Anda di halaman 1dari 40

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

PERFORMA KOMPOR BIOMASSA (KOMASS) NATURAL


DRAFT DENGAN BAHAN BAKAR LIMBAH

BIDANG KEGIATAN:
PKM PENELITIAN

Diusulkan oleh:
Dwinda Haidar ; 1507115612 ; Angkatan 2015
Retna Julita ; 1307113356 ; Angkatan 2013
Luthfi Afiif Yazu ; 1407123786 ; Angkatan 2014

UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2017
ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ......................................................................................... i


HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... v
DAFTAR TABEL ................................................................................................. vi

BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................... 1
1.3 Tujuan Khusus ................................................................................................ 2
1.4 Urgensi Penelitian ........................................................................................... 2
1.5 Kontribusi Temuan Yang ditargetkan ............................................................. 2
1.6 Luaran Kegiatan .............................................................................................. 2
1.7 Manfaat Penelitian .......................................................................................... 2

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Gasifikasi Biomassa ....................................................................................... 3
2.2 Proses Gasifikasi ............................................................................................ 3
2.3 Kompor Biomassa .......................................................................................... 4
2.3.1 Natural Draft ......................................................................................... 4
2.3.2 Forced Draft .......................................................................................... 5
2.4 Kompor Biomassa TLUD ............................................................................... 5
2.5 Faktor yang Mempengaruhi Performa Kompor Biomassa ............................. 5
2.5.1 Variasi Ukuran Bahan Bakar ................................................................. 5
2.5.2 Jenis Biomassa ....................................................................................... 6
2.5.3 Laju udara............................................................................................... 6
2.5.4 Dimensi Kompor Biomassa ................................................................... 6

BAB 3. METODE PENELITIAN


3.1 Tahapan Penelitian .......................................................................................... 7
3.1.1 Alat dan Bahan ...................................................................................... 7
3.1.2 Variabel Penelitian ................................................................................ 7
3.2 Luaran Penelitian .......................................................................................... 8
3.3 Indikator Pencapaian ..................................................................................... 8
3.4 Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data ............................................... 8
3.5 Cara Penafsiran .............................................................................................. 9
3.6 Kesimpulan Hasil Penelitian .......................................................................... 9

BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN


4.1 Anggaran Biaya .............................................................................................. 9
iii
4.2 Jadwal Kegiatan .............................................................................................. 9

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 10

LAMPIRAN - LAMPIRAN
Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota dan Dosen Pendamping yang ditanda
tangani ............................................................................................. 11
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Biaya .............................................................. 19
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas ................ 21
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Peneliti ....................................................... 22
Lampiran 5. Metode Percobaan ............................................................................ 23
Lampiran 6. Kinerja Tungku Biomassa (SNI) ...................................................... 25

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Tipe Gasifikasi Biomassa Berdasarkan Aliran Udara ....................... 3


Gambar 3.1 Desain Alat Kompor Biomassa ......................................................... 7

v
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Data Waktu Operasi Berbagai Bahan Bakar ......................................... 5


Tabel 2.2 Pengaruh Jenis Biomassa Terhadap Energi dan Efisiensi .................... 6
Tabel 3.1 Indikator Pencapaian Penelitian ............................................................ 8
Tabel 4.1 Anggaran Biaya yang diperlukan .......................................................... 9
Tabel 4.2 Jadwal Kegiatan Penelitian ................................................................... 9

vi
1

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Energi untuk kebutuhan memasak di sektor rumah tangga Indonesia
didominasi oleh liquifed petroleum gas (LPG). Penggunaan LPG lebih diminati
karena lebih praktis terutama LPG 3 kg yang lebih murah dan dapat terjangkau
oleh masyarakat miskin. Namun, LPG 3 kg belum terdistribusi keseluruh daerah
khususnya di pedesaan. Kelangkaan LPG 3 kg mengakibatkan masyarakat
kesulitan untuk memasak. Selain itu, pembatasan pembelian LPG 3 kg membuat
masyarakat menggunakan kembali tungku tradisional berbahan bakar kayu
terutama masyarakat yang jauh dari perkotaan.
Kegiatan memasak menggunakan tungku tradisional berbahaya bagi
kesehatan ibu rumah tangga. Penggunaan tungku tradisional sangat boros bahan
bakar kayu dan mengeluarkan banyak asap. Asap ini dapat menyebabkan masalah
kesehatan seperti penyakit saluran pernapasan, tuberkulosis (TBC), kanker paru-
paru, penyakit jantung dan katarak terutama pada anak-anak dan wanita [Fullerton
et al., 2008; Raman et al., 2013]. Sehingga , diperlukan teknologi untuk keperluan
memasak yang hemat bahan bakar dan ramah lingkungan.
Kompor biomassa merupakan pemanfaatan biomassa sebagai bahan bakar
dengan prinsip gasifikasi pengganti tungku tradisional. Pada kompor biomassa,
biomassa terkonversi menjadi gas mudah terbakar yang selanjutnya menjadi nyala
api. Keutamaan kompor biomassa adalah lebih hemat bahan bakar dan tidak
menghasilkan asap sehingga lebih ramah lingkungan. Kayu sebagai bahan bakar
kompor tradisional juga dapat digunakan pada kompor biomassa. Selain kayu,
limbah industri kayu olahan bisa menjadi bahan bakar alternatif pengganti kayu.
Industri kayu olahan menghasilkan 40% limbah kayu berupa ranting kayu, serbuk
kayu, sisa ketaman kayu dan potongan kayu yang sebagian besar belum
dimanfaatkan oleh masyarakat. Indonesia memiliki limbah industri kayu olahan
yang melimpah terutama di daerah Riau.

1.2 Rumusan Masalah


Penelitian mengenai kompor biomassa dengan prinsip gasifikasi berbagai
bahan bakar limbah telah dilakukan oleh beberapa peneliti seperti Panwar. [2009],
Saut et al. [2012], Sunarya et al. [2012]. Biomassa sebagai bahan bakar kompor
biomassa sangat berpengaruh terhadap kualitas dan kuantitas energi yang
dihasilkan dari proses gasifikasi. Setiap biomassa memiliki nilai kalor yang
menunjukkan seberapa besar energi dapat dihasilkan. Hasil – hasil penelitian
menunjukkan bahwa semakin besar nilai kalor dari biomassa yang digunakan
maka akan semakin besar energi efisiensinya. Pada penelitian ini akan
menggunakan bahan bakar seperti ranting kayu sengon, kayu pulai, kayu akasia,
kayu jati dan kayu balam dengan menggunakan kompor biomassa tipe TLUD
(Top Lift Up Draft ) natural draft .
2

1.3 Tujuan Khusus


Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Mendapatkan performa kompor biomassa natural draft.
2. Mengetahui pengaruh variasi bahan bakar terhadap performa kompor
biomassa natural draft.

1.4 Urgensi Penelitian


LPG 3 kg di peruntukkan untuk masyarakat menengah kebawah namun,
masih ada juga masyarakat menengah keatas yang mengkonsumsi LPG 3 kg ,
sehingga produksi LPG 3 kg menipis dipasaran. Kelangkaan LPG 3 kg
mengakibatkan masyarakat kesulitan untuk memasak. Selain itu, harga LPG yang
cenderung meningkat setiap tahun membuat masyarakat menggunakan kembali
tungku tradisional berbahan bakar kayu terutama masyarakat yang jauh dari
perkotaan. Kegiatan memasak menggunakan tungku tradisional sangat berbahaya
bagi kesehatan ibu rumah tangga. Penggunaan tungku tradisional sangat boros
bahan bakar kayu dan mengeluarkan banyak asap. Asap ini dapat menyebabkan
masalah kesehatan bahkan kematian, sehingga diciptakan kompor alternatif yaitu
kompor biomassa dengan bahan bakar yang mudah didapat, hemat bahan bakar
dan tanpa asap sehingga ramah lingkungan.

