Disusun oleh:
HALAMAN JUDUL
DAFTAR ISI………………………......…………...…………….…….................... i
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakanng………….…………………………………...................................
2. Rumusan Masalah.....................................................................................................
3. Tujuan………………………………………………...............................................
BAB II PEMBAHASAN
1. Pengertian Neurotransmiter……………………………………………..................
2. Fungsi Neurotransmiter……………………………................................................
Kesimpulan.................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Otak terbentuk dari dua jenis sel: yaitu glia dan neuron. Glia berfungsi untuk
menunjang dan melindungi neuron, sedangkan neuron membawa informasi dalam
bentuk pulsa listrik yang di kenal sebagai potensial aksi. Mereka berkomunikasi
dengan neuron yang lain dan keseluruh tubuh dengan mengirimkan berbagai macam
bahan kimia yang disebut neurotransmitter. Neurotransmitter ini dikirimkan pada
celah yang di kenal sebagai sinapsis yang kemudian ia akan menyalurkan informasi
yang telah di bawanya.
Berbagai jenis neurotransmiter telah diidentifikasi, termasuk asetilkolin,
dopamin, serotonin, dan norepinefrin. Biasanya, reseptor saraf khusus hanya
menanggapi satu jenis neurotransmiter. Hal ini memungkinkan untuk spesialisasi
tingkat tinggi dalam pengiriman pesan antara neuron satu neuron dapat merespon kuat
terhadap neurotransmiter tertentu sementara tetangganya mungkin relatif tidak
sensitif.
Ketidakseimbangan neurotransmitter terlibat dalam beberapa penyakit seperti
penyakit Alzheimer dan penyakit Parkinson, dan berbagai penyakit kejiwaan seperti
skizofrenia dan depresi. Banyak obat bekerja dengan mengubah tingkat
neurotransmitter tertentu dalam otak.
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan
PEMBAHASAN
1. Pengertian Neurotransmitter
Neurotransmiter adalah salah satu dari kelas zat kimia yang membawa pesan
antar neuron. Biasanya, neuron pengirim melepaskan sejumlah kecil
neurotransmiter, yang mengaktifkan reseptor pada neuron penerima. Aktivasi
reseptor kemudian memulai serangkaian perubahan kimia di neuron penerima, dan
jika cukup reseptor yang diaktifkan, neuron penerima mungkin menjadi aktif dan
mengirim pesan bersama.
2. Fungsi Neurotransmitter
a) Asetilkolin (Ach)
Fungsi asetilkolin antara lain mempengaruhi kesiagaan, kewaspadaan, dan
pemusatan perhatian. Berperan pula pada proses penyimpanan dan pemanggilan
kembali ingatan, atensi dan respon individu. Di otak, asetilkolin ditemukan pada
cerebral cortex, hippocampus (terlibat dalam fungís ingatan), bangsal ganglia
(terlibat dalam fungís motoris), dan cerebrlum (koordinasi bicara dan motoris).
Ach merupakan neurotransmitter yang tidak diproduksi didalam neuron. Ia
ditransportasikan ke otak dan ditemukan pada seluruh bagaian otak. Ach memiliki
konsentrasi tinggi di basal ganglia dan cortex motorik.
Fungsi Utama asetilkolin (Ach) adalah mengatur atensi, memori, rasa haus,
pengaturan mood, tidur REM, memfasilitasi perilaku sexual dan tonus otot.
Gejala defisit meliputi:
• Kurangnya inhibisi
• Berkurangnya fungsi memori
• Euphoria
• Antisosial
• Penurunan fungsi bicara
Gejala berlebih antara lain :
• Over-inhibisi
• Anxietas & Depresi
• Keluhan Somatic
Asetilkolin merupakan neurotransmiter hasil sintesa dari bahan utama berupa
kolin.
b) Dopamin
Berbagai penelitian menunjukkan dopamin juga makin mendekatkan pada
kesimpulan bahwa neurotransmiter jenis ini mempengaruhi proses pengingatan.
Melalui mekanisme kompensasi yang di munculkan oleh dopamin, maka
hubungan zat kimia ini dalam proses belajar dan ingatan dapat terlihat jelas.
