Anda di halaman 1dari 13

PETUNJUK PELAKSANAAN KEGIATAN

DETEKSI DINI HEPATITIS B, TES HIV dan PEMERIKSAAN SYPHILIS PADA IBU HAMIL DAN
DETEKSI DINI HEPATITIS B BAGI PETUGAS KESEHATAN
DI 13 PROVINSI SE INDONESIA TAHUN 2014

I. Latar Belakang
Hepatitis adalah proses peradangan sel-sel hati, yang bisa disebabkan oleh infeksi
(virus,bakteri,parasit) obat-obatan konsumsi alkohol,lemak yang berlebihan, dan penyakit
autoimmune. Virus Hepatitis merupakan penyebab yang terbanyak.
Dikenal banyak virus hepatitis, yaitu A,B,C,D & E. Hepatitis A dan E, sering muncul
sebagai KLB, biasanya ditularkan secara fecal oral, dan orang yang terinfeksi dapat sembuh,
dengan segera. Sedangkan untuk hepatitis B, C dan D (hep D kasus sedikit) ditularkan secara
parenteral, dapat menjadi kronis, yang menimbulkan sirrosis dan kanker hati. Sehingga
Hepatitis B & C merupakan masalah kesehatan masyarakat yang serius di dunia, termasuk di
Indonesia. Berdasarkan estimasi dari WHO, virus Hepatitis B (VHB) telah menginfeksi
sejumlah 2 milyar orang di dunia, 240 juta diantaranya merupakan pengidap virus Hepatitis
B menahun, 1 juta orang meninggal setiap tahunnya. Sedangkan penderita Hepatitis C
diperkirakan 170 juta orang. Indonesia tergolong negara dengan jumlah pengidap Hepatitis B
nomor 2 terbesar di kawasan Asia Pacific sesudah Myanmar. Sekitar 25 juta penduduk
Indonesia telah terinfeksi Hepatitis B dan 5 juta terinfeksi Hepatitis C. Hasil Riskesdas 2007
menunjukkan bahwa prevalensi HBsAg (+) 9.4 % yang berarti diantara 10 penduduk di
Indonesia terdapat seorang pengidap, sedangkan untuk Hepatitis C prevalensi sebesar 2,08%.
Mengingat dampak yang serius terhadap kesehatan masyarakat, maka Indonesia sejak
tahun 1992 telah melakukan imunisasi hepatitis B bagi bayi baru lahir. Upaya imunisasi bagi
bayi yang baru lahir sangat efektif untuk melindungi bayi tersebut dari virus hepatitis (95%),
tetapi apabila ibu hamil mempunyai HBsAg positif maka bayi yang dikandungnya perlu
dilindungi dengan pemberian HBIG segera setelah bayi tersebut dilahirkan (< dari 12 jam),
disamping imunisasi hepatitis B yang telah menjadi program nasional.
Untuk itu dalam rangka melakukan pemutusan mata rantai penularan, dari ibu dengan
HBsAg positif kepada bayi yang telah dikandungnya; kepada petugas kesehatan yang berisiko
tertular hepatitis B, maka dipandang perlu untuk melakukan deteksi dini Hepatitis B pada ibu
hamil dan petugas kesehatan yang berisiko tinggi tertular di 18 kota, 13 propinsi di Indonesia
pada tahun 2014 ini. Pada kesempatan ini, bagi puskesmas yang telah mampu untuk
melakukan konseling dan tes HIv, dan mampu melakukan pemeriksaan syphilis serta tersedia
reagen untuk melakukan tes HIV dan Syphilis, pada pelaksanaan deteksi dini sekaligus

PETUNJUK PELAKSANAAN (SUBDIT DIARE & ISPH DAN SUBDIT AIDS & PMS) 1
melakukan tes HIv dan pemeriksaan syphilis pada bumil dan deteksi dini Hep B bagi petugas
kesehatan.