1.5 Kontribusi Temuan yang ditargetkan


1. Kompor biomassa dapat digunakan oleh masyarakat pedesaan pengganti
LPG bersubsidi.
2. Kompor biomassa pengganti tungku tradisional bisa membantu masyarakat
miskin yang kesulitan mendapatkan LPG bersubsidi.

1.6 Luaran Kegiatan


Luaran penelitian yang diharapkan adalah:
1. Teknologi Tepat Guna kompor biomassa pengganti tungku tradisional.
2. Pemanfaatan biomassa menjadi energi pada kompor biomassa dengan
prinsip gasifikasi.
3. Artikel ilmiah yang diterbitkan dijurnal Nasional (Jurnal Teknik Kimia
Indonesia) Terakreditasi.

1.7 Manfaat Penelitian


Manfaat penelitian ini adalah :
1. Penelitian ini diharapkan dapat menjadikan kompor biomassa sebagai
teknologi pemanfaatan biomassa.
2. Data dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai
kompor biomassa.
3

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Gasifikasi Biomassa


Gasifikasi biomassa merupakan proses konversi termo-kimia bahan bakar
padat menjadi gas mudah terbakar dan kemudian gas tersebut bereaksi dengan
udara menjadi nyala api. Gasifikasi biomassa sebagai pembakaran biomassa tidak
sempurna menghasilkan gas bakar terdiri dari karbon monoksida (CO), hidrogen
(H2) dan sedikit metana (CH4) [Wang et al., 2008]. Gas hasil proses gasifikasi
biomassa dinamakan gas producer atau gas biomassa untuk membedakan dengan
istilah biogas, yaitu gas hasil fermentasi anaerob (anaerobic digestion) biomassa.
Alat atau ruang yang digunakan untuk menggasifikasi biomassa dinamakan
gasifier. Gasifier berdasarkan pasokan udara terbagi atas 3 tipe seperti Gambar
2.1.

Gambar 2.1. fixed bed gasifier: (a) Updraft Gasifier, (b) Downdraft Gasifier, (c)
Crossdraft Gasifier

2.2 Proses Gasifikasi


Proses gasifikasi terdiri dari beberapa tahapan meliputi tahap pengeringan,
tahap pirolisis, tahap oksidasi, dan tahap reduksi:
1. Tahap Proses Pengeringan
Pada tahap ini, air yang terkandung dalam biomassa menguap. Dalam proses
pengeringan , keberadaan air dalam suatu bahan bakar padat terdiri dari dua
bentuk yaitu, Air bebas ( air yang terdapat dalam pori-pori pada permukaan luar
suatu bahan bakar padat dan jenis air ini mudah untuk menguap) dan Air terikat (
air yang berada di struktur permukaan dalam atau internal dari bahan pakar padat
dan jenis ini lebih sulit untuk menguap). Waktu yang dibutuhkan untuk mengubah
seluruh air menjadi uap air bergantung pada mouisture content yang dimiliki oleh
biomassa yang digunakan. Semakin rendah mouisture content, semakin singkat
waktu pengeringan dan semakin besar energi yang dihasilkan untuk pembakaran.
2. Tahap Proses Pirolisa
Pengeringan partikel- partikel dalam biomassa telah selesai terjadi, maka
suhu akan meningkat. Ketika suhu naik dan panas diabsorpsi oleh partikel
4

biomassa, biomassa terdekomposisi melalui tahapan secara lengkap ( dimulai dari


hemiselulosa, selulosa, dan lignin). Sebagai akibatnya, biomassa melepaskan
volatile matter dan menyisakan produk padatan ( char) terjadi secara terpisah.
Bila dipandang dari sisi pelepasan volatile matter dari biomassa, fenomena ini
disebut dengan devolatilisasi. Sedangkan dipandang dari sisi pembentukan char,
fenomena ini dikenal dengan nama karbonisasi.
3. Tahap Proses Oksidasi
Pada tahap ini terjadi reaksi oksidasi produk pirolisis terutama arang,
dengan skema reaksi sebagai berikut:
C + O2 CO2 ΔH = -94, 05 kcal/g-mol........ (2.1)
C + ½ O2 CO ΔH = -26, 42 kcal/g-mol...... (2.2)
CO + ½ O2 CO2 ΔH = -67, 63 kcal/g-mol...... (2.3)
Selain itu terjadi juga reaksi antara hidrogen dengan oksigen.
H2 + ½ O2 H2 ΔH = -57, 7979 kcal/g-mol... (2.4)
Pada tahap ini dihasilkan panas, karena reaksi endotermik dan panas
tersebut akan dimanfaatkan untuk tahap proses reduksi.
4. Tahap Proses Reduksi
Tahap reduksi merupakan tahap yang sangat penting karena pada tahap ini
dihasilkan gas bakar H2, CO, CH4.Reaksi pada tahap ini sebagai berikut:
C + CO2 2CO ΔH = +41,2 kcal/g-mol......... (2.5)
C + H2O CO + H2 ΔH = +31,4 kcal/g-mol......... (2.6)
CO + H2O CO2+ H2 ΔH = -9, 8 kcal/g-mol .......... (2.7)
C + 2H2 CH4 ΔH = -17,9 kcal/g-mol .......... (2.8)

Reaksi (2.5) dan (2.6) merupakan reaksi utama dalam proses gasifikasi
biomassa, oleh karena itu diharapkan suhu yang tinggi sebelum proses reduksi ini
berlangsung agar didapatkan hasil yang optimal.

2.3 Kompor Biomassa


Kompor biomassa merupakan teknologi tepat guna pemanfaatan biomassa
yang dapat digunakan untuk keperluan memasak pada sektor rumah tangga
pengganti tungku tradisional. Berdasarkan pasokan udara kompor biomassa dapat
dibedakan menjadi dua jenis, yaitu kompor dengan aliran udara natural draft dan
kompor dengan aliran forced draft.

2.3.1 Natural Draft


Natural draft atau aliran udara alami, udaranya mengalir hanya berdasarkan
perbedaan densitas ( kerapatan) udara. Tempat dengan temperatur rendah akan
memiliki densitas udara yang lebih besar dibandingkan dengan tempat dengan
temperatur tinggi, sehingga udara akan bergerak secara alami dari tempat yang
bertemperatur rendah ke tempat bertemperatur tinggi [Andreatta, 2007].
5

2.3.2 Forced Draft


Pada aliran paksa ( forced draft), udara dialirkan keruang pembakaran
dengan bantuan kipas sehingga udara yang dialirkan dapat lebih banyak daripada
aliran alami. Umumnya kompor biomassa tradisional beroperasi menggunakan
aliran udara jenis aliran konveksi alami [Agenbroad et al., 2011;Ravi et al., 2002].

2.4 Kompor Biomassa Top Lift Up Draft (TLUD)


Kompor TLUD merupakan salah satu jenis kompor dengan aliran biomassa
ke bawah dan udara bergerak dari bawah ke atas, serta pembakaran dilakukan dari
atas bahan bakar. Kompor tipe TLUD mudah dalam pengoperasiannya dan
disainnya sederhana, namun kompor ini tidak untuk dioperasikan secara kontinu
[Andreatta, 2007]. Lama proses gasifikasi kompor TLUD bergantung pada jumlah
biomassa yang digunakan, semakin banyak jumlah biomassa maka semakin lama
proses gasifikasi berlangsung.

