Di PT. Condong Garut, jumlah TBS diolah perhitungan 2 shift 400 ton/hari sehingga
limbah cair yang dihasilkan sebesar 0,70 m3 limbah/ton TBS x 400 ton TBS = 280 m3/hari
pada kondisi produksi puncak (saat ini limbah cair yang dihasilkan rata-rata hanya 100
m3/hari.). Pada waktu produksi rendah, limbah yang dihasilkan adalah sebesar 7 jam x 20 ton
TBS/jam x 0,70 m3 limbah/ton TBS = 98 m3/hari.
Air limbah yang dihasilkan memang tidak mengandung zat kimia berbahaya, akan
tetapi kandungan BOD dan COD yang dihasilkan sangat tinggi dan jika langsung dibuang
begitu saja maka akan menjadi beban pencemar yang berat terhadap lingkungan. Menurut
Rahardjo (2005) dalam Wahyuni, dkk. (2016), POME mengandung COD sebesar 25.000-
36.000 mg/L dan BOD sebesar 23.000-32.000 mg/L. Menurut Peraturan Kementrian
Lingkunan Hidup (2014) dalam Wahyuni, dkk. (2016), nilai COD yang memenuhi nilai baku
mutu adalah sebesar 350 mg/L dan nilai BOD sebesar 100 mg/L.
Untuk mengurangi nilai BOD dan COD maka digunakan IPAL (Instalasi Pengolahan
Air Limbah). IPAL yang digunakan menggunakan teknologi sederhana berupa kolam
terbuka. prinsip dari kolam IPAL memanfaatkan proses biologi pada kolam anaerobik.
Kolam didesain dengan kedalaman 3 hingga 5 meter dengan tujuan agar tidak banyak
oksigen terlarut atau DO (Dissolved Oxygen) pada air yang tertampung di dalamnya. Agar
oksidasi anaerob dapat dilakukan, maka kehadiran oksigen tidak diharapkan pada tahap ini.
Setiap kolam anaerobik beroperasi selama 30-40 hari dengan resirkulasi dan penambahan
lumpur aktif berdasarkan aliran kontinu. (Bagian Pengelolaan Limbah dan Lingkungan Hidup
PT. Condong Garut, 2013)
Sludge Pit dan Fat Pit
Seluruh limbah cair dari proses industri kelapa sawit akan dialirkan menuju ke sludge pit.
Sludge pit berfungsi untuk penampungan sementara limbah cair. Hal ini disebabkan karena
limbah cair masih memiliki kandungan minyak yang dapat dikutip kembali untuk masuk ke
dalam stasiun klarifikasi. Minyak yang mengambang di atas sludge pit akan diakumulasikan
ke Fat Pit yang nantinya akan dialirkan kembali ke klarifikasi. Sedangkan bagian zat cair
yang berada di dasar sludge pit akan dialirkan menuju cooling pit.
Kolam Fakultatif II
Pada kolam ini, air sudah bersih dari beban pencemar. Air pada kolam ini sudah dapat
dipindahkan ke kolam fakultatif III sebagai kolam tahap akhir dari instalasi pengolahan air
limbah pengolahan kelapa sawit.
1. Dokumen Lingkungan
Dokumen Lingkungan diatur dalam PP LH No. 27 Thn 2012 tentang izin lingkungan.
Komponen aspek penilaian adalah memiliki dokumen lingkungan atau izin lingkungan,
melaksanakan ketentuan dalam dokumen lingkungan (termasuk luas daerah dan kapasitas
serta pengelolaan lingkungan terutama aspek pengendalian pencemaran air, pengendalian
pencemaran udara, dan pengelolaan LB3), dan melaporkan pelaksanaan dokumen lingkungan
(terutama aspek pengendalian pencemaran air, pengendalian pencemaran udara, dan
pengelolaan LB3).
Untuk memenuhi kriteria PROPER biru, maka setidaknya perlu memenuhi komponen
aspek penilaian. Jika tidak melaksanakan ketentuan dokumen lingkungan dan tidak
melakukan pelaksanaan dokumen lingkungan termasuk tidak melakukan pemantauan air laut
dan badan air maka akan dikategorikan ke dalam PROPER kategori merah. Sedangkan jika
tidak memiliki dokumen lingkungan sama sekali maka akan masuk ke dalam kategori hitam.
