Anda di halaman 1dari 102

ACTIVITY BASED MANAGEMENT

1. Manajemen Berdasarkan Aktivitas


Manajemen berdasarkan aktivitas (Activity-Based Management) merupakan suatu
konsep yang mengarahkan perhatian pada konsumsi sumber daya terhadap aktivitas yang
dilakukan oleh suatu perusahaan, sehingga untuk dapat mengetahui bagaimana suatu perusahaan
menggunakan sumber dayanya, maka terlebih dahulu haruslah dipahami mengenai aktivitas-
aktivitas apa sajakah yang telah terjadi di dalam perusahaan tersebut. Aktivitas-aktivitas tersebut
merupakan aktivitas yang telah mengkonsumsi sumber daya melalui pengidentifikasian pemicu
biayanya, dimana biaya-biaya ini timbul karena dilaksanakannya aktivitas-aktivitas tersebut.
Pengertian dan pemahaman yang baik mengenai berbagai aktivitas yang telah
dilaksanakan, akan dapat memberikan pandangan yang baik tentang bagaimana menggunakan,
mengelola, dan mengendalikan sumber daya perusahaan, dan dapat pula digunakan untuk
mengetahui peluang yang ada untuk meningkatkan kinerja perusahaan serta memberi pedoman
yang baik untuk menilai kinerja tersebut dalam rangka untuk mendukung perbaikan
berkesinambungan (continous improvement).
2. Pengertian Manajemen Berdasarkan Aktivitas
Activity based management (manajemen berdasarkan aktivitas) merupakan pendekatan
yang terintegrasi yang memfokuskan perhatian manajemen pada aktivitas yang bertujuan untuk
meningkatkan nilai yang diterima oleh pelanggan (customer value) dan meningkatkan laba
perusahaan melalui penyediaan nilai pelanggan tersebut dengan menggunakan informasi yang
diperoleh dari activity-based costing system, dimana antara ABM dengan ABC saling berkaitan
satu sama lain.
3. Dimensi Manajemen Berdasarkan Aktivitas
Manajemen berdasarkan aktivitas memiliki dua dimensi, yaitu sebagai berikut:
a. Dimensi biaya (cost dimension).
Memberikan informasi biaya mengenai sumber daya, aktivitas, produk dan pelanggan
(serta biaya-biaya lain yang diperlukan), dimana biaya-biaya sumber daya dapat ditelusuri ke
aktivitas-aktivitas dan kemudian biaya aktivitas tersebut dibebankan ke pelanggan. Dengan
demikian dimensi ini merefleksikan kebutuhan untuk membagi sumber daya biaya (cost of
resources) terhadap aktivitas dan biaya aktivitas (cost of activities) terhadap obyek biaya (cost
object), seperti pelanggan dan produk agar dapat menganalisis keputusan kritikal. Keputusan
tersebut termasuk penetapan harga, pengadaan produk dan penetapan prioritas untuk usaha
perbaikan.
b. Dimensi proses (process dimension).
Memberikan informasi mengenai aktivitas apa saja yang dilaksanakan, mengapa aktivitas
tersebut dilaksanakan dan seberapa baik pelaksanaannya. Dimensi ini menjelaskan mengenai
akuntasi pertanggung jawaban berdasarkan aktivitas dan lebih memfokuskan pada pertanggung
jawaban aktivitas bukan pada biaya, dan menekankan pada maksimalisasi kinerja system secara
menyeluruh bukan pada kinerja secara individu. Dengan demikian dimensi ini merefleksikan
kebutuhan untuk suatu kategori informasi yang baru mengenai kinerja aktivitas. Informasi ini
menunjukkan apa yang menyebabkan pemicu biaya dan bagaimana pengukuran kinerjanya.

4. Faktor-faktor yang mendukung keberhasilan penerapan Activity based Management


Usaha perbaikan secara terus-menerus dengan cara penerapan system manajemen biaya
yang baru ke dalam suatu organisasi tidak secara otomatis bisa diterima oleh organisasi tersebut.
Karyawan dari organisasi tersebut umumnya cenderung untuk menolak perubahan yang terjadi,
karena perubahan dapat merupakan ancaman untuk berbagai alasan.
Faktor-faktor yang mendukung keberhasilan penerapan activity based management dalam
suatu organisasi adalah sebagai berikut:
· Budaya organisasi
Budaya organisasi mencerminkan kerangka berpikir dari karyawan termasuk perilaku,
nilai, keyakinan yang dianut oleh karyawan. Budaya organisasi menunjukkan keterlibatan, kerja
sama serta partisipasi yang tinggi dari seluruh karyawan. Budaya organisasi sangatlah
mendukung keberhasilan dari penerapan ABM di suatu organisasi.
· Top management support and commitment
Penerapan suatu system manajemen biaya yang baru seperti ABM dan ABC
membutuhkan waktu dan sumber daya, oleh karena itu dukungan dan peran serta top manajer
sangatlah diperlukan untuk keberhasilan penerapannya.
· Change process
Perubahan bisa terjadi apabila diterapkannya suatu proses yang sudah dirancang untuk
menghasilkan perubahan tersebut. Perbaikan dari proses yang sudah ada sangat mendukung
keberhasilan penerapannya. Elemen-elemen dari proses diantaranya adalah daftar dari aktivitas,
sekumpulan tujuan, dan tindakan lanjutan.
· Continuing education
Memberikan kesempatan kepada karyawan untuk mengikuti pelatihan serta
meningkatkan keahlian mereka terhadap lingkungan kerja yang cepat sangatlah penting.
Keberhasilan penerapan dari program manajemen biaya yang baru membutuhkan keahlian, peran
serta dan kerja sama dari karyawan suatu organisasi.

5. Pengertian Activity-Based Costing (ABC)

Sistem ABC dikembangkan dengan adanya suatu pemikiran bahwa setiap aktivitas yang
dilakukan oleh suatu perusahaan mengkonsumsi sumber daya (Horngren 2000:142). ABC
melaporkan tingkat besarnya suatu aktivitas mengkonsumsi biaya sebagaimana perusahaan
menggunakan sumberdaya-sumberdaya yang dimilikinya.

Hal yang menarik dalam ABC adalah adanya unsur “aktivitas” yang melekat pada setiap
pengertianya. Pengertian aktivitas yang dimaksud dalam ABC adalah sebuah proses atau
prosedur yang menyebabkan timbulnya sebuah pekerjaan. Contoh aktivitas adalah memindahkan
bahan baku dari gudang ke proses produksi, melakukan set-up atas mesin-mesin produksi,
melakukan order pembelian bahan baku, menghubungi pemasok untuk barang yang dibutuhkan
dalam proses produksi dan lain sebagainya. Menurut Horngren (2000:140), pengertian mendasar
dari sistem ABC adalah adanya analisa terhadap keseluruhan aktivitas-aktivitas yang bertujuan
untuk mengidentifikasi adanya hal-hal sebagai berikut :

Ø Aktivitas yang ada dalam tiap-tiap departemen dan sebab timbulnya aktivitas

Ø Dalam kondisi yang bagaimana setiap aktivitas tersebut dilaksanakan

Ø Bagaimana frekuensi masing-masing aktivitas dalam pelaksanaannya.

Ø Sumber-sumber yang dikonsumsi untuk melaksanakan masing-masing aktivitas

Ø Faktor-faktor apa yang menjadi penyebab timbulnya aktivitas tersebut atau penggunaan
atas sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan
6. Alokasi Biaya

Secara tradisional, akuntan membebankan biaya kepada produk hanya berpedoman pada
banyak sedikitnya jumlah unit yang dihasilkan sebagai satu-satunya faktor yang menyebabkna
biaya dan aktivitas muncul. Akuntan menggunakan volume-related cost driver untuk
membebankan biaya. Setelah ditelusuri ternyata beberapa biaya dan aktivitas yang muncul bukan
dipicu oleh jumlah unit yang diproduksi sehingga tidak semua biaya overhead yang muncul
dipicu oleh jumlah unit yang diproduksi. Dalam hal ini akuntan harus mengetahui dasar apa yang
bisa digunakan untuk mengalokasikan biaya atas aktivitas dan mengetahui cost driver yang
rasional (cost driver merupakan faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya biaya).

Dalam sistem ABC, setiap aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan dapat digolongkan
menjadi beberapa kelompok aktivitas yang berfungsi untuk mengidentifikasi dasar alokasi yang
dipilih oleh masing-masing cost driver dari biaya yang dikeluarkan atas kelompok-kelompok
biaya aktivitas. Penggolongan aktivitas tersebut yaitu:

a. Unit-Level activity

Adalah aktivitas yang dilakukan setiap kali satu unit produk diproduksi.

b. Batch-Level activity

Adalah aktivitas yang berhubungan dengan sekelompok (grup) barang atau jasa.

c. Product Sustaining (or Service Sustaining) activity

Adalah aktivitas yang dilakukan untuk mendukung eksistensi produk yang dihasilkan di
pasaran

d. Facility Sustaining activity

Adalah aktivitas yang dilakukan untuk mempertahankan (eksistensi) pabrik dalam beroperasi.
Sedangkan pada saat melakukan pembebanan biaya dari tiap kelompok aktivitas tersebut,
biaya-biaya yang muncul tersebut diklasifikasikan sesuai dengan kelompok aktivitasnya,
sehingga dalam membebankan biaya, sistem ABC dapat digambarkan dengan dua tahapan, yaitu:

· Aktivitas yang dilakukan untuk memenuhi keinginan customer mengkonsumsi sumber daya
dalam sejumlah uang tertentu.

· Biaya setiap sumberdaya yang dikonsumsi oleh setiap aktivitas harus dibebankan ke obyek
biaya atas dasar unit aktivitas yang dikonsumsi oleh obyek biaya itu sendiri.

7. ABM Operasional dan ABM Strategis

Cooper dan Kaplan mengelompokkan penerapan ABM ke dalam dua kategori:

a) ABM operasional

ABM operasional meningkatkan efisiensi operasi dan tingkat penggunaan aset


serta menurunkan biaya; fokusnya adalah melakukan sesuatu dengan benar dan
melakukan aktivitas dengan lebih efisien. Penerapan ABM operasional
menggunakan teknik manajemen seperti aktivitas manajemen, proses rekayasa
ulang bisnis, manajemen mutu total dan pengukuran kinerja.

b) ABM strategis

ABM strategis berusaha meningkatkan permintaan akan aktivitas dan


profitabilitas pada efisiensi aktivitas saat ini atau efisiensi aktivitas yang telah
ditingkatkan. ABM strategis berfokus pada pemilihan aktivitas yang tepat untuk
operasi. Dengan menggunakan ABM strategis, perusahaan meningkatkan
profitabilitas melalui pengurangan aktivitas yang tidak menguntungkan,
penghilangan aktivitas yang tidak penting dan pemilihan pelanggan yang paling
menguntungkan. Penerapan ABM strategis menggunakan teknik manajemen
seperti perancangan proses, bauran lini produk-pelanggan, hubungan dengan
pemasok, hubungan dengan pelanggan (penetapan harga, ukuran pesanan,
pengiriman, pengemasan, dsb), segmentasi pasar, dan saluran distribusi.
KASUS

MORRISSEY FORGINGS, Inc.

Pada awal tahun 1986, Tim Morrissey mereview kekecewaannya atas hasil operasi
perusahaannya tahun 1985 (lihat Exhibit 1). Bisnis yang didirikan tahun 1938 oleh kakek Tim
sebagai suatu modernisasi dari sebuah perusahaan besi tua, telah dibangun sebelumnya oleh
buyut Tim sejak tahun 1902. Perusahaan memasuki bisnis stove (kompor) ketika produk ini
sangat laku di pasaran pada awal tahun 1970-an. Di tahun 1977 pemanasan kompor hanya
menggunakan garis produk. Bisnis yang dioperasikan di luar sewa pabrik dan ruang kantor di
Bridgewater, Vermont yang dipercaya oleh keluarganya sebagai pemilik pabrik. Bisnis
dijalankan dengan sangat baik hingga tahun 1980, dengan kekuatan pasar untuk sumber
pemanasan lingkungan yang sensitive di area New Zealand di tempat perusahaan beroperasi.
Penjualan kompor tahun 1983 adalah $ 9.000.000,- untuk 30.000 unit. Akan tetapi di tahun 1985
penjualan kompor mengalami penurunan dengan lebih dari 30 pesaing, teknologi industri
ternama, berkurangnya pasar, tingkat harga yang tinggi, dan kuatnya persaingan. Di pertengahan
tahun 1980, dirasakan bahwa ‘wood stove’ memiliki masalah lingkungan (polusi udara),
melebihi solusi mengenai lingkungan. UU EPA memperhatikan masalah industri ini.

Berkaitan dengan keuntungan yang menurun, penurunan unit penjualan dan kapasitas industri
yang besar, MFI memperkenalkan sebuah garis produk yang baru pada tahun 1988--suatu
kombinasi Kompor dan oven. Produk ini membutuhkan sedikit modifikasi dari kompor. Harga
per unit oven adalah $ 10 untuk material dan upah tenaga kerja, dan Morrissey memberi harga
oven $ 50 lebih tinggi dari kompor ($ 350 vs. $300). Produk ini menghasilkan contribution
margin per unit $ 40, sehingga mendorong Morrissey untuk mencoba mengembangkan pasar
pada produk oven.

MFI mendistribusikan kompor melalui dealer-dealer di daerah Timur laut yang mengetahui
produk degan kualitas yang dapat diandalkan. Perusahaan bekerjasama dengan dealer dan iklan
pelanggan dan promosi penjualan (6% dari penjualan), tetapi pemasaran penjualan oleh dealer
telah ada dari 6 tempat cabang penjualan pada tahun 1983 hingga 12 tempat pada tahun 1985,
dibagi dalam 2 area.
Ketika produk oven ditambah, Morrissey tidak menggharapkan penetrasi dealer yang tinggi
dengan segera, jadi dia memperluas penjualan sebanyak mungkin. Kompor yang dijual lebih
banyak pada ‘core’ area (New York bagian Utara dan 6 negara bagian New England) di 6 cabang
dan sebuah area manajer penjualan.

Morrissey telah melakukan negosiasi outlet penjualan untuk oven lebih dari ¼ bagian daerah
Timur Laut, dari Maine sampai Chicago, St. Louis, dan Virginia. Pada tahun 1985 dia
menambah 6 daerah penjualan dan sebuah area manajer penjualan yang bekerja di luar core area.
Pengadaan pemasaran oven juga membutuhkan investasi baru dalam iklan, dealer promosi,
dealer diskon, dan penjualan insentif. Total biaya penjualan tahun 1985 adalah $ 3.125.000
termasuk $ 870.000 untuk iklan dan promosi (6% dari penjualan) dan $ 2.255.000 untuk biaya
pemesanan.

MFI menjual 10.000 oven pada tahun 1984 dan 20.000 oven tahun 1985 (5.000 di core area).
Tahun 1985 menunjukkan 80% jumlah kompor yang terjual. Persaingan oven masih kecil pada
saat itu. MFI hanya menjual sedikit kompor di luar core area karena Morrissey enggan menekan
margin produk lebih rendah melalui biaya pemasaran yang lebih tinggi. Biaya angkut juga
menjadi permasalahan ketika memperluas jarak pengiriman. Kedua produk oven dan kompor
masing-masing memiliki berat 300 pon. MFI memiliki truk-truk konvoi yang telah diperluas dari
5 menjadi 10 buah truk sejak penambahan produk oven ke dalam bisnis. Walaupun konvoi
memerlukan investasi sekitar $ 2.000.000, order pengiriman pada truk yang dimiliki perusahaan
bukan tidak ekonomis. Tetapi lebih dari setengah dari seluruh pengiriman menggunakan
angkutan biasa. Mempertimbangkan peraturan manajemen, pengiriman, biaya konvoi, biaya
angkut, dan biaya rental untuk gudang pembeli, maka total biaya pengiriman adalah sekitar 17%
dari penjualan di tahun 1985.

Ketika Tim Morrissey melihat hasil operasi pada tahun 1985, dia menemui kepala akuntan di
kantornya, Caroline Cooper, dan bertanya kepadanya tentang berapa seharusnya dia membagi
operasi antara kompor dan oven. Kerugian pada kompor tidak mengejutkan bagi Morrisey,
namun dia tidak yakin bagaimana Cooper menentukan biaya dan pendapatan.
Cooper berkata bahwa dia telah membuat laporan yang benar. “Ini bukan operasi industry yang
kompleks seperti yang Anda ketahui. Penjualan dihitung berdasarkan faktur penjualan. Biaya
manufaktur juga benar, dimana biaya produk langsung melebihi 54% dari jumlah total. Biaya
material dan upah tenaga kerja berasal dari catatan biaya rata-rata yang akurat. Overhead pabrik
umum yang di anggap fixed, berjumlah $2.520.000 di tahun sebelumnya. Depresiasi berjumlah
$800.000. biaya sewa $ 550.000. biaya pabrik $1.170.000. saya menganggap ketiga biaya
tersebut adalah biaya yang digunakan dalam seluruh produksi, sehingga termasuk dalam unit
dasar yang diproduksi. Overhead variable berjumlah $1.100.000 dan juga berdasarkan unit. Anda
mungkin menganggap bahwa alokasi overhead kecil” Cooper melanjutkan “Tetapi tidak banyak.
Ketika kita membuat kompor, tidak ada alokasi garis produk yang diragukan. Saya menyarankan
Anda menggunakan alokasi berdasarkan tenaga kerja, tapi perbedaannya tidak besar. Oven akan
memerlukan waktu yang lebih banyak untuk manufaktur, tapi kita akan membuat jumlah oven
lebih sedikit”. Cooper memberikan ringkasan biaya manufaktur kepada Morrissey untuk tahun
ini (lihat Exhibit 2).

Cooper melanjutkan penjelasan, “ Biaya alokasi non-manufaktur selalu lebih subjektif, tapi cara
ini kelihatannya dapat dipercaya. Kompor lebih dari total volume dalam unit dan dolar, tetapi
oven lebih tinggi dalam penjualan dan distribusi. Kompor merupakan bisnis dasar, oven
merupakan incremental, bisnis baru. Oleh karena itu, Saya memutuskan untuk member harga
penjualan dan pengiriman berdasarkan persen penjualan dari kedua produk. Lalu Saya membagi
½ milion dari beban umum antara 2 line pada jumlah penjualan. Beban umum tidak berubah
selama beberapa tahun. Kita melihat bahwa kedua line produk memberikan kontribusi laba yang
positif. Saya tidak menyarankan alokasi pada SG&A”. Pemasaran kompor sangat bersaing,
sehingga tidak memberikan laba walaupun telah melakukan usaha terbaik.

Morrissey memanggil Wakil Presiden Penjualan (Sales Vice President), George Murphy, untuk
mengatakan kepadanya bahwa Morrissey tetap memproduksi kompor. Murphy mengetahui hasil
keuangan pada tahun 1985 dan tidak menyukai bisnis kompor. “Semenjak budget penjualan dan
pengiriman dibuat tahun 1983, banyak konsumen baru yang menggunakannya. Kita masih
memiliki cara untuk menambah produksi pada produk oven, dan Saya bepikir bahwa bahwa kita
dapat menjual 30.000 oven di tahun ini, jika kita berfokus pada satu produk dan
mempertahankan harga.
“Satu hal lagi, rata-rata order kompor 10 unit, sementara rata-rata order oven hanya 2 unit. Kita
menulis 7.500 order penjualan tahun sebelumnya di luar core area dan 5.000 order di dalam core
area (2.500 untuk kompor dan 2.500 untuk oven). Kita lebih banyak menjual dan
mendistribusikan oven di luar New England daripada kompor di New England, tapi Saya
mengetahui harga oven sangat tinggi. Dan kita masih mempelajari bisnis ini.”

Pertanyaan :

1. a). Apa estimasi Anda untuk laporan keuangan dan balance sheet tahun 1983?

b).Apa estimasi Anda untuk ROA tahun 1983? (asumsikan pajak 40%). Bagaimana
perusahaan melakukannya pada tahun 1983?

Asumsikan harga dan komponen biaya tidak berubah antara tahun 1983 dan 1985.

2. Ambil pendekatan pada alokasi biaya untuk manufaktur, biaya penjualan dan pengiriman,
apa estimasi Anda untuk laba oven dan laba kompor untuk tahun 1985?
3. Apa estimasi Anda untuk laporan keuangan tahun 1986 jika hanya oven yang dijual
(30.000 unit)?
4. Berapa banyak harga, pada rata-rata, untuk pengiriman kompor pada core area dan
pengiriman kompor di luar core area?
5. Berapa banyak harga, pada rata-rata, untuk menghasilkan order penjualan pada kompor di
core area dan oven di luar core area?
6. Seberapa besar order (jumlah unit) yang dibutuhkan untuk oven di luar core area pada
pesanan yang mendapatkan untung?Untuk kompor?
7. Apa saran Anda untuk Tim Morrissey?jelaskan secara spesifik dan tunjukkan analisis
pendukung Anda.
AUDIT ATAS SIKLUS PENDAPATAN-RETUR PENJUALAN, PENCADANGAN
KERUGIAN PIUTANG, DAN PENGHAPUSAN PIUTANG

Perancangan program audit untuk pengujian pengendalian atas transaksi retur


penjualan, pencadangan kerugian piutang, dan penghapusan piutang dilaksanakan
masing-masing melalui lima tahap berikut ini.

1. Pemahaman atas sistem informasi akuntansi untuk pelaksanaan transaksi (retur


penjualan, pencadangan kerugian piutang, dan penghapusan piutang).

2. Penentuan kemungkinan salah saji potensial dalam setiap tahap pelaksanaan


transaksi (retur penjualan, pencadangan kerugian piutang, dan penghapusan
piutang).

3. Penentuan aktivitas pengendalian yang diperlukan untuk mendeteksi dan mencegah


salah saji potensial dalam setiap tahap pelaksanaan transaksi (retur penjualan,
pencadangan kerugian piutang, dan penghapusan piutang).

4. Penentuan prosedur audit untuk mendeteksi efektivitas aktivitas pengendalian.

5. Penyusunan program audit untuk pengujian pengendalian atas transaksi (retur


penjualan, pencadangan kerugian piutang, dan penghapusan piutang).

Pada tahap “pemahaman atas sistem informasi akuntansi untuk pelaksanaan


transaksi,” untuk setiap sistem informasi akuntansi (retur penjualan, pencadangan
kerugian piutang, penghapusan piutang) diuraikan, yaitu (1) fungsi terkait, (2) dokumen,
(3) catatan akuntansi, (4) bagan alir sistem informasi akuntansi.

Hasil pelaksanaan program audit untuk pengujian pengendalian atas transaksi


retur penjualan, pencadangan kerugian piutang, dan penghapusan piutang
didokumentasikan oleh auditor dalam kertas kerja sebagai bagian dari pelaksanaan
standar pekerjaan lapangan kedua: “Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus
diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian
yang akan dilakukan”.
PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS PIUTANG USAHA

Pengujian substantif atas piutang usaha ditujukan untuk memperoleh keyakinan


tentang keandalan catatan akuntansi yang bersangkutan dengan piutang usaha,
membuktikan keberadaan piutang usaha dan keterjadian transaksi yang berkaitan dengan
piutang usaha yang dicantumkan di neraca, membuktikan kelengkapan transaksi yang
dicatat dalam catatan akuntansi dan kelengkapan saldo piutang usaha yang disajikan
dalam neraca, membuktikan hak kepemilikan klien atas piutang usaha yang dicantumkan
di neraca, membuktikan kewajaran penilaian piutang usaha yang dicantumkan di neraca,
membuktikan kewajaran penyajian dan pengungkapan piutang usaha di neraca. Untuk
mencapai tujuan audit tersebut auditor menempuh berbagai prosedur audit.

Dalam prosedur audit awal, auditor membuktikan keandalan catatan akuntansi


piutang usaha yang diselenggarakan oleh klien, dengan cara mengusut saldo piutang
usaha yang dicantumkan di neraca ke dalam akun piutang usaha yang diselenggarakan di
dalam buku besar, membuktikan ketelitian penghitungan saldo akun piutang usaha di
dalam buku besar, dan membuktikan sumber pendebitan dan pengkreditan akun piutang
usaha di dalam buku besar ke dalam jurnal penjualan keluar dan jurnal retur penjualan,
dan jurnal umum.

