Anda di halaman 1dari 27

PROGRAM GIZI

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


PEMBERIAN TABLET TAMBAH DARAH BAGI
IBU HAMIL
UPTD Puskesmas Darma Jalan
Raya Darma No. 01
No.Dokumen No.Revisi Halaman
01
PROSEDUR TETAP 488/PKM- 1
DRM/2015
PEMBERIAN TABLET Tanggal Terbit : Ditetapkan oleh :
TAMBAH DARAH BAGI Kepala UPTD Puskesmas DTP Darma
IBU HAMIL

01 Desember 2015
H.Saepudin, S.Kep,S.Ap,M.Mkes
NIP: 196805281989031006
1. Definisi : Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) pada ibu hamil 90
tablet selama masa kehamilan
2. Tujuan : Mencegah Anemia Gizi besi pada ibu hamil
3. Kebijakan : Semua ibu hamil harus mendapatkan tablet tambah darah
(Fe) 90 tablet selama kehamilan untuk mencegah anemia
gizi besi
4. Prosedur : 1. Persiapan
a. Menyiapkan data jumlah sasaran ibu hamil
b. Mengecek ketersediaan Tablet Tambah Darah (Fe)
c. Menghitung Kebutuhan
d. Mengajukan kebutuhan tablet tambah darah (Fe)
e. Membuat rencana Distribusi
2. Pelaksanaan
a. Bekerjasama dengan petugas pengelola obat
mendistribusikan tablet tambah darah ke bidan desa
sesuai dengan kebutuhan setiap bulan
b. Mencatat hasil distribusi tablet Fe bersama bidan
desa setiap bulan
c. Melaporkan hasil distribusi dan pemberian tablet Fe
setiap bulan berikut dengan stok/sisa ke dinas
kesehatan setiap tanggal 5 bulan berikutnya
5. Unit terkait : 1. Petugas Pengelola Obat
2. Bidan Desa
6. Buku sumber : 1. Buku Pedoman Kerja bagi Tenaga Pelaksana Gizi
(TPG) Puskesmas, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa
Barat 2010
2. Buku Pedoman Distribusi Tablet Tambah Darah
3. Buku Pegangan Kader, Kemenkes 2012
Pemegang Program : Paraf
Hendrayani, Am.Keb
PROGRAM GIZI

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


PEMBERIAN KAPSUL VIT.A PADA BAYI (6-11 BL) DAN
BALITA (12-59 BL)
UPTD Puskesmas Darma
Jalan Raya Darma No. 01
No.Dokumen No.Revisi Halaman
02
PROSEDUR TETAP 488/PKM-DRM/2015 1
Tanggal Terbit : Ditetapkan oleh :
PEMBERIAN KAPSUL Kepala UPTD Puskesmas DTP Darma
VIT.A PADA BAYI (6-11
BL) DAN BALITA (12-59
BL) 01 Desember 2015
H.Saepudin, S.Kep,S.Ap,M.Mkes
NIP: 196805281989031006
1. Definisi : 1. Pemberian Kapsul Vitamin A pada Bayi (6-11 bl)/Biru
(100.000 IU) setiap bulan Februari dan Agustus
2. Pemberian Kapsul Vitamin A pada Balita (12-59 bl)/Merah
(200.000 IU) setiap bulan Februari dan Agustus
2. Tujuan : Mencegah Kekurangan Vitamin A pada Bayi (6-11 bl) dan anak
balita (12-59 bl)
3. Kebijakan : Semua Bayi (6-11 bl) dan anak balita (12-59 bl) diwilayah
kerja Puskesmas Darma mendapatkan Kapsul Vitamin A dosis
tinggi 2 kali dalam setahun
4. Prosedur : 1. Persiapan
a. Menyiapkan data jumlah sasaran
b. Mengecek ketersediaan Kapsul Vitamin A Biru dan
Merah
c. Menghitung Kebutuhan
d. Mengajukan kebutuhan Kapsul Vitamin A Biru dan
Merah
e. Membuat rencana Distribusi
2. Pelaksanaan
a. Bekerjasama dengan petugas pengelola obat
mendistribusikan Kapsul Vitamin A ke bidan desa sesuai
dengan kebutuhan pada bulan Februari dan Agustus
b. Bidan Desa mendistribusikan Kapsul Vitamin A kepada
Kader Posyandu sesuai dengan kebutuhan pada bulan
Februari dan Agustus
c. Bersama Bidan Desa dan Kader Posyandu memberikan
Kapsul Vitamin A dosis tinggi pada hari buka Posyandu
pada bulan Februari dan Agustus
d. Kader Posyandu mencatat hasil pemberian Kapsul
Vitamin A sesuai dengan Sasaran pada Buku catatan
e. Bersama Bidan Desa dan Kader Posyandu mensweeping
sasaran yang tidak hadir pada hari buka Posyandu untuk
mendapatkan Kapsul Vitamin A setelah posyandu
selesai
f. Kader Posyandu membuat laporan hasil pemberian
Kapsul Vitamin A kepada Bidan Desa
g. Bidan Desa merekap dan melaporkan Hasil kegiatan
pemberian Kapsul Vitamin A kepada Petugas Gizi
Puskesmas pada bulan Februari dan Agustus
h. Petugas Pelaksana Gizi Puskesmas merekap hasil
Pemberian Kapsul Vitamin A pada bulan Februari dan
Agustus
i. Petugas Pelaksana Gizi Puskesmas melaporkan hasil
distribusi dan pemberian Kapsul Vitamin A dengan
stok/sisa ke dinas kesehatan setiap tanggal 5 bulan
Februari dan Agustus
5. Unit Terkait : 1. Petugas Pengelola Obat
2. Bidan Desa
3. Kader Posyandu
6. Buku sumber : 1. Buku Pedoman Kerja bagi Tenaga Pelaksana Gizi (TPG)
Puskesmas, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2010
2. Buku Pedoman Distribusi Kapsul Vitamin A
3. Buku Panduan Management Suplementasi Kapsul Vitamin
A
4. Buku Pegangan Kader, Kemenkes 2012
Pemegang Program : Paraf
Hendrayani, Am.Keb

