Anda di halaman 1dari 22

2.1.

TINJAUAN TEORI
2.1.1. Pengertian CA Mamae (CARSINOMA MAMMAE) / Kanker Payudara

Di dalam jaringan payudara. Kanker bisa mulai tumbuh di dalam kelenjar susu,
saluran susu, jaringan lemak maupun jaringan ikat pada payudara. (Medicastore, 2011)
Ca mammae merupakan tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan payudara. Kanker
bisa tumbuh di dalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan lemak, maupun jaringan ikat
pada payudara (Wijaya, 2005).
Kanker payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara yang terus
tumbuh berupa ganda. Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk benjolan di payudara.
Jika benjolan kanker tidak terkontrol, sel-sel kanker bias bermestastase pada bagian-
bagian tubuh lain. Metastase bias terjadi pada kelenjar getah bening ketiak ataupun diatas
tulang belikat. Seain itu sel-sel kanker bias bersarang di tulang, paru-paru, hati, kulit, dan
bawah kulit. (Erik T, 2005)
Ca mammae (carcinoma mammae) adalah keganasan yang berasal dari sel
kelenjar, saluran kelenjar dan jaringan penunjang payudara, tidak termasuk kulit
payudara. Ca mammae adalah tumor ganas yang tumbuh
Kanker payudara adalah terjadinya gangguan pertumbuhan yang ganas yang
terjadi pada jaringan payudara. Kanker biasanya terdiri dari gumpalan yang keras dan
kenyal tanpa adanya batas. Mungkin adanya garis asimetris antara kedua payudara.Bila
kanker sudah berkembang, tanda-tanda akan lebih nyata sepeti jaringan menjadi
merah,borok,membengkak dan kanker terlihat dengan jelas.
Kanker payudara merupakan salah satu kanker yang terbanyak ditemukan
di Indonesia.Biasanya kanker ini ditemukan pada umur 40-49 tahun dan letak terbanyak
di kuadran lateral atas (Arif Mansjoer, Kapita selecta kedokteran Edisi 2 ).

2.1.2. Etiologi

Sebab-sebab keganasan pada mammae masih belum diketahui secara pasti


(Price & Wilson, 1995), namun ada beberapa teori yang menjelaskan tentang penyebab
terjadinya Ca mammae, yaitu:
1. Mekanisme hormonal
Steroid endogen (estradiol & progesterone) apabila mengalami perubahan dalam
lingkungan seluler dapat mempengaruhi faktor pertumbuhan bagi ca mammae
(Smeltzer & Bare, 2002: 1589).
2. Virus

4
Invasi virus yang diduga ada pada air susu ibu menyebabkan adanya massa
abnormal pada sel yang sedang mengalami proliferasi.
3. Genetik
- Ca mammae yang bersifat herediter dapat terjadi karena adanya “linkage
genetic” autosomal dominan (Reeder, Martin, 1997).
- Penelitian tentang biomolekuler kanker menyatakan delesi kromosom 17
mempunyai peranan penting untuk terjadinya transformasi malignan
(Reeder, Martin, 1997).
- mutasi gen BRCA 1 dan BRCA 2 biasanya ditemukan pada klien dengan
riwayat keluarga kanker mammae dan ovarium (Robbin & kumar, 1995)
serta mutasi gen supresor tumor p 53 (Murray, 2002).
4. Defisiensi imun
Defesiensi imun terutama limfosit T menyebabkan penurunan produksi
interferon yang berfungsi untuk menghambat terjadinya proliferasi sel dan
jaringan kanker dan meningkatkan aktivitas antitumor .

Etiologi kanker payudara tidak diketahui dengan pasti. Namun beberapa faktor resiko
pada pasien diduga berhubungan dengan kejadian kanker payudara, yaitu :
a. Tinggi melebihi 170 cm
b. Masa reproduksi yang relatif panjang.
c. Faktor Genetik
d. Ca Payudara yang terdahulu
e. Keluarga
Diperkirakan 5 % semua kanker adalah predisposisi keturunan ini, dikuatkan bila
3 anggota keluarga terkena carsinoma mammae.
f. Kelainan payudara ( benigna )
Kelainan fibrokistik ( benigna ) terutama pada periode fertil, telah ditunjukkan
bahwa wanita yang menderita / pernah menderita yang porliferatif sedikit
meningkat.
g. Makanan, berat badan dan faktor resiko lain
h. Faktor endokrin dan reproduksi
Graviditas matur kurang dari 20 tahun dan graviditas lebih dari 30 tahun,
Menarche kurang dari 12 tahun
i. Obat anti konseptiva oral
Penggunaan pil anti konsepsi jangka panjang lebih dari 12 tahun mempunyai
resiko lebih besar untuk terkena kanker.
2.1.3 Anatomi Payudara

