LAPORAN
Agisti Rosdiyanti
Indah Permatasari
Lutfhy Muharam
Nabila Wildasari
Ratu Sholiha
Windi
Teori-Teori Strategi
1. Teori Strategi Generik dan Keunggulan Bersaing
Menurut Michael P. Porter (1997 dan 1998), ada tiga landasan strategi yang
dapat membantu organisasi memperoleh keunggulan kompetitif, yaitu keunggulan
biaya, diferensiasi, dan fokus. Porter menamakan ketiganya strategi umum (strategi
generik). Keunggulan biaya menekankan pada pembuatan produk standar dengan biaya
per unit sangat rendah untuk konsumen yang peka terhadap perubahan harga.
Diferensiasi adalah strategi dengan tujuan membuat produk yang menyediakan jasa
yang dianggap unik di seluruh industri dan ditujukan kepada konsumen yang tidak
terlalu peduli dengan perubahan harga. Fokus berarti membuat produk dan
menyediakan jasa yang memenuhi keperluan sejumlah kelompok kecil konsumen.
Strategi Porter mensyaratkan adanya penataan organisasi, prosedur pengendalian, sistem
intensif yang berbeda. Perusahaan besar dengan akses sumber daya yang besar biasanya
bersaing dengan landasan keunggulan biaya dan atau dengan diferensiasi, sedangkan
perusahaan kecil sering bersaing dengan landasan fokus.
Kunci utama dari The New 7-S’s adalah menggunakan inisiatif untuk merebut
persaingan. Menurut D Aveni, The New 7-S’s menyangkut penciptaan sesuatu yang baru
dan berbeda untuk masa yang akan datang. Strategi ini dimaksudkan untuk membatasi
strategi dinamis yang dimilki oleh pesaing. D’Aveni, mengelompokkan New 7-S’s di
atas menjadi tiga kelompok yang sangat efektif untuk mengganggu pasar serta meliputi
visi, kemampuan, dan taktik. Kerangka kerja The New 7-S’s berdasar pada strategi
penemuan dan pengembangan keunggulan melalui gangguan pasar, bukan berdasarkan
keunggulan yang berkesinambungan dan keseimbangan yang sempurna. Tujuan
dari The New 7-S’s adalah menciptakan gangguan melalui penciptaaan keunggulan-
keunggulan baru yang berkesinambungan
Alasan utama menjalankan strategi integrasi ke depan, strategi ke belakang, dan strategi
horizontal adalah untuk mendapatkan manfaat kepemimpinan biaya rendah atau nilai
terbaik. Tetapi, kepemimpinan biaya umumnya harus dijalankan dalam hubungannya
dengan diferensiasi.
a) Strategi biaya rendah (low-cost) yang menawarkan produk atau jasa kepada
konsumen pada harga terendah yang tersedia di pasar.
b) Strategi nilai terbaik (best-value) yang menawarkan produk atau jasa kepada
konsumen pada nilai harga terbaik yang tersedia di pasar. Strategi ini bertujuan untuk
menawarkan serangkaian produk atau jasa pada harga yang serendah mungkin
dibandingkan dengan produk pesaing dengan atribut serupa. Sasaran dari kedua tipe
strategi ini adalah pasar yang besar.
Berusaha untuk menjadi produsen berbiaya rendah dalam industri bisa sangat efektif
ketika pasar dibangun dari banyak pembeli yang peka terhadap harga, ketika ada
sejumlah cara untuk mencapai diferensiasi produk, ketika para pembeli tidak terlalu
memusingkan perbedaan dari merek yang satu ke merek yang lain, atau ketika terdapat
sejumlah besar pembeli dengan daya tawar yang signifikan. Gagasan pokoknya adalah
menjual dengan harga yang lebih rendah dari pesaing dan dengan demikian menguasai
pangsa pasar dan penjualan, yang sepenuhnya mendepak pesaing keluar dari pasar.
