Lapkas Kulit
Lapkas Kulit
Oleh:
Aini Mutmainah
Orintya Putri Adiyusika
Pembimbing:
Fitria Salim
Segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kasus ini.
Shalawat beserta salam kita ucapkan kepada Nabi Muhammad SAW yang
telah membawa kita dari zaman jahiliyah ke zaman islamiyah, serta kepada
sahabat dan keluarga beliau.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada dr. Fitria Salim, M.Sc,
Sp.KK yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk membimbing penulis
dalam penyusunan laporan kasus yang berjudul “Dermatitis Eksfoliatif dengan
Underlying Disease Dermatitis Seboroik”, serta para dokter di bagian/SMF
Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin yang telah memberikan arahan serta
bimbingan hingga terselesaikannya laporan kasus ini.
Tidak ada kata sempurna dalam pembuatan sebuah laporan kasus.
Keterbatasan dalam penulisan maupun kajian yang dibahas merupakan beberapa
penyebabnya. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan masukan terhadap
laporan kasus ini demi perbaikan di masa yang akan datang.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i
KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ............................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... v
PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
iii
iv
DAFTAR TABEL
Halaman
Halaman
v
PENDAHULUAN
1
2
64%, tergantung pada populasi pasien yang diteliti. Kemajuan diagnosis dan
pengobatan yang lebih lanjut dapat mengurangi tingkat mortalitas.(4)
LAPORAN KASUS
Identitas Pasien
Nama : BM
Umur : 65 tahun
JenisKelamin : laki-laki
Suku : Aceh
Agama : Islam
Pekerjaan : Tidak bekerja
Alamat : Bireun
TanggalPemeriksaan : 11 Agustus 2017
Nomor CM : 1-13-83-44
Anamnesis
Keluhan Utama
Pasien datang dengan keluhan kulit terkelupas diseluruh badan sejak dua
bulan yang lalu. Pasien mengeluh awalnya di dada muncul seperti merah-merah
tebal dan menjadi luka dan krusta, kemudian luka tersebut menyebar ke area lain.
Pada bulan april 2017, Pasien dirawat di Rs. Bireun dengan keluhan yang sama.
Dan keluhan berkurang ketika pasien menggunakan obat tersebut. Namun,
keluhan tersebut muncul kembali setelah satu bulan pasien tidak menggunakan
obat yang diberikan. Pasien sekarang merasakan kulit diseluruh tubuhnya kering
dan terkelupas, ketika kulit kering pasien merasakan perih. Pasien juga
mengeluhkan menjadi sulit berjalan karena kedua kaki bengkak sejak 20 hari yang
lalu. Pasien dengan riwayat demam yang disertai menggigil dan lebih nyaman
menggunakan selimut. Pasien juga mengeluhkan nyeri ketika BAK dan sering
sakit pinggang.
3
4
Pasien juga sudah pernah di diagnosa Batu ginjal dan sudah dilakukan
pembedahan pada tahun 2011. Pasien memiliki riwayat nyeri sendi sejak 2 tahun
yang lalu.
Obat-obatan yang diberikan dari dokter kulit di Rs. Bireun, namun dokter
tidak ingat nama obat tersebut. Dan obat untuk nyeri sendi yang dibeli di depo
obat tanpa resep dokter.
Pasien adalah seorang tukang becak barang yang sering terpapar sinar
matahari.
(a)
(b)
5
(c) (d)
(e) (f)
6
(g)
(h) (i)
7
Diagnosis Banding
- Dermatitis eksfoliatif ec dd/ 1. Dermatitis seboroik
2. Alergi obat
3. Idiopathic erythroderma
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
Tabel 1. Hasil pemeriksaan laboratorium darah
JENIS PEMERIKSAAN HASIL NILAI RUJUKAN SATUAN
HEMATOLOGI
Darah Rutin :
Hematokrit 32 37-47 %
MCV 88 80-100 fL
MCH 29 27-31 pg
MCHC 33 32-36 %
Hitung Jenis:
Eosinofil 3 0-6 %
Basofil 0 0-2 %
8
Limfosit 6 20-40 %
Monosit 4 2-8 %
KIMIA KLINIK
DIABETES
GINJAL-HIPERTENSI
KIMIA KLINIK
Hati&Empedu
Resume
Seorang laki-laki dengan inisial BM berumur 65 tahun datang dengan
keluhan kulit terkelupas diseluruh badan sejak 4 bulan yang lalu. Pasien
mengeluh awalnya di dada muncul seperti merah-merah tebal dan menjadi
luka dan krusta, kemudian luka tersebut menyebar ke area lain. Pasien
9
Diagnosis Klinis
Dermatitis Eksfoliatif ec dermatitis seboroik
Tatalaksana
a. Terapi Sistemik :
- Ivfd Nacl 0,9% 20 gtt/i
- Inj. Metilprednisolon 62,5 mg / 12 jam
- Inj. Ranitidin 1 gr/ 12 jam
- Inj. Ceftriaxon 1 gr/12 jam
- Cetirizin 10 mg tab 2x1
b. Terapi Topikal:
- Asam salisilat 3% + vaselin Album 30 gr 3x1 (sebelum mandi)
- Asam salisilat 3% + momethason cr 2x1 (sesudah mandi)
- Asam salisilat 3% + Desoximethason cr 2x1 (sesudah mandi)
- Tyamisin 1% + Diflucortolon valerat cr 2x1 (sesudah mandi)
Edukasi
- Menjelaskan tentang penyakit pendahulu tentang pemicu dermatitis
eksfoliatif yang dapat memperberat penyakit.
- Mengurangi garukan pada lesi kulit.
