Anda di halaman 1dari 23

SATUAN ACARA PENYULUHAN

TENTANG ASI EKSLUSIF DAN TEKNIK MENYUSUI


DI RUANG ANAK RSUP dr. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2017

OLEH

KELOMPOK II

Pembimbing Akademik Pembimbing Akademik

(Ns. Rischa Hamdanesti, M. Kep) (Ns. Yuanita Ananda, M. Kep)

Pembimbing Klinik Pembimbing Klinik

(Ns. Suhelmida Munir. S. Kep) (Ns. Florida Hayati, S. Kep)

PROGRAM PROFESI NERS – KEPERAWATAN ANAK

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ALIFAH

PADANG 2017

SATUAN ACARA PENYULUHAN


Topik : ASI Ekslusif dan Teknik Menyusui

Sasaran dan Target : Keluarga Pasien

Metode : Ceramah dan Tanya Jawab

Media dan Alat : Leaflet, Infokus, Layar Infokus

Hari/tanggal : Kamis, 30 Oktober 2017

Waktu : 30 Menit, Pukul 10.00-10.30 WIB

Tempat : Bangsal Anak

A. Latar Belakang
Resolusi World Health Assembly (WHA) tahun 2001 menegaskan bahwa
tumbuh kembang anak secara optimal merupakan salah satu hak azasi anak.
Modal dasar pembentukan manusia berkualitas dimulai sejak bayi dalam
kandungan dilanjutkan dengan pemberian Air Susu Ibu (Prawirohardjo, 2010 ).
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010 di Indonesia
pemberian ASI baru mencapai 15,3 persen dan pemberian susu formula
meningkat tiga kali lipat dari 10,3% menjadi 32,5%. Direktur Jenderal Bina Gizi
dan Kesehatan Ibu Anak Kementerian Kesehatan, Budiharja, menyatakan bahwa
angka ini cukup memprihatinkan. Ia menilai rendahnya kesadaran masyarakat
dalam mendorong peningkatan pemberian ASI masih relatif rendah, termasuk di
dalamnya kurangnya pengetahuan ibu hamil, keluarga dan masyarakat, akan
pentingnya ASI.
Rendahnya pemberian ASI dapat menjadi ancaman bagi Tumbuh
Kembang Anak (TKA). Padahal, kandungan ASI kaya akan karetonoid dan
selenium, sehingga ASI berperan dalam sistem pertahanan tubuh bayi untuk
mencegah berbagai penyakit (Suherni, 2008).
Setiap tetes ASI juga mengandung mineral dan enzim untuk pencegahan
penyakit dan antibodi yang lebih efektif dibandingkan dengan kandungan yang
terdapat dalam susu formula, sehingga jika anak mendapatkan ASI bisa
dihindarkan dari kematian yang seharusnya tidak perlu. Susu formula dapat
meningkatkan resiko terjadinya asma dan alergi. Sementara itu, menurut Satuan
Tugas ASI Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), pemberian ASI
bisa menurunkan persentase kematian hingga 13 % (Dwiharso, 2010).
Berdasarkan hasil observasi ruangan kebidanan RSUD Dr. Rasidin
Padang dari pasien yang memiliki bayi tidak mengetahui pengetian ASI ekslusif
dan pasien beranggapan bahwa bayi yang telah diberikan air putih atau susu
formula masih merupakan bagian dari asi ekslusif dan dilihat dari posisi ibu
menyusui bayi tidak sesuai degan posisi yang seharusnya sehingga akan
menyebabkan resiko lecetnya payudara dan bayi tidak puas menyusui.
Oleh karena itu anggota kelompok akan melaksanakan penyuluhan guna
memberikan pendidikan ASI Ekslusif dan Teknik Menyusui yang Benar pada
ibu pasien.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan tentang ASI Ekslusif dan Teknik Menyusui,
diharapkan keluarga pasien mengetahui tentang ASI Ekslusif dan Teknik
Menyusui
2. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penjelasan dan demonstrasi selama 30 menit, peserta
mampu :
1. Mengetahui defenisi ASI ekslusif dan definisi cara
menyusui
2. Mengetahui manfaat dari pemberian ASI ekslusif
3. Mengetahui zat-zat yang terkandung dalam ASI
4. Mengetahui kesalahan-kesalahan yang sering terjadi
dalam menyusui
5. Mengetahui cara menyusui yang benar
6. Mengetahui cara memberikan ASI pada ibu bekerja
7. Mengetahui cara penyimpanan ASI

