Anda di halaman 1dari 33

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Dalam era modern sekarang ini tentu kita tidak asing lagi dengan kecanggihan
teknologi terbarukan yang tiada henti – hentinya terus bermunculan. Ini dikarenakan
perkembangan pesat dalam dunia teknologi dan informasi manusia. Terlepas dari
kata teknologi, dasar dari sebuah teknologi adalah adanya suatu bidang ilmu yang
berkaitan erat dengan dunia elektronika dan informatika. Elektronika adalah ilmu
yang mempelajari alat listrik arus lemah yang dioperasikan dengan cara mengontrol
aliran elektron atau partikel bermuatan listrik dalam suatu alat seperti komputer,
peralatan elektronik, termokopel, semikonduktor, dan lain sebagainya. Ilmu yang
mempelajari alat-alat seperti ini merupakan cabang dari ilmu fisika, sementara
bentuk desain dan pembuatan sirkuit elektroniknya adalah bagian dari teknik elektro,
teknik komputer, dan ilmu atau teknik elektronika dan instrumentasi.
Alat-alat yang menggunakan dasar kerja elektronika ini biasanya disebut
sebagai peralatan elektronik (electronic devices). Dalam sebuah peralatan
elektronika tersebut pastilah terdapat suatu perangkat komponen inti dalam
mengendalikan keseluruhan cara kerja dari alat tersebut. Tanpa suatu perangkat inti
ini, maka alat tersebut tidak dapat bekerja atau berfungsi sebagaimana mestinya
sesuai dengan prinsip kerja alat tersebut. Dalam dunia elektronika, perangkat inti
tersebut dinamakan “Integrated Circuit” atau yang lebih dikenal dengan IC.
Peralatan Elektronika adalah sebuah peralatan yang terbentuk dari beberapa Jenis
Komponen Elektronika dan masing-masing Komponen Elektronika tersebut memiliki
fungsi-fungsinya tersendiri di dalam sebuah Rangkaian Elektronika. Seiring dengan
perkembangan Teknologi, komponen-komponen Elektronika makin bervariasi dan
jenisnya pun bertambah banyak. Tetapi komponen-komponen dasar pembentuk sebuah
peralatan Elektronika seperti Resistor, Kapasitor, Transistor, Dioda, Induktor dan IC
masih tetap digunakan hingga saat ini.

1.2. Rumusan Masalah


Pada makalah ini penulis akan membahas mengenai Komponen Elektronika
dan beberapa contoh Komponen Elektronika.

1
1.3. Tujuan dan Manfaat
a. Tujuan
 Mampu menjelaskan dan mengetahui karakteristik dari setiap komponen
elektronika baik yang termasuk komponen pasif maupun komponen aktif
 Mampu mengetahui cara menentukan atau menghitung besarnya nilai dari
suatu jenis komponen elektronika.
b. Manfaat
 Mengetahui karakteristik dari setiap komponen elektronika baik yang
termasuk komponen pasif maupun komponen aktif
 Mengetahui cara menentukan atau menghitung besarnya nilai dari suatu
jenis komponen elektronika.
1.4. Metode Penulisan
a. Studi Pustaka
Mempelajari sistemnya di perpustakaan dan mengolah data yang di dapat dari
internet yang berupa file-file yang ada sebagai pendukung.
1.5. Sistematika Penulisan
Agar lebih sistematis dan mudah di mengerti dalam penulisan, maka penulis
membagi dalam beberapa bagian bab sebagai berikut ;
BAB I PENDAHULUAN, dalam bab ini akan diuraikan tentang latar
belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat, metode penulisan, dan
sistematika penulisan..
BAB II PEMBAHASAN, yang berisikan penjelasan mengenai macam-macam
Komponen Elektronika (IC).
BAB IV PENUTUP, dalam bab ini berisikan kesimpulan dan saran.

2
BAB II

PEMBAHASAN

Komponen Elektronika berupa sebuah alat atau benda yang menjadi bagian
pendukung suatu rangkaian elektronika yang dapat bekerja sesuai denga
kegunaanya. Mulai dari yang menempel langsung pada papan rangkaian baik berupa
PCB, CCB, Protoboard maupun Veroboard dengan cara disolder atau tidak
menempel langsung pada papan rangkaian (dengan alat penghubung lain, misalnya
kabel). Komponen elektronika ini terdiri dari satu atau lebih bahan elektronika, yang
terdiri dari satu atau beberapa unsur materi dan jika disatukan, untuk desain
rangkaian yang diinginkan dapat berfungsi sesuai dengan fungsi masing-masing
komponen, ada yang untuk megatur arus dan tegangan, meratakan arus, menyekat
arus, memperkuat sinyal arus dan massih banyak fungsi lainnya.

Berdasaarkam karakteristiknya, komponen elektronika dapat diklasifikasikan


menjadi dua kelompok utama, yaitu komponen elektronika aktif dan komponen
elektronika pasif.

2.1 Komponen Elektronika Pasif

Komponen pasif adalah komponen elektronika yang dalam


pengoperasiannya tidak memerlukan sumber tegangan atau sumber arus tersendiri.
Adapun yang termasuk komponen pasif antara lain :

1. RESISTOR

Resistor merupakan komponen elektronik yang memiliki dua pin dan didesain
untuk mengatur tegangan listrik dan arus listrik, dengan resistansi tertentu (tahanan)
dapat memproduksi tegangan listrik di antara kedua pin, nilai tegangan terhadap
resistansi berbanding lurus dengan arus yang mengalir, berdasarkan hukum Ohm:

V=IR

V
I=
R

3
Resistor digunakan sebagai bagian dari rangkaian elektronik dan sirkuit
elektronik, dan merupakan salah satu komponen yang paling sering digunakan.
Resistor dapat dibuat dari bermacam-macam komponen dan film, bahkan kawat
resistansi (kawat yang dibuat dari paduan resistivitas tinggi seperti nikel-kromium).

Karakteristik utama dari resistor adalah resistansinya dan daya listrik yang dapat
dihantarkan. Karakteristik lain termasuk koefisien suhu, derau listrik (noise),
dan induktansi. Resistor dapat diintegrasikan kedalam sirkuit hibrida dan papan
sirkuit cetak, bahkan sirkuit terpadu. Ukuran dan letak kaki bergantung pada desain
sirkuit, kebutuhan daya resistor harus cukup dan disesuaikan dengan kebutuhan arus
rangkaian agar tidak terbakar. Resistor dapat dibagi menjadi dua, yaitu :

a) Resistor Tetap

Resistor tetap adalah resistor yang memiliki nilai hambatan yang tetap. Pada
jenis ini, resistor ada banyak jenisnya. Seperti pada contoh berikut ini,
- Resistor Kawat

Simbol Simbol Diskrit Bentuk Fungsi


Dipergunakan dalam
rangkaian power
karena memiliki
resistansi yang tinggi
dan tahan terhadap
panas yang tinggi.