2.5 Faktor yang Mempengaruhi Performa Kompor Biomassa


Faktor yang mempengaruhi kompor biomassa meliputi Variasi ukuran
bahan bakar, Jenis biomassa, Laju alir udara dan Dimensi kompor yang
digunakan.
2.5.1 Variasi Ukuran Bahan Bakar
Ukuran bahan bakar mempengaruhi densitas unggun bahan bakar dalam
kompor biomassa. Waktu operasi dengan berbagai bahan bakar dapat dilihat pada
Tabel 2.1
Tabel 2.1 Data Waktu Operasi dan Suhu Nyala Api Dari Berbagai Ukuran
Biomassa
Suhu Nyala Api Waktu Operasi
Bahan bakar Ukuran (cm) 0
( C) (Menit)
2 782 30
Pelepah 4 755 24.5
6 721 20.75
2 715 9.25
TKS 4 699 8.25
6 695 7.4
Cangkang 0,5-1 672 31.51
[Saut et al., 2012].
Peningkatan ukuran bahan bakar semakin mempercepat waktu start up dan
Boiling time serta mempersingkat waktu operasi. Sementara peningkatan ukuran
bahan bakar menaikkan efisiensi pada penggunaan pelepah dan menurunkan
efisiensi pada penggunaan TKS. Efisiensi tertinggi pada pelepah sawit dengan
ukuran 6 cm yaitu 23,35% Sedangkan efisiensi tertinggi pada TKS pada ukuran 2
cm yaitu 34,44% [Saut et al., 2012].
6

2.5.2 Jenis Biomassa


Biomassa sebagai bahan bakar kompor biomassa sangat berpengaruh
terhadap kualitas dan kuantitas energi yang dihasilkan dari proses gasifikasi.
Setiap biomassa memiliki nilai kalor yang menunjukkan seberapa besar energi
dapat dihasilkan. Semakin besar nilai kalor dari biomassa yang digunakan maka
akan semakin besar energi efisiensinya. Evaluasi kinerja kompor biomassa dengan
bahan bakar kayu babul, briket kulit kacang tanah, serbuk gergaji dan kulit kacang
mende [Panwar, 2009]. Rincian pengaruh dari jenis biomassa terhadap energi dan
efisiensi dapat dilihat pada Tabel 2.2.
Tabel 2.2 Pengaruh Jenis Biomassa Terhadap Energi Dan Efisiensi
Kayu Briket Briket Serbuk Kulit Kacang
Parameter
Babul Kacang Kulit Gergaji Mete
Nilai kalor (MJ/Kg) 16.79 17.2 16.3 19.9
Temperatur nyala
735 742 741 763
api ( )
Efisiensi (%) 34.8 35.2 33.9 35.4
Energi yang
16.2 16.8 15.3 17.6
dihasilkan (100W)
[Panwar, 2009].

2.5.3 Laju Alir Udara


Kompor biomassa menggunakan dua jenis pasokan udara yaitu udara
primer dan udara sekunder. Udara primer berperan dalam tahap pertama dari
sistem gasifikasi pada kompor yang bertujuan memproduksi gas. Semakin besar
laju alir udara primer maka semakin besar laju konsumsi bahan bakar dan energi
yang dihasilkan [Andreatta, 2007] Sedangkan, udara yang masuk ke bagian atas
bahan bakar dan bereaksi dengan volatile matter disebut udara sekunder. Semakin
besar laju alir udara sekunder maka semakin tingggi suhu nyala api dan emisi
keluaran kompor yang dihasilkan semakin sedikit [Mukunda et al., 2010; Roth,
2011].

2.5.4 Dimensi Kompor Biomassa


Dimensi kompor biomassa meliputi diameter dan tinggi ruang bakar pada
kompor. Semakin besar diameter ruang bakar maka panas dan efisiensi kompor
yang dihasilkan akan semakin besar karena semakin banyak panas yang didapat
dari kompor. Kompor dengan variasi diameter ruang bakar yang berbeda untuk
menunjukkan pengaruh diameterr ruang bakar kompor terhadap efisiensi
[Mukunda et al., 2010]. Tinggi ruang bakar pada kompor gasifikasi berpengaruh
terhadap lama proses gasifikasi, sehingga semakin tinggi ruang bakar maka akan
semakin lama kompor dapat beroperasi [Belonio, 2005].
7

BAB 3. METODE PENELITIAN

Penelitian akan dilaksanakan di Laboratorium Pengendalian Proses Teknik


Kimia Fakultas Teknik, Universitas Riau. Metode Penelitian akan menyajikan
secara lengkap tahapan penelitian, luaran penelitian, indikator capaian, teknik
pengumpulan data dan analisis data, cara penafsiran dan penyimpulan hasil
penelitian.

3.1 Tahapan Penelitian


Tahapan penelitian yang akan dilakukan berdasarkan metode Bailis, 2007
dengan prosedur awal kalibrasi termokopel, Metoda water boiling test yang
terlampir pada lampiran 5 dengan pengujian meliputi laju konsumsi bahan bakar,
efisiensi pembakaran, efisiensi termal, derajat emisi karbon monoksida dan
partikulat berdasarkan SNI 7926: 2013.
3.1.1 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan untuk penelitian kompor biomassa adalah Termokopel,
CO dan CO2 meter dan kompor biomassa. Desain alat pada kompor biomassa
seperti pada gambar 3.1

Gambar 3.1 Desain Kompor Biomassa

Bahan bakar yang digunakan pada penelitian kompor biomassa adalah


ranting kayu sengon, kayu pulai, kayu akasia, kayu jati, dan balam. Biomassa
tersebut dipilih karena mudah didapatkan serta ketersediannya melimpah,
terutama sekitaran kampus UR Jalan Bina Widya km 12,5 Panam pekanbaru.
8

3.1.2 Variabel Penelitian


Variabel yang digunakan pada penelitian ini :
1. Variabel bebas : Variasi bahan bakar yaitu ranting kayu sengon, kayu pulai,
kayu akasia, kayu jati, dan balam. Limbah biomassa tersebut divariasikan
ukurannya 2 cm, 4 cm dan 6 cm.
2. Variabel terikat : Dimensi kompor biomassa

3.2 Luaran Penelitian


Performa kompor biomassa yang dihasilkan memenuhi spesifikasi
penggunaan kompor . Konsumsi bahan bakar, Efisiensi bahan bakar, Efisiensi
termal, Emisi karbon monoksida, serta emisi partikel PM2,5 lulus uji berdasarkan
SNI 7926: 2013.

3.3 Indikator Pencapaian


Indikator capaian dari penelitian lulus hasil uji berdasarkan SNI 7926: 2013.
Tabel 3.1 Indikator Pencapaian Penelitian
Hasil Indikator Capaian
Nilai konsumsi bahan bakar maksimum 1
Konsumsi spesifik bahan bakar
kg/jam
Nilai efisiensi pembakaran rasio
Nilai efisiensi bahan bakar
N(CO)/N(CO2) maksimal 0,04
Hasil uji efisiensi memenuhi nilai minimal
Nilai efisiensi termal
20%
Emisi CO tidak melebihi 67 g/kg bahan bakar
Nilai emisi CO
terkonsumsi
Emisi PM2,5 mikron jika tidak melebihi 1500
Nilai emisi PM2,5
mg/kg bahan terkonsumsi

3.4 Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data


Teknik pengumpulan data dan analisis data kualitatif dengan cara ini
dilakukan membaca data pada alat yang digunakan:
1. Kandungan air biomassa adalah pengurangan massa biomassa sebelum dan
sesudah dikeringkan didalam oven pada suhu 105 0C hingga massanya konstan.
2. Nilai kalor bahan bakar ditentukan dengan menggunakan kalorimeter bom.
3. Efisiensi pembakaran dihitung dari konsentrasi karbon monoksida dan karbon
dioksida didalam gas hasil bakar menggunakan CO dan CO2 meter.
4. Efisiensi termal adalah perbandingan antara kalor yang diserap oleh bahan
yang dimasak terhadap nilai kalor netto biomassa.
5. Laju konsumsi bahan bakar ditentukan dari perubahan massa bahan bakar tiap
satuan waktu, sedangkan laju rata-rata konsumsi bahan bakar ditentukan dari
perubahan massa bahan bakar seluruhnya dibagi rentang waktu total.
9

3.5 Cara Penafsiran


Performa kompor biomassa sesuai hasil uji dari pengumpulan dan analisis
data memenuhi spesifikasi penggunaan kompor biomassa menurut SNI 7926:
2013.