Dalam prosedur analitik, auditor menghitung berbagai ratio: tingkat perputaran


piutang usaha, ratio piutang usaha dengan aktiva lancar, rate of return on net sales, ratio
kerugian piutang usaha dengan pendapatan penjualan bersih, ratio kerugian piutang usaha
dengan piutang usaha yang sesungguhnya tidak tertagih. Pembandingan ini membantu
auditor untuk mengungkapkan, yaitu (1) peristiwa atau transaksi yang tidak biasa, (2)
perubahan akuntansi, (3) perubahan usaha, (4) fluktuasi acak, atau (5) salah saji.

Dalam pengujian atas akun rinci, auditor melaksanakan prosedur audit berikut ini
(1) memeriksa sampel transaksi piutang usaha yang tercatat ke dokumen yang
mendukung timbulnya piutang usaha, (2) melakukan verifikasi pisah batas (cutoff)
transaksi penjualan, retur penjualan, dan transaksi penerimaan kas.
Dalam pengujian atas akun rinci, auditor menempuh prosedur audit berikut ini:
(1) melakukan konfirmasi piutang, (2) melakukan evaluasi atas kecukupan akun
Cadangan Kerugian Piutang Usaha yang dibentuk oleh klien.

Dalam memverifikasi penyajian dan pengungkapan utang jangka panjang di


neraca, auditor membandingkan penyajian utang usaha di neraca dengan prinsip
akuntansi berterima umum. Informasi mengenai hal ini diperoleh auditor dengan cara,
yaitu (1) memeriksa klasifikasi piutang usaha di neraca ke dalam kelompok aktiva lancar
dan aktiva tidak lancar, (2) memeriksa jawaban konfirmasi bank, (3) memeriksa
klasifikasi piutang ke dalam kelompok piutang usaha dan piutang nonusaha, (4)
memeriksa kecukupan pengungkapan dan akuntansi untuk piutang antarpihak yang
memiliki hubungan istimewa, piutang yang digadaikan, anjak piutang, (5) memeriksa
surat representasi klien mengenai piutang.

PEMBELIAN, HUTANG DAN PEMBAYARAN KAS

AUDIT ATAS SIKLUS PENGELUARAN-TRANSAKSI PEMBELIAN

Perancangan program audit untuk pengujian pengendalian atas transaksi


pembelian dilaksanakan melalui lima tahap berikut ini.

1. Pemahaman atas sistem informasi akuntansi untuk pelaksanaan transaksi


pembelian.

2. Penentuan kemungkinan salah saji potensial dalam setiap tahap pelaksanaan


transaksi pembelian.

3. Penentuan aktivitas pengendalian yang diperlukan untuk mendeteksi dan mencegah


salah saji potensial dalam setiap tahap pelaksanaan transaksi pembelian.

4. Penentuan prosedur audit untuk mendeteksi efektivitas aktivitas pengendalian.

5. Penyusunan program audit untuk pengujian pengendalian atas transaksi pembelian.


Pada tahap “pemahaman atas sistem informasi akuntansi untuk pelaksanaan
transaksi,” untuk sistem informasi akuntansi pembelian diuraikan, yaitu (1) fungsi terkait,
(2) dokumen, (3) catatan akuntansi, (4) bagan alir sistem informasi akuntansi.

Dokumen Dan Fungsi

Dalam transaksi pembelian, dokumen dan pencatatan yang dipakai adalah:

a) Permintaan pembelian

b) Order pembelian

c) Laporan penerimaan barang

d) Faktur dari pemasok

e) Voucher

f) Ringkasan voucher

g) Register voucher

h) Laporan pelanggan bulanan dari pemasok

i) Buku pembantu utang dagang

j) Arsip voucher belum dibayar

k) Arsip voucher sudah dibayar

Apabila perusahaan menggunakan sistem pengolahan data elektronis, maka juga


terdapat elemen berikut ini:

a) File order pembelian

b) File transaksi pembelian

c) File master utang dagang

Fungsi yang terlibat adalah:

1. Fungsi permintaan barang dan jasa


2. Penyiapan order pembelian

3. Penerimaan barang

4. Penyimpanan barang

5. Penyiapan voucher pembayaran

6. Pencatatan utang

Hasil pelaksanaan program audit untuk pengujian pengendalian atas transaksi


pembelian didokumentasikan oleh auditor dalam kertas kerja sebagai bagian dari
pelaksanaan standar pekerjaan lapangan kedua: “Pemahaman memadai atas pengendalian
intern harus diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup
pengujian yang akan dilakukan”.

AUDIT ATAS SIKLUS PENGELUARAN-TRANSAKSI PENGELUARAN

Perancangan program audit untuk pengujian pengendalian atas sistem


pengeluaran kas dilaksanakan melalui lima tahap berikut ini.

1. Pemahaman terhadap sistem informasi akuntansi untuk pelaksanaan transaksi


pengeluaran kas.

2. Penentuan kemungkinan salah saji potensial dalam setiap tahap pelaksanaan


transaksi pengeluaran kas.

3. Penentuan aktivitas pengendalian yang diperlukan untuk mendeteksi dan mencegah


salah saji potensial dalam setiap tahap pelaksanaan transaksi pengeluaran kas.

4. Penentuan prosedur audit untuk mendeteksi efektivitas aktivitas pengendalian.

5. Penyusunan program audit untuk pengujian pengendalian terhadap transaksi


pengeluaran kas.

Pada tahap “pemahaman terhadap sistem informasi akuntansi untuk pelaksanaan


transaksi pengeluaran kas,” diuraikan (1) fungsi terkait, (2) dokumen, (3) catatan
akuntansi, (4) bagan alir sistem informasi akuntansi.
Dokumen dan Fungsi

Dalam transaksi pengeluaran kas, dokumen dan catatan yang dipakai adalah:

a) Cek

b) Ringkasan cek

c) File transaksi pengeluaran kas

d) Jurnal pengeluaran kas

Fungsi yang terlibat adalah:

a) Fungsi pembayaran utang

b) Fungsi pencatatan pengeluaran kas

Hasil pelaksanaan program audit untuk pengujian pengendalian terhadap siklus


pembelian didokumentasikan oleh auditor dalam kertas kerja sebagai bagian dari
pelaksanaan standar pekerjaan lapangan kedua: “Pemahaman memadai atas pengendalian
intern harus diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup
pengujian yang akan dilakukan”.

PERSEDIAAN DAN PRODUKSI

Siklus persediaan dan produksi secara garis besar mencakup berbagai fungsi dan
kegiatan perusahaan yang berkaitan dengan konversi bahan baku ke barang jadi. Fungsi
dan kegiatan tersebut meliputi:

a. Perencanaan produksi
b. Pengendalian jenis dan jumlah produk
c. Pengendalian tingkat persediaan
d. Berbagai transaksi maupun kejadian yang berhubungan dengan proses produksi,
seperti pembebanan biaya ke harga pokok produksi.
Aktivitas yang terkait dengan persediaan dapat dirangkum dengan skema sebagai
berikut:

Fungsi utama
Aktivitas Jurnal Formulir
bisnis
Sumber daya Memelihara Harga Pokok Laporan Tenaga
diperoleh, catatan Persediaan Kerja
dipergunakan persediaan dalam proses Formulir
dan secara Harga Pokok Permintaan
ditransformasi perpectual Penjualan Barang
kan Mencatat Harga Penghapusan
Pokok persediaan
Persediaan yang
Mengontrol kadaluarsa dan
secara fisik rusak
persediaan

Rekening-rekening yang terkait dengan siklus produksi dan persediaan, antara lain
sebagai berikut:

× Persediaan bahan baku


× Persediaan bahan pembantu
× Persediaan barang dalam proses
× Persediaan barang jadi
× Biaya tenaga kerja langsung
× Biaya overhead pabrik
× Biaya reparasi dan perbaikan
× Biaya bahan bakar atau listrik
× Harga pokok produksi
× Harga pokok penjualan
× Utang dagang
× Biaya dibayar dimuka
× Biaya depresiasi mesin dan peralatan pabrik
× Biaya deplesi persediaan
× Akumulasi depresiasi mesin dan peralatan pabrik
× Akumulasi deplesi persediaan

Tujuan Audit Siklus Produksi-Persediaan

Tujuan audit siklus produksi adalah untuk memperoleh bukti mengenai masing-masing
asersi signifikan yang berkaitan dengan transaksi dan saldo siklus produksi. Tujuan audit
ditentukan berdasarkan atas asersi laporan keuangan, yang terdiri atas:

a. Asersi keberadaan atau keterjadian

Pada asersi ini, auditor menekankan pada apakah harga pokok produksi yang
tercatat menggambarkan berbagai biaya produksi yang benar-benar terjadi selama
periode yang bersangkutan. Dan auditor juga harus memastikan apakah saldo
persediaan tercatat benar-benar eksis pada tanggal neraca.

b. Asersi kelengkapan

Asersi ini menekankan pada apakah seluruh biaya produksi yang terjadi dalam
suatu periode telah dicatat dan disajikan dalam laporan laba rugi sebagai harga
pokok produksi.

c. Asersi hak dan kewajiban

Berkaitan dengan asersi ini, auditor berusaha memastikan apakah perusahaan


mempunyai hak kepemilikan yang sah atas persediaan baik yang di dalam
perusahaan maupun yang ada di pihak ketiga.

d. Asersi penilaian dan pengalokasian

Berdasarkan asersi ini, auditor akan berusaha memperoleh bukti apakah saldo harga
pokok produksi, berbagai biaya produksi dan persediaan telah disajikan dalam
laporan keuangan pada jumlah yang tepat dan juga memastikan apakah saldo
tersebut diperoleh melalui penilaian sesuai dengan PABU.

e. Asersi pelaporan dan pengungkapan

Selain memperoleh bukti mengenai keempat asersi tersebut, auditor perlu


menghimpun bukti mengenai apakah transaksi dan saldo yang tercatat telah
diklasifikasikan, dijelaskan dan diungkapkan dalam neraca.

Auditor mrnggunakan tiga tipe prosedur audit untuk menemukan bukti yang diperlukan
untuk mencapai tujuan spesifik audit tersebut, yaitu:

 Prosedur untuk memperoleh pemahaman struktur pengendalian intern, yang


meliputi: lingkungan pengendalian, system akuntansi dan prosedur pengendalian.
 Pengujian pengendalian, yang terdiri atas pengendalian catatan perpectual dan
pengujian pengendalian pembebanan biaya ke barang dalam proses.
 Pengujian substantive, diterapkan atas persediaan bahan baku, persediaan barang
dalam proses dan persediaan barang jadi.

PERSONEL DAN PENGGAJIAN

Siklus gaji personalia meliputi semua kejadian dan kegiatan yang berkaitan
dengan kompensasi eksekutif dan tenaga kerja. Kompensasi tersebut meliputi gaji, upah
per jam dan insentif lembur, komisi bonus dan berbagai bentuk tunjangan karyawan.
Transaksi ini memengaruhi berbagai rekening berikut:

· Biaya gaji dan upah


· Berbagai bentuk tunjangan
· Biaya tenaga kerja langsung
· Utang gaji dan upah
· Pajak Penghasilan karyawan
· Rekening kas di Bank
· Persediaan barang dalm proses
· Persediaan barang jadi
· Harga Pokok Penjualan

Skope siklus Personel dan Pembayaran Gaji

Fungsi bisnis
Aktivitas Jurnal Formulir
yang terkait
Sumber daya di Menyiapkan dan Pembayaran gaji Catatan tentang
dapat dari meng-up date pada personel
karyawan dan catatan karyawan Time cards
menimbulkan karyawan Account Daftar
utang Menyiapkan dan Distribution pembayaran
perusahaan. mencatat Gaji yang masih Catatan
Kewajiban pembayaran harus dibayar pendapatan
perusahaan karyawan
Mendistribusi
dilunasi
kan
dengan
pembayaran
pembayaran
pada
pada
karyawan
karyawan

Tujuan audit Siklus Jasa Personalia

Tujuan audit siklus jasa personalia dibedakan untuk setiap asersi laporan keuangan, yaitu:

a. Asersi keberadaan dan keterjadian

Berdasarkan asersi ini, auditor menekankan pada apakah seluruh saldo biaya gaji dan
upah, utang gaji dan upah, tunjangan, bonus dan saldo rekening lain yang terkait,
benar-benar eksis pada tanggal neraca.
b. Asersi kelengkapan

Auditor menekankan apakah seluruh transaksi dan saldo yang semestinya tercantum
dalam laporan keuangan sudah benar-benar dicatat dan disajikan.

c. Asersi hak dan kewajiban

Auditor berusaha memastikan apakah perusahaan mempunyai kewajiban legal atas


biaya dan utang gaji, upah dan pajak penghasilan karyawan.

d. Asersi penilaian dan pengalokasian

Auditor akan berusaha memperoleh bukti mengenai apakah saldo biaya gaji dan
upah, bonus karyawan, tunjangan, utang gaji dan upah dan pajak penghasilan
karyawan telah disajikan dalam laporan keuangan pada jumlah yang tepat.

e. Asersi pelaporan dan pengungkapan

Selain memperoleh keempat asersi tersebut, auditor perlu menghimpun bukti


mengenai apakah transaksi dan saldo yang tercatat telah tepat diklasifikasikan,
dijelaskan dan diungkapkan dalam neraca.

PENGENDALIAN INTERN

Auditor intern bertanggung jawab untuk menyediakan jasa analisis dan evaluasi,
memberikan keyakinan dan rekomendasi, dan informasi lain kepada manajemen entitas
dan dewan komisaris, atau pihak lain yang setara wewenang dan tanggung jawabnya (SA
Seksi 322, No. 03).

Penentuan kompetensi dan objektivitas auditor intern (berdasarkan SA Seksi 322, No. 11)
auditor biasanya mempertimbangkan informasi yang diperoleh dari pengalaman
sebelumnya dengan fungsi audit intern, dari diskusi dengan manajemen, dan dari review
terhadap mutu yang terakhir dilaksanakan oleh pihak eksternal, jika hal ini dilaksanakan
atas aktivitas fungsi audit intern.
Auditor berusaha memahami secara memadai desain pengendalian yang relevan dengan
audit laporan keuangan untuk merencanakan audit dan untuk menentukan apakah
kebijakan dan prosedur tersebut dilaksanakan.

Pengendalian Intern pada Produksi-Persediaan

Lingkungan pengendalian yang harus dipahami oleh auditor meliputi:

 Pertanggungjawaban urusan produksi ada pada direktur operasional,


pemanufakturan atau direktur produksi
 Metode pengendalian manajemen termasuk penggunaan biaya standard an
anggaran serta perhitungan varians
 Adanya internal auditor
 Praktik dan kebijakan ketenagakerjaan

Sistem informasi akuntansi produksi perusahaan manufaktur termasuk pengendalian atas


rekening dan dokumen pendukung atau master file untuk bahan baku, barang dalam prose
dan persediaan barang jadi. Pemahaman system akuntansi menuntut pengetahuan auditor
mengenai metode pemrosesan data, dan dokumen serta catatan kunci yang digunakan.
Dan prosdur pengendalian, meliputi:

v Otorisasi yang sehat


v Pemisahan tugas
v Dokumen dan catatan
v Pengendalian akses
v Pengecekan independen

Pengendalian Intern pada Transaksi Gaji dan Upah

Lingkungan pengendalian yang harus dipahami oleh auditor meliputi:

 Pertanggung jawaban urusan karyawan ada pada direktur hubungan


industrial/peronalia
 Metode pengendalian manajemen termasuk penggunaan biaya standard an
anggaran serta perhitungan varians
 Adanya internal auditor
 Praktik dan kebijakan ketenagakerjaan

Dalam pemahaman system akuntansi, akuntan harus kompeten dalam menggunakan


computer karena transaksi gaji dan upah yang biasanya menggunakan system
terkomputerisasi. Dan aktivitas pengendalian, meliputi:

Ø Otorisasi yang sehat


Ø Pemisahan tugas yang memadai
Ø Penggunaan dokumen dan catatan yang memadai
Ø Pengendalian atas akses
Ø Pelaksanaan pemeriksaan independent

PENDANAAN

Proses bisnis pendanaan terdiri dari aktivitas pengeluaran surat berharga saham
atau obligasi (utang jangka panjang). Proses bisnis pendanaan berkaitan dengan transaksi
mengenai penghimpunan dana dari pihak lain baik sebagai setoran modal melalui
penjualan saham maupun sebagai utang jangka panjang misalnya dengan pengeluaran
obligasi perusahaan. Proses pendanaan juga berkaitan dengan pembayaran kembali utang
jangka panjang yang jatuh tempo, pembayaran bunga dan dividen. Proses ini meliputi 2
kelompok transaksi, yaitu: transaksi utang jangka panjang dan transaksi saham.

TUJUAN AUDIT

Tujuan audit siklus pendanaan adalah untuk memperoleh bukti tentang masing-masing
asersi signfikan yang berkaitan dengan transaksi dan saldo siklus pendanaan.

1. Keberadaan dan keterjadian

· Pencatatan terhadap saldo-saldo utang jangka panjang dan modal saham


pada saat tanggal neraca benar-benar nyata.
· Pembayaran deviden dan biaya bunga obligasi yang timbul dan
terbentuknya transaksi dalam periode ini dinyatakan.
2. Kelengkapan

§ Rekening utang jangka panjang mencerminkan semua kewajiban kepada


kreditor jangkan panjang pada saat tanggal neraca.
§ Rekening modal saham mencerminkan hak-hak para pemilik terhadap
semua aktiva pada saat tanggal neraca.
§ Semua transaksi utang jangka panjang dan transaksi modal saham dalam
tahun yang dilaporkan telah dicatat.
3. Hak dan kewajiban

· Rekening utang jangka panjang mencerminkan jumlah yang secara hukum


dimiliki oleh para kreditor dan pihak lain yang berkepentingan pada saat
tanggal neraca.
· Rekening modal saham mencerminkan hak yang secara hukum dimiliki
para pemegang saham pada saat tanggal neraca.
4. Penilaian atau alokasi

Penilaian terhadap rekening utang jangka panjang dan modal saham


didasarkan pada prinsip akuntansi yang lajim diterapkan di Indonesia di USA
disebut GAAP).

5. Penyajian dan pengungkapan

· Rekening utang jangka panjang dan modal saham telah diidentifikasi dan
diklasifikasi secara layak dalam neraca.
· Semua kesepakatan, perjanjian dan rancangan pelunasan terhadap utang
jangka panjang telah dijelaskan dan diungkapkan dalam laporan
keuangan.
· Semua fakta yang berkaitan dengan pengeluaran saham (yang meliputi par
atau stated value) telah memperoleh persetujuan terhadap jenis saham
dan pengeluarannya, dan jumlah saham yang dipegang sebagai saham
treasury atau adanya opsi saham telah diungkapkan.
MATERIALITAS, RISIKO DAN STRATEGI AUDIT

Saldo saham dan utang obligasi pada umumnya material bagi neraca. Sedangkan
biaya bunga pada umumnya tidak material bagi laporan laba rugi. Dividen pada
umumnya material bagi laporan laba yang ditahan.

Risiko salah saji pada transaksi pendanaan pada umumnya rendah karena
transaksi ini merupakan transaksi yang jarang terjadi. Disamping itu, pengendalian intern
pada umumnya efektif karena satu atau lebih direktur berpartisipasi dalam transaksi.

Jika frekuensi transaksi rendah, auditor akan menghemat biaya bila memakai
primarily substantive approach (pendekatan pengutamaan pengujian substantif).
Sedangkan jika frekuensi transaksi tinggi, auditor akan menghemat biaya bila melakukan
pengujian pengendalian untuk menghimpun bukti yang mendukung lower assessed level
of control risk.

PEMAHAMAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN

Lingkungan Pengendalian

Pemahaman lingkungan pengendalian meliputi pemahaman pemberian kekuasaan dan


tanggung jawab atas transaksi pendanaan pada direktur keuangan dan beberapa direktur
terkait lainnya. Dengan demikian pelaksanaan transaksi ini biasanya dilakukan oleh
orang yang kompeten dan ahli dalam bidang keuangan. Selain itu auditor juga perlu
memahami metode pengendalian manajemen. Metode ini meliputi ada tidaknya
perencanaan strategik atas keputusan pendanaan, pengamatan atau pemantauan secara
konsisten atas fluktuasi harga saham di bursa efek, dan penilaian kinerja investasi secara
periodik.

Pemahaman dapat diperoleh melalui:

a. Pengajuan pertanyaan kepada manajemen,

b. Memperoleh bagan organisasi, dan


c. Menelaah deskripsi tugas atau menelaah dokumentasi termasuk notulen.

Sistem akuntansi

Pemahaman system akuntansi diperoleh melalui penelaahan buku manual


akuntansi dan flowchart system, mengajukan pertanyaan pada personil akuntansi dan
pengalaman terdahulu dengan klien.

Prosedur pengendalian

Prosedur pengendalian yang umum dapat diterapkan untuk transaksi pendanaan adalah
sebagai berikut:

a) Otorisasi yang tepat,

b) Pemisahan tugas yang memadai,

c) Catatan dan dokumen pendukung,

d) Pengendalian akses, dan

e) Pengecekan independen.

DOKUMEN DAN FUNGSI

Dokumen dan pencatatan yang dipakai meliputi:

a. Sertifikat saham
b. Sertifikat obligasi
c. Bond indenture
d. Broker’s advice
e. Buku jurnal
f. Buku pembantu modal saham
g. Buku pembantu obligasi
h. Sertifikat penghentian dokumen
i. Surat perjanjian utang jangka panjang

Fungsi-fungsi yang terkait dengan transaksi pendanaan:


· Pengeluaran modal saham atau obligasi
· Pembayaran bunga obligasi dan deviden tunai
· Pelunasan obligasi dan pembelian kembali saham
· Pencatatan transaksi-transaksi pendanaan
· Pemegang buku besar obligasi dan modal saham dan pemeliharaan
kecermatan pencatataannya.

PENETAPAN RISIKO PENGENDALIAN

Penetapan risiko pengendalian merupakan proses pengevaluasian efektivitas kebijakan


dan prosedur struktur pengendalian intern dalam mencegah dan mendeteksi salah saji
material dalam laporan keuangan. Dalam primarily substantive approach, pemahaman
struktur pengendalian intern dipakai untuk perencanaan audit dan merancang pengujian
substantif.

TEST SUBSTANTIF SALDO UTANG JANGKA PANJANG

Kategori Test Subtantif Tujuan Audit


Prosedur inisial 1. Melakukan prosedur inisial untuk saldo utang jangka
panjang:
a) Menelusuri saldo awal utang jangka panjang pada
kertas kerja tahun lalu.
b) Menelaah aktivitas dalam utang jangka panjang dan
rekening laba rugi serta menyelidiki catatan yang
nampak tidak biasa.
c) Mendapatkan skedul utang jangka panjang dan
menentukan bahwa perusahaan menyajikan secara
akurat berdasarkan catatan akuntansi:
· Footing dan crossfooting skedul dan rekonsiliasi
total dengan data-data yang ada di dalam buku
besar dan buku pembantu.
· Menguji kesesuaian data-data yang ada dalam
skedul tersebut dengan buku besar dan buku
pembantu.
Prosedur 2. Melakukan prosedur analitis:
analitis a) Menghitung rasio:
· Utang terhadap total utang.
· Utang terhadap ekuitas.
· Waktu pendapatan bunga.
· Beban bunga terhadap utang.
b) Menganalisis hasil rasio secara relatif
dibandingkan dengan pengalaman tahun lalu, data
industri dan anggaran.
Pengujian detail 3. Menelusuri catatan dalam utang jangka panjang dan
transaksi rekening laba rugi yang berkaitan.
Pengujian detail
4. Menelaah otorisasi dan kontrak utang jangka panjang.
saldo 5. Konfirmasi utang pada kreditor dan bond trustess.
6. Menghitung kembali beban bunga.
Penyajian dan 7. Membandingkan penyajian dengan PABU:
pengungkapan a) Menentukan bahwa utang jangka panjang sudah
tepat diidentifikasikan dan diklasifikasikan dalam
laporan keuangan.
b) Menentukan kelayakan pengungkapannya dalam
laporan keuangan.