2. Kriteria ketaatan terhadap parameter baku mutu air limbah
Untuk dapat dikategorikan ke dalam kategori biru, suatu perusahaan harus memenuhu
100% parameter baku mutu air limbah yang dipantau, pengecualian untuk industri kelapa
sawit yang menerapkan aplikasi lahan diberi toleransi hingga >90%, melaukan pengukuran
parameter baku mutu air limbah harian dan beban pencemar. Jika persyaratan ini tidak
dipenuhi maka akan masuk kategori merah dan hitam.
3. Kriteria ketaatan terhadap sumber emisi
Untuk dapat dikategorikan ke dalam kategori bitu, perlu dilakukan pemantauan 100%
pada cerobong emisi. Jika kurang dari 100% maka akan masuk ke kategri merah, dan
jika tidak melakukan pemantauan maka akan diberi kategori hitam.
Pengecualian untuk agroindustri menurut Kepmen LH nomor 13 Tahun 1995 terdapat
tiga sumber emisi yang tidak wajib pantau :
1. Cerobong yang mengalirkan udara masuk, udara keluar dan kegiatan yang
mengeluarkan uap.
2. genset yang berkapasitas kurang dari 100 HP beroperasi dibawah 1000 jam/th yang
digunakan untuk kegiatan darurat yang beroperasi kurang dari 200 jam per tahun dan
yang digunakan untuk penggerak derek dna peralatan las.
3. cerobong gas buang pada laboratorium.
Di PT. Condong Garut, tidak dilakukan pengujian genset karena beroperasi dibawah
200 jam per tahun dan hanya untuk kegiatan darurat. Udara yang diuji adalah emisi
yang dihasilkan dari boiler.
4. Pengelolaan Limbah B3
Terdapat aspek penilaian pengelolaan limbah B3 yaitu
- Identifikasi dan pendataan
- Pelaporan
- Status perizinan
- Pemenuhan ketentuan izin
- Struktur dan tanggungjawab
- Open dumping, open burning pemulihan lahan terkontaminasi, jumlah limbah
B3 yang dikelola, pengelolaan limbah B3 oleh pihak ketiga, dumping dan
pengelolaan limbah B3 cara tertentu.
Untuk memenuhi kriteria biru, maka seluruh limbah yang berpotensi menjadi limbah
B3 teridentifikasi, terkodifikasi, dan terdata pengelolaannya. Jika tidak terpenuhi
maka akan masuk ke kategori merah dan hitam.
Di PT. Condong Garut tidak ada pengolahan limbah, maka dari itu dilakukan
kerjasama dengan pihak ketiga yang direkomendasikan KLHK dan memiliki izin
Dinas Perhubungan untuk mengelola limbah B3 yang dihasilkan. Terdapat tempat
penyimpanan sementara (TPS) yang berfungsi untuk menyimpan limbah B3 hingga
waktu pengangkutan. Terdapat masa simpan maksimum limbah B3, sebagai berikut :
- Limbah B3 yang dihasilkan 50kg per hari atau lebih memiliki waktu simpan
maksimum 90 hari sejak limbah dihasilkan
- Limbah B3 yang dihasilkan kurang dari 50 kg per hari untuk limbah B3
kategori 1 memiliki waktu simpan maksimum 180 hari sejak limbah
dihasilkan
- Limbah B3 yang dihasilkan kurang dari 50 kg per hari untuk limbah B3
kategori 2 dari sumber tidak spesifik dan dari sumber spesifik umum memiliki
waktu simpan maksimum 365 hari sejak limbah dihasilkan
- Limbah B3 kategori 2 dari sumber spesifik khusus memiliki waktu sumpan
maksimum 365 hari sejak limbah B3 dihasilkan.
Industri sawit termasuk ke dalam kategori tidak spesifik, dan di PT. Condong
Garut, limbah B3 yang dihasilkan tidak lebih dari 50kg per hari maka memiliki
waktu simpan maksimum 365 hari sejak limbah dihasilkan. Limbah B3 yang
dihasilkan di PT. Condong Garut berupa oli, lampu TL, cartridge printer, filter oli,
dan Aki bekas.