3.6 Kesimpulan Hasil Penelitian


Performa kompor biomassa dengan variasi bahan bakar telah diuji
berdasarkan teknik pengumpulan data dan analisis data menggunakan metode
Bailis, 2007 dan berdasarkan hasil uji SNI 7926: 2013. Kompor biomassa dengan
berbagai bahan bakar lulus uji layak digunakan dan dipasarkan.

BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1 Anggaran Biaya


Adapun rancangan biaya penelitian yang diajukan sebagai berikut :
Tabel 4.1 Format Ringkasan Anggaran Biaya PKM-P
No Jenis Pengeluaran Biaya
1 Peralatan penunjang Rp 7.945.000
2 Bahan habis pakai Rp 120.000
3 Perjalanan Rp 255.000
4 Lain-lain (publikasi dan seminar) Rp 1.650.000
Total Rp 9.970.000

4.2 Jadwal Kegiatan


Penelitian dilakukan di Laboratorium Perancangan dan Pengendalian Proses
Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Riau dengan jadwal sebagai
berikut :
Tabel 4.2 Jadwal Kegiatan PKM-P
Waktu ( Bulan dan Minggu Ke-n)
Kegiatan 1 2 3
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Studi Literature
Perancangan Kompor
Persiapan Alat dan Bahan
Kompor
Persiapan Bahan Baku
Pelaksanaan Penelitian
Analisa dan Evaluasi Hasil
Penyusunan Laporan Akhir
Penelitian
10

DAFTAR PUSTAKA

Agenbroad, J., Defoort, M., Kirkpatrick, A., dan Kreutzer, C. 2011. A simplified
model for understanding natural convection driven biomass cooking stoves-
part 1: setup and baseline validation. Energy for sustainable development.
15: 160-168.
Andreatta, D. 2007. A Report on Some Experiments with Top-Lit Up Draft
(TLUD) Stove. Presented at the ETHOS 2007 Conference. Washington. 27
January.
Bailis, R., Ogle, D., MacCarty, N., Smith, K.R., dan Edwards, R. 2007. The Water
Boiling Test. http://ehs.sph.berkeley.edu. 7 Agustus 2017.
Belonio, A.T. 2005. Rice Husk Gas Stove Hand Book. Appropriate Technology
Center. Department of Agricultural Engineering and Environmental
Management College of Agricultural. Central Philippine University. Iloilo
City. Philippines.
Fullerton, D.G., Bruce, N., dan Gordon, S.B. 2008. Indoor air pollution from
biomass fuel smoke is a major health concern in the developing world.
Transactions Of the Royal Society of Tropical Medicine And Hygiene. 102:
843-851.
Wang, L., Weller, C.L., Jones, D.D., dan Hanna, M.A. 2008. “ Contemporary
issues in thermal gasification of biomass and its application to electricity
and fuel production”. Biomass and Bioenergy. 32(7): 573-581.
Mukunda, H.S., Dasappa, P.J., Paul, N.K.S., Rajan, M., Yagnaraman, D.R.,
Kumar, M., dan Deogaonkar. 2010. Gasifier Stove-Science, Technology and
Field Outreach. Current Science. 98(5): 627-638.
Panwar, N.L., dan Rathore, N.S. 2009. Design and Performance Evaluation of a 5
KW Producer Gas Stove. 32: 1349-1352.
Raman, P., Murali, J., Sakthivadivel, D., dan Vigneswaran, V.S. 2013.
Performance evaluation of three types of forced draft cook stoves using fuel
wood and coconut shell. Biomass and Bioenergy. 49: 333-340.
Ravi, M.R., Kohli, S., dan Ray, A. 2002. Use of CFD simulation as a design tool
for biomass stoves. Energy for Sustainable Development. 6: 20-27.
Roth, C. 2011. Micro Gasification: Cooking with Gas from Biomass. GIZ HERA-
Poverty-oriented Basic Energy Service.
Joel, S.M., Zulfansyah., dan Muhammad, I.F. 2012. Kinerja kompor gasifikasi
PP-Plus berbahan bakar limbah sawit. Seminar Nasional Teknik Kimia
Indonesia dan Musyawarah Nasional APTEKINDO 2012.
Sunarya, R., Zulfansyah., dan Helianti, S. 2012. Unjuk kerja kompor gasifikasi
PP-plus berbahan bakar limbah kayu olahan. Seminar Nasional Teknik
Kimia Indonesia dan Musyawarah Nasional APTEKINDO 2012.
Badan Standarisasi Nasional. 2013. Standar Nasional Indonesia (SNI) Nomor
7926:2013 Kinerja Tungku Biomassa. Standarisasi Nasional Jakarta.
11
12

2. Anggota
13
14

4. Dosen Pendamping
A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap (dengan gelar) Zulfansyah, ST. MT.
2. Jenis Kelamin Laki – laki
3. Jabatan Fungsional Lektor
4. NIP/NIK/Identitas Lainnya 19690222 199703 1001
5. NIDN 0022026901
6. Tempat dan Tanggal Lahir Kisaran, 22 Februari 1969
7. Email zulfansyah@lecturer.unri.ac.id
8. Nomor Telepon/HP 081371393717
9. Alamat Kantor Laboratorium Pengendalian dan
Perancangan Proses, Jurusan Teknik
Kimia Universitas Riau, Kampus
Binawidya Jl. HR. Subrantas Km. 12,5.
Pekanbaru 28294
10. Nomor Telepon/Faks (0761) 566937
11. Lulusan yang telah dihasilkan S1 = 46 orang; S2 = 0; S3 = 0
12. Mata Kuliah yang Diampu 1. Pengendalian Proses
2. Perancangan Alat Proses
3. Perpindahan Panas
4. Perancangan Proses Teknik Kimia
5. Perancangan Produk
6. Perancangan Pabrik Kimia
7. Teknologi Pengolahan Sawit
8. Disain Produk Industri

B. Riwayat Pendidikan
S-1 S-2 S-3
Nama Perguruan Universitas Syiah Institut Teknologi -
Tinggi Kuala Banda Aceh Bandung
Bidang ilmu Teknik Kimia Teknik Kimia -
Tahun Masuk-Lulus 1988-1995 1996-1998 -
Judul Difusivitas efektif Studi pembuatan -
Skripsi/Tesis/Disertasi antara urea lapis dan air pulp dari tandan
kosong sawit dengan
pelarut asam asetat
Nama Ir. M. Hussin Dr. Ir. Herri Susanto -
Pembimbing/Promotor Ismayanda, M.ChE.
15

C. Pengalaman Penelitian 5 Tahun Terakhir


Pendanaan
No. Tahun Judul Penelitian Jumlah
Sumber
(Juta RP)
1. 2017 Pretreatment Mixed Culture Bacteria DIPA UR 20
Pada Tipe Fermentasi Etanol Limbah
Cair Pabrik Minyak Sawit
2. 2016 Pengembangan Proses Pembuatan DPRM 50
Pulp Cetak Tanpa Perekat dari DITKI
Tandan Kosong Sawit
3. 2016 Proses Torefaksi dan Densifikasi DPRM 50
Solid Fuel dari Limbah Perkebunan DIKTI
dan Pengolahan Sawit menggunakan
Gliserol Produk Samping Biodiesel
sebagai Filler
4. 2013 Rekayasa proses pemanfaatan DIPA UR 15
minyak nabati menjadi biodiesel
5. 2012 Produksi molded pulp ramah BOPTN 71
lingkungan UR
6. 2012 Karakterisasi komposit serat alam BOPTN 80
dari Limbah Sawit dengan Alkali UR
Treatment Menggunakan Ekstrak
Abu Tandan Kosong Sawit
7. 2012 Pemanfaatan biomassa sebagai DIPA UR 15
sumber energi dan bahan kimia