II. Tujuan Umum :


Tujuan Umum :
Terselenggaranya kegiatan deteksi dini hepatitis B, tes HIv dan pemeriksaan syphilis pada ibu
hamil dan deteksi dini hepatitis B bagi petugas kesehatan di 18 kota, 13 provinsi.
Tujuan Khusus :
1. Sosialisasi Program Pengendalian Hepatitis Virus di 13 propinsi.
2. Peningkatan kapasitas petugas dalam pelaksanaan deteksi dini
3. Mengetahui besaran masalah hepatitis B pada bumil dan nakes
4. Mengetahui besaran masalah HIV pada bumil
5. Mengetahui besaran masalah Syphilis pada bumil
6. Mengetahui besaran masalah bumil dengan Hep B, dan HIV
7. Mengetahui besaran masalah bumil dengan Hep B dan Syphilis
8. Mengetahui besaran masalah bumil dengan Hep B, HIV dan Syphilis
9. Mengetahui besaran masalah hepatitis pada bumil menurut kelompok umur, jenis
pekerjaan, faktor risiko
10. Mengetahui besaran masalah HIV pada bumil menurut kelompok umur, jenis pekerjaan
dan factor risiko lainnya
11. Mengetahui besaran masalah Syphilis pada bumil menurut kelompok umur, jenis
pekerjaan dan factor risiko lainnya
12. Mengetahui besaran masalah bumil dengan Hep B, dan HIV menurut kelompok umur,
jenis pekerjaan dan factor risiko lainnya
13. Mengetahui besaran masalah bumil dengan Hep B dan Syphilis menurut kelompok umur,
jenis pekerjaan dan factor risiko lainnya
14. Mengetahui besaran masalah bumil dengan Hep B, HIv dan Syphilis menurut kelompok
umur, jenis pekerjaan dan factor risiko lainnya
15. Mengetahui besaran masalah hepatitis pada nakes berdasarkan jenis kelamin, kelompok
umur, jenis pekerjaan dan faktor risiko

III. LOKASI DAN WAKTU PELAKSANAAN

1. Rencana pelaksaan deteksi dini hepatitis B pada ibu Hamil dan petugas kesehatan dan
jumlah populasi bumil dan nakes per Provinsi pada tahap I tahun 2014, adalah sebagai
berikut :
Jumlah Ibu Jumlah Petugas
No Provinsi Total
Hamil Kesehatan
1. Bengkulu 1.000 200 1.200

PETUNJUK PELAKSANAAN (SUBDIT DIARE & ISPH DAN SUBDIT AIDS & PMS) 2
2. Sumatera Barat 1.200 250 1.450
3. Sulawesi Utara 900 250 1.150
4. Sumatera Utara 2.000 850 2.850
5. Kalimantan Barat 1.000 400 1.400
6. Jawa Tengah 3.800 1.000 4.800
7. Jawa Timur 4.000 1.500 5.500
8. DKI Jakarta 10.000 500 10.500
9. Jambi 2.500 250 2.750
10. Jawa Barat 3.000 1.200 4.200
11. NTB 900 200 1.100
12. Papua Barat 500 150 650
13. Sulawesi Selatan 2.150 300 2.450
32.950 7.050 40.000

Dan saat ini sedang proses untuk penambahan menjadi total 126.200, dengan rincian sebagai
berikut :
Jumlah Ibu Jumlah Petugas
No Provinsi Total
Hamil Kesehatan
1. Bengkulu 2.250 1.000 3.250
2. Sumatera Barat 5.250 1.700 6.950
3. Sulawesi Utara 2.250 1.000 3.250
4. Sumatera Utara 16.875 1.500 18.375
5. Kalimantan Barat 3.375 1.000 4.375
6. Jawa Tengah 14.875 1.425 16.300
7. Jawa Timur 17.425 2.000 19.425
8. Jawa Barat 13.875 1.000 14..875
9. NTB 2.250 1.000 3.250
10.
Papua Barat 1.700 500 2.200

11. Sulawesi Selatan 3.375 1.000 4.375


12. Jambi (2 kota) 9.200 1.500 10.700
13. DKI 16.875 2.000 18.875
Total 109.575 16.625 126.200

2. Waktu pelaksanaan deteksi dini Hepatitis B, tes HIV dan pemeriksaan Sypilis bagi ibu
hamil dan deteksi hepatitis B bagi tenaga kesehatan dilaksanakan selama 20 minggu
mulai Juli minggu ke 3 hingga November minggu ke 4 di 13 provinsi tahun 2014