C. Waktu dan Tempat


Waktu : 30 menit
Pukul : 08.30-09.00 WIB
Tempat: Bangsal Anak

D. Metode
Metode yang digunakan dalam penyuluhan adalah ceramah dan tanya jawab.

E. Setting Tempat

Ket:
= Moderator = Fasilitator = Peserta

= Observer = Penyaji = Infokus

= Pembimbing Klinik = Pembimbing Akademik

F. Pengorganisasian
a. Presenter : Evi Apridayanti, S. Kep
Tugas :1.Menyampaikan materi tentang ASI ekslusif dan cara
menyusui
2. Menjawab pertanyaan peserta penyuluhan

b. Moderator : Marpikes, S. Kep


Tugas : 1. Membuka kegiatan dengan mengucapkan salam
2. Memperkenalkan diri, anggota dan pembimbing
3. Menjelaskan tujuan dari penyuluhan
4. Menyebutkan materi yang akan diberikan
5. Melakukan kontrak bahasa dalam penyuluhan
6. Memimpin jalannya penyuluhan dan menjelaskan
waktu penyuluhan
7. Menuliskan pertanyaan yang diajukan peserta
penyuluhan
8. Menjadi penengah komunikasi antara peserta dan
pemberi materi

c. Fasilitator : Devit Nugraha Ade Putra, S. Kep.


Melia Amriani, S. Kep.
Veni Afriani, S. Kep.
Karlina, S. Kep.
Evi Apridayanti, S.Kep
Novia Ulan Sari,S.Kep
Tugas :
1. Menyiapkan tempat dan media sebelum mulai
2. mengatur teknik acara sebelum penyuluhan
3. menyiapkan tempat dan media sebelum memulai
penyuluhan
4. mengatur teknik acar sebelum dimulai penyuluhan
5. memotivasi peserta penyuluhan untuk mengajukan
pertanyaan saat moderator memberikan kesempatan
bertanya
6. membantu pembicara menjawab pertanyaan dari
peserta
7. membagikan leaflet kepada peserta diakhir
penyuluhan

d. Observer : Tri Yona Sevira, S. Kep.


Tugas :
1. Mengevaluasi jalannya penyuluhan
2. Menjawab pertanyaan dari peserta penyuluhan
3. Mencatat perilaku verbal dan non verbal peserta
selama kegiatan penyuluhan berlangsung
4. Memberikan penjelasan kepada pembimbing
tentang evaluasi hasil penyuluhan

G. Pelaksanaan Kegiatan
1. Persiapan Alat
a. Infokus
b. Laptop
2. Langkah-langkah kegiatan
Tahap Kegiatan
Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Audiens
dan Waktu

Pembukaan  Mengucapkan salam  Menjawab salam


 Memperkenalkan semua  Mendengarkan dan
(5 menit) anggota kelompok penuyuluhan memperhatikan
 Membuat kontrak waktu dan  Menyetujui kontrak waktu
aturan penyuluhan
 Mendengarkan dan
 Menjelaskan tujuan penyuluhan
memperhatikan
Pelaksanaan  Menggali pengetahuan  Mengemukakan
audiens tentang pengertian ASI pendapat
(15 menit)
Ekslusif dan definisi cara
menyusui
 Memberi reinforcement
positif pada audiens
 Mendengarkan
 Menjelaskan materi
penyuluhan tentang: Pengertian  Mendengarkan dan
ASI Ekslusif dan definisi cara memperhatikan
menyusui
 Meminta audiens mengulang
kembali
 Memberi reinforcement
positif pada audiens  Mengulang kembali
 Menggali pengetahuan
 Mengemukakan
audiens tentang manfaat ASI
Ekslusif pendapat
 Memberi reinforcement
positif pada audiens
 Menjelaskan materi tentang  Mendengarkan

