalam suatu studi kelayakan bisnis pertimbangan-pertimabangan etis terhadap klien
perlu diperhatikan. Karena klien mempunyai hak atas penelitian yang dilakukan secara etis.
3. Etika peneliti pada asisten
Peneliti biasanya asisten peneliti, tidak etis jika menugaskan seorang asisten melakukan
suatu wawancara yang bisa membahayakan.
4.Etika klien
Sering terjadi peneliti kelayakan bisnis diminta oleh kliennya untuk mengubah data,
mengartikan data dari segi yang menguntungkan atau menghilangkan bagian-bagian dari hasil
analisis yang dianggap merugikan, kalau peneliti menuruti keinginan tersebut bisa jadi profesi
peneliti akan hancur.

Manfaat studi kelayakan bisnis


1. Pihak Investor
Sebelum menanamkan modalnya di perusahaan yang akan dijalankan investor akan
mempelajari laporan studi kelayakan bisnis yang telah dibuat, karena investor memiliki
kepentingan langsung tentang keuntungan yang akan diperoleh dan jaminan modal yang
akan ditanamkan.
2. Pihak Kreditor
Sebelum memberikan kredit pihak bank perlu mengkaji studi kelayakan bisnis dan
mempertimbangkan bonafiditas dan tersedianya agunan yang dimilliki.
3. Pihak Manajemen Perusahaan
Sebagai leader manajemen perusahaan juga memerlukan studi kelayakan bisnis untuk
mengetahui dana yang dibutuhkan, berapa yang dialokasikan dari modal sendiri,
rencana pendanaan dari investor dan kreditor
4. Pihak Pemerintah dan Masyarakat
Perusahaan yang akan berdiri harus memperhatikan kebijakan-kebijakan yang
ditetapkan oleh pemerintah agar dapat diprioritaskan untuk dibantu oleh pemerintah.
5. Bagi Tujuan Pembangunan Ekonomi
Penyusunan studi kelayakan bisnis perlu dianalisis manfaat yang akan didapat dan biaya
yang ditimbulkan proyek terhadap perekonomian nasional, karena sedapat mungkin
proyek dibuat demi tercapainya tujuan-tujuan nasional.

Setelah kita mengetahui bagaimana menganalisis sebuah usaha yang akan kita
kernbangkan, kemudian dinyatakan layak, langkah selanjutnya barulah kita menyusun
laporan studi kelayaltan usaha dengan sistematika yang dirasakan perlu dan
mendukungj usaha kita berdasarkan aspek-aspek yang sudahg kita uji, berikut contoh
proyek :
RINGKASAN PROYEK
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Dasar Gagasan Membuka Bisnis Baru/ Pengembangan Bisnis
1.2 Nama dan Alamat perusahaan
1.3 Bidang Usaha
1.4 Bentuk Perusahaan
1.5 Gambaran Perkembangan perusahaan (Untuk perusahaan yang sudah ada)
BAB II PROFIL PERUSAHAAN DEWASA INI (Untuk perusahaan yang sudah ada)
2.1 Gambaran Umum Perusahaan
2.2 Perizinan
2.3 Aspek Teknis Produksi
2.4 Aspek Pemasaran
2.5 Aspek Manajemen
2.6 Aspek Keuangan
BAB III PROYEK YANG DIUSULKAN (Untuk proyek bisnis baru)
3.1 Proyek yang Diusulkan
a. Jenis Produk
3.2 Aspek Teknis
a. Sifat Proyek
b. Jenis dan Jumlah Produksi
c. Lokasi
3.3 Aspek Pemasaran
a. Peluang Pasar
b. Daerah Pemasaran
c. Pasar Sasaran
3.4 Aspek Manaiemen
a. Kepemilikan
b. Struktur Organisasi
c. Tim Mahajemen
3.5 Aspek Keuangan
a. Kebutuhan Dana
b. Sumber Dana
c. Prediksi Pendapatan

CONTOH PROPOSAL STUDI KELAYAKAN BISNIS (SKB)


PROPOSAL
STUDI KELAYAKAN BISNIS
USAHA DIGITAL PRINTING BAJU
“PAPUA YOUTH CREATIVITY”