D. Pengalaman Pengabdian Masyarakat 5 Tahun Terakhir


Pendanaan
No. Tahun Judul Penelitian Jumlah
Sumber
(Juta RP)
1. 2017 Sosialisasi Kompor Biomassa untuk DIPAUR 5
Memasak di Rumah Tangga Desa di
SMA Negeri Sungai Petai
Kabupaten Kampar, Riau.
2. 2016 Sosialisasi Kompor Gasifikasi DIPA UR 5
Untuk Kebutuhan Memasak Pada
Rumah Tangga di Desa Kemang
Indah Kecamatan Tambang,
Kabupaten Kampar, Riau.
3. 2014 Produksi Roti Goreng lbM 42
DIKTI
16

E. Pengalaman Penulisan Artikel dalam Jurnal 5 Tahun Terakhir


Volume/Nomor/
No. Judul Artikel Nama Jurnal
Tahun
1. Solid Fuel Feedstock from Leaves Volume 883/ Materials
Litter of Industrial Forestry in Januari 2017 Science Forum
Riau, Indonesia
2. Effect of Alkaline Treatment on Volume 7, Nomor International
the Properties of Oil Palm Empty 6/Oktober 2016 Journal of
Fruit Bunch Fiber-reinforced Technology
Polypropylene Composite
3. Alkaline Treatment of Oil Palm Volume 47, Journal of
Frond Fibers by Using Extract of Nomor 5, Engineering
Oil Palm EFB Ash for Better Oktober 2015. and
Adhesion toward Polymeric Technological
Matrix Sciences
4. Pengaruh dimensi kompor dan Volume 11, Jurnal Teknik
kadar air biomassa terhadap Nomor 4, April Kimia
kinerja ompor gasifikasi forced 2013 Indonesia
draft
5. Pembuatan pulp pelepah sawit Volume 9, Nomor Jurnal
dengan pelarut asam formiat 1, Juni 2012 Rekayasa dan
Lingkungan

F. Pengalaman Penyampaian Makalah Secara Oral pada Pertemuan/


Seminar Ilmiah dalam 5 Tahun Terakhir
Nama Pertemuan Waktu dan
No. Judul Artikel
Ilmiah/ Seminar Tempat
1 Fourth Conference of Influences of The Operating Padang, 6 – 7
Ocean, Mechanical and Variables of Formic Acid November
Aerospace science and Pulping on Pulp Propertiesof 2017.
engineering (OMAse) Perimping Grass
2. Seminar Nasional Pemodelan dinamik dan Pekanbaru, 27
Teknik Kimia simulasi siklus nitrogen pada November
Teknologi Oleo dan kolam pembesaran lele 2013
Petrokimia Indonesia
(SNTK TOPI 2013)
3. International Seminar Alkaline Treatment of Oil Bandung, 10-
Bioenergy, Chemical Palm Frond Fiber by Using 11 Oktober
and Materials 2013 Extract of Oil Palm Empty 2013
(BioEnChe 2013) Fruit Bunch Ash for Use in
Natural Fiber Reinforced
Composite
4. International Seminar Binderless moulded pulp from Bandung, 10 –
Bioenergy, Chemical cornstalk as degradable 11 Oktober
17

and Materials 2013 packaging 2013.


(BioEnChe 2013)
5. International Seminar Production of Natural Bandung, 10 –
Bioenergy, Chemical Composite with Alkaline 11
and Materials 2013 Treatment Using Emptym Oktober 2013.
(BioEnChe 2013) Fruit Bunch Ash Extract
Solution.
6. International Off-Grade Palm Oil as a Banda Aceh,
Confrence Chemical Renewable Raw Material for 18 – 19
Engineering on Biodiesel Production By Two- September
Science and Step Processes. 2013.
Application.
7. Regional Performance of Gasifier Stove Bali, 7 – 8
Syamposium on With Variety Biomass Fuels in November
Chemical Enginering Riau. 2012
(RSCE 2012)
8. Seminar Nasional Evaluasi ekonomi pabrik Jakarta, 20 –
Teknik Kimia crumb rubber kapasitas 330 21 September
(SNTKI). ton/tahun. 2012.
9. Seminar Nasional Evaluasi kinerja kompor Jakarta, 20 –
Teknik Kimia gasifikasi forced draft. 21 September
(SNTKI). 2012.
10. Seminar Nasional Unjuk kerja kompor gasifikasi Jakarta, 20 –
Teknik Kimia PP-Plus berbahan bakar 21 September
(SNTKI). limbah kayuolahan. 2012.
11. Seminar Nasional Kinerja kompor gasifikasi PP- Jakarta, 20 –
Teknik Kimia Plus berbahan bakar limbah 21 September
(SNTKI) sawit. 2012.
12. Seminar Nasional Kinerja kompor gasifikasi Jakarta, 20 –
Teknik Kimia turbo stove. 21 September
(SNTKI) 2012.

G. Pengalaman Penulisan Buku Dalam 5 Tahun Terakhir


No. Judul Buku Tahun Jumlah Halaman Penerbit
- - - - -

H. Pengalaman Perolehan HKI dalam 5 Tahun Terakhir


No. Judul/Tema HKI Tahun Jenis Nomor P/ID
1 Metode Pembuatan Surfaktan Natrium 2016 Paten IDP000043730
Lignosulfonat dengan Pemasakan
Langsung Serbuk Biomassa
Menggunakan Pelarut Natrium
Bisulfit
18
19

Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan


1. Peralatan Penunjang
Justifikasi Harga Keterangan
Material Kuantitas
Pemakaian Satuan (Jumlah)
Alat dan bahan
1 set tool mix
pembuatan 1 Rp 400.000 Rp 400.000
mini
kompor
Alat dan bahan
Baut pembuatan Rp 30.000
kompor
Alat
Plat seng tebal
perancangan 3 Rp. 50.000 Rp. 150.000
0.25 1x 2 meter
kompor
Alat untuk
Bor Tangan
merancang 1 Rp 300.000 Rp 300.000
Matec Mt 60
kompor
Pengukuran saat
multimeter 1 Rp 100.000 Rp 100.000
percobaan
Penghubung
Kabel 5 meter 1 Rp 30.000 Rp 30.000
termokapel
Panci 2,5 liter pengujian WBT 3 Rp 30.000 Rp 90.000
Termokopel tipe
Mengukur suhu 3 Rp. 300.000 Rp. 900.000
K
Termometer
Mengukur suhu 3 Rp. 30.000 Rp. 90.000
raksa
Carbon
Rp.
monoxide ( CO) Mengukur CO 1 Rp. 1.416.000
1.414.000
meter 7701
CO2 meter
Rp.
MISIR –AX- Mengukur CO2 1 Rp. 1.471.000
1.471.000
5000
Timbangan
Menimbang Rp.
digital MT-1006 1 Rp. 1.899.000
bahan bakar 1.899.000
kapasitas 6 kg
Maktec Mt 583
Memotong Rp.
mesin potong 1 Rp. 1.069.000
bahan bakar 1.069.000
kayu
SUB TOTAL ( Rp) Rp 7.945.000
20

2. Bahan Habis Pakai


Justifikasi Harga Keterangan
Material Kuantitas
Pemakaian Satuan (Jumlah)
Pemancing Rp.
Kerosene 10 liter Rp. 120.000
Api 12.000
SUB TOTAL ( Rp) Rp. 120.000