II. PELAKSANAAN KEGIATAN


Pada kegiatan ini, kelompok populasi yang akan dilakukan pemeriksaan adalah:
1. Ibu Hamil
2. Petugas Kesehatan
Kegiatan adalah:
1. Seluruh populasi akan ditanyakan kesediaannnya untuk berpartisipasi

PETUNJUK PELAKSANAAN (SUBDIT DIARE & ISPH DAN SUBDIT AIDS & PMS) 3
2. Pengumpulan data melalui wawancara
3. Pengambilan darah untuk Deteksi dini Hepatitis B dan atau Tes HIV, Pemeriksaan
Syphilis bagi Bumil untuk puskesmas yang telah mampu melakukan dan tersedia
dukungan logistiknya. Bagi yang belum mampu maka pelaksanaan kegiatan ini hanya
untuk hepatitis B saja
4. Deteksi Hepatitis B bagi petugas kesehatan

Alur Kerja Pelaksanaan:


a. Kelompok Populasi terdiri dari dari:
 Ibu hamil hamil trimester I dan II yang berkunjung ke Puskesmas yang akan
melakukan pemeriksaan rutin terkait dengan kehamilannya pada Pukesmas terpilih
 Petugas kesehatan yang bertugas pada Puskesmas yang dipilih berdasarkan
besaran risiko yang di dapat
b. Ibu hamil bersedia berpartisipasi dalam kegiatan ini hingga selesai (mengisi informed
consent, kuesioner, diambil darahnya, melakukan pemeriksaan lanjutan bila HBsAg
reaktif dan bayinya bersedia untuk diberikan HBIG, dan pada saat bayi berusia 12
bulan bersedia diperiksa HBsAg dan Anti HBS), adapun rincian langkah kegiatan
sebagai berikut :
 Ibu hamil yang datang untuk pemeriksaan rutin terkait dengan kehamilannya
mendaftar di Loket, diarahkan ke Poli KIA
 Ibu hamil trimester 1 dan 2 diminta kesediaannya untuk ikut dalam kegiatan
deteksi dini Hepatitis B ini
 Bila ibu bersedia maka ibu menandatangani informed consent dan sebelum
diambil darah, ibu hamil diwawancara oleh Bidan dengan menggunakan kuesioner
yang telah disediakan
 Untuk kuesioner harap di isi semua item pertanyaan sesuai jawaban ibu hamil
(kuesioner jangan diisi oleh ibu hamil)
 Selanjutnya ibu di jelaskan mengenai Hepatitis, setelah cukup mengerti tentang
maksud dari kegiatan, ibu hamil di catat di form pencatatan Hepatitis 1 (Form 1 A)
dan no indentitas spesimen (kode spesimen) ditulis di Ruang KIA (Bidan) setelah itu
ibu dipersilahkan ke Ruang Laboratorium puskesmas dengan membawa Form
permintaan pengambilan darah di Lab puskesmas (Form 1 B)
 Ruang laboratorium : ibu hamil yang membawa form 1 B dari ruang KIA di
Laboratorium diambil darah nya dan kode spesimen sama dengan di form
permintaan pengambilan darah lab dari ruang KIA (yang diberikan oleh ruang KIA),
kode tersebut di tempelkan di tabung vacum blood