- Menggunakan pelembap untuk seluruh badan yang kering supaya lesi tidak
terkelupas.
10
Prognosis
- Quo ad vitam : Dubia ad Bonam
- Quo ad fungtionam : Dubia ad Bonam
- Quo ad sanactionam : Dubia ad Bonam
ANALISA KASUS
11
12
pasien merasa dingin dan menggigil. Hipotermi terjadi akibat peningkatan perfusi
kulit. Penguapan cairan yang makin meningkat dapat menyebabkan dehidrasi.
Bila suhu badan meningkat, kehilangan panas juga meningkat. Pengaturan suhu
terganggu. Kehilangan panas menyebabkan hipermetabolisme kompensasi dan
peningkatan laju metabolisme basal. Kehilangan skuama dapat mencapai 9
gram/m2permukaan kulit atau lebih per hari sehingga menyebabkan kehilangan
protein. Hipoproteinemia dengan berkurang albumin dan peningkatan relatif
globulin terutama globulin γ merupakan kelainan yang khas. Edema sering terjadi,
kemungkinan disebabkan oleh pergeseran cairan ke ruang ekstravaskuler.(6)
Kulit berfungsi untuk mengontrol suhu tubuh, mempertahankan cairan dan
bertindak sebagai penghalang infeksi. Pada penderita dermatitis eksfoliatif
mengalami kerusakan kulit dan kehilangan fungsi penting ini. Kegagalan kulit
ditandai dengan eritroderma, edema, takikardi, dan hipotermi atau hipertermia.
Hal ini berbahaya pada orang tua yang lebih rentan terhadap infeksi sekunder.
Pemantauan perawat intensif terhadap keseimbangan cairan dan suhu kadang
diperlukan pada dermatitis eksfoliatif yang memberat.(4)
Pada pemeriksaan fisik pada kasus dermatitis eksfoliatif dari etiologi
apapun dapat ditemukan :
- Takikardi, akibat meningkatnya aliran darah ke kulit dan kehilangan cairan
akibat gangguan epidermal yang terganggu.
- Gagal jantung dengan output tinggi jarang dilaporkan terjadi pada kasus
dermatitis eksfoliatif
- Gangguan termoregulator dapat menyebabkan hipotermi atau hipertermi.
Namun, kebanyakan pasien mengeluh merasa kedinginan
- Limfadenopati generalisata terjadi pada lebih dari sepertiga pasien
- Hepatomegali dapat terjadi pada sekitar spertiga pasien dan lebih sering
terjadi pada dermatitis eksfoliatif yang disebabkan oleh obat
- Splenomegali juga jarang dilaporkan, dan paling sering dikaitkan dengan
limfoma
- Edema tungkai dapat terjadi pada 54% pasien dermatitis eksfoliatif dan
edema wajah dapat terjadi pada kasus dermatitis eksfoliatif karena reaksi
obat namun jarang terjadi.(1)
13
nadi). Setiap kelainan elektrolit harus dikoreksi, dan upaya dilakukan untuk
menjaga penderita afebris. Tindakan perawatan kulit secara umum termasuk
menggunakan bak mandi oatmeal atau kompres basah tidak lebih dari seperempat
tubuh setiap saat dengan kompres hangat hangat. Emolien atau petrolatum lokal
atau steroid topikal dengan potensi rendah (misalnya, hidrokortison 1%) dapat
meningkatkan kenyamanan pasien. Kulit erythrodermic telah kehilangan fungsi
penghalang normalnya untuk mencegah infeksi bakteri, dan ini perlu ditangani
melalui penyeka kulit, kultur darah, dan perawatan antimikroba sistemik yang
tepat jika ada infeksi sekunder atau sepsis.(4)
Pada pasien ini diberikan obat antihistamin berupa cetirizin 10 mg
diminum dua kali sehari dan antibiotik berupa ceftriaxon yang diberikan melalui
intravena per 12 jam. Pasien kemudian diberikan keratolitik yang dicampur
dengan pelembab berupa asam salisilat 3% dicampur dengan vaselin albumin 60
gram yang diberikan pagi, sore dan malam hari sebelum mandi dan diberikan
antibiotik topikal berupa Tyamisin 1% dicampur diflucortolon valerat cream 2x1
yang diberikan sesudah mandi. Antihistamin dapat diberikan untuk efek sedasi
dan antipruritic. Antibiotik sistemik diperlukan untuk pasien dengan bukti infeksi
sekunder lokal dan sistemik. Septicemia sekunder akibat infeksi Staphylococcus
seringkali merupakan komplikasi DE dan memerlukan penanganan antibiotik dan
suportif yang agresif. Bahkan pasien tanpa bukti infeksi sekunder dapat
mengambil manfaat dari terapi antibiotik sistemik karena kolonisasi bakteri dapat
memperburuk ED.(1)
Pemberian kortikosteroid pada pasien ini diberikan secara injeksi. Pasien
juga diberikan kortikosteroid topikal berupa asam salisilat 3% dicampur dengan
momethason cream dua kali sehari diberikan di bagian wajah dan asam salisilat
3% dicampur dengan desoximathason dua kali sehari yang diberikan sesudah
mandi di bagian kaki. Untuk efek samping dari kortikosteroid tersebut diberikan
ranitidin secara intravena per 12 jam. Berdasarkan teori, Kortikosteroid sistemik
berguna untuk reaksi hipersensitivitas obat. Pada kasus berat dan persisten, Ig
intravena dapat digunakan. Cyclosporine, methotrexate, azathioprine,
mycophenolate mofetil, dan kortikosteroid sistemik dapat membantu dermatitis
spongiotik (eczematous).(1) Namun, banyak dermatologists lebih memilih untuk
15
16