LAPORAN PENDAHULUAN CA MAMMAE (CARSINOMA MAMMAE)/ KANKER PAYUDARA


Gambar : 1.1
Payudara normal mengandung jaringan kelenjar, duktus, jaringan otot
penyokong lemak, pembuluh darah, saraf dan pembuluh limfe. Pada bagian lateral ats
kelenjr payudara, jaringan kelenjar ini keluar dari bulatannya kearah aksila, disebut
penonjolan Spence atau ekor payudara. Setiap payudara terdiri atas 12-20 lobulus kelenjar
yang masing-masing mempunyai saluran ke papilla mammae, yang disebut duktus
lactiferous. Diantara kelenjar susu dan fasia pectoralis, juga diantara kulit dan kelenjar
tersebut mungkin terdapat jaringan lemak. Diantara lobules tersebut ada jaringan ikat
yang disebut ligamnetum cooper yang memberi rangka untuk payudara.
Perdarahan payudara terutama berasal dari cabang a. perforantes anterior dan a.
mammaria interna, a. torakalis lateralis yang bercabang dari a. aksilaris, dan beberapa a.
interkostalis.Persarafan kulit payudara diurus oleh cabang pleksus servikalis dan n.
interkostalis. Jaringan kelenjar payudara sendiri diurus saraf simpatik. Ada beberapa saraf
lagi yang perlu diingat sehubungan dengan penyulit paralisis dan mati rasa pasca bedah,
yakni n. intercostalis dan n. kutaneus brakius medialis yang mengurus sensibilitas daerah
aksila dan bagian medial lengan atas.
Penyaliran limfe dari payudara kurang lebih 75% ke aksila, sebagian lagi ke kelenjar
parasternal, terutama dari bagian yang sentral dan medial dan adapula penyaliran yang ke
kelenjar interpectoralis. Pada aksila terdapat rata-rata 50 buah kelenjar getah bening yang
berada disepanjang arteri dan vena brakialis.
Jalur limfe lainnya berasal dari daerah sentral dan medial yang selain menuju ke kelenjar
sepanjang pembuluh mammaria interna, juga menuju ke aksila kontralateral, ke m.
rectus abdominis lewat ligamentum falsiparum hepatis ke hati, pleura dan payudara
kontralateral.
Payudara merupakan kelenjar tubuloalveolar yang bercabang-cabang, terdiri atas
15-20 lobus yang dikelilingi oleh jaringan ikat dan lemak. Tiap lobus mempunyai duktus
ekskretorius masing-masing yang akan bermuara pada puting susu, disebut duktus
laktiferus, yang dilapisi epitel kuboid selapis yang rendah, lalu ke duktus alveolaris yang
dilapisi epitel kuboid berlapis, kemudian bermuara ke duktus laktiferus yang berakhir
pada putting susu.
Ada 3 hal fisiologik yang mempengaruhi payudara, yaitu :
1) Pertumbuhan dan involusi berhubungan dengan usia
2) Pertumbuhan berhubungan dengan siklus haid
3) Perubahan karena kehamilan dan laktasi.

Sel-sel kanker dibentuk dari sel-sel normal dalam suatu proses rumit yang
disebut transformasi, yang terdiri dari tahap inisiasi dan promosi:
1. Fase Inisiasi
Pada tahap inisiasi terjadi suatu perubahan dalam bahan genetik sel yang memancing
sel menjadi ganas. Perubahan dalam bahan genetik sel ini disebabkan oleh suatu agen
yang disebut karsinogen, yang bisa berupa bahan kimia, virus, radiasi (penyinaran)
atau sinar matahari. tetapi tidak semua sel memiliki kepekaan yang sama terhadap
suatu karsinogen. kelainan genetik dalam sel atau bahan lainnya yang disebut
promotor, menyebabkan sel lebih rentan terhadap suatu karsinogen. bahkan gangguan
fisik menahunpun bisa membuat sel menjadi lebih peka untuk mengalami suatu
keganasan.

