Anda di halaman 1dari 8

PROSIDING SEMINAR NASIONAL 2015

REVOLUSI PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA


28 Oktober 2015 di Aula Utama Gedung A3 Lantai 2 UM

ISBN:

Editor:
Muhammad Mujtaba Habibi, S.Pd, M.AP

Penyunting:
1. Dr. Nur Wahyu Rochmadi, M.Pd., M.Si.
2. Drs. Margono, M.Pd., M.Si.
3. Siti Awaliyah, S.Pd,, M.Hum.
4. Rusdianto Umar, S.H, M.H.

Desain sampul dan tata letak:


Eko Wahyu Setiawan, S.S

Penerbit:
Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang

Redaksi:
Program Studi PPKn, Jurusan HKn FIS UM
Jl. Semarang No. 5, Malang
Telp. (0341) 585966
e-mail: hkn.fis.um@gmail.com

Hak cipta ada pada penulis dan dilindungi Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002, pasal 72
tentang HAK CIPTA.
Dilarang memperbanyak buku ini tanpa seijin dari penulis dan penyusun

ii
Menggagas Revolusi Mental Melalui Konstruksi Model Pendidikan Karakter Bangsa 318-326
Berbasis Gerakan Cinta Produk Indonesia
Nurul Zuria, Muhammad Syaifudin dan Marhan Taufik (Univ. Muhammadiyah Malang)
Pembangunan Pendidikan Lingkungan Berbasis Budaya Untuk Tercapainya Pembangunan 327-330
Karakter Bangsa Indonesia
Beti Indah Sari (Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia)

Implementasi Nilai-Nilai Karakter Bangsa di Sekolah 331-337


Ambiro Puji Asmaroini (FKIP Universitas Muhammadiyah Ponorogo)

Memformulasikan dan Mengimplementasikan 'Civic Engagement' Pada Perguruan Tinggi 338-348


untuk Mengembangkan Kehidupan Masyarakat Indonesia
Muhammad Mona Adha (Universitas Lampung)

Pengembangan Instrumen Penilaian Karakter dalam Pembelajaran PPKN di Sekolah Dasar 349-353
Ludfi Arya Wardana (FKIP Universitas Panca Marga Probolinggo)

Implementasi Nilai-Nilai Esensial Sebagai Basis Revolusi Karakter dalam Pendidikan 354-363
Kewarganegaraan di Sekolah
Sarbaini (Prodi PPKn, Universitas Lambung Mangkurat)

“Aja Dumeh” Nilai Kearifan Lokal Bagi Pendidikan Karakter Menuju Masyarakat 364-370
yang Harmonis
Sunarto (Jurusan PKn FIS Universitas Negeri Semarang)

Pendidikan Karakter Bangsa Berbasis Nilai-Nilai Kearifan Lokal 371-381


Supriyadi dan Trisna Sukmayadi

Pelaksanaan Pendidikan Karakter Di Sekolah Melalui Strategi Internalisasi Nilai Sosial 382-389
Triwahyuningsih (FKIP Universitas Ahmad Dahlan)

Nilai-Nilai Esensial dalam Pengembangan Pribadi Berkarakter Cerdas 390-410


Ponirin (Jurusan Pendidikan Sejarah Universitas Negeri Medan)

Kenakalan remaja Ditanggulangi dengan Agama dan Pancasila 411-414


Rahma Ayu Widiyanti

Rekultural Karakter Dengan Penguatan Nilai Pancasila Sebagai Identitas Bangsa 415-419
Ratna Nurdiana ( STKIP PGRI Lamongan)

Internalisasi Nilai-Nilai Kebangsaan Melalui Kegiatan Kepramukaan Siswa SMP Negeri 01 420-444
Watampone Kabupaten Bone
Rukayah (Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Negeri Makassar)

Nilai-Nilai Pendidikan Karakter dalam Elong Ugi Suatu Tinjauan Hermeneutika Paul Ricoeur 445-475
Abdul Kadir (Pascasarjana Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Negeri Malang)

Urgensi Pendidikan Nilai Pada Usia Dini 476-480


Kustomo (STKIP PGRI Jombang)

viii
PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN
PPKn DI SEKOLAH DASAR