PETUNJUK PELAKSANAAN (SUBDIT DIARE & ISPH DAN SUBDIT AIDS & PMS) 4
 Setelah itu darah di sentrifus dan serum di ambil dan dimasukkan ke tabung serum
dengan kode yang tetap sama, lalu serum dikirim ke BBLK/BLK/Labkesda untuk
diperiksa
 Bagi puskesmas yang tidak memiliki sentrifus maka darah dikirimkan ke
BBLK/BLK/Labkesda untuk dipisahkan serum dan pemeriksaan awal
 Sebelum dikirim ke BBLK/BLK/Labkesda yang ditunjuk, seluruh spesimen yang akan
diperiksa dicatat di form pengiriman specimen deteksi dini Hepatitis B pada ibu
hamil dari puskesmas dengan menggunakan Form 1 C
 Spesimen berbentuk serum paling lama berada di puskesmas selama 3 hari di
simpan di lemari es dengan suhu 2 0 – 8 0C dan dikirim ke BBLK/BLK/Labkesda untuk
diperiksa dengan pengemasan dan pengiriman mengikuti prosedur/standard
UN/PBB,IATA dengan sistem basik tripple packaging system setiap hari Rabu dan
Jumat
 Untuk pemeriksaan HIV dan Syphilis dapat dilakukan di puskesmas sebagaimana
yang telah dilakukan selama ini
 Bersamaan dengan pengiriman spesimen ke BBLK/BLK/Labkesda, puskesmas bisa
mengklaim dana kegiatan ke Dinkes Provinsi dengan membawa fotocopy Form 1 C
yang sudah di tandatangani BBLK/BLK/Labkesda dan juga kuesioner yang telah di
isi oleh Bidan di Ruang KIA
 Spesimen di periksa HBsAg di BBLK/BLK/Labkesda, hasil pemeriksaan dikirim
BBLK/BLK/Labkesda ke Dinas kesehatan Provinsi menggunakan Form 3 A
 Bagi HBsAg reaktif Dinkes Provinsi akan memfeedbackan hasil pemeriksaan
tersebut ke puskesmas dalam bentuk laporan hasil perorangan dan ke Dinkes
Kab/Kota dalam bentuk rekapitulasi hasil pemeriksaan dengan tembusan Subdit
Diare dan ISP.
 Setelah menerima hasil tersebut puskesmas mempunyai kewajiban untuk
melakukan tindaklanjut kepada ibu hamil pada kunjungan berikutnya, dan
menyiapkan HBIG untuk diberikan pada bayi < 12 jam kelahiran
 Hasil pemeriksaan yang dilaporkan BBLK/BLK/Labkesda ke Dinkes Provinsi adalah
yang reaktif dan non reaktif, selanjutnya tindak lanjut yang reaktif, sisa serum nya
di ambil di BBLK/BLK/Labkesda oleh Dinkes Provinsi untuk dikirim kembali ke
Rumah Sakit Rujukan untuk diperiksa lanjutan (Anti HBs, SGPT, HbeAg, HBV DNA,
Anti Hbe) dengan Form 3 C
 Hasil pemeriksaan Lanjutan di RS Rujukan di laporkan ke Dinas Kesehatan Provinsi

PETUNJUK PELAKSANAAN (SUBDIT DIARE & ISPH DAN SUBDIT AIDS & PMS) 5
 Dinas kesehatan Provinsi akan merekap hasil pemeriksaan lanjutan yang diterima
dari RS Rujukan beserta rekomendasinya setelah itu di kirimkan ke puskesmas ke
masing-masing ibu hamil dengan hasil HBsAg reaktif mempergunakan Form 2 A
dan laporan hasil kegiatan secara rekapitulasi ke puskesmas, Dinkes Kab/Kota dan
Subdit Diare menggunakan dengan Form 2 C.
 Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada alur di bawah ini

ALUR PEMERIKSAAN HEPATITIS B, TES HIV DAN PEMERIKSAAN SYPHILIS


PADA IBU HAMIL YANG DATANG KE PUSKESMAS

RUANG KIA (POLI Bumil Trimester


IBU HAMIL PENDAFTARAN KEBIDANAN) I dan II
konseling
PUSKESMAS Hepatitis B & HIV Bumil telah menandatangani
informed consent.
Data pasien di catat dalam
format pencatatan pkm,
kuesioner, dan form
permintaan pengambilan drh
(Form 1B)

Bumil membawa form 1B ke


Lab Puskesmas

 PENGAMBILAN DARAH Data pasien dicatat


dalam register
 PEMISAHAN DARAH laboratorium (Form
 PEMERIKSAAN DARAH 1B2)
HIV & SYPH