- Resistor Arang (Batang Karbon)

Simbol Simbol Diskrit Bentuk Fungsi


Untuk mengatur
tegangan dan arus
listrik

- Resistor Film Karbon

Simbol Simbol Diskrit Bentuk Fungsi

4
Untuk mengatur
tegangan dan arus
listrik

- Resistor Metal Film

Simbol Simbol Diskrit Bentuk Fungsi


Untuk mengatur
tegangan dan arus
listrik

- Resistor Keramik atau Porselin

Simbol Simbol Diskrit Bentuk Fungsi


Untuk mengatur
tegangan dan arus
listrik

Resistor memiliki batas kemampuan daya misalnya : 1/16 watt, 1/8 watt, ¼
watt, ½ watt dsb. Artinya resitor hanya dapat dioperasikan dengan daya maksimal
sesuai dengan kemampuan dayanya. Untuk mengetahui nilai hambatan suatu resistor
dapat dilihat atau dibaca dari warna yang tertera pada bagian luar badan resistor
tersebut yang berupa gelang warna.

5
Gambar 1.1. sistem kode warna pada Resistor

Keterangan untuk 4 band :

- Gelang ke-1 dan ke-2 menyatakan angka dari resistor tersebut.


- Gelang ke-3 menyatakan faktor pengali (banyaknya nol).
- Gelang ke-4 menyatakan toleransi.
Misalnya :

Resistor dengan warna : merah hitam kuning perak


Maka nilainya : 2 0 104 10%
Berarti nilai resistor tersebut adalah = 200.000 Ohm atau 200 Kohm dengan
toleransi sebesar 10%.

Range hambatan resistor tersebut adalah


= 200.000 ± 10%

6
= 10% x 200.000 = 20.000 Ohm
= 200.000 – 20.000 sampai 200.000 + 20.000
= 180.000 sampai 220.000 Ohm.

b) Resistor yang Tidak Tetap (Variabel)

Ialah resistor yang nilai hambatannya atau resistansinya dapat diubah-ubah.


Jenisnya antara lain : hambatan geser, trimpot dan potensiometer. Yang banyak
digunakan ialah trimpot dan potensimeter.

a. Potensiometer

Resistor yang nilai resistansinya dapat diubah-ubah dengan memutar poros yang
telah tersedia. Potensiometer pada dasarnya sama dengan trimpot secara fungsional.
Potensiometer adalah resistor tiga terminal dengan sambungan geser yang
membentuk pembagi tegangan dapat disetel. Jika hanya dua terminal yang
digunakan (salah satu terminal tetap dan terminal geser), potensiometer berperan
sebagai resistor variabel atau Rheostat. Potensiometer biasanya digunakan untuk
mengendalikan peranti elektronik seperti pengendali suara pada penguat.
Potensiometer yang dioperasikan oleh suatu mekanisme dapat digunakan sebagai
transduser, misalnya sebagai sensor joystick.Potensiometer jarang digunakan untuk
mengendalikan daya tinggi (lebih dari 1 Watt) secara langsung. Potensiometer
digunakan untuk menyetel taraf isyarat analog (misalnya pengendali suara pada
peranti audio), dan sebagai pengendali masukan untuk sirkuit elektronik. Sebagai
contoh, sebuah peredup lampu menggunakan potensiometer untuk menendalikan
pensakelaran sebuah TRIAC, jadi secara tidak langsung mengendalikan kecerahan
lampu. Potensiometer yang digunakan sebagai pengendali volume kadang-kadang
dilengkapi dengan sakelar yang terintegrasi, sehingga potensiometer membuka
sakelar saat penyapu berada pada posisi terendah.

Simbol Potensiometer :

Gambar 1.2 Simbol dan Lambang Potensiometer

7
Gambar 1.3. Contoh Potensiometer

b. Trimpot

Resistor yang nilai resistansinya dapat diubah-ubah dengan cara memutar


porosnya dengan menggunakan obeng. Untuk mengetahui nilai hambatan dari suatu
trimpot dapat dilihat dari angka yang tercantum pada badan trimpot tersebut. Fungsi
daripada Trimpot juga memiliki kesamaan layaknya Potensio, namun adakalanya
berbeda karena Trimpot seringnya dipasang pada pcb langsung. Contoh penggunaan
Trimpot sering kita temukan pada rangkaian RGB sebagai tuning warna pada televisi
berwarna dan sebagai tuning subbrigth serta contras. Trimpot dibagi menjadi dua
jenis atau tipe yakni: Single turn Trimpot dan Multi turn Trimpot, single turn
Trimpot merupakan tipe yang sering sekali digunakan karena harganya yang murah
sedangkan Multi turn Trimpot digunakan untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat
pada resolusi yang tinggi.

Gambar 1.4. Simbol Trimpot

Gambar 1.5 Contoh Trimpot

8
c. LDR (Light Dependent Resistor)

Light Dependent Resistor atau yang biasa disebut LDR adalah jenis resistor
yang nilainya berubah seiring intensitas cahaya yang diterima oleh komponen
tersebut. Biasa digunakan sebagai detektor cahaya atau pengukur besaran konversi
cahaya.Light Dependent Resistor, terdiri dari sebuah cakram semikonduktor yang
mempunyai dua buah elektroda pada permukaannya . Pada saat gelap atau cahaya
redup, bahan dari cakram tersebut menghasilkan elektron bebas dengan jumlah yang
relatif kecil.Sehingga hanya ada sedikit elektron untuk mengangkut muatan
elektrik.Artinya pada saat cahaya redup LDR menjadi konduktor yang buruk, atau
bisa disebut juga LDR memiliki resistansi yang besar pada saat gelap atau cahaya
redup.Pada saat cahaya terang, ada lebih banyak elektron yang lepas dari atom bahan
semikonduktor tersebut. Sehingga akan ada lebih banyak elektron untuk mengangkut
muatan elektrik. Artinya pada saat cahaya terang LDR menjadi konduktor yang baik,
atau bisa disebut juga LDR memiliki resistansi yangkecil pada saat cahaya terang.
Pada sisi bagian atas LDR terdapat suatu garis atau jalur melengkung yang
menyerupai bentuk kurva.Jalur tersebut terbuat dari bahan cadmium sulphida yang
sangat sensitiv terhadap pengaruh dari cahaya.Jalur cadmium sulphida yang terdapat
pada LDR.Jalur cadmium sulphida dibuat melengkung menyerupai kurva agar jalur
tersebut dapat dibuat panjang dalam ruang (area) yang sempit.Cadmium sulphida
(CdS) merupakan bahan semi-konduktor yang memiliki gap energi antara elektron
konduksi dan elektron valensi. Ketika cahaya mengenai cadmium sulphida, maka
energi proton dari cahaya akan diserap sehingga terjadi perpindahan dari band
valensi ke band konduksi. Akibat perpindahan elektron tersebut mengakibatkan
hambatan dari cadmium sulphida berkurang dengan hubungan kebalikan dari
intensitas cahaya yang mengenai LDR. Lihat gambar dibawah ini.