Dopamin di produksi pada inti-inti sel yang terletak dekat dengan sistem aktivasi
retikuler. Dopamin di bentuk dari asam amino tirosin, yang berfungsi membantu
otak mengatasi depresi, meningkatkan ingatan dan meningkatkan kewaspadaan
mental.
Walaupun dopamin di produksi oleh otak, individu tetap membutuhkan asupan
tirosin yang cukup guna memproduksi dopamin. Tirosin di temukan pada
makanan berprotein seperti : daging, produk-produk susu (sperti keju), ikan ,
kacang panjang, kacang-kacangan dan produk kedelai. Dengan 3-4 ons protein
sehari, energi kita akan lebih terjaga.
Fungsi Dopamin sebagai neururotransmiter kerja cepat disekresikan oleh
neuron-neuron yang berasal dari substansia nigra, neuron-neuron ini terutama
berakhir pada regio striata ganglia basalis. Pengaruh dopamin biasanya sebagai
inhibisi.
Dopamin bersifat inhibisi pada beberapa area tapi juga eksitasi pada beberapa
area. Sistem norepinefrin yang bersifat eksitasi menyebar ke setiap area otak,
sementara serotonin dan dopamin terutama ke regio ganglia basalis dan sistem
serotonin ke struktur garis tengah (midline).
c) Norepinephrine
Norepinephrine memiliki konsentrasi tinggi di dalam locus ceruleus serta
dalam konsentrasi sekunder dalam hippocampus, amygdala, dan kortex cerebral.
Selain itu ditemukan juga dalam konsentrasi tinggi di saraf simpatis.
Norepinephrine dipindahkan dari celah synaptic dan kembali ke penyimpanan
melalui proses reuptake aktif.
Fungsi Utama adalah mengatur fungsi kesiagaan, pusat perhatian dan
orientasi; mengatur “fight-flight”dan proses pembelajaran dan memory.
Gejala Defisit :
• Ketumpulan
• Kurang energi (Fatique)
• Depresi
Gejala Berlebihan :
• Anxietas
• kesiagaan berlebih
• Penurunan rasa awas
• Paranoia
• Kurang napsu makan.
• Paranoid
d) Serotonin (5HT)
Kelainan Serotonin (5HT) berimplikasi terhadap beberapa jenis gangguan jiwa
yang mencakup ansietas, depresi, psikosis, migren, gangguan fungsi seksual,
tidur, kognitif, dan gangguan makan. Banyak tindakan dalam perawatan gangguan
jiwa adalah dengan jalan mempengaruhi sistem serotonin tersebut.
Fungsi Utama dari Serotonin (5HT) adalah dalam pengaturan tidur, persepsi
nyeri, mengatur status mood dan temperatur tubuh serta berperan dalam perilaku
aggresi atau marah dan libido.
Gejala Defisit :
• Irritabilitas & Agresif
• Depresi & Ansietas
• Psikosis
• Migren
• Gangguan fungsi seksual
• Gangguan tidur & Gangguan kognitif
• Gangguan makan.
• Obsessive compulsive disorder (OCD)
Gejala Berlebihan :
• Sedasi
• Penurunan sifat dan fungsi aggresi
• Pada kasus yang jarang: halusinasi.
e) Glutamate
Glutamat merupakan neurotransmitter excitatory utama pada otak dimana
hampir tiap area otak berisi glutamate. Glutamat memiliki konsentrasi tinggi di
corticostriatal dan di dalam sel cerebellar. Gangguan pada neurotrasmitter ini akan
berakibat gangguan atau penyakit bipolar afektif dan epilepsi.
Fungsi Utama Glutamat adalah pengaturan kemampuan memori dan
memelihara ufngsi automatic.
Gejala Defisit :
• Gangguan memori
• Low energy
• Distractibilitas.
• Schizophrenia
Gejala Berlebihan :
• Kindling
• Seizures
• Bipolar affective disorder.
h) Endorphin
Endorphin adalah suatu bahan-kimia diproduksi di dalam otak dan spinal cord
yang mengurangi rasa nyeri dan meningkatkan mood. Dalam keadaan defisit
adalah Keluhan Somatic.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan