Anda di halaman 1dari 4

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

Nomor 84/PUU-XIV/2016
Penggunaan Istilah “Sumber Daya Energi Baru”

I. PEMOHON
Ir. Indrawan Sastronagoro, MM

II. OBJEK PERMOHONAN


Pengujian Materiil Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2007 tentang Energi

III. KEWENANGAN MAHKAMAH KONSTITUSI


Pemohon menjelaskan kewenangan Mahkamah Konstitusi untuk menguji
Undang-Undang adalah:
- Pasal 24C ayat (1) UUD 1945 menyebutkan bahwa salah satu kewenangan
Mahkamah Konstitusi adalah melakukan pengujian Undang-Undang terhadap
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945);
- Pasal 10 ayat (1) huruf a Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2011 tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah
Konstitusi menyatakan bahwa Mahkamah Konstitusi berwenang menguji
Undang-Undang terhadap UUD 1945;
- Pasal 29 ayat (1) huruf a Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang
Kekuasaan Kehakiman menyatakan, “Mahkamah Konstitusi berwenang
mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final
untuk: a. Menguji Undang-Undang terhadap Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945”;

IV. KEDUDUKAN HUKUM PEMOHON (LEGAL STANDING)


Pemohon adalah perseorangan warga Indonesia yang berprofesi sebagai dosen.
Pemohon merasa pasal yang diajukan permohonan menimbulkan pembatasan
kenyamanan sebagai insinyur serta melecehkan dan mendiskreditkan agama
Pemohon.

1
V. NORMA YANG DIMOHONKAN PENGUJIAN DAN NORMA UUD 1945
A. NORMA YANG DIMOHONKAN PENGUJIAN
Norma materiil yaitu:
Pasal 1 angka 4, angka 5, angka 6; Pasal 4 ayat (2); Pasal 20 ayat (4),
ayat (5); Pasal 21 ayat (2), ayat (3); Pasal 29 ayat (2); Pasal 30 ayat (3) UU
30/2007

Pasal 1 angka 4, angka 5, dan angka 6;


...
4. Sumber energi baru adalah sumber energi yang dapat dihasilkan oleh
teknologi baru baik yang berasal dari sumber energi terbarukan maupun
sumber energi tak terbarukan, antara lain nuklir, hidrogen, gas metana
batu bara (coal bed methane), batu bara tercairkan (Liquified coal), dan
batu bara tergaskan (gasified coal).
5. Energi baru adalah energi yang berasal dari sumber energi baru.
6. Sumber energi terbarukan adalah sumber energi yang dihasilkan dari
sumber daya energi yang berkelanjutan jika dikelola dengan baik, antara
lain panas bumi, angin, bioenergi, sinar matahari, aliran dan terjunan air,
serta gerakan dan perbedaan suhu lapisan laut.

Pasal 4 ayat (2);


(2) Sumber daya energi baru dan sumber daya energi terbarukan diatur oleh
negara dan dimanfaatkan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.

Pasal 20 ayat (4) dan ayat (5);


(4) Penyediaan energi baru dan energi terbarukan wajib ditingkatkan oleh
Pemerintah dan pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya.
(5) Penyediaan energi dari sumber energi baru dan sumber energi terbarukan
yang dilakukan o!eh badan usaha, bentuk usaha tetap, dan perseorangan
dapat memperoleh kemudahan dan/atau insentif dari Pemerintah dan/atau
pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya untuk jangka waktu
tertentu hingga tercapai nilai ke ekonomiannya

2
Pasal 21 ayat (2) dan ayat (3);
(2) Pemanfaatan energi baru dan energi terbarukan wajib ditingkatkan oleh
Pemerintah dan pemerintah daerah.
(3) Pemanfaatan energi dari sumber energi baru dan sumber energi
terbarukan yang dilakukan oleh badan usaha, bentuk usaha tetap, dan
perseorangan dapat memperoleh kemudahan dan/atau insentif dari
Pemerintah dan/atau pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya
untuk jangka waktu tertentu hingga tercapai nilai ke ekonomiannya

Pasal 29 ayat (2);


(2) Penelitian dan pengembangan, sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
diarahkan terutama untuk pengembangan energi baru dan energi
terbarukan untuk menunjang pengembangan industri energi nasional yang
mandiri.

Pasal 30 ayat (3);


(3) Pengembangan dan pemanfaatan hasil penelitian tentang energi baru dan
energi terbarukan dibiayai dari pendapatan negara yang berasal dari
energi tak terbarukan.

B. NORMA UNDANG-UNDANG DASAR 1945.

Pasal 29 ayat (1):


Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa.

VI. ALASAN PERMOHONAN


1. Pemohon yang beragama Islam, merasa dirugikan, kecewa, dan tersinggung
dengan adanya Pasal 1 angka 4, angka 5, dan angka 6 UU 30/2007 karena
dalam ketentuan tersebut yang menggunakan teknologi baru adalah
manusia, bukan hewan, berarti manusia dengan teknologi baru dapat
menghasilkan sumber energi baru. Artinya manusia dipandang sama pintar
dengan Tuhan Yang Maha Esa, yaitu sama-sama dapat menghasilkan
sumber energi baru. Hal tersebut sama saja dengan menyekutukan Tuhan
Yang Maha Esa.
3
2. Pemohon merasa tersinggung dan dirugikan dengan Pasal 4 ayat (2) dan
Pasal 20 ayat (4) dan ayat (5), Pasal 21 ayat (2) dan ayat (3), Pasal 29 ayat
(2) dan Pasal 30 ayat (3) UU 30/2007 karena ada istilah sumber daya energi
baru. Artinya, Tuhan YME dianggap mempunyai sifat lupa, pada suatu saat
ingat barulah diciptakan sumber daya energi baru, sehingga hal tersebut
melecehkan dan mendiskreditkan agama Pemohon;

VII. PETITUM
1. Mengabulkan seluruh permohonan pengujian Undang-Undang yang diajukan
Pemohon :
2. Menyatakan bahwa Pasal 1 angka 4, angka 5, angka 6; Pasal 4 ayat (2);
Pasal 20 ayat (4), ayat (5); Pasal 21 ayat (2), ayat (3); Pasal 29 ayat (2);
Pasal 30 ayat (3) Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2007 tentang Energi
bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indoneisa
Tahun 1945 [Pasal 29 ayat (1)]
3. Memerintahkan amar putusan Mahkamah Konstitusi yang mengabulkan
permohonan pengujian Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2007 tentang
Energi terhadap UUD 1945 untuk dimuat dalam lembaran negara.
4. Atau, apabila majelis hakim Mahkamah Konstitusi berpendapat lain, maka
mohon putusan yang seadil-adilnya dan bijaksana

Anda mungkin juga menyukai