Gambar 1.8. Simbol dan contoh LDR

9
2. KAPASITOR

Kapasitor adalah komponen pasif elektronika yang dapat menyimpan muatan


listrik di dalam medan listrik dengan cara mengumpulkan ketidakseimbangan
internal dari muatan listrik. Kapasitor dilambangkan dengan huruf “C” dengan
satuan Farad (F) . Ukuran kapasitor adalah Farad. 1 Farad (F) = 1.000.000 mikro
Farad (F) 1 mikro Farad (F) = 1.000 nano Farad (nF) 1 nano Farad (nF) = 1.000 piko
Farad (pF).

Prinsip kerja kapasitor :

 Jika kedua elektroda diberi tegangan listrik, maka muatan-muatan positif akan
mengumpul pada salah satu kaki elektrodanya dan pada saat yang sama muatan-
muatan negative terkumpul pada elektroda yang satunya lagi.

 Muatan positif tidak dapat mengalir menuju ujung kutub negative dan sebaliknya
muatan negative tidak bisa menuju ke ujung kutub positif, karena terpisah oleh
bahan dielektrik yang non-konduktif.

 Muatan elektrik ini tersimpan tersimpan selama tidak ada konduksi pada ujung-
ujung kakinya. Di alam bebas, fenomena kapasitor ini terjadi pada saat
terkumpulnya muatan-muatan positif dan negative di awan.

Macam-macam Kapasitor

1. Kapasitor Nilai Tetap (Fixed Capacitor)

Kapasitor Nilai Tetap atau Fixed Capacitor adalah Kapasitor yang nilainya
konstan atau tidak berubah-ubah. Berikut ini adalah Jenis-jenis Kapasitor yang
nilainya Tetap :

A. . Kapasitor Keramik (Ceramic Capasitor)

10
Kapasitor Keramik adalah Kapasitor yang Isolatornya terbuat dari Keramik
dan berbentuk bulat tipis ataupun persegi empat. Kapasitor Keramik tidak memiliki
arah atau polaritas, jadi dapat dipasang bolak-balik dalam rangkaian Elektronika.
Pada umumnya, Nilai Kapasitor Keramik berkisar antara 1pf sampai 0.01µF.

Kapasitor yang berbentuk Chip (Chip Capasitor) umumnya terbuat dari


bahan Keramik yang dikemas sangat kecil untuk memenuhi kebutuhan peralatan
Elektronik yang dirancang makin kecil dan dapat dipasang oleh Mesin Produksi
SMT (Surface Mount Technology) yang berkecepatan tinggi.

B. Kapasitor Polyester (Polyester Capacitor)

Kapasitor Polyester adalah kapasitor yang isolatornya terbuat dari Polyester


dengan bentuk persegi empat. Kapasitor Polyester dapat dipasang terbalik dalam
rangkaian Elektronika (tidak memiliki polaritas arah)

C. Kapasitor Kertas (Paper Capacitor)

Kapasitor Kertas adalah kapasitor yang isolatornya terbuat dari Kertas dan
pada umumnya nilai kapasitor kertas berkisar diantara 300pf sampai 4µF. Kapasitor
Kertas tidak memiliki polaritas arah atau dapat dipasang bolak balik dalam
Rangkaian Elektronika.

D. Kapasitor Mika (Mica Capacitor)

11
Kapasitor Mika adalah kapasitor yang bahan Isolatornya terbuat dari bahan
Mika. Nilai Kapasitor Mika pada umumnya berkisar antara 50pF sampai 0.02µF.
Kapasitor Mika juga dapat dipasang bolak balik karena tidak memiliki polaritas
arah.

E. Kapasitor Elektrolit (Electrolyte Capacitor)

Kapasitor Elektrolit adalah kapasitor yang bahan Isolatornya terbuat dari


Elektrolit (Electrolyte) dan berbentuk Tabung / Silinder. Kapasitor Elektrolit atau
disingkat dengan ELCO ini sering dipakai pada Rangkaian Elektronika yang
memerlukan Kapasintasi (Capacitance) yang tinggi. Kapasitor Elektrolit yang
memiliki Polaritas arah Positif (-) dan Negatif (-) ini menggunakan bahan
Aluminium sebagai pembungkus dan sekaligus sebagai terminal Negatif-nya. Pada
umumnya nilai Kapasitor Elektrolit berkisar dari 0.47µF hingga ribuan microfarad
(µF). Biasanya di badan Kapasitor Elektrolit (ELCO) akan tertera Nilai Kapasitansi,
Tegangan (Voltage), dan Terminal Negatif-nya. Hal yang perlu diperhatikan,
Kapasitor Elektrolit dapat meledak jika polaritas (arah) pemasangannya terbalik dan
melampui batas kamampuan tegangannya.

F. Kapasitor Tantalum

Kapasitor Tantalum juga memiliki Polaritas arah Positif (+) dan Negatif (-)
seperti halnya Kapasitor Elektrolit dan bahan Isolatornya juga berasal dari Elektrolit.
Disebut dengan Kapasitor Tantalum karena Kapasitor jenis ini memakai bahan
Logam Tantalum sebagai Terminal Anodanya (+). Kapasitor Tantalum dapat
beroperasi pada suhu yang lebih tinggi dibanding dengan tipe Kapasitor Elektrolit
lainnya dan juga memiliki kapasintansi yang besar tetapi dapat dikemas dalam
ukuran yang lebih kecil dan mungil. Oleh karena itu, Kapasitor Tantalum merupakan
jenis Kapasitor yang berharga mahal. Pada umumnya dipakai pada peralatan
Elektronika yang berukuran kecil seperti di Handphone dan Laptop.