2 . Fase Promosi
Pada tahap promosi, suatu sel yang telah mengalami inisiasi akan berubah menjadi
ganas. Sel yang belum melewati tahap inisiasi tidak akan terpengaruh oleh promosi.
karena itu diperlukan beberapa faktor untuk terjadinya keganasan (gabungan dari sel
yang peka dan suatu karsinogen).
2.1.4 Patofisiologi
Kanker mammae merupakan penyebab utama kematian pada wanita karena
kanker (Maternity Nursing, 1997). Penyebab pasti belum diketahui, namun ada
beberapa teori yang menjelaskan bagaimana terjadinya keganasan pada mammae,
yaitu:
1. Mekanisme hormonal, dimana perubahan keseimbangan hormone estrogen dan
progesterone yang dihasilkan oleh ovarium mempengaruhi factor pertumbuhan
sel mammae (Smeltzer & Bare, 2002). Dimana salah satu fungsi estrogen adalah
merangasang pertumbuhan sel mammae .Suatu penelitian menyatakan bahwa
wanita yang diangkat ovariumnya pada usia muda lebih jarang ditemukan
menderita karcinoma mammae, tetapi hal itu tidak membuktikan bahwa hormone
estrogenlah yang, menyebabkan kanker mammae pada manusia. Namun
menarche dini dan menopause lambat ternyata disertai peninmgkatan resiko
Kanker mammae dan resiko kanker mammae lebih tinggi pada wanita yang
melahirkan anak pertama pada usia lebih dari 30 tahun.
2. Virus, Invasi virus yang diduga ada pada air susu ibu menyebabkan adanya
massa abnormal pada sel yang sedang mengalami proliferasi
3. Genetik
Kanker mammae yang bersifat herediter dapat terjadi karena adanya “linkage
genetic” autosomal dominan. Penelitian tentang biomolekuler kanker
menyatakan delesi kromosom 17 mempunyai peranan penting untuk terjadinya
transformasi malignan. mutasi gen BRCA 1 dan BRCA 2 biasanya ditemukan
pada klien dengan riwayat keluarga kanker mammae dan ovarium (Robbin &
kumar, 1995) serta mutasi gen supresor tumor p 53 (Murray, 2002).
4. Defisiensi imun
Defesiensi imun terutama limfosit T menyebabkan penurunan produksi
interferon yang berfungsi untuk menghambat terjadinya proliferasi sel dan
jaringan kanker dan meningkatkan aktivitas antitumor. Gangguan proliferasi
tersebut akan menyebabkan timbulnya sel kanker pada jaringa epithelial dan
paling sering pada system duktal. Mula-mula terjadi hyperplasia sel dengan
perkembangan sel atipikal. Sel ini akan berlanjut menjadi karsinoma in situ dan
menginvasi stroma. Kanker butuh waktu 7 tahun untuk dapat tumbuh dari sebuah
sel tunggal menjadi massa yang cukup besar untuk bias diraba. Invasi sel kanker
yang mengenai jaringan yang peka terhadap sensasi nyeri akan menimbulkan rasa
nyeri, seperti periosteum dan pelksus saraf. Benjolan yang tumbuh dapat pecah
dan terjadi ulserasi pada kanker lanjut.Pertumbuhan sel terjadi irregular dan bisa
menyebar melalui saluran limfe dan melalui aliran darah. Dari saluran limfe akan
sampai di kelenjer limfe menyebabkan terjadinya pembesaran kelenjer limfe
regional. Disamping itu juga bisa menyebabkan edema limfatik dan kulit
bercawak (peau d’ orange). Penyebaran yang terjadi secara hematogen akan
menyebabkan timbulnya metastasis pada jaringan paru, pleura, otak tulang
(terutama tulang tengkorak, vertebredan panggul). Pada tahap terminal lanjut
penderita umumnya menderita kehilangan progersif lemak tubuh dan badannya
menjadi kurus disertai kelemahan yang sangat, anoreksia dan anemia. Simdrom
yang melemahkan ini dinyatakan sebagai kakeksi kanker.

PATHWAY : Terlampir

2.1.5 Manifestasi Klinis

Gejala umum Ca mamae adalah :


1. Teraba adanya massa atau benjolan pada payudara
2. Payudara tidak simetris / mengalami perubahan bentuk dan ukuran karena
mulai timbul pembengkakan
3. Ada perubahan kulit : penebalan, cekungan, kulit pucat disekitar puting susu,
mengkerut seperti kulit jeruk purut dan adanya ulkus pada payudara
4. Ada perubahan suhu pada kulit : hangat, kemerahan , panas
5. Ada cairan yang keluar dari puting susu
6. Ada perubahan pada puting susu : gatal, ada rasa seperti terbakar, erosi dan
terjadi retraksi
7. Ada rasa sakit
8. Penyebaran ke tulang sehingga tulang menjadi rapuh dan kadar kalsium darah
meningkat
9. Ada pembengkakan didaerah lengan
10. Adanya rasa nyeri atau sakit pada payudara.
11. Semakin lama benjolan yang tumbuh semakin besar.
12. Mulai timbul luka pada payudara dan lama tidak sembuh meskipun sudah
diobati, serta puting susu seperti koreng atau eksim dan tertarik ke dalam.
13. Kulit payudara menjadi berkerut seperti kulit jeruk (Peau d' Orange).
14. Benjolan menyerupai bunga kobis dan mudah berdarah.
15. Metastase (menyebar) ke kelenjar getah bening sekitar dan alat tubuh lain
2.1.6 Kanker payudara mempunyai 4 stadium, yaitu:

1. Stadium I
Tumor yang berdiameter kurang 2 cm tanpa keterlibatan limfonodus (LN) dan
tanpa penyebaran jauh. Tumor terbatas pada payudara dan tidak terfiksasi pada
kulit dan otot pektoralis.

Gambar : 1.2

2. Stadium Iia
Tumor yang berdiameter kurang 2 cm dengan keterlibatan limfonodus (LN) dan
tanpa penyebaran jauh atau tumor yang berdiameter kurang 5 cm tanpa keterlibatan
limfonodus (LN) dan tanpa penyebaran jauh.
Gambar : 1.3

3. Stadium IIb
Tumor yang berdiameter kurang 5 cm dengan keterlibatan limfonodus (LN) dan
tanpa penyebaran jauh atau tumor yang berdiameter lebih 5 cm tanpa keterlibatan
limfonodus (LN) dan tanpa penyebaran jauh.

Gambar : 1.4

4. Stadium IIIa
Tumor yang berdiameter lebih 5 cm dengan keterlibatan limfonodus (LN) tanpa
penyebaran jauh.
Gambar : 1.5

5. Stadium IIIb
Tumor yang berdiameter lebih 5 cm dengan keterlibatan limfonodus (LN) dan
terdapat penyebaran jauh berupa metastasis ke supraklavikula dengan keterlibatan
limfonodus (LN) supraklavikula atau metastasis ke infraklavikula atau
menginfiltrasi / menyebar ke kulit atau dinding toraks atau tumor dengan edema
pada tangan.
Tumor telah menyebar ke dinding dada atau menyebabkan pembengkakan bisa
juga luka bernanah di payudara. Didiagnosis sebagai Inflamatory Breast Cancer.
Bisa sudah atau bisa juga belum menyebar ke pembuluh getah bening di ketiak dan
lengan atas, tapi tidak menyebar ke bagian lain dari organ tubuh

Gambar : 1.6
6. Stadium IIIc
Ukuran tumor bisa berapa saja dan terdapat metastasis kelenjar limfe
infraklavikular ipsilateral, atau bukti klinis menunjukkan terdapat metastasis
kelenjar limfe mammaria interna dan metastase kelenjar limfe aksilar, atau
metastasis kelenjar limfe supraklavikular ipsilateral

Gambar : 1.7

7. Stadium IV
Tumor yang mengalami metastasis jauh, yaitu : tulang, paru-paru, liver atau tulang
rusuk.

Gambar : 1.8
2.1.7 Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang dapat dilakukan dengan :


1. Pemeriksaan payudara sendiri
2. Pemeriksaan payudara secara klinis
3. Pemeriksaan manografi
4. Biopsi aspirasi
5. True cut
6. Biopsi terbuka
7. USG Payudara, pemeriksaan darah lengkap, X-ray dada, therapy medis, pembedahan,
terapi radiasi dan kemoterapi.

Gambar Pemeriksaan Payudara Secara Sendiri

Gambar : 1.9

Gambar : 1.10
Gambar : 1.11
LAPORAN PENDAHULUAN CA MAMMAE (CARSINOMA MAMMAE)/ KANKER PAYUDARA

LAPORAN PENDAHULUAN CA MAMMAE (CARSINOMA MAMMAE)/ KANKER PAYUDARA


Gambar : 1.12

2.1.8 Komplikasi

1. Metastase ke jaringan sekitar melalui saluran limfe (limfogen) ke paru,pleura,


tulang dan hati.
2. Selain itu Komplikasi Ca Mammae yaitu:
3. Metastase ke jaringan sekitar melalui saluran limfe dan pembuluh darahkapiler (
penyebaran limfogen dan hematogen0, penyebarab hematogen dan limfogen dapat
mengenai hati, paru, tulang, sum-sum tulang ,otak ,syaraf.
4. Gangguan neuro varkuler
5. Faktor patologi
6. Fibrosis payudara
7. Kematian
2.1.9 Penatalaksanaan Medis

1. Pembedahan
a. Mastectomy radikal yang dimodifikasi
Pengangkatan payudara sepanjang nodu limfe axila sampai otot pectoralis
mayor. Lapisan otot pectoralis mayor tidak diangkat namun otot pectoralis
minor bisa jadi diangkat atau tidak diangkat.
b. Mastectomy total
Semua jaringan payudara termasuk puting dan areola dan lapisan otot
pectoralis mayor diangkat. Nodus axila tidak disayat dan lapisan otot dinding
dada tidak diangkat.
c. Lumpectomy/tumor
Pengangkatan tumor dimana lapisan mayor dri payudara tidak turut diangkat.
Exsisi dilakukan dengan sedikitnya 3 cm jaringan payudara normal yang
berada di sekitar tumor tersebut.
d. Wide excision/mastektomy parsial.
Exisisi tumor dengan 12 tepi dari jaringan payudara normal.
e. Ouadranectomy.
Pengangkatan dan payudara dengan kulit yang ada dan lapisan otot pectoralis
mayor.
2. Radiotherapy
Biasanya merupakan kombinasi dari terapi lainnya tapi tidak jarang pula
merupakan therapi tunggal. Adapun efek samping: kerusakan kulit di sekitarnya,
kelelahan, nyeri karena inflamasi pada nervus atau otot pectoralis, radang
tenggorokan.

3. Chemotherapy
Pemberian obat-obatan anti kanker yang sudah menyebar dalam aliran darah.
Efek samping: lelah, mual, muntah, hilang nafsu makan, kerontokan membuat,
mudah terserang penyakit.
4. Manipulasi hormonal.
Biasanya dengan obat golongan tamoxifen untuk kanker yang sudah
bermetastase. Dapat juga dengan dilakukan bilateral oophorectomy. Dapat juga
digabung dengan therapi endokrin lainnya.
2.1.9.1 Penatalaksanaan Keperawatan
1. Mengurangi Nyeri
Kolaborasi dalam pemberian analgetik, mencegah syok dan sinkope akibat nyeri
yang luar biasa. Tindakan mandiri perawat yang bisa mengurangi nyeri yaitu
tehnik distraksi dan relaksasi.
2. Penyuluhan pasien tentang pentingnya tehnik aseptik dalam merawat luka
dirumah.
3. Mencegah kekurangan volume Cairan.
4. Mempertahankan integritas kulit.
5. Memberikan nutrisi yang adekuat.
6. Mengurangi ansietas.

2.1.9.2 Penatalaksanaan Praoperatif


1. Memberi penjelasan pada pasien tentang prosedur pembedahan.
2. Perawat menyiapkan pasien untuk pembedahan.
3. Infus IV digunakan untuk mencegah kekurangan cairan.
4. Terapi antibiotik dapat diberikan untuk mencegah infeksi.

2.1.9.3 Penatalaksanaan Pasca Operatif


1. Kolaborasi dalam pemberian antibiotik untuk mencegah terjadinya infeksi.
2. Pantau cairan masuk dan cairan keluar.
3. Meminimalkan atau batasi pergerakan pasien.
4. Terapkan tehnik perawatan luka aseptik

2.2 TINJAUAN ASUHAN KEPERAWATAN

2.2.1 PENGKAJIAN

1. Riwayat Kesehatan Sekarang


Biasanya klien masuk ke rumah sakit karena merasakan adanya benjolan yang
menekan payudara, adanya ulkus, kulit berwarna merah dan mengeras, bengkak dan
nyeri.
2. Riwayat Kesehatan Dahulu
Adanya riwayat ca mammae sebelumnya atau ada kelainan pada mammae, kebiasaan
makan tinggi lemak, pernah mengalami sakit pada bagian dada sehingga pernah
mendapatkan penyinaran pada bagian dada, ataupun mengidap penyakit kanker
lainnya, seperti kanker ovarium atau kanker serviks.
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Adanya keluarga yang mengalami ca mammae berpengaruh pada kemungkinan klien
mengalami ca mammae atau pun keluarga klien pernah mengidap penyakit kanker
lainnya, seperti kanker ovarium atau kanker serviks.
4. Pemeriksaan Fisik
1. Kepala : normal, kepala tegak lurus, tulang kepala umumnya bulat dengan
tonjolan frontal di bagian anterior dan oksipital dibagian posterior.
2. Rambut : biasanya tersebar merata, tidak terlalu kering, tidak terlalu
berminyak.
3. Mata : biasanya tidak ada gangguan bentuk dan fungsi mata. Mata
anemis, tidak ikterik, tidak ada nyeri tekan.
4.Telinga : normalnya bentuk dan posisi simetris. Tidak ada tanda-tanda
infeksi dan tidak ada gangguan fungsi pendengaran.
5. Hidung : bentuk dan fungsi normal, tidak ada infeksi dan nyeri tekan.
6. Mulut : mukosa bibir kering, tidak ada gangguan perasa.
7. Leher : biasanya terjadi pembesaran KGB.
8. Dada : adanya kelainan kulit berupa peau d’orange, dumpling, ulserasi
atau tanda-tanda radang.
9. Hepar : biasanya tidak ada pembesaran hepar.
10. Ekstremitas : biasanya tidak ada gangguan pada ektremitas.