manfaat ASI Ekslusif


 Meminta audiens mengulang
kembali
 Memberi reinforcement  Mendengarkan dan

positif pada audiens memperhatikan


 Menggali pengetahuan  Mengulang kembali

audiens tentang zat-zat yang


terkandung dalam ASI
 Mengemukakan
 Memberi reinforcement
pendapat
positif pada audiens
 Menjelaskan materi tentang
zat-zat yang terkandung dalam
ASI
 Mendengarkan
 Meminta audiens mengulang
kembali  Mendengarkan dan
 Memberi reinforcement
memperhatikan
positif pada audiens  Mengulang kembali
 Menggali pengetahuan
 Mengemukakan
audiens tentang kesalahan-
pendapat
kesalahan yang sering terjadi
dalam menyusui
 Memberi reinforcement
positif pada audiens
 Menjelaskan materi
penyuluhan tentang kesalahan-
kesalahan yang sering terjadi  Mendengarkan
dalam menyusui
 Meminta audiens mengulang  Mendengarkan dan

kembali memperhatikan
 Memberi reinforcement
positif pada audiens
 Menggali pengetahuan
 Mengulang kembali
audiens tentang cara menyusui
yang benar  Mengemukakan
 Memberi reinforcement pendapat
positif pada audiens
 Menjelaskan materi
penyuluhan tentang cara
menyusui yang benar
 Mendengarkan
 Meminta audiens mengulang
kembali  Mendengarkan dan
 Memberi reinforcement
memperhatikan
positif pada audiens
 Menggali pengetahuan
 Mengulang kembali
audiens tentang cara
memberikan ASI pada ibu  Mengemukakan
bekerja pendapat
 Memberi reinforcement
positif pada audiens
 Menjelaskan materi
 Mendengarkan
penyuluhan tentang cara
 Mendengarkan dan
memberikan ASI pada ibu
memperhatikan
bekerja
 Meminta audien mengulang
 Mengulang kembali
kembali
 Memberi reinforcement
positif pada audiens
 Menggali pengetahuan  Mengemukakan
audiens tentang cara pendapat
menyimpan ASI
 Memberi reinforcement  Mendengarkan

positif pada audiens  Mendengarkan dan


 Menjelaskan materi
memperhatikan
penyuluhan tentang cara  Mengulang kembali
menyimpan ASI
 Meminta audien mengulang
kembali
 Memberi reinforcement
positif pada audiens

Penutup  Moderator membuka Sesi  Memberi pertanyaan


tanya jawab
(5 menit)  Presenter dan fasilitator  Mendengarkan dan
menjawab pertanyaan memperhatikan.

 Presenter menyimpulkan
tentang ASI Ekslusif dan  Mendengarkan dan
Teknik Menyusui yang benar memperhatikan
 Moderator memberi salam
penutup
 Menjawab salam