2. Kapasitor Variabel ( Variable Capasitor )

12
Kapasitor Variabel adalah Kapasitor yang nilai Kapasitansinya dapat diatur
atau berubah-ubah. Secara fisik, Kapasitor Variabel ini terdiri dari 2 jenis yaitu :

A. VARCO (Variable Condensator)

VARCO (Variable Condensator) yang terbuat dari Logam dengan ukuran


yang lebih besar dan pada umumnya digunakan untuk memilih Gelombang
Frekuensi pada Rangkaian Radio (digabungkan dengan Spul Antena dan Spul
Osilator). Nilai Kapasitansi VARCO berkisar antara 100pF sampai 500pF

B. Trimmer

Trimmer adalah jenis Kapasitor Variabel yang memiliki bentuk lebih kecil
sehingga memerlukan alat seperti Obeng untuk dapat memutar Poros pengaturnya.
Trimmer terdiri dari 2 pelat logam yang dipisahkan oleh selembar Mika dan juga
terdapat sebuah Screw yang mengatur jarak kedua pelat logam tersebut sehingga
nilai kapasitansinya menjadi berubah. Trimmer dalam Rangkaian Elektronika
berfungsi untuk menepatkan pemilihan gelombang Frekuensi (Fine Tune). Nilai
Kapasitansi Trimmer hanya maksimal sampai 100pF.

Cara Mencari Nilai Kapasitansi dari Kapasitor

Untuk mencari nilai kapasitansi dari kapasitor biasanya dilakukan dengan


melihat angka/kode yang tertera pada badan kapasitor tersebut seperti pada gambar
dibawah ini.

13
Gambar 2.14 Mencari nilai kapasitansi kapasitor elektrolit

Untuk kapasitor jenis elektrolit memang mudah, karena nilai kapasitansinya


telah tertera dengan jelas pada tubuhnya. Sedangkan untuk kapasitor keramik dan
beberapa jenis yang lain nilainya dikodekan. cara menghitung kapasitasnya seperti
berikut ini:

a) Angka pertama merupakan angka pertama.

b) Angka kedua merupakan angka kedua.

c) Angka ketiga merupakan jumlahnya nol

Gambar 2.14 Mencari nilai kapasitansi kapasitor Elco

Dari gambar diatas, maka nilai kapasitansi kapasitor tersebut adalah : 100.000 pF =
100 nF. Cara Membaca Elco Misalnya dibadan ELCO tertera tulisan 10uF/16v
berarti ELCO tersebut memiliki ukuran 10 mikro farad dan tegangan kerjanya
maksimal 16v. Jika tegangan yang diberikan lebih besar dari tegangan kerja maka
ELCO akan rusak. Sisi ELCO yang terdapat tanda panah menunjukkan kaki disisi
tersebut adalah kaki negatif.

Cara Membaca Kapasitor Keramik / Mika / Mylar Misalnya di badan kapasitor


tersebut tertera tulisan 103 artinya :

• Angka I : melambangkan angka

14
• Angka II : melambangkan angka

• Angka III : melambangkan jumlah nol & ukurannya dalam piko Farad.

Jadi nilai kapasitor tersebut adalah 10.000 pF = 10 nF = 0,01uF.

Mengukur Elco Dengan Multitester

1) Putar batas ukur pada Ohmmeter X1 / X10 untuk elco yang ukurannya besar
dan X100 / X1K untuk elco yang ukurannya kecil.

2) Hubungkan probe ke masing-masing kaki ELCO (bolak balik sama saja)

3) Lihat penunjukan jarum pada papan skala.

Gambar 2.15 Mengukur Kapasitor dengan Multitester

Kesimpulan Hasil Pengukuran ELCO

• Jarum menunjuk angka & kembali ke tempat semula : elco baik

• Jarum menunjuk angka & tidak kembali ke tempat semula : elco bocor

• Jarum tidak bergerak sama sekali : elco putus

• Jarum menunjuk angka nol : elco short.

Mengukur Kapasitor Non Polar Dengan Multitester

1. Putar batas ukur pada Ohmmeter X1K / X10K

2. Hubungkan probe ke masing-masing kaki kapasitor (bolak balik sama saja)

3. . Lihat penunjukan jarum pada papan skala.

15
Gambar 2.16 Mengukur Kapasitor Non-Polar dengan Multimeter

Kesimpulan Hasil Pengukuran

• Jarum menunjuk angka kemudian & ke tempat semula : kapasitor baik

• Jarum menunjuk angka tdk kembali ke tempat semula : kapasitor bocor

• Jarum tidak bergerak : kapasitor putus • Jarum menunjuk angka nol : kapasitor
short

3. TRANSFORMATOR

Transformator disingkat dengan Trafo. Trafo terdiri dari dua buah lilitan yaitu
lilitan primer dan lilitan skunder. Trafo bekerja berdasarkan sistem perubahan gaya
medan listrik, yang dapat digunakan untuk menaikan atau menurunkan tegangan
listrik AC.

Gambar 3.1 Simbol dan contoh Trafo

Trafo tersusun dari gulungan kawat primer dan sekunder yang dililitkan pada
inti besi. Trafo bisa bekerja hanya dengan tegangan AC. Jenis trafo adaptor ada 2 : 1.
TRAFO STEP DOWN (untuk menurunkan tegangan) 2. TRAFO STEP UP (untuk
menaikkan tegangan) Trafo yang kita pelajari nantinya adalah jenis yang stepdown.

16
Prinsip Kerja Transformator (Trafo)

Sebuah Transformator yang sederhana pada dasarnya terdiri dari 2 lilitan atau
kumparan kawat yang terisolasi yaitu kumparan primer dan kumparan sekunder.
Pada kebanyakan Transformator, kumparan kawat terisolasi ini dililitkan pada
sebuah besi yanxg dinamakan dengan Inti Besi (Core). Ketika kumparan primer
dialiri arus AC (bolak-balik) maka akan menimbulkan medan magnet atau fluks
magnetik disekitarnya. Kekuatan Medan magnet (densitas Fluks Magnet) tersebut
dipengaruhi oleh besarnya arus listrik yang dialirinya. Semakin besar arus listriknya
semakin besar pula medan magnetnya. Fluktuasi medan magnet yang terjadi di
sekitar kumparan pertama (primer) akan menginduksi GGL (Gaya Gerak Listrik)
dalam kumparan kedua (sekunder) dan akan terjadi pelimpahan daya dari kumparan
primer ke kumparan sekunder. Dengan demikian, terjadilah pengubahan taraf
tegangan listrik baik dari tegangan rendah menjadi tegangan yang lebih tinggi
maupun dari tegangan tinggi menjadi tegangan yang rendah. Sedangkan Inti besi
pada Transformator atau Trafo pada umumnya adalah kumpulan lempengan-
lempengan besi tipis yang terisolasi dan ditempel berlapis-lapis dengan kegunaanya
untuk mempermudah jalannya Fluks Magnet yang ditimbulkan oleh arus listrik
kumparan serta untuk mengurangi suhu panas yang ditimbulkan. Beberapa bentuk
lempengan besi yang membentuk Inti Transformator tersebut diantaranya seperti :