LABORATORIUM PUSKESMAS

FEEDBACK HASIL PEMERIKSAAN


PEMERIKSAAN AWAL DAN DARAH HBsAg
LANJUTAN PER ORANGAN
Labkesda/BBLK /BLK

HASIL
PEMERIKSAAN

PETUNJUK PELAKSANAAN (SUBDIT DIARE & ISPH DAN SUBDIT AIDS & PMS) 6

Non Reaktif

DINKES
PROVINSI
Rujuk Sisa
Serum Ke RS
Reaktif

Dinkes Kab/Kota

Rekapitulasi Laporan Hasil

Subdit Diare &ISP

Hasil
Pemeriksaan
Lanjutan

c. Petugas kesehatan bersedia berpartisipasi dalam kegiatan ini hingga selesai (mengisi
informed consent, kuesioner, diambil darahnya, melakukan pemeriksaan lanjutan
bila HBsAg reaktif dan di monitor), adapun rincian langkah kegiatan sebagai berikut :
 Hampir sama dengan ibu hamil hanya berbeda pada jenis pemeriksaan, untuk
petugas kesehatan jenis pemeriksaan hanyalah pemeriksaan Hepatitis B
 Petugas kesehatan mengisi informed consent, kuesioner dan tercatat pertama
kali di Poli Umum dengan menggunakan Form 1A2
 Form pencatatan selanjutnya menggunakan form pencatatan khusus petugas
kesehatan, seperti terlampir
 Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada alur di bawah ini

PETUNJUK PELAKSANAAN (SUBDIT DIARE & ISPH DAN SUBDIT AIDS & PMS) 7
ALUR KEGIATAN DETEKSI DINI HEPATITIS B BAGI PETUGAS
KESEHATAN DI PUSKESMAS

PETUGAS PENDAFTARAN DOKTER, DRG, PERAWAT


POLI UMUM BIDAN, ANALIS (LAB) yg blm
KESEHATAN PUSKESMAS vaksinasi

Nakes telah menandatangani


informed consent. Data nakes
dicatat dalam format
pencatatan puskesmas (F1A2),
kuesioner & form permintaan
pengambilan darah (Form 1B)
 PENGAMBILAN DARAH Data dicatat dalam
 PEMISAHAN DARAH register laboratorium
Membawa (Form 1B2)
form 1B ke
LABORATORIUM PUSKESMAS
laboratorium puskesmas

FEEDBACK HASIL
PEMERIKSAAN AWAL DAN PEMERIKSAAN
LANJUTAN PER ORANGAN DARAH HBsAg
Labkesda/BBLK /BLK

HASIL
PEMERIKSAAN

Non Reaktif Reaktif

DINKES
PROVINSI
Dinkes Kab/Kota

PETUNJUK PELAKSANAAN (SUBDIT DIARE & ISPH DAN SUBDIT AIDS & PMS) 8
Rekapitulasi Laporan Hasil
Subdit Diare &ISP
Rujuk Sisa
Serum ke RS

Hasil
Pemeriksaan
Lanjutan

d. Pengambilan sampel darah


Darah diambil dari lengan (lokasi pengambilan pada V. Mediana cubiti atau apabila
gagal pengambilan darah akan dilakukan pada vena dorsal (di punggung tangan).
Pengambilan darah (phlebotomy) dilakukan secara legeartis dengan teknik asepsis.
Prosedur pengambilan darah adalah sebagai berikut :
1. Sesudah darah diambil dengan vacuntainer, berdirikan tabung pada rak
tabung dan biarkan selama 30 menit.
2. Kemudian tabung berisi darah diputar dalam sentrifus dengan kecepatan
3000 rpm selama (5 menit).
3. Sesudah sentrifus berhenti, serum dalam tabung yang sudah terpisah
dipindahkan ke dalam tabung serum tutup ulir dengan menggunakan pipet
plastik Pasteur (1 pipet hanya untuk 1 pasien/tabung dan jangan digunakan
untuk pasien/tabung lain). Jaga jangan sampai ujung pipet plastik
menyentuh bagian atas bekuan darah supaya tidak terjadi hemolisa. Bila
mempunyai mikropipet, bisa digunakan untuk memindahkan serum dengan
menggunakan “yellow tip” tetapi jaga supaya ujung tip tidak menyentuh
bagian atas bekuan darah supaya tidak terjadi hemolisa.
4. Tempelkan label identitas pasien pada bagian luar tabung serum tutup ulir
luar dan susun kembali pada rak tabung.
5. Bila akan segera dikirim pada hari yang sama, masukkan rak tabung yang
sudah berisi tabung serum ke dalam cool-box dan lakukan proses
pengemasan dan pengiriman spesimen sesuai dengan prosedur.
6. Bila belum segera dikirim dan akan menunggu spesimen pada hari
berikutnya, simpan serum yang sudah dipisahkan tadi pada rak tabung di
dalam refrigerator (lemari pendingin) dengan suhu (2 - 8) 0 C dan bisa
disimpan selama 3 hari sampai akan dikirim ke laboratorium rujukan.
Mencatat semua data-data spesimen yang akan dikirim.