2.2.1.1 Pengkajian 11 Pola Fungsional Gordon


1. Persepsi dan Manajemen
Biasanya klien tidak langsung memeriksakan benjolan yang terasa pada payudaranya
kerumah sakit karena menganggap itu hanya benjolan biasa.
2. Nutrisi – Metabolik
Kebiasaan diet buruk, biasanya klien akan mengalami anoreksia, muntah dan terjadi
penurunan berat badan, klien juga ada riwayat mengkonsumsi makanan mengandung
MSG.
3. Eliminasi
Biasanya terjadi perubahan pola eliminasi, klien akan mengalami melena, nyeri saat
defekasi, distensi abdomen dan konstipasi.
4. Aktivitas dan Latihan
Anoreksia dan muntah dapat membuat pola aktivitas dan lathan klien terganggu
karena terjadi kelemahan dan nyeri.
5. Kognitif dan Persepsi
Biasanya klien akan mengalami pusing pasca bedah sehingga kemungkinan ada
komplikasi pada kognitif, sensorik maupun motorik.
6. Istirahat dan Tidur
Biasanya klien mengalami gangguan pola tidur karena nyeri.
7. Persepsi dan Konsep Diri
Payudara merupakan alat vital bagi wanita. Kelainan atau kehilangan akibat operasi
akan membuat klien tidak percaya diri, malu, dan kehilangan haknya sebagai wanita
normal.
8. Peran dan Hubungan
Biasanya pada sebagian besar klien akan mengalami gangguan dalam melakukan
perannya dalam berinteraksi social.
9. Reproduksi dan Seksual
Biasanya aka nada gangguan seksualitas klien dan perubahan pada tingkat kepuasan.
10. Koping dan Toleransi Stress
Biasanya klien akan mengalami stress yang berlebihan, denial dan keputus asaan.
11. Nilai dan Keyakinan
Diperlukan pendekatan agama supaya klien menerima kondisinya dengan lapang
dada.

2.2.1.2 Pemeriksaan Diagnostik


1. Scan (mis, MRI, CT, gallium) dan ultrasound. Dilakukan untuk
diagnostik,identifikasi metastatik dan evaluasi.
2. Biopsi : untuk mendiagnosis adanya BRCA1 dan BRCA2
3. Penanda tumor
4. Mammografi
5. Sinar X dada

2.2.2 DIAGNOSA KEPERAWATAN


2.2.2.1 Pre operasi
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubugan dengan
kurangnya suplai nutrisi ditandai dengan berat badan menurun.
2. Nyeri akut berhubungan dengan agens cedera biologis ditandai dengan
melaporkan nyeri secara verbal.
3. Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang penyakit ditandai
dengan bertanya-tanya tentang penyakit dan pengobatannya.

2.2.2.2 Post operasi


1. Nyeri akut berhubungan dengan agens cedera biologis ditandai dengan indikasi
nyeri yang dapat diamati.
2. Resiko infeksi berhubungan dengan tindakan prosedur invasive, adanya luka
bekas operasi.