 E – I Lamination
 E – E Lamination
 L – L Lamination
 U – I Lamination
Dibawah ini adalah Fluks pada Transformator :

17
Gambar 3.2 Fluks pada Transformator

Mengukur Trafo Dengan Multitester • Putar batas ukur pada Ohmmeter X1K. •
Misal kaki primer A, B, C • Misal kaki sekunder D, E, F

Gambar 3.3 Mengukur Trafo dengan Multitester

Tabel 3.1 Mengukur Trafo menggunakan Multitester

Mengukur Tegangan AC, DC, dan jalur PCB

18
Mengukur Tegangan AC

1. Pastikan yang diukur adalah tegangan AC

2. Putar batas ukur ke arah ACV dengan batas ukur yang lebih tinggi dari tegangan
yang diukur. Misalnya tegangan yang di ukur 200 VAC maka batas ukurnya
adalah 250 VAC.

3. Hubungkan probe ke masing-masing kutub sumber tegangan (bolak balik sama)

4. Lihat penunjukan jarum pada papan skala.

Gambar 3.4 Mengukur Tegangan AC pada Trafo

Mengukur Tegangan DC

1) Pastikan yang diukur adalah tegangan DC

2) Putar batas ukur ke arah DCV dengan batas ukur yang lebih tinggi dari tegangan
yang diukur. Misalnya tegangan yang di ukur 200 VDC maka batas ukurnya
adalah 250 VDC.

3) Hubungkan probe ke masing-masing kutub sumber tegangan yaitu probe merah


ke kutub positif dan probe hitam ke kutub negatif.

4) Lihat penunjukan jarum pada papan skala.

19
Gambar 3.5 Mengukur Tegangan DC pada Trafo

Mengetes Putus Tidaknya Sebuah Penghantar / Jalur Pcb

1. Putar batas ukur pada Ohm meter X1 / X10

2. Hubungkan probe ke masing-masing ujung jalur / penghantar yang akan dites.

3. Kalau jarum bergerak menunjuk nol, berarti kabel / jalur OK, dan sebaliknya.

Gambar 3.5 Mengetes Jalur PCB

4. SAKLAR

Saklar adalah Komponen yang digunakan untuk menghubungkan dan


memutuskan aliran listrik. Dalam Rangkaian Elektronika, Saklar sering digunakan
sebagai ON/OFF dalam peralatan Elektronika. Saklar adalah sebuah perangkat yang
digunakan untuk memutuskan jaringan listrik, atau untuk menghubungkannya. Jadi
saklar pada dasarnya adalah alat penyambung atau pemutus aliran listrik. Selain
untuk jaringan listrik arus kuat, saklar berbentuk kecil juga dipakai untuk alat
komponen elektronika arus lemah.Secara sederhana, saklar terdiri dari dua bilah
logam yang menempel pada suatu rangkaian, dan bisa terhubung atau terpisah sesuai
dengan keadaan sambung (on) atau putus (off) dalam rangkaian itu.

20
Gambar 4.1 Contoh Saklar

5. RELAY

Relay adalah saklar (switch) elektrik yang bekerja berdasarkan medan magnet.
Relay terdiri dari suatu lilitan dan switch mekanik. Switch mekanik akan bergerak
jika ada arus listrik yang mengalir melalui lilitan. Susunan kontak pada relay adalah:

Normally Open : Relay akan menutup bila dialiri arus listrik.

Normally Close : Relay akan membuka bila dialiri arus listrik.

Changeover : Relay ini memiliki kontak tengah yang akan melepaskan diri dan

membuat kontak lainnya berhubungan.

Gambar 5.1 Simbol dan Contoh Relay

6. BATERAI
Baterai adalah alat listrik – kimiawi yang menyimpan energi dan
mengeluarkan tenaganya dalam bentuk listrik. Sebuah baterai biasanya terdiri dari 3
komponen penting, yaitu :
1. Batang karbon sebagai anode (kutub postif baterai)
2. Seng (Zn) sebagai katode (kutub negatif baterai)
3. Pasta sebagai elektrolit (penghantar)

21
Baterai yang biasa dijual (disposable/sekali pakai) mempunyai tegangan
listrik 1,5 Volt. Baterai ada yang berbentuk tabung atau kotak. Ada juga yang
dinamakan rechargeable battery, yaitu baterai yang dapat diisi ulang, seperti yang
biasa terdapat pada telepon genggam. Baterai sekali pakai disebut juga dengan
baterai primer, sedangkan baterai isi ulang disebut dengan baterai sekunder. Baik
baterai primer maupun baterai sekunder, kedua – duanya bersifat mengubah energi
kimiam menjadi energi listrik. Baterai primer hanya bisa dipakai sekali, karena
menggunakan reaksi kimia yang bersifat tidak bisa dibalik (irreversible reaction).
Sedangkan baterai sekunder dapat diisi ulang karena reaksi kimianya bersifat bisa
dibalik (reversible reaction).

Gambar 6.1 Gambar Baterai

7. INDUKTOR

Induktor atau disebut juga dengan Coil (Kumparan) adalah Komponen


Elektronika Pasif yang berfungsi sebagai Pengatur Frekuensi, Filter dan juga sebagai
alat kopel (Penyambung). Induktor atau Coil banyak ditemukan pada Peralatan atau
Rangkaian Elektronika yang berkaitan dengan Frekuensi seperti Tuner untuk
pesawat Radio. Satuan Induktansi untuk Induktor adalah Henry (H). Jenis-jenis
Induktor diantaranya adalah :

1. Induktor yang nilainya tetap

2. Induktor yang nilainya dapat diatur atau sering disebut dengan Coil Variable.

22
Gambar 7.1 Simbol dan gambar Induktor

2.2 KOMPONEN AKTIF

Komponen aktif adalah komponen elektronika yang dalam pengoperasiannya


memerlukan sumber arus atau sumber tegangan tersendiri. Yang termasuk
komponen aktif antara lain :

