Juklak Deteksi Dini Hep B Rev050514 NNG Rev1 Edit 030614
Juklak Deteksi Dini Hep B Rev050514 NNG Rev1 Edit 030614
DETEKSI DINI HEPATITIS B, TES HIV dan PEMERIKSAAN SYPHILIS PADA IBU HAMIL DAN
DETEKSI DINI HEPATITIS B BAGI PETUGAS KESEHATAN
DI 13 PROVINSI SE INDONESIA TAHUN 2014
I. Latar Belakang
Hepatitis adalah proses peradangan sel-sel hati, yang bisa disebabkan oleh infeksi
(virus,bakteri,parasit) obat-obatan konsumsi alkohol,lemak yang berlebihan, dan penyakit
autoimmune. Virus Hepatitis merupakan penyebab yang terbanyak.
Dikenal banyak virus hepatitis, yaitu A,B,C,D & E. Hepatitis A dan E, sering muncul
sebagai KLB, biasanya ditularkan secara fecal oral, dan orang yang terinfeksi dapat sembuh,
dengan segera. Sedangkan untuk hepatitis B, C dan D (hep D kasus sedikit) ditularkan secara
parenteral, dapat menjadi kronis, yang menimbulkan sirrosis dan kanker hati. Sehingga
Hepatitis B & C merupakan masalah kesehatan masyarakat yang serius di dunia, termasuk di
Indonesia. Berdasarkan estimasi dari WHO, virus Hepatitis B (VHB) telah menginfeksi
sejumlah 2 milyar orang di dunia, 240 juta diantaranya merupakan pengidap virus Hepatitis
B menahun, 1 juta orang meninggal setiap tahunnya. Sedangkan penderita Hepatitis C
diperkirakan 170 juta orang. Indonesia tergolong negara dengan jumlah pengidap Hepatitis B
nomor 2 terbesar di kawasan Asia Pacific sesudah Myanmar. Sekitar 25 juta penduduk
Indonesia telah terinfeksi Hepatitis B dan 5 juta terinfeksi Hepatitis C. Hasil Riskesdas 2007
menunjukkan bahwa prevalensi HBsAg (+) 9.4 % yang berarti diantara 10 penduduk di
Indonesia terdapat seorang pengidap, sedangkan untuk Hepatitis C prevalensi sebesar 2,08%.
Mengingat dampak yang serius terhadap kesehatan masyarakat, maka Indonesia sejak
tahun 1992 telah melakukan imunisasi hepatitis B bagi bayi baru lahir. Upaya imunisasi bagi
bayi yang baru lahir sangat efektif untuk melindungi bayi tersebut dari virus hepatitis (95%),
tetapi apabila ibu hamil mempunyai HBsAg positif maka bayi yang dikandungnya perlu
dilindungi dengan pemberian HBIG segera setelah bayi tersebut dilahirkan (< dari 12 jam),
disamping imunisasi hepatitis B yang telah menjadi program nasional.
Untuk itu dalam rangka melakukan pemutusan mata rantai penularan, dari ibu dengan
HBsAg positif kepada bayi yang telah dikandungnya; kepada petugas kesehatan yang berisiko
tertular hepatitis B, maka dipandang perlu untuk melakukan deteksi dini Hepatitis B pada ibu
hamil dan petugas kesehatan yang berisiko tinggi tertular di 18 kota, 13 propinsi di Indonesia
pada tahun 2014 ini. Pada kesempatan ini, bagi puskesmas yang telah mampu untuk
melakukan konseling dan tes HIv, dan mampu melakukan pemeriksaan syphilis serta tersedia
reagen untuk melakukan tes HIV dan Syphilis, pada pelaksanaan deteksi dini sekaligus
PETUNJUK PELAKSANAAN (SUBDIT DIARE & ISPH DAN SUBDIT AIDS & PMS) 1
melakukan tes HIv dan pemeriksaan syphilis pada bumil dan deteksi dini Hep B bagi petugas
kesehatan.