Ludfi Arya Wardana


FKIP, Universitas Panca Marga Probolinggo
Ludfi_Hoki@yahoo.co.id

Abstrak: Mencermati tujuan mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) salah
satu misi yang diemban yaitu pembentukan karakter. Karakter dapat diartikan sebagai konsistensi sikap
yang semakin lama menjadi kebiasaan atau pola hidup. Keberhasilan penanaman karakter dapat
diketahui dengan menggunakan proses penilaian yang jelas. Selain itu, proses penilaian karakter dalam
mata pelajaran PPKn dibutuhkan instrumen yang valid sehingga mampu untuk mengukur konsistensi
sikap siswa. Selama ini yang terjadi di lapangan guru belum mempunyai instrumen penilaian yang
mampu mengukur konsistensi sikap siswaPengumpulan informasi yang dilakukan dibeberapa sekolah
dasar (SD) di Kota Probolinggo ditemukan masalah, yaitu guru belum mampu untuk mengukur kon-
sistensi sikap sehingga penanaman karakter belum diketahui keberhasilannya. Pengumpulan informasi
lanjutan dapat disimpulkan bahwa ketidakmampuan guru dalam proses penilaian dikarenakan tidak
adanya instrumen penilaian dalam pembelajaran PPKn. Solusi dari permasalahan di atas, yaitu dengan
mengembangkan instrumen penilaian yang mampu membaca perkembangan konsistensi sikap siswa
dalam beberapa jangka waktu.Tujuan penelitian pengembangan ini untuk menghasilkan instrumen
penilaian pada mata pelajaran PPKn yang mempunyai tingkat kevalidan, keterterapan dan keterbacaan
tinggi. Penelitian pengembangan ini menggunakan model pengembangan O’Malley & Pierce yang te-
lah dimodifikasi menjadi: (1) pengumpulan informasi, (2) perencanaan, (3) pengembangan produk, (4)
validasi ahli, (5) uji coba lapangan, (6) produk akhir. Hasil validasi ahli dan uji coba lapangan instru-
men penilaian yang dikembangkan mendapatkan nilai dalam kriteria valid dengan revisi kecil (4,11),
kriteria sesuai pada keterterapan (4,27), kriteria sesuai pada keterbacaan (4). Penggunaan instrumen
penilaian agar maksimal, sebaiknya perlu memperhatikan petunjuk penggunaan dengan seksama. Kes-
impulan dari penelitian pengembangan ini instrumen penilaian mempunyai keunggulan, yaitu: (1) in-
strumen penilaian dapat melihat perkembangan konsistensi sikap sehingga ketercapaian penanaman
karakter dapat diketahui, (2) instrumen penilaian terdapat simpulan rapor dan deskripsinya sehingga
hasil penilaian dapat diketahui dengan jelas, dan (3) instrumen penilaian dapat digunakan di SD luar
Kota Probolinggo karena sudah mempunyai tingkat kevalidan, keterterapan dan keterbacaan yang ting-
gi. Saran produk instrumen penilaian ini, yaitu: (1) guru harus memahami dengan baik panduan
penggunaan instrumen penilaian, (2) melakukan penyebaran secara luas atau diseminasi, dan (3)
pengembangan produk lebih lanjut dapat digunakan dan disesuaikan dalam pembelajaran tematik di
SD.

Kata kunci :Instrumen penilaian karakter, pembelajaran PPKn.

Pendahuluan

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) adalah salah satu mata pelajaran pokok yang harus
ditempuh oleh siswa sekolah dasar (SD). Tujuan utama mata pelajaran PPKn di SD yaitu memfokuskan
pada pembentukan warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter.Salah satu kunci penting
dalam pencapaian tujuan pembelajaran PPKn adalah guru. Guru dituntut untuk menanamkan nilai-nilai
yang tertuang dalam tujuan pembelajaran PPKn. Indikator keberhasilan dalam mencapai tujuan pembelaja-
ran PPKn tergantung pada kemampuan penilaian guru terhadap kompetensi siswa. Pada prinsipnya
penilaian dalam pembelajaran PPKn tidak berbeda dengan penilaian dalam mata pelajaran lainnya, hanya
penekanan penilaian dalam mata pelajaran PPKn lebih pada aspek afektif (Winataputra, 2008:125).
Menurut Krathwohl (1964) ranah afektif pada tingkat characterization dapat diartikan konsistensi sikap
yang sudah menjadi pola hidup atau karakter. Artinya, dalam tingkat characterizationkonsistensi sikap ha-
rus dapat diukur sehingga dalam ketercapaian pembentukan karakter dapat diketahui.