3. Perjalanan
Justifikasi Harga Keterangan
Material Kuantitas
Perjalanan Satuan (Jumlah)
Pembelian
Transportasi
peralatan untuk
pembelian
merancang
barang dan 3 Rp. 85.000 Rp. 255.000
kompor dan
pengambilan
bahan untuk
bahan bakar
percobaan.
SUB TOTAL ( Rp) Rp. 255.000

4. Lain- lain
Harga Keterangan
Material Justifikasi Kuantitas
Satuan (Jumlah)
Analisa dan Pengamatan hasil Rp.
- Rp. 200.000
evaluasi hasil percobaan 200.000
Pembuatan
Laporan (Laporan
Akhir), Log Rp
Laporan - Rp 150.000
Book, 150.000
Dokumentasi
kegiatan
Pelaporan dan Laporan telah Rp
- Rp 300.000
penggandaan selesai 300.000
Laporan
Publikasi dan dipublikasikan Rp.
- Rp. 1.000.000
dan penerbitan dan diterbitkan 1.000.000
dijurnal nasional
SUB TOTAL ( Rp) Rp 1.650.000
TOTAL KESELURUHAN Rp 9.970.000
21

Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas


Alokasi
Program Uraian
No Nama/NIM Bidang Ilmu Waktu
Studi Tugas
(jam/minggu)
Bertanggung
jawab
terhadap
Dwinda penelitian,
Teknik 12 jam / menguasai
1 Haidar Gasifikasi
Kimia S1 minggu literature,
1507115612
eksperimen
dan
pengolahan
data
Mendesain
Dasar-dasar alat,
Retna Julita Teknik 10 jam /
2 perancangan Eksperimen
1307113356 Kimia S1 minggu
alat dan analisa

Merancang
Luthfi Afiif kompor
Teknik Material 10 jam /
3 Yazu biomassa
Mesin S1 dan mesin minggu
1407123786 yang telah
didesain.
23

Lampiran 5. Prosedur percobaan


5.1 Kalibarasi Termokopel
Termokopel digunakan untuk mengukur suhu nyala api dan suhu dalam
silinder bahan bakar. Kalibrasi termokopel dilakukan untuk mengetahui performa
termokopel yang akan digunakan pada percobaan. Kalibrasi dilakukan dengan
cara mengukur suhu es dengan termokopel dan termometer raksa secara
bersamaan dan kemudian memanaskan es tersebut hingga mencair dan mendidih.
Semua data perubahan suhu yang terbaca pada termokopel dan termometer dicatat
dan diplot dalam grafik, sehingga didapatkan model matematis untuk termokopel
tersebut.

5.2 Metoda Water Boiling Test (Bailis, 2007)


5.2.1 Peralatan yang digunakan dalam prosedur WBT
1. Timbangan dengan kapasitas paling tidak 6 kg dan akurasi ± 1 gram.
2. Digital termometer, akurasi 0.1o dengan kawat termokopel.
3. Timer.
4. Kayu penyangga kawat termokopel.
5. Bahan tahan panas untuk menyangga timbangan.
6. Minimal 10 liter air bersih.
7. Sekop kecil untuk mengeluarkan arang dalam kompor.
8. Tong untuk menampung arang.
9. Dust Pan untuk memindahkan arang.
10. Sarung tangan tahan panas.
11. Bahan bakar biomassa.
5.2.2 Tahapan persiapan sebelum tes
1. Persiapan bahan bakar (ukuran dan kadar air).
2. Tes awal dilakukan untuk mengetahui beberapa titik didih air daerah
pengujian, prosedurnya:
a. Pilih pot standar berkapasitas 3.7 liter, pastikan high power output dan
pada saat dites, air mendidih seluruhnya.
b. Gunakan termometer yang sama untuk setiap percobaan, termometer
diletakkan 5 cm dari atas bejana alumunium.
c. Catat titik didih maksimum dan minimum yang terjadi selama 5 menit.
Nilai rata-rata dari hasil pengukuran merupakan local boilling
temperature.
3. Dibutuhkan sedikitnya 10 liter air bersih untuk setiap pengujian.
5.2.3 Tahapan awal (dilakukan setiap tes)
1. Isi data tentang kompor, bahan bakar dan kondisi tes.
2. Ukur dan catat setiap parameter yang dilakukan pada setiap tes.
a. Suhu udara.
b. Dimensi rata-rata bahan bakar.
c. Kadar air bahan bakar.
d. Berat pot yang akan digunakan.
e. Berat tempat penampungan arang.
f. Local boilling point of water.
g. Foto dari kompor.
3. Dua bundel bahan bakar, kondisi (berat dan kadar air telah diukur).
24

4. Setelah parameter-parameter tersebut diukur dan dicatat dan bahan bakar


telah disiapkan, tes dapat dimulai.

5.3 Prosedur Water Boilling Test [Bailis, 2007]


5.3.1 Fase 1: High Power (Cold Start)
1. Siapkan timer.
2. Isi setiap bejana alumunium dengan 2.5 liter air (air pada suhu ruangan).
3. Gunakan penyangga kayu untuk setiap termokopel pada bejana alumunium
untuk mengukur suhu air.
4. Kompor harus pada kondisi temperatur ruangan, nyalakan api.
5. Ketika api menyala, catat waktunya, letakkan bejana alumunium di atas
kompor ketika api telah stabil.
6. Waktu dari menyalakan api hingga api menyala dengan stabil dicatat
sebagai waktu start up.
7. Ketika air mendidih, hal-hal yang dilakukan sebagai berikut:
a. Catat waktu dan suhu air.
b. Matikan kompor dan keluarkan semua arang dan sisa bahan bakar untuk
ditimbang.
c. Timbang bahan bakar sisa dan catat.
d. Timbang bejana alumunium beserta airnya dan catat.
e. Keluarkan seluruh arang dan timbang beratnya.
8. Setelah tes high power (cold start) selesai langsung dilanjutkan tes high
power (hot start), jangan biarkan kompor dingin.
5.3.2 Fase 2: High Power (Hot Start)
1. Reset timer.
2. Isi ulang bejana alumunium dengan air, ukur berat dan suhu air.
3. Nyalakan api.
4. Catat waktu awal hingga api menyala stabil sebagai waktu start up dan
dibiarkan hingga air mendidih.
5. Catat suhu dan waktu ketika air mendidih
6. Setelah air mendidih, lakukan hal berikut:
a. Keluarkan bahan bakar dan timbang.
b. Catat suhu air dan timbang berat bejana alumunium beserta air.
7. Ganti bahan bakar dan nyalakan kembali bahan bakar yang telah
dikeluarkan dan lakukan low power test.
“Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id dan tidak untuk di komersialkan”
SNI 7926:2013

Badan Standardisasi Nasional


Kinerja tungku biomassa
Standar Nasional Indonesia

ICS 27.190
`
“Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id dan tidak untuk di komersialkan”
© BSN 2013

Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau
seluruh isi dokumen ini dengan cara dan dalam bentuk apapun serta dilarang mendistribusikan
dokumen ini baik secara elektronik maupun tercetak tanpa izin tertulis dari BSN

BSN
Gd. Manggala Wanabakti
Blok IV, Lt. 3,4,7,10.
Telp. +6221-5747043
Fax. +6221-5747045
Email: dokinfo@bsn.go.id
www.bsn.go.id

Diterbitkan di Jakarta
SNI 7926:2013

“Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id dan tidak untuk di komersialkan”
Daftar isi

Daftar isi ........................................................................................................................ i 


Prakata ......................................................................................................................... ii 
1 Ruang lingkup ........................................................................................................... 1 
2 Istilah dan definisi...................................................................................................... 1 
3 Tata cara pengujian tungku biomassa ......................................................................... 1 
4 Hasil pengujian ......................................................................................................... 5 
5 Persyaratan tambahan .............................................................................................. 5 
Bibliografi ...................................................................................................................... 6 

© BSN 2013 i
SNI 7926:2013

“Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id dan tidak untuk di komersialkan”
Prakata

Biomassa sebagai bahan bakar masih banyak digunakan untuk memasak di wilayah
pedesaan, sehingga dipandang perlu mendorong penggunaan tungku yang lebih efisien dan
menghasilkan polutan yang lebih rendah.