BAB I
PENDAHULUAN

A. DASAR GAGASAN PEMBUKAAN BISNIS / PENGEMBANGAN BISNIS


Ide untuk membuka sebuah bisnis usaha digital printing baju ini sebenarnya
muncul dari ide bersama teman-teman saya yang sangat ingin membuka sebuah usaha
took baju, namun semua baju yang dicetak harus buatan sendiri dan memiliki gambar
budaya papua. Karena tujuan kamu adalah memperkenalkan budaya papua kepada
seluruh di wilayah Indonesia agar mereka tahu bahwa budaya papua tidak kalah
bagusnya dengan daerah lain dalam bentuk ungkapan disebuah baju. Selain itu juga
kami ingin menunjukan bahwa kreativitas anak-anak mudah papua tidak kalah kreativ
dengan anak muda yang ada di daerah yang lebih modern. Selain itu turis yang dating
ke papua sangatlah banyak dengan pertimbangan itu kami membuka sebuah perusahaan
yang bergerak dalam pencetakan baju yang alsi dicetak di Papua, sehingga mata
Indonesia dapat terbuka bahwa kreativitas anak-anak papua dapat bernilai tinggi dan
selain itu juga saya ingin membuka lapangan pekerjaan yang luas agar tingkat
pengangguran yang ada di papua dapat berkurang.

B. NAMA DAN ALAMAT USAHA

Usaha ini diberi nama “PAPUAN YOUTH CREATIVITY” karena kami ingin
memperkenalkan bahwa pemuda yang ada di Papua juga memiliki kreativitas yang
tinggi dan tidak kalah dengan pemuda-pemuda yang ada di daerah lainnya, dengan
harapan masyarakat dapat menikmati kreativitas pemuda didaerahnya sendiri dan
menjadi produsen utama di rumah sendiri guna meningkatkan perekonomian di Papua
khususnya Jayapura.
Nama Perusahaan : PAPUAN YOUTH CREATIVITY (Kreativitas pemuda Papua)
Alamat : ARDUPURA II
Telp : 0852 4351 2292

C. BIDANG USAHA
PAPUA YOUTH CREATIVITY bukan hanya menyediakan pakaian yang
berbudaya papua tetapi juga menyediakan digital printing baju dimana tiap baju yang
dicetak sesuai dengan keinginan konsumen, hal ini dapata meningkatkan penjualan dan
eksistensi perusahaan mengingat di Jayapura sangat banyak pasangan muda mudi yang
ingin memiliki baju soulmate namun ingin memiliki baju yang beda dari yang lain
dengan kata lain mereka ingin memiliki baju soulmate dengan keinginan atau
menggunakan kreativitas mereka sendiri. Selain itu di Jayapura saat ini sangan
berkembang Club-Club motor yang dimana tiap-tiap klub motor memiliki seragam
tersendiri. Dari hasil penelitian saya yang pernah berkecimbung didunia club motor
bahwasanya mereka membuat/mencetak baju club mereka di luar area Jayapura(pulau
jawa). Dengan adanya usaha ini diarapkan usaha ini akan mempermuda bagi muda mudi
yang ada di Jayapura dalam mendapatkan seragam yang mereka mau dan memnambah
Keeksistensian usaha ini.
Perusahaan ini memiliki bidang usaha sebagai berikut :
1) Toko Baju Berbudaya Papua (Oleh-Oleh Papua)
2) Digital Printing Baju (Pencetakan Baju Sesuai Permintaan)

BAB II
USAHA YANG DIUSULKAN

A. USAHA YANG DIUSULKAN


Usaha yang kami ususlkan adalah usaha yang bergerak dalam bidang perdagangan
dan pencetakan baju, usaha ini sangat menjanjikan keuntungan yang lumayan tinggi
karena usaha baju yang menyediakan baju yang bermotif budaya papua masih terlalu
minim begitu pula usaha pencetakan baju.
a. Sifat Investasi
Sumber dana dari usaha kami semua berasal dari investasi yang akan kami terima
dari BApak/Ibu selaku investor yang akan menanamkan modalnya pada
perusahaan kami.
b. Jenis Produk
Jenis produk yang kami tawarkan adalah sebuah pakaian yang berbudaya papua
dan pencetan baju dengan desain sendiri dan produk kami diberi nama “PAPUA
YOUTH CREATIVITY”.