PROGRAM GIZI
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PEMBERIAN KAPSUL VIT.A PADA IBU NIFAS

UPTD Puskesmas Darma


Jalan Raya Darma No. 01
No.Dokumen No.Revisi Halaman
02
488/PKM-DRM/2015 1
PROSEDUR TETAP Tanggal Terbit : Ditetapkan oleh :
Kepala UPTD Puskesmas DTP Darma
PEMBERIAN KAPSUL
VIT.A PADA IBU NIFAS
01 Desember 2015
H.Saepudin, S.Kep,S.Ap,M.Mkes
NIP: 196805281989031006
1. Definisi : Pemberian Kapsul Vitamin A dosis Tinggi (200.000 IU) pada
ibu nifas, satu kapsul diminum setelah melahirkan dan satu
kapsul diminum pada hari berikutnya paling lambat pada hari
ke 42 setelah melahirkan
2. Tujuan : Mencegah Kekurangan Vitamin A pada ibu nifas dan
memberikan kekebalan kepada ibu nifas dan bayi yang
dilahirkan
3. Kebijakan : Semua Ibu nifas diwilayah kerja Puskesmas Darma
mendapatkan Kapsul Vitamin A dosis tinggi 2 kali setelah
melahirkan
4. Prosedur : 1. Persiapan
a. Menyiapkan data jumlah sasaran
b. Mengecek ketersediaan Kapsul Vitamin A Merah
c. Menghitung Kebutuhan
d. Mengajukan kebutuhan Kapsul Vitamin A Merah
e. Membuat rencana Distribusi
2. Pelaksanaan
a. Bekerjasama dengan petugas pengelola obat
mendistribusikan Kapsul Vitamin A ke bidan desa sesuai
dengan kebutuhan
b. Bidan Desa mendistribusikan Kapsul Vitamin A kepada
ibu nifas 2 kapsul Vitamin A, 1 setelah melahirkan dan
1 pada hari berikutnya
c. Bidan Desa mencatat dan melaporkan hasil kegiatan
pemberian Kapsul Vitamin A untuk ibu nifas kepada
Petugas Gizi Puskesmas setiap akhir bulan
d. Petugas pelaksana gizi Puskesmas merekap hasil
pemberian Kapsul Vitamin A untuk ibu nifas setiap
bulan
e. Petugas Pelaksana Gizi Puskesmas melaporkan hasil
distribusi dan pemberian Kapsul Vitamin A untuk ibu
nifas dengan stok/sisa ke dinas kesehatan setiap tanggal
5 bulan berikutnya
5. Unit Terkait : 1. Petugas Pengelola Obat
2. Bidan Desa
3. Kader Posyandu
6. Buku sumber : 1. Buku Pedoman Kerja bagi Tenaga Pelaksana Gizi (TPG)
Puskesmas, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2010
2. Buku Pedoman Distribusi Kapsul Vitamin A
3. Buku Panduan Management Suplementasi Kapsul Vitamin
A
4. Buku Pegangan Kader, Kemenkes 2012
Pemegang Program : Paraf
Hendrayani, Am.Keb
PROGRAM GIZI