H. Materi (Terlampir)

I. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Menginformasikan kepada audiens tentang penyuluhan yang akan
diadakan 1 hari sebelum penyuluhan dilakukan
b. Diharapkan leaflet telah selesai dicetak 1 hari sebelum penyuluhan
dilakukan
c. Diharapkan peminjaman alat dan tempat sudah dilakukan 1 hari sebelum
kegiatan dilakukan
d. Diharapkan power point telah selesai 1 hari sebelum penyuluhan
dilakukan
e. Diharapkan audiens menghadiri kegiatan penyuluhan
2. Evaluasi Proses
a. Diharapkan kegiatan dilakukan tepat pada waktu kegiatan yang telah
ditetapkan
b. Diharapkan audiens terlibat dan aktif (mampu mengemukakan pendapat,
mampu mengajukan pertanyaan, dan memahami tentang Tetanus)
c. Diharapkan audiens mengikuti jalannya kegiatan sampai selesai
penyuluhan
d. Diharapkan kelompok telah melaksanakan tugas dan peran yang telah
ditetapkan
e. Diharapkan kegiatan selesai tepat waktu
3. Evaluasi Hasil
a. Diharapkan 100% audiens yang hadir mampu menyebutkan pengertian
tetanus
b. Diharapkan 100% audiens yang hadir mampu menyebutkan penyebab
tetanus
c. Diharapkan 100% audiens yang hadir mampu menyebutkan tanda dan
gejala dari tetanus
d. Diharapkan 100% audiens yang hadir mampu menyebutkan komplikasi
yang disebabkan oleh tetanus
e. Diharapkan 100% audiens yang hadir mampu menjelaskan cara
pencegahan tetanus.

LANDASAN TEORI

A. ASI Eksklusif
1. Pengertian ASI Eksklusif
ASI Eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja selama 6 bulan, tanpa
tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, dan air putih,
serta tambahan makanan padat seperti pisang, bubur susu, biskuit, bubur
nasi, dan nasi tim (Weni Kristiyansari, 2009).

2. Manfaat ASI
a. Manfaat ASI bagi bayi
1) Dapat membantu memulai kehidupannya dengan baik
Bayi yang mendapatkan ASI mempunyai kenaikan berat badan yang
baik setelah lahir, pertumbuhan setelah periode perinatal baik dan
mengurangi kemungkinan obesitas.
2) ASI mengandung komposisi yang tepat
Yaitu dari berbagai bahan makanan yang baik untuk bayi yaitu terdiri
dari proporsi yang seimbang dan cukup kuantitatif semua zat gizi
yang diperlukan untuk kehidupan 6 bulan pertama.
3) Mengurangi kejadian karies dentis
Insiden karien dentis pada bayi yang mendapat susu formula jauh
lebih tinggi dibanding yang mendapat ASI, karena kebiasaan
menyusui dengan botol dan dot terutama pada waktu akan tidur
menyebabkan gigi lebih lama kontak dengan susu formula dan
menyebabkan asam yang terbentuk akan merusak gigi.
4) Memberi rasa nyaman dan aman pada bayi dan adanya ikatan
antara ibu dan bayi
Hubungan fisik ibu dan bayi baik untuk perkembangan bayi, kontak
kulit ibu ke kulit bayi yang mengakibatkan perkembangan
psikomotor maupun sosial yang lebih baik.
5) Terhindar dari alergi
Pada bayi baru lahir sistem IgE belum sempurna. Pemberian susu
formula akan merangsang aktivasi sistem ini dan dapat menimbulkan
alergi. ASI tidak menimbulkan efek ini. Pemberian protein asing
yang ditunda sampai umur 6 bulan akan mengurangi kemungkinan
alergi.
6) ASI meningkatkan kecerdasan bayi
Lemak pada ASI adalah lemak tak jenuh yang mengandung omega 3
untuk pematangan sel-sel otak sehingga jaringan otak bayi yang
mendapat ASI Eksklusif akan tumbuh optimal dan terbebas dari
rangsangan kejang sehingga manjadikan anak lebih cerdas dan
terhindar dari kerusakan sel-sel saraf otak.
7) Membantu perkembangan rahang dan merangsang pertumbuhan
gigi karena gerakan menghisap mulut bayi pada payudara (Weni
kristiyansari, 2009).

b. Manfaat menyusui bagi ibu


1) Pemberian ASI membantu ibu untuk memulihkan diri dari proses
persalinannya. Pemberian ASI selama beberapa hari pertama
membuat rahim berkontraksi dengan cepat dan memperlambat
perdarahan (hisapan pada puting susu merangsang dikeluarkannya
hormon oksitosin alami yang akan membantu kontraksi rahim.
2) Wanita yang menyusui bayinya akan lebih cepat pulih/ turun
berat badannya dari berat badan yang bertambah selama kehamilan.
3) Ibu yang menyusui, yang menstruasinya belum muncul kembali
akan kecil kemungkinannya untuk menjadi hamil (kadar prolaktin
yang tinggi akan menekan hormon FSH dan ovulasi).
4) Pemberian ASI adalah cara terbaik bagi ibu untuk mencurahkan
kasih sayangnya kepada buah hatinya (Ari sulistyawati, 2009).

