Anda di halaman 1dari 11

4

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Pengertian

Perencanaan adalah penentuan persyaratan dalan mencapai


sasaran,kegiatan serta urutan teknik pelaksanaan berbagai macam kegiatan
untuk mencapai suatu tujuan dan sasaran yang diinginkan. Pada dasarnya
perencanaan dibagi atas 2 bagian utama, yaitu:

1. Perencanaan strategis yang mengacu kepada sasaran secara


menyeluruh, strategi pencapaiannya serta penentuan cara, waktu, dan
biaya.

2. Perencanaan operasional, menyangkut teknik pengerjaan dan


penggunaan sumber daya untuk mencapai sasaran.

Dari dasar perencanaan tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa


suatu perencanaan akan berjalan dengan menggunakan dua pertimbangan
yaitu pertimbangan ekonomis dan pertimbangan teknis. Untuk
merealisasikan perencanaan tersebut dibutuhkan suatu program-program
kegiatan yang sistematis berupa rancangan kegiatan yang dalam
perencanaan penambangan disebut rancangan teknis penambangan

Membuat rencana produksi dan desain tambang dalam jangka waktu


tertentu untuk memenuhi target kegiatan penambangan. Perencanaan
Tambang berdasarkan waktu dibagi menjadi dua, yaitu :

1. Short term

 Daily = rencana produksi harian meliputi aktifitas target produksi


berdasarkan kondisi aktual dilapangan

 Weekly = Weekly Plan ini berupa peta dan tabel yang berisi
rencana target produksi, design, fleet position, volume yang akan
diambil, lokasi, jarak, pekerjaan yang akan dilakukan, dan

4
5

maintenance schedule, utilisasi dan availability alat, dalam


seminggu kerja.

 Monthly = berupa design tambang dan rencana pekerjaan yang


akan dilakukan dalam 1 bulan

 Three Months Rolling Mineplan:rencana penambangan 3 bulan ke


depan mencakup perencanaan detail selama 1 bulan pertama
ditambah dengan perencanaan 2 bulan selanjutnya dan diupdate
setiap bulan merujuk pada perencanaan tahunan.

2. Long term
 Perencanaan tahunan

Rencana desain tambang dan rencana pekerjaan yang akan


dilakukan selama proses penambangan berjalan sampai dengan
penutupan tambang (reklamasi, rehabilitasi). Rencana tahunan yang
mengacu pada target produksi dan mine design customer yang
meliputi target produksi bulanan, mine design, schedule kerja, dan
aktivitasnya beserta parameter-parameter yang disepakati sebagai
acuan kerja untuk aktivitas satu tahun kedepan.

4.2. Desain Tambang

Desain tambang menyesuaikan jenis tambang dan metode


penambangan. Jenis penambangan batubara di kalimantan kebanyakan
menggunakan jenis tambang terbuka dengan metode open cut, yaitu
penambangan dengan membuat lubang bukaan/paritan searah strike/jurus
lapisan batubara .

 Desain pit

Merupakan desain rencana penambangan yang meliputi jalan, bench,


disposal, serta kemajuan tambang yang diinginkan.

 Desain jalan
6

Desain jalan dibuat berdasarkan jarak hauling dan kemampuan alat


angkut. Jalan dibuat dengan kemiringan (grade) maksimal adalah 8%,
dengan lebar 3.5 kali lebar alat angkut terbesar.

 Desain drainase

Desain drainase meliputi sistem drainase, sump, settling pond, gorong-


gorong (culvert), parit, pipa dan pompa.