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


DISTRIBUSI MP-ASI BAYI (6-11 BL) DAN BALITA
(12-24 BL) GAKIN
UPTD Puskesmas Darma
Jalan Raya Darma No. 01
No.Dokumen No.Revisi Halaman
02
488/PKM-DRM/2015 1
PROSEDUR TETAP Tanggal Terbit : Ditetapkan oleh :
Kepala UPTD Puskesmas DTP Darma
DISTRIBUSI MP-ASI BAYI
(6-11 BL) DAN BALITA (12-
24 BL) GAKIN 01 Desember 2015
H.Saepudin, S.Kep,S.Ap,M.Mkes
NIP: 196805281989031006
1. Definisi : 1. Pemberian Makanan Bergizi disamping ASI kepada bayi 6-
11 bl dalam bentuk tepung atau bubur susu dari keluarga
miskin
2. Pemberian Makanan Bergizi disamping ASI kepada Balita
usia 12-24 bl dalam bentuk padat atau biskuit dari keluarga
miskin
2. Tujuan : Untuk menanggulangi dan mencegah terjadinya gizi buruk dan
gizi kurang sekaligus mempertahankan status gizi baik pada
bayi usia 6-11 bl dan anak 12-24 bl dari keluarga miskin
3. Kebijakan : Semua Bayi usia 6-11 bl dan anak usia 12-24 bl dari keluarga
miskin yang berstatus gizi buruk/kurang dan BB 2T diwilayah
kerja Puskesmas Darma
4. Prosedur : 1. Persiapan
a. Menyiapkan data jumlah sasaran
b. Menyiapkan rencana kebutuhan
c. Mengajukan kebutuhan MP-ASI (bubur, susu maupun
biskuit)
d. Membuat rencana Distribusi
2. Pelaksanaan
a. Bekerjasama dengan petugas pengelola obat
mendistribusikan MP-ASI ke bidan desa sesuai dengan
kebutuhan
b. Bidan desa dan kader pendamping memberikan MP-ASI
kepada sasaran sesuai dengan data sasaran
c. Kader pendamping mencatat konsumsi MP-ASI yang
dikonsumsi sasaran pada Form R1/PMT-P/2014
d. Kader pendamping mencatat hasil penimbangan BB
sasaran setiap bulan satu bulan sekali pada Form
Perkembangan BB selama 3 bulan
e. Kader pendamping melaporkan hasil kegiatan
pencatatan R1/PMT-P/2014 dan perkembangan berat
badan kepada bidan desa setiap bulan sekali selama 3
bulan
f. Bidan desa merekap hasil laporan dari kader
pendamping dan melaporkan kepada petugas Gizi
Puskesmas
g. Petugas Pelaksana Gizi Puskesmas merekap hasil
pemberian MP-ASI dari bidan desa
h. Petugas Pelaksana Gizi Puskesmas melaporkan hasil
distribusi dan pemberian MP-ASI setelah 3 bulan dan
mengevaluasi perkembangan BB sasaran kepada dinas
kesehatan kabupaten
5. Unit Terkait : 1. Petugas Pengelola Obat
2. Bidan Desa
3. Kader Posyandu
6. Buku sumber : 1. Buku Pedoman Kerja bagi Tenaga Pelaksana Gizi (TPG)
Puskesmas, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2010
2. Buku Panduan Pelaksanaan Pendistribusian dan
Pengelolaan MP-ASI
3. Buku Pegangan Kader, Kemenkes 2012
Pemegang Program : Paraf
Hendrayani, Am.Keb
PROGRAM GIZI

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN PEMULIHAN
(PMT-P)
UPTD Puskesmas Darma
Jalan Raya Darma No. 01
No.Dokumen No.Revisi Halaman
02
488/PKM-DRM/2015 1
PROSEDUR TETAP Tanggal Terbit : Ditetapkan oleh :
Kepala UPTD Puskesmas DTP Darma
PEMBERIAN MAKANAN
TAMBAHAN PEMULIHAN
(PMT-P) 01 Desember 2015
H.Saepudin, S.Kep,S.Ap,M.Mkes
NIP: 196805281989031006
1. Definisi : Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan selama 90 hari
untuk bayi dan balita gizi buruk dan gizi kurang
2. Tujuan : Untuk menanggulangi dan mencegah terjadinya gizi buruk dan
gizi kurang sekaligus mempertahankan status gizi
3. Kebijakan : Semua Bayi balita yang berstatus gizi buruk/kurang
mendapatkan PMT-P dan perawatan diwilayah kerja
Puskesmas Darma
4. Prosedur : 1. Persiapan
a. Menyiapkan data jumlah sasaran
b. Validasi data gizi buruk BB/TB
c. Mengajukan kebutuhan PMT-P
d. Membuat rencana pemberian PMT-P
e. Membuat menu dan bentuk makanan yang akan
diberikan
2. Pelaksanaan
a. Bekerjasama dengan bidan desa menunjuk kader
pendamping
b. PMT-P
c. Bidan desa dan kader pendamping memberikan PMT-P
kepada sasaran sesuai dengan data sasaran
d. Kader pendamping mencatat konsumsi PMT-P yang di
konsumsi sasaran setiap satu bulan sekali pada Form
R1/PMT-P/2014
e. Kader pendamping mencatat hasil penimbangan BB
sasaran setiap satu bulan sekali pada Form
Perkembangan BB selama 3 bln
f. Kader pendamping melaporkan hasil kegiatan
pencatatan R1/PMT-P/2014 dan perkembangan berat
badan kepada bidan desa setiap satu bulan sekali selama
3 bulan
g. Bidan desa merekap hasil laporan dari kader
pendamping dan melaporkan kepada Petugas Gizi
Puskesmas
h. Petugas Gizi Puskesmas merekap hasil pemberian
PMT-P dari bidan desa
i. Petugas Pelaksana Gizi Puskesmas melaporkan hasil
distribusi dan pemberian PMT-P setelah 3 bulan dan
mengevaluasi perkembangan BB sasaran kepada dinas
kesehatan kabupaten
5. Unit Terkait : 1. Bidan Desa
2. Kader Posyandu
6. Buku sumber : 1. Buku Pedoman Kerja bagi Tenaga Pelaksana Gizi (TPG)
Puskesmas, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2010
2. Buku Panduan Pelaksanaan Pendistribusian dan
Pengelolaan MP-ASI, Depkes, RI 2005
3. Pedoman Tata Laksana Gizi Buruk, Depkes RI 2007
4. Buku Pegangan Kader, Kemenkes 2012
Pemegang Program : Paraf
Hendrayani, Am.Keb
PROGRAM GIZI