TEST SUBSTANTIF SALDO MODAL SAHAM

Kategori Test Subtantif Tujuan Audit


Prosedur inisial 1. Melakukan prosedur:

a) Menelusuri saldo awal modal saham pada kertas kerja


tahun lalu.
b) Menelaah aktivitas dalam modal saham dan rekening
laba rugi serta menyelidiki catatan yang nampak tidak
biasa.
c) Mendapatkan skedul perubahan modal saham dan
menentukan bahwa perusahaan menyajikan secara
akurat berdasarkan catatan akuntansi:
· Footing dan crossfooting skedul dan rekonsiliasi
total dengan data-data yang ada di dalam buku besar
dan buku pembantu.
· Menguji kesesuaian data-data yang ada dalam skedul
tersebut dengan buku besar dan buku pembantu.
Prosedur 2. Melakukan prosedur analitis:
analitis
a) Menghitung rasio:
· Utang terhadap total utang.
· Utang terhadap ekuitas.
· Waktu pendapatan bunga.
· Beban bunga terhadap utang.
b) Menganalisis hasil rasio secara relatif dibandingkan
dengan pengalaman tahun lalu, data industri dan
anggaran.
Pengujian detail 3. Menelusuri catatan dalam utang jangka panjang dan
transaksi rekening laba rugi yang berkaitan.
Pengujian detail 4. Menelaah otorisasi dan kontrak utang jangka panjang.
saldo 5. Konfirmasi utang pada kreditor dan bond trustess.
6. Menghitung kembali beban bunga.
Penyajian dan 7. Membandingkan penyajian dengan PABU:
pengungkapan a. Menentukan bahwa utang jangka panjang sudah tepat
diidentifikasikan dan diklasifikasikan dalam laporan
keuangan.
b. Menentukan kelayakan pengungkapannya dalam
laporan keuangan.
INVESTASI

Proses investasi suatu entitas atau perusahaan berisi kegiatan-kegiatan yang berkaitan
dengan kepemilikan surat berharga yang dikeluarkan perusahaan lain. Proses ini
berkaitan dengan siklus lainnya seperti siklus pendapatan (dividen atau bunga) dan siklus
pengeluaran (pembelian surat berharga atau obligasi).

TUJUAN AUDIT

Tujuan audit siklus pendanaan adalah untuk memperoleh bukti tentang masing-masing
asersi signifikan yang berkaitan dengan transaksi dan saldo siklus investasi.

1. Keberadaan dan keterjadian

· Saldo aset investasi tercatat merupakan investasi yang ada atau eksis pada
tanggal neraca.
· Pendapatan, laba dan rugi investasi dihasilkan dari transaksi dan kejadian
investasi yang terjadi selama periode tersebut.
2. Kelengkapan

§ Semua investasi sudah tercakup atau dinyatakan dalam saldo aset investasi
tercatat.
§ Pengaruh seluruh transaksi investasi terhadap laporan L/R selama periode
yang bersangkutan, sudah tercakup dalam pendapatan, laba dan rugi
investasi.
3. Hak dan kewajiban

· Semua investasi yang tercatat adalah investasi yang dimiliki klien.


4. Penilaian atau alokasi

· Investasi dilaporkan dalam neraca pada nilai cost, ekuiti atau pasar yang
paling tepat.
· Pendapatan, laba atau rugi investasi dilaporkan pada jumlah yang tepat.
5. Penyajian dan pengungkapan
· Saldo investasi tepat diidentifikasikan dan diklasifikasikan dalam laporan
keuangan.
· Dasar penilaian investasi dan investasi sebagai jaminan telah diungkapkan
secara memadai.

MATERIALITAS, RISIKO DAN STRATEGI AUDIT

Surat berharga yang dipegang atau dimiliki sebagai investasi jangka pendek,
biasanya material bagi neraca tetapi tidak material bagi laporan laba rugi. Sedangkan
surat berharga yang dipegang atau dimiliki sebagai investasi jangka panjang, bisa jadi
material baik bagi neraca maupun laporan laba rugi.

Risiko salah saji pada transaksi penanaman investasi pada umumnya rendah
karena transaksi ini merupakan transaksi yang jarang terjadi. Disamping itu,
pengendalian intern pada umumnya efektif karena satu atau lebih direktur berpartisipasi
dalam transaksi.

Jika frekuensi transaksi rendah, auditor akan menghemat biaya bila memakai
primarily substantive approach (pendekatan pengutamaan pengujian substantif).
Sedangkan jika frekuensi transaksi tinggi, auditor akan menghemat biaya bila melakukan
pengujian pengendalian untuk menghimpun bukti yang mendukung lower assessed level
of control risk.

PEMAHAMAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN

Lingkungan Pengendalian

Pemahaman lingkungan pengendalian meliputi pemahaman pemberian kekuasaan dan


tanggung jawab atas transaksi penanaman investasi pada bendahara kekuasaan dan
tanggung jawab atas transaksi penanaman investasi pada bendahara perusahaan, manajer
keuangan atau direktur keuangan. Dengan demikian pelaksanaan transaksi ini biasanya
dilakukan oleh orang yang kompeten dan ahli dalam bidang keuangan. Selain itu auditor
juga perlu memahami metode pengendalian manajemen. Metode ini meliputi ada
tidaknya perencanaan strategik atas penanaman investasi, pengamatan atau pemantauan
secara konsisten atas fluktuasi harga saham di bursa efek, dan penilaian kinerja investasi
secara periodik.

Pemahaman dapat diperoleh melalui:

a. Pengajuan pertanyaan kepada manajemen,

b. Memperoleh bagan organisasi, dan

c. Menelaah deskripsi tugas atau menelaah dokumentasi termasuk notulen.

Sistem akuntansi

Pemahaman system akuntansi diperoleh melalui penelaahan buku manual


akuntansi dan flowchart system, mengajukan pertanyaan pada personil akuntansi dan
pengalaman terdahulu dengan klien.

Prosedur pengendalian

Prosedur pengendalian yang umum dapat diterapkan untuk transaksi pendanaan adalah
sebagai berikut:

f) Otorisasi yang tepat,

g) Pemisahan tugas yang memadai,

h) Catatan dan dokumen pendukung,

i) Pengendalian akses, dan

j) Pengecekan independen.

DOKUMEN DAN FUNGSI

Dokumen dan pencatatan yang dipakai meliputi:


a. Sertifikat saham

b. Sertifikat obligasi

c. Bond indenture

d. Broker’s advice

e. Buku jurnal

f. Buku pembantu investasi

Fungsi-fungsi yang terkait dengan transaksi investasi:

· Pembelian surat berharga


· Penerimaan pendapatan periodik
· Penjualan surat berharga
· Pencatatan transaksi
· Pengamanan atau penyimpanan surat berharga

PENETAPAN RISIKO PENGENDALIAN

Penetapan risiko pengendalian merupakan proses pengevaluasian efektivitas kebijakan


dan prosedur struktur pengendalian intern dalam mencegah dan mendeteksi salah saji
material dalam laporan keuangan. Dalam primarily substantive approach, pemahaman
struktur pengendalian intern dipakai untuk perencanaan audit dan merancang pengujian
substantif.

TEST SUBSTANTIF SALDO INVESTASI

Kategori Test Subtantif Tujuan Audit


Prosedur inisial 1. Melakukan prosedur inisial untuk saldo saldo
investasi:
a) Menelusuri saldo awal aktiva investasi dan saldo
ekuitas pada kertas kerja tahun lalu.
b) Menelaah aktivitas dengan investasi dan rekening
laba rugi serta menyelidiki aktivitas yang
nampak tidak biasa.
c) Mendapatkan skedul investasi dan menentukan
apakah data-data investasi disajikan secara akurat
berdasarkan data-data akuntansi:
· Footing dan crossfooting skedul dan rekonsiliasi
total dengan data-data yang ada di dalam buku
besar dan buku pembantu
· Menguji kesesuaian data-data yang ada dalam
skedul tersebut dengan buku besar dan buku
pembantu.
Prosedur 2. Melakukan prosedur analitis:
analitis
Menghitung rasio:
· Investasi jangka pendek terhadap total aktiva
lancar
· Investasi jangka penjang terhadap total aktiva
· Tingkat laba yang didapatkan terhadap klasifikasi
investasi
Pengujian detail 3. Mengusut investasi dan kaitannya dengan laba serta
transaksi kaitannya dengan laba serta rekening ekuitas.
Pengujian detail 4. Inspeksi dan perhitungan surat berharga.
saldo 5. Konfirmasi surat berharga yang disimpan oleh pihak
lain.
6. Menghitung kembali investment revenue earned.
7. Menelaah dokumentasi untuk penentuan nilai wajar
investasi.
Penyajian dan 8. Membandingkan penyajian dengan PABU:
pengungkapan a. Menentukan apakah saldo investasi sudah dengan
tepat diidentifikasikan dan diklasifikasikan dalam
laporan keuangan.
b. Menentukan kelayakan pengungkapannya berkaitan
dengan dasar penilaian untuk investasi, komponen
laba atau rugi yang terealisasi atau tidak
terealisasi.

Case Audit

CRAZY EDDIE, INC.

Latar Belakang Masalah

Eddie Antar dari lahir hingga besar, tinggal bersama keluarga Syrian pada tahun
1947. Setelah keluar dari SMU pada umur 16 tahun, Antar memulai menjajakan pesawat
televisi di lingkungan Brooklyn. Dalam beberapa tahun, Antar dan salah satu sepupunya
bekerja bersama-sama dan menghasilkan cukup uang untuk membuka toko elektronik di
dekat Pulai Coney. Ini merupakan toko kecil yang Antar beri nama “Crazy Eddie.”
Ketika pelanggan mencoba untuk meninggalkan toko dengan tangan kosong, Antar akan
menghalangi jalan keluar, terkadang mengunci pintu hingga individu tersebut setuju
untuk membeli sesuatu-apapun. Untuk memikat pelanggan yang segan untuk melakukan
pembelian, Antar pertama-tama menanyakan produk mana yang sedang dipertimbangkan
oleh pelanggan dan kemudian menurunkan harga hingga pelanggan tersebut akhirnya
menyerah.

Pada awal tahun 1980, penjualan pada industri elektronik konsumen meledak,
menjadi 2 kali lipat pada 4 periode tahun dari 1981 sampai 1984 sendiri. Karena
permintaan masyarakat untuk produk elektronik tumbuh senantiasa meningkat, Antar
mengubah toko Crazy Eddie menjadi supermarket elektronik konsumen. Antar
menyimpan rak-rak dari outlet ritel Crazy Eddie dengan setiap alat elektronik dia bisa
mendapatkan dan bisa mendapatkan berbagai macam merek dari produk-produk tersebut
sebanyak mungkin. Pada 1987, perusahaan mengutamakan 7 lini produk. Berikut adalah
lini produk itu dan persentase dari penjualan yang mereka hitung pada laporan laba rugi
perusahaan tahun 1987.
Televisi 53%

Audio dan sistem audio 15%

Portable dan personal elektronik 10%

Car stereos 5%

Asesoris dan tape 4%

Komputer dan games 3%

Berbagai macam barang – termasuk microwave,

AC, dan alat2 rumah tangga kecil 10%

Total 100%

Karena perusahaannya tumbuh dengan cepat selama akhir tahun 1970an dan awal
1980an, Antar mulai menggali kelonggaran harga yang besar dari supliernya.
Kemampuannya untuk membeli produk elektronik dalam kuantitas besar dan memotong
tingkat harga memungkinkan dia untuk menjadi “transhipper”, atau suplier tambahan,
dari barang-barang ini menjadi retailer elektronik konsumen yang lebih kecil di area New
York City. Meskipun pabrik tidak menyukai pada prakteknya dan sering mengancam
untuk menghentikan penjualan kepadanya, Antar secara berkelanjutan meningkatkan
skala operasi transhippingnya.

Kebijakan diskon Crazy Eddie disajikan sebagai tema pusat dari kampanye
periklanan perusahaan. Perusahaan berjanji untuk mengembalikan perbedaan antara
harga jual produk dan harga terendah lainnya untuk item yang sama yang customer
temukan selama 30 hari dari tanggal pembelian. Meskipun serangan periklanan
diharapkan untuk menyakinkan publik bahwa Crazy Eddie telah memberikan diskon
yang paling murah, harga perusahaan pada banyak produk berada garis dengan
kompetitor utamanya. Staff penjualan perusahaan secara rutin mengalihkan perhatian
konsumen kepada outlet-outlet Crazy Eddie dengan ”diiklankan khusus” ke kualitas
produk yang paling bagus dan profit margin produk yang paling tinggi.
Pada 1983, Antar memutuskan untuk menjual saham di Crazy Eddie untuk
meningkatkan modal untuk membiayai program perluasan agresifnya. Perusahaan
penjamin yang disewa oleh Antar menunda initial public offering Crazy Eddie untuk
lebih dari 1 tahun setelah menemukan bahwa catatan keuangan perusahaan adalah dalam
kekacauan. Di antara masalah lain yang belum ditangani oleh penjamin adalah secara
luas berhubungan dengan transaksi kelompok, pinjaman bebas bunga untuk karyawan,
dan investasi spekulatif yang tidak berhubungan dengan lini bisnis utama perusahaan.
Perusahaan penjamin juga terganggu untuk mengetahui bahwa hampir semua eksekutif
utama perusahaan adalah anggota dari keluarga Antar. Individu-individu tertentu,
termasuk istri dan ibu Antar, menerima gaji mendekati $100,000 untuk sedikit pekerjaan
atau tidak bekerja.

Untuk menyiapkan initial public offering, penjamin memastikan Antar, dewan


komisaris dan presiden Crazy Eddie, untuk membersihkan catatan akuntansi perusahaan
dan masalah keuangan. Penjamin juga meminta Antar untuk menyewa seorang chief
financial officer (CFO) yang telah berpengalaman dengan perusahaan publik dan yang
bukan merupakan anggota dari keluarga Antar. Penjamin memperingatkan Antar bahwa
investor akan menanyakan kemampuan eksekutif Crazy Eddie yang adalah keluarganya.
Walaupun penjamin memperingatkan, Antar mempekerjakan adiknya, Sam E. Antar –
yang menjadi terkenal di dalam perusahaan sebagai “Sam seorang CPA (akuntan)” untuk
membedakannya dari ayahnya dengan nama yang sama – untuk bekerja sebagai CFO
Crazy Eddie.

Perubahan Ketidakberesan Akuntansi

Penyelidikan yang luas tentang catatan keuangan Crazy Eddie oleh pemilik yang
baru dan otoritas pengatur memuncak pada tuduhan kecurangan yang diajukan terhadap
Eddie Antar dan rekanan terdahulunya. SEC menuduh bahwa setelah Crazy Eddie go
publik pada tahun 1984, Antar menjadi asyik dengan harga saham perusahaannya. Antar
menyadari bahwa Crazy Eddie harus membuat catatan posting hasil kegiatan operasi
yang mengesankan untuk memelihara kecenderungan harga saham yg naik. Suatu
penyelidikan SEC mengungkapkan bahwa dalam enam bulan yang pertama setelah
perusahaan go publik, Antar memerintah seorang bawahan untuk mencatat persediaan
lebih tinggi dari $ 2 juta, menghasilkan laba bruto perusahaan yang overstate dalam
jumlah yang sama. Pada tahun berikutnya Antar meminta persediaan akhir tahun untuk
dicatat overstate sebesar $ 9 juta, dan hutang dagang dikecilkan sebesar $ 3 juta.
Pengadilan mencatat bahwa karyawan Crazy Eddie mencatat persediaan akhir tahun lebih
tinggi dengan menyiapkan count sheet persediaan untuk item yg tidak ada. Untuk
mencacat hutang dagang yang lebih tinggi, karyawan menyiapkan memo debet palsu dan
memasukkan ke dalam catatan akuntansi perusahaan.

Kebanyakan kritik yang ada saat ini dipicu oleh skandal crazy eddie yg
disebabkan oleh Main Hurdman dan Suksesornya Peat Marwick. Laporan yang terbit saat
ini menyarankan untuk Main Hurdman harus mengenakan Crazy Eddie Fee/biaya untuk
audit perusahaan tahunan. Dalam satu tahun, KAP hanya mengenakan Crazy Eddie biaya
sebesar 85.000 dollar untuk audit independen secara penuh-audit dari perusahaan yang
memiliki pendapatan ratusan juta dollar. Kritik utama dari kebanyakan KAP menuduh
Main Hurdman memiliki ‘lowballed” untuk memperoleh kredit dari Crazy Eddie, melihat
bahwa hal tersebut dapat memperbaiki pendapatan audit yang hilang dengan menjual jasa
konsultasi perusahaan. Dalam satu tahun, Main Hurdman hanya mengenakan Crazy
Eddie biaya sebesar 85.000 dollar untuk mengaudit secara penuh perusahaan Crazy
Eddie-bisnis yang bernilai ratusan juta dollar dalam laporan keuangannya, Lusinan toko
retail dan 2 gedung besar. Dalam waktu yang sama Main Hurdman telah mengenakan
penawaran harga dasar sebesar 85.000 dollar untuk melaksanakan audit dan Divisi
konsultannya juga telah mengenakan crazy eddie biaya sebesar jutaan dollar untuk
mengkomputerisasi sistem persediaan crazy eddie.

Kebanyakan dari kritik ditujukan pada auditornya Crazy Eddie yang berasal dari
kegagalan mereka untuk membongkar inventori yang dilaporkan terlalu tinggi dan hutang
yang dilaporkan terlalu rendah. Pihak ketiga yang menyimpan file yang menuduh auditor
"membantu dan bersekongkol" dalam kecurangan (fraud) dimana banyak kecurigaan
yang ditemukan oleh pihak ketiga tsb. Sebagai tambahan, terdapat beberapa kejadian
dimana auditor meminta dokumen klien, hanya untuk menceritakan bahwa dokumen itu
telah hilang atau dengan tidak sengaja rusak.
Dalam pembelaan Peat Marwick dan Main Hurdman’s, Antar dan rekan
sejawatnya sedang mengusahakan suatu rencana berskala besar untuk membohongi
auditor. Sebagai contoh, setelah mengetahui dimana tempat persediaan yang akan
dikunjungi oleh auditor pada akhir tahun, Antar mengirimkan persediaan yang cukup
untuk toko-toko dan gudang untuk menyembunyikan kekurangannya. Demikian juga,
personil Crazy Eddie secara sistematis memusnahkan dokumen-dokumen yang dapat
membuktikan kejahatan untuk menyembunyikan kekurangan persediaan dari auditor.
Antar juga memerintahkan karyawannya untuk mengesampingkan orang-orang yang
pintar, sistem persediaan berbasis komputer yang didesain oleh Main Hurdman dan
kembali pada sistem persediaan manual yang ketinggalan jaman yang dulu digunakan
oleh perusahaan. Ketiadaan atas sistem persediaan berbasis komputer ini akan membuat
kesulitan untuk auditor untuk memeriksa secara tepat bagaimana persediaan perusahaan
memiliki hal pada saat itu.

Suatu keterangan-keterangan yang mengganggu terhadap skandal Crazy Eddie


menyangkut keterlibatan atas beberapa karyawan kunci bagian akuntansi di dalam
berbagai macam tindakan kecurangan. Kelompok ini termasuk direktur dari staf audit
internal, pengawas tindakan, dan direktur utang dagang. Kegagalan audit yang lalu
menunjukkan bahwa suatu kecurangan melibatkan banyak kolusi dari eksekutif klien,
keterangan-keterangan personil kunci bagian akuntansi sangat sulit sekali ditemukan oleh
auditor.
Pembahasan

1. Prosedur audit khusus yang dapat dilakukan oleh auditor untuk mendeteksi dan
memastikan adanya tindakan kecurangan dan ketidakberesan akuntansi yang
dilakukan oleh personil dalam Crazy Eddie, Inc. dalam kondisi berikut:
a) Pemalsuan sheet perhitungan persediaan
· Menghitung jumlah fisik persediaan yang ada di perusahaan dan toko-toko
yang dimiliki dan gudangnya dan juga jumlah uang kas yang tersedia.
· Melakukan perhitungan analitis untuk mengetahui adanya kesalahan (error)
atas penyajian saldo rekening yang berlebihan (overstated) persediaan
pada laporan keuangan perusahaan.
· Menginspeksi seluruh kegiatan operasi perusahaan secara teliti dan
mendalam atas dokumen, catatan, dan mengevaluasi seluruh dokumen
khususnya yang berkaitan dengan persediaan yang dimiliki oleh
perusahaan.
· Menelusuri aliran kegiatan transaksi dan arus barang dari penerimaan
sampai dengan penjualan dan kartu persediaan (yang menggunakan
sistem perpetual).
b) Memo debit palsu untuk utang dagang
· Menelusur memo debit ke buku pembantu utang dagang.
· Mengkonfirmasi saldo utang dagang tersebut kepada setiap supplier
perusahaan untuk mencocokkan dengan jumlah saldo utang yang ada di
perusahaan.
· Mengecek jurnal pengeluaran kas yang berhubungan dengan penghapusan
saldo rekening utang dagang pada setiap transaksi.
· Mewawancarai personil yang bertugas di bagian kredit (utang) dengan
bagian otorisasi persetujuan kredit.
c) Pencatatan transaksi transhipping sebagai penjualan eceran (sales retail).
· Pengajuan pertanyaan yang berkaitan dengan pelaksanaan transaksi
transhipping tersebut dengan tugas-tugas personil perusahaan.
· Observasi kegiatan perusahaan dalam transhipping dan toko-tokonya.
· Menginspeksi atas dokumen dan laporan yang menunjukkan pelaksanaan
transaksi tersebut.
· Mereview ulang kontrak kerjasama antara perusahaan dengan para supplier
utama perusahaan dan pabriknya.
d) Memasukkan penerimaan barang dagangan pada akhir tahun.

Tindakan ini tentu saja untuk menutupi adanya kekurangan persediaan yang
terjadi, sehingga untuk menipu para auditor agar tidak dapat menemukan
salah saji yang terjadi. Untuk mencegah hal tersebut, auditor dapat melakukan
prosedur sebagai berikut:
· Verifikasi departemen pembelian mengenai kesesuaian antara jumlah fisik
persediaan dengan catatan kartu persediaan mengenai kuantitas,
keterangan, dan harga barang.
· Menelusur data transaksi dari bukti transaksi dan jurnal ke pendebetan dan
pengkreditan dalam rekening-rekening persediaan untuk kelompok-
kelompok transaksi yang berkaitan.
· Melakukan kunjungan ke gudang perusahaan dan melakukan pengecekan
langsung mengenai jumlah fisik persediaan, dan
· Menguji kembali catatan dan hasil penghitungan akhir jumlah persediaan
menurut catatan perusahaan dengan hasil penghitungan auditor untuk
menemukan dugaan salah saji material terhadap persediaan.

SPAP SA seksi 317 p.11 menjelaskan:

Prosedur audit tambahan yang dipandang perlu antara lain:

a. Memeriksa dokumen-dokumen pendukung, seperti faktur, cek/giro dan surat perjanjian


yang dibatalkan, dan membandingkannya dengan catatan akuntansi.

b. Mengkonfirmasi informasi signifikan yang berkaitan dengan unsur


pelanggaran kepada pihak luar atau pihak perantara seperti bank dan
penasihat hukum.
c. Menentukan apakah otorisasi semestinya telah diperoleh atas transaksi yang
berkaitan dengan unsur tindakan pelanggaran hukum.
d. Mempertimbangkan apakah transaksi atau kejadian lain serupa mungkin juga
telah terjadi, dan menerapkan prosedur untuk mengidentifikasinya.
2. Tahapan yang sangat penting dalam setiap audit adalah perencanaan, karena
perencanaan mengatur mengenai urutan setiap bagian atau tahapan untuk mencapai
tujuan yang diinginkan. Standar pekerjaan lapangan pertama dalam standar auditing
menyatakan bahwa:

”Pekerjaan harus direncanakan dengan sebaik-baiknya dan jika


digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya.”

(Buku Auditing 1 , Al. Haryono Jusup)


Auditor harus merencanakan audit dengan sikap skeptis profesional dengan
berbagai hal seperti integritas manajemen, kekeliruan, dan ketidakberesan, dan
tindakan yang melawan hukum. Dalam kasus skandal Eddie Antar ini, auditor harus
merevisi program audit yang dijalankannya untuk menemukan salah saji material dan
tindakan kecurangan lainnya yang dilakukan oleh Eddie Antar dan rekan dalam
menyusun program auditnya dalam perencanaan audit.

