Anda di halaman 1dari 13

NAMA : Diko Prima Putra

NPM : 1610024427014
PRODI : Teknik Pertambangan
TUGAS : Kimia I

PERKEMBANGAN SISTEM PERIODIK UNSUR

A. Pengelompokan Unsur Menurut Lavoisier

Pada 1789, Antione Lavoisier membuat pengelompokan terhadap 33 unsur


kimia. Unsur-unsur tersebut dibagi kedalam empat kelompok, yaitu tanah,
gas, nonlogam, dan logam . Oleh karena pengetahuan tentang sifat-sifat unsur
masih sederhana, unsur-unsur tersebut kelihatan berbeda antara yang satu
dengan yang lain, artinya belum terlihat adanya kemiripan antara unsur yang
satu dengan unsur yang lainnya.

Kelompok unsur gas menurut Lavoisier diantaranya ozote (nitrogen),oksigen,


hidrogen, cahaya dan kalor. Kelompok unsur-unsur nonlogam
diantaranyakarbon, fosfor, karbon, asam fluorida, asam klorida, dan asam
borak. Sedangkan unsur-unsur logam diantaranya arsenik, bismuth, antimon,
perak, tembaga, kobalt,besi, timah, raksa, mangan, emas, molibdenum, nikel,
timbal, platina, seng, dan tungsten. Adapun kelompok unsur tanah
diantaranya kapur, barium oksida, magnesium oksida, silikon oksida, dan
aluminium oksida.

B. Hukum Triade Dobereiner

Pada 1829, J.W. Dobereiner mengelompokan unsur-unsur berdasarkan


kemiripan sifat-sifatnya. Unsur pembentuk garam dan massa atomnya, yaitu
Cl = 35,5, Br = 80, dan I = 127. Unsur pembentuk alkali dan massa atomnya,
yaitu Li=7, Na=23, dan K=39. Unsur pembentuk alkali tanah dan massa
atomnya, yaitu Ca=40, Sr=88, dan Ba=136.
Dari pengelompokan unsur-unsur tersebut, terdapat suatu keteraturan. Setiap
tiga unsur yang sifatnya mirip, massa atom (Ar) unsur yang kedua (tengah)
merupakan massa atom rata-rata dari massa atom unsur yang pertama dan
ketiga. Perhatikan contoh berikut.

Ar Na = (Ar Li + Ar K) / 2 = (7+39) / 2 = 46 / 2 = 23

Contoh lain
C. Sistem Periodik Oktaf Newlands

J. Newlands merupakan orang pertama yang mengelompokan unsur-unsur


berdasarkan kenaikan massa atom relatif. Pada 1863, ia menyatakan bahwa
sifat-sifat unsur berubah secara teratur. Unsur pertama mirip dengan unsur
kedelapan, unsur kedua mirip dengan unsur kesembilan, dan seterusnya. Jadi,
jika diurutkan

Sistem periodik unsur Newlands

D. Sistem Periodik Mendeleev

Salah satu ahli kimia yang terbilang sukses dalam pengelompokan unsur-
unsur adalah Dmitri Ivanovich Mendeleev, sarjana asal Rusia. Mendeleev
berani memprediksi unsur-unsur yang belum ditemukan kala itu. Dasar dari
pengelompokan unsur-unsur versi Mendeleev adalah berdasarkan kenaikan
massa atom relatifnya.

Uniknya, Mendeleev mengelompokan unsur-unsur tersebut dengan


menggunakan kartu, dimana setiap kartu tersebut tertulis lambang unsur,
sifat-sifat unsur dan massa atom relatifnya. Unsur-unsur tersebut disusun
berdasarkan sifat-sifat unsur dan kenaikan massa atom relatifnya. Namun,
pengelompokan ini menekankan sifat-sifat kimia unsur ketimbang massa
atomnya.
Sistem periodik unsur Mendeleev

Unsur-unsur yang memiliki kesamaan sifat ditempatkan pada lajur vertikal


yang dinamakan golongan. Demi menetapkan kemiripan sifatnya
ini,Mendeleev mengosongkan beberapa tempat di sistem periodiknya, sebagai
contoh menempatkan Ti (Ar=48) pada golongan IV dan membiarkan
golongan III kosong, karena Ti lebih mirip dengan C dan Si, daripada dengan
B dan Al.