Perusahaan yang menggunakan strategi kepemimpinan biaya rendah atau nilai terbaik
harus meraih keunggulan kompetitif dengan cara-cara yang sulit ditiru atau disamai oleh
pesaing. Jika pesaing dapat dengan relatif mudah atau tidak mahal meniru metode
kepemimpinan biaya sang pemimpin, keunggulan pemimpin tersebut tidak akan
bertahan cukup lama untuk memberikan hasil yang besar di pasar. Untuk menjalankan
strategi kepemimpinan biaya secara berhasil, sebuah perusahaan harus memastikan
bahwa total biaya diseluruh rantai nilainya lebih rendah dari total biaya pesaing.
o Ketika produk penjual pesaing pada pokoknya sama dan pasokan tersedia dari semua
penjual.
o Ketika ada beberapa cara untuk mencapai diferensiasi produk yang memiliki nilai
bagi pembeli.
o Ketika sebagian besar pembeli menggunakan produk dengan cara yang sama.
o Ketika pembeli hanya mengeluarkan sedikit biaya untuk berpindah membeli dari
satu penjual ke penjual yang lain.
o Ketika pembeli begitu besar dan memiliki daya tawar yang signifikan untuk meminta
penurunan harga.
o Ketika pendatang industri baru menggunakan harga perkenalan yang rendah untuk
menarik pembeli dan membangun basis konsumen.
5) Strategi Diferensiasi
Diferensiasi adalah tindakan merancang satu set perbedaan yang berarti untuk
membedakan penawaran perusahaan dari penawaran pesaing (kotler, 1997). Diferensiasi
terutama pada produk sangat penting karena persaingan yang ketat pada dunia usaha
sekarang menuntut untuk melakukan berbagai strategi guna menciptakan produk yang
dapat diterima baik oleh konsumen dan tidak kalah bersaing dengan produk lainnya.
untuk menciptakan diferensiasi produk erat dengan berapa tambahan yang harus
dilakukan agar orang dapat mengetahui bahwa produk itu berbeda dengan produk
lainnya. jadi untuk menciptakan diferensiasi produk dapat dikatakan perlu biaya yang
besar.
Strategi diferensiasi, yaitu strategi dimana produk kita memiliki perbedaan maupun
keunikan dibandingkan dengan produk yang lain. Mungkin banyak orang tidak
memanfaatkan cara ini karena terkadang orang merasa ragu jika produknya berbeda
dengan produk lain yang ada di pasaran. Tetapi, ada juga yang merasa bahwa dengan
adanya diferensiasi, maka produk atau jasanya akan lebih laku bila dijual di pasaran.
6) Strategi Fokus
Strategi fokus digunakan untuk membangun keunggulan bersaing dalam suatu segmen
pasar yang lebih sempit. Strategi jenis ini ditujukan untuk melayani kebutuhan
konsumen yang jumlahnya relatif kecil dan dalam pengambilan keputusannya untuk
membeli relatif tidak dipengaruhi oleh harga. Dalam pelaksanaannya – terutama pada
perusahaan skala menengah dan besar –, strategi fokus diintegrasikan dengan salah satu
dari dua strategi generik lainnya: strategi biaya rendah atau strategi pembedaan
karakteristik produk. Strategi ini biasa digunakan oleh pemasok “niche market”
(segmen khusus/khas dalam suatu pasar tertentu; disebut pula sebagai ceruk pasar)
untuk memenuhi kebutuhan suatu produk — barang dan jasa — khusus.
Strategi Fokus didasarkan pada keyakinan bahwa perusahaan atau unit bisnis yang
mengkonsentrasikan upaya-upaya yang dilakukan dapat melayani target strategis yang
sempit dengan lebih efisien dibandingkan dengan para pesaingnya.
Resiko dari Strategi Fokus adalah dapat ditiru, pesaing sasaran menghebohkan segmen,
para pemfokus baru dapat memecah segmen industri, dll.
7) Strategi Turunan
Contoh dari Strategi Turunan adalah Produk motor pada Astra Honda Motor (AHM)
yang mengeluarkan beberapa produk andalan untuk tetap menjaga eksistensinya dalam
dunia perotomotifan. Misalnya pada awalnya AHM mengeluarkan produk bernama
PCX125, lalu selanjutnya PCX150, dan seterusnya. Hal ini dinilai sebagai strategi
turunan karena terdapat kemiripan nama pada produk yang dihasilkan. Strategi turunan
ini juga menunjukkan berbagai produk yang beraneka ragam, namun tetap dalam 1
tujuan yaitu salah satu ajang untuk mengkomunikasikan produk ke masyarakat.