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


MENGUKUR PANJANG BADAN ATAU TINGGI BADAN
BAYI DAN BALITA
UPTD Puskesmas Darma
Jalan Raya Darma No. 01
No.Dokumen No.Revisi Halaman
02
488/PKM-DRM/2015 1
PROSEDUR TETAP Tanggal Terbit : Ditetapkan oleh :
Kepala UPTD Puskesmas DTP Darma
MENGUKUR PANJANG
BADAN ATAU TINGGI
BADAN BAYI DAN 01 Desember 2015
BALITA H.Saepudin, S.Kep,S.Ap,M.Mkes
NIP: 196805281989031006
1. Definisi : Mengukur tinggi badan adalah kegiatan yang dilakukan untuk
menentukan tinggi badan anak menggunakan microtoise.
Mengukur panjang badan adalah kegiatan yang dilakukan
untuk menentukan panjang badan anak menggunakan alat ukur
panjang badan
2. Tujuan : Mengetahui pertumbuhan dan status gizi balita 0-59 bulan
3. Kebijakan : Semua balita 0-59 bulan harus diukur tinggi badan dan panjang
badan minimal dua kali setahun diposyandu pada bulan
Februari dan Agustus yang dilaksanakan oleh kader dan atau
petugas kesehatan dengan menggunakan alat ukur panjang
badan untuk anak usia 0-24 bulan dan tinggi badan
(microtoise) untuk anak usia 25-59 bulan
4. Prosedur : 1. Pengukuran dengan alat ukur panjang badan
a. Siapkan alat ukur panjang badan pada tempat yang
datar untuk membaringkan anak
b. Jelaskan secara singkat tujuan pengukuran pada orang
tua.
c. Sebelum diukur, pastikan sepatu, kaus kaki dan hiasan
rambut anak sudah dilepas
d. Letakkan anak berbaring terlentang pada atau
disamping alat tersebut
e. Tempelkan kepala anak pada bagian yang tetap
f. Pastikan posisi pengukur disebelah kanan bayi
g. Tekan lutut bayi dengan tangan kiri dan dengan
menggunakan tangan kanan tekan batas kaki ke telapak
kaki bayi
h. Baca angka ditepi luar pengukur
i. Catat hasil pengukuran panjang badan
j. Bila anak 0-24 bulan diukur berdiri, maka hasil
pengukuran ditambahkan toleransi sebesar 0,7 cm
2. Pengukuran dengan alat ukur tinggi badan (microtoise)
a. Jelaskan secara singkat tujuan pengukuran pada orang
tua
b. Sebelum diukur, pastikan sepatu, kaus kaki dan hiasan
rambut anak sudah dilepas
c. Letakkan microtoise dilantai yang rata dan menempel
pada dinding yang rata dengan posisi tegak lurus
d. Tarik pita meteran tegak lurus ke atas sampai angka
pada jendela baca menunjukan angka nol
e. Paku/tempelkan ujung pita meteran pada dinding
f. Geser kepala microtoise ke atas
g. Tarik meteran (microtoise) sampai menempel rapat pada
papan tempat menempelnya kepala dan pastikan
meteran menunjukkan angka nol dengan mengatur skrup
skala yang ada dibagian kaki balita
h. Geser kembali papan meteran pada tempatnya
i. Posisikan anak berdiri tegak lurus dibawah microtoise
membelakangi dinding
j. Posisikan kepala anak berada dibawah alat geser
microtoise, pandangan lurus ke depan
k. Posisikan anak tegak bebas, bagian belakang kepala,
punggung, pantat, betis dan tumit menempel didinding
l. Untuk anak obesitas posisi ini sulit dilakukan, untuk itu
cukup tulang belakang dan pinggang dalam keadaan
seimbang (tidak membungkuk atau tengadah)
m. Posisikan kedua lutut dan tumit rapat
n. Pastikan posisi kepala sudah benar dengan mengecek
garis Frankfort
o. Pengukur utama memegang dagu dan kepala microtoise,
sedangkan asisten pengukur membantu menekan perut
anak (fiksasi) dan pergelangan kaki agar menempel pada
dinding
p. Tarik kepala microtoise sampai puncak kepala anak
q. Baca angka pada jendela baca dari arah depan, mata
pembaca harus sejajar dengan garis merah
r. Angka yang dibaca adalah yang berada digaris merah
dari angka terkecil ke arah angka besar
s. Catat hasil pengukuran tinggi badan
5. Unit Terkait : 1. Posyandu
2. Kader
3. Bidan Desa
4. Tokoh masyarakat
5. Aparat/pamong desa
6. Buku sumber : 1. Buku Pedoman Kerja bagi Tenaga Pelaksana Gizi (TPG)
Puskesmas, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2010
2. Modul Pelatihan Penilaian Pertumbuhan Anak; Kerjasama
Depkes RI dengan WHO
3. Buku Pedoman Pemantauan Pertumbuhan Balita, Depkes
RI
4. Buku Juknis Antropometri, Kemenkes 2010
5. Buku Pegangan Kader, Kemenkes 2012
Pemegang Program : Paraf
Hendrayani, Am.Keb
PROGRAM GIZI

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMANTAUAN


PERTUMBUHAN DI POSYANDU
UPTD Puskesmas Darma
Jalan Raya Darma No. 01
No.Dokumen No.Revisi Halaman
01
488/PKM-DRM/2015 1
PROSEDUR TETAP Tanggal Terbit : Ditetapkan oleh :
Kepala UPTD Puskesmas DTP Darma
PEMANTAUAN
PERTUMBUHAN DI
POSYANDU 01 Desember 2015
H.Saepudin, S.Kep,S.Ap,M.Mkes
NIP: 196805281989031006
1. Definisi : Penilaian Pertumbuhan anak secara teratur melalui
penimbangan BB setiap bulan, pengisian KMS, menentukan
status pertumbuhan berdasarkan hasil penimbangan BB
2. Tujuan : Mencegah memburuknya keadaan gizi, sebagai upaya
meningkatkan keadaan gizi dan mempertahankan keadaan gizi
yang baik
3. Kebijakan : Semua balita (0-59 bulan) harus ditimbang berat badannya
setiap bulan di posyandu
4. Prosedur : 1. Persiapan
a. Bersama Lintas Program membuat jadwal kegiatan
posyandu
b. Merencanakan dan mendistribusikan sarana posyandu
2. Pelaksanaan
a. Bersama bidan desa dan petugas Promkes melaksanakan
kegiatan rakor desa sesuai jadwal
b. Kader posyandu menyebarluaskan informasi tentang
jadwal posyandu
c. Bersama bidan desa dan kader serta TIM melaksanakan
pemantauan pertumbuhan balita diposyandu sesuai
KMS
d. Memberikan penyuluhan dimeja 4 sesuai dengan
rujukan kader posyandu
e. Membuat pencatatan dan pelaporan (SKDNTOB)
f. Evaluasi hasil kegiatan posyandu
5. Unit Terkait : 1. Bidan Desa
2. PLKB Desa
3. Petugas Promkes
4. Kader posyandu
6. Buku sumber : 1. Buku Pedoman Kerja bagi Tenaga Pelaksana Gizi (TPG)
Puskesmas, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2010
2. Buku Pedoman Pemantauan Pertumbuhan Balita, Depkes
RI
3. Buku Pegangan Kader, Kemenkes 2012
Pemegang Program : Paraf
Hendrayani, Am.Keb
PROGRAM GIZI

