DISUSUN OLEH:
ANDI NOVANDI
H1041141028
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2017
1
BAB I
PENDAHULUAN
2
serangan parasit akan memudahkan masuknya mikroorganisme lain yang tentu
akan memperparah kondisi ikan dan mempercepat terjadinya kematian.
Kerugian akibat infestasi ektoparasit memang tidak sebesar kerugian akibat
infeksi organisme patogen lain seperti virus dan bakteri, namun infestasi ektoparasit
dapat menjadi salah satu faktor predisposisi bagi infeksi organisme patogen yang
lebih berbahaya. Kerugian non lethal lain dapat berupa kerusakan organ luar yaitu
kulit dan insang, pertumbuhan lambat dan penurunan nilai jual (Bhakti, 2011).
Dengan demikian berdasarkan hal-hal yang telah dikemukakan maka dilakukan
penelitian tentang identifikasi jenis parasit yang terdapat pada jenis-jenis ikan dari
hasil tangkapan di TPI Sungai Rengas, Pontianak.
1.3 Tujuan
Tujuan dari penelitian ini yaitu:
a. Mengindentifikasi jenis parasit yang terdapat pada jenis-jenis ikan di Tempat
Pelelangan Ikan Sungai Rengas, Pontianak.
b. Mengidentifikasi kehadiran dari jenis parasit yang ditemukan di Tempat
Pelelangan Ikan Sungai Rengas, Pontianak bersifat patogen atau tidak
1.4 Manfaat
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Dapat memberikan informasi mengenai jenis parasit yang terdapat pada jenis-
jenis ikan di Tempat Pelelangan Ikan Sungai Rengas, Pontianak.
3
b. Dapat memberikan informasi pada nelayan akan bahayanya jenis parasit yang
terdapat pada jenis-jenis ikan di Tempat Pelelangan Ikan Sungai Rengas,
Pontianak.
c. Dapat memberikan informasi pada konsumen tentang keberadaan jenis parasit
pada jenis-jenis ikan di Tempat Pelelangan Ikan Sungai Rengas, Pontianak
sehingga lebih berhati-hati dalam membeli ikan dan proses pemasakan agar
terhindar dari penyakit khusus yang disebabkan oleh parasit.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
2.2 Pengertian Ikan
Ikan adalah anggota dari kelompok organisme yang terdiri dari hewan craniata
air yang memiliki bantalan insang yang tidak memiliki anggota gerak dengan jari.
Tetrapoda muncul dalam ikan lobus bersirip, sehingga mereka dianggap ikan secara
kladistik. Namun, secara tradisional ikan dianggap parafiletik dan tidak termasuk
tetrapoda (yaitu, amfibi, reptil, burung dan mamalia yang semua berasal dari dalam
keturunan yang sama). Karena dengan cara ini istilah "ikan" didefinisikan negatif
sebagai kelompok paraphyletic, namun hal itu tidak dianggap sebagai
pengelompokan taksonomi formal dalam biologi sistematis. Pisces merupakan
istilah tradisional (juga ichthyes) yang dianggap sebagai tipologi, tapi tidak
termasuk dalam klasifikasi filogenetik (Goldman, 1997).
Organisme paling awal yang dapat diklasifikasikan sebagai ikan yang merupaka
chordata bertubuh lunak yang pertama kali muncul pada periode Cambrian.
Meskipun mereka tidak memiliki tulang belakang yang sejati, mereka memiliki
notokords yang memungkinkan mereka untuk menjadi lebih lincah daripada rekan-
rekan invertebrata lainnya. Ikan akan terus berkembang melalui era Paleozoic, dan
mengalami diversifikasi ke berbagai bentuk. Banyak ikan dari Paleozoic
mengemmbangkan pelindung eksternal yang melindungi mereka dari predator.
Ikan pertama dengan rahang muncul pada periode Silur, setelah banyak (seperti hiu)
menjadi predator laut yang tangguh daripada hanya menjadi mangsa bagi
arthropoda (Goldman, 1997).
Kebanyakan ikan bersifat ektotermik ("berdarah dingin"), yang memungkinkan
suhu tubuh mereka bervariasi seperti suhu lingkungan yang berubah, meskipun
beberapa ikan aktif yang besar seperti hiu putih dan tuna bisa menahan suhu yang
lebih tinggi. Ikan biasanya sangat melimpah di sebagian besar badan air. Mereka
dapat ditemukan di hampir semua lingkungan perairan, dari sungai gunung yang
tinggi (misalnya, char dan gudgeon) ke kedalaman abyssal dan bahkan hadal dari
lautan terdalam (misalnya, gulpers dan anglerfish). Dengan 33.100 spesies yang
telah ditemukan, spesies ikan menunjukkan keragaman besar dari kelompok
vertebrata lainnya (Goldman, 1997).
