Anda di halaman 1dari 9

KELOMPOK 5 :

1. AYU TRI OKTAFIYANI


2. ZAHROTUL ALIYAH
3. UMU KHOIRIYA
4. RIZKY AMALIA ASMAUL KHUSNA

BEDAH MULUT IMPAKSI


Gigi bungsu adalah gigi geraham yang tumbuh terakhir kali dengan pertumbuhannya
yang bervariasi pada setiap orang, direntang usia 16 sampai 25 tahun. Gigi bungsu normalnya
berjumlah 4 buah, masing-masing dua di rahang atas (maksila) dan rahang bawah
(mandibula). Tetapi, tidak semua orang memiliki benih gigi bungsu, atau jumlahnya bisa
kurang dari 4 gigi.
Karena tumbuh paling terakhir maka yang sering terjadi tidak mendapatkan ruang
tersisa pada gusi sehingga tidak tumbuh dengan sempurna. Gigi hanya dapat tumbuh
sebagian miring ke arah gigi di sampingnya atau tidak tumbuh sama sekali karena terbenam
di dalam tulang. Keadaan inilah yang dalam ilmu kedokteran gigi di sebut Impaksi gigi.
Gigi yang tumbuh dalam posisi demikian bisa menjadi sarang penyakit karena sulitnya
membersihkan sisa-sisa makanan yang terselip lama kelamaan akan menimbulkan berbagai
keluhan mulai dari gigi berlubang, infeksi jaringan lunak hingga terasa bengkak dan nyeri.
Gigi bungsu yang tumbuh tidak sempurna juga dapat menyebabkan rasa sakit pada bagian
sendi rahang sedangkan gigi bungsu impaksi yang terbenam di dalam tulang dapat
menyebabkan kista atau tumor.
Gejala-gejala yang biasa terjadi adalah migren, kepala pusing, sakit saat membuka
mulut dan telinga berdengung. Bila masalah akibat gigi impaksi ini mengganggu, maka perlu
dilakukan pencabutan oleh dokter gigi spesialis Bedah mulut untuk
dilakukan pencabutan gigi bungsu, yang dalam istilah kedokteran gigi disebut
dengan Odontektomi.
Odontektomi merupakan operasi kecil untuk mengangkat gigi impaksi. Sebelum
dilakukan pencabutan, gigi yang impaksi perlu di foto rontgen terlebih dahulu untuk
memeriksa bentuk dan posisi gigi pada tulang rahang. Setelah gigi bungsu yang bermasalah
dicabut, biasanya keluhan-keluhan akibat gigi bungsu akan hilang.
Pada umumnya pasca Odontektomi ada sedikit pembengkakan, pembukaan mulut jadi sedikit
terbatas untuk sementara waktu. Namun, hal ini pun tergantung pada besar kecilnya trauma
pasca operasi odontektomi. Bila operasi berjalan mulus, tidak berlangsung lama dan tidak
banyak tulang yang dibuang, pembengkakan ini biasanya tidak terlalu mengganggu.

Gigi bungsu / wisdom teeth/ geraham ketiga/ impacted teeth sering tumbuh tidak
sempurna sehingga perlu dicabut dengan operasi untuk mencegah komplikasi yang lebih
parah. Beberapa kalangan enggan melakukan tindakan operasi mengingat kekhawatiran akan
efek sampingnya.

gbr 1 ro-panoramic

Seorang ahli bernama Ricketts (1980) menyatakan bahwa evolusi manusia


menyebabkan berkurangnya ukuran rahang yang berhubungan dengan kondisi dan kebiasaan
diet/makanan. Jadi ukuran rahang manusia sekarang cenderung makin kecil sehingga kasus
gigi geraham bungsu yang impaksi sekarang cenderung meningkat.

gbr 2
Gigi geraham bungsu ini dapat saja tidak menimbulkan sakit saat atau sesudah erupsi
sehingga kita sering tidak menyadari adanya gigi tersebut. Namun setelah timbul gejala-
gejala seperti sakit kepala, telinga berdengung, sakit leher (gambar 2), rematik, kencing
manis, gangguan jantung, gangguan pada kulit, badan cepat lelah atau gejala-gejala lain pada
tubuh yang tidak bisa diobati maka gigi ini mulai dicurigai sebagai penyebab, sehingga
penderita dirujuk ke dokter gigi. Tindakan ini memang tepat mengingat gigi bungsu bisa
menimbulkan bermacam-macam masalah baik sistemik (seperti gejala-gejala tersebut di atas)
maupun gejala lokal, seperti:

1. Pericoronitis.
Posisi gigi yang belum erupsi sempurna akan memudahkan makanan, debris dan
bakteri terjebak di bawah gusi yang di bawahnya terdapat gigi bungsu sehingga menyebabkan
infeksi pada gusi yang disebut pericoronitis. Jika tidak segera ditangani infeksi tersebut akan
menyebar ke tenggorokan atau leher.

*gbr 3 pericoronitis
*gbr 4 abses subkutan

2. Crowding gigi / gigi berjejal.


Gigi impaksi dapat mendorong gigi-gigi lain di depannya sehingga bergerak dan
berubah posisi.

*gbr 5 gigi crowding

3. Gigi berlubang
Posisi gigi impaksi sulit dijangkau sehingga sulit dibersihkan dan menjadi berlubang.
(gambar 6).

4. Merusak gigi depannya.


Tidak hanya gigi impaksinya saja yang berlubang tetapi gigi di depannya juga
berlubang karena sulit dibersihkan. (gambar 6)

*gbr 6 rontgen panoramic

5. Infeksi pada tulang sekitarnya.


6. Kista.
Para ahli menyatakan bahwa 50% kasus kista berhubungan dengan gigi geraham
impaksi pada rahang bawah. Mahkota gigi impaksi tumbuh dalam suatu selaput (gambar 1).
Jika selaput tersebut menetap dalam tulang rahang, dapat terisi oleh cairan yang akhirnya
membentuk kista yang dapat merusak tulang, gigi dan saraf. (gambar 7a, 7b, 7c)
* gbr 7a,7b,7c Kista
7. Tumor / Karsinoma.

*gbr 8 tumor

Mengingat komplikasi yang ditimbulkan oleh gigi geraham impaksi maka kita perlu
mengetahui waktu terbaik gigi tersebut dicabut.

Kalsifikasi gigi geraham bungsu terjadi mulai umur 9 tahun dan mahkota gigi selesai
terbentuk umur 12-15 tahun. Jadi gigi geraham bungsu sudah dapat dilihat melalui rontgen
pada umur 12-15 tahun walaupun gigi tersebut belum tumbuh.(gambar 9)

*gbr 9 rontgen pasien

Dengan demikian pencabutan gigi geraham bungsu yang impaksi dapat dilakukan antara
umur 12-18 tahun atau setelah gigi molar / geraham kedua tumbuh. Tentu saja persiapannya
dilakukan rontgen foto sebelum dilakukan pencabutan. Pencabutan gigi geraham bungsu pada
usia 12-18 tahun dikenal dengan pencabutan preventif dan ini sangat dianjurkan mengingat
pada usia tersebut akar gigi masih pendek sehingga memudahkan operasi dan mempercepat
waktu penyembuhan dan menghindari terkenanya saraf pada rahang (Gambar 10a dan 10b).

*gbr 10 a akar gigi, gbr 10b

Setelah operasi gigi geraham bungsu pasien akan mengalami pembengkakan 3-4 hari
yang merupakan reaksi normal dari tubuh untuk penyembuhan. Pasien tidak perlu khawatir
Karena pembengkakan yang tidak disertai demam bukan merupakan gejala infeksi dan
pembengkakan ini akan hilang tanpa meninggalkan bekas. Pasien yang menjalani operasi gigi
geraham bungsu cukup mendapat antibiotika, analgetik / penahan sakit dan obat anti
inflamasi / anti radang. Selama pembengkakan pasien dapat makan (lunak), aktivitas sehari-
hari seperti sekolah atau bekerja. Tapi tidak diperkenankan untuk olah raga terlebih dahulu.
Setelah satu minggu benang jahitan dapat dibuka dan obat sudah dapat dihentikan.
Dengan demikian pencabutan gigi geraham bungsu merupakan tindakan yang
bijaksana sebab mencegah komplikasi yang lebih buruk dan kekhawatiran akan efek operasi
tidak akan terjadi sebab dilakukan pada usia yang tepat.

Anda mungkin juga menyukai