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


PELACAKAN KASUS GIZI BURUK

UPTD Puskesmas Darma


Jalan Raya Darma No. 01
No.Dokumen No.Revisi Halaman
02
488/PKM-DRM/2015 1
PROSEDUR TETAP Tanggal Terbit : Ditetapkan oleh :
Kepala UPTD Puskesmas DTP Darma
PELACAKAN KASUS
GIZI BURUK
01 Desember 2015
H.Saepudin, S.Kep,S.Ap,M.Mkes
NIP: 196805281989031006
1. Definisi : Rangkaian kegiatan penyelidikan atau investigasi terhadap
faktor resiko terjadinya gizi buruk dan penemuan kasus
balita gizi buruk lainnya disuatu wilayah kerja
2. Tujuan : 1. Ditemukannya kasus baru balita gizi buruk untuk dapat
ditangani secara cepat, tepat dan konfrehensif
2. Terindentifikasinya faktor resiko gizi buruk disuatu
wilayah sebagai bahan informasi bagi sektor terkait
dalam penentuan intervensi
3. Ditetapkannya rencana pencegahan dan penanggulangan
gizi buruk secara konfrehensif
3. Kebijakan : Semua balita gizi buruk yang dilaporkan dapat teridentifikasi
dan terlaporkan serta mendapat pelayanan
4. Prosedur : 1. Persiapan
a. Mempelajari laporan balita gizi buruk
b. Menyiapkan alat (alat antropometri)
c. Menyiapkan instrument pelacakan (Form Pelacakan
Gizi Buruk)
d. Berkoordinasi dengan Petugas Surveilans dan dokter
puskesmas untuk melaksanakan pelacakan
2. Pelaksanaan
a. Klarifikasi laporan balita gizi buruk
b. Konfirmasi status gizi
c. Bersama dengan Petugas Surveilans dan dokter
puskesmas melakukan penyelidikan kasus balita
gizi buruk sesuai dengan form pelacakan kasus
gizi buruk (menimbang BB, mengukur TB dan
memeriksa balita gizi buruk)
d. Pencatatan dan pelaporan kasus balita gizi buruk
e. Membuat rencana tindak lanjut
5. Unit Terkait : 1. Bidan Desa
2. Petugas SE
3. Dokter Puskesmas
4. Kader posyandu
6. Buku sumber : 1. Buku Pedoman Kerja bagi Tenaga Pelaksana Gizi (TPG)
Puskesmas, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2010
2. Buku Pedoman Penanganan dan Pelacakan Kasus Balita
Gizi Buruk, Depkes RI, 2009
3. Pedoman Tata Laksana Gizi Buruk, Depkes RI 2007
4. Buku Pegangan Kader, Kemenkes 2012
Pemegang Program : Paraf
Hendrayani, Am.Keb
PROGRAM GIZI

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


PENATALAKSANAAN BALITA GIZI BURUK

UPTD Puskesmas Darma


Jalan Raya Darma No. 01
No.Dokumen No.Revisi Halaman
02
488/PKM-DRM/2015 1
PROSEDUR TETAP Tanggal Terbit : Ditetapkan oleh :
Kepala UPTD Puskesmas DTP Darma
PENATALAKSANAAN
BALITA GIZI BURUK
01 Desember 2015
H.Saepudin, S.Kep,S.Ap,M.Mkes
NIP: 196805281989031006
1. Definisi : Prosedur atau mekanisme pelayanan gizi yang dilakukan
untuk mendukung perbaikan status gizi balita gizi buruk
ditingkat rumah tangga
2. Tujuan : Meningkatkan status balita gizi buruk
3. Kebijakan : Semua balita gizi buruk yang dilaporkan dapat pelayanan
sesuai tatalaksana balita gizi buruk
4. Prosedur : 1. Persiapan
a. Menyiapkan alat antropometri
b. Menyiapkan formulir tatalaksana balita gizi buruk
2. Pelaksanaan
a. Anamnesa awal (adanya syok/renjatan, letargis, diare,
atau dehidrasi)
b. Melakukan pemeriksaan fisik klinis (gangguan
sirkulasi/syok, gangguan dehidrasi, gangguan
kesadaran, hipoglikemi, hipotermi) dan antropometri
(menimbang BB dan mengukur PB dan TB)
c. Melakukan anamnesa lanjutan (kapan terjadinya gizi
buruk, riwayat makan, riwayat imunisasi dan
pemberian vit. A, riwayat penyakit penerta, riwayat
tumbang, status ekonomi keluarga)
d. Menghitung kebutuhan gizi berdasarkan hasil
anamnesa
e. Menyusun paket intervensi bagi balita gizi buruk
sesuai dengan keadaan balita gizi buruk
f. Pemberian paket intervensi
g. Memberikan penjelasan kepada keluarga tentang
pemberian paket intervensi
h. Melakukan tindaklanjut pasca pemberian paket
intervensi (pasca perawatan)
i. Konseling gizi buruk
j. Evaluasi kenaikan BB dan perubahan keadaan umum
balita gizi buruk setiap 10 hari sekali
5. Unit Terkait : 1. Bidan Desa
2. Petugas SE
3. Dokter Puskesmas
4. Kader posyandu
6. Buku sumber : 1. Buku Pedoman Kerja bagi Tenaga Pelaksana Gizi (TPG)
Puskesmas, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2010
2. Buku Pedoman Penanganan dan Pelacakan Kasus Balita
Gizi Buruk, Depkes RI, 2009
3. Pedoman Tata Laksana Gizi Buruk (Buku I dan II)
Depkes RI 2007
4. Buku Pegangan Kader, Kemenkes 2012
Pemegang Program : Paraf
Hendrayani, Am.Keb
PROGRAM GIZI