2.2.3 INTERVENSI KEPERAWATAN

Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi


Risiko infeksi NOC : NIC :
Faktor-faktor risiko : Immune Status Infection Protection
- Prosedur Infasif Knowledge : Infection Pertahankan teknik aseptif
- Kerusakan jaringan dan control Batasi pengunjung bila
peningkatan paparan Risk control perlu
lingkungan Setelah dilakukan tindakan Cuci tangan setiap
- Malnutrisi keperawatan selama…… sebelum dan sesudah
- Peningkatan paparan pasien tidak mengalami tindakan keperawatan
lingkungan patogen infeksi dengan kriteria Gunakan baju, sarung
- Imonusupresi hasil: tangan sebagai
- Tidak adekuat pertahanan Klien bebas dari tanda alat pelindung
sekunder (penurunan Hb, dan gejala infeksi Ganti letak IV perifer dan
Leukopenia, penekanan Menunjukkan dressing sesuai
respon inflamasi) kemampuan untuk dengan petunjuk umum
- Penyakit kronik mencegah timbulnya Gunakan kateter
- Imunosupresi infeksi intermiten untuk
- Malnutrisi Jumlah leukosit dalam menurunkan infeksi kandung
- Pertahan primer tidak batas normal kencing
adekuat (kerusakan kulit, Menunjukkan perilaku Tingkatkan intake nutrisi
trauma jaringan, gangguan hidup sehat Berikan terapi
peristaltik) Status imun, antibiotik:.................................
gastrointestinal, Monitor tanda dan gejala
genitourinaria dalam infeksi sistemik
batas normal dan lokal
Pertahankan teknik isolasi
k/p
Inspeksi kulit dan
membran mukosa
terhadap kemerahan, panas,
drainase
Monitor adanya luka
Dorong masukan cairan
Dorong istirahat
Ajarkan pasien dan
keluarga tanda dan
gejala infeksi
Kaji suhu badan pada
pasien neutropenia
setiap 4 jam
Kecemasan berhubungan NOC : NIC :
dengan - Kontrol kecemasan Anxiety Reduction
Faktor keturunan, Krisis - Koping (penurunan
situasional, Stress, perubahan Setelah dilakukan asuhan kecemasan)
status kesehatan, ancaman selama ……………klien Gunakan pendekatan yang
kematian, perubahan konsep kecemasan teratasi dgn menenangkan
diri, kurang pengetahuan dan kriteria hasil: Nyatakan dengan jelas
hospitalisasi Klien mampu harapan
DO/DS: mengidentifikasi dan terhadap pelaku pasien
- Insomnia mengungkapkan gejala Jelaskan semua prosedur
- Kontak mata kurang cemas dan apa
- Kurang istirahat Mengidentifikasi, yang dirasakan selama
- Berfokus pada diri sendiri mengungkapkan dan prosedur
- Iritabilitas menunjukkan tehnik Temani pasien untuk
- Takut untuk mengontol memberikan
- Nyeri perut cemas keamanan dan mengurangi
- Penurunan TD dan denyut Vital sign dalam batas takut
nadi normal Berikan informasi faktual
- Diare, mual, kelelahan Postur tubuh, ekspresi mengenai
- Gangguan tidur wajah, bahasa tubuh diagnosis, tindakan prognosis
- Gemetar dan tingkat aktivitas Libatkan keluarga untuk
- Anoreksia, mulut kering menunjukkan mendampingi klien
- Peningkatan TD, denyut berkurangnya Instruksikan pada pasien
nadi, RR kecemasan untuk
- Kesulitan bernafas menggunakan tehnik relaksasi
- Bingung Dengarkan dengan penuh
- Bloking dalam pembicaraan perhatian
- Sulit berkonsentrasi Identifikasi tingkat
kecemasan
Bantu pasien mengenal
situasi yang
menimbulkan kecemasan
Dorong pasien untuk
mengungkapkan perasaan,
ketakutan,
persepsi
Kelola pemberian obat anti
cemas:........
Nyeri akut berhubungan NOC : NIC :
dengan: Pain Level, Pain Management
Agen injuri (biologi, kimia, pain control, Lakukan pengkajian nyeri
fisik, psikologis), kerusakan comfort level secara
jaringan Setelah dilakukan tinfakan komprehensif termasuk lokasi,
DS: keperawatan selama …. karakteristik, durasi, frekuensi,
- Laporan secara verbal Pasien tidak mengalami kualitas
DO: nyeri, dengan kriteria hasil: dan faktor presipitasi
- Posisi untuk menahan nyeri Mampu mengontrol nyeri Observasi reaksi nonverbal
- Tingkah laku berhati-hati (tahu penyebab nyeri, dari
- Gangguan tidur (mata sayu, mampu menggunakan ketidaknyamanan
tampak capek, sulit atau tehnik nonfarmakologi Bantu pasien dan keluarga
gerakan kacau, untuk mengurangi nyeri, untuk mencari
menyeringai) mencari bantuan) dan menemukan dukungan
- Terfokus pada diri sendiri Melaporkan bahwa nyeri Kontrol lingkungan yang
- Fokus menyempit berkurang dengan dapat
(penurunan persepsi waktu, menggunakan mempengaruhi nyeri seperti