Sesuai dengan standar audit berikut ini:

Perencanaan audit meliputi pengembangan strategi menyeluruh pelaksanaan dan


lingkup audit yang diharapkan. Sifat, lingkup, dan saat perencanaan bervariasi
dengan ukuran dan kompleksitas entitas, pengalaman mengenai entitas, dan
pengetahuan tentang bisnis entitas. (SA seksi 311 p. 03)

Auditor harus mempertimbangkan risiko audit dan materialitas baik dalam:

(a) Merencanakan audit dan merancang prosedur audit, dan

(b) Mengevaluasi apakah laporan keuangan secara keseluruhan disajikan secara


wajar, dalam semua hal yang material, sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berlaku umum di Indonesia. (SA seksi 312 p. 12)

3. Auditor berada dalam bisnis dalam menyediakan jasa atestasi laporan keuangan kepada
kliennya. Lowballing adalah praktek penetapan fee dibawah atau sama dengan biaya
audit untuk mendapatkan klien baru, dapat melanggar pasal mengenai independensi
dalam Kode Etik Profesional.

Dalam konteks audit, lowballing sangat tidak etis dan telah melanggar prinsip dan
etika seoarang auditor. Efek yang dapat ditimbulkan adalah kualitas audit yang
dihasilkan oleh auditor tersebut sangat jelek dan tentu saja tidak independen karena
mendapat pengaruh dari klien atau perusahaan. Sehingga akan merugikan pihak lain
terutama para pengguna laporan keuangan yang diterbitkan karena mengandung salah
saji material dan telah melakukan pembohongan publik.

SA Seksi 150 seksi dalam standar umum kedua berbunyi:

“Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam


sikap mental harus dipertahankan oleh auditor“.
4. Auditor perlu melakukan pengujian substantif pada tanggal interim sebelum neraca
sebelum untuk mengidentifikasi adanya kejadian atau peristiwa yang mencurigakan
yang dilakukan oleh pihak klien.

“Pengujian audit pada tanggal interim memungkinkan pertimbangan dini atas hal-
hal signifikan yang mempengaruhi laporan keuangan akhir tahun (sebagai contoh,
transaksi antarpihak yang memiliki hubungan istimewa, kondisi yang berubah,
pernyataan standar akuntansi yang baru, dan pos laporan keuangan yang mungkin
memerlukan penyesuaian). Di samping itu, banyak bagian perencanaan audit,
termasuk upaya memperoleh pemahaman atas pengendalian intern, penentuan
tingkat risiko pengendalian, dan penerapan pengujian substantif atas transaksi,
dapat dilakukan sebelum tanggal neraca” (SPAP SA seksi 313 p. 02)

Pengujian subtantif atas transaksi:

v Prosedur yang dirancang untuk menguji kekeliruan atau kelainan dalam


jumlah/nilai uang yang secara langsung mempengaruhi kebenaran saldo-saldo
laporan keuangan.
v Tujuan menentukan apakah setiap transaksi akuntansi klien sudah diotorisasi
dengan tepat, dicatat serta diikhtisarkan di dalam jurnal dengan benar, dan
dibukukan di dalam buku besar tambahan dan buku besar umum dengan benar
pula.

Pengujian atas Rincian Saldo:

v Memusatkan pada saldo akhir buku besar untuk Neraca maupun Laba Rugi
(umumnya menekankan Neraca).

misal : untuk penjulan :

§ Pengujian dilakukan terhadap piutang usaha dan penjualan.


§ Prosedur audit : - konfirmasi piutang usaha , pengujian pisah batas (cut off).

Prosedur-prosedur pengujian yang dapat dilakukan auditor adalah:

a. pencocokan ke dokumen pendukung atas setiap pengkreditan dengan pendebetan


ke rekening saldo transaksi yang berkaitan dengan invoice tersebut.
b. Menelusur data transaksi dari dokumen dasar. Bila memungkinkan, hal ini
dilakukan dengan menelusur data ke jurnal penjualan dan selanjutnya menelusur
posting dari jurnal penjualan ke rekening penjualan di buku besar.

5. Perusahaan dapat saja mempekerjakan auditor intern dalam membantu pelaksanaan


tugas audit. Karena auditor tentu saja sangat membutuhkan peran auditor intern
perusahaan untuk menjelaskan aktivitas audit yang telah dijalankan selama ini kepada
perusahaan. Hal yang perlu diperhatikan bahwa, selama auditor tersebut tetap dapat
mempertahankan independensinya sebagai seorang auditor dan tidak terpengaruh
dengan manajemen. Namun jika auditor merasa akan dirugikan dengan auditor intern
tersebut, maka sebaiknya dia memutuskan untuk tidak mempekerjakan auditor itu
dalam pekerjaan auditnya karena akan mengganggu independensi dan kualitas audit.

SA Seksi 322 p. 02 – 05, menyatakan:


02 Salah satu tanggung jawab auditor dalam audit atas laporan keuangan
berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia adalah
untuk memperoleh bukti audit kompeten yang cukup sebagai dasar memadai untuk
menyatakan pendapat atas laporan keuangan entitas. Dalam memenuhi tanggung
jawab ini, auditor mempertahankan independensinya dari entitas tersebut.

03 Auditor intern bertanggung jawab untuk menyediakan jasa analisis dan evaluasi,
memberikan keyakinan dan rekomendasi, dan informasi lain kepada manajemen
entitas dan dewan komisaris, atau pihak lain yang setara wewenang dan tanggung
jawabnya. Untuk memenuhi tanggung jawabnya tersebut, auditor intern
mempertahankan objektivitasnya yang berkaitan dengan aktivitas yang diauditnya.

04 Tanggung jawab penting fungsi audit intern adalah memantau kinerja


pengendalian entitas. Pada waktu auditor berusaha memahami pengendalian intern,
ia harus berusaha memahami fungsi audit intern yang cukup untuk mengidentifikasi
aktivitas audit intern yang relevan dengan perencanaan audit. Lingkup prosedur
yang diperlukan untuk memahaminya bervariasi, tergantung atas sifat aktivitas audit
intern tersebut.

05 Auditor biasanya harus meminta keterangan kepada manajemen yang


bersangkutan dan staf audit intern mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan
auditor intern berikut ini:

1. Status auditor intern dalam organisasi entitas.

2. Penerapan standar profesional


3. Perencanaan audit, termasuk sifat, saat, dan lingkup pekerjaan audit.

4. Akses ke catatan dan apakah terdapat pembatasan atas lingkup aktivitas mereka.

6. Harus ada pemisahan tugas kunci. Pemisahan tugas adalah pengendalian yang sangat
penting dalam proses manajemen persediaan. Karena terdapat potensi adanya
pencurian atau kecurangan. Oleh karena itu, orang yang terlibat dalam fungsi
manajemen persediaan dan gudang persediaan seharusnya tidak memiliki akses
terhadap catatan persediaan, catatan akuntansi biaya atau buku besar. Ketika sistem
persediaan terkomputerisasi, harus terdapat pemisahan tugas yang memadai di dalam
departemen IT.

LITERATURE:

1) Auditing and Assurance Services; A Systematic Approach (Jasa Audit dan


Assurance; Pendekatan Sistematis karya Messier, Glover dan Prawitt

2) Auditing 1b karya Salam Mannan

3) Auditing 2 karya Abdul Halim/Totok

4) SPAP

5) Berbagai sumber dari situs internet.


Perhitungan Biaya Per Unit (Biaya Pesanan, Biaya Proses, dan Penentuan
Overhead Pabrik)

“PERHITUNGAN BIAYA PER UNIT”

Product Costing adalah suatu proses penghimpunan atau akumulasi biaya-biaya


yang terjadi di dalam suatu proses produksi dan memasukkannya ke dalam nilai produk
akhir perusahaan. Kegunaan product cost:
¨ In Financial Accounting :

yaitu untuk menilai persediaan dan harga pokok penjualan.


¨ In Managerial Accounting :
yaitu sebagai informasi bagi manajer dalam membuat suatu perencanaan, pengawasan,
dan pengambilan keputusan.
¨ In Cost Management :
yaitu menyediakan data mengenai biaya-biaya untuk berbagai tujuan manajemen biaya.
¨ In Reporting to Interested Organizations :

yaitu menyediakan data mengenai biaya-biaya bagi pihak luar perusahaan.

Type of product costing:


© Job order Costing (Biaya Pesanan)
Digunakan oleh perusahaan yang memproduksi suatu produk yang tidak sama
dalam jumlah yang relatif sedikit. Contoh : furniture, percetakan, dll.
© Process Costing (Biaya Proses)
Digunakan oleh perusahaan yang memproduksi suatu produk yang sama dalam jumlah
besar. Contoh : perusahaan makanan, semen, dll.

SISTIM BIAYA PESANAN

Kalkulasi biaya pokok pesanan kerja dilakukan oleh perusahaan yang


melaksanakan proses produksi berdasarkan pesanan. Untuk menghitung biaya produksi
harus diketahui unsur-unsur dari harga produksi tersebut yaitu biaya bahan baku
langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead.
Prosedur yang menyangkut perkiraan bahan baku meliputi pembelian bahan baku dan
penyerahan bahan baku dari gudang ke pabrik. Untuk dapat memindahkan bahan baku
dari gudang ke pabrik, supervisi pabrik terlebih dahulu harus mengisi Material
requisition form (formulir permintaan barang) yang diperuntukkan kepada dan disetujui
oleh supervisi gudang. Sedangkan untuk mengetahui biaya upah diperlukan data
mengenai jam kerja buruh dan tarif per jam kerja. Untuk menetapkan biaya overhead
dianggap agak rumit, karena adanya sifat-sifat biaya yang terjadinya pada saat tertentu,
sehingga tidak dapat dibebankan begitu saja kepada pesanan-pesanan. Di dalam
perhitungan biaya overhead diperlukan adanya tarif biaya overhead yang ditentukan di
muka atau disebut juga biaya overhead yang dibebankan. Biaya overhead yang
sebenarnya, dibebankan kepada perkiraan kontrol biaya overhead.

SISTIM BIAYA PROSES

Penerapan system akuntansi biaya proses yaitu seluruh biaya dikumpulkan per setiap
bagian/proses. Karakteristik metode harga pokok proses, yaitu:
1. Biaya dikumpulkan untuk setiap satuan waktu
2. Produk yang dihasilkan bersifat homogen dan sifatnya standar
3. Kegiatan produksi didasarkan pada budget produkri/schedule produksi untuk satuan
waktu tertentu
4. Tujuan produksi untuk mengisi persediaan yang selanjutnya dijual
5. Kegiatan produksi bersifat kontinyu atau terus-menerus
6. Jumlah total biaya maupun biaya satuan dihitung setiap akhir periode

Dihubungkan dengan pembebanan harga pokok kepada produk, metode harga


pokok proses dapat menggunakan system:
a. Semua elemen biaya dibebankan berdasar biaya sesungguhnya (historical cost
system). Dimana produk yang diolah dibebani biaya bahan, biaya tenaga kerja dan
biaya overhead pabrik yang sesungguhnya dinikmati oleh produk yang bersangkutan.
b. Elemen biaya tertentu yaitu biaya overhead pabrik, dibebankan berdasar tarif
c. atau biaya yang ditentukan dimuka.
Prasyarat penerapan akuntansi biaya menurut proses yaitu mempergunakan
system perpectual untuk perkiraan persediaan barang mentah, barang di dalam proses dan
barang selesai. Selanjutnya semua pengeluaran ini bergerak melalui Perkiraan Didalam
Proses (Work In Process), kemudian dipindahkan ke Perkiraan Harga Pokok Penjualan
(Cost Of Good Sold).

Penetapan Nilai Barang Didalam Proses

Penetapan biaya per unit dari suatu departemen ialah dengan cara membagi total biaya
dari departemen tersebut dengan unit yang diserahkan ke departemen berikutnya. Tetapi
yang menjadi masalah bagaimana jika di departemen tersebut ternyata terdapat produk
yang baru diproses sebagian. Perhitungan jumlah biaya yang akan dialokasikan ke
departemen berikutnya haruslah terlebih dahulu dikurangi dengan nilai barang-barang
yang baru diproses sebagian tersebut.

Guna menetapkan berapa bahan mentah, dan biaya-biaya anatara produk-produk yang
telah selesai dan dipindahkan ke departemen berikutnya dengan persediaan barang masih
tetap di departemen yang bersangkutan, maka perlu dihitung dan ditetapkan bagaimana
bahan mentah dan biaya-biaya lain tersebut dimasukan dalam produksi. Pengalokasian
biaya produksi antara unit yang telah selesai dan persediaan barang yang baru selesai
sebagian, terlebih dahulu harus ditetapkan:

 Jumlah “perbandingan unit” (equivalent unit) didalam periode yang bersangkutan


 Biaya produksi per unit ekuivalent (processing cost per equivalent unit) pada
periode yang bersangkutan

Produksi Unit Ekuivalen

Unit Ekuivalen adalah jumlah unit yang seharusnya diproduksi, jika tidak terdapat
barang dalam proses baik pada awal atau akhir periode. Sebagai ilustrasi, bahwa suatu
departemen tertentu telah mengeluarkan bahan mentah untuk 2.000 unit hasil. Pada akhir
bulan telah diselesaikan 80%. Anggaplah bahwa biaya produksi yang dibebankan selama
periode tersebut adalah $ 480.000, berarti biaya produksi per ekuivalent $ 300 per unit.
Bagan Sistem Biaya Proses

Berikut ini merupakan bagan system biaya proses dari biaya bahan baku langsung, tenaga
kerja langsung dan overhead.

Perbedaan antara Sistem Biaya Pesanan dan Sistem Biaya Proses


Sistem Biaya Pesanan Sistem Biaya Proses
o Banyak pesanan yang dikerjakan o Produk Tunggal yang dihasilkan
selama periode. selama periode waktu yang panjang.
o Biaya-biaya diakumulasi oleh masing- o Biaya-biaya diakumulasi berdasarkan
masing pesanan. departemen.
o Kartu Biaya Pesanan sebagai dokumen o Department production report adalah
kunci. dokumen kunci.
o Unit cost dihitung berdasarkan o Unit costs dihitung berdasarkan
pesanan. departemen

PEMBEBANAN OVERHEAD PABRIK

Biaya overhead pabrik adalah biaya-biaya bahan tak langsung, buruh tak langsung
dan biaya-biaya pabrik lainnya yang tidak secara mudah diidentifikasikan atau
dibebankan langsung pada suatu pekerjaan, hasil produksi atau tujuan biaya akhir.
Pendapat ahli lainya menyatakan bahwa biaya overhead pabrik merupakan setiap biaya
yang tidak secara langsung melekat pada suatu produk, yaitu semua biaya-biaya diluar
biaya bahan langsung dan biaya tenaga kerja langsung.

Biaya overhead pabrik mencakup biaya produksi lainnya seperti pemanasan ruang
pabrik, penerangan, penyusutan pabrik dan mesin-mesin. Biaya pabrik seperti
pemeliharaan gudang, bahan-bahan dan hal lain yang memberikan pelayanan-pelayanan
kepada bagian produksi juga merupakan bagian dari biaya overhead pabrik. Biaya
penjualan dan biaya distribusi, dan semua biaya administrasi juga diperhitungkan sebagai
biaya overhead sepanjang biaya-biaya tersebut tidak dapat secara langsung dihubungkan
dengan unit produk. Berbagai macam biaya overhead pabrik harus dibebankan kepada
semua pekerjaan yang terlaksana selama suatu periode.
Istilah lain yang dipakai untuk overhead pabrik adalah beban pabrik (factory
burden), beban pabrikasi (manufacturing expense), overhead pabrikasi, beban pabrik
(factory expense) dan biaya pabrikasi tidak langsung.

Overhead pabrik memiliki dua karakteristik yang harus dipertimbangkan dalam


pembebanannya pada hasil produksi secara layak. Karakteristik ini menyangkut
hubungan khusus antara overhead pabrik dengan:

1. Produk itu sendiri

Berbeda dengan bahan langsung dan upah pekerja langsung, overhead pabrik
merupakan bagian yang tidak berwujud dari barang jadi. Tidak ada surat
permintaan bahan ataupun kartu jam kerja yang digunakan untuk menyatakan
jumlah overhead, seperti perlengkapan pabrik atau pekerja tidak langsung, yang
diperhitungkan untuk pekerjaan atau produk tertentu. Namun overhead pabrik
tetap merupakan bagian dari biaya pabrikasi produk sebagaimana halnya dengan
bahan langsung dan pekerja langsung. Karena meningkatnya otomasi dalam
proses pabrikasi modern, overhead pabrik sebagai persentase dari produk total
juga akan meningkat, sementara bagian pekerja langsung menurun.

2. Jumlah volume produksi

Karakteristik ini menyangkut perubahan biaya karena banyak pos atau unsur
overhead terpengaruh oleh perubahan volume produksi; yaitu overhead bisa
bersifat tetap, variabel atau semivariabel. Biaya overhead tetap secara relatif tidak
berubah meskipun volume produksi berubah dalam rentang yang relevan,
sedangkan overhead tetap per unit akan berubah dalam arah yang berlawanan
dengan volume produksi. Overhead variabel bervariasi secara sebanding atau
sejajar dengan volume produksi, juga dalam rentang yang relevan. Overhead
semivariabel bervariasi, tetapi tidak sebanding dengan unit yang diproduksi.
Apabila volume produksi berubah, efek gabungan dari berbagai pola overhead
yang berbeda ini dapat mengakibatkan biaya pabrikasi per unit berfluktuasi besar,
kecuali kalau diusahakan suatu metode untuk memantapkan beban overhead pada
unit yang diproduksi.

Suatu hal yang mustahil untuk menelusuri setiap jenis overhead pabrik ke
pekerjaan atau produk tertentu sehingga harus dilakukan pengalokasian yang arbiter.
Tarif overhead yang ditentukan terlebih dahulu memungkinkan adanya suatu adanya
pengalokasian yang sepadan dan logis. Penentuan tarif biaya overhead pabrik
dilaksanakan melalui tiga tahap berikut ini:

1. Menyusun anggaran biaya overhead pabrik.

Pengestimasian atau penganggaran biaya untuk setiap departemen produksi


dan jasa di pabrik menurut sifatnya seperti kepenyeliaan, perlengkapan listrik
dan lain-lain.

2. Memilih dasar pembebanan biaya overhead pabrik kepada produk.

Pemilihan dasar yang paling tepat untuk menerapkan overhead merupakan


suatu hal yang sangat penting karena sistem biaya harus menyediakan data
biaya yang cukup tepat dan manajemen juga harus mendapatkan data yang
berarti dan bernilai. Oleh sebab itu, tujuan utama dalam memilih suatu dasar
adalah untuk memastikan bahwa dalam kaitan manfaat atau hubungan kausal,
pembebanan overhead pabrik sebanding dengan pekerjaan, produk atau
pekerjaan yang dilaksanakan atau dasar yang dipilih harus berkaitan erat
dengan fungsi overhead yang diterapkan tersebut.

3. Menghitung tarif biaya overhead pabrik.

Tarif biaya overhead memungkinkan adanya suatu pengalokasian yang


sepadan dan logis. Baik bagi prosedur akumulasi biaya pesanan maupun untuk
biaya proses, sistem ini memberikan satu-satunya pilihan terbaik untuk
menghitung biaya overhead dengan tepat, guna memenuhi kebutuhan
manajemen, mengidentifikasi ketidakefisienan dan untuk meratakan fluktuasi
biaya per unit bulanan yang tidak dapat dikendalikan dan terkadang tampak
tidak logis.

Dalam departemenisasi biaya overhead pabrik, tarif biaya overhead pabrik


dihitung untuk setiap departemen dengan dasar pembebanan yang mungkin berbeda di
antara departemen-departemen yang ada. Hal itu dimaksudkan agar dapat diperoleh
kepastian/kejelasan tanggung jawab setiap biaya yang terjadi dalam departemen tertentu.
Sehingga dengan digunakannya tarif-tarif biaya overhead pabrik yang berbeda untuk tiap
departemen akan dapat memberikan ketelitian di dalam penentuan harga pokok produk
ada masing-masing departemen yang bersangkutan.

Di dalam menyusun budget untuk kepentingan distribusi biaya overhead pabrik,


maka perlu elemen biaya overhead pabrik dikelompokkan, menjadi: 1) Biaya overhead
langsung departemen yaitu jenis biaya overhead pabrik yang terjadi atau dapat langsung
dibebankan kepada departemen tertentu, dan 2) Biaya overhead pabrik tidak langsung
departemen yaitu jenis biaya overhead pabrik yang manfaatnya dinikmati oleh lebih dari
satu departemen. Hal ini dimaksudkan untuk lebih mudah nantinya di dalam melakukan
pengalokasiannya maupun di dalam penghitungan tarif pembebanannya.
KASUS RINGO RAG COMPANY

Perusahaan Ringo membeli bahan kain lap dari 3 sumber, yaitu perusahaan
textile, laundry, dan tukang loak. Proses produksi perusahaan ini tidak sulit. Pertama,
kain dibeli dari tukang loak yang dicuci dan dikeringkan dalam mesin special. Kain yang
sudah bersih dan dibeli dari laundry yang telah dicuci, dipindahkan ke departemen
pemeriksaaan (mutu). Disini, masing-masing kain diperiksa dan digolongkan menurut
tingkat penyerapan dalam kualitas A, B, atau C, dimana A adalah kualitas terbaik.
Perusahaan textile menjual kain yang bersih dan telah digolongkan. Kemudian kain lap
dipotong dalam ukuran 1 hingga 1,5 feet. Potongan dari bahan yang terlalu kecil untuk
pemotongan selanjutnya atau berlubang atau tidak dapat digunakan lagi akan dibakar.
Kain yang dipotong kemudian dikemas dalam 5, 10, 20, dan 50 pon karton.

Harga jual adalah sebagai berikut : (gudang FOB)


Ukuran karton
Kualitas
5 pon 10 pon 20 pon 50 pon
C $ 0,70 $ 1,30 $ 2,40 $ 5,00
B 0,75 1,40 2,60 5,50
A 0,90 1,70 3,20 7,00

Biaya bahan mentah berbeda untuk setiap sumber. Biaya pada perusahaan textile
adalah $ 6.00, $ 5.00 , dan $ 4.00 per cwt untuk kualitas A, B, dan C. 20% dari berat yang
dibeli akan terbuang dalam proses pemotongan. Hal ini menunjukkan “factor yang
hilang” (kerugian). Bulan sebelumnya, jumlah yang dibeli dari perusahaan textile adalah
sebagai berikut :

Kualitas A 43.750 pon

Kualitas B 25.000 pon

Kualitas C 6.250 pon


Biaya laundry adalah $ 3,00 per cwt. Pengalaman masa lalu menunjukkan
kerugian sebesar 33,33%. Hasil rasio dari bahan yang berasal dari laundry adalah ¼
untuk kualitas A, ½ untuk kualitas B, dan ¼ untuk kualitas C. Bulan sebelumnya Ringo
membeli 60.000 pon bahan dari laundry.

Kerugian tertinggi terjadi pada bahan yang dibeli dari tukang loak, yaitu sebesar
50%. Biaya bahan dari tukang loak adalah $ 1,00 per cwt. Bulan sebelumnya, perusahaan
membeli 50.000 pon dari sumber ini. Dari bahan ini biasanya menghasilkan kain lap
sekitar 1/5 kualitas A, 2/5 kualitas B, dan 2/5 kualitas C. Untuk kain yang dibeli dari
tukang loak dan laundry, sekitar ½ dari kerugian keseluruhan berasal dari penggolongan
dan ½ dari pemotongan.

Perusahaan mempekerjakan 25 orang wanita dalam 3 depertemen. Masing-masing


mereka dibayar $ 1,1 per jam. Bulan sebelumnya, kartu jam kerja mengindikasikan
bahwa waktu yang mereka habiskan adalah sebagai berikut :

Penggolongan 1.000 jam

Pemotongan 3.000 jam

Pengepakan 600 jam

Total 4.600 jam

Bulan sebelumnya, produksi dan penjualan (dibersihkan, dipotong, dan


dikotakkan), dalam pon adalah :
Penjualan
Kualitas Produksi
Pon $
A 50.000 50.000 7.750
B 50.000 50.000 6.500
C 25.000 25.000 3.125
Total 125.000 125.000 17.375
Dua mandor dipekerjakan dalam perusahaan, masing-masing bibayar $7.500 per
tahun. ¼ dari waktu mereka dihabiskan untuk mengisi dan mengeluarkan muatan pada
pencucian dan pengeringan. ¼ lagi untuk memindahkan kotak yang sudah dipak ke
gudang untuk pengiriman. Dan sisanya untuk mengawasi dan memeriksa pekerjaan
pekerja wanita.