B. PERIJINAN
Dari segi legalitas usaha, unit usaha kami memiliki beberapa dokumen badan hukum
untuk melaksanakan usaha bisnis sebagai bekal agar usaha yang dilaksanakan berjalan
lancar di kemudian hari. Beberapa dokumen hukum yang dimiliki berkaitan dengan
aspek hukum adalah :
1. SIUP (Surat Ijin Usaha Berdagang)
2. SITU (Surat Ijin Tempat Usaha)
3. NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak)
4. NRP (Nomor Register Perusahaan) atau TDP (Tanda Daftar Perusahaan)
5. AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan)

C. ASPEK TEKNIS PRODUKSI / OPERASI


1. Sifat Usaha
Bergerak dalam bidang pencetakan jasa grafis dan pencetakan baju
2. Jenis dan Jumlah Produksi
Jenis usaha kami yakni memodifikasi baju yang masih polos dengan memberikan
desain-desain grafis sesuai dengan kreasi dan juga disesuaikan pesanan jika ada
pesanan-pesanan dari pelanggan.
3. Volume Dan Harga Penjualan
Untuk pencetakan baju dalam setiap harinya kami akan mencetak baju berkisar 20
sampai 30 lembar baju dengan prediksi bahwa sehari bias terjual sekitar 10 sampai 15
lembar baju dengan kisaran harga rata-rata Rp.90.000,-. Sedangkan usaha
pencetakan desain grafis untuk perharinya menerima jasa desain 2 sampai 4 desain jasa
grafis untuk desain rumit berkisar Rp.120.000,- dan untuk desain standar berkisar
Rp.90.000,-
4. Lokasi
Lokasi yang kami pilih untuk menjalankan usaha ini rencananya di daerah sekitaran
Polimak. Kami pilih lokasi tersebut dengan pertimbangan karena lokasi perhotelan
kebanyakan terletak di area Jayapura.
5. Mesin Dan Peralatan
Mesin dan peralatan yang kamu gunakan adalah sebagai berikut
· Printer Kaos DTG A3 (Epson 1390) 1 buah
· Hairdrayer 1 buah
· Computer 3 set
6. Proses Produksi
Ø Menyediakan baju polos
Ø Mendisain gambar yang akan di print pada baju
Ø Proses print
Ø Proses pengeringan
Ø Finishing
7. Kapasitas Produksi
Kapasitas produksi yang ditargetkan oleh usaha kami untuk perbulannya berkisar antara
300 sampai 350 lembar baju /bulannya.
8. Bahan Baku Dan Bahan Pembantu
Bahan baku dan bahan pendukung yang kami perlukan adalah sbb:
Ø Tinta
Ø Baju polos
Ø Hairdrayer
9. Tenaga Kerja
Tenaga kerja yang kami butuhkan adalah
Ø Kasir = 2 orang
Ø Desainer = 1 orang
Ø Sales = 2 orang

D. ASPEK PEMASARAN
1. Peluang Pasar
Usaha ini memiliki peluang yang sangat besar dipasaran, memngingat
meningkatnya peminat baju berbudaya papua sangat meningkat di seluruh kalangan
masyarakat baik masyarakat asli papua dan pendatang. Disisi lain para wisatawan yang
dating ke papua semakin lama kian bertambah dan minat mereka untuk membeli baju
berbudaya papua juga semakin tinggi karena baju tersebut akan dijadian oleh-oleh bagi
keluarga mereka. Dan usaha printingpun sangat menjanjikan karena usaha printing baju
di papua sangat minim, walaupun ada pencetakannyapun harus dalam jumlah besar.

2. Daerah Pemasaran
Daerah pemasaran produk kami adalah daerah Jayapura, abepura, sentani dan
sekitarnya

3. Pasar Sasaran
Target pemasaran dari produk kami adalah seluruh kalangan masyarakat yang
berada di wilayah jayapura dan sekitarnya.