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


BULAN PENIMBANGAN BALITA
UPTD Puskesmas Darma
Jalan Raya Darma No. 01
No.Dokumen No.Revisi Halaman
01
488/PKM-DRM/2015 1
PROSEDUR TETAP Tanggal Terbit : Ditetapkan oleh :
Kepala UPTD Puskesmas DTP Darma
BULAN PENIMBANGAN
BALITA
01 Desember 2015
H.Saepudin, S.Kep,S.Ap,M.Mkes
NIP: 196805281989031006
1. Definisi : Bulan dimana dilakukan pengukuran antropometri
(penimbangan BB dan pengukuran panjang badan/tinggi
badan) terhadap seluruh balita yang ada diwilayah kerja
2. Tujuan : 1. Memperoleh gambaran data status gizi seluruh balita
diwilayah kerja secara berkala
2. Memperoleh data balita gizi buruk berdasarkan nama dan
alamat (by name by address), kelompok umur, jenis
kelamin dan status ekonomi
3. Kebijakan : Semua balita harus ditimbang dan diukur panjang
badan/tinggi badan
4. Prosedur : 1. Persiapan
a. Sosialisasi lintas program dan lintas sektoral
b. Menyiapkan form pencatatan dan pelaporan BPB
c. Menginventarisir sarana dan prasarana diposyandu
(dacin, alat ukur TB/PB)
d. Menyiapkan standar baku
2. Pelaksanaan
a. Melaksanakan, memantau dan membina pelaksanaan
penimbangan BB dan pengukuran panjang
badan/tinggi badan pada hari buka posyandu
b. Menentukan umur dan status gizi balita sesuai standar
baku WHO-NCHS
c. Merekap dan mengolah data hasil penimbangan dan
pengukuran panjang badan/tinggi badan
d. Membuat laporan hasil kegiatan
e. Rencana tindak lanjut
5. Unit Terkait : 1. Bidan Desa
2. Kader posyandu
6. Buku sumber : 1. Buku Pedoman Kerja bagi Tenaga Pelaksana Gizi (TPG)
Puskesmas, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2010
2. Buku Pedoman Pemantauan Status Gizi, Depkes RI, 2007
3. Buku Baku Standar WHO-NCHS
4. Buku Pegangan Kader, Kemenkes 2012
Pemegang Program : Paraf
Hendrayani, Am.Keb
PROGRAM GIZI

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


PEMANTAUAN GARAM YODIUM TK. MASYARAKAT

UPTD Puskesmas Darma


Jalan Raya Darma No. 01
No.Dokumen No.Revisi Halaman
01
488/PKM-DRM/2015 1
PROSEDUR TETAP Tanggal Terbit : Ditetapkan oleh :
Kepala UPTD Puskesmas DTP Darma
PEMANTAUAN GARAM
YODIUM TK.
MASYARAKAT 01 Desember 2015
H.Saepudin, S.Kep,S.Ap,M.Mkes
NIP: 196805281989031006
1. Definisi : Proses kegiatan pemantauan garam beryodium yang
dikonsumsi masyarakat dengan menggunakan iodine test
dilakukan secara berkala
2. Tujuan : Memperoleh gambaran secara berkala tentang cakupan
konsumsi garam yodium yang memenuhi syarat dimasyarakat
3. Kebijakan : Semua merk garam yang beredar dan dikonsumsi
dimasyarakat harus dipatau kadar yodium nya
4. Prosedur : 1. Persiapan
a. Menentulan sampel
b. Menyusun jadwal pelaksanaan
c. Koordinasi dengan pihak sekolah
d. Menyiapkan format
e. Menyiapkan alat (lodina test)
2. Pelaksanaan
a. Semua siswa kelas 4,5 dan 6 SD/MI diwajibkan
membawa garam yang dikonsumsi dirumah sebanyak 1
sendok teh
b. Garam yang dibawa diteteskan iodine test 2 tetes
c. Garam yang berwarna ungu (beryodium)
d. Membuat pencatatan dan merekap hasil
e. Membuat laporan hasil kegiatan
f. Umpan balik hasil kegiatan pada pihak sekolah
g. Hasil kegiatan dilaporkan kedinas kesehatan secara
berkala
5. Unit Terkait : 1. Bidan Desa
2. Petugas UKS
3. Guru kelas SD/MI
6. Buku sumber : 1. Buku Pedoman Kerja bagi Tenaga Pelaksana Gizi (TPG)
Puskesmas; Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2010
2. Buku Pedoman pemantauan garam yodium Tingkat Rumah
Tangga, Depkes RI, 2007