Dua set alat pencucian dan pengeringan yang dimiliki perusahaan mempunyai
depresiasi lebih dari 5 tahun dalam metode garis lurus. Masing-masing alat memiliki
kapasitas 100 pon per muatan dan dapat berputar sebanyak 16 kali muatan selama satu
hari kerja.

Beban-beban selain bahan mentah dan tenaga kerja dalam seahun adalah :
$ 760 pencucian dan pengeringan, $ 300
Depresiasi $ 3.060
mesin pemotongan, $ 2.000 untuk 2 mobil
Natural gas 600 Digunakan untuk pengeringan
¾ untuk pencucian dan pengeringan, ¼
Listrik 480
untuk pemotongan
Sewa 3.200 Sewa guna gudang*
Deterjen (untuk mencuci) 1.000
Bookkeeper/sekretaris 4.100
BBM (untuk mobil) 400 $ 0.01 per mile
Akomodasi (tempat menginap ½ untuk pembelian, ½ untuk penjualan
6.000
dan makanan)
5 dan 10 pound kotak @ $ 0.07; 20 dan 50
Karton pengepakan 7.200
pon kotak @ $ 0,10
Beban lain-lain 1.200
(*) ¼ untuk penyimpanan kain lap yang tidak diproses (rata-rata pembelian 1 bulan), ¼
untuk penyimpanan kain lap yang dikotak (1 bulan penjualan), ¼ untuk pemotongan,
1/8 untuk penggolongan dan pembersihan, 1 ruangan dipakai untuk kantor yang tidak
dihitung pada penggunaan gudang.
Pertanyaan :
Hitung kontribusi margin dan laba biaya penuh untuk masing-masing dari 5 sumber
pembelian yang berbeda (rongsokan/junk, laundry, tex. A, tex, B, tex. C). Langkah-
langkahnya :
A. 1. Hitung pendapatan rata-rata per pound berdasarkan penggolongan.
2. Hitung pendapatan rata-rata tertimbang per pound untuk setiap 5 sumber pembelian.
3. Hitung biaya bahan mentah per pound yang terjual, untuk masing-masing sumber.
4. Hitung biaya tenaga kerja langsung per pound yang terjual untuk :
a. Penggolongan
b. Pemotongan
5. Hitung biaya pengepakan (tenaga kerja dan bahan) per pound yang terjual.
6. Hitung overhead variable per pound yang terjual untuk sumber barang
rongsokan/junk source.
7. Item 1-6 menggambarkan kontribusi laba pada sumber pembelian.
8. Tentukan biaya overhead tetap untuk setiap 5 sumber pembelian.
Tentukan biaya khusus untuk sumber yang berasal dari barang rongsokan.
Tentukan seluruh biaya overhead dari ke-5 sumber.
Bagilah dalam penjualan per pound untuk mendapatkan overhead tetap per pound.
9. Item 1-3 menggambarkan laba biaya penuh dari berbagai sumber.
B. Apa yang harus dilakukan manajemen?
1. Seberapa pentingkah perusahaan menggunakan bermacam-macam sumber yang
optimal?
2. Dapatkah Anda menghitung keuntungan dengan penggolongan? Apakah ini
merupakan informasi yang bermanfaat?
3. Apa rekomendasimu mengenai seluruh penjualan kain lap dari barang rongsokan
yang dibersihkan, dipotong, dan di pak sebagai kualitas C, tanpa disortir?
4. Apa rekomendasi lain yang Anda miliki untuk Mr. Ringo?
5. Sebagai suatu penilaian secara keseluruhan, apakah bisnis ini benar-benar
membutuhkan bantuan Anda atau tidak?
Petunjuk : dapatkah Anda mengestimasi ROA (Return On Assets) untuk bisnis ini?
PEMBAHASAN (unpublished)
I. Sebutkan dan jelaskan metode-metode perlakuan akuntansi untuk penggabungan
usaha?

Jawab :

1. Penyatuan Kepemilikan (Pooling of Interest)


Pada metode ini badan usaha yang baru dianggap sebagai kelanjutan dari semua badan
usaha yang bergabung, baik dalam bentuk suatu badan usaha yang tunggal maupun
sebagai induk perusahaan dengan satu atau beberapa anak perusahaan. Pada metode
ini asset tidak dinilai kembali, goodwill tidak muncul, investasi dicatat pada nilai
nominal atau dengan kata lain bahwa metode penggabungan dengan cara ini
mengakumulasi nilai aktiva bersih berdasarkan nilai buku masing-masing.

2. Pembelian (By Purchase)


Penggabungan badan usaha dikatakan atas dasar pembelian apabila penggabungan
badan usaha tersebut berakibat pada para pemilik perusahaan yang bergabung tidak
ikut berpartisipasi secara substansial di dalam perusahaan tunggal yang dibentuk.
Metode pembelian didasarkan pada asumsi bahwa penggabungan usaha merupakan
suatu transaksi dimana suatu entitas memperoleh aktiva bersih dari perusahaan-
perusahaan lain yang bergabung. Pada akuntansi pembelian asset secara umum
dinilai kembali untuk nilai yang wajar pada tanggal akuisisi, dan selisih antara biaya
pembelian dan penilaian kembali asset digambarkan sebaegai goodwill pada
konsolidasi. Selain itu, investasi holding company dicatat pada nilai pasar, asset dan
kewajiban yang diperoleh perusaahaan secara umum dinilai kembali pada nilai
wajar pada tanggal penggabungan.
II. Dibawah ini disajikan Neraca per 30 November 2006 dari PT.X dan PT.Y
PT.X PT.Y
AKTIVA LANCAR 1.160.000.000 750.000.000
AKTIVA TETAP 1.800.000.000 1.750.000.000
INVESTASI SAHAM PT.Y 540.000.000
JUMLAH AKTIVA 3.500.000.000 2.500.000.000
HUTANG LANCAR 350.000.000 300.000.000
HUTANG JANGKA PANJANG 500.000.000 350.000.000
MODAL SAHAM 1.360.000.000 250.000.000
TAMBAHAN MODAL DISETOR 2.040.000.000 400.000.000
LABA DITAHAN (750.000.000) 1.200.000.000
JUMLAH KEWAJIBAN DAN 3.500.000.000 2.500.000.000
EKUITAS

· PT.X membeli semua saham-saham PT.Y pada tanggal 30 November 2006 dengan cara
menukarkan saham dalam perbandingan 1 saham PT.X ditukar dengan 5 saham PT.Y.

· PT.Y dihentikan kegiatan operasinya.

· Modal saham PT.X terdiri atas 68.000 lembar saham yang beredar dengan nominal Rp.
20.000/ lembar.

· Modal saham PT.Y terdiri atas 100.000 lembar saham yang beredar dengan nominal Rp.
2.500/ lembar.

· Saham PT.X dijual di bursa saham dengan harga Rp. 30.000/ lembar. Investasi PT. X pada
PT.Y dicatat sebesar harga tersebut.

Diminta :
Susunlah NERACA PT.X per 30 November 2006 setelah dilakukan penggabungan
usaha (Merger) dengan asumsi menggunakan :

a. Metode Pooling of interst.

b. Metode By Purchase.

Jawab :

a. Metode Pooling of Interest


Ketentuan 1 saham PT.X untuk 5 saham PT.Y

Modal saham PT.X 20.000 lbr @ 20.000 = 400.000.000

Modal saham PT.Y 100.000 lbr @ 2.500 = 250.000.000

Selisih = 150.000.000

Dikurangi tambahan modal disetor PT.Y = 400.000.000

Sisa Tambahan Modal Disetor PT.Y 250.000.000

Investasi pada saham PT.Y 18.000 lbr @ 30.000 = 540.000.000

Tambahan Modal Disetor (Negatif) 290.000.000

Jurnal yang dibuat oleh PT.X untuk mencatat transfer aktiva bersih PT.Y

Aktiva Lancar 750.000.000

Aktiva Tetap 1.750.000.000

Tambahan Modal Disetor 290.000.000

Hutang Lancar 300.000.000

Hutang Jangka Panjang 350.000.000

Laba Ditahan 1.200.000.000

Modal Saham 20.000 lbr @ 20.000 400.000.000

Investasi pada saham PT.Y 540.000.000

NERACA PT.X (Setelah Penggabungan Usaha)


Aktiva Lancar 1.910.000.000 Hutang Lancar 650.000.000
Aktiva Tetap 3.550.000.000 Hutang jgk pjg 850.000.000

Modal Saham

88.000 lbr @ 20.000 1.760.000.000

Tambahan Modal Disetor 1.750.000.000

Laba DiTahan 450.000.000


Jumlah 5.460.000.000 Jumlah 5.460.000.000

b. Metode By Purchase

Ketentuan 1 saham PT.X untuk 5 saham PT.Y

Modal saham PT.X 20.000 lbr @ 20.000 = 400.000.000

Modal saham PT.Y 100.000 lbr @ 2.500 = 250.000.000

Modal saham baru PT.X dicatat sebesar nilai nominalnya, tetapi karena menggunakan
metode By Purchase, perlu diperhitungkan harga pasar (nilai wajar) dari saham tersebut
dengan cara sbb:

Nilai pasar saham PT.X = 20.000 lbr x 30.000 = 600.000.000

Nilai Nominal saham 20.000 lbr x 20.000 = 400.000.000

Tambahan Modal Disetor 20.000 lbr x 10.000 = 200.000.000

Jurnal yang dibuat oleh PT.X untuk mencatat transfer aktiva bersih PT.Y

Aktiva Lancar 750.000.000

Aktiva Tetap 1.750.000.000


Hutang Lancar 300.000.000

Hutang Jangka Panjang 350.000.000

Modal Saham 20.000 lbr @ 20.000 400.000.000

Tambahan Modal Disetor 20.000 lbr @ 10.000 200.000.000

Investasi pada saham PT.Y 540.000.000

Goodwill 710.000.000

NERACA PT.X (Setelah Penggabungan Usaha)


Aktiva Lancar 1.910.000.000 Hutang Lancar 650.000.000

Aktiva Tetap 3.550.000.000 Hutang jgk pjg 850.000.000

Modal Saham

88.000 lbr @ 20.000 1.760.000.000

Tambahan Modal Disetor 2.240.000.000

Laba DiTahan (750.000.000)

Goodwill 710.000.000
Jumlah 5.460.000.000 Jumlah 5.460.000.000

Wati Hutabarat

1. Kasus konstruksi : Diasumsikan sebuah kontrak senilai $ 500.000 dikerjakan


selama 3 tahun dan total biaya yang terjadi $ 405.000. Berikut data setiap periode kontrak
konstruksi:

Year 1 Year 2 Year 3


Cumulative costs incurred to date $ 150.000 $ 360.000 $ 405.000

Estimated costs yet to be incurred

at year end $ 300.000 $ 40.000 -

Progress billing made during year $ 100.000 $ 370.000 $ 30.000

Collection of billing $ 75.000 $ 300.000 $ 125.000

Diminta :

1. Pencatatan jurnal untuk transaksi diatas dan jurnal untuk metode persentase
penyelesaian!
2. Hitung gross profit setiap periode!

Jurnal untuk transaksi diatas :

Year 1 Year 2 Year 3

Construction in progress $150.000 $210.000 $45.000

Cash, payable,etc $150.000 $ 210.000 $ 45.000

Contract receivable $ 100.000 $370.000 $30.000

Billing on contract $ 100.000 $370.000 $30.000

Cash $ 75.000 $ 300.000 $ 125.000

Contract receivable $ 75.000 $ 300.000 $ 125.000

Jurnal untuk Metode Persentase Penyelesaian :

Year 1 Year 2 Year 3

Construction in progress $ 16.667 $ 73.333 $ 5.000

Cost of revenue earned $ 150.000 $210.000 $ 45.000

Contracts revenue earned $ 166.667* $ 283.333* $ 50.000*


* costs to date × expected - gross profit = current gross

Cumulative costs incurred total gross previously profit

+ Estimated costs to completed profit recognized

Year 1

$150.000 × 500.000 – 0 = $166.667

150.000 + 300.000

Year 2

$360.000 × 500.000 - $166.667 = $ 283.333

$ 360.000 + $ 40.000

Year 3

$ 405.000 × 500.000 - $166.667 - $ 283.333 = $ 50.000

$ 405.000 + 0

Year 1 Year 2 Year 3 Total

Contracts revenue earned $166.667 $ 283.333 $ 50.000 $ 500.000

Cost of revenue earned ($150.000) ($ 210.000) ($ 45.000) ($ 405.000)

Gross profit $ 16.667 $ 73.333 $ 5.000 $ 95.000

2. Kasus konstruksi : Suatu proyek konstruksi senilai 1M dengan jangka waktu


pelaksanaan pekerjaan tahun 2004-2008, dengan keterangan biaya yang terjadi
sebagai berikut:

Tahun 2004 :

- Akuntansi biaya s/d akhir tahun buku 150 juta


- Perkiraan sisa biaya penyelesaian 700 juta

Tahun 2005 :

- Akuntansi biaya s/d akhir tahun buku 400 juta

- Perkiraan sisa biaya penyelesaian 450 juta

Tahun 2006 :

- Akuntansi biaya s/d akhir tahun buku 600 juta

- Perkiraan sisa biaya penyelesaian 250 juta

Tahun 2007 :

- Akuntansi biaya s/d akhir tahun buku 750 juta

- Perkiraan sisa biaya penyelesaian 100 juta

Tahun 2008 :

- Akuntansi biaya s/d akhir tahun buku 875 juta

- Perkiraan sisa biaya penyelesaian 850 juta

Ditanya: hitung laba bruto setiap tahunnya!

Jawaban :

Tahun 2004

Harga kontrak 1.000.000.000

Akuntansi biaya 150.000.000

Taksiran sisa biaya 700.000.000 +


Total 850.000.000-

Perkiraan laba bruto 150.000.000

Laba bruto tahun 2004 adalah:

= 150juta * 150 juta = Rp. 26.470.589,-

850 juta

Tahun 2005

Harga kontrak 1.000.000.000

Akuntansi biaya 400.000.000

Taksiran sisa biaya 450.000.000 +

Total 850.000.000-

Perkiraan laba bruto 150.000.000

Laba bruto tahun 2005 adalah:

= 400juta * 150 juta = Rp.70.588.235,-

850 juta

Laba bruto sampai tahun 2004 = Rp. 26.470.589,-

Laba bruto usaha tahun 2005 = Rp. 44.117.646,-

Tahun 2006

Harga kontrak 1.000.000.000

Akuntansi biaya 600.000.000


Taksiran sisa biaya 250.000.000 +

Total 850.000.000-

Perkiraan laba bruto 150.000.000

Laba bruto tahun 2006 adalah:

= 600juta * 150 juta = Rp.105. 882.352,-

850 juta

Laba bruto sampai tahun 2005 = Rp. 70.588.235,-

Laba bruto usaha tahun 2006 = Rp. 35.294.117,-

Tahun 2007

Harga kontrak 1.000.000.000

Akuntansi biaya 750.000.000

Taksiran sisa biaya 100.000.000 +

Total 850.000.000-

Perkiraan laba bruto 150.000.000

Laba bruto tahun 2007 adalah:

= 750juta * 150 juta = Rp.132.352.941,-

850 juta

Laba bruto sampai tahun 2006 = Rp. 105.882.352,-

Laba bruto usaha tahun 2007 = Rp. 26.470.588 ,-


RAHMITA SARI

TUGAS PELAPORAN AKUNTANSI KEUANGAN

1. Jelaskan perbedaan program pensiun Iuran pasti dan Program pensiun manfaat pasti

Jawaban:
- Program pensiun iuran pasti adalah Program Pensiun yang iurannya ditetapkan
dalam Peraturan Dana Pensiun dan seluruh iuran serta hasil
pengembangannya dibukukan pada rekening masing- masing peserta sebagai
manfaat pensiun.
Kriterianya adalah:
a. Obligasi pemberi kerja untuk setiap periode ditentukan oleh jumlah yang telah
diiurankan
b. Iuran didasarkan pada suatu rumus yang menggunakan kompensasi karyawan
c. Tidak terdapat keuntungan atau kerugian actuarial
d. Didasari pada jasa karyawan selama periode
e. Jika terjadi pembayaran lebih, maka kelebihan ini diperlakukan untuk
penambahan iuran masa depan
- Program Pensiun Manfaat Pasti (PPMP) adalah Program Pensiun yang
manfaatnya ditetapkan dalam Peraturan Dana Pensiun atau Program Pensiun
lain yang bukan merupakan Program Pensiun luran Pasti.
Kriterianya adalah:
a. Didasari pada umur, lamanya jasa dan tigkat upah atau gaji
b. Dapat tidak didanai, didanai sebagian atau didanai secara keseluruhan oleh
pemberi kerja
c. Pembayaran atas manfaat tergantung pada posisi dana keuangan dan kinerja
investasi

2. Jelaskan pelaporan asuransi menurut PSAK, IFRS dan SFAS

Jawaban:

Akuntansi dan Pelaporan Asuransi Menurut PSAK 36 yaitu:


Neraca:
- Aktiva dan kewajiban tidak dikelompokkan menurut lancar dan tidak lancar
(unclassified), tetapi mendahulukan kelompok akun investasi dan kelompok
akun kewajiban kepada pemegang polis.
- Dengan demikian laporan keuangan menggambarkan kemampuan perusahaan
dalam memenuhi kewajibannya kepada pemegang polis.

Laporan Laba-Rugi:
- Laporan laba rugi disusun dalam bentuk single step.
- Pendapatan premi disajikan sedemikian rupa sehingga menunjukkan jumlah
premi bruto, premi reasuransi, dan kenaikan (penurunan) premi yang belum
merupakan pendapatan.
- Premi reasuransi disajikan sebagai pengurang premi bruto.
- Hasil investasi disajikan setelah pendapatan investasi dikurangi dengan beban
investasi terkait langsung. Keuntungan (kerugian) penjualan investasi, dan
selisih kurs valuta asing yang berkaitan dengan investasi disajikan sebagai
bagian dari hasil investasi.

Pelaporan Asuransi menurut IFRS 4 yaitu:

Informasi laporan keuangan asuransi yang timbul dari kontrak asuransi:


- Kebijakan akuntansi atas kontrak asuransi dan yang berhubungan dengan harta,
kewajiban, pendapatan dan biaya
- Pengakuan harta, kewajiban, pendapatan, biaya dan arus kas dari kontrak
asuransi
- Pengungkapan tambahan tertentu.
- Pengaruh perubahan asumsi
- Rekonsiliasi perubahan kewajiban asuransi, harta reasuransi, dan biaya akuisisi
tangguhan

Berdasarkan SFAS 60: Accounting and Reporting Insurance Enterprises

Yaitu Prinsip Umum:


Kontrak asuransi dikelompokkan atas:
- Kontrak durasi Pendek (Short-duration Contract)
Kontrak meliputi proteksi asuransi pada periode tetap dari durasi pendek dan
memungkinkan insurer untuk membatalkan kontrak atau menyesuaikan
penetapan kontrak pada akhir waktu kontrak, seperti penyesuain sejumlah
premium.
- Kontrak durasi Panjang (Long-duration Contract)
Kontrak secara umum bukan subjek perubahan unilateral dalam
penetapannya, seperti ketidakpembatalan atau jaminan kontrak yang dapat
diperbaharui, dan meliputi kinerja berragam fungsi dan servis untuk periode
perpanjangan.

Muji Lestari

SOAL I

1. Pada tanggal 1 Oktober 20x1, Jeiha Products membeli barang secara kredit dari Japan
Industries dengan nilai 2.000.000 yen.

2. Transaksi tersebut didenominasi dalam yen, dan Jeiha Products menghapuskan risiko
dalam kewajiban mata uang asingnya dengan kontrak forward untuk menerima 2.000.000
yen dari pedagang mata uang asing

3. Jangka waktu kontrak forward sama dengan periode kredit 6 bulan yang diberikan oleh
Japan Industries.

4. Tanggal akhir tahun Jeiha adalah 31 Desember dan utang akan diselesaikan pada tanggal 1
April 20x2.

Kurs langsung yang relevan adalah sbb:

Nilai setara Dollar AS


dari 1 yen
Tanggal Kurs Tunai Kurs Forward
1 Oktober 20x1 $ 0.0070 $ 0.0075 (180 hari)
31 Desember 20x1 0.0080 0.0077 (90 hari)
1 April 20x2 0.0076

Buatlah jurnal untuk transaksi tanggal 1 Oktober 20x1, 31 Desember 20x1 dan 1
April 20x2 !
JAWAB:

Persediaan 14.000
Membeli persediaan secara kredit:
2.000.000 yen x $0.0070 = $14.000
Utang Usaha 14.000
1 Okt
Piutang Mata Uang 15.000
20x1 Membeli kontrak forward:
Asing dari Broker
15.000
2.000.000 yen x $0.0075 = $15.000
Utang Dollar ke Broker
Menyesuaikan piutang yang Piutang Mata Uang 400
didenominasi dalam yen Asing dari Broker
menggunakan kurs forward: 400
Keuntungan Transaksi
2.000.000 yen x $(0.0070-0.0075) = $ Mata Uang Asing
31 Des 400
20x1 Menyesuaikan utang yang Kerugian Transaksi 2.000
didenominasi dalam yen Mata Uang Asing
menggunakan kurs tunai: 2.000
Utang Usaha
2.000.000 yen x $(0.0080-0.0070) = $
2.000
Menyesuaikan piutang didenominasi Kerugian Transaksi 200
dalam yen sesuai kurs forward: Mata Uang Asing
200
2.000.000 yen x $(0.0076-0.0077) = $ Piutang Mata Uang
200 Asing dari Broker
Menyesuaikan utang didenominasi Utang Usaha 800
dalam yen sesuai kurs tunai:
Keuntungan Transaksi 800
2.000.000 yen x $(0.0076-0.0080) = $ Mata Uang Asing
800
1 April
Utang Dollar ke Broker 15.000
20x2
Menyerahkan dollar AS ke Broker
Kas 15.000
Menerima 2.000.000 yen dari Broker, Unit Mata Uang Asing 15.200
dinilai pada kurs tunai:
Piutang Mata Uang 15.200
2.000.000 yen x $ 0.0076 = $ 15.200 Asing dari Broker
Membayar 2.000.000 yen ke Japan Utang Usaha 15.200
Industries untuk penyelesaian
kewajiban yang didenominasi dalam Unit Mata Uang Asing 15.200
yen.
SOAL II

Jelaskan dua metode akuntansi yang dikenal dalam industri migas !

JAWAB:

Metode akuntansi dalam industri migas yaitu:

1. Metode Full Cost (FC)


Berdasarkan metode FC, pencarian minyak dan gas bumi yang gagal merupakan
biaya dari pencarian minyak dan gas bumi yang berhasil, dengan alasan bahwa biaya
dari sumber yang gagal menghasilkan minyak dan gas bumi (dry hole) termasuk
bagian dari biaya yang diperlukan untuk memperoleh lubang minyak dan gas bumi
yang menghasilkan minyak dan gas bumi serta menguntungkan.
2. Metode Successful Effort (SE)

Metode SE hanya memperhitungkan biaya dari proyek yang berhasil untuk dikapitalisir,
sedangkan biaya pencarian minyak dan gas bumi yang gagal harus dianggap sebagai
pengeluaran (expense) pada saat itu juga.

SOAL UJIAN SEMESTER PELAPORAN KEUANGAN

OLEH : MEILIANA ANDRIANI

1. Dalam PSAK No.44 dinyatakan bahwa apabila suatu transaksi real estate tidak
memenuhi criteria pengakuan laba dengan metode akrual penuh, pengakuannya dapat
diakui dengan metode deposit. Apa yang membedakan metode deposit dengan
metode akrual penuh ? Jelaskan !