Dengan starteginya tersebut, AHM juga sudah membantu mempermudah para sales
yang merupakan ujung tombak pemasaran dalam menjual produknya. Tanpa
menganggu produk flagsipnya, karena memang produk yang berada diatasnya memiliki
prestige tersendiri.
ANALISA BISNIS
Ada dua studi analisis yang dapat digunakan untuk mengetahui layak tidaknya
suatu bisnis dimulai atau dikembangkan yaitu studi kelayakan usaha (feasibility study of
businesses), dan analisis SWOT {strength (kekuatan), weaks (kelemahan), opportunity
(peluang) and treath (ancaman)}.
Studi kelayakan usaha/bisnis (businesses feasibility study) atau disebut juga
analisis proyek bisnis ialah penelitian tentang layak tidaknya suatu bisnis dilaksanakan
dengan menguntungkan secara kontinyu. Hasil studi kelayakan bisnis pada prinsipnya
bisa digunakan antara lain untuk merintis, untuk mengembangkan usaha yang sudah ada
dan untuk memilih jenis usaha atau investasi/proyek yang paling menguntungkan.
d. Tahap keputusan
Karena menyangkut keperluan investasi yang mengandung resiko, maka
keputusan bisnis biasanya berdasarkan beberapa kriteria investasi, seperti Pay
Back Period (PBP) yaitu periode yang diperlukan untuk menutup kembali
pengeluaran investasi, Net Preset Value (NPV) yaitu manfaat usaha saat ini yang
akan kita terima di masa yang akan datang tidak sama dengan manfaat jika kita
terima saat ini, dan Internal Rate of Return (RR) atau indeks keuntungan.
Pengertian studi kelayakan bisnis adalah penelitian yang menyangkut berbagai aspek
baik itu dari aspek hukum, sosial ekonomi dan budaya, aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis
dan teknologi sampai dengan aspek manajemen dan keuangannya, dimana itu semua digunakan
untuk dasar penelitian studi kelayakan dan hasilnya digunakan untuk mengambil keputusan
apakah suatu proyek atau bisnis dapat dikerjakan atau ditunda dan bahkan tidak dijalankan.
Studi kelayakan informasi yang penting bagi pengusaha untuk pengambilan keputusan
pegangan pengusaha pada tahap awal operasi usaha maupun pada tahap operasional suatu
proyek pegangan bagi investor/bank dalam kaitan pendanaan.
Pihak yang memerlukan dan berkepentingan dengan studi kelayakan
usaha, diantaranya:
a. Pihak Wirausaha (Pemilik Perusahaan)
Dalam kewirausahaan, studi kelayakan bisnis sangat penting dilakukan supaya
kegiatan bisnisnya tidak mengalami kegagalan dan memberi keuntungan
sepanjang waktu. Demikian juga bagi penyandang dana yang memerlukan
persyaratan tertentu seperti bankir, investor dan pemerintah.
b. Pihak Investor dan Penyandang Dana
Bagi investor dan penyandang dana. studi kelavakan usaha penting untuk
memilih jenis investasi, vang paling menguntungkan dan sebagai jaminan atas
modal yang ditanarnkan atau dipinjamkannya.
c. Pihak Masyarakat dan Pemerintah
Bagi masyarakat studi kelayakan usaha sangat diperlukan terutama sebagai
bahan kajian apakah usaha yang didirikan atau dikembangkan bermanfaat bagi
masyarakat sekitarnya atau sebaliknya merugikan selama-lamanya.
Studi kelayakan biasanya digolongkan menjadi dua bagian yang berdasarkan pada
orientasi yang diharapkan oleh suatu perusahaan yaitu berdasarkan orientasi laba, yaitu:
1. Menilai Kelayakan Suatu Kegiatan yang Bersifat Komersil
Kelayakannya ditinjau dari segi keuntungan usaha dan manfaat bagi kelangsungan dan
kelancara usaha yang akan dilakukan. Kelayakan kegiatan yang bersifat komersil
memperhatikan tingkat kelayakan dari segi pendapatan/ potensi permintaan pasar,
biaya, keuntungan, risiko usaha, faktor tehnis, sumber daya, organisasi dan manajemen,
lingkungan social, legalitas, dan kelangsungan hidup usaha.