356
Prosiding Seminar Nasional 2015 Revolusi Pendidikan Karakter Bangsa I 357

Selama ini yang terjadi di lapangan, penilaian karakter pembelajaran PPKn belum dilakukan secara
efektif dan efisien. Hal ini disebabkan karena belum adanya instrumen penilaian. Hasil angket yang
diberikan ke beberapa guru Kota Probolinggo (3 Agustus 2015) menunjukan bahwa guru belum mampu
mengukur konsistensi sikap karena dalam proses pembelajaran guru masih bingung dalam pembuatan in-
strumen penilaian. Menanggapi hal itu beberapa guru berhasil diwawancarai(29 Agustus 2015),hasil yang
diperoleh dapat disimpulkan guru melakukan penilaian sikap dengan pengamatan secara tak terstruktur.
Guru belum melakukan penilaian konsistensi perkembangan sikap. Hal ini dilakukan karena terbatasnya
pengetahuan dan keterampilan guru sehingga guru mengalami kesulitan dalam mengembangkan instrumen
penilaian. Selain itu, belum adanya contoh instrumen penilaian yang menggambarkan kemampuan sikap-
menjadi kendala guru dalam melakukan penilaian.
Berdasarkan pengumpulan informasi di atas dapat disimpulkan permasalahan yang terjadi, yaitu be-
lum adanya instrumen penilaian yang mampu untuk mengukur konsistensi sikap sehingga dalam pemben-
tukan karakter pada mata pelajaran PPKn belum diketahui keberhasilannya. Kondisi ini tentu tidak sesuai
dengan tujuan mata pelajaran PPKn yang mempunyai misi pembentukan karakter. Peneliti berpendapat so-
lusi permasalahan di atas adalah pembuatan instrumen penilaian yang mampu mengukur konsistensi
perkembangan sikap.Pembuatan instrumen penilaian merupakan langkah nyata untuk memperbaiki
pengambilan informasi tentang perkembangan sikapsiswa selama proses pembelajaran sehingga membantu
guru untuk mengambil keputusan. Hal ini sejalan pendapat Bull (dalam Wahyuni, 2010:29) penilaian
merupakan suatu kegiatan pengumpulan informasi untuk mengambil sebuah keputusan. Pengambilan
keputusan yang dilakukan guru didasarkan dalam proses penggunaan instrumen penilaian. Proses
penggunaan instrumen penilaian didasarkan pada indikator sikap yang muncul dalam setiap kegiatan pem-
belajaran sehingga dapat diukur konsistensinya. Jika siswa mulai konsisten dalam kemunculan indikator si-
kap, maka dapat diartikan siswa mulai konsisten atau membudayakan. Hal ini sejalan dengan kriteria yang
dikembangkan Kemendiknas (2010:9-10), yaitu belum terlihat (BT), mulai terlihat (MT), mulai berkem-
bang (MB), dan membudaya karakter (MK) yang masing-masing mempunyai konversi skor serta deskripsi
konsistensi.
Instrumen penilaian karakter belum banyak dikembangkan di SD terutama pada mata pelajaran
PPKn. Berdasarkan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan Haryani, dkk (2012) dengan judul Pengem-
bangan Instrumen Asesmen Pembelajaran Membaca Puisi Siswa SMP/MTS pada Guru SMP 18 Malang,
yaitu instrumen yang telah dibuat sudah menunjukkan kemudahan dalam menilai siswa dan menunjukan
kemampuan siswa dalam membaca puisi. Hasil penelitian Wicaksono (2012) dengan judul Pengembangan
Instrumen Asesmen Autentik untuk Proses dan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPS Kelas IV SD,
yaitu instrumen asesmen autentik memberikan gambaran kemampuan siswa dan penilaian proses belajar
siswa dapat terukur dengan jelas.Hasil penelitian yang dilakukan Bundu (2013) dengan judul Instrumen
Asesmen Keterampilan Proses dan Nilai Karakter Berbasis E-Portfolio di Sekolah Dasar.Hasil penelitian
menyimpulkan instrumen asesmen keterampilan proses berbasis nilai karakter mudah digunakan dan
dimodifikasi oleh guru. Beberapa penelitian terdahulu di atas mendukung solusi yang ditawarkan untuk
menyelesaikan permasalahan yang terjadi.
Berdasarkan uraian di atas, maka dalam permasalahan ini diperlukan penelitian dengan judul
“Pengembangan Instrumen Penilaian Karakter dalam Pembelajaran PPKn di Sekolah Dasar.”