E. ASPEK MANAJEMEN
1. Struktur Organisasi
PIMPINAN
DESAINER
KASIR / PENGAWAS
KASIR / KARYAWAN
SALES PENYALUR KE PEDAGANG KAKI LIMA
SALES TOKO

2. Tim Manajemen
Pimpinan : Nasrul
Bagian printing baju
Desainer : Nasrul
Karyawan : Sugandhy Arya Gibran
Kasir : Imelda Ajeng
Bagian Toko
Pengawas : Qomaruddin
Kasir : Etik Sofiani
Sales toko : Muhaedir Abuchair
Sales luar : Moh. Edhy Wibowo

F. ASPEK KEUANGAN
1. Kebutuhan Dana
Adapun kebutuhan dana yang yang dibutuhkan oleh usaha kami adalah sbb:
· Sewa Ruko : Rp. 15.000.000
· Mesin Printing : Rp. 15.000.000
· Bahan Baku : Rp. 5.000.000
· Sofa tunggu : Rp. 5.000.000
· Meja kerja 5 buah : Rp. 5.000.000
· Kursi kerja 10 Buah : Rp. 5.000.000
· 3 set computer : Rp. 15.000.000
· Gantungan baju 10 buah : Rp. 3.000.000
· Biaya Tak Terduga : Rp. 2.000.000
Total Rp 70.000.000

2. Sumber Dana
Semua sumber dana yang kami butuhkan semua berasal dari investor

3. Prediksi Pendapatan
a. Prediksi Pendapatan Dari Jasa Desainer
2 buah baju dengan desain rumit Rp. 240.000
2 buah baju dengan desain standar Rp. 160.000
Jumlah Rp. 420.000
Pendapatan Untuk 1 Bulan Rp. 420.000 x 26 hari
= Rp. 10.920.000
Jadi pendapantan dari jasa printing baju perbulan Rp. 5.460.000 untuk tiap pencetakan 1
buah baju desain rumit dan 1 buah baju untuk desain standar.
Hal hanya prediksi untuk pencatakan 1 buah baju desain rumit dan 1 buah baju desain
standar. Dan hasil prediksi ini bias saja sangat melibihi hasil prediksi.

B. Prediksi Pendapatan Toko


· Tiap penjualan 10 buah baju per hari dengan haraga rata-rata Rp. 90.000,- = Rp.
900.000
· Pendapatan /hari Rp. 900.000 x 26 hari = Rp .23.400.000
Apabila usaha ini berjalan tidak menutup kemungkinan hasil pendapatan bias sangat
melebihi dari perhitungan diatas.
Jadi hasil pendapatan perbulan pendapatan jasa desain baju + penjualan toko = Rp.
34.320.000

4. Prediksi Biaya
o Biaya listrik = Rp. 1.000.000
o Biaya air = Rp. 1.000.000
o Biaya sewa ruko = Rp. 3.000.000
o Biaya Gaji 8 karyawan = Rp. 16.000.000
o Biaya bahan baku = Rp. 5.000.000
o Biaya lain-lain = Rp. 2.000.000
Total biaya = Rp. 28.000.000
5. Prediksi Laba Rugi
Adapun prediksi laba rugi dapat dilihat dibawah ini
Pendapatan – biaya-biaya
Rp. 34.320.000 - Rp. 28.000.000 = Rp. 6.320.000
JADI TOTAL LABA PERBULAN ADALAH RP. 6.320.000 dengan prediksi penjualan
sangat mini dan biaya yang cukup besar namun perusahaan masih dapat keuntungan.
Jadi kesimpulannya usaha ini sangat menjanjikan keuntungan yang sangat besar bagi
Investor.

PENUTUP
KESIMPULAN
Usaha ini memiliki peluang yang sangat besar dipasaran, memngingat
meningkatnya peminat baju berbudaya papua sangat meningkat di seluruh kalangan
masyarakat baik masyarakat asli papua dan pendatang. Disisi lain para wisatawan yang
dating ke papua semakin lama kian bertambah dan minat mereka untuk membeli baju
berbudaya papua juga semakin tinggi karena baju tersebut akan dijadian oleh-oleh bagi
keluarga mereka. Dan usaha printingpun sangat menjanjikan karena usaha printing baju
di papua sangat minim, walaupun ada pencetakannyapun harus dalam jumlah besar.

Anda mungkin juga menyukai