Jawab :

Pendapatan penjualan bangunan rumah, ruko, bangunan sejenis lainnya beserta


kapling tanahnya diakui dengan metode akrual penuh (full accrual method) apabila
seluruh kriteria berikut terpenuhi :

a. Proses penjualan telah selesai


b. Harga jual akan tertagih
c. Tagihan penjual tidak akan bersifat subordinasi di masa yang akan datang terhadap
pinjaman lain yang akan diperoleh pembeli
d. Penjual telah mengendalikan risiko dan manfaat kepemilikan unit bangunan kepada
pembeli melalui suatu transaksi yang secara substansi adalah penjualan dan
penjual tidak lagi berkewajiban atau terlibat secara signifikan dengan unit
bangunan tersebut.

Penerapan metode deposit adalah sebagai berikut :

a. Penjual tidak mengakui pendapatan atas transaksi penjualan unit real estate,
penerimaan pembayaran oleh pembeli dibukukan sebagai uang muka
b. Piutang dari transaksi penjualan unit real estate tidak diakui
c. Unit real estate tersebut tetap dicatat sebagai aktiva penjual, demikian juga dengan
kewajiban yang terkait dengan unit real estate tersebut, walaupun kewajiban
tersebut telah dialihkan ke pembeli

2. Perusahaan konstruksi A mempunyai harga kontrak tetap sebesar Rp 1,200,000,000


untuk proyek pembangunan. Berikut rincian biaya yang terjadi :

Biaya tenaga kerja Rp 100,000,000

Biaya material konstruksi Rp 300,000,000

Penyusutan bangunan dan peralatan Rp 80,000,000

Biaya marketing dan penjualan Rp. 70,000,000

Total Rp 550,000,000

Total biaya estimasi kontrak penyelesaian sebesar Rp 550,000,000

Diminta : Berdasarkan PSAK No.34, hitunglah jumlah pendapatan, biaya dan laba yang

Diakui dan berapa persentase penyelesainnya?

Jawaban :

Biaya kontrak yang terjadi :

B.tenaga kerja Rp 100,000,000

B.material Rp 300,000,000

Penyusutan bangunan Rp 80,000,000

Rp 480,000,000

Persentase penyelesaaian = 480,000,000/ (480,000,000+550,000,000)

= 480,000,000 / 1,030,000,000 = 46 %
Pendapatan, biaya dan laba yang diakui

Pendapatan = 1,200,000,000 x 46 % = 552,000,000

Biaya = 1,030,000,000 x 46 % = 473,800,000

Laba = 78,200,000

Lira Justitia

SOAL

1. Jelaskan 2 metode pencatatan akuntansi untuk penggabungan usaha !

Terdapat 2 metode pencatatan akuntansi untuk penggabungan usaha,


yaitu :

o Pembelian (by purchase)

Metode pembelian didasarkan pada asumsi bahwa penggabungan usaha


merupakan suatu transaksi dimana suatu entitas memperoleh aktiva bersih dari
perusahaan-perusahaan lain yang bergabung. Penggabungan badan usaha atas
dasar pembelian para pemilik perusahaan yang bergabung tidak ikut
berpartisipasi secara substansial di dalam perusahaan tunggal yang dibentuk.
Harta kekayaan yang diperoleh dalam transaksi penggabungan harus dicatat
dalam buku-buku usaha yang memperolehnya atas dasar harga perolehan yang
diukur dengan uang.

Pada akuntansi pembelian aset secara umum dinilai kembali untuk nilai yang
wajar pada tanggal akuisisi, dan selisih antara biaya pembelian dan penilaian
kembali aset digambarkan sebagai goodwill pada konsolidasi. Selain itu,
investasi holding company dicatat pada nilai pasar, aset dan kewajiban yang
diperoleh perusahaan secara umum dinilai kembali pada nilai wajar pada
tanggal penggabungan.
o Penyatuan Kepemilikan (Pooling of Interest)

Menurut metode ini badan usaha yang baru dianggap sebagai kelanjutan dari
semua badan usaha yang bergabung, baik dalam bentuk suatu badan usaha
yang tunggal maupun sebagai induk perusahaan dengan satu atau beberapa
anak perusahaan.

Pada metode penyatuan kepemilikan aset tidak dinilai kembali, goodwill tidak
muncul, , investasi dicatat pada nilai nominal.

2. Menurut IFRS No.3 metode penyatuan kepemilikan tidak lagi diizinkan untuk
digunakan dalam pencatatan penggabungan usaha. Mengapa demikian ?

Dengan metode penyatuan kepemilikan, asset yang diperoleh tidak dinilai kembali,
asset dicatat pada nilai buku sehingga tidak muncul goodwill. Hal ini menyebabkan
kurang wajarnya nilai asset, sehingga kekayaan yang diperoleh menjadi tidak akurat dan
fair. Selain itu, dengan adanya metode pembelian dan penyatuan kepentingan,
manajemen sering mencari celah agar dapat menggunakan salah satu dari dua metode
pencatatan yang lebih menguntungkan bagi mereka.

ERNYNAWATY SIREGAR

Tugas Pelaporan Akuntansi Keuangan

1. Jelaskan jenis-jenis laporan keuangan bank konvensional menurut PSAK 31!

Jawaban:
a. Neraca
Dalam penyajiannya, aktiva dan kewajiban dalam neraca bank tidak
dikelompokkan menurut lancar dan tidak lancar (unclassified), namun
sedapat mungkin tetap disusun menurut tingkat likuditas dan jatuh tempo.
Komponen-komponen neraca bank disusun dengan mengacu pada SAK
untuk pos-pos baik yang bersifat umum dan untuk pos-pos yang bersifat
khusus.
Setiap Aktiva Produktif disajikan di neraca sebesar jumlah bruto dari tagihan
atau penempatan bank dikurangi dengan penyisihan penghapusan yang
dibentuk untuk menutup kemungkinan kerugian yang timbul dari masing-
masing Aktiva Produktif. Penyisihan penghapusan yang dibentuk disajikan
sebagai pos pengurang (offsetting account) dari masing-masing jenis aktiva
produktif yang bersangkutan.
b. Laporan Komitmen dan Kontijensi
Laporan komitmen dan Kontijensi wajib disusun secara sistematis, sehingga
dapat memberikan gambaran mengenai posisi komitmen dan kontijensi, baik
yang bersifat tagihan maupun kewajiban, pada tanggal laporan.
Komitmen adalah suatu ikatan atau kontrak berupa janji yang tidak dapat
dibatalkan (irrevocable) secara sepihak, dan harus dilaksanakan apabila
persyaratan yang disepakati bersama dipenuhi, seperti komitmen kredit,
komitmen penjualan atau pembelian aktiva bank dengan syarat repurchase
agreement (Repo), serta komitmen penyediaan fasilitas perbankan lainnya.
Kontijensi adalah tagihan atau kewajiban bank yang kemungkinan timbulnya
tergantung pada terjadi atau tidak terjadinya satu atau lebih peristiwa dimasa
yang akan datang.
Sistematika penyajian laporan komitmen dan kontijensi disusun berdasarkan
urutan tingkat kemungkinan pengaruhnya terhadap perubahan posisi
keuangan dan hasil usaha bank.
Komitmen dan kontijensi, baik yang bersifat sebagai tagihan maupun
kewajiban, masing-masing disajikan secara tersendiri tanpa pos lawan.
c. Laporan Laba Rugi
Laporan laba-rugi bank wajib disusun sedemikian rupa sehingga agar dapat
memberikan gambaran mengenai hasil usaha bank dalam suatu periode
tertentu.
Laporan laba-rugi bank disusun dalam bentuk berjenjang (multiple step)
yang menggambarkan pendapatan atau beban yang berasal dari kegiatan
utama bank dan kegiatan lainnya. Cara penyajian laporan laba-rugi bank
adalah sebagai berikut:
- Wajib memuat secara rinci unsure pendapatan dan beban
- Unsur pendapatan dan beban harus dibedakan antara pendapatan dan
beban yang berasal dari kegiatan operasional dan non-operasional.
d. Laporan Arus Kas
Laporan arus kas sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
(PSAK) no.2 tentang laporan arus kas, harus disusun berdasarkan konsep kas
(cash concept) selama periode laporan. Laporan ini harus menunjukkan
semua aspek penting dari kegiatan bank, tanpa memandang apakah transaksi
tersebut berpengaruh langsung pada kas.
e. Catatan atas Laporan Keuangan
Disamping hal-hal yang wajib diungkapkan dalam catatan atas laporan
keuangan sebagaimana dijelaskan dalam SAK, bank juga wajib
mengungkapkan dalam catatan tersendiri mengenai posisi devisa neto
menurut jenis mata uang serta aktivitas-aktivitas lain seperti kegiatan wali
amanat, penitipan harta (custodianship), dan penyaluran kredit kelolaan.

2. Dalam Standar Akuntansi Keuangan dan Pelaporan Dana Pensiuan menurut SFAS 158,
pelaporan dana pension dibedakan atas 2 macam, jelaskan!
Jawaban:
a. Pelaporan oleh Entitas Bisnis
Entitas bisnis yang mensponsori satu atau lebih majikan memberi batasan
rencana keuntungan (benefit plans) akan:
- Mengakui status pendanaan rencana keuntungan- diukur sebagai
perbedaan antara nilai wajar rencana aktiva dan obligasi keuntungan-
dalam posisi laporan keuangannya. Untuk rencana pensiun, obligasi
keuntungan akan direncanakan obligasi keuntungan; bagi pos pensiun
atau pengunduran diri lain, obligasi keuntungan akan diakumulasikan
pos pensiun atau pengunduran diri lain obligasi keuntungan.
- Status bersama dari semua rencana pendanaan dan mengakui sejumlah
nya sebagai asset dalam posisi laporan keuangannya.
- Mengakui sebagai komponen pendapatan komprehansif keuntungan
atau kerugian dan biaya servis atau kredit yang timbul selama periode
tetapi tidak diakui sebagai komponen biaya keuntungan periode
bersih pada periode yang sesuai dengan pernyataan 87 dan 106.
- Mengakui adjustment dalam pendapatan komprehensif saat keuntungan
atau kerugian, biaya servis atau kredit, dan asset transisi atau obligasi
dari aplikasi SFAS 87 dan 106 diakui sebagai komponen biaya
keuntungan periode bersih sesuai dengan pengakuan dan amortisasi
SFAS 87, 88 dan 106.
- Mengaplikasi FASB statement no.109, Accounting for Income taxes,
bagi aplikasi pengaruh pendapatan pajak dari poin a-d.
b. Pelaporan oleh Organisasi yang tidak bertujuan laba (Not-for-Profit
Organization)
Organisasi non profit yang mensponsori satu atau lebih majikan
mendefenisikan rencana keuntungan (majikan non profit):
- Mengakui status pendanaan rencana keuntungan- diukur sebagai
perbedaan antara nilai wajar rencana aktiva dan obligasi keuntungan-
dalam posisi laporan keuangannya. Untuk rencana pensiun, obligasi
keuntungan akan direncanakan obligasi keuntungan; bagi pos pensiun
atau pengunduran diri lain, obligasi keuntungan akan diakumulasikan
pos pensiun atau pengunduran diri lain obligasi keuntungan.
- Status bersama dari semua rencana pendanaan dan mengakui sejumlah
nya sebagai asset dalam posisi laporan keuangannya.
- Mengakui sebagai line item tersendiri atau item dalam perubahan tak
terbatas net asset, tersendiri dari beban, untung atau rugi dan biaya
servis atau kredit yang timbul selama periode tetapi tidak diakui
sebagai komponen biaya keuntungan periode bersih sesuai dengan
SFAS 87 dan 106.
- Mengklasifikasikan kembali ke porsi biaya keuntungan periode bersih
dari keuntungan bersih dan biaya servis atau kredit yang selanjutnya
diakui dalam line item yang tersendiri atau item, sesuai dengan
paragraph 8(c), dan porsi asset transisi atau obligasi dari aplikasi
SFAS 87dan 106, sesuai dengan pengakuan dan amortisasi SFAS
87,88 dan 106.
- Mengaplikasi SFAS 109 dalam aplikasi pengaruh pendapatan pajak, a-
d.

Dwi Indah Septiari

PPA

Soal 1.

Apakah yang dimaksud dengan instrumen keuangan derivatif dan jelaskanlah contohnya!

Jawab 1.

Instrumen keuangan derivatif adalah instrumen yang nilainya berdasarkan atau


“diderivasi dari” nilai sesuatu yang lain.

Contoh instrumen keuangan derivatif adalah;

a. Kontrak forward dan kontrak futures


Kontrak forward adalah perjanjian antara penjual dan pembeli yang mengharuskan
penyerahan sejumlah komoditas pada tanggal yang sudah ditentukan di masa
mendatang pada harga yang sudah disetujui saat ini.

Kontrak futures adalah perjanjian antara penjual dan pembeli yang penyerahan
sejumlah komoditasnya mempunyai termin kontrak yang sudah distandardisasi,
diperdagangkan di pasar yang terorganisasi dan para pedagang harus merealisasikan
setiap kerugian atau keuntungan dari setiap dan seluruh hari perdagangan.

b. Kontrak opsi

Kontrak opsi adalah perjanjian antara penjual dan pembeli dimana memberikan
pembeli (pemilik opsi) hak, tetapi bukan kewajiban, untuk membeli atau menjual
sesuatu kepada penjual opsi (pembuat opsi) pada tanggal tertentu di masa mendatang
pada harga yang disetujui pada saat kontrak opsi diperdagangkan.

c. Swap

Swap adalah perjanjian di mana kedua pihak dapat menukarkan arus kas selama
periode tertentu.

Soal 2. (Transaksi pembelian LN)

Informasi:

1. pada tanggal 1 oktober 20X1, Peerles products, perusahaan AS, memperoleh barang
secara kredit dari Tokyo Industries, perusahaan jepang, sebesar $14.000, atau
2.000.000 yen.

2. Peerles Products menyusun laporan keuangan pada akhir tahun per 31 Desember
20X1.

3. Penyelesaian utang dilakukan pada tanggal 1 April 20X2

4. kurs tunai langsung untuk nilai setara dolar AS dari 1 yen adalah sebagai berikut;
tanggal kurs langsung

1 Oktober 20X1 (tanggal transaksi) $0.0070

31 Desember 20X1 (tanggal neraca) 0.0080

1 April 20X2 (tanggal penyelesaian) 0.0076

Jawab 2.

Dalam Dolar AS

1 Oktober 20X1(tanggal pembelian)

Persediaan 14.000

Utang usaha 14.000

31 Desember 20X1(tanggal neraca)

(tidak ada jurnal)

1 April 20X2 (tanggal penyelesaian)

Utang usaha 14.000

Kas 14.000

Dalam Yen Jepang

1 Oktober 20X1(tanggal pembelian)

Persediaan 14.000

Utang usaha 14.000

2.000.000 Yen X $0.007 kurs tunai


31 Desember 20X1(tanggal neraca)

Rugi transaksi mata uang asing 2.000

Utang usaha 2.000

2.000.000 Yen X $0.008 kurs tunai tgl.31 Des = $16.000

2.000.000 Yen X $0.007 kurs tunai tgl 1 Okt = (14.000) 2.000

1 April 20X2 (tanggal penyelesaian)

Utang usaha 800

Keuntungan transaksi mata uang asing 800

2.000.000 Yen X $0.0076 kurs tunai tgl 1 Aprl = $15.200

2.000.000 Yen X $0.008 kurs tunai tgl 31 Des = (16.000)

800

Unit mata uang asing 15.200

Kas 15.200

Utang usaha 15.200

Unit mata uang asing 15.200

Asepma Hygi .P
Pelaporan dan Akuntansi Keuangan
Program PPA

1. Sebesar 30% modal B yaitu Rp. 1 milyar pada 31 Desember 2005, Akumulasi keuntungan
pada tanggal tersebut adalah Rp. 2 milyar. Perjanjian ketiga dewan direksi B dan A
berniat untuk menggabungkan investasi untuk periode yang signifikan. Perusahaan-
perusahaan tersebut mempersiapkan laporan keuangan pada tanggal 31 setiap tahun.
Neraca B pada 31 Desember 2007 adalah sebagai berikut:

Net Asset Rp. 6 milyar

Issued share capital Rp. 1 milyar

Share premium Rp. 2 milyar

Retained Earnings Rp. 3 milyar

B tidak menerbitkan saham-saham baru sejak akuisisi investasi dengan A. Jumlah net
asset B menjadi Rp. 7 milyar. Nilai wajar net asset pada tanggal akuisisi adalah Rp. 5
milyar.

Berapakah yang seharusnya ditunjukan neraca konsolidasi A pada 31 Desember 2007


untuk B?

Jawab:

Rp. (milyar)

Investasi pada asosiasi (30%xRp. 6 milyar) 1,8

Kalkulasi Alternatif

Biaya 1,0

Laba setelah akuisisi (30%(3 milyar-2 milyar)) 0,3

Goodwill negative ((30%x5 milyar)-1 milyar) 0,5

1,8

Goodwill negative akan dikreditkan ke pendapatan.

Uji lemahnya akan akan membuktikan bahwa besarnya investasi tidak lemah.

Rp. (milyar)

Jumlah yang dipulihkan kembali 2,1

Nilai investasi 1,8

(Goodwill seharusnya tidak dipisahkan tetapi termasuk nilai bawaan investasi)


2. Bagaimana pengakuan pendapatan pada akuntansi penyelenggaraan jalan tol, dimana jalan
tol disajikan sebagai aktiva tetap berwujud?

Jawab:

Penyelenggaraan jalan tol, biasanya merupakan kerjasama antara Penyelenggara dengan


Investor, dimana Investor mendanai sebagian atau seluruh pembangunan jalan tol dengan
atau tanpa memperoleh hak pengoperasian jalan tol tersebut. Jalan tol yang disajikan
sebagai aktiva tetap berwujud dicatat pada saat siap untuk dioperasikan sebesar biaya
perolehannya.

Pengakuan pendapatan jalan tol didasarkan pada:

· Nilai pendapatan semula yang disetujui di dalam kontrak

· Penyimpangan, klaim dan pembayaran intensif dalam pekerjaan kontrak


(sepanjang hal ini memungkinkan untuk menghasilkan pendapatan dan
dapat diukur secara andal).

Pendapatan kontrak diukur pada nilai wajar dari imbalan yang diterima atau yang akan
diterima. Dan pengukuran pendapatan kontrak dipengaruhi oleh bermacam-macam
ketidakpastian tergantung dari peristiwa di masa yang akan datang.
PENGATURAN RESIKO PERTUKARAN ASING

PENGATURAN RESIKO PERTUKARAN ASING

A. PENDAHULUAN

Dalam bab ini akan mendiskusikan bagaimana perusahaan mendefinisikan dan


mengukur risiko pertukaran mata uang asing serta bagaimana mengadopsi berbagai
strategi untuk mengeliminasi atau meminimalisir risiko akibat pertukaran mata uang
asing.

· Keputusan Strategik

Nokia, merupakan perusahaan ponsel asal Finlandia yang melambung namanya


pada akhir tahun 2004. Walaupun Nokia adalah perusahaan manufaktur ponsel terbesar di
dunia, tetapi perusahaan ini memiliki pesaing kuat dari Motorola, Siemens, LG, Sony
Ericsson dan Samsung. Tantangan yang dihadapi Nokia yang berada di zona euro, seperti
Siemens dan Sony Ericsson, yaitu saat nilai mata uang euro menguat akan
mengakibatkan ekspor menjadi relatif mahal. Sebagai tambahan, pendapatan Nokia US
akan menjadi kecil jika ditranslasikan ke dalam euro selama nilai mata uang euro tersebut
kuat. Dalam laporan keuangan kuartal ke-4, Nokia melaporkan peningkatan dari
penjualan sebesar 3% dari € 9.06 juta, walaupun dampak kerugian disebabkan oleh
perubahan kurs mata uang asing. Apakah dampak kerugian disebabkan oleh aktivitas
ekspor Nokia, operasi Nokia US atau keduanya? Apa yang dapat dilakukan Nokia untuk
meminimalisasi dampak ini?

B. PERTUKARAN MATA UANG ASING

· Dasar Kurs Pertukaran

Transaksi spot merupakan pertukaran mata uang asing pada hari kedua setelah
tanggal transaksi dimana 2 trader setuju untuk melakukan transaksi tersebut. Kurs yang
digunakan saat transaksi diselesaikan disebut kurs spot. Transaksi forward adalah
pertukaran mata uang asing 3 hari atau lebih setelah tanggal transaksi dimana 2 trader
setuju untuk melakukan transaksi tersebut. Transaksi outright forward ini merupakan
jual-beli tunggal mata uang asing untuk future delivery. Kurs yang digunakan saat
transaksi diselesaikan disebut kurs forward dan kurs kontrak antara 2 pihak.

· Outright Forward Market

Kontrak forward adalah kontrak antara trader dan klien untuk jual-beli mata uang
asing di masa yang akan datang. Kontrak forward merupakan derivatif karena nilai masa
depannya didasarkan pada kurs spot pertukaran mata uang asing. Selama periode
pertukaran mata uang asing stabil, maka akan terdapat perbedaan kecil antara kurs spot
dengan kurs forward.
Contoh seperti pada kurs spot dan kurs forward 90 hari dari mata uang Pounds berikut ini
:

Oleh karena kurs forward lebih kecil daripada kurs spot, maka Pounds dijual
dengan diskon 94 point atau -0.0094. Jika kurs forward lebih besar dari kurs spot, maka
Pounds akan dijual dengan premi di pasar forward. Formula untuk menghitung persentase
premi atau diskon yaitu:

Dimana, Fo adalah kurs forward saat kontrak dimulai; So adalah kurs spot; dan N adalah
jumlah bulan untuk kontrak forward.

Dari ilustrasi diatas, maka persentase dari diskon dapat dihitung sbb,

hal ini berarti bahwa Poundsterling dijual dengan diskon 1.97% dibawah kurs spot
Dollar.

· Swaps

Salah satu turunan mata uang asing yang tumbuh sangat pesat dan paling populer
yaitu swap. Swap merupakan kelanjutan dari transaksi spot dan forward. Contohnya,
asumsikan perusahaan AS menerima dividen dari perusahaan anak Prancis, tetapi tidak
menggunakan Euro selama 30 hari. Euro dapat digunakan dan didepositkan di bank
prancis selama 30 hari untuk mendapat bunga, atau dapat dilanjutkan dalam transaksi
swap. Di swap, perusahaan AS dapat menyimpan Euro di bank mereka dajn
mengkonversikannya dalam Dollar AS untuk digunakan selama 30 hari di AS. Pada
waktu bersamaan, dapat dimulai kontrak forward dengan menggunakan bank untuk
mengirim dollar dalam 30 hari dalam masa pertukaran euro pada tarif pertukaran
forward.

Sebuah variasi spot forward swap yaitu foreign currency swap yang dilakukan
karena diferensiasi tarif bunga. Untuk mengilustrasikan tipe swap ini, anggap perusahaan
Jepang meminjam US Dollar dengan menggunakan floating-rate (floating-rate note atau
FRN), untuk membiayai investasi LN di AS, namun perusahaan tersebut tidak begitu
dikenal di luar Jepang. Serta, anggap perusahaan AS meminjam yen Jepang
menggunakan fixed-rate untuk mendanai investasi di Jepang dan perusahaannnya tidak
begitu dikenal di Jepang. Peggabungan keuangan, seperti investasi bank, dapat
meletakkan kedua perusahaan secara bersamaan melalui mata uang swap. Perusahaan
Jepang menerbitkan obligasi Yen Fixed-rate, menggunakan proses yen ke perusahaan
secara bersama melalui mata uang swap. Perusahaan Jepang menerbitkan obligasi Yen
fixed-rate, menggunakan proses yen ke perusahaan AS dan setuju membayar dollar
perusahaan AS dengan kupon sesuai dengan prinsip obligasi dalam dollar AS Frn yang
perusahaan AS terbitkan. Pada umumnya, perusahaan AS menggunakan proses dollar
FRN melalui perusahaan Jepang. Pada akhir perjanjian swap, perusahaan AS
mengembalikan dollar ke perusahaan AS dan perusahaan AS mengembalikan yen ke
perusahaan Jepang. Tarif pertukaran swap adalah tarif dimana dua perusahaan setuju
untuk menukar yen ke dollar.
· Futures

Mata uang asing future mirip dengan kontrak forward yang dispesifikasikan
dengan exchange rate dalam kelanjutan pertukaran mata uang aktual. Kontrak futures
diperdagangkan di pasar, bukan di bank komersial/investasi. Kontrak forward
disesuaikan dengan jumlah dan jangka waktu yang dibutuhkan perusahaan, sedangkan
kontrak future digunakan untuk jumlah dan jangka waktu tertentu. Kontrak future kurang
penting bagi perusahaan dari pada kontrak forward. Future digunakan oleh spekulator dan
perusahaan kecil yang tidak memiliki hubungan baik dengan bank untuk melakukan
kontrak forward atau perusahaan yang membutuhkan kontrak untuk sejumlah uang yang
dinilai terlalu kecil untuk pasar forward. Kontrak future kurang flexible dibandingkan
dengan kontrak forward.