Metode
Metode penelitian dan pengembangan yang digunakan dalam mengembangkan instrumen penilaian
karakter menggunakan model pengembangan model O’Malley & Pierce. Penelitian pengembangan ini
menggunakan model pengembangan O’Malley & Pierce yang telah dimodifikasi menjadi: (1) pengum-
pulan informasi, (2) perencanaan, (3) pengembangan produk, (4) validasi ahli, (5) uji coba lapangan,(6)
produk akhir.
Uji coba kelayakan produk yang dilakukan meliputi: (1) uji validasi dari ahli isi/materi dan ahli eval-
uasi pembelajaran dan (2) uji coba lapangan. Subjek uji coba meliputi ahli isi/materi, ahli evaluasi pem-
belajaran, dan beberapa guru di Kota Probolinggo. Instrumen pengumpulan data yang digunakan antara
lain lembar validasi para ahli, angket tanggapan siswa dan angket tanggapan guru. Analisis data yang
358 I Prosiding Seminar Nasional 2015 Revolusi Pendidikan Karakter Bangsa

digunakan dalam penelitian dan pengembangan ini yaitu analisis deskriptif kualitatif dan deskriptif kuanti-
tatif.

Hasil Penelitian dan Pengembangan


a. Data Uji Validasi Ahli Isi/Materi
Ahli isi/materidipercayakan untuk memvalidasi produk pengembangan yaitu Bapak Drs. Imam
Nawawi, M.Si. Beliau merupakan dosen pada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang.
Selain itu, beliau juga telah melakukan beberapa penelitian terutama pada mata pelajaran PPKn SD.
Hasil perolehan uji validasi instrumen penilaianmenunjukkan perolehan sebesar 3,95 dan hasil tersebut
mendapat kriteria cukup valid.

b. Data Uji Validasi Ahli Evaluasi Pembelajaran


Ahli evaluasi pembelajaran dipercayakan sebagai validator evaluasi pembelajaran yaitu Ibu Dr.
Titik Harsiati, M.Pd., beliau merupakan dosen Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang dan
Pascasarjana Universitas Negeri Malang. Hasil perolehan uji validasi instrumen
penilaianmenunjukkan perolehan hasil sebesar 4,28. Setelah dikonversi pada tabel tingkat kelayakan,
produk tersebut termasuk dalam kategorivalid.

c. Data Uji Coba Lapangan


Subjek dalam uji lapangan ini yaitu beberapa guru Kota Probolinggo dan siswanya yang
berjumlah 45 orang. Data uji coba lapangan bertujuan untuk mengetahui tingkat keterterapan dan
keterbacaan produk.
Tingkat keterterapan diambil dari angket tanggapan guru dan siswa. Tanggapan guru
dikumpulkan melalui angket yang diberikan peneliti pada guru. Hasil tanggapan guru terhadap keterte-
rapan instrumen penilaian menunjukkan perolehan nilai dengan sebesar 4,3. Sedangkan hasil tanggaan
siswa menunjukkan presentase skor sebesar 4,25. Setelah dikonversi, skor tersebut sebesar 4,27
berkategori sesuai.
Tingkat keterbacaan diambil dari angket tanggapan guru dan siswa. Tanggapan guru
dikumpulkan melalui angket yang diberikan peneliti pada guru. Hasil tanggapan guru terhadap keterte-
rapan instrumen penilaian menunjukkan perolehan nilai dengan sebesar 4. Sedangkan hasil tanggaan
siswa menunjukkan presentase skor sebesar 4. Setelah dikonversi, skor tersebut sebesar 4 berkategori
sesuai.

