PERPAJAKAN
“PPH PASAL 21”
O
L
E
H
RIKI ANDARIAS
214411277
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pajak merupakan sumber penerimaan Negara yang digunakan untuk
membiayai kepentingan umum yang akhirnya juga mencakup kepentingan
pribadi individu seperti kepentingan rakyat, pendidikan, kesejahteraan rakyat,
kemakmuran rakyat dan sebagainya. Sehingga pajak merupakan salah satu alat
untk mencapai tujuan Negara. Perhitungan PPh 21 2016 harus disesuaikan
dengan tarif PTKP (Penghasilan Tidak Kena Pajak) 2016 yang ditetapkan
Menteri Keuangan dan DJP yaitu Peraturan Direktur Jenderal Pajak No. PER-
16/PJ/2016, Peraturan Menteri Keuangan No. 101/PMK.010/2016 dan No.
102/PMK.010/2016 mengenai Penyesuaian Besarnya Penghasilan Tidak Kena
Pajak (PTKP) yang berlaku sejak tahun pajak 2016.
Pemungutan pajak yang dilakukan oleh pemerintah merupakan sumber
terpenting dari penerimaan Negara. Lagipula penerimaan merupakan lagi pula
penerimaan Negara dari pajak dapat dijadikan indicator atas peran serta
masyarakat (sebagai subjek pajak) dalam onstribusinya melakukan kewajiban
perpajakan, karena pembayaran pajak yang dilakukan akan dikembalikan lagi
kepada masyarakat dalam bentuk tidak langsung dan berupa pengeluaran rutin
dan pembangunan yang berguna bagi rakyat.
PPh Pasal 21 merupakan paja atas penghasilan berupa gaji, upah,
honorarium, tunjangan dan pembayaran laindengan nama dan dalam bentuk
apapun sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa, dan kegiatan yang
dilaukan oleh wajib pajak orang pribadi dalam negeri.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka yang menjadi permaslahan pada
makalah ini adalah :
1. Apa pengertian dari pajak penghasilan 21 ?
2. Siapa subjek atau wajib pajak PPh pasal 21 ?
3. Siapa pemotong pajak penghasilan pasal 21 ?
4. Apa saja ha dan ewajiban wajib pajak PPh pasal 21?
5. Apa saja hak dan kewajiban pemotong pajak PPh pasal 21 ?
6. Penghasilan apa saja yang dipotong PPh Pasal 21 (objek pajak)?
7. Penghasilan apa saja yang tidak dipotong PPh pasal 21 ?
8. Bagiamana cara menghitung PPh pasal 21?
2.2 Subjek Pajak PPh Pasal 21 (Wajib Pajak PPh Pasal 21)
Wajib pajak yang dipotong PPh pasal 21 adalah golongan pribadi yang
merupakan:
1. Pegawai, karyawan atau karyawati tetap
Adalah orang pribadi yang bekerja pada pemberi erja dan atas
jasanya itu ia memperoleh gaji dalam jumlah tertentu secara berkala.
2. pegawai, karyawan atau karyawati lepas
adalah orang pribadi yang bekerja untuk pemberi kerja dan hanya
menerima upah jika ia bekerja.
3. Penerima honorarium
Adlah pribadi atau sekelompok orang pribadi yang memberikan
jasanya, dan atas jasanya ia memperoleh imbalan tertentu sesuai
dengan jasa yang dioberikan.
4. penerima upahan dll
adalah orang pribadi yang atas jasanya ia memperoleh upah, seperti
upah harian, upah borongan, upah satu
Yang tidak termasuk PPh pasal 21 yaitu:
1. pejabat perwakilan diplomatic dan konsulat atau pejabat lain
dari Negara asing dan orang-orang yang diperbantukan kepada
mereka yang bekerja pada dan bertempat tinggal bersama
mereka, dengan syarat bukan warga Negara Indonesia dan
Indonesia tidak menerima atau memperoleh penghasilan lain
diluar jabatan atau pekerjaannya tersebut, serta Negara yang
bersangkutan memberikan perlakuan timbal balik.
2. Pejabat perwakilan organisasi internasional dimaksud dalam
pasal 3 ayat (1) huruf c Undang-Undang Pajak Penghasilan,
yang telah ditetapkan oleh menteri keuangan, ddengan syarat
bukan warga Negara Indonesia dan tidak menjalankan usaha
atau kegiatan atau pekerjaan lain untuk memperoleh
penghasilan dari Indonesia.
3.2 Saran
Dari uraian pembahasan diatas penulis menyarankankepada pembaca
sekalian agar manfaaat dari pembahasan mengenai pajak penghasilan pasal
21 dapat memberikan wawasan positif. Dimana sisi positif dari uraian
tersebut bisa dijadikan sebagai bahan untuk menambah pengetahuan tentang
pajak penhasilan pasal 21 tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Diunda, Gustian dkk. Pajak Penghasilan Orang Pribadi 2003. Jakarta:Salemba
Mardiasmo, Perpajakan, 1987, Yogyakarta: Andi Offset
http://google.com