Studi kelayakan usaha /komersil (feasibility study) diawali dengan membuat gagasan
usaha untuk mendirikan usaha sektor industri,sektor perdagangan,sektor jasa .
kemudian untuk meyakinkan dirinya sendiri ataupun untuk meyakinkan pihak lain perlu
dibuat / disusun sebuah laporan penelitian dari gagasan usaha tersebut terlebih dahulu.
Selanjutnya dibuat pengamatan & perhitungan dari semua masalah yang berkaitan guna
mengambil keputusan. Tahap akhir dari studi kelayakan yaitu melaksanakan atau
membatalkan laporan pengamatan & perhitungan tersebut.
2. Menilai Kelayakan Suatu Kegiatan yang Bersifat Non Komersil
Kelayakannya ditinjau dari manfaat dari kegiatan yang dilakukan baik untuk kelompok
maupun untuk masyarakat luas. Kelayakan suatu kegiatan bersifat non komersil
mencangkup manfaat untuk jangka pendek dan panjang, kesejahteraan masyarakat,
prestasi bagi lembaga atau suatu negara, manfaat eko-sistem, tidak menekankan tentang
biaya suatu kegiatan, dan manfaat bagi lingkungan yang terkait.
5. Aspek manajemen
Menyangkut pembangunan dan operasional.
6. Aspek keuangan
Menyangkut sumber dana yang akan diperoleh dan proyeksi pengembaliannya dengan
tingkat biaya modal dan sumber dana yang bersangkutan.
2. Tahap Penelitian
Setelah ide proyek terpilih, dilakukan penelitian yang lebih mendalam dengan metode
ilmiah:
• mengumpulkan data
• mengolah data
• menganalisis dan menginterpretasikan hasil pengolahan data
• menyimpulkan hasil
• membuat laporan hasil
3. Tahap Evaluasi.
Evaluasi yaitu membandingkan sesuatu dengan satu atau lebih standar atau kriteria
yang bersifat kuantitatif atau kualitatif. Ada 3 macam evaluasi:
• mengevaluasi usaha proyek yang akan didirikan
• mengevaluasi proyek yang akan dibangun
• mengevaluasi bisnis yang sudah dioperasionalkan secara rutin
Dalam evaluasi bisnis yang akan dibandingkan adalah seluruh ongkos yang akan
ditimbulkan oleh usulan bisnis serta manfaat atau benefit yang akan diperkirakan akan
diperoleh.
6. Tahap Pelaksanaan
Dalam realisasi pembangunan proyek diperlukan manajemen proyek. Setelah proyek
selesai dikerjakan tahap selanjutnya adalah melaksanakan operasional bisnis secara
rutin. Agar selalu bekerja secaa efektif dan efisien dalam rangka meningkatkan laba
perusahaan, dalam operasional perlu kajian-kajian untuk mengevaluasi bisnis dari
fungsi keuangan, pemasaran, produksi dan operasi.