Pada waktu yang hampi bersamaan, Lothar Meyer melakukan hal yang mirip
dengan Mendeleev. Ilmuwan kimia Jerman tersebut menyusun 57 unsur
kimia berdasarkan kenaikan massa tom. Hal yang membedakan dengan
Mendeleev, Meyer mengelompokannya dengan menekankan pada sifat fisik
unsur. Adapun Mendeleev, berdasarkan sifat kimia unsur. Sistem periodik
Meyer tersebut disusun pada 1868, namun baru dipublikasikan pada 1870.
E. Sistem Periodik Modern

Pada 1913, seorang kimiawan Inggris bernama Henry Moseley melakukan


eksperimen pengukuran panjang gelombang unsur menggunakan sinar X.

Berdasarkan eksperimennya tersebut, diperoleh kesimpulan bahwa sifat atom


bukan didasari oleh massa atom relatif, melainkan berdasarkan kenaikan
jumlah proton. Hal tersebut diakibatkan adanya unsur-unsur yang memiliki
massa atom berbeda, tetapi, memiliki jumlah proton sama atau disebut
isotop.

Sistem periodik unsur Modern

Kenaikan jumlah proton ini mencerminkan kenaikan nomor atom unsur


tersebut. Pengelompokan unsur-unsur sistem periodik modern merupakan
penyempurnaan hukum periodik Mendeleev, yang disebut juga sistem
periodik bentuk panjang.
SIFAT SISTEM PERIODIK UNSUR

Kali ini kita akan membahas mengenai Sifat Periodik Unsur, berupa jari-jari atom,
energi ionisasi, keelektronegatifan, afinitas elektron, sifat logam, dan titik leleh
serta titik didih.

A. Jari-jari atom
Jari-jari atom adalah jarak dari inti atom sampai kulit terluar. Bagi unsur-
unsur yang segolongan, jari-jari atom makin ke bawah makin besar sebab
jumlah kulit yang dimiliki atom makin banyak, sehingga kulit terluar makin
jauh dari inti atom.
Unsur-unsur yang seperiode memiliki jumlah kulit yang sama. Akan tetapi,
tidaklah berarti mereka memiliki jari-jari atom yang sama pula. Semakin ke
kanan letak unsur, proton dan elektron yang dimiliki makin banyak, sehingga
tarik-menarik inti dengan elektron makin kuat. Akibatnya, elektron-elektron
terluar tertarik lebih dekat ke arah inti. Jadi, bagi unsur-unsur yang seperiode,
jari-jari atom makin ke kanan makin kecil.

Dalam satu golongan, konfigurasi unsur-unsur satu golongan mempunyai


jumlah elektron valensi sama dan jumlah kulit bertambah. Akibatnya, jarak
elektron valensi dengan inti semakin jauh, sehingga jari-jari atom dalam satu
golongan makin ke bawah makin besar.
Jadi dapat disimpulkan:

 Dalam satu golongan, jari-jari atom bertambah besar dari atas ke bawah.
 Dalam satu periode, jari-jari atom makin kecil dari kiri ke kanan.

B. Energi Ionisasi
Energi ionisasi adalah energi minimum yang diperlukan atom untuk
melepaskan satu elektron yang terikat paling lemah dari suatu atom atau ion
dalam wujud gas. Harga energi ionisasi dipengaruhi oleh besarnya nomor
atom dan ukuran jari-jari atom. Makin besar jari-jari atom, maka gaya tarik
inti terhadap elektron terluar makin lemah. Hal itu berarti elektron terluar
akan lebih mudah lepas, sehingga energi yang diperlukan untuk melepaskan
elektron terluar makin kecil.
Energi ionisasi kecil berarti mudah melepaskan elektron.
Energi ionisasi besar berarti sukar melepaskan elektron.
Energi ionisasi pertama digunakan oleh suatu atom untuk melepaskan
elektron kulit terluar, sedangkan energi ionisasi kedua digunakan oleh suatu
ion (ion +) untuk melepaskan elektronnya yang terikat paling lemah.