· Opsi

Jenis derivatif lainnya yaitu opsi, dimana opsi merupakan hak tetapi bukan
merupakan kewajiban, untuk memperdagangkan foreign currency saat tarif pertukaran
yang diberikan atau sebelum tanggal yang ditentukan di masa depan. Opsi dapat
diperdagangkan di bursa, seperti bursa saham Philadelphia.

Terdapat 2 kelompok opsi, yaitu opsi untuk pencatat dan opsi untuk pemegang.
Pencatat opsi mencatat opsi dan pemegang opsi membeli opsi dari pencatat. Pemegang
memiliki kekuatan untuk menguji dan mengeksekusi opsi, yaitu memilih supaya
pertukaran dapat menggunakan opsi. Pembayar opsi harus membayar up-front fee
(premium) kepada pencatat opsi. Namun, pemeganglah yang menentukan apakah opsi
akan diuji.

Opsi dapat berupa put opsi dan call opsi. Put opsi memberikan pemegang hak
untuk menjual mata uang asing kepada penulis opsi, dan call opsi memberikan hak
kepada pemegang untuk membeli mata uang asing dari penulis opsi.

Biaya opsi terdiri dari biaya premium dan upah broker. Premium harus dibayar oleh
pemegang kepada penulis opsi begitu opsi tersedia, dan tidak ada pengembalian premium
yang telah diberikan kepada pemegang jika opsi tidak diuji.

Untuk ilustrasi biaya opsi, asumsikan perusahaan AS memulai put opsi tanggal 1 Juni di
pasar modal Philadelphia untuk menjual Yen Jepang untuk Dollar tanggal 30 September.
Asumsikan Yen diperdagangkan pada $ 0,009251 per yen pada tanggal 1 Juni atau
108,10 per dollar, dan ukuran kontrak opsi 6.250.000 Yen atau $ 57,819 pada saat spot
reta tanggal 1 Juni. Juga, asumsikan strike price, harga pada saat opsi dibuat, yaitu 93
atau $ 0,0093 per yen (107, 53 Yen per Dollar) dan premium yaitu $ 0,000179 per Yen.

Seperti pada premium, terdapat juga brokerage fee untuk masuk ke kontrak exchange-
traded. Jika pemegang menguji opsi, terdapat fee brokerage lain yang dikenakan pada
tanggal pengujian. Walaupun tidak terdapat brokerage fee, kita asumsikan untuk contoh
biaya adalah $25 per kontrak. Jika kita menjual 100 juta yen, kita harus membeli 6
kontrak senilai 6.250.000 Yen per buah (100 juta Yen/6.250.000=16). Untuk strike price
93, biaya setiap kontrak menjadi :

6.250.000 Yen x $0,000179 = $ 1.118,75

Biaya broker = 25,00

Total $ 1.143,75

Untuk 16 kontrak, biaya total adalah $ 1.143,75 x 16 = $ 18.300. artinya, jika kita ingin
memegang put kontrak untuk menjual 100 juta Yen pada strike price 93, biaya menjadi $
18.300.

· Pasar Pertukaran Asing

Pertukaran asing diperdagangkan 24 jam seharinya di seluruh dunia oleh berbagai


institusi. Berdasarkan survey Central Bank atas aktivitas pasar pertukaran asing oleh
Bank for Settlements di Basel, Switzerland, net turnover global pertukaran asing
diperkirakan $ 1,9 triliun per hari bisnisnya.

Pertukaran asing diperdagangkan diantara bank-bank di pasar interbank, melalui broker


pertukaran asing, melalui broker sekuritas dalam pertukaran sekuritas yang berbeda, dan
otc oleh institusi keuangan non bank, seperti investasi bank. Pasar interbank adalah pasar
paling penting dalam perdagangan pertukaran asing. Di tahun 2004 survey BIS, 53%
aktivitas pasar transaksi pertukaran asing tradisional (spot, forward, dan swap) dengan
pelaporan dealer, 33% dengan institusi keuangan lainnya, dan hanya 14% dengan
pelanggan non keuangan.

Tambahan terhadap perdagangan secara langsung dengan yang lain, bank juga berdagang
secara tidak langsung dengan yang lain melalui spesialis yang disebut broker pertukaran
asing. Sebagai contoh, jika sebuah bank adalah holding British pounds (selama posisi
dalam pound) ingin menjual pound, mereka dapat menghubungi broker yang akan
mencari bank yang mau membeli pound tersebut. Traders melakukan transaksi sekitar
40%-50% dari perdagangan dengan bank lain melalui komputer, lainnya 10% melalui
telepon, dan 30%-40% melalui broker. Pertukaran yang paling signifikan dalam aktivitas
perdagangan adalah pergerakan menuju perdagangan berbasis komputer seperti bank
yang memulai jaringan bersama dalam memfasilitasi perdagangan.

Disamping perdagangan bank, pertukaran asing juga diperdagangkan melalui pasar


special seperti International Monetary Market di Chicago Mercantile Exchange, London
International Financial Futures Exchange, dan Philadelphia Stock Exchange. Yang
terdaftar di Bursa cenderung spesial dalam derivatif seperti future dan option, dan satu
harus diperdagangkan melalui broker sekuritas sebagai efek perdagangan. Broker
membuat persetujuan di lantai bursa daripada melalui telepon. Berlawanan dengan pasar
otc terdiri dari bank investasi seperti Goldman Sachs dan Bankers Trust dan secara cepat
menumbuhkan sumber derivatif pelanggan perusahaan.
Sebagai tambahan transaksi pertukaran asing, yang paling luas instrumen yang
diperdagangkan adalah swap, diikuti oleh transaksi spot dan outright forward. Survey
BIS menyebarkan derivatif lain ke set data lain yang menguji instrumen pertukaran asing
(swap, option, dan instrumen lain) dan instrumen tingkat bunga. Bagaimanapun, survey
tersebut hanya meliputi instrumen OTC dan tidak pertukaran instrumen yang
diperdagangkan.

Yang paling luas diperdagangkan mata uang di dunia adalah dollar US, seperti digambar
salah satu bagian 88,7% dari net turnover yang dilaporkan (tiap mata uang yang
diperdagangkan terdiri dari 2 mata uang). Ini berarti bahwa tiap pertukaran asing yang
diperdagangkan terdiri dari dollar US di satu bagian dari transaksi.

· Sistem Moneter Internasional

Meskipun mata uang asing diperdagangkan secara bebas, terdapat sebuah bentuk
pengaruh suprasional yang mencoba untuk mendorong jumlah pesanan yang pasti. IMF
dibentuk tahun 1944 dengan tujuan utama mempromosikan stabilitas pertukaran. Pada
waktu itu, mata uang 133 negara anggota telah mengatur adanya kurs pertukaran tetap
atau nilai wajar yang berbasis emas dan US Dollar, harga emas per ons nya $35 dan mata
uang berada pada basis tersebut.

Mata uang bergerak mengambang secara bebas pada tingkat 1 % pada sisi lain
nilai wajar. Bagaimanapun juga, stabilitas tidak berakhir selamanya. Negara seperti
Brazil mendevaluasi mata uang mereka dengan konstan, secara permanen menurunkan
nilai wajar pada basis emas dan Dollar. Di sisi lain terdapat periode pertukaran, seperti
British Pound tahun 1967. Tetapi, mata uang perdagangan utama hanya melekat pada
nilai secara wajar, setelah tekanan signifikan melawan US Dollar, IMF mengizinkan US
Dollar untuk melakukan devaluasi secara formal dan juga memperbolehkan mata uang
mengambang 2 1/4 % pada sisi lain nilai wajar tanpa devaluasi / revaluasi formal.

Tekanan lanjutan pada Dollar di awal tahun 1973 menimbulkan adanya kekuatan
devaluasi dan adanya kekuatan ketidakstabilan pada negara perdagangan dunia untuk
keluar dari sistem kurs tetap dan mengadopsi fleksibilitas yang lebih besar.

Untuk melakukan perpindahan ke fleksibilitas yang besar, IMF mengizinkan


negara untuk memilih dan mengatur penyusunan pertukaran yang mereka pilih,
sepanjang negara tersebut melakukan komunikasi ke dana secara teratur atas penyusunan
tersebut. Tiap tahun, dana tersebut menerima informasi dari negara anggota dan
klasifikasi tiap negara ke beberapa kategori, yang boleh dan tidak boleh menjadi sama
sebagai sebuah masa resmi bagi negara. Pada beberapa kategori, negara-negara tersebut
membatasi nilai mata uang mereka pada mata uang lainnya dan memperbolehkan mata
uang berubah positif 1 dan negatif 1 % berlawanan dari nilai tersebut. Beberapa mata
uang di Amerika Latin (seperti Ekuador dan sebelumnya Argentina) menjadikan Dollar
mata uang mereka dengan membatasi mata uang tersebut ke Dollar.
Secara bersamaan, beberapa negara di Afrika membatasi mata uang mereka ke
French Franc. Kelompok negara besar lainnya mengadopsi sebuah free float atau
managed float. Di kasus lain, kekuatan pasar secara dasar menyusun nilai mata uang.
Pada kasus managed float, adanya campur tangan pemerintah dalam mempengaruhi nilai
mata uang, tetapi pada konteks kekuatan pasar. Hal penting dari pengaturan resiko
pertukaran asing adalah dalam mengukur masa mata uang negara secara resmi dalam
sebuah perusahaan sebaik dengan masa negara dimana perusahaan beroperasi. Misalnya,
pada tahun 2004, Dollar telah jatuh melawan Euro, British Pound, dan Yen dimana hal
tersebut berkaitan dengan perlawanan terhadap Chinese Yuan dan mata uang Asia
Selatan lainnya. Jadi, perdagangan dan operasi Amerika di Eropa memiliki pengaruh
yang sangat berbeda dengan perpindahan kurs pertukaran dari perdagangan dan operasi
Amerika di Asia, khususnya China.

· Pengukuran Kurs Pertukaran

Faktor politik dan ekonomi mempengaruhi kurs pertukaran dan nilai relatif,
diantaranya terdapat faktor-faktor penting, yaitu :

a. Kekuatan pembelian secara wajar atau perbedaan dalam inflasi

b. Suku bunga relatif

c. Kurs pertukaran masa mendatang

Kekuatan pembelian secara wajar (PPP) mengacu pada harga relatif satu negara
berhadapan dengan negara lainnya. Berdasarkan PPP, perubahan pada inflasi relatif
menghasilkan adanya perubahan pada kurs pertukaran dengan tujuan untuk menjaga
harga barang pada dua negara secara wajar. Kurs pertukaran membuat biaya produk pada
satu negara sama dengan negara lainnya, dengan mempertimbangkan biaya transportasi.
PPP lebih berfungsi pada indikator jangka panjang kurs pertukaran dibandingkan dengan
ramalan jangka pendek kurs pertukaran. Negara A dengan tingkat inflasi tertinggi
memiliki kelemahan mata uang atau konsumen Negara B tidak pernah membeli produk
dari Negara A. Negara dengan tingkat inflasi rendah akan memiliki kekuatan mata uang.

Berdasarkan pada Fisher Effect, suku bunga nominal sama dengan suku bunga
sebenarnya ditambah tingkat inflasi yang diharapkan. Jika suku bunga nominal Negara A
lebih rendah dari Negara B maka inflasi yang diharapkan Negara B menjadi lebih rendah.
Negara dengan suku bunga nominal tinggi, memiliki tingkat inflasi yang tinggi, sehingga
mata uangnya menjadi lemah di masa yang akan datang, berlawanan dengan negara yang
suku bunga rendah. Pada awal bab ini didiskusikan forward rate dan adanya perbedaan
antara forward rate dan spot rate. Forward rate, berbeda dengan spot rate yaitu adanya
persamaan persentase terhadap suku bunga yang berbeda.
C. TIPE-TIPE RESIKO HEDGING

Terdapat 3 tipe utama resiko pertukaran asing , yaitu:

1. Resiko Transaksi
Ketika perusahaan menggunakan transaksi mata uang asing, seperti membeli atau
menjual property, membayar deviden , meminjam/membayar kembali hutang,
resiko pertukaran asing terjadi karena perusahaan memiliki piutang atau utang
yang akhirnya harus diselesaikan. Jika exportir US menerima pembayaran dalam
US dollar dari importir Inggris, maka tidak akan ada pengaruhnya segera pada
exportir jika nilai tukar dollar/pound berubah. Meskipun demikian importir
Inggris akan mendapatkan keuntungan/kerugian dari perubahan nilai tukar, karena
nilai hutangnya akan berubah disebabkan perubahan nilai tukar.

2. Resiko Translasi/Akuntansi

Dimanapun resiko translasi melibatkan kas penundaan pertukaran dan resiko potensial
tarif pertukaran, resiko akuntansi meningkat ketika perusahaan mengartikan laporan
keuangannya dari suatu mata uang ke mata uang lainnya untuk tujuan konsolidasi.
Sebagai contoh, Dell memiliki cabang di Brazil dan mencatat pembukuannya sesuai
dengan Brazil. Tingkat resiko tergantung pada bagaimana Dell mengartikan laporan
keuangan cabangnya dalam bentuk US dollar. Jika menggunakan metode translasi tarif
lancar, kemudian semua akun kecuali modal pemilik, diubah dalam nilai sebagai
perubahan nilai tukar. Ketika laporan laba/rugi dipengaruhi oleh perubahan nilai tukar,
karena ditranslasikan pada tarif pertukaran rata-rata untuk periode tersebut. Jika Dell
menggunakan translasi metode temporal, hanya akun moneter yang diartikan dalam
dollar dan resiko untung/rugi pertukaran.

3. Resiko Ekonomi

Resiko ekonomik juga diketahui sebagai resiko operasi, yang potensial untuk merubah
arus kas yang diharapkan. Hal itu meningkatkan harga produk, sumber dan biaya input,
dan lokasi investasi. Strategi pricing dapat berpengaruh jangka menengah dan jangka
panjang pada arus kas.Sbagai contoh, jika perusahaan US menjual produknya ke importir
Inggris dalam US dollar, hal tersebut akan mengakibatkan resiko pertukaran asing bagi
importir Inggris. Oleh sebab itu, jika nilai dollar lebih kuat dari pound, importir Inggris
akan menemukan masalah yang serius.

Resiko transaksi yang mana mencakup penjualan yang telah dibuat. Meskipun demikian,
perusahaan juga memiliki transaksi masa yang akan datang yang mungkin menjadi
bagian penjualan jangka panjang atau kesepakatan pembelian atau mengantisipasi yang
terjadi pada penjualan dimasa yang lalu. Berbagai macam kejadian di masa yang akan
datang lebih memiliki resiko ekonomik daripada resiko transaksi karena perbedaan cara
membukukan dan membatasinya.
D. STRATEGI HEDGING

Ketika sebuah perusahaan dihadapkan dengan resiko pertukaran mata uang asing sesuatu
diputuskan untuk dilakukan. Satu strategi yang tidak dilakukan dan hanya membiarkan
pendapatan naik dan turun sebagai pertukaran tingkat mata uang. Dioffey (2003)
mengindentifikasi enam alasan mengapa manajemen mungkin tidak mengambil tindakan
pendekatan.

1. Manajer tidak mengambil waktu untuk memahami masalah. Mereka


mempertimbangkan resiko pada sesuatu yang tidak disukai sebagai spekulasi dan
tidak ingin kedua hal tersebut.

2. Manajer menyatakan bahwa keterbukaan tidak dapat diukur, semuanya benar,


khususnya untuk keterbukaan ekonomi

3. Mereka berkata bahwa perusahaan dilindung nilaikan melalui transaksi lindung


nilai, tanpa memahami keterbukaan ekonomi.

4. Mereka berkata bahwa perusahaan tidak memiliki suatu resiko pertukaran yang
terjadi pada seluruh transaksi dalam laporan pertukaran saat ini.

5. Mereka berargumen bahwa melakukan bisnis adalah resiko dan perusahaan


mendapatkan penghargaan untuk resiko yang ditanggung,bisnis dan keuangan

6. Neraca dilindung nilai pada basis akuntansi, khususnya ketika fungsi mata uang
adalah mata uang pelaporan.

· Strategi Keuangan

Salah satu cara untuk keterbukaan lindung nilai ialah menggunakan instrument keuangan
derivatif yang dijelaskan berikut ini pertukaran mata uang asing, mata uang masa depan,
dan pilihan mata uang. Kemudian, sebuah perusahaan dapat memasukkan masalah
kewajiban mata uang asing yakni strategi keuangan dan strategi operasi. Dalam transaksi
mata uang asing, sebuah perusahaan akan memasukkan ke dalam lindung nilai derivatif
arus kas aktual atau yang diperkirakan.

Dalam kontrak derivatif, sebuah perusahaan dapat menggunakan pertukaran mata


uang asing sebagai lindung nilai. Kontrak ini memuat jumlah total yang diterima dari
penjualan, adalah jumlah awal transaksi ditambah bunga pendapatan pada deposito.
Perusahaan-perusahaan juga menggunakan derivatif untuk lindung nilai laporan laba rugi
atau neraca. Banyak perusahaan menyediakan estimasi masa depan atas analisis
pendapatan, jadi itu adalah bunga terbaik mereka untuk eliminasi resiko dalam peramalan
yang mungkin.
· Strategi Operasi

Operasi lindung nilai adalah lebih komplit dan lebih mahal daripada lindung nilai
keuangan dan biasanya melibatkan keterbukaan pada seluruh perusahaan daripada hanya
transaksi keuangan spesifik. Dalam menghasilkan keputusan, perusahaan dapat
menyeimbangkan biaya dengan pendapatan. Contohnya, jika sebuah perusahaan
menghasilkan pendapatan dalam Euro, tetapi biaya yang timbul dalam Dollar, ini
mungkin membutuhkan gambaran bagaimana menghasilkan pendapatan dalam Dollar
untuk melindung nilai biaya-biaya itu dalam Dollar atau biaya yang timbul dalam Euro
untuk lindung nilai pendapatan dalam Euro.

· Strategi Manajemen Resiko Untuk Pertukaran Mata Uang Asing

Ada empat langkah dasar untuk melindungi sebuah perusahaan dari keterbukaan tingkat
pertukaran, yaitu :

1. Memberikan defenisi dan mengukur keterbukaan

Þ Tiga tipe utama keterbukaan, yaitu transaksi, translasi, dan ekonomi. Hal ini
penting untuk sebuah sistem informasi perusahaan untuk membedakan ketiga
perbedaan keterbukaan, karena masing-masing mungkin meminta respon
lindung nilai yang berbeda, dan cara untuk memperkirakan instrumen lindung
nilai pada tipe keterbukaan, sebagaimana akan kita lihat dalam sistem
selanjutnya.

2. Mengorganisasi dan menerapkan sebuah sistem pelaporan yang memantau


keterbukaan dan perubahan tingkat pertukaran

Þ Selanjutnya perusahaan harus membangun sebuah sistem pelaporan yang


memantau keterbukaan dan perpindahan tingkat pertukaran. Manajemen harus
mengatur sebuah sistem pelaporan yang seragam untuk seluruh anak
perusahaannya.

3. Mengadopsi sebuah kebijakan yang memberikan tanggung jawab minimal atau


keterbukaan lindung nilai

Þ Perusahaan multi domestik sepertinya mendelegasikan strategi lindung nilai


untuk organisasi nasional, seluas-luasnya perusahaan dunia yang lebih kelihatan
untuk strategi lindung nilai terpusat.

4. Memformulasi strategi untuk keterbukaan lindung nilai

Þ Sekali keputusan dibuat, menjadi kebijakan organisasi, langkah selanjutnya


memformulasikan dan melaksanakan strategi. Di dalamnya melibatkan
keputusan akan lindung nilai dan teknik apa yang akan digunakan.
E. AKUNTANSI UNTUK DERIVATIF MATA UANG ASING

· Strategi Hedging dan Akuntansi untuk Derivatif

Perusahaan dapat menggunakan suatu variasi dari instrumen keuangan derivatif


untuk hedge suatu pengungkapan, dan terdapat cara yang unik untuk menjumlahkan yang
tergantung secara alami dari derivatif dan apa yang digunakan untuk ini. Akuntansi untuk
hedging piutang dan utang didenominasi dalam mata uang asing yang secara relatif
mudah dimengerti. Bagaimanapun, bisnis internasional sangat komplit, sehingga
akuntansi untuk derivatif digunakan untuk hedge aktivitas bisnis internasional. Suatu
perusahaan dapat masuk ke dalam suatu komitmen perusahaan untuk membeli atau
menjual persediaan atau peralatan kapital pada beberapa poin di masa depan. Beberapa
perusahaan melakukan jumlah yang signifikan dari bisnis dan dapat meramal penjualan
mereka di masa depan, meskipun tidak ada komitmen perusahaan untuk menjual
mengambil tempat. Mereka mungkin lebih memilih untuk hedge persentase yang pasti
dari penjualan masa depan yang diestimasikan. Banyak perusahaan menawarkan dalam
mata uang asing pada proyek yang besar dan mungkin ingin masuk ke dalam suatu hedge
untuk melindungi penawaran dalam kasus ini yang diputuskan untuk mereka. Pada kasus
ini, suatu pilihan secara luas digunakan karena penawaran yang tidak pasti dan pilihan
dibutuhkan bukan dilatih.

· Standard-Standard Hedging

Pada Desember 1998, IASB mengeluarkan IAS 39 : Instrumen Keuangan:


Pengakuan dan Pengukuran. Setelah sedikit revisi, standard efektif pada tanggal 1 Januari
2001. Bagaimanapun, standard telah mengalami revisi tambahan. IAS 39 Revisi 2004
mengambil dampak pada 1 Januari 2005 sebagai bagian dari proyek konvergen.
Akuntansi untuk derivatif dihubungkan dengan perubahan asing merupakan bagian dari
IAS 39 lebih banyak daripada IAS 21, ”The Effect of Changes in Foreign Exchange
Rates.”

Akuntansi untuk derivatif di U.S ditemukan dalan Pernyataan FASB No. 133,
”Accounting for Derivative Instruments and Hedging Activities,” yang mana dikeluarkan
pada Juni 1998. SFAS No. 133 mengadopsi perlakuan untuk hedging transaksi mata uang
asing yang sudah digambarkan dalam SFAS No. 52, ”Foreign Currency Translation”.
Sebagai contoh, suatu perusahaan membeli persediaan dengan kredit dalam mata uang
asing, ini diungkapkan sebagai keuntungan dan kerugian perubahan asing antara tanggal
transaksi dan tanggal persetujuan. Jika ini dimasukkan dalam transaksi derivatif untuk
hedge pengungkapannya, perlakuan akuntansi dalam cara yang sama diminta SFAS No.
52. Akuntansi untuk derivatif lainnya juga dikover oleh SFAS No. 133. Akuntansi untuk
derivatif oleh IASB dan FASB adalah sama.

Suatu derivatif merupakan instrumen keuangan atau kontrak lainnya dengan tiga
karakteristik berikut :
1. Memiliki satu atau lebih underlyings dan satu atau lebih notional amounts atau
provisi pembayaran, atau keduanya.
2. Ini membutuhkan tanpa investasi bersih permulaan atau suatu investasi bersih
permulaan yang lebih kecil dari yang dibutuhkan untuk tipe lainnya dari kontrak
yang diharapkan memiliki respon yang sama untuk perubahan dalam factor-faktor
pasar.
3. Batasan ini dibutuhkan atau persetujuan izin yang bersih, ini dapat mempersiapkan
net dengan suatu maksud luar kontrak, atau menyediakan penyerahan suatu asset
yang diletakkan penerima dalam posisi yang tidak substantial berbeda dari
persetujuan.