Penyusunan SNI dilakukan dengan memperhatikan aspek keselamatan dan kesehatan bagi
masyarakat pengguna tungku biomassa, serta memberikan kepastian kepada
investor/produsen. Adapun tujuan penyusunan SNI ini adalah untuk mendorong
pengembangan tungku biomassa yang lebih sehat dan hemat energi. Disamping itu, isu
kemandirian energi melalui pemanfaatan sumber energi setempat dan isu lingkungan juga
menjadi perhatian dalam penyusunan SNI ini.

SNI ini disusun berdasarkan Pedoman Standardisasi Nasional Nomor 8 tahun 2007 tentang
Penulisan Standar Nasional Indonesia.

SNI ini disusun oleh Panitia Teknis 27-04 Bioenergi melalui perumusan standar dan terakhir
dibahas dalam Rapat Konsensus Panitia Teknis Bioenergi pada tanggal 3 Desember 2012 di
Jakarta, yang dihadiri oleh anggota panitia teknis, perwakilan dari produsen, konsumen,
pakar, pemerintah, dan pihak lain yang terkait. Standar ini juga telah melalui tahapan
konsensus nasional, yaitu jajak pendapat pada 16 April 2013 sampai dengan 15 Juni 2013.

© BSN 2013 ii
SNI 7926:2013

“Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id dan tidak untuk di komersialkan”
Kinerja tungku biomassa

1 Ruang lingkup

Standar ini menetapkan persyaratan minimal kinerja, meliputi efisiensi pembakaran, efisiensi
termal, derajat emisi karbon monoksida dan partikulat, dan aspek keselamatan dari tungku,
serta tata-cara pengujiannya.

2 Istilah dan definisi

2.1
biomassa
bahan organik yang berumur relatif muda dan berasal dari tumbuhan atau binatang

2.2
tungku biomassa
peralatan masak yang memanfaatkan kalor hasil pembakaran biomassa di dalam ruang
pembakarannya

2.3
efisiensi pembakaran
besaran yang menyatakan tingkat kesempurnaan proses pembakaran yang ditandai oleh
minimnya kandungan gas karbon monoksida di dalam gas hasil bakar. Efisiensi pembakaran
dihitung dari konsentrasi karbon monoksida (CO) dan karbon dioksida (CO2) di dalam gas
hasil bakar

2.4
efisiensi termal
perbandingan antara kalor yang diserap oleh bahan yang dimasak terhadap nilai kalor netto
biomassa

2.5
particulate matter (PM2,5)
Partikel di dalam gas hasil bakar dengan ukuran maksimal 2,5 mikron

3 Tata cara pengujian tungku biomassa

3.1 Persyaratan bahan bakar

3.1.1 Spesifikasi bahan bakar yang digunakan untuk melakukan pengujian harus sesuai
dengan yang disyaratkan oleh produsen tungku biomassa. Apabila produsen tungku
biomassa tidak menyatakan persyaratan tertentu, maka untuk keseragaman disarankan
menggunakan kayu jati (Tectona grandis L.).

3.1.2 Kandungan air biomassa adalah pengurangan massa biomassa sebelum dan sesudah
dikeringkan di dalam oven pada suhu 105 oC hingga massanya konstan.

3.1.3 Nilai kalor bahan bakar ditentukan dengan menggunakan kalorimeter bom.

© BSN 2013 1 dari 6


SNI 7926:2013

“Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id dan tidak untuk di komersialkan”
3.2 Uji efisiensi pembakaran, efisiensi termal, dan emisi

Uji efisiensi dan emisi tungku biomassa dapat dilakukan secara serempak. Diagram
rangkaian peralatan untuk pengujian efisiensi tungku ditampilkan pada Gambar 1. Sungkup
hisap yang menaungi sumber api harus ditempatkan sama dengan atau sedikit lebih dari
satu meter di atas sumber api, agar nyala api tungku tidak terpengaruh oleh keberadaan
sungkup hisap tersebut. Diameter sungkup hisap sedikitnya 1,5 meter, sedemikian sehingga
gas hasil bakar dapat ditangkap seluruhnya oleh peralatan uji. Seluruh alat ukur/sensor dan
pencatat data harus diaktifkan sejak penyalaan pertama tungku hingga pengujian selesai.
1 meter

Gambar 1 - Rangkaian peralatan untuk uji efisiensi dan emisi

3.2.1 Bahan dan alat

Bahan dan alat yang perlu dipersiapkan antara lain:

3.2.1.1 Bahan bakar biomassa sebagaimana diuraikan pada butir 3.1;

3.2.1.2 Air bertemperatur ruang;

3.2.1.3 Panci aluminium ;

3.2.1.4 Tungku biomassa;

3.2.1.5 Sungkup hisap penangkap emisi yang dihubungkan ke cerobong;

3.2.1.6 Timbangan digital dengan ketelitian 1 gram;

3.2.1.7 Termokopel tipe K;

3.2.1.8 CO-meter dengan metode diversive infrared;

© BSN 2013 2 dari 6


SNI 7926:2013

“Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id dan tidak untuk di komersialkan”
3.2.1.9 CO2-meter;

3.2.1.10 Penyaring ultrafine PM2,5;

3.2.1.11 Pencatat data (sebaiknya secara otomatis dengan komputerisasi).

3.2.2 Prosedur pengujian

3.2.2.1 Letakkan tungku di atas timbangan di bawah sungkup hisap penangkap emisi. Catat
massa tungku kosong, kemudian nol-kan bacaan timbangan.

3.2.2.2 Masukkan bahan bakar ke dalam tungku, catat massa bahan bakar awal, kemudian
nol-kan bacaan timbangan.

3.2.2.3 Letakkan panci berisi air di atas tungku. Pasang termokopel ke dalam panci
sehingga ujungnya menggantung sekitar 5 cm di atas dasar panci dan tidak menyentuh
dinding panci, lalu tutuplah panci. Catat suhu air dan massa panci berisi air dan bertutup.

3.2.2.4 Nyalakan api. Catat waktu ketika api mulai hidup. Selama tungku dinyalakan, setiap
satu menit catat massa yang terbaca di timbangan serta temperatur air. Penurunan massa
yang terjadi menunjukkan konsumsi bahan bakar Δmk.

3.2.2.5 Bila suhu telah mencapai 65 oC, setiap satu menit, catat juga massa air yang
menguap Δma (selisih massa menit ke-n dengan massa awal panci berisi air dan bertutup)
dengan cara mengangkat panci sesaat setiap menit ke-n.

3.2.2.6 Catat waktu ketika air mulai mendidih setiap menit sampai temperatur air turun tiga
derajat dari titik didih. Hentikan pengujian. Titik didih tidak harus 100 oC, tetapi mengikuti
formula:

 h 
t D  100  
 300 
KETERANGAN:
tD adalah titik didih (oC)
h adalah ketinggian lokasi dari permukaan laut (meter)

CATATAN
- Catat bahan mudah tersulut yang digunakan untuk memulai penyalaan tungku (misalnya minyak
tanah, kayu kecil, kertas, dll).
- Selama suhu air belum mencapai 65 oC, massa air yang menguap Δma dapat diabaikan.
- Bila tungku terbuat dari tanah, gerabah, atau material yang dipandang tebal, atau higrokopis,
maka berat tungku kosong ditimbang (dianggap sebagai berat tungku akhir).