1. TRANSISTOR

Transistor adalah alat semikonduktor yang dipakai sebagai penguat, sebagai


sirkuit pemutus dan penyambung (switching), stabilisasi tegangan, modulasi sinyal
atau sebagai fungsi lainnya.Transistor dapat berfungsi semacam kran listrik, dimana
berdasarkan arus inputnya (BJT) atau tegangan inputnya (FET), memungkinkan
pengaliran listrik yang sangat akurat dari sirkuit sumber listriknya.Pada umumnya,
transistor memiliki 3 terminal, yaitu Basis (B), Emitor (E) dan Kolektor (C).
Tegangan yang di satu terminalnya misalnya Emitor dapat dipakai untuk
mengatur arus dan tegangan yang lebih besar daripada arus input Basis, yaitu pada
keluaran tegangan dan arus output Kolektor.Transistor merupakan komponen yang
sangat penting dalam dunia elektronik modern.Dalam rangkaian analog, transistor
digunakan dalam amplifier (penguat).Rangkaian analog melingkupi pengeras suara,
sumber listrik stabil (stabilisator) dan penguat sinyal radio.Dalam rangkaian-
rangkaian digital, transistor digunakan sebagai saklar berkecepatan tinggi. Beberapa
transistor juga dapat dirangkai sedemikian rupa sehingga berfungsi sebagai logic
gate, memori dan fungsi rangkaian-rangkaian lainnya.Dibawah ini adalah gambar
1.1 sebuah transistor.

23
Gambar 7.1 Contoh Transistor

Komponen elektronika yang pegang peranan ialah Transistor. Untuk


mengenalnya, dibutuhkan sejumlah pengetahuan dasar. Anda memulai mereparasi
radio atau tape recorder yang rusak, tapi tak mengenal sifat dan jenis transistor,
berarti pekerjaan anda tak akan berhasil dan anda akan selalu gagal.Transistor
banyak dibutuhkan atau hampir semua rangkaian elektronika membutuhkannya.

Meskipun dalam rangkaian elektronika ada IC namun transistor tak bisa


ditinggalkan. Misalnya pada pesawat penerima radio transistor, pesawat pemancar,
televisi, dan lain sebagainya, semua butuh transistor.

Transistor terbentuk dari dua macam dioda germanium ( bermuatan positif &
bermuatan negatif ) yang disambung secara berlawanan atau berbalikan. Oleh sebab
itulah kita mengenal 2 jenis transistor :

1. Transistor jenis NPN

Transistor jenis NPN, yang dianggap sebagai katoda ialah tep/kaki basis.
Sedangkan yang dianggap sebagai anoda ialah tep kolektor dan emitor lihat gambar
1.2 dibawah ini.

Gambar 1.2 Simbol Transistor NPN

24
2. Transistor jenis PNP
Transistor jenis PNP, yang dianggap sebagai anoda ialah tep/kaki basis.
Sedangkan yang dianggap sebagai katoda ialah tep kolektor dan emitor lihat gambar
1.3 dibawah ini.

Gambar 1.3 Contoh Transistor PNP

Adapun tugas atau fungsi kaki-kaki transistor tersebut ialah :


1. Emitor, bertugas menimbulkan elektron-elektron.
2. Kolektor, berfungsi menyalurkan elektron-elektron tersebut tersebut keluar
dari transistor.
3. Basis, mengatur gerakan elektron dari emitor yang keluar melalui kaki
kolektor.

Kita harus mengetahui apakah transistor itu jenis PNP atau jenis NPN, karena
ini menentukan dalam membuat atau mereparasi radio. Jika misalnya anda
mengganti transistor penguat akhir yang rusak dan transistor itu jenis PNP lalu anda
menggantinya dengan jenis NPN, tentunya pesawat tak akan bisa bunyi, karena
sifatnya lain-lain antara PNP dan NPN.
Cara mengetahui transistor jenis PNP atau NPN, anda harus menggunakan ohm
meter atau multitester ( Avometer ).
Langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam menentukan transistor jenis PNP
atau jenis NPN adalah sebagai berikut :
1. Pastikan bahwa anda ingin menentukan jenis PNP atau NPN.
2. Saklar multitester pada posisi R x 100 ohm.
3. Hubungkan pencolok hitam (-) pada kaki emitor.
4. Hubungkan pencolok merah (+) pada kaki basis.
5. Catat berapa jarum skala bergerak dan berhenti.
6. Kemudian pencolok hitam pada kaki kolektor.

25
2. IC (Integrated Circuit)

Integrated Circuit atau sirkuit terpadu adalah komponen dasar yang terdiri
dari resistor, transistor, dan lain-lainnya. IC adalah komponen yang dipakai sebagai
otak peralatan elektronika. Bentuk IC bermacam-macam, mulai dari berkaki 3
hingga ratusan kaki(terminal). fungsi IC juga beraneka raagam, mulai dari penguat,
switchin, pengontrol hingga media penyimpanan. IC merupakan komponen Semi
Konduktor yang sangat sensitif terhadap ESD (Electro Static Disharge).

Sebagai contoh, IC yang berfungsi sebagai otak pada sebuah komputer yang
disebut sebagai Mikroprocessor terdiri dari 16 juta Transistor dan jumlah tersebut
belum lagi termasuk komponen-komponen elektronika lainnya. IC dimungkinkan
oleh teknologi pertengahan abad ke-20 dalam pabrikasi alat semikonduktor dan
penemuan eksperimen yang menunjukkan bahwa alat semikonduktor dapat
melakukan fungsi yang dilakukan oleh tabung vakum. Pengintegrasian transistor
kecil yang banyak jumlahnya kedalam sebuah chip yang kecil merupakan
peningkatan yang sangat besar bagi perakitan tubevakum sebesar jari-jari.

Teknologi IC (Integrated Circuit) memungkinkan seorang perancang


Rangkaian Elektronika untuk membuat sebuah peralatan Elektronika yang lebih
kecil, lebih ringan dengan harga yang lebih terjangkau. Konsumsi daya listrik
sebuah IC juga lebih rendah dibanding dengan Transistor. Oleh karena itu, IC
(Integrated Circuit) telah menjadi komponen Utama pada hampir semua peralatan
Elektronika yang kita gunakan saat ini. Dibawah ini adalah gambar IC (Integrated
Circuit) dan simbolnya :

Gambar 2.1 Simbol dan gambar IC

26
Berdasarkan Aplikasi dan Fungsinya, IC (Integrated Circuit) dapat dibedakan
menjadi IC Linear, IC Digital dan juga gabungan dari keduanya.

