Abstrak
Angka kejadian Alzheimer terus meningkat dari tahun ke tahun dan diproyeksikan meningkat
hampir dua kali lipat setiap 20 tahun. Pemerintah Indonesia terus berusaha untuk menurunkan
angka kejadian Alzheimer, salah satunya dengan melakukan pendeteksian. Akan tetapi
pendeteksian alzheimer saat ini masih terbatas karena tingkat sensitivitas dan spesifisitas yang
rendah. Untuk itu dicari metode pendeteksian yang terbaik di berbagai literature. Deteksi dini
dapat dilakukan dengan pemeriksaan serum darah menggunakan penanda biologi
(biomarker). Penelitian mengenai biomarker menunjukkan efektivitas dan efisiensi yang
cukup baik dalam pendeteksian dini alzheimer. Biomarker yang dapat digunakan yaitu N-
acetyl aspartate acid (NAA), Serum α1 – antikimotripsin (ACT), β-Amyloid, Tau-protein, dan
miRNA-146a. Biomarker miRNA-146a dinilai memiliki potensi untuk digunakan karena
memiliki sensitivitas 90% dan spesifisitas 100%.
Abstract
Alzheimer's incidence rate continues to increase year by year and is projected to nearly
double every 20 years. The Indonesian government continues to try to reduce the incidence of
Alzheimer's, one of them by doing the detection. However, current detection of Alzheimer's is
still limited due to its low sensitivity and specificity. Because of that, search the best detection
method in various literature. Early detection can be done by blood serum examination using
biomarker marker (biomarker). Research on biomarkers has shown considerable
effectiveness and efficiency in early detection of Alzheimer's. Biomarkers that used are N-
acetyl aspartate acid (NAA), Serum α1 - anticimotripsin (ACT), β-Amyloid, Tau-protein, and
miRNA-146a. The miRNA-146a biomarker is assessed as having potential for use because it
has a 90% sensitivity and a specificity of 100.
pertumbuhan populasi dan penuaan daripada praktik umum saat ini, pada saat
demografis (Brookmeyera, et al., 2007; pasien dan keluarga mereka melihat
Mayeux, R and Yaakov Stern, 2012; perubahan fungsi kognitif dan dapat
Tanna, 2015) menggunakan informasi tersebut untuk
Tingginya angka kejadian AD di memahami apa yang sedang terjadi.
dunia maupun di Indonesia juga Membuat perubahan gaya hidup, dan
dipengaruhi oleh beberapa hal termasuk melakukan pendeteksian dini (Benerje,
populasi penduduk yang memiliki factor 2010; Brooker, et al., 2014). Hal tersebut
risiko yang tinggi, sedangkan penduduk dapat mengurangi insidensi dan mortalitas
yang memiliki factor risiko tinggi tersebut penyakit AD yang terjadi di Indonesia
tidak memiliki pemahaman mengenai maupun dunia.
harus dilakukannya pendeteksian dini Metode
terhadap gejala-gejala penyakit AD yang Metode yang digunakan dalam review ini
dialaminya sehingga progresifitas penyakit adalah mencari dan mengumpulkan jurnal-
AD tersebut tidak terus berkembang dan jurnal yang relevan yang berkaitan dengan
menyebabkan peningkatan mortalitas pada Alzheimer pada google scholar, pubmed,
penderita AD. Disamping itu hal ini juga medline, biomed central, ncbi, nature
disebabkan karena metode pemeriksaan dengan kata kunci seperti AD, biomarker
yang terbatas hingga tidak ditemukannya dan early detection yang digunakan untuk
metode pendeteksian yang tepat dalam membahas bagaimana status pendeteksian
penyakit AD. Metode yang dikembangkan yang ada saat ini dan pentingnya
selama ini masih memiliki beberapa pendeteksian dini dengan beberapa metode
kekurangan dalam hal spesifisitas dan yang ada saat ini dan serta dapat
sensitifitas, untuk itu perlu dilakukan diimplementasikan terhadap pengobatan
pengkajian terhadap metode baru yang dini pada pasien Alzheimer.
lebih spesifik dan sensitif sehingga dapat Hasil
menurunkan mortalitas pada penderita AD. Dalam World Alzheimer Report,
ADI menerbitkan perkiraan prevalensi AD
Dalam beberapa tahun terakhir, ada
global berdasarkan tinjauan sistematis
seruan untuk melakukan perubahan budaya
terhadap 154 studi yang dilakukan di
dalam mendiagnosis AD pada tahap awal,
seluruh dunia sejak tahun 1980, dengan
sebelum pasien melewati ambang batas ke
perkiraan prevalensi yang diterapkan pada
dalam demensia. Penilaian Alzheimer
proyeksi populasi Perserikatan Bangsa-
Cooperative Valuation in Europe
Bangsa sampai tahun 2050. Diperkirakan
(ALCOVE) telah mengusulkan agar
bahwa 36 juta orang hidup dengan
diagnosis pada umumnya terjadi lebih awal
Farmaka
Suplemen Volume 15 Nomor 2 162
demensia pada tahun 2010, mengaami dini (Dubois, et al., 2010, Alzheimer’s
peningkatan hampir dua kali lipat setiap 20 Association, 2011; Wimo, Jonsson L et al.,
tahun menjadi 66 juta pada tahun 2030 dan 2013; Wimo, Reed CC, et al, 2013;
menjadi 115 juta pada tahun 2050 ( ADI, Banerjee, 2010).