PETUNJUK PELAKSANAAN (SUBDIT DIARE & ISPH DAN SUBDIT AIDS & PMS) 9
7. Menghubungi laboratorium rujukan bila akan mengirim spesimen.

V. PROSES PEMERIKSAAN LABORATORIUM


 Sampel darah akan diperiksa di BBLK/BLK/ Labkesda/RS
 Pemeriksaan akan dibagi menjadi 2 tahap :
 Tahap pertama serum akan diperiksa HBsAg
 Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara Elisa
 Sisa serum disimpan BBLK/BLK/Labkesda selanjutnya di dikirim ke RS Rujukan
 Apabila HBsAg reaktif akan dilanjutkan dengan pemeriksaan lanjutan yaitu
imunologi (HBeAg, anti HBe), kimia klinik (SGPT) dan RT PCR (HBV DNA) di RS
rujukan
 Hasil pemeriksaan akan dikirim ke Dinas Kesehatan Provinsi lalu direkapitulasi dan
oleh Dinas Kesehatan Provinsi di feedbackan ke puskesmas dan tembusan ke Dinkes
Kabupaten/Kota dan Subdit Diare.

Tindak Lanjut :
 Apabila hasil deteksi dini Non Reaktif, maka bumil atau nakes akan dianjurkan untuk
melakukan pemeriksaan lanjutan yaitu anti HBs dan anti HBc secara mandiri. Apabila
kedua pemeriksaan tersebut Non Reaktif, maka diedukasi untuk melakukan
imunisasi secara mandiri dan anak yang dilahirkan diberikan vit K dan vaksinasi
Hepatitis B0 kurang 12 jam setelah kelahiran.
 Apabila hasil pemeriksaan lanjutan Reaktif maka Tim ahli RS rujukan akan
memberikan rekomendasi sesuai hasil pemeriksaan lanjutan, apakah masuk dalam
kriteria perlu diterapi atau dimonitor
 Untuk lebih jelas dapat dilihat pada alur tindak lanjut :

ALUR TINDAK LANJUT HASIL PEMERIKSAAN HEPATITIS B, SYPHILIS DAN HIV PADA IBU HAMIL
YANG DATANG KE PUSKESMAS

HASIL PEMERIKSAAN
HEPATITIS B, SYPHILIS DAN
HIV PADA BUMIL
PETUNJUK PELAKSANAAN (SUBDIT DIARE & ISPH DAN SUBDIT AIDS & PMS) 10

HEPATITIS B SYPHILIS HIV


Tes cepat pertama (A1)

HBsAg + HBsAg -
IBU
Hasil Hasil
Tes)( + ) Tes ( - ) Hasil Tes (A1) Hasil Tes (A1)
(+) (- )

Ya
Ibu Tes cepat Kedua
Rujuk Obati Konseling
(A2) (+)
Perilaku
Serum ke Edukasi Hidup
RS Rujukan Sehat

Pemeriksaan BAYI Hasil Tes Hasil (A1) Ulangi Tes Hasil Tes
Lanjutan (Anti (A2)( + ) & (A2)( + ) (A1) & (A2) (A2) ( - )
HBS & Anti
(Setelah Lahir)

Pemeriksaan
HBC) Ya Ya
Tidak BAYI Usia 0 Hari : Salah Satu (A1) atau
Lanjutan: (-) Tes cepat Ketiga (A2) HIV ( + ) ?
(Setelah  Vit K
 HBeAg Lahir)
(A3)
 AntiHBe,
 Vaksinasi
Imunisasi HB0 Ya
 ALT Mandiri
 HBV DNA (A1) (+), (A2) (+),,
Tidak
(A3) (+)

(A1) (+), dan


Usia 0 Hari : Usia 2, 3, 4 Usia 9 & 12 salah satu (A2) Ya
 Vit K Bulan : Bulan : atau (A3) (+)?
Konseling Hasil
 Vaksinasi  Vaksinasi  Dipantau HIV Reaktif.
HB0 HB (sesuai HBsAg Mulai Perawatan
(Lihat Perawatan
 HBIG program dan Anti Kronik HIV)
Imunisasi HBS
Nasional)
(A1) (+), (A2) ( - ),
(A3) (-)? Ya
Tindaklanjut
sesuai
rekomendasi Tidak
dokter dari RS
Rujukan Apakah Risiko
Tinggi?
Ya Anggap
indeterminate
Ulangi Tes

