Anda di halaman 1dari 3

Revolusi Nasional Indonesia

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas


Lompat ke: navigasi, cari

Revolusi Nasional Indonesia

Bagian dari Perang Dunia Kedua

Mobil Buick milik Brigadir Jenderal Aubertin Mallaby


yang terbakar pada saat pertempuran 10 November 1945
di Surabaya.

17 Agustus 1945 – 27
Tanggal
Desember 1949
Lokasi Indonesia
Belanda mengakui
Hasil
kemerdekaan Indonesia
Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia
Casus belli
Menyerahnya Jepang pada
Perang Dunia Kedua

Pihak yang terlibat

Belanda (sejak 1946)


Indonesia
KNIL
Negara-negara sekutu
(1945-46)

Britania
Raya

Kemaharajaan
Britania
Australia

Komandan

Sukarno
Jen. Sudirman
Simon Spoor
Sri Sultan
Hubertus van Mook
Hamengkubuwana IX
Willem Franken
Mohammad Hatta
Sir Philip Christison
Sjafruddin
Prawiranegara

Kekuatan

Tentara Kerajaan
Belanda:
BKR/TKR/TRI/TNI:
20,000 - 180,000 orang
183.000
KNIL:
Laskar rakyat:
60,000
diperkirakan 60,000
Tentara Sekutu:
30,000+

Korban

1,200 tentara Sekutu


tewas

45,000 hingga 100,000


3,144 tentara Hindia
pejuang tewas
Belanda tewas 3,084
tentara Kerajaan
Belanda tewas
25,000 hingga 100,000 rakyat sipil tewas [1][2]

Revolusi Nasional Indonesia adalah sebuah konflik bersenjata dan pertentangan diplomasi
antara Republik Indonesia yang baru lahir melawan Kerajaan Belanda yang dibantu oleh pihak
Sekutu, diwakili oleh Inggris. Rangkaian peristiwa ini terjadi mulai dari proklamasi
kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 hingga pengakuan kemerdekaan
Indonesia oleh Kerajaan Belanda pada 29 Desember 1949. Meskipun demikian, gerakan revolusi
itu sendiri telah dimulai pada tahun 1908, yang saat ini diperingati sebagai tahun dimulainya
kebangkitan nasional Indonesia.

Selama sekitar empat tahun, beberapa peristiwa berdarah terjadi secara sporadis. Selain itu
terdapat pula pertikaian politik serta dua intervensi internasional. Dalam peristiwa ini pasukan
Belanda hanya mampu menguasai kota-kota besar di pulau Jawa dan Sumatera, namun gagal
mengambil alih kendali di desa dan daerah pinggiran. Karena sengitnya perlawanan bersenjata
serta perjuangan diplomatik, Belanda berhasil dibuat tertekan untuk mengakui kemerdekaan
Indonesia.[3] Revolusi ini berujung pada berakhirnya pemerintahan kolonial Hindia Belanda dan
mengakibatkan perubahan struktur sosial di Indonesia, di mana kekuasaan raja-raja mulai
dikurangi atau dihilangkan. Peristiwa ini dikenal dengan "revolusi sosial", yang terjadi di
beberapa bagian di pulau Sumatera.

Anda mungkin juga menyukai