kerusakan proses berpikir, manajemen nyeri suhu ruangan,
penurunan interaksi dengan Mampu mengenali nyeri pencahayaan dan kebisingan
orang dan lingkungan) (skala, intensitas, Kurangi faktor presipitasi
- Tingkah laku distraksi, frekuensi dan tanda nyeri) nyeri
contoh : jalan-jalan, Menyatakan rasa nyaman Kaji tipe dan sumber nyeri
menemui orang lain setelah nyeri berkurang untuk
dan/atau aktivitas, aktivitas Tanda vital dalam rentang menentukan intervensi
berulang-ulang) normal Ajarkan tentang teknik non
- Respon autonom (seperti Tidak mengalami farmakologi:
diaphoresis, perubahan gangguan tidur napas dala, relaksasi, distraksi,
tekanan darah, perubahan kompres
nafas, nadi dan dilatasi hangat/ dingin
pupil) Berikan analgetik untuk
- Perubahan autonomic mengurangi nyeri:
dalam tonus otot (mungkin ……...
dalam rentang dari lemah Tingkatkan istirahat
ke kaku) Berikan informasi tentang
- Tingkah laku ekspresif nyeri seperti
(contoh : gelisah, merintih, penyebab nyeri, berapa lama
menangis, waspada, nyeri akan
iritabel, nafas berkurang dan antisipasi
panjang/berkeluh kesah) ketidaknyamanan
- Perubahan dalam nafsu dari prosedur
makan dan minum Monitor vital sign sebelum
dan sesudah
pemberian analgesik pertama
kali
Ketidakseimbangan nutrisi NOC : NIC :
lebih dari kebutuhan Nutritiona Weight Management
tubuh l Status : food and Diskusikan bersama pasien
Berhubungan dengan : Fluid Intake mengenai
Intake yang berlebihan Nutritiona hubungan antara intake
terhadap kebutuhan l Status : nutrient makanan,
metabolisme tubuh Intake latihan, peningkatan BB dan
DS : Weight penurunan
- Laporan adanya sedikit control BB
aktivitas atau tidak ada Setelah dilakukan tindakan Diskusikan bersama pasien
aktivitas keperawatan selama …. mengani
DO: Ketidak seimbangan nutrisi kondisi medis yang dapat
- Lipatan kulit tricep > 25 lebih teratasi dengan mempengaruhi
mm untuk wanita dan > kriteria hasil: BB
15 mm untuk pria Mengerti Diskusikan bersama pasien
- BB 20 % di atas ideal factor yang mengenai
untuk tinggi dan meningkatkan berat kebiasaan, gaya hidup dan
kerangka tubuh ideal badan factor
- Makan dengan respon Mengiden herediter yang dapat
eksternal (misalnya : tfifikasi tingkah laku mempengaruhi BB
situasi sosial, sepanjang dibawah kontrol klien Diskusikan bersama pasien
hari) Memodifi mengenai
- Dilaporkan atau kasi diet dalam risiko yang berhubungan
diobservasi adanya waktu yang lama dengan BB
disfungsi pola makan untuk mengontrol berlebih dan penurunan BB
(misal : memasangkan berat badan Dorong pasien untuk
makanan dengan Penuruna merubah kebiasaan
aktivitas yang lain) n berat badan 1-2 makan
- Konsentrasi intake pounds/mgg Perkirakan BB badan ideal
makanan pada menjelang Menggun pasien
malam akan energy untuk Nutrition Management
aktivitas sehari hari Kaji adanya alergi makanan
Kolaborasi dengan ahli gizi
untuk
menentukan jumlah kalori dan
nutrisi
yang dibutuhkan pasien.
Anjurkan pasien untuk
meningkatkan
intake Fe
Anjurkan pasien untuk
meningkatkan
protein dan vitamin C
Berikan substansi gula
Yakinkan diet yang
dimakan
mengandung tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
Berikan makanan yang
terpilih ( sudah
dikonsultasikan dengan ahli
gizi)
Ajarkan pasien bagaimana
membuat
catatan makanan harian.
Monitor jumlah nutrisi dan
kandungan
kalori
Berikan informasi tentang
kebutuhan
nutrisi
Kaji kemampuan pasien
untuk
mendapatkan nutrisi yang
dibutuhkan
Weight reduction Assistance
Fasilitasi keinginan pasien
untuk
menurunkan BB
Perkirakan bersama pasien
mengenai
penurunan BB
Tentukan tujuan penurunan
BB
Beri pujian/reward saat
pasien berhasil
mencapai tujuan
Ajarkan pemilihan makanan
WOC

Faktor Presdisposisi dan Resiko Tinggi

Hiperplasia pada Sel Mammae

Mendesak Jaringan Mendesak Sel Saraf Mendesak Pembuluh Darah

Sekitar

Ukuran Mammae Abnormal

Carsinoma Mammae

Pre Operasi Post Operasai

- Luka Bekas - Luka bekas oprasi


- Infeksi Bakteri
Hipermetabolisme Interupsi Pasien Operasi
Ke Jaringan Sel Saraf Bertanya Tentang - Nyeri Tekan
Penyakitnya dan Pada Area Resiko Infeksi
Pengobatan Bekas Oprasi
Nyeri
Suplai Nutrisi Ansietas
Jaringan lain Nyeri

Berat Badan Turun

Nutrisi Kurang Dari


Kebutuhan Tubuh

Anda mungkin juga menyukai