1. Rencana pelaksaan deteksi dini hepatitis B pada ibu Hamil dan petugas kesehatan dan
jumlah populasi bumil dan nakes per Provinsi pada tahap I tahun 2014, adalah sebagai
berikut :
Jumlah Ibu Jumlah Petugas
No Provinsi Total
Hamil Kesehatan
1. Bengkulu 1.000 200 1.200
PETUNJUK PELAKSANAAN (SUBDIT DIARE & ISPH DAN SUBDIT AIDS & PMS) 2
2. Sumatera Barat 1.200 250 1.450
3. Sulawesi Utara 900 250 1.150
4. Sumatera Utara 2.000 850 2.850
5. Kalimantan Barat 1.000 400 1.400
6. Jawa Tengah 3.800 1.000 4.800
7. Jawa Timur 4.000 1.500 5.500
8. DKI Jakarta 10.000 500 10.500
9. Jambi 2.500 250 2.750
10. Jawa Barat 3.000 1.200 4.200
11. NTB 900 200 1.100
12. Papua Barat 500 150 650
13. Sulawesi Selatan 2.150 300 2.450
32.950 7.050 40.000
Dan saat ini sedang proses untuk penambahan menjadi total 126.200, dengan rincian sebagai
berikut :
Jumlah Ibu Jumlah Petugas
No Provinsi Total
Hamil Kesehatan
1. Bengkulu 2.250 1.000 3.250
2. Sumatera Barat 5.250 1.700 6.950
3. Sulawesi Utara 2.250 1.000 3.250
4. Sumatera Utara 16.875 1.500 18.375
5. Kalimantan Barat 3.375 1.000 4.375
6. Jawa Tengah 14.875 1.425 16.300
7. Jawa Timur 17.425 2.000 19.425
8. Jawa Barat 13.875 1.000 14..875
9. NTB 2.250 1.000 3.250
10.
Papua Barat 1.700 500 2.200
2. Waktu pelaksanaan deteksi dini Hepatitis B, tes HIV dan pemeriksaan Sypilis bagi ibu
hamil dan deteksi hepatitis B bagi tenaga kesehatan dilaksanakan selama 20 minggu
mulai Juli minggu ke 3 hingga November minggu ke 4 di 13 provinsi tahun 2014
PETUNJUK PELAKSANAAN (SUBDIT DIARE & ISPH DAN SUBDIT AIDS & PMS) 3
2. Pengumpulan data melalui wawancara
3. Pengambilan darah untuk Deteksi dini Hepatitis B dan atau Tes HIV, Pemeriksaan
Syphilis bagi Bumil untuk puskesmas yang telah mampu melakukan dan tersedia
dukungan logistiknya. Bagi yang belum mampu maka pelaksanaan kegiatan ini hanya
untuk hepatitis B saja
4. Deteksi Hepatitis B bagi petugas kesehatan
PETUNJUK PELAKSANAAN (SUBDIT DIARE & ISPH DAN SUBDIT AIDS & PMS) 4
Setelah itu darah di sentrifus dan serum di ambil dan dimasukkan ke tabung serum
dengan kode yang tetap sama, lalu serum dikirim ke BBLK/BLK/Labkesda untuk
diperiksa
Bagi puskesmas yang tidak memiliki sentrifus maka darah dikirimkan ke
BBLK/BLK/Labkesda untuk dipisahkan serum dan pemeriksaan awal
Sebelum dikirim ke BBLK/BLK/Labkesda yang ditunjuk, seluruh spesimen yang akan
diperiksa dicatat di form pengiriman specimen deteksi dini Hepatitis B pada ibu
hamil dari puskesmas dengan menggunakan Form 1 C
Spesimen berbentuk serum paling lama berada di puskesmas selama 3 hari di
simpan di lemari es dengan suhu 2 0 – 8 0C dan dikirim ke BBLK/BLK/Labkesda untuk
diperiksa dengan pengemasan dan pengiriman mengikuti prosedur/standard
UN/PBB,IATA dengan sistem basik tripple packaging system setiap hari Rabu dan
Jumat
Untuk pemeriksaan HIV dan Syphilis dapat dilakukan di puskesmas sebagaimana
yang telah dilakukan selama ini
Bersamaan dengan pengiriman spesimen ke BBLK/BLK/Labkesda, puskesmas bisa
mengklaim dana kegiatan ke Dinkes Provinsi dengan membawa fotocopy Form 1 C
yang sudah di tandatangani BBLK/BLK/Labkesda dan juga kuesioner yang telah di
isi oleh Bidan di Ruang KIA
Spesimen di periksa HBsAg di BBLK/BLK/Labkesda, hasil pemeriksaan dikirim
BBLK/BLK/Labkesda ke Dinas kesehatan Provinsi menggunakan Form 3 A
Bagi HBsAg reaktif Dinkes Provinsi akan memfeedbackan hasil pemeriksaan
tersebut ke puskesmas dalam bentuk laporan hasil perorangan dan ke Dinkes
Kab/Kota dalam bentuk rekapitulasi hasil pemeriksaan dengan tembusan Subdit
Diare dan ISP.