 IC Linear
IC Linear atau disebut juga dengan IC Analog adalah IC yang pada umumnya
berfungsi sebagai :
 Penguat Daya (Power Amplifier)
 Penguat Sinyal (Signal Amplifier)
 Penguat Operasional (Operational Amplifier / Op Amp)
 Penguat Sinyal Mikro (Microwave Amplifier)
 Penguat RF dan IF (RF and IF Amplifier)
 Voltage Comparator
 Multiplier
 Penerima Frekuensi Radio (Radio Receiver)
 Regulator Tegangan (Voltage Regulator)
 IC Digital

IC Digital pada dasarnya adalah rangkaian switching yang tegangan Input dan
Outputnya hanya memiliki 2 (dua) level yaitu “Tinggi” dan “Rendah” atau dalam
kode binary dilambangkan dengan “1” dan “0”.
IC Digital pada umumnya berfungsi sebagai :
 Flip-flop
 Gerbang Logika (Logic Gates)
 Timer
 Counter
 Multiplexer
 Calculator
 Memory
 Clock
 Microprocessor (Mikroprosesor)
 Microcontrol

27
3. DIODA
Dioda adalah jenis komponen pasif yang berfungsi terutama sebagai
penyearah.Dioda memiliki dua kutub yaitu kutub anoda dan kutub katoda.Dioda
terbuat dari dua bahan atau yang biasa di sebut dengan dioda semi konduktor yaitu
bahan tipe-p menjadi sisi anode sedangkan bahan tipe-n menjadi katode.Pada
sambungan dua jenis berlawanan ini akan muncul daerah deplesi yang akan
membentuk gaya barier. Gaya barier ini dapat ditembus dengan tegangan + sebesar
0.7 volt yang dinamakan sebagai break down voltage, yaitu tegangan minimum
dimana dioda akan bersifat sebagai konduktor atau penghantar arus listrik.
Bergantung pada polaritas tegangan yang diberikan kepadanya, pengertian dioda
yang lain adalah bisa berlaku sebagai sebuah saklar tertutup (apabila bagian anode
mendapatkan tegangan positif sedangkan katodenya mendapatkan tegangan negatif)
dan berlaku sebagi saklar terbuka (apabila bagian anode mendapatkan tegangan
negatif sedangkan katode mendapatkan tegangan positif).Gambar 3.1 dibawah ini
adalah dioda.

Gambar 3.1 Simbol dan Contoh Dioda

Berikut ini adalah fungsi dari dioda yang biasa digunakan:


a. Penyearah, contoh : dioda bridge.
b. Penstabil tegangan (voltage regulator), yaitu dioda zener.
c. Pengaman /sekering.
d. Sebagai rangkaian clipper, yaitu untuk memangkas/membuang level sinyal.yang
ada di atas atau di bawah level tegangan tertentu.
e. Sebagai rangkaian clamper, yaitu untuk menambahkan komponen dc kepada
suatu sinyal ac.
f. Pengganda tegangan.
g. Sebagai indikator, yaitu LED (light emiting diode).
h. Sebagai sensor panas, contoh aplikasi pada rangkaian power amplifier.

28
Jenis Dioda
a) Dioda Penyearah (RECTIFIER)
Dioda penyearah adalah jenis dioda yang terbuat dari bahan Silikon yang
berfungsi sebagai penyearah tegangan / arus dari arus bolak-balik (ac) ke arus searah
(dc) atau mengubah arus ac menjadi dc.Secara umum dioda ini disimbolnya.Lihat
gambar 3.2 dibawah ini

Gambar 3.2 Simbol dan bentuk Dioda Penyerah


b) Dioda Zener
Dioda Zener merupakan dioda junction P dan N yang terbuat dari bahan dasar
silikon. Dioda ini dikenal juga sebagai Voltage Regulation Diode yang bekerja pada
daerah reverse (kuadran III). Potensial dioda zener berkisar mulai 2,4 sampai 200
volt dengan disipasi daya dari ¼ hingga 50 watt.

Gambar 3.3 Simbol dan contoh Dioda Zener

c) Dioda Emisi Cahaya ( LIGHT EMITTING DIODE )

Dioda emisi cahaya atau dikenal dengan singkatan LED merupakan Solid State
Lamp yang merupakan piranti elektronik gabungan antara elektronik dengan optik,
sehingga dikategorikan pada keluarga “Optoelectronic”. Sedangkan elektroda-
elektrodanya sama seperti dioda lainnya, yaitu anoda (+) dan Katoda (-). Ada tiga
kategori umum penggunaan LED, yaitu : - Sebagai lampu indikator, - Untuk
transmisi sinyal cahaya yang dimodulasikan dalam suatu jarak tertentu, - Sebagai
penggandeng rangkaian elektronik yang terisolir secara total. Simbol, bangun
fisiknya dan konstruksinya diperlihatkan pada gambar 3.4 berikut.

29
Gambar 3.4 Simbol dan Gambar LED

d) Dioda Cahaya ( PHOTO-DIODE)

Secara umum dioda-cahaya ini mirip dengan PN-Junction, perbedaannya


terletak pada persambungan yang diberi celah agar cahaya dapat masuk
padanya.Dioda cahaya ini bekerja pada daerah reverse, jadi hanya arus bocor saja
yang melewatinya. Dalam keadaan gelap, arus yang mengalir sekitar 10 A untuk
dioda cahaya dengan bahan dasar germanium dan 1A untuk bahan silikon.Kuat
cahaya dan temperature keliling dapat menaikkan arus bocor tersebut karena dapat
mengubah nilai resistansinya dimana semakin kuat cahaya yang menyinari semakin
kecil nilai resistansi dioda cahaya tersebut.Penggunaan dioda cahaya diantaranya
adalah sebagai sensor dalam pembacaan pita data berlubang (Punch Tape), dimana
pita berlubang tersebut terletak diantara sumber cahaya dan dioda cahaya. Jika setiap
lubang pita itu melewati antara tadi, maka cahaya yang memasuki lubang tersebut
akan diterima oleh dioda cahaya dan diubah dalam bentuk signal listrik. Sedangkan
penggunaan lainnya adalah dalam alat pengukur kuat cahaya (Lux-Meter), dimana
dalam keadaan gelap resistansi dioda cahaya ini tinggi sedangkan jika disinari
cahaya akan berubah rendah. Selain itu banyak juga dioda cahaya ini digunakan
sebagai sensor sistem pengaman (security) misal dalam penggunaan alarm.

e) Dioda Varactor

Dioda Varactor disebut juga sebagai dioda kapasitas yang sifatnya mempunyai
kapasitas yang berubah-ubah jika diberikan tegangan. Dioda ini bekerja didaerah
reverse mirip dioda Zener. Bahan dasar pembuatan dioda varactor ini adalah silikon
dimana dioda ini sifat kapasitansinya tergantung pada tegangan yang diberikan
padanya. Jika tegangan tegangannya semakin naik, kapasitasnya akan turun. Dioda

30
varikap banyak digunakan pada pesawat penerima radio dan televisi di bagian
pengaturan suara (Audio).