Tidak Konseling Hasil HIV


Non Reaktif

VI. MONITORING DAN EVALUASI

PETUNJUK PELAKSANAAN (SUBDIT DIARE & ISPH DAN SUBDIT AIDS & PMS) 11
Dalam deteksi dini Hepatitis B ini akan dilakukan pemeriksaan laboratorium dan
ditanyakan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan faktor risiko tertular
Hepatitis B, sebagai berikut :
2. Informed Consent (Form Terlampir)
Setiap ibu hamil dan petugas kesehatan harus menandatangani informed consent ini
sebagai dasar persetujuannya untuk mengikuti deteksi dini Hepatitis B dari awal hingga
akhir.
3. Kuesioner (Form Terlampir)
Pengisian kuesioner ini oleh Bidan di KIA (untuk ibu hamil) dan dokter di poli umum
(untuk petugas kesehatan) yang telah bersedia ikut dalam kegiatan ini. Diharapkan setiap
item pertanyaan di isi dengan jelas sesuai jawaban yang telah diberikan bumil/nakes.

VII. KODE DAN LABELING


Pengkodean dan labeling dilakukan mulai dari informed Consent, Kuesioner dan tabung
specimen untuk pemeriksaan Hepatitis, HIV dan syphilis dalam 1 (satu) pengkodean
Kode atau labeling pada kegiatan ini disamakan dengan pengkodean pada pemeriksaan HIV,
dengan sedikit penambahan. Adapun cara pengkodean sebagai berikut :
Pengkodean terdiri atas 20 digit dan tidak boleh kosong, dengan cara :
4 digit pertama : Ditulis 4 huruf pertama nama ibu hamil/petugas kesehatan (catatan :
jika nama hanya terdiri dari 3 huruf maka digit ke-empat ditulis
angka nol)
Contoh : EKA  EKA0, DEWI  DEWI, TRISA  TRIS
2 digit kedua : Ditulis 2 angka terakhir tahun kelahiran ibu hamil/petugas
kesehatan. Jika tidak tahu/lupa tahun kelahirannya tulis “00”
2 digit ketiga : Ditulis 2 angka bulan kelahiran ibu hamil/petugas kesehatan. Jika
tidak tahu/lupa bulan kelahirannya tulis “00”
2 digit keempat : Ditulis 2 angka tanggal kelahiran ibu hamil/petugas kesehatan. Jika
tidak tahu/lupa tanggal kelahirannya tulis “00”
2 digit ke lima : Ditulis 2 huruf HB sebagai jenis pemeriksaan Hepatitis B
1 digit ke enam : Ditulis 1 huruf B bila sasaran adalah ibu hamil dan P bila petugas
kesehatan
4 digit ke Tujuh : Ditulis 4 angka dengan kode Kabupaten/Kota
3 digit ke delapan : Ditulis 3 angka dengan kode puskesmas
Contoh penulisan kode, pojok kiri sebagai berikut : Lili820325HBB-0901-008
Nama bumil/nakes: Lili, Tahun kelahiran : 82, Bulan : 03, Tanggal lahir : 25, Jenis
Pemeriksaan Hepatitis B, Jenis sasaran : Ibu hamil, Kota : Jakarta Pusat, Puskesmas Johor
Contoh penulisan kode untuk pemeriksaan HIV dan Syphilis, sebagai berikut : Lili820325
Nama bumil/nakes : Lili, Tahun kelahiran : 82, Bulan : 03, Tanggal lahir : 25

PETUNJUK PELAKSANAAN (SUBDIT DIARE & ISPH DAN SUBDIT AIDS & PMS) 12
VIII. PENUTUP
Demikian petunjuk pelaksanaan ini dibuat sebagai panduan atau petunjuk dalam
pelaksanaan deteksi dini Hepatitis B bagi ibu hamil dan petugas kesehatan di 13 Provinsi
pada tahun 2014.

Subdit Diare dan ISP

PETUNJUK PELAKSANAAN (SUBDIT DIARE & ISPH DAN SUBDIT AIDS & PMS) 13

Anda mungkin juga menyukai