Setelah menerima hasil tersebut puskesmas mempunyai kewajiban untuk
melakukan tindaklanjut kepada ibu hamil pada kunjungan berikutnya, dan
menyiapkan HBIG untuk diberikan pada bayi < 12 jam kelahiran
Hasil pemeriksaan yang dilaporkan BBLK/BLK/Labkesda ke Dinkes Provinsi adalah
yang reaktif dan non reaktif, selanjutnya tindak lanjut yang reaktif, sisa serum nya
di ambil di BBLK/BLK/Labkesda oleh Dinkes Provinsi untuk dikirim kembali ke
Rumah Sakit Rujukan untuk diperiksa lanjutan (Anti HBs, SGPT, HbeAg, HBV DNA,
Anti Hbe) dengan Form 3 C
Hasil pemeriksaan Lanjutan di RS Rujukan di laporkan ke Dinas Kesehatan Provinsi
PETUNJUK PELAKSANAAN (SUBDIT DIARE & ISPH DAN SUBDIT AIDS & PMS) 5
Dinas kesehatan Provinsi akan merekap hasil pemeriksaan lanjutan yang diterima
dari RS Rujukan beserta rekomendasinya setelah itu di kirimkan ke puskesmas ke
masing-masing ibu hamil dengan hasil HBsAg reaktif mempergunakan Form 2 A
dan laporan hasil kegiatan secara rekapitulasi ke puskesmas, Dinkes Kab/Kota dan
Subdit Diare menggunakan dengan Form 2 C.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada alur di bawah ini
LABORATORIUM PUSKESMAS
HASIL
PEMERIKSAAN
PETUNJUK PELAKSANAAN (SUBDIT DIARE & ISPH DAN SUBDIT AIDS & PMS) 6
Non Reaktif
DINKES
PROVINSI
Rujuk Sisa
Serum Ke RS
Reaktif
Dinkes Kab/Kota
Hasil
Pemeriksaan
Lanjutan
c. Petugas kesehatan bersedia berpartisipasi dalam kegiatan ini hingga selesai (mengisi
informed consent, kuesioner, diambil darahnya, melakukan pemeriksaan lanjutan
bila HBsAg reaktif dan di monitor), adapun rincian langkah kegiatan sebagai berikut :