Setelah kita mengetahui bagaimana menganalisis sebuah usaha yang akan kita
kernbangkan, kemudian dinyatakan layak, langkah selanjutnya barulah kita menyusun
laporan studi kelayaltan usaha dengan sistematika yang dirasakan perlu dan
mendukungj usaha kita berdasarkan aspek-aspek yang sudahg kita uji, berikut contoh
proyek :
RINGKASAN PROYEK
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Dasar Gagasan Membuka Bisnis Baru/ Pengembangan Bisnis
1.2 Nama dan Alamat perusahaan
1.3 Bidang Usaha
1.4 Bentuk Perusahaan
1.5 Gambaran Perkembangan perusahaan (Untuk perusahaan yang sudah ada)
BAB II PROFIL PERUSAHAAN DEWASA INI (Untuk perusahaan yang sudah ada)
2.1 Gambaran Umum Perusahaan
2.2 Perizinan
2.3 Aspek Teknis Produksi
2.4 Aspek Pemasaran
2.5 Aspek Manajemen
2.6 Aspek Keuangan
BAB III PROYEK YANG DIUSULKAN (Untuk proyek bisnis baru)
3.1 Proyek yang Diusulkan
a. Jenis Produk
3.2 Aspek Teknis
a. Sifat Proyek
b. Jenis dan Jumlah Produksi
c. Lokasi
3.3 Aspek Pemasaran
a. Peluang Pasar
b. Daerah Pemasaran
c. Pasar Sasaran
3.4 Aspek Manaiemen
a. Kepemilikan
b. Struktur Organisasi
c. Tim Mahajemen
3.5 Aspek Keuangan
a. Kebutuhan Dana
b. Sumber Dana
c. Prediksi Pendapatan
BAB I
PENDAHULUAN
Usaha ini diberi nama “PAPUAN YOUTH CREATIVITY” karena kami ingin
memperkenalkan bahwa pemuda yang ada di Papua juga memiliki kreativitas yang
tinggi dan tidak kalah dengan pemuda-pemuda yang ada di daerah lainnya, dengan
harapan masyarakat dapat menikmati kreativitas pemuda didaerahnya sendiri dan
menjadi produsen utama di rumah sendiri guna meningkatkan perekonomian di Papua
khususnya Jayapura.
Nama Perusahaan : PAPUAN YOUTH CREATIVITY (Kreativitas pemuda Papua)
Alamat : ARDUPURA II
Telp : 0852 4351 2292
C. BIDANG USAHA
PAPUA YOUTH CREATIVITY bukan hanya menyediakan pakaian yang
berbudaya papua tetapi juga menyediakan digital printing baju dimana tiap baju yang
dicetak sesuai dengan keinginan konsumen, hal ini dapata meningkatkan penjualan dan
eksistensi perusahaan mengingat di Jayapura sangat banyak pasangan muda mudi yang
ingin memiliki baju soulmate namun ingin memiliki baju yang beda dari yang lain
dengan kata lain mereka ingin memiliki baju soulmate dengan keinginan atau
menggunakan kreativitas mereka sendiri. Selain itu di Jayapura saat ini sangan
berkembang Club-Club motor yang dimana tiap-tiap klub motor memiliki seragam
tersendiri. Dari hasil penelitian saya yang pernah berkecimbung didunia club motor
bahwasanya mereka membuat/mencetak baju club mereka di luar area Jayapura(pulau
jawa). Dengan adanya usaha ini diarapkan usaha ini akan mempermuda bagi muda mudi
yang ada di Jayapura dalam mendapatkan seragam yang mereka mau dan memnambah
Keeksistensian usaha ini.
Perusahaan ini memiliki bidang usaha sebagai berikut :
1) Toko Baju Berbudaya Papua (Oleh-Oleh Papua)
2) Digital Printing Baju (Pencetakan Baju Sesuai Permintaan)
BAB II
USAHA YANG DIUSULKAN
B. PERIJINAN
Dari segi legalitas usaha, unit usaha kami memiliki beberapa dokumen badan hukum
untuk melaksanakan usaha bisnis sebagai bekal agar usaha yang dilaksanakan berjalan
lancar di kemudian hari. Beberapa dokumen hukum yang dimiliki berkaitan dengan
aspek hukum adalah :
1. SIUP (Surat Ijin Usaha Berdagang)
2. SITU (Surat Ijin Tempat Usaha)
3. NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak)
4. NRP (Nomor Register Perusahaan) atau TDP (Tanda Daftar Perusahaan)
5. AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan)
D. ASPEK PEMASARAN
1. Peluang Pasar
Usaha ini memiliki peluang yang sangat besar dipasaran, memngingat
meningkatnya peminat baju berbudaya papua sangat meningkat di seluruh kalangan
masyarakat baik masyarakat asli papua dan pendatang. Disisi lain para wisatawan yang
dating ke papua semakin lama kian bertambah dan minat mereka untuk membeli baju
berbudaya papua juga semakin tinggi karena baju tersebut akan dijadian oleh-oleh bagi
keluarga mereka. Dan usaha printingpun sangat menjanjikan karena usaha printing baju
di papua sangat minim, walaupun ada pencetakannyapun harus dalam jumlah besar.