B. Cara menyusui yang benar


1. Pengertian Cara menyusui yang benar
Adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan dan posisi
ibu dan bayi dengan benar (Suradi dan Hesti, 2004).
Memberi ASI dalam suasana yang santai bagi ibu dan bayi. Buat kondisi ibu
senyaman mungkin. Selama beberapa minggu pertama, bayi perlu diberi ASI
setiap 2,5 -3 jam sekali. Menjelang akhir minggu ke enam, sebagian besar
kebutuhan bayi akan ASI setiap 4 jam sekali. Jadwal ini baik sampai bayi
berumur antara 10-12 bulan. Pada usia ini sebagian besar bayi tidur sepanjang
malam sehingga tidak perlu lagi memberi makan di malam hari (Saryono,
2008; h. 30).

2. Posisi menyusui
a) Posisi Dekapan
Posisi klasik dan telah menjadi kegemaran kebanyakan para ibu, posisi
ini membolehkan perut bayi dan perut ibu bertemu supaya tidak perlu
memutar kepalanya untuk menyusu. Kepala bayi berada di dalam dekapan,
sokong kepala badan dan punggung bayi serta lengan bayi perlu berada di
bagian sisinya (Saryono ,2008; h. 34).
b) Posisi Football hold
Posisi ini sangat sesuai jika baru pulih dari pembedahan caesar,
memiliki payudara yang besar, menyusui bayi prematur atau bayi yang kecil
ukurannya atau menyusui anak kembar pada waktu yang bersamaan. Sokong
kepala bayi dengan tangan, menggunakan bantal untuk menyokong belakang
badan ibu (Saryono, 2008; h; 35).
c) Posisi Berbaring
Posisi ini apabila ibu dan bayi merasa letih. Jika baru pulih dari
pembedahan caesar ini mungkin satu-satunya posisi yang biasa dicoba pada
beberapa hari pertama. Sokong kepala ibu dengan lengan dan sokong bayi
dengan lengan atas (Saryono, 2008; h. 35).

3. Fungsi menyusui yang benar


a. Puting susu tidak lecet
b. Perlekatan menyusu pada bayi kuat
c. Bayi menjadi tenang
d. Tidak terjadi gumoh

4. Akibat tidak menyusui dengan benar


a) Puting susu menjadi lecet
b) ASI tidak keluar secara optimal sehingga mempengaruhi produksi ASI
c) Bayi enggan menyusu
d) Bayi menjadi kembung

5. Tanda bayi menyusui dengan benar


a) Bayi tampak tenang
b) Badan bayi menempel pada perut ibu
c) Mulut bayi terbuka lebar
d) Dagu bayi menempel pada payudara ibu
e) Sebagian areola masuk dalam mulut bayi, areola bawah masuk lebih
banyak
f) Bayi Nampak menghisap kuat dengan irama perlahan
g) Puting susu tidak terasa nyeri
h) Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus
i) Kepala bayi agak menengadah
6. Tanda bayi mendapat ASI dalam jumlah cukup
1. Bayi akan terlihat puas setelah menyusu
2. Bayi terlihat sehat dan berat badannya naik setelah 2 minggu
3. Pertama (100-200 gr setiap minggu)
4. Puting dan payudara tidak luka atau nyeri
5. Setelah beberapa hari menyusu, bayi akan buang air kecil 6-8 kali sehari
dan buang air besar berwarna kuning 2 kali sehari
6. Apabila selalu tidur dan tidak mau menyusui maka sebaiknya bayi
dibangunkan dan dirangsang untuk menyusui setiap 2-3 jam sekali setiap
harinya.

