OLEH:
RSUP.H.ADAM MALIK
MEDAN
2007
ditakuti.10 Karena insidennya yang cukup tinggi dan prognosanya yang kurang baik
bagi penglihatan.2Meskipun dapat dihindari dengan mengontrol kadar gula darah yang
baik dan deteksi dini jika ada kelainan pada mata. Diabetes telah menjadi penyebab
diabetes.4 Resiko ini jarang ditemukan pada anak dibawah umur 10 tahun, dan
meningkat setelah pubertas .4 Hal ini terjadi 20 tahun setelah menderita diabetes.4
DEFENISI
Gambar 1
2
EPIDEMIOLOGI
jumpai, terutama di negara barat.1 Kira-kira 1 dari 900 orang berusia 25 tahun
mengidap diabetes dan kira-kira 1 dari 25 orang berusia 60 tahun adalah penyandang
diabetes. Prevalensi retinopati diabetik proliferatif pada diabetes tipe 1 dengan lama
penyakit 15 tahun adalah 50%.1 Retinopati diabetik jarang ditemukan pada anak-anak
ETIOLOGI
biokimia yang akhirnya menyebabkan kerusakan endotel pembuluh darah.4 Hal ini
didukung oleh hasil pengamatan bahwa tidak terjadi retinopati pada orang muda
dengan diabetes tipe 1 paling sedikit 3-5 tahun setelah awitan penyakit ini. Hasil
serupa telah diperoleh pada diabetes tipe 2, tetapi pada pasien ini onset dan lama
3
• Fibrinolisis yang tidak sempurna.
KLASIFIKASI
menjadi :1,2,4
PATOFISIOLOGI
telah diteliti adanya perubahan endotel vaskuler ( penebalan membran basalis dan
hilangnya pericyte ) dan gangguan hemodinamik ( pada sel darah merah dan agregasi
platelet ).3 Disini perubahan mikrovaskular pada retina terbatas pada lapisan retina
4
seperti titik-titik, vena retina mengalami dilatasi dan berkelok-kelok, bercak
perdarahan intraretinal.1,4 Perdarahan dapat terjadi pada semua lapisan retina dan
berbentuk nyala api karena lokasinya didalam lapisan serat saraf yang berorientasi
kebocoran plasma yang berlanjut, disertai iskemik pada dinding retina ( cotton wool
spot, infark pada lapisan serabut saraf ). Hal ini menimbulkan area non perfusi yang
luas dan kebocoran darah atau plasma melalui endotel yang rusak. Ciri khas dari
stadium ini adalah cotton wool spot, blot haemorrage, intraretinal Microvasculer
Abnormal ( IRMA ), dan rangkaian vena yang seperti manik-manik.1,3 Bila satu dari
Diabetik Proliferatif ), dan bila keempatnya dijumpai maka beresiko untuk menjadi
rusaknya sawar retina-darah bagian dalam pada endotel kapiler retina sehingga terjadi
kebocoran cairan dan konstituen plasma ke dalam retina dan sekitarnya. Edema ini
dapat bersifat fokal dan difus. Edema ini tampak sebagai retina yang menebal dan
eksudat kuning kaya lemak bentuk bundar disekitar mikroaneurisma dan paling sering
5
Retinopati Diabetik Non Proliferatif dapat mempengaruhi fungsi penglihatan
makular.
Merupakan penyulit mata yang paling parah pada Diabetes Melitus. Pada jenis
pembuluh halus ( neovaskularisasi ) yang sering terletak pada permukaan diskus dan
di tepi posterior zona perifer disamping itu neovaskularisasi iris atau rubeosis iridis
juga dapat terjadi. Pembuluh-pembuluh baru yang rapuh berproliferasi dan menjadi
meninggi apabila korpus vitreum mulai berkontraksi menjauhi retina dan darah
keluar dari pembuluh tersebut maka akan terjadi perdarahan massif dan dapat timbul
fibrosis dan membentuk pita-pita fibrovaskular rapat yang menarik retina dan
pelepasan retina akibat traksi progresif atau apabila terjadi robekan retina, terjadi
ablasio retina regmatogenosa. Pelepasan retina dapat didahului atau ditutupi oleh
6
dimata tersebut, maka retinopati proliferatif cenderung masuk ke stadium
GEJALA KLINIS
• Kesulitan membaca
• Penglihatan kabur
vena dengan bentuk berupa bintik merah kecil yang terletak dekat pembuluh
• Perdarahan dapat dalam bentuk titik, garis, dan bercak yang biasanya
membesar dan bergabung. Eksudat ini dapat muncul dan hilang dalam
beberapa minggu.
7
• Soft exudate yang sering disebut cotton wool patches merupakan iskemia
bersifat difus dan berwarna putih. Biasanya terletak dibagian tepi daerah
Gambar 2
8
Gambar 3
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Untuk dapat membantu mendeteksi secara awal adanya edema makular pada
menggunakan lensa +90 dioptri.2 Disamping itu Angiografi Fluoresens juga sangat
PENATALAKSANAAN
Sejauh ini belum ada pengobatan yang spesifik dan efektif untuk mencegah
A. Pencegahan
Suatu fakta dikemukakan bahwa insiden retinopati diabetik ini tergantung pada
9
terpenting yang dapat dilakukan oleh penderita diabetes untuk dapat mencegah
terjadinya retinopati adalah dengan mengontrol gula darah, selain itu tekanan darah,
masalah jantung, obesitas dan lainnya harus juga dikendalikan dan diperhatikan.1,3,5
B. Pengobatan
Fokus pengobatan bagi pasien retinopati diabetik non proliferatif tanpa edema
Terapi Laser argon fokal terhadap titik-titik kebocoran retina pada pasien yang secara
makula diabetik yang secara klinis tidak bermakna maka biasanya hanya dipantau
kemungkinan perdarahan massif korpus vitreum dan pelepasan retina dengan cara
pembuluh baru tersebut, Kemungkinan fotokoagulasi panretina laser argon ini bekerja
Tekniknya berupa pembentukan luka-luka bakar laser dalam jumlah sampai ribuan
yang tersebar berjarak teratur diseluruh retina, tidak mengenai bagian sentral yang
oleh perdarahan korpus vitreum diabetes pada pasien binokular adalah dengan
10
Disamping itu peran bedah vitreoretina untuk retinopati diabetik proliferatif
PROGNOSIS
Pada mata yang mengalami edema makular dan iskemik yang bermakna akan
memiliki prognosa yang lebih jelek dengan atau tanpa terapi laser, daripada mata
11
DAFTAR PUSTAKA
1. Vaughan DG, Asbury T, Eva PR, Oftalmologi Umum, Edisi 14, Widya Medika,
2. Nema HV, Text book of Opthalmology, Edition 4, Medical publishers, New Delhi,
4. Basic and Clinical Science Course, Retina and Vitreous, Section 12, American -
6. Elkington AR, Khaw PT, Petunjuk Penting Kelainan Mata, Buku Kedokteran EGC
7. Ilyas S, Ilmu Penyakit Mata, Edisi 2, FK UI, Jakarta, 2003, hal. 224-227.
diabetic.retinopathy.html.
12