3.2.3 Pengukuran Particulate Matter (PM2,5)

Timbang sebuah penyaring bersih berukuran 2,5 mikron menggunakan timbangan mikro.
Partikel PM2,5 di dalam aliran gas sisa pembakaran akan tersaring oleh penyaring PM2,5.
Sesudah pengujian efisiensi selesai, timbang penyaring yang sudah menangkap PM2,5
menggunakan timbangan mikro. Massa PM2,5 adalah selisih massa penyaring sesudah dan
sebelum dipakai untuk menangkap PM2,5. Lihat Gambar 1.

3.2.4 Pengukuran emisi gas CO

Amati dan catat angka yang ditunjukkan pada CO-meter dalam satuan ppm. Konversikan
dan akumulasikan angka tersebut untuk mendapatkan massa total dalam satuan gram. CO-
meter memiliki rentang pengukuran 0 – 1 000 ppm dan ketelitian 1 ppm. Lihat Gambar 1.

© BSN 2013 3 dari 6


SNI 7926:2013

“Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id dan tidak untuk di komersialkan”
3.2.5 Pengukuran emisi gas CO2

Amati dan catat angka yang ditunjukkan pada CO2-meter dalam satuan ppm. Konversikan
dan akumulasikan angka tersebut untuk mendapatkan massa total dalam satuan gram. CO2-
meter memiliki rentang pengukuran 0 – 5 000 ppm dan ketelitian 30 ppm. Lihat Gambar 1.

3.2.6 Lakukan seluruh langkah pengukuran PM, CO, CO2 sesuai butir 4.2.3 sampai 4.2.5
sebanyak masing - masing tiga kali dan rata - ratakan hasil pengukurannya.

3.2.7 Perhitungan konsumsi spesifik bahan bakar

Hitung konsumsi spesifik bahan bakar Sc dengan rumus:


mk
Sc 
t
Keterangan :
∆mk adalah massa bahan bakar yang telah dibakar/digunakan selama pengujian (kg)
∆t adalah lama waktu pengujian (jam)

3.2.8 Perhitungan efisiensi pembakaran

Hitung efisiensi pembakaran ηC dengan rumus:


N CO
C  1 
N CO 2
Keterangan :
N adalah fraksi massa dari masing-masing gas.

3.2.9 Perhitungan efisiensi termal

Hitung efisiensi termal ηT dengan rumus:

ma CpT  ma L
T 
mk LHV
Keterangan :
ma adalah massa air (dalam kilogram);
Cp adalah 4180 J/(oC kg) adalah kalor jenis air;
ΔT adalah selisih suhu akhir air terhadap suhu awal air;
Δma adalah massa air yang menguap;
L adalah kalor penguapan air;
Δmk adalah massa bahan bakar yang telah dibakar/digunakan;
LHV adalah nilai kalor netto bahan bakar.

Laju sesaat konsumsi bahan bakar ditentukan dari perubahan massa bahan bakar tiap
satuan waktu, sedangkan laju rata-rata konsumsi bahan bakar ditentukan dari perubahan
massa bahan bakar seluruhnya dibagi rentang waktu total.

© BSN 2013 4 dari 6


SNI 7926:2013

“Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id dan tidak untuk di komersialkan”
4 Hasil pengujian

4.1 Konsumsi spesifik bahan bakar

Tungku dinyatakan lulus uji konsumsi spesifik bahan bakar sebesar bila nilai Sc sebesar
maksimum 1 kg/jam.

4.2 Nilai efisiensi pembakaran

Tungku dinyatakan lulus uji efisiensi pembakaran bila nilai ηC minimal 0,96 atau rasio
N(CO)/N(CO2) maksimal 0,04.

4.3 Nilai efisiensi termal

Tungku dinyatakan lulus uji efisiensi termal jika hasil uji efisiensi memenuhi nilai minimal
20%.

4.4 Nilai emisi CO

Tungku biomassa dinyatakan lulus uji emisi CO bila emisi CO tak melebihi 67 g/kg bahan
bakar terkonsumsi.

4.5 Nilai emisi PM2,5

Tungku biomassa lulus uji emisi PM 2,5 mikron jika nilai emisi PM2,5 tak lebih dari 1 500
mg/kg bahan bakar terkonsumsi.

5 Persyaratan tambahan

5.1 Daya

Rentang daya tungku biomassa sebesar 2,5 – 5 kW atau setara dengan konsumsi 0,5 – 1
kg/jam bahan bakar biomassa dengan nilai kalor 18 MJ/kg (jika yang digunakan adalah kayu
jati; lihat 4.1.1).

5.2 Syarat keamanan dalam penggunaan

5.2.1 Tungku tidak boleh ada sisi dan sudut/ujung yang tajam agar tidak membahayakan
pengguna.

5.2.2 Pada sisi depan badan luar tungku biomassa diberi tulisan “Awas panas!” dan simbol
bahaya api yang dapat dilihat dengan jelas pada jarak minimal satu meter.

5.2.3 Ketika digunakan, tungku beserta panci tidak terguling pada kemiringan sampai
dengan 15 derajat.

5.2.4 Pada setiap tungku dilengkapi gagang pengangkat handel (pegangan) yang dilapisi
penyekat panas sehingga pengguna dapat memindahkan tungku dengan mudah dan aman.

5.2.5 Setiap tungku biomassa dilengkapi dengan dokumen prosedur penggunaannya.

CATATAN Syarat keamanan selengkapnya diuraikan di dalam dokumen Biomass Stove Safety
Protocol yang dikembangkan di Iowa State University khusus untuk bahan bakar padat
(http://www.pciaonline.org/files/Stove-Testing-Safety-Guidelines.pdf)

© BSN 2013 5 dari 6


SNI 7926:2013

“Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id dan tidak untuk di komersialkan”
Bibliografi

Baldwin, S.F., Biomass Stoves: Engineering Design, Development, and Dissemination,


Center for Energy and Environmental Studies: Princeton, NJ, 1986.

Edwards, R.D., et al., Implications of changes in household stoves and fuel use in China.
Energy Policy, 2004.

FAO, Chinese Fuel-Saving Stoves: A Compendium, Regional Wood Energy Development


Program (RWEDP): Bangkok, 1993.

FAO, Indian Improved Cookstoves: A Compendium, Regional Wood Energy Development


Program (RWEDP): Bangkok, 1993.

FAO, Wood fuel surveys, UN Food and Agriculture Organization: Rome, 1983.

http://www.aprovecho.org/lab/emissionsequip/iap-meter

http://co2meters.com/Documentation/Datasheets/DS30-01%20-%20K30.pdf

http://www.pciaonline.org/files/Stove-Testing-Safety-Guidelines.pdf

ISO IWA 2012 Guideline for evaluating performance of cookstoves

Kishore, V.V.N. and P.V. Ramana, Improved cookstoves in rural India: how improved are
they?: A critique of the perceived benefits from the National Programme on Improved
Chulhas (NPIC). Energy, 2002.

Ministry of New and Renewable Energy, Government of India - National Biomass


Cookstoves Initiative, New Delhi, 2009.

Smith, K.R., et al., One Hundred Million Improved Cookstoves in China: How was it done?
World Development, 1993.

VITA, Testing The Efficiency Of Wood-Burning Cookstoves: Provisional International


Standards. 1985, Volunteers in Technical Assistance: Arlington, 1985.

World Bank, India: Household Energy, Indoor Air Pollution, and Health, World Bank Energy
Sector Management Assistance Program (ESMAP): Washington DC, 2002.

Zhang, J., et al., Greenhouse Gases and Other Airborne Pollutants from Household Stoves
in China: A database for emission factors. Atmospheric Environment, 2000.

Pemberton-Pigott, C, General Requirements for Stove Testing Laboratory, 2012

Pemberton-Pigott, C, The Development of National Stove Standards: Considerations for


solid fuel stoves, 2012

US EPA CFR 40 Part 60

© BSN 2013 6 dari 6

Anda mungkin juga menyukai