7. Langkah-langkah menyusui yang benar


1. Menjelaskan maksud dan tujuan pendidikan kesehatan
2. Cuci tangan sebelum menyusui dan mengajari ibu
3. Ibu duduk atau berbaring dengan santai (bila duduk lebih baik
menggunakan kursi yang rendah agar kaki ibu menggantung dan punggung
ibu bersandar pada sandaran kursi).
4. Mempersilahkan dan membantu ibu membuka pakaian bagian atas
5. Sebelum menyusui ASI dikeluarkan sedikit, kemudian dioleskan pada
puting dan sekitar areola payudara (cara ini mempunyai manfaat sebagai
desinfektan dan menjaga kelembaban puting susu).
6. Mengajari ibu untuk meletakkan bayi pada satu lengan, kepala bayi
berada pada lengkung siku ibu dan bokong bayi berada pada lengan bawah
ibu
7. Mengajari ibu untuk menempelkan perut bayi pada perut ibu dengan
meletakkan satu tangan bayi di belakang badan ibu dan yang satu di depan,
kepala bayi menghadap payudara.
8. Mengajari ibu untuk memposisikan bayi dengan telinga dan lengan pada
garis lurus
9. Mengajari ibu untuk memegang payudara dengan ibu jari diatas dan jari
yang lain menopang dibawah serta jangan menekan puting susu dan
areolanya

10. Mengajari ibu untuk merangsang membuka mulut bayi : Menyentuh pipi
dengan puting susu atau menyentuh sudut mulut bayi

Cara yang benar

11. Setelah bayi membuka mulut (anjurkan ibu untuk mendekatkan dengan
cepat kepala bayi ke payudara ibu, kemudian memasukkan puting susu serta
sebagian besar areola ke mulut bayi)
12. Setelah bayi mulai menghisap, menganjurkan ibu untuk tidak memegang
atau menyangga payudara lagi
13. Menganjurkan ibu untuk memperhatikan bayi selama menyusui
14. Mengajari ibu cara melepas isapan bayi (jari kelingking dimasukkan ke
mulut bayi melalui sudut mulut atau dagu bayi ditekan ke bawah.
15. Setelah selesai
menyusui, mengajarkan ibu untuk mengoleskan sedikit ASI pada puting
susu dan areola. Biarkan kering dengan sendirinya

cara menyusui yang benar

16. Mengajari ibu untuk menyendawakan bayi :


Bayi digendong tegak dengan bersandar pada bahu ibu kemudian punggung
ditepuk perlahan-lahan sampai bayi bersendawa (bila tidak bersendawa
tunggu 10– 15 menit) ATAU Bayi ditengkurapkan dipangkuan
Cara menyendawakan bayi

8. Upaya memperbanyak ASI


1) Untuk Bayi
a. Menyusui bayi setiap 2 jam siang dan malam dengan lama
menyusui antra 10-15 menit disetiap payudara
b. Bangunkan bayi, lepas baju bayi yang menyebabkan rasa gerah
c. Pastikan bayi menyusui dengan posisi menempel yang baik dan
mendengarkan suara menelan yang aktif.
d. Susui bayi ditempat yang tenang dan nyaman dan minumlah
setiap kali menyusui.
2) Untuk Ibu
a. Ibu harus meningkatkan istirahat dan minum
b. Makan makanan yang bergizi
c. Petugas kesehatan harus mengamati ibu yang menyusui bayinya
dan mengoreksi setiap kali terdapat masalah pada posisi penempelan.
d. Susukan bayinya sesering mungkin (Anggraini, 2010; h. 22).