Unsur-unsur yang segolongan, energi ionisasinya makin ke bawah semakin


kecil karena elektron terluar makin jauh dari inti (gaya tarik inti makin
lemah), sehingga elektron terluar makin mudah dilepaskan. Sedangkan unsur-
unsur yang seperiode, gaya tarik inti makin ke kanan makin kuat, sehingga
energi ionisasi pada umumnya makin ke kanan makin besar.
C. Keelektronegatifan
Keelektronegatifan adalah kemampuan atau kecenderungan suatu atom untuk
menangkap atau menarik elektron dari atom lain. Misalnya, fluorin memiliki
kecenderungan menarik elektron lebih kuat daripada hidrogen. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa keelektronegatifan fluorin lebih besar daripada hidrogen.
Konsep keelektronegatifan ini pertama kali diajukan oleh Linus Pauling
(1901 – 1994) pada tahun 1932.

Unsur-unsur yang segolongan, keelektronegatifan makin ke bawah makin


kecil sebab gaya tarik inti makin lemah. Sedangkan unsur-unsur yang
seperiode, keelektronegatifan makin ke kanan makin besar. Akan tetapi perlu
diingat bahwa golongan VIIIA tidak mempunyai keelektronegatifan. Hal ini
karena sudah memiliki 8 elektron di kulit terluar. Jadi keelektronegatifan
terbesar berada pada golongan VIIA.
D. Afinitas Elektron

Afinitas elektron adalah energi yang menyertai proses penambahan 1 elektron


pada satu atom netral dalam wujud gas, sehingga terbentuk ion bermuatan –1.
Afinitas elektron juga dinyatakan dalam kJ mol–1. Unsur yang memiliki
afinitas elektron bertanda negatif, berarti mempunyai kecenderungan lebih
besar dalam menyerap elektron daripada unsur yang afinitas elektronnya
bertanda positif. Makin negatif nilai afinitas elektron, maka makin besar
kecenderungan unsur tersebut dalam menyerap elektron (kecenderungan
membentuk ion negatif). Dari sifat ini dapat disimpulkan bahwa:

 Dalam satu golongan, afinitas elektron cenderung berkurang dari atas ke


bawah.
 Dalam satu periode, afinitas elektron cenderung bertambah dari kiri ke
kanan.
 Kecuali unsur alkali tanah dan gas mulia, semua unsur golongan utama
mempunyai afinitas elektron bertanda negatif. Afinitas elektron terbesar
dimiliki oleh golongan halogen.
E. Sifat Logam
Secara kimia, sifat logam dikaitkan dengan keelektronegatifan, yaitu
kecenderungan melepas elektron membentuk ion positif. Jadi, sifat logam
tergantung pada energi ionisasi. Ditinjau dari konfigurasi elektron, unsur-
unsur logam cenderung melepaskan elektron (memiliki energi ionisasi yang
kecil), sedangkan unsur-unsur bukan logam cenderung menangkap elektron
(memiliki keelektronegatifan yang besar).
Sesuai dengan kecenderungan energi ionisasi dan keelektronegatifan, maka
sifat logam-nonlogam dalam periodik unsur adalah:

 Dari kiri ke kanan dalam satu periode, sifat logam berkurang, sedangkan
sifat nonlogam bertambah.
 Dari atas ke bawah dalam satu golongan, sifat logam bertambah,
sedangkan sifat nonlogam berkurang.

Jadi, unsur-unsur logam terletak pada bagian kiri-bawah sistem periodik


unsur, sedangkan unsur-unsur nonlogam terletak pada bagian kanan-atas.
Batas logam dan nonlogam pada sistem periodik sering digambarkan dengan
tangga diagonal bergaris tebal, sehingga unsur-unsur di sekitar daerah
perbatasan antara logam dan nonlogam itu mempunyai sifat logam sekaligus
sifat nonlogam. Unsur-unsur itu disebut unsur metaloid. Contohnya adalah
boron dan silikon.