Pemegang Program : Paraf


Hendrayani, Am.Keb
PROGRAM GIZI

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


PENIMBANGAN BB DENGAN DACIN
UPTD Puskesmas Darma
Jalan Raya Darma No. 01
No.Dokumen No.Revisi Halaman
02
488/PKM-DRM/2015 1
PROSEDUR TETAP Tanggal Terbit : Ditetapkan oleh :
Kepala UPTD Puskesmas DTP Darma
PENIMBANGAN BB
DENGAN DACIN
01 Desember 2015
H.Saepudin, S.Kep,S.Ap,M.Mkes
NIP: 196805281989031006
1. Definisi : 1. Menimbang adalah kegiatan yang dilakukan untuk
menentukan berat badan seseorang menggunakan alat
tertentu
2. Dacin adalah timbangan yang digunakan untuk
menimbang berat badan balita dengan kapasitas 25 kg
dilengkapi dengan satuan Ons
2. Tujuan : Mengetahui pertumbuhan balita 0-59 bulan
3. Kebijakan : Semua balita 0-59 bulan harus ditimbang setiap bulan
diposyandu yang dilaksanakan oleh kader dan atau petugas
kesehatan dengan menggunakan dacin 25 kg
4. Prosedur : 1. Pastikan bahwa tempat untuk menggantung dacin
kokoh/kuat dan aman
2. Pasang dacin ditempat yang kuat/kokoh
3. Sejajarkan dacin dengan mata penimbang
4. Letakkan bandul geser pada angka nol, batang dacin
dikaitkan pada tali pengaman
5. Pasang sarung timbang yang kosong pada dacin
6. Seimbangkan batang dacin dengan kantung penyeimbang
(berisi pasir/kerikil) hinggal jarum atas dan bawah dalam
posisi sejajar
7. Sebelum ditimbang, pastikan sepatu, diaper, dan hiasan
rambut anak sudah dilepas (pakaian anak minimal)
8. Anak ditimbang, geser bandul sampai jarum timbang
tegak lurus. Untuk mempercepat proses penimbangan,
berat badan anak bulan lalu bisa ditanyakan
9. Catat hasil penimbangan, kembalikan bandul geser ke
angka nol. Kaitkan batang dacin pada tali pengaman,
kemudian anak diturunkan
5. Unit Terkait : 1. Posyandu
2. Kader
3. Bidan Desa
4. Tokoh masyarakat
5. Aparat/pamong desa
6. Buku sumber : 1. Buku Pedoman Kerja bagi Tenaga Pelaksana Gizi (TPG)
Puskesmas; Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2010
2. Modul Pelatihan Penilaian Pertumbuhan Anak; Kerjasama
Depkes RI dengan WHO
3. Buku Pedoman Pemantauan Pertumbuhan Balita, Depkes
RI
4. Buku Juknis Antropometri, Kemenkes 2010
5. Buku Pegangan Kader, Kemenkes 2012
Pemegang Program : Paraf
Hendrayani, Am.Keb
PROGRAM GIZI

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR KONSELING


GIZI DI PUSKESMAS
UPTD Puskesmas Darma
Jalan Raya Darma No. 01
No.Dokumen No.Revisi Halaman
02
488/PKM-DRM/2015 1
PROSEDUR TETAP Tanggal Terbit : Ditetapkan oleh :
Kepala UPTD Puskesmas DTP Darma
KONSELING GIZI DI
PUSKESMAS
01 Desember 2015
H.Saepudin, S.Kep,S.Ap,M.Mkes
NIP: 196805281989031006
1. Definisi : Proses komunikasi 2 (dua) arah antara konselor dan k lien
untuk membantu klien mengenali dan mengatasi masalah dan
membuat keputusan yang benar dalam mengatasi masalah
gizi yang dihadapinya
2. Tujuan : Membantu klien agar mau mengikuti saran konselor dalam
pemecahan masalah dan pengambilan keputusan yang
mendukung terwujudnya pertumbuhan perilaku gizi secara
positif
3. Kebijakan : Semua sasaran yang mempunyai masalah gizi harus
mendapatkan konseling gizi agar terjadi perubahan perilaku
yang positif
4. Prosedur : 1. Menyiapkan ruangan
2. Menyiapkan jadwal
3. Menyiapkan media (food model, lembar balik, poster,
leaflet, dll)
4. Menyiapkan sara antropometri (timbangan, alat ukur
PB/TB)
5. Menyiapkan R/R
6. Registrasi umum
7. Melakukan antropometri
8. Penentuan status gizi
9. Anamnesa gizi (kualitatif dan kuantitatif)
10. Perencanaan diet
11. Pemberian konseling sesuai dengan masalah gizi klien
12. Evaluasi
13. Tindak lanjut
5. Unit Terkait : 1. Dokter puskesmas
2. Perawat/petugas PHN
3. Bidan Desa
6. Buku sumber : 1. Buku Pedoman Kerja bagi Tenaga Pelaksana Gizi (TPG)
Puskesmas; Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2010
2. Buku Pedoman Pemantauan Pertumbuhan Balita, Depkes
RI
3. Buku Juknis Antropometri, Kemenkes 2010
4. Buku Pintar Konseling Kadarzi
5. Buku Penuntun Diet, RS Cipto Mangunkusumo, 2003
6. Buku Petunjuk Teknik Tatalaksana Balita Gizi Buruk
7. Buku Pegangan Kader, Kemenkes 2012
Pemegang Program : Paraf
Hendrayani, Am.Keb

Anda mungkin juga menyukai