9. Cara memberikan ASI pada Ibu bekerja

a. Belajar memerah ASI

Ibu dapat memerah ASI dengan tangan, pompa ASI manual, atau pompa
ASI elektrik. Pompa ASI manual dan elektrik cukup mudah untuk digunakan,
apalagi karena petunjuk pemakaiannya juga sudah tersedia. Namun jika tak ada,
memerah ASI dengan tangan juga tidak kalah praktis.
Berikut ini langkah-langkahnya:

 Cuci kedua tangan sebelum memerah ASI

 Siapkan wadah untuk menampung ASI, letakkan di bawah payudara

 Letakkan jari tangan di payudara, ibu jari di bagian atas areola dan jari
yang lain di bawah areola

 Lakukan gerakan mengurut ke arah puting hingga ASI keluar

 Tampung ASI dalam wadah yang sudah disiapkan

 Geser posisi jari sesuai arah jarum jam sambil terus memerah

 Bila Anda ingin memerah kedua payudara, lakukan bergantian setiap 3-5
menit sampai kedua payudara terasa kosong.

Bila memerah ASI dengan tangan sulit dilakukan, pompa ASI manual
maupun pompa ASI elektrik dapat menjadi pilihan ibu bekerja karena dapat
mengosongkan ASI di payudara lebih cepat. Saat ini dapat dijumpai berbagai
model pompa ASI. Pilihlah metode perah ASI yang paling nyaman dan cocok
untuk Anda.

b. Belajar menyimpan ASI perah (ASIP)

Selain belajar memerah ASI, hal lain yang penting Anda pelajari adalah
cara menyimpan ASIP dengan benar. Cara penyimpanan ASIP yang salah akan
merusak kualitas ASIP dan perjuangan Anda mengumpulkan ASIP dapat
menjadi sia-sia. Simpan ASIP dalam wadah yang aman, pasang label dan tulis
tanggal pemerahan ASI di label tersebut. Jika ASIP akan Anda simpan untuk
sementara di fasilitas bersama di kantor, jangan lupa tuliskan juga nama anak
Anda di label supaya tidak tertukar.
Simak panduan lama penyimpanan berikut ini:
 Deep freezer (-20°C): 6-12 bulan
 Freezer di kulkas 2 pintu (-18°C): 3-6 bulan

 Freezer di kulkas 1 pintu (-15°C): 2 minggu

 Kulkas (4°C): 5 hari

 Insulated cooler bag dengan ice packs: 24 jam

 Ruangan dengan suhu < 25°C: 2-4 jam

 Ruangan dengan suhu > 25°C: 1 jam

Posisi penyimpanan ASIP di kulkas/freezer juga perlu diatur supaya bayi


Anda selalu minum stok ASIP yang lebih lama terlebih dahulu. Dari tabel di atas
bisa disimpulkan, bila di kantor tidak ada fasilitas kulkas/freezer untuk
menyimpan ASIP, ibu bekerja tetap bisa menyimpan ASIP dengan aman di
insulated cooler bag dengan ice packs.

c. Ketahui cara menggunakan ASI perah

ASIP yang disimpan di dalam freezer bisa diturunkan ke kulkas pada


malam sebelum digunakan. Saat hendak digunakan, keluarkan wadah ASIP dari
kulkas dan hangatkan dengan cara mengalirkan air hangat ke dinding wadah
ASIP atau merendamnya di air hangat.

Jangan memanaskan ASIP dengan microwave/kompor karena dapat


merusak antibodi yang terdapat dalam ASIP. Kocok ASIP sebelum diberikan
pada bayi. ASIP yang tidak habis dalam sekali konsumsi harus dibuang, tidak
bisa digunakan lagi.

d. Latihan memberikan ASI dari botol


Usahakanlah membangun jadwal menyusui rutin sejak bayi lahir, misalnya
rutin tiap 3 jam atau 4 jam. Lakukan proses memompa dan menyimpan ASIP
jauh sebelum Anda mulai bekerja, bersamaan dengan proses menyusui langsung
(satu payudara memberi ASI langsung, satu payudara dipompa).