Pembahasan
Kevalidan instrumen penilaian karakter diambil dari hasil validasi ahli yang merupakan data
yang paling penting untuk merevisi produk agar lebih sempurna.Berdasarkan hasil uji ahli evaluasi
pembelajaran diperoleh nilai sebesar 4,28 yaitu nilai tersebut valid. Saran dari ahli evaluasi pembelaja-
ran yaitu instrumen penilaian karakter harus mengukur tingkat konsistensi siswa minimal 1 semester
sehingga diketahui konsistensi sikap. Hal ini sejalan Kemendiknas (2010:9-10) bahwa deskripsi sikap
pada pedoman penskoran hasil belajar afektif mengukur tingkat konsistensi sikap siswa. Selain itu,
pada jenjang pendidikan sekolah dasar (SD) porsi sikap lebih dominan dari pada pengetahuan dan ket-
erampilan. Hal ini sejalan dengan keseimbangan aspek sikap lebih berat daripada aspek keterampilan
dan aspek pengetahuan. Marzano (dalam Kemendikbud, 2013:9).Instrumen penilaian karakter menun-
jukan kemampuan siswa dalam membuat karya. Karya yang dihasilkan berupa peta sederhana, sem-
boyan dan esai. Siswa lebih antusias dalam proses pembelajaran dan hasil kegiatan siswa lebih auten-
tik.
Hasil uji ahli materi atau isi mendapatkan nilai 3,95 termasuk dalam kualifikasi cukup valid,
sehingga hanya memerlukan revisi kecil. Revisi yang dilakukan berkaitan dengan indikator sikap
dibuat lebih operasional sesuai dengan konteks kegiatan pembelajaran. Hal ini sejalan dengan pen-
dapat Ruminiati (2007:115) yang mengatakan bahwa PPKnmerupakan pendidikan yang cenderung
pada pendidikan aspek afektif tetapi tanpa meninggalkan aspek yang lain. Selain itu, menurut Wina-
taputra (2008:125) secara umum penilaian dalam PPKn sama dengan mata pelajaran lainnya, tetapi
penekanannya cenderung pada aspek afektif. Dengan demikian perubahan dilakukan pada indikator
Prosiding Seminar Nasional 2015 Revolusi Pendidikan Karakter Bangsa I 359

sikapdibuat lebih operasional dan disesuaikan dengan konteks kegiatan pembelajaran yang akan
diukur.
Hasil uji keterterapan dan keterbacaan dilihat dari hasil uji coba lapangan menyatakan bahwa
instrumen penilaian karakter memperoleh skor 4,2 dengan kategori sesuai, sedangkan hasil
keterbacaan memperoleh skor 4 dengan kategori sesuai. Saran dari dibuat simpulan rapor tentang kon-
sistensi sikap agar mempermudahkan guru dalam melaporkan kepada orang tua.Dengan demikian
proses pelaporan nilai konsistensi sikap siswa lebih sederhana. Pencapaian skor yang telah didapat
pada uji lapangan cukup tinggi hal tersebut sejalan dengan teori keterterapan menurut Brown (2004:5)
alat penilaian dikatakan memiliki keterterapan yang tinggi, jika dapat dilakukan guru pada kondisi
apapun. Hal ini menunjukan instrumen penilaian ini sesuai dengan teori keterterapan. Selain itu, hasil
uji keterbacaan menurut Harjdasujana (1999:10) kalimatnya mudah dipahami, paragraf-paragrafnya
memiliki kesatuan dan isi yang memadai, bab-babnya runtut dan gaya bahasanya sederhana. Skor
yang diperoleh dari lapangan instrumen penilaian menunjukan sesuai dengan teori keterterapan karena
petunjuk pembelajaran dan prosedur penilaian dapat dipahami oleh guru dan siswa.