2009; WHO, 2012). Dalam beberapa tahun terakhir, ada
Sekitar 473.000 orang berusia 65 seruan untuk melakukan perubahan budaya
atau lebih akan memiliki penyakit dalam mendiagnosis AD pada tahap awal,
Alzheimer di Amerika Serikat pada tahun sebelum pasien melewati ambang batas ke
2015. Jumlah kasus baru Alzheimer dalam demensia. Penilaian Alzheimer
meningkat secara dramatis seiring Cooperative Valuation in Europe
bertambahnya usia: pada tahun 2015, akan (ALCOVE) telah mengusulkan agar
ada sekitar 61.000 kasus baru di antara diagnosis pada umumnya terjadi lebih awal
orang berusia 65 sampai 74 tahun, 172.000 daripada praktik umum saat ini, pada saat
baru Kasus di antara orang-orang berusia pasien dan keluarga mereka melihat
75 sampai 84 tahun, dan 240.000 kasus perubahan fungsi kognitif dan dapat
baru di antara orang-orang berusia 85 dan menggunakan informasi tersebut untuk
lebih tua (yang tertua). Hal ini berarti kira- memahami apa yang sedang terjadi.
kira terjadi dua kasus baru per 1.000 orang Membuat perubahan gaya hidup, dan
berusia 65 sampai 74, 13 kasus baru per melakukan pendeteksian dini (Banerjee,
1.000 orang berusia 75 sampai 84, dan 39 2010; Brooker, et al., 2014; De Lepeleire,
kasus baru per 1.000 orang berusia 85 dan et al., 2008; Dubois et al., 2007).
lebih tua (hebert, 2010; Honea, 2012; International Working Group
Yaffe, et al., 2013; Clark, 2012; Schrijvers, (IWG) telah mengusulkan sebuah konsep
et al., 2012; Qiu, et al., 2013). baru AD dengan kriteria diagnostik baru
Karena lebih banyak orang hidup di berdasarkan pada kehadiran biomarker,
usia yang lebih tua, jumlah penderita dan yang memungkinkan identifikasi tahap
mortalitas yang disebabkan karena AD prodromal dan keadaan praklinis untuk
meningkat dari tahu ke tahun. Untuk itu, AD. Berdasarkan kriteria ini, AD sekarang
menurut penelitian Wimo, et al., (2013) dianggap sebagai entitas klinis-biologis
AD telah menjadi area prioritas untuk yang dapat diidentifikasi secara in vivo
tindakan terkoordinasi di tingkat global. Pendeteksian dini ini memerlukan bukti
Banyak negara sekarang memiliki strategi fitur klinis yang spesifik dan bukti biologis
untuk mencegah AD nasional dan in vivo dari patologi abnormal yang
kebijakan pemerintah yang bertujuan untuk mendasarinya yang didefinisikan dengan
menegakkan diagnosis dan pendeteksian baik dan terdeteksi menggunakan
Farmaka
Suplemen Volume 15 Nomor 2 163
Shaffer JL, Petrella JR, Sheldon FC, with Alzheimer’s disease in three
Choudhury KR, Calhoun VD, European countries – study design
Coleman RE, et al. 2013 . zheimer’s and baseline findings. J Alzheimers
Disease Neuroimaging Initiative. Dis. 36:385–399.
Predicting Cognitive Decline in Wootla B, Denic A, Watzlawik JO,
Subjects at Risk for Alzheimer Warrington AE, Rodriguez M. 2015.
Disease by Using Combined A single dose of a neuronbinding
Cerebrospinal Fluid, MR Imaging, human monoclonal antibody
and PET Biomarkers. Radiology. improves brainstem NAA
Feb;266(2):583-91. doi: concentrations, a biomarker for
10.1148/radiol.12120010. density of spinal cord axons, in a
Sofie Solvten S, Ann-Britt Nygaard and model of progressive multiple
Thomas Christeen. 2016. miRNA sclerosis. J Neuroinflammation.12:
expression profiles in cerebrospinal 1-6.
fluid and bloodof patients with World Health Organization. 2012.
Alzheimer’s disease and other types Dementia: a public health priority.
of dementia-an exploratory study. Geneva: World Health Organization.
Translational Neurodegenartion. 5:6. Yaffe K, Falvey C, Harris TB, Newman
Doi 10.1186/s40035-016-0053-5 A, Satterfield S, Koster A, et al.
Swardfager W, Lanctôt K, Rothenburg L, 2013. Effect of socioeconomic
Wong A, Cappell J, Herrmann N . disparities on incidence of dementia
2012 . "A meta-analysis of cytokines among biracial older adults:
in Alzheimer disease". Biol Psychiat Prospective study. BMJ. 347:f7051.
68 (10): 930-941. Yamada K, et al. 2009. Aβ
Strimbu, K and Jorge, A. T. 2010. What immunotherapy: intracerebral
are Biomarkers? Curr Opin HIV sequestration of Aβ by an anti-Aβ
AIDS. 5(6): 463-466. monoclonal antibody 266 with high
Tang K. . 2009. Platelet amyloid precursor affinity to soluble Aβ. J.
protein processing: a bio-marker for eurosci. 29:11393–11398.
Alzheimer‘s disease. J. Neurol. Sci.
240:53–58.
Tanna, S. 2015. A Public Health
Approach to Innovation. WHO.
Wang, G. et al. 2016. MicroRNA-146a
suppresses ROCK1 allowing
hyperphosphorylation of tau in
Alzheimer’s disease. Nature. Vol 6:
1-12
Weuve J, Hebert LE, Scherr PA, Evans
DA. 2015. Prevalence of Alzheimer
disease in U.S. states. Epidemiology.
26(1):e4-e6.
Wimo A, Jonsson L, Bond J, Prince M,
Winblad B. 2010. Alzheimer Disease
International The worldwide
economic impact of
dementia. Alzheimers Dement. 9:1–
11.
Wimo A, Reed CC, Dodel R, Belger M,
Jones RW, Happich M, et al. 2013.
The GERAS study: A prospective
observational study of costs and
resource use in community dwellers