Dua minggu sebelum ibu bekerja, ajarilah bayi dan pengasuh (yang akan
ditinggal menjaga bayi selama ibu bekerja) untuk memberikan ASIP pada jam-
jam di mana Anda akan bekerja. Berikan ASIP dengan gelas, hindari pemberian
ASIP dengan botol karena akan membuat bayi bingung. Hal-hal ini akan
memudahkan bayi mengonsumsi ASIP saat Anda kembali bekerja.

e. Dukungan dari lingkungan kerja

Hak ibu untuk menyusui dan hak anak untuk mendapatkan ASI dilindungi
oleh undang-undang. Diskusikan kebutuhan Anda untuk memenuhi kebutuhan ASI
anak kepada atasan dan rekan kerja, seperti:

 Kebutuhan Anda untuk memompa ASI setiap 3-4 jam

 Kebutuhan akan area privasi yang memadai sebagai tempat Anda


memompa ASI

 Mencari informasi apakah ada tempat penitipan anak di area kantor

 Memastikan ada tidaknya fasilitas untuk menyimpan ASIP di kantor

Keberhasilan pemberian ASI ekskusif secara tidak langsung juga memberikan


keuntungan untuk pihak perusahaan karena anak yang mendapatkan ASI eksklusif
lebih jarang sakit, sehingga ibu bekerja pun akan lebih jarang absen

10. Cara penyimpanan ASI


o Putarlah kontainer ASI agar bagian yang mengandung krim pada bagian
atas tercampur merata. Jangan mengocok ASI karena dapat merusak komponen
penting dalam susu

o Jangan menyimpan sisa ASI yang sudah dikonsumsi untuk pemberian


berikutnya.

o Jangan mencampurkan ASI yang telah dibekukan dengan ASI yang


masih baru pada wadah penyimpanan.

o Tanggal kapan ASI diperah perlu dicantumkan untuk memastikan bahwa


ASI yang dipakai adalah ASI yang lebih lama.

o Pastikan bahwa pada wadah ASI telah diberi label berisi nama anak dan
tanggal ASI diperah.

o Simpanlah ASI sesuai dengan kebutuhan bayi.

o Wadah penyimpanan harus dipastikan bersih. Ibu dapat menggunakan


botol kaca atau kontainer plastik dengan tutup yang rapat dengan bahan bebas
bisphenol A (BPA). Hindari pemakaian kantong plastik biasa maupun botol
susu disposable karena wadah-wadah ini mudah bocor dan terkontaminasi.
Kontainer harus dicuci dengan air panas dan sabun serta dianginkan hingga
kering sebelum dipakai.

o Pastikan ibu mencuci tangan dengan bersih sebelum memerah ASI


maupun menyimpannya.

o Kencangkan tutup botol atau kontainer pada saat ASI telah membeku
sepenuhnya

o Segera dinginkan ASI dalam waktu kurang dari 1 jam setelah dipompa
dari payudara.
o Berilah label tanggal dan jam penyimpanan supaya mudah diingat.

o Cara menyimpan ASI yang baik adalah dengan membaginya dalam


jumlah sedikit-sedikit, karena susu yang tidak habis akan dibuang karena tidak
baik bila disimpan kembali.

o Jangan mencampur ASI yang baru dengan ASI yang sudah didinginkan
sebelumnya.

o Jangan menyimpan ASI pada bagian pintu lemari es atau freezer.

DAFTAR PUSTAKA

Neilson, Joan. 1985. Cara Menyusui Yang Baik Dan Baik. Jakarta : ARCAN

Perkumpulan Perinatologi Indonesia. 2009. Manajemen Laktasi. Jakarta

Suherni, Hesty, Widyasih, Anita, Rahmawati. 2008. Perawatan Masa Nifas.


Yogyakarta: Fitramaya.

https://babyorchestra.wordpress.com/tag/cara-melepaskan-isapan-bayi-pada-puting-
susu/
Roesli., U, 2000, Mengenal ASI Eksklusif. Jakarta: Trumbus Agriwidya.

R Neilson, Joan. 1985. Cara Menyusui Yang Baik Dan Baik. Jakarta: ARCAN.

Roesli., U, 2001, Bayi Sehat Berkat ASI Eksklusif. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Anda mungkin juga menyukai