4.3 Penaksiran Cadangan

Dalam penaksiran menggunakan mine area yang merupakan rumus

paling sederhana untuk menghitung volume yang terletak diantara dua

buah penampang yang sejajar dengan luas S1 dan S2 serta jarak L. Pada

metode standar ini rumus mine area yang digunakan adalah sebagai berikut

Keterangan :

L1, L2, L3,................., Ln = Jarak setiap penampang (m)

S1, S2, S3,................., Sn = Luas setiap penampang (m2)

Merancang bentuk-bentuk penambangan (minable geometries) untuk


menambang habis cadangan tersebut mulai dari titik masuk awal hingga ke
batas akhir dari pit. Perancangan pushback atau tahap-tahap penambangan
ini membagi ultimate pit menjadi unit-unit perencanaan yang lebih kecil dan
lebih mudah dikelola. Hal ini akan membuat masalah perancangan tambang
tiga dimensi yang kompleks menjadi lebih sederhana. Pada tahap ini elemen
7

waktu sudah mulai dimasukkan ke dalam rancangan penambangan karena


urut-urutan penambangan pushback telah mulai dipertimbangkan.

Salah satu tahapan dalam melakukan perencanan tambang adalah


melakukan prhitungan cadangan. Untuk setiap blok atau lubang dalam bijih
harus dihitung kualitas dan kuantitasnya dengan baik. Dengan menggunakan
data hasil perhitungan cadangan maka rencana produksi dapat dibuat.

4.4. Pertimbangan Dasar Perencanaan Tambang

Dalam suatu perencanaan tambang, terdapat dua pertimbangan dasar


yang perlu diperhatikan, yaitu:

4.4.1. Pertimbangan Ekonomis

Pertimbangan ekonomis ini menyangkut anggaran. Data untuk


pertimbangan ekonomis dalam melakukan perencanaan tambang batubara,
yaitu:

 Nilai (value) dari endapan per ton batubara


 Ongkos produksi, yaitu ongkos yang diperlukan sampai
mendapatkan produk berupa bijih nikel diluar ongkos stripping.
 Ongkos stripping of overburden dengan terlebih dahulu
mengetahui stripping rationya.
 Keuntungan yang diharapkan dengan mengetahui Economic
Stripping Ratio.
 Kondisi pasar

4.4.2. Pertimbangan Teknis

Rancangan teknis penambangan merupakan bagian dari suatu


perencanaan tambang. Rancangan penambangan ini merupakan program
penambangan yang akan dikerjakan dan telah diberikan batas-batas dan
aturan tegas yang harus dipenuhi dalam setiap aktivitasnya sebagai bagian
dari keseluruhan perencanaan tambang tersebut. Yang termasuk dalam
data untuk pertimbangan teknis adalah:

a. Menentukan Ultimate Pit Slope

Ultimate pit slope adalah kemiringan umum pada akhir operasi


penambangan yang tidak menyebabkan kelongsoran atau jenjang
masih dalam keadaan stabil. Untuk menentukan Ultimate pit slope ada
beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu:
8

 Stripping ratio yang diperbolehkan.


 Sifat fisik dan mekanik batuan
 Struktur Geologi
 Jumlah air dalam di dalam batuan

b. Ukuran dan batas maksimum dari kedalaman tambang pada akhir


operasi

c. Dimensi jenjang/bench

Cara-cara pebongkaran atau penggalian mempengaruhi ukuran


jenjang. Dimensi jenjang juga sangat tergantung pada produksi yang
diinginkan dan alat-alat yang digunakan. Dimensi jenjang harus
mampu menjamin kelancaran aktivitas alat mekanis dan faktor
keamanan. Dimensi jenjang ini meliputi tinggi, lebar, dan panjang
jenjang.

d. Pemilihan sistem penirisan yang tergantung kondisi air tanah dan


curah hujan daerah penambangan.

e. Kondisi geometrik jalan

Kondisi geometrik jalan terdiri dari beberapa parameter antara lain


lebar jalan, kemiringan jalan, jumlah lajur, jari-jari
belokan,superelevasi,cross slope, dan jarak terdekat yang dapat dilalui
oleh alat angkut.

f. Pemilihan peralatan mekanis yang meliputi:

- Pemilihan alat dengan jumlah dan type yang sesuai.

- Koordinasi kerja alat-alat yang digunakan.

g. Kondisi geografi dan geologi

● Topografi

Topografi suatu daerah sangat berpengaruh terhadap sistem


penambanganyang digunakan. Dari faktor topografi ini,dapat
ditentukan cara penggalian, tempat penimbunan overburden,
9

penentuan jenis alat, jalur-jalur jalan yang dipergunakan,dan sistem


penirisan tambang.