F. Titik Leleh dan Titik Didih

Dalam satu periode, titik cair dan titik didih naik dari kiri ke kanan sampai
golongan IVA, kemudian turun drastis. Titik cair dan titik didih terendah
dimiliki oleh unsur golongan VIIIA.

Dalam satu golongan, ternyata ada dua jenis kecenderungan: unsur-unsur


golongan IA – IVA, titik cair dan titik didih makin rendah dari atas ke bawah;
unsur-unsur golongan VA – VIIIA, titik cair dan titik didihnya makin tinggi.
DASAR PENYUSUNAN SISTEM PERIODIK MODERN

A. Periode
Lajur-lajur horizontal dalam sistem periodik disebut periode. Sistem periodik
modern terdiri atas 7 periode. Jumlah unsur pada setiap periode sebagai
berikut.

Periode Jumlah Nomor Atom


Unsur
1 2 1-2
2 8 3-10
3 8 11-18
4 18 19-36
5 18 37-54
6 32 55-86
7 32 87-118

Periode 1, 2,3 disebut periode pendek karena berisi relatif sedikit unsur,
sedangkan periode 4 dan seterusnya disebut periode panjang.

B. Golongan

Kolom-kolom vertikal dalam sistem periodik disebut golongan. Penempatan


unsur dalam golongan berdasarkan kemiripan sifat. Sistem periodik modern
terdiri atas 18 kolom vertikal. Ada dua cara penamaan golongan, yaitu:

 Sistem 8 golongan. Menurut cara ini, sistem periodik dibagi menjadi 8


golongan yang masing-masing terdiri atas golongan utama (golongan A)
dan golongan tambahan (golongan B). Unsur-unsur golongan B disebut
juga unsur transisi. Nomor golongan ditulis dengan angka Romawi.
Golongan-golongan B terletak antara golongan IIA dan IIIA. Golongan
VIIIB terdiri atas 3 kolom vertikal.
 Sistem 18 Golongan. Menurut cara ini, sistem periodik dibagi kedalam 18
golongan, yaitu golongan 1 sampai dengan 18, dimulai dari kolom paling
kiri. Unsur-unsur transisi terletak pada golongan 3-12.
Beberapa golongan unsur dalam sistem periodik mempunyai nama
khusus,diantaranya:

 Golongan IA : logam alkali (kecuali hidrogen).


 Golongan IIA : logam alkali tanah.
 Golongan VIIA : halogen.
 Golongan VIIIA : gas mulia.

Unsur transisi dan transisi dalam

1. Unsur Transisi
Unsur-unsur yang terletak pada golongan-golongan B disebut unsur
transisi atau unsur peralihan. Unsur-unsur tersebut merupakan peralihan
dari golongan IIA ke golongan IIIA, yaitu unsur-unsur yang dialihkan
hingga ditemukan unsur yang mempunyai kemiripan sifat dengan
golongan IIIA.

2. Unsur transisi dalam


Dua baris unsur yang ditempatkan dibagian bawah Tabel Periodik disebut
unsur transisi dalam, yaitu terdiri dari:
a. Lantanida, yang beranggotakan nomor atom 57-70 (14 unsur). Ke-14
unsur ini mempunyai sifat yang mirip dengan lantanium (La),
sehingga disebut lantanoid atau lantanida.
b. Aktinida, yang beranggotakan nomor atom 89-102 (14 unsur). Ke-14
unsur ini sangat mirip dengan aktinium, sehingga disebut aktinoida
atau aktinida.

Semua unsur transisi dalam sebenarnya menempati golongan IIIB, yaitu


lantanida pada periode keenam dan aktinida pada periode ketujuh. Jadi,
golongan IIIB periode keenam dan periode ke tujuh, masing-masing berisi 15
unsur.
Hubungan Konfigurasi Elektron dengan Sistem Periodik

Hubungan antara letak unsur dalam sistem periodik dengan konfigurasi


elektronnya dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Nomor periode sama dengan jumlah kulit


2. Nomor golongan sama dengan elektron valensi

Berdasarkan hubungan tersebut, maka letak unsur dalam sistem periodik dapat
ditentukan berdasarkan konfigurasi elektron.

Anda mungkin juga menyukai