2. Daerah Pemasaran
Daerah pemasaran produk kami adalah daerah Jayapura, abepura, sentani dan
sekitarnya
3. Pasar Sasaran
Target pemasaran dari produk kami adalah seluruh kalangan masyarakat yang
berada di wilayah jayapura dan sekitarnya.
E. ASPEK MANAJEMEN
1. Struktur Organisasi
PIMPINAN
DESAINER
KASIR / PENGAWAS
KASIR / KARYAWAN
SALES PENYALUR KE PEDAGANG KAKI LIMA
SALES TOKO
2. Tim Manajemen
Pimpinan : Nasrul
Bagian printing baju
Desainer : Nasrul
Karyawan : Sugandhy Arya Gibran
Kasir : Imelda Ajeng
Bagian Toko
Pengawas : Qomaruddin
Kasir : Etik Sofiani
Sales toko : Muhaedir Abuchair
Sales luar : Moh. Edhy Wibowo
F. ASPEK KEUANGAN
1. Kebutuhan Dana
Adapun kebutuhan dana yang yang dibutuhkan oleh usaha kami adalah sbb:
· Sewa Ruko : Rp. 15.000.000
· Mesin Printing : Rp. 15.000.000
· Bahan Baku : Rp. 5.000.000
· Sofa tunggu : Rp. 5.000.000
· Meja kerja 5 buah : Rp. 5.000.000
· Kursi kerja 10 Buah : Rp. 5.000.000
· 3 set computer : Rp. 15.000.000
· Gantungan baju 10 buah : Rp. 3.000.000
· Biaya Tak Terduga : Rp. 2.000.000
Total Rp 70.000.000
2. Sumber Dana
Semua sumber dana yang kami butuhkan semua berasal dari investor
3. Prediksi Pendapatan
a. Prediksi Pendapatan Dari Jasa Desainer
2 buah baju dengan desain rumit Rp. 240.000
2 buah baju dengan desain standar Rp. 160.000
Jumlah Rp. 420.000
Pendapatan Untuk 1 Bulan Rp. 420.000 x 26 hari
= Rp. 10.920.000
Jadi pendapantan dari jasa printing baju perbulan Rp. 5.460.000 untuk tiap pencetakan 1
buah baju desain rumit dan 1 buah baju untuk desain standar.
Hal hanya prediksi untuk pencatakan 1 buah baju desain rumit dan 1 buah baju desain
standar. Dan hasil prediksi ini bias saja sangat melibihi hasil prediksi.
4. Prediksi Biaya
o Biaya listrik = Rp. 1.000.000
o Biaya air = Rp. 1.000.000
o Biaya sewa ruko = Rp. 3.000.000
o Biaya Gaji 8 karyawan = Rp. 16.000.000
o Biaya bahan baku = Rp. 5.000.000
o Biaya lain-lain = Rp. 2.000.000
Total biaya = Rp. 28.000.000
5. Prediksi Laba Rugi
Adapun prediksi laba rugi dapat dilihat dibawah ini
Pendapatan – biaya-biaya
Rp. 34.320.000 - Rp. 28.000.000 = Rp. 6.320.000
JADI TOTAL LABA PERBULAN ADALAH RP. 6.320.000 dengan prediksi penjualan
sangat mini dan biaya yang cukup besar namun perusahaan masih dapat keuntungan.
Jadi kesimpulannya usaha ini sangat menjanjikan keuntungan yang sangat besar bagi
Investor.
PENUTUP
KESIMPULAN
Usaha ini memiliki peluang yang sangat besar dipasaran, memngingat
meningkatnya peminat baju berbudaya papua sangat meningkat di seluruh kalangan
masyarakat baik masyarakat asli papua dan pendatang. Disisi lain para wisatawan yang
dating ke papua semakin lama kian bertambah dan minat mereka untuk membeli baju
berbudaya papua juga semakin tinggi karena baju tersebut akan dijadian oleh-oleh bagi
keluarga mereka. Dan usaha printingpun sangat menjanjikan karena usaha printing baju
di papua sangat minim, walaupun ada pencetakannyapun harus dalam jumlah besar.