SFAS No. 133 menyetujui dengan suatu variasi derivatif instrument keuangan,
tidak hanya derivative di bawah perubahan asing. Pada dasarnya, IAS 39 dan Pernyataan
133 menghendaki bahwa seluruh entitas mengakui derivatif sebagai aset atau kewajiban
dalam posisi laporan keuangan dan kemudian diukur pada nilai wajar. Perubahan dalam
nilai wajar dari satu periode ke periode berikutnya dicatat dalam laporan pendapatan
komprehensif.

Instrumen derivatif dapat diangkat sebagai hedge nilai wajar, hedge arus kas, atau
hedge mata uang asing.

a. Hedge nilai wajar – suatu hedge dari pengungkapan untuk perubahan nilai wajar dari
aset dan kewajiban yang diakui, atau dari suatu komitmen perusahaan yang tidak
diakui, yang menghasilkan risiko luar biasa. Keuntungan dan kerugian diakui dalam
pendapatan sekarang sepanjang keuntungan dan kerugian pada item yang di hedge.
Contohnya, perusahaan U.S membeli dari supplier Jepang dan hedge pembayaran
dalam yen.
b. Hedge arus kas – suatu hedge dari pengungkapan untuk variabilitas dalam arus kas dari
(1) suatu pengakuan asset dan kewajiban, (2) transaksi yang diramal yang
menghasilkan risiko luar biasa. Keuntungan dan kerugian pertama-tama dilaporkan
sebagai suatu komponen dari pendapatan komrehensif lainnya (diluar laba) dan
kemudian diklasifikasi ulang ke dalam laba ketika transaksi yang diramal
mempengaruhi laba. Sebagai contoh, ketika perusahaan masuk dalam kontrak ke
depan atau pilihan untuk hedge penjualan masa depan yang mana bukan komitmen
perusahaan.
c. Hedge mata uang asing – hedge dari pengungkapan mata uang asing dari (1) suatu
komitmen perusahaan yang tidak diakui, (2) suatu keamanan yang dapat digunakan
untuk penjualan, (3) suatu transaksi yang diramal, (4) suatu investasi bersih dalam
operasi asing. Poin 1 dan 2 diperlakukan sebagai hedge nilai wajar, dan poin 3
diperlakukan sebagai hedge arus kas. Untuk poin 4, keuntungan dan kerugian
dilaporkan pada pendapatan komprehensif lainnya sebagai bagian dari penyesuaian
translasi kumulatif.

Kepentingan dari mengkualifikasi provisi akuntansi hedge berdasarkan SFAS No.


133 adalah bahwa pernyataan disediakan untuk suatu yang simetris membandingkan
pengaturan waktu pengakuan dari keuntungan dan kerugian derivatif dengan keuntungan
dan kerugian di bawah transaksi. Pada kasus kewajiban dalam yen di atas, suatu
penambahan nilai yen disebabkan dari ekuivalen dollar dari kewajiban yen, yang
menghasilkan suatu kerugian dalam perubahan asing. Bagaimanapun, jika perusahaan
masuk dalam kontrak ke depan untuk menerima yen dari bank, suatu kenaikan dalam
piutang yen akan menghasilkan keuntungan dalam perubahan asing, yang seimbang
dengan kerugian kewajiban. Itu merupakan simetris yang alami dari akuntansi hedge.

· Ilustrasi : Suatu Kontrak ke Depan untuk suatu Hedge Transaksi Mata Uang Asing

Lebih dulu masalah Statement No. 133, Statement No. 52 berisi aturan untuk
akuntansi untuk hedge mata uang asing yang didenominasi asset atau kewajiban. Pada
dasarnya Statement No. 133 memegang aturan-aturan Statement No. 52, yang mana
mengatakan bahwa instrumen hedging derivatif, seperti kontrak ke depan, diukur pada
nilai wajar, dengan perubahan pada nilai wajar diakui dalam laba sekarang. Perubahan
tersebut pada dasarnya seimbang dengan keuntungan dan kerugian perubahan asing dari
aset dan kewajiban.

Asumsikan Redex Imports, suatu perusahaan U.S yang membeli persediaan dari
supplier dari Inggris pada 1 Mei dan menimbulkan kewajiban £50,000 yang harus
dibayar pada 30 Juli.

$1.8500 spot rate pada 1 Mei

$1.8700 forward rate quoted pada 1 Mei untuk penyampaian pada 30 Juli

$1.8800 spot rate pada 30 Juni

$1.8900 forward rate quoted pada 30 Juni untuk penyampaian pada 30 Juli

$1.9000 spot rate pada 30 Juli

1 Mei Purchase $92,500

Account Payable $92,500

Untuk mencatat pembelian pada spot rate $1.8500

Suatu perjanjian dibuat untuk mencatat komitmen Redex untuk menyerahkan


dolar kepada bank dan membayar £50,000 pada rate ke depan $1.8700. Tidak ada
masukan yang dibuat karena tidak ada investasi yang dibuat dalam kontrak ke depan. Ini
merupakan suatu pelaksanaan kontrak yang akan diatur di masa depan. Bagaimanapun,
kontrak ke depan akan memiliki nilai pasar yang harus dicatat jika rate ke depan berubah
pada tanggal neraca masa depan. Kita harus menjaga nilai kontrak pada 30 Juni, yang
mana berakhir pada kuarter kalender. Jika Redex membayar dengan segera, ini akan
dibayar $92,500. Sejak ini tidak dibayar secara tunai, akan menerima jangka kredit dari
supplier tetapi menimbulkan risiko perubahan asing. Bagaimanapun, jaminan kontrak ke
depan akan dibayar $93,500 dalam 90 hari, sehingga risiko perubahan asing dieliminasi.

30 Juni Foreign Exchange loss $1,500

Account Payable $1,500

(£50,000* (1.8800-1.8500))

Karena pound Inggris diperkuat dolar dari 1 Mei hingga 30 Juni, kewajiban
bernilai lebih, yang menghasilkan suatu kerugian.

Forward contract $1,000

Foreign exchange gain $1,000

(£50,000* (1.8900-1.8700))

Pada 30 Juni, Redex memegang suatu kontrak ke depan untuk menyampaikan


dolar pada pound Inggris bernilai $93,500 ($1.8700 * £50,000). Pada 30 Juni, suatu
kontrak yang sama untuk penyampaian pada 30 Juni menjadi $94,500 ($1.8900 *
£50,000), sehingga Redex harus mengakui nilai positif pada kontrak tersebut di neraca.
Keuntungan dari kontrak diakui sebagai laba.

Pada 30 Juli, Redex menyampaikan dolar ke bank, menerima perubahan asing,


dan menyampaikan perubahan asing ke eksporter Inggris untuk mengatur kewajiban.

30 Juli Account payable 94,000

Loss 1,000

Cash 95,000

Nilai kas menggambarkan £50,000 pada spot rate $1.9000.

Forward Contract 500

Gain 500

(£50,000* (1.9000-1.8900))

Ini lebih dari nilai dari kontrak sejak tanggal neraca yang lalu.

Cash 1,500

Forward contract 1,500


Pencatatan ini merupakan persetujuan bersih dari kontrak ke depan dengan bank.
Untuk mempersingkat bagian kunci dari transaksi, Redex Imports menerima persediaan
yang dinilai pada $92,500 dan membayar total $93,500 secara kas, yang mana kerugian
perubahan asing sebesar $1,000. Bagaimanapun, jika Redex tidak dimasukkan dalam
kontrak ke depan, yang akan dibayar $95,000. Jadi biaya $1,000 , yang mana merupakan
premi pada pound yang dijual di pasar.

Satu faktor yang mempersulit dengan standard derivatif baru bahwa kontrak ke
depan menggambarkan obligasi masa depan, dimana jumlah kontrak ke depan diakui
pada neraca (sebesar $1,000 pada 30 Juni) tidak didiskontokan. Sejak arus kas kontrak
tidak diakui hingga periode yang akan datang (30 Juli), nilai pasar harus disesuaikan
untuk waktu nilai uang. Asumsikan biaya marginal Redex adalah 6% per annum.
Diskonto nilai sekarang dari kontrak ke depan untuk satu bulan (30 Juni- 30 Juli)
ditentukan sebagai berikut.

$1.8900-1.8700=0.02*50,000=$1,000/(1+1.06/12) = $995

· Ilustrasi : Sebuah Kontrak Masa Depan untuk Menghindari suatu Komitmen


Perusahaan

Aturan baru untuk menghitung kontrak forward untuk menghindari komitmen


perusahaan secara signifikan lebih kompleks dari pada aturan lama oleh GAAP.
Bagaimanapun juga, hasil akhirnya adalah sama. Kontrak forward mengatur nilai atas
cash yang akan dibayar perusahaan, tidak masalah atas apa yang terjadi atas spot rate
kedepannya. Suatu contoh atas komitmen perusahaan untuk membeli peralatan capital
untuk £1,000,000 dari manufaktur inggris dengan pesanan yang telah mengambil tempat
pada 30 april dan pembayaran akan dilakukan pada 31 mei. Figur 13.5 mengilustrasikan
perbedaan bagian atas transaksi. Hak untuk ketidakstabilan pasar pertukaran mata uang
asing, Redex meyingkap untuk kemungkinan rugi atas pertukaran mata uang asing.
Sebagai suatu hasil, ini memasuki suatu kontrak forward dengan pedagang pertukaran
mata uang asing pada suatu bank untuk menghindari komitmen. Kontrak menghindari
periode komitmen dan periode sampai pembayaran dilakukan. Karena kontrak forward
merupakan suatu penghindaran atas nilai wajar atas suatu accounts payable dengan
manufaktur inggris, ini diperlakukan dalam cara yang sama sebagai suatu penghindaran
nilai wajar. Seperti, kontrak diakui sebagai suatu asset dan diputuskan ke pasar.
Perubahan pada nilai atas komitmen perusahaan juga dimasukkan kedalam income
statement. Sehingga perubahan atas kontrak forward dan perubahan atas komitmen
perusahaan secara efektif harus mengimbangi satu sama lain, yang mana merupakan
objek atas penghindaran (hedge).

Asumsikan bahwa spot relevant rate pertukaran adalah :

$1.4900 1 Maret

$1.5200 31 Maret
$1.5500 30 April

$1.5950 31 Mei

Asumsikan juga bahwa rate pertukaran mata uang asing masa depan relevant untuk 30
Juni yaitu :

$1.5700 1 Maret

$1.5850 31 Maret

$1.5900 30 April

Tidak ada catatan yang dibuat pada 1 Maret, karena terdapat komitmen masa
depan pasti dari pada suatu kontrak aktual. Bagaimanapun juga, pada 31 Maret, kontrak
forward harus dilepas kepasar, dan menghasilkan keuntungan atau kerugian yang
dimasukkan ke dalam income. Asumsikan bahwa marginal cost Redex atas peminjaman
adalah 6% per annum. Potongan nilai sekarang kontrak masa depan untuk 2 bulan (31
Maret - 31 Mei) ditentukan sebagai berikut :

1.5850 – 1.5700 = .015 x 1,000,000 = $15,000/ (1 + .06/6) = $14,851

Sehingga, nilai wajar atas kontrak akan menunjukkan pada $14,851 di dalam
neraca, dan jumlah yang sama akan diakui sebagai suatu gain pada income komprehensif
lainnya. Pada waktu yang sama, komitmen perusahaan akan jatuh oleh suatu jumlah
koresponding, rugi yang dihasilkan menjadi diakui pada income komprehensif lainnya.
Catatan pada 31 Maret adalah :

Forward Contract 14,851

Gain on forward contract 14,851

Loss on firm commitment 14,851

Firm commitment 14,851

Berdasarkan SFAS No. 133, keuntungan atau kerugian pada kontrak forward
dapat diseimbangkan oleh keuntungan atau kerugian pada item yang dihindarkan, dalam
kasus ini komitmen perusahaan.

Pada 30 April, kita butuh untuk mencatat perubahan pada nilai atas kontrak forward.
Potongan nilai sekarang atas kontrak untuk satu bulan (31 Maret – 30 April) dihitung sbb:

$1.5900 – 1.5700 = .02 x 1,000,000 = $20,000/ (1 + .06/12) = $19,900.


Bagaimanapun juga, kontrak telah naik pada nilai dengan hanya $5,049 sejak tanggal
neraca terakhir ($19,900 - $14,851).

Catatan jurnal pada 30 April adalah :

Forward Contract 5,049

Gain on forward contract 5,049

Loss on firm commitment 5,049

Firm commitment 5,049

Equipment 1,530,100

Purchase commitment 19,900

Accounts Payable 1,550,000

Sejak Radex mengambil haknya atas peralatan pada 30 April, ini harus mengakui
account payable pada spot rate dan mendekati account komitmen pembelian. Nilai dari
peralatan adalah suatu figure plug-perbedaan antara nilai pada spot rate 30 April dan nilai
sekarang atas perubahan dalam komitmen pembelian. Account payable akan diselesaikan
pada 31 Mei.

Pada 31 Mei, kontrak masa depan akan diselesaikan dan pembayaran akan dibuat kepada
eksportir, sehingga nilai baru atas kontrak adalah sama sebagai spot rate pada 31 Mei.
Nilai atas kontrak masa depan pada 31 Mei diperhitungkan sbb:

$1.5950 - $1.5700 = .025 x 1,000,000 = $25,000

Sejak nilai kontrak pada 30 April didapati $19.900, perubahan nilai adalah $5,100.

Catatan Jurnal akhir pada 31 Mei adalah :

Forward Contract 5,100

Gain on forward contract 5,100

Foreign Exchange Loss 45,000

Accounts Payable 45,000

Accounts Payable 1,595,000

Forward Contract 25,000


Cash 1,570,000

Garis dasar adalah bahwa import Radex harus membayar $1,570,000, pengaturan
jumlah oleh kontrak forward dimasukkan pada tgl 1 Maret. Tidak perduli atas apa yang
terjadi pada spot rate kedepan atau nilai pasar atas kontrak forward pada tgl neraca
berturut-turut, pengaturan jumlah oleh kontrak masih menentukan apa yang harus dibayar
importer.
· Ilustrasi: Sebuah Kontrak Forward untuk Menghindari suatu Peramalan Penjulan
Mata Uang Asing.

Salah satu keuntungan dari statement 133 adalah bahwa memperbolehkan


akuntansi penghindaran (hedge) untuk peramalan atas penjualan dan pembelian mata
uang asing. Banyak perusahaan yang melakukan bisnis luar negeri telah berkembang
dengan pengalaman yang cukup untuk memiliki sebuah ide atas volume penjualan
eksport apa yang akan diberikan selama periode waktu. Mereka belum menjual apapun
atau masuk kedalam suatu komitmen perusahaan untuk menjual, tetapi mereka masih
memiliki ide yang bagus berapa banyak yang akan mereka jual. Dari pada menunggu
untuk menjual kemudian mengambil tempat kemudian masuk kedalam suatu
penghindaran, mereka bisa memasuki salah satunya kapan saja dan masih memungkinkan
untuk menggunakan akuntansi penghindaran (hedge).

Asumsikan bahwa perusahaan XYZ menilai posisi yang dibukanya secara periodic dan
menentukan secara bulanan strategi hedging untuk quarter yang akan datang. Pada tgl 1
Maret XYZ mengestimasi bahwa akan menjual £1,000,000 atas persediaan kepada
pelanggan Inggris efektif pada 30 April. Pada saat itu, XYZ memasuki kontrak forward
untuk penghindaran Poundsterling Inggris yang dapat diterima. Rate pertukaran relevant
adalah
Forward Exchange Rate
Tanggal Spot Exchange Rate ($/£)
For Settlement on April 30
1 Maret $1.4772 $1.4900

31 Maret $1.4950 $1.5050

Tanggal Penjualan $1.5100 $1.5100

Berdasarkan atas rate pertukaran ini, kontrak forward harus di update untuk
kewajaran nilai pasar dengan keuntungan dan kerugian yang masuk kedalam income.
Juga penting sekali untuk dicatat bahwa kontrak harus di adjust pada suatu discount rate
yang tepat. Yang mana kita asumsikan untuk contoh ini menjadi 6%. Nilai nominal
adjustment adalah perbedaan antara kuota rate forward yang sebenarnya pada 1 Maret
dan kuota rate pada 31 Maret dan perbedaan antara rate forward 31 Maret dan spot rate
actual pada tanggal penjualan.
Gain atau Loss
Tanggal Nilai Nominal Nilai Wajar
untuk Periode
1 Maret 0 0 0

31 Maret ($15,000) ($14,925) ($14,925)

30 April ($20,000) ($20,000) ($5,075

Adjustment nilai wajar pada 31 Maret diperhitungkan sebagai berikut :

15,000/ {1 + (.06/12)} = 14,925

Adjusment diperoleh negatif. Karena kontrak sebenarnya akan menghasilkan $1,490,000


pada penjualan, sedangkan eksportir dapat memperoleh pendapatan cash lebih pada
kontrak pada rate forward baru pada akhir kuarter. Sehingga kontrak lama tidak begitu
penting sebagaimana konrak baru yang akan terjadi.

Informasi sebelumnya yang telah diberikan, pencatatan jurnal untuk hedge dan forecasted
sales adalah sbb :

1 Maret Tidak ada pencatatan

31 Maret Other comprehensive income 14,925

Forward contract 14,925

30 April Other comprehensive income 5,075

Forward contract 5,075

Foreign Currency 1,510,000

Sales 1,510,000

To record the sale to the importer and

receipt of British pounds at the spot

rate on April 30.

Forward contract 20,000

Cash 1,490,000
Foreign Currency 1,510,000

To record the delivery of foreign currency

to the bank at the April 30 spot rate, the

closing out of the forward contract, and

the receipt of dollars at the forward rate.

Sales 20,000

Other comprehensive income 20,000

To transfer the loss on the forward contract

From comprehensive income to earnings

Through sales revenues at the time of sale.

Pencatatan pada 30 April yang diberikan memperlihatkan arus kas aktual dan
adjustment berikutnya. Apa yang ada pada akuntansi hedge memperbolehkan perusahaan
untuk mencatat revenue sales pada rate yang sama sebagaimana kas diterima-rate forward
pada kontrak yang masuk dalam 1 Maret. Diperbolehkan, XYZ akan tidak memasuki
forward kontrak karena akan menerima $1,510,000 pada 30 April pada rate spot. Tetapi
pada 1 Maret, tidak ada jaminan bahwa pounsterling akan menguat melawan dollar,
dollar dapat diterima semakin meningkat. Itulah untung-untungan atas mengambil
kontrak forward.

· Ilustrasi : Kontrak Opsi untuk Hedge Taksiran penjualan Mata Uang Asing

Sebagai ganti penggunaan kontrak forward, XYZ dapat menggunakan suatu opsi
untuk hedge diterima dari taksiran penjualan di British pounds. Asumsikan bahwa XYZ
meletakkan opsi untuk £1.000.000 pada 1 Maret berlawanan harga dengan $14.900 dan
premium $20.000. Penjualan diharapkan untuk mengambil tempat pada 30 Juni. Pada
beberapa waktu bahwa kontrak opsi berakhir. Pada 1 Maret dicatat :

Opsi mata uang asing $20.000

Kas $20.000

Untuk reflek pembayaran premium ditulis dari kontrak. Penulisan ini sebagai kerugian
pada aktivitas hedging dari opsi.

Opsi juga akan disesuaikan untuk nilai wajarnya, penyesuaian akan diambil dari
pendapatan komprehensif lain dan digunakan untuk penyesuaian jumlah penjualan. Garis
bawah adalah bahwa pendapatan penjualan dan penerimaan kas paling sedikit mencapai
harga $1.490.000. jika kekuatan pounds berlawanan dengan dollar, opsi tidak akan
digunakan dan XYZ akan mengubah pounds menjadi dollar pada tarif spot. Dia akan
masih mendatangkan biaya premium, tetapi dia akan menerima dollar sebagai pounds.

F. PENGGUNAAN DERIVATIF UNTUK HEDGE INVESTASI BERSIH

Statement 133 mengijinkan hedge akuntansi untuk hedge investasi bersih.


Keuntungan dan kerugian pada derivatif digunakan untuk hedge investasi bersih diambil
untuk suatu komponen terpisah dari ekuitas shareholders kemudian diambil secara
langsung untuk pendapatan. Diasumsikan bahwa derivatif diangkat dan efektif sebagai
hedge investasi bersih. Sejak derivatif digunakan untuk hedge investasi bersih ditandai
untuk nilai wajar pada tiap akhir periode akuntansi, keuntungan dan kerugian mungkin
termasuk didalam penyesuaian translasi kumulatif untuk tingkat perwakilan perubahan
hedge ekonomi efektif dari investasi bersih.

G. PENGUNGKAPAN INSTRUMEN KEUANGAN DERIVATIF

Pada tahun belakangan ada banyak publisitas tentang kerugian untuk derivatif dan
pengungkapan tidak akurat balance sheet alami pada instrumen. Sebagian besar ahli
menyesuaikan derivatif, termasuk derivatif mata uang asing, subjek untuk beberapa
macam risiko:

a. Risiko pasar – risiko dari kerugian perubahan di bunga dan tarif pertukaran.
b. Risiko Kredit - kerugian potensial dari counterparty non performance
c. Risiko Likuiditas – hubungan untuk likuidas pasar dari instrumen pemegang dan
oleh karena itu dihubungkan dengan risiko pasar.
d. Risiko Operasi – dihubungkan dengan kontrol tidak cukup memastikan dengan
baik kebijakan perusahaan.

Kuncinya adalah untuk menentukan bagaimana yang terbaik untuk pengungkapan


tingkat risiko pengguna. Hasilnya dari IAS 39 dan FASB statement 133, perusahaan
meningkatkan dan menstandarkan pengungkapannya pada instrumen keuangan.
Perusahaan menggunakan derivatif diperlukan untuk menyediakan informasi kualitatif
dan kuantitatif tentang derivatif. Sebagian besar perusahaan mengungkapkan subjeknya
untuk pemegang instrumen keuangan derivatif. Konteks ini dibutuhkan untuk
pemahaman objektif dan strategi untuk mencapai objektivitas. Secara terpisah informasi
akan disediakan untuk nilai wajar, arus kas dan hedge mata uang asing. Untuk informasi
kualitatif, perusahaan juga diperlukan untuk menyediakan informasi kuantitatif, seperti
memulai dan mengakhiri keseimbangan dari pencatatan derivatif dalam pendapatan
komprehensif sebagai perubahan terbaik untuk keseimbangan ditiap tahun pelaporan.

DaimlerChrysler, manufaktur Jerman, mempersiapkan laporan keuangan untuk US


GAAP dan mengadopsi SFAS no.133. untuk subsidi asing, DaimlerChrysler
menggunakan metode tarif saat ini dari penerjemahan laporan keuangan mata uanga
asing kedalam euros, mata uang induk. Laporan tahun 2004, dia memberikan persetujuan
informasi tentang aktivitas hedgingnya dari perspektif kualitatif dan kuantitatif. Ekhsibit
13.6 ilustrasi jumlah dan nilai wajar dari instrumen keuangan mereka.

Nilai wajar dari instrumen keuangan adalah harga dimana satu partai akan di asumsikan
hak dan atau bea dari partai lainnya. Nilai wajar dari instrumen keuangan ditentukan
dengan referensi untuk menyediakan informasi pasar pada data balance sheet dan
metodelogi penilaian didiskusikan dibawah. Pertimbangan dari ketersediaan faktor
penentuan nilai mereka, nilai wajar disajikan ditempat itu hanya indikasi dari jumlah grup
yang dapat direalisasi menurut kondisi pasar saat ini.

Exhibit 13.6 DaimlerChrysler Nilai wajar dari instrumen keuangan

31 Desember 2004 31 Desember 2003


Jumlah Nilai Jumlah Nilai

bawaan Wajar bawaan Wajar


Instrumen keuangan: 1.610 1.610 1.631 1.631

(Instrumen derivatif yang lain ) 56.785 57.558 52.638 53.919

Assets : 3.884 3.884 3.268 3.268

Keuangan asset 7.771 7.771 11.017 11.017

Penerimaan dari jasa keuangan 76.620 78.594 75.690 75.690

Sekuritas 1.287 1.287 2.380 2.380

Kas dan setara kas 2.667 2.667 3.695 3.695

Kewajiban: 152 152 267 267

Kewajiban keuangan 196 196 163 163

Instrumen derivatif :

Asset:

Kontrak

Kontrak tarif bunga

Kewajiban:

KontrakKontrak tarif bunga

Anda mungkin juga menyukai