● Struktur geologi

Struktur geologi ini terdiri atas lipatan, patahan, rekahan,


perlapisan dan gerakan-gerakan tektonis.

● Penyebaran batuan

● Kondisi air tanah

4.5. Ruang Lingkup Perencanaan Tambang

Agar perencanaan tambang dapat dilakukan dengan lebih mudah,


masalah ini biasanya dibagi menjadi tugas-tugas sebagai berikut :

4.5.1. Penentuan Batas Dari Pit

Menentukan batas akhir dari kegiatan penambangan (ultimate pit

limit) untuk suatu cebakan bijih. Ini berarti menentukan berapa besar

cadangan bijih yang akan ditambang (tonase dan kadarnya) yang akan

memaksimalkan nilai bersih total dari cebakan bijih tersebut. Dalam

penentuan batas akhir dari pit, nilai waktu dari uang belum diperhitungkan.

Penentuan pit limit merupakan suatu proses iterasi dengan tujuan


untuk memaksimalkan profit. Dalam perencanaan tambang, penentuan pit
limit merupakan tahap awal yang perlu dilakukan sebelum melakukan
perancangan desain tambang dan arah penambangan. Dalam menentukan
pit limit umumnya metode yang digunakan adalah menggunakan algoritma
matematika Lerch-Grossmann dimana dengan metode ini cukup baik
diaplikasikan untuk hampir seluruh deposit.

Parameter biaya yang digunakan untuk penentuan pit limit


penambangan antara lain harga komoditas bahan galian, royalti dari hasil
penjualan (disesuaikan dengan nilai kadar nya sesuai dengan PP No. 45
Tahun 2003 tentang tarif atas jenis penerimaan negara bukan pajak yang
10

berlaku pada departeman ESDM), biaya operasional penambangan, biaya


tetap perusahaan (fix cost), dan eskalasi. Biaya operasional yang
digunakan terdiri dari biaya land clearing, overburden (OB) removal, OB
overhauling per km berasal dari harga sewa atau biaya keemilikan alat
dikali dengan waktu pengerjaan untuk kegiatan tersebut ditambahkan
biaya BBM dan gaji operator/driver dalam satuan $/BCM. Biaya coal
getting berasal dari harga sewa atau biaya keemilikan alat dikali dengan
waktu pengerjaan untuk kegiatan tersebut ditambahkan biaya BBM dan
gaji operator/driver dalam satuan $/Tonnes. Biaya barging cost adalah
biaya yang dekeluarkan untuk mengangkut batubara dari stockpile
pelabuhan hingga ke kapal. Royalti adalah biaya yang dibayarkan
perusahaan kepada pemerintah. Fix cost adalah biaya yang dikeluarkan
perusahaan setiap bulannya adalah tetap, contoh gaji karyawan, bayar
listrik, alat tulis kantor, dll. Sedangkan biaya eskalasi adalah perkiraan
presentase kenaikan biaya setiap tahunnya.

4.5.2. Desain Push Back

Push back merupakan bentuk-bentuk penambangan yang

menunjukkan bagaimana suatu pit akan ditambang dari titik awal masuk

hingga bentuk akhir pit. Push back disebut juga phase, slice, dan stage.

Tujuan umum dari pushback adalah untuk membagi seluruh volume yang

ada dalam pit ke dalam unit-unit perencanaan yang lebih kecil sehingga

mudah ditangani. Adanya pushback akan memudahkan perancangan

tambang yang amat kompleks menjadi lebih sederhana.

Dalam perancangan pushback, parameter waktu dapat mulai

diperhitungkan, karena waktu merupakan parameter yang sangat

berpengaruh. Tahapan-tahapan penambangan yang dirancang secara baik

akan memberikan akses ke semua daerah kerja dan menyediakan ruang

kerja yang cukup untuk operasi peralatan kerja tambang.