Simpulan
Produk instrumen penilaian karakter dalam pembelajaran PPKn di SD yang telah dikembangkan me-
menuhi tingkat kelayakan produk dan dapat digunakan dalam pembelajaran.Berdasarkan hasil penelitian
yang telah dilakukan dapat disimpulkan instrumen ini memiliki kelebihan dan kelemahan. Kelebihan
produk yang telah disusun adalah sebagai berikut. Terdapat simpulan rapor dan deskripsisehingga diketahui
hasil pembentukan karakter siswa. Instrumen penilaian menggambarkan keadaan sesungguhnya siswa da-
lam membuat karya. Siswa antusias dalam pembelajaran karena kegiatan lebih autentik dengan membuat
peta sederhana, membuat semboyan, dan membuat esai. Adapun kelemahan produk ini, sebagai berikut.
Guru membutuhkan waktu yang lebih lama dalam pedoman penskoran yang digunakan. Terlalu banyak
siswa menjadi kendala penilaian sikap dalam proses pembelajaran. Produk instrumen penilaian karakter
yang telah dikembangkan dapat digunakan secara maksimal jika guru dan siswa mempelajari terlebih dahu-
lu petunjuk penggunaan agar memudahkan dalam proses pembelajaran. Produk ini juga dapat dimanfaat-
kan untuk kalangan lebih luas dengan penyesuaian terutama penyesuaian pada karakteristik siswa sebagai
pengguna. Lebih lanjutinstrumen penilaianini dapat dikembangkan penilaian sikap dikembangkan dalam
kegiatan-kegiatan di luar kelas, pengamatan hasil penilaian konsistensi sikap dilakukan 1 semester dan in-
strumen penilaian dapat dikembangkan pada sikap sesuai dengan Kompetensi Dasar.Selain itu, dalam im-
plementasi Kurikulum 2013 instrumen penilaian karakterini dapat digunakan dalam pembelajaran tematik
di SD.

Daftar Rujukan
Akbar, S. 2011. Pendidikan Karakter Bangsa Melalui Pendekatan Menyeluruh. Malang: FIP UM.
Akbar, S. 2013. Instrumen Perangkat Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.
Achmad, R. 2011. Penerapan Asesmen Auntentik Berbasis Konstruktivisme untuk Meningkatkan Ket-
erampilan Proses dan Hasil Belajar Biologi di Kelas X-1 SMAN 2 Malang. Tesis tidak diterbitkan.
Malang: PPs UM.
Arifin, Z. 2009. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.
Baswardono, D. 2010. Pendidikan Karakter di Rumah. Conference Proceeding. Malang: Program Studi
Psikologi FIP UM.
Bundu, P. 2013. Model Asesmen Keterampilan Proses dan Nilai Karakter Berbasis E-Portfolio di Sekolah
Dasar. Jurnal Ilmu Pendidikan Se-Indonesia, 17: 569-583.
Borg, W.R, and Gall, M.D.1983. Education Reseacrh An Introduction (Fourth Edition). New York: Long-
man Inc.
Gall, M. D. dkk. 2003. Educational Research An Introduction (7th ed.).New York: Person Education Inc.
Brown, H.D. 2004. Language Assesment: Pricipples and Classroom Practice. New York: Pearson Educa-
tion Inc.
360 I Prosiding Seminar Nasional 2015 Revolusi Pendidikan Karakter Bangsa

Danielson, Charlote, & Marquez, Elizabeth. 1998. A Collection of Perfomance Task And Rubrics: High
School Mathematics. Larchmont, Ny: Eye On Education.Inc.
Djaali & Pudji, Mujiono. 2008. Pengukuran dalam Bidang Pendidikan. Jakarta: PT Grasindo.
Harsiati, T. 2003. Penerapan Penilaian Otentik (Authentic Assesment) Berbentuk Portofolio dalam Upaya
Peningkatan Proses dan Hasil Penulisan Karya Ilmiah pada Perkuliahan Bahasa Indonesia Keilmuan
di Universitas Negeri Malang. Malang: Lemlit UM.
Harsiati, T. 2003. Penerapan Pendekatan Konstruktivis dan Peneilaian autentik (Portofolio) dalam Upaya
Peningkatan Kualitas Perkuliahan Evaluasi PBI pada Mahasiswa JPBSI UM.Laporan Hasil
Penelitian LPTK UM.
Harsiati, T. 2011. Penilaian dalam Pembelajaran (Aplikasi pada Pembelajaran Membaca dan Menulis).
Malang: Percetakan Universitas Negeri Malang.
Hajdasujana, dkk. 1999. Evaluasi Keterbacaan Buku Teks Sunda untuk SD di Jawa Barat. Jakarta: Depdik-
bud.

Anda mungkin juga menyukai