6
Ikan merupakan hewan yang sangat beragam dan dapat dikategorikan dalam
banyak cara. Meskipun sebagian besar spesies ikan mungkin telah ditemukan dan
didentifikasi, sekitar 250 spesies yang masih baru ditemukan setiap tahun. Menurut
Goldman (1997), 33.100 spesies ikan telah diidentifikasikan. Keragaman spesies
ikan dibagi rata antara laut (samudera) dan ekosistem air tawar. terumbu karang di
Indo-Pasifik merupakan pusat keanekaragaman untuk ikan laut, sedangkan ikan air
tawar benua yang paling beragam di daerah aliran sungai besar hutan hujan tropis,
terutama Amazon, Kongo, dan cekungan Mekong (Moyle and Cech, 2003)
Keragaman ikan dimasukkan dalam sistematika ikan yang merupakan deskripsi
formal dan kemudian diorganisasikan ke dalam taksa. Hal ini bersifat kompleks dan
masih berkembang. Istilah "ikan" menggambarkan setiap chordate non-tetrapod,
(yaitu, hewan dengan tulang punggung), yang memiliki insang sepanjang hidup dan
memiliki anggota badan, jika ada, dalam bentuk sirip. Ikan pada umunya bisa dibagi
berdasarkan lama hidup, ukuran, tingkah laku saat musim kawin, tingkah laku saat
makan, gerakan, ketahanan terhadap lingkungan, habitat, toksisitas, spesies,
bentuk, daya pandang (Nelson, 2006).
2.3 Parasit
Parasit merupakan organisme yang hidup untuk sementara ataupun tetap di
dalam atau pada permukaan organisme lain untuk mengambil makanan sebagian
atau seluruhnya dari organisme tersebut (Sandjaja, 2007). Parasit terbagi atas dua
jenis, yaitu parasit yang hidup di luar tubuh inang atau ektoparasit dan parasit yang
hidup di dalam tubuh inang atau endoparasit. Endoparasit yang terdapat di dalam
tubuh makhluk hidup umunnya adalah endoparasit yang bersifat patogen yang
dapat menyebabkan sakit pada tubuhnya, bahkan dapat menyebabkan kematian
(Wilson & Carpenter, 1996). Parasit-parasit tersebut meliputi protozoa, helminthes
(kelompok cacing), arthropoda, fungi (jamur) dan virus (Nurhari, 2010).
Parasit yang menyerang ikan akan mempengaruhi kelangsungan hidup seperti
terhambatnya pertumbuhan ikan. Pengaruh yang muncul diawali dengan
terganggunya sistem metabolisme tubuh hospes sampai merusak organ (seperti
insang, lambung dan usus), sehingga dapat mempengaruhi pertumbuhan ikan,
7
bahkan dapat menyebabkan kematian. Daur hidup parasit yang menginfeksi ikan
dapat diketahui melalui hubungan antara hospes yaitu ikan, parasit serta lingkungan
hospes tersebut hidup, sehingga kita dapat mengetahui keadaan yang timbul akibat
parasit tersebut.
8
BAB III
METODE KERJA
9
dari dekat faring sampai di sekitar anus dibedah, isi saluran pencernaan dikeluarkan
dan diletakkan di dalam cawan petri dan diamati pergerakan larva maupun telur
yang ada. Jika isi saluran pencernaan terlalu keruh maka isi saluran pencernaan
dapat ditampung dalam beker glass, tambahkan akuades, diaduk-aduk dan
dibiarkan mengendap; Setelah itu dibuang supernatannya, dilakukan beberapa kali
hingga diperoleh endapan yang bersih dan diamati. Kemudian diamati pula pada
permukaan organ lainnya seperti: hati, limpa, dan gonad. Data yang diperoleh
ditabulasikan dan dianalisis secara deskriptif. Perhitungkan prevalensinya
menggunakan rumus dari Moller and Anders (1986).
TPI Sungai Ribas
Prevalensi = x 100%
Total ikan yang diperiksa
10
DAFTAR PUSTAKA
11
Wilson, S.C. and Carpenter, J.W., 1996, Endoparasitic disease of reptile, Journal
of Exotic Pet Medicine, vol 5, no. 2, pp 64-74
12