Hampir sama dengan ibu hamil hanya berbeda pada jenis pemeriksaan, untuk
petugas kesehatan jenis pemeriksaan hanyalah pemeriksaan Hepatitis B
Petugas kesehatan mengisi informed consent, kuesioner dan tercatat pertama
kali di Poli Umum dengan menggunakan Form 1A2
Form pencatatan selanjutnya menggunakan form pencatatan khusus petugas
kesehatan, seperti terlampir
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada alur di bawah ini
PETUNJUK PELAKSANAAN (SUBDIT DIARE & ISPH DAN SUBDIT AIDS & PMS) 7
ALUR KEGIATAN DETEKSI DINI HEPATITIS B BAGI PETUGAS
KESEHATAN DI PUSKESMAS
FEEDBACK HASIL
PEMERIKSAAN AWAL DAN PEMERIKSAAN
LANJUTAN PER ORANGAN DARAH HBsAg
Labkesda/BBLK /BLK
HASIL
PEMERIKSAAN
DINKES
PROVINSI
Dinkes Kab/Kota
PETUNJUK PELAKSANAAN (SUBDIT DIARE & ISPH DAN SUBDIT AIDS & PMS) 8
Rekapitulasi Laporan Hasil
Subdit Diare &ISP
Rujuk Sisa
Serum ke RS
Hasil
Pemeriksaan
Lanjutan
PETUNJUK PELAKSANAAN (SUBDIT DIARE & ISPH DAN SUBDIT AIDS & PMS) 9
7. Menghubungi laboratorium rujukan bila akan mengirim spesimen.
Tindak Lanjut :
Apabila hasil deteksi dini Non Reaktif, maka bumil atau nakes akan dianjurkan untuk
melakukan pemeriksaan lanjutan yaitu anti HBs dan anti HBc secara mandiri. Apabila
kedua pemeriksaan tersebut Non Reaktif, maka diedukasi untuk melakukan
imunisasi secara mandiri dan anak yang dilahirkan diberikan vit K dan vaksinasi
Hepatitis B0 kurang 12 jam setelah kelahiran.
Apabila hasil pemeriksaan lanjutan Reaktif maka Tim ahli RS rujukan akan
memberikan rekomendasi sesuai hasil pemeriksaan lanjutan, apakah masuk dalam
kriteria perlu diterapi atau dimonitor
Untuk lebih jelas dapat dilihat pada alur tindak lanjut :
ALUR TINDAK LANJUT HASIL PEMERIKSAAN HEPATITIS B, SYPHILIS DAN HIV PADA IBU HAMIL
YANG DATANG KE PUSKESMAS
HASIL PEMERIKSAAN
HEPATITIS B, SYPHILIS DAN
HIV PADA BUMIL
PETUNJUK PELAKSANAAN (SUBDIT DIARE & ISPH DAN SUBDIT AIDS & PMS) 10
HBsAg + HBsAg -
IBU
Hasil Hasil
Tes)( + ) Tes ( - ) Hasil Tes (A1) Hasil Tes (A1)
(+) (- )
Ya
Ibu Tes cepat Kedua
Rujuk Obati Konseling
(A2) (+)
Perilaku
Serum ke Edukasi Hidup
RS Rujukan Sehat
Pemeriksaan BAYI Hasil Tes Hasil (A1) Ulangi Tes Hasil Tes
Lanjutan (Anti (A2)( + ) & (A2)( + ) (A1) & (A2) (A2) ( - )
HBS & Anti
(Setelah Lahir)
Pemeriksaan
HBC) Ya Ya
Tidak BAYI Usia 0 Hari : Salah Satu (A1) atau
Lanjutan: (-) Tes cepat Ketiga (A2) HIV ( + ) ?
(Setelah Vit K
HBeAg Lahir)
(A3)
AntiHBe,
Vaksinasi
Imunisasi HB0 Ya
ALT Mandiri
HBV DNA (A1) (+), (A2) (+),,
Tidak
(A3) (+)
PETUNJUK PELAKSANAAN (SUBDIT DIARE & ISPH DAN SUBDIT AIDS & PMS) 11
Dalam deteksi dini Hepatitis B ini akan dilakukan pemeriksaan laboratorium dan
ditanyakan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan faktor risiko tertular
Hepatitis B, sebagai berikut :
2. Informed Consent (Form Terlampir)
Setiap ibu hamil dan petugas kesehatan harus menandatangani informed consent ini
sebagai dasar persetujuannya untuk mengikuti deteksi dini Hepatitis B dari awal hingga
akhir.
3. Kuesioner (Form Terlampir)
Pengisian kuesioner ini oleh Bidan di KIA (untuk ibu hamil) dan dokter di poli umum
(untuk petugas kesehatan) yang telah bersedia ikut dalam kegiatan ini. Diharapkan setiap
item pertanyaan di isi dengan jelas sesuai jawaban yang telah diberikan bumil/nakes.
PETUNJUK PELAKSANAAN (SUBDIT DIARE & ISPH DAN SUBDIT AIDS & PMS) 12
VIII. PENUTUP
Demikian petunjuk pelaksanaan ini dibuat sebagai panduan atau petunjuk dalam
pelaksanaan deteksi dini Hepatitis B bagi ibu hamil dan petugas kesehatan di 13 Provinsi
pada tahun 2014.
PETUNJUK PELAKSANAAN (SUBDIT DIARE & ISPH DAN SUBDIT AIDS & PMS) 13