Menguji Dioda
Dioda ini dapat diuji kondisinya secara sederhana dan ada beberapa cara
pengujiannya, yaitu :
1. Pengujian dengan Multitester (Ohmeter)
2. Pengujian dengan Continous Tester
3. Pengujian dengan batere + lampu pijar
4. Pengujian dengan batere + loudspeaker

Menguji dioda menggunakan Ohmeter


Untuk itu diperlukan sebuah multitester atau sebuah ohmmeter analog atau
digital.Multitester atau Avometer Analog mempunyai fasilitas pengukur hambatan
(ohmmeter) dimana jenis ohmmeter yang digunakan biasanya ohmmeter-seri,
dimana secara konstruksi polaritas batere yang terpasang dalam meter berlawanan
polaritas dengan terminal ukurnya. Atau dengan perkataan lain, terminal positip
meter adalah mempunyai polaritas negatip batere, sebaliknya terminal negatip meter
mempunyai polaritas positip batere.Dengan demikian guna menguji sebuah dioda
dengan menggunakan Avometer prinsipnya adalahAnda posisikan Avometer pada
posisi ohm dengan skala rendah Tentukan terlebih dahulu elektroda anoda dan
katoda dari dioda tersebut.Hubungkan terminal + (positif) meter dengan Anoda dari
dioda yang akan ditest sedangkan terminal – (negatif) meter dengan Katoda dioda.
Maka hubungan ini disebut reverse. Dalam posisi semacam ini, jika dioda masih
baik, maka jarum meter tidak akan bergerak. Namun jika dalam posisi ini jarum
bergerak, maka dapat dikatakan dioda terhubung singkat (rusak).
Ulangi langkah 2 diatas dengan polaritas sebaliknya, dimana Anoda
dihubungkan dengan negatip meter dan Katoda dengan positip meter.Maka
hubungan ini disebut forward. Dalam posisi semacam ini, jika dioda masih baik,
maka jarum meter akan bergerak. Namun jika dalam posisi ini jarum meter tidak
bergerak, maka dapat dikatakan dioda putus (rusak).

31
BAB IV
PENUTUP

1.1. Kesimpulan
1. Komponen Elektronika adalah elemen terkeccil dalam suatu rangkaian
elektronika. Setiap komponen elektronika memiliki tipe, nilai dan simbol yang
berbeda -beda.
2. Dalam rangkaian elektronika terdiri dari Komponen Pasif dan Komponen Aktif.
Komponen Pasif diantaranya adalah Resistor, Kapasitor, Transformer, Saklar,
Relay, Baterai, dan Induktor. Sedangkan Komponen Aktif diantaranya
Transistor, Dioda dan IC(Integrated Circuit).
1.2. Saran
Dalam pembuatan makalah ini diharapkan agar pembaca mampu memahami
isi yang terpapar didalamnya mengenai komponen elektronika sebagai salah satu
bagian terpenting dari realisasi perancangan elektronika.
Dan hendaknya sebelum membuat atau merancang sebuah rangkaian
elektronik kita harus memahami dan mengetahui terlebih dahulu dari karakteristik
dari komponen – komponen yang dipakai serta fungsi dan kegunaannya di dalam
suatu rangkaian agar rangkaian tersebut dapat bekerja dengan baik.
Pemilihan komponen elektronika yang tepat sangat berpengaruh terhadap hasil
dari kerja terhadap komponen elektronika yang lain di dalam suatu rangkaian.

DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Resistor (diunduh 20 September 2017, 10:05)

http://teknikelektronika.com/pengertian-ic-integrated-circuit-aplikasi-fungsi-ic/
(diunduh 20 September 2017, 12:19)

32
http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._FISIKA/198105032008012-
IRMA_RAHMA_SUWARMA/saklar..._[Compatibility_Mode].pdf (diunduh 21
September 2017, 12:16)

https://manalor.files.wordpress.com/2012/09/mengenal-komponen-elektronika.pdf
diunduh 22 September 2017, 19:34)

http://sir.stikom.edu/167/6/BAB%20III.pdf (diunduh 24 September 2017, 23:08)

http://teknikelektronika.com/pengertian-transformator-prinsip-kerja-trafo/ diunduh
24 September 2017, 23:39)

robby.c.staff.gunadarma.ac.id/.../bab%252010%2520Rangkaian
%2520Terintegrasi.pdf (diunduh 24 September 2017, 23:43)

33

Anda mungkin juga menyukai

  • Pada Tabel Di Atas Merupakan Rumus Umum
    Pada Tabel Di Atas Merupakan Rumus Umum
    Dokumen1 halaman
    Pada Tabel Di Atas Merupakan Rumus Umum
    harry marpaung
    Belum ada peringkat
  • Bab 4
    Bab 4
    Dokumen5 halaman
    Bab 4
    harry marpaung
    Belum ada peringkat
  • Bab 4
    Bab 4
    Dokumen5 halaman
    Bab 4
    harry marpaung
    Belum ada peringkat
  • Bab 6
    Bab 6
    Dokumen7 halaman
    Bab 6
    harry marpaung
    Belum ada peringkat
  • Job Pak Nawawi - Odt
    Job Pak Nawawi - Odt
    Dokumen5 halaman
    Job Pak Nawawi - Odt
    harry marpaung
    Belum ada peringkat
  • Dere
    Dere
    Dokumen1 halaman
    Dere
    harry marpaung
    Belum ada peringkat
  • Puisi
    Puisi
    Dokumen2 halaman
    Puisi
    harry marpaung
    Belum ada peringkat
  • Analog To Digital Converterw
    Analog To Digital Converterw
    Dokumen1 halaman
    Analog To Digital Converterw
    harry marpaung
    Belum ada peringkat
  • Hal 21
    Hal 21
    Dokumen3 halaman
    Hal 21
    harry marpaung
    Belum ada peringkat
  • Bab 8
    Bab 8
    Dokumen13 halaman
    Bab 8
    harry marpaung
    Belum ada peringkat
  • Panlok 23 Palembang
    Panlok 23 Palembang
    Dokumen42 halaman
    Panlok 23 Palembang
    harry marpaung
    Belum ada peringkat
  • Flip Flop
    Flip Flop
    Dokumen31 halaman
    Flip Flop
    pradinarangga
    Belum ada peringkat
  • Bab 8
    Bab 8
    Dokumen13 halaman
    Bab 8
    harry marpaung
    Belum ada peringkat
  • Klompok 23
    Klompok 23
    Dokumen7 halaman
    Klompok 23
    harry marpaung
    Belum ada peringkat