11

Merancang bentuk-bentuk penambangan (minable geometries)

untuk menambang habis cadangan bijih tersebut mulaid ari titik masuk

awal hingga ke batas akhir dari pit. Perancangan pushback atau tahap-

tahap penambangan ini membagi ultimate pit menjadi unit-unit

perencanaan yang lebih kecil dan lebih mudah dikelola. Hal ini akan

membuat masalah perancangan tambang tiga dimensi yang kompleks

menjadi lebih sederhana. Pada tahap ini elemen waktu sudah mulai

dimasukkan ke dalam rancangan penambangan karena urut-urutan

penambangan pushback telah mulai dipertimbangkan.

4.5.3. Penjadwalan Produksi

Penjadwalan penambangan dengan mempertimbangkan jumlah yang


akan ditambang terhadap kapasitas/kemampuan alat, waktu, area kerja dan
target produksi. Menambang bijih dan lapisan penutupnya (waste) di atas
kertas, jenjang demi jenjang mengikuti urutan pushback, dengan
menggunakan tabulasi tonase dan kadar untuk tiap pushback. bijih dan
waste dievaluasi dengan menggunakan kriteria nilai waktu dari uang,
misalnya net present value. Hasilnya akan dipakai untuk menentukan
sasaran jadwal produksi yang akan memberikan tingkat produksi dan
strategi kadar batas yang terbaik.

Alur proses penjadwalan penambangan :

 Target Produksi : Bauksit, OB, dan time schedule

 Kapasitas unit : Productivity, Jumlah Alat

 Mine Schedule : Blasting, pengupasan OB, Bauksit

 Mine Sequence : Log term, short term.


12

 Mine Sequence

Urutan/tahapan penambangan dengan mempertimbangkan target


produksi, desain tambang dan grade jalan.

Alur proses penjadwalan penambangan

Gambar 2.1 Alur Proses Penjadwalan Penambangan


13

4.5.4. Perencanaan Tambang Berdasarkan Urutan Waktu

Dengan menggunakan sasaran jadwal produksi yang dihasilkan pada


penjadwalan produksi, gambar atau peta-peta rencana penambangan dibuat
untuk setiap periode waktu (biasanya per tahun). Rencana penambangan
tahunan ini sudah cukup rinci, di dalamnya sudah termasuk pula jalan
angkut dan ruang kerja alat, sedemikian rupa sehingga merupakan bentuk
yang dapat ditambang. Peta rencana pembuangan lapisan penutup (waste
dump) dibuat pula untuk periode waktu yang sama sehingga gambaran
keseluruhan dari kegiatan penambangan dapat terlihat.

4.5.5. Pemilihan alat

Berdasarkan peta-peta rencana penambangan dan penimbunan

lapisan penutup dari tahap 4) dapat dibuat profil jalan angkut untuk setiap

periode waktu. Dengan mengukur profil jalan angkut ini, kebutuhan armada

alat angkut dan alat muatnya dapat dihitung untuk setiap periode (setiap

tahun). Jumlah alat bor untuk peledakan serta alat-alat bantu lainnya (dozer,

grader, dll.) dihitung pula.

Upaya untuk memperbaiki produksi yaitu dengan melakukan kajian

terhadap kemampuan produksi alat gali-muat dan alat angkut yang ada saat

ini. Kajian terhadap keadaan alat gali-muat dan alat angkut dapat dilakukan

dengan cara pengawasan terhadap keadaan di lapangan dan faktor-faktor

yang mempengaruhi kemampuan produksi dari alat mekanis tersebut.

4.4.6. Perhitungan Biaya Penambangan

Dengan menggunakan tingkat produksi untuk peralatan yang dipilih,


dapat dihitung jumlah gilir kerja (operating shift) yang diperlukan untuk
mencapai sasaran produksi. Jumlah dan jadwal kerja dari personil yang
14

dibutuhkan untuk operasi, perawatan dan pengawasan dapat


ditentukan. Akhirnya, ongkos-ongkos operasi, kapital dan penggantian alat
dapat dihitung.

Anda mungkin juga menyukai