Anda di halaman 1dari 6

SISTEM PENAMBANGAN (EKSPLOITATION)

Merupakan kegiatan yang dilakukan baik secara sederhana (manual) maupun mekanis yang
meliputi penggalian, pemberaian, pemuatan dan pengangkutan bahan galian. Beberapa tahapan
kegiatan penambangan secara garis besar adalah :
1. Pembabatan (clearing)
2. Pengupasan tanah penutup (stripping)
3. Penggalian bahan galian (mining)
4. Pemuatan (loading)
5. Pengangkutan (hauling)
6. Penumpahan (waste dump)

Factor-faktor dalam pemilihan sistem penambangan yaitu :


1. Sifat keruangan dari endapan bijih
a. Ukuran (dimensi : tinggi atau tebal khususnya)
b. Bentuk (tanular, lentikular, massif, irregular)
c. Posisi (miring, mendatar atau tegak)
d. Kedalaman (nilai rata-rata, nisbah pengupasan)

2. Kondisi geologi dan hidrologi


a. Mineralogy dan petrologi (sulfida atau oksida)
b. Komposisi kimia (utama, hasil samping, mineral by product)
c. Struktur endapan (lipatan, patahan, intrusi, diskontinuitas)
d. Bidang lemah (kekar, fracture, cleavage dalam mineral, cleat dalam batubara)
e. Keseragaman, alterasi, erosi
f. Air tanah dan hidrologi

3. Sifat geomekanik
a. Sifat elastic (kekuatan, modulus elastic, koefesien poison)
b. Perilaku plastis atau viscoelastis (flow, creep)
c. Keadaan tegangan (tegangan awal, induksi)
d. Konsolidasi, kompaksi dan kompeten
e. Sifat-sifat fisik yang lain (bobot isi, voids, porositas, permeabilitas, lengas bebas, lengas
bawaan)

4. Konsiderasi ekonomi
a. Cadangan (tonnage dan kadar)
b. Produksi
c. Umur tambang
d. Produktifitas
e. Perbandingan ongkos penambangan untuk metode penambangan yang cocok

5. Factor teknologi
a. Perolehan tambang
b. Dilusi (jumlah waste yang dihasilkan dengan bijih)
c. Kefleksibilitas metode dengan perubahan kondisi-kondisi
d. Selektifitas metode untuk bijih dan waste
e. Konsentrasi/penyebaran pekerjaan
Dasar dalam pemilihan metode penambangan yaitu :
1. Stripping Ratio (SR)
Yaitu berapa jumlah waste (tanah buangan baik O/B maupun batuan samping) yang harus
dibuang/disingkirkan untuk memperoleh 1 ton endapan bijih sampai pada ultimate pit limit.
SR = BCM OB / Stripping cost (ton coal)
SR = Jumlah Waste (m3/ton) / Jumlah Ore (m3/ton)
SR > 1 = Ongkos pengupasan lebih kecil (Tamka)
SR > 1 = Ongkos pengupasan lebih besar (Tamda)
SR = 1 = Bisa Tamka/Tamda

2. Break Evevn Stripping Ratio (BESR)


Yaitu perbandingan antara keuntungan kotor dengan ongkos pembuangan O/B.
BESR = Cost Penggalian Bijih / Cost Penggalian OB
Untuk memilih system penambangan digunakan istilah BESR-1 bagi open pit yaitu overall
stripping ratio.
BESR-1 > 1 = Tamka
BESR-1 < 1 = Tamda
BESR = 2 = Bisa Tamka/Tamda
Kemudian setelah ditentukan yang dipilih Tamka, maka dalam rangka pengembangan rencana
penambangan tiap tahap digunakan istilah economic stripping ratio (BESR-2).
BESR-2 = Recovable Value - Poduction Cost / Stripping Cost
dalam ton/ore
BESR-2 untuk menentukan maksimal berapa ton waste yang disingkirkan untuk memperoleh 1
ton ore agar tahap penambangan ini masih memberikan keuntungan (max allowable stripping
ratio) dan untuk menentukan batas pit (pit limit).

Konsep pemilihan cara penambangan yaitu :


1. Konsep konsensional atau kedalaman
a. Jika letak endapan bijih dangkal dipilih tamka
b. Jika letak endapan bijih dalam dipilih tamda

2. Konsep ekonomis/ keuntungan


a. Cut off grade (COG)
b. Break even stripping ratio (BESR)

Cut off grade (COG) mempunyai dua pengertian yaitu :


1. Kadar endapan bahan galian yang masih memberikan keuntungan apabila endapan ditambang
(tidak diperlukan pencampuran endapan bahan galian)
2. Kadar rata-rata terendah dari endapan bahan galian yang masih memberikan keuntungan
apabila endapan ditambang (diperlukan pencampuran: mixing/blending)
Cut off grade (COG) akan menentukan batas-batas cadangan sehingga dapat dihitung besar
cadangan oleh karena itu akan berakibat umur cadangan makin lama.

System penambangan yang ada pada umumnya adalah :


1. Tambang Terbuka (Surface Mining)
Merupakan suatu system penambangan dimana seluruh aktifitas kerjanya berhubungan langsung
dengan atmosfer atau udara luar. Berdasarkan macam material yang ditambang, maka tambang
terbuka dibagi menjadi :
a. Open Pit/Open Cut/Open Cast/Open Mine
Suatu system penambangan yang diterapkan untuk endapan bijih yang mengandung logam.
Contoh : Tambang Nikel di Pomalla, Sulawesi Tenggara, mineralnya Garnierite, Tambang
Alumunium di Kijang Riau Kepulauan, mineralnya Gibbsite, Boechmite, Diaspore (Bauksite),
Tambang Tembaga di Earthberg Irian Jaya, mineralnya Calcophyrite dan Cuprite, Tambang
Timah di Pemali Bangka mineralnya Cassiterite, dll.
b. Quarry
Suatu system penambangan yang diterapkan untuk endapan mineral industry (golongan C).
Contoh : Tambang Batu Pualam di Tulung Agung Jawa Timur batuannya Marmer, Tambang
Aspal di Pulau Buton batuannya batu gamping beraspal, Tambang Granit di Pulau Karimun
batuannya granit, dll.
c. Strip Mine
Suatu system penambangan yang diterapkan untuk endapan bijih yang letaknya horizontal atau
sedikit miring. Contoh : Tambang Batubara di Tanjung Enim Sumatera Selatan, Tambang
Batubara di Ombilin Sawah Lunto Sumatera Barat mineralnya Bituminous Coal, dll.
d. Alluvial Mine
Suatu system penambangan yang diterapkan untuk endapan alluvial. Contoh : Tambang Bijih
Timah di Bangka Belitung mineralnya Cassiterite, Tambang Bijih Besi di Cilacap mineralnya
Magnetite, Hematite, Ilmenite, dll.

Berdasarkan cara penambangan yang dilakukan ada beberapa cara pembuangan O/B yang sesuai
untuk tambang terbuka yaitu :
a. Back Filling, yaitu menimbun kembali tempat-tempat bekas penggalian yang sudah diambil
ore nya.
b. Benching System, yaitu pengupasan O/B dengan system jenjang, system ini cocok untuk tanah
penutup yang tebal dan bahan galian atau lapisan batubara yang tebal.
c. Multi Bucket Excavator System, yaitu pembuangan tanah penutup ketempat yang sudah digali
batubaranya atau ketempat pembuangan khusus. Cara pengupasan ini mirip dengan cara Bucket
Wheel Excavator (BWE), cocok untuk tanah penutup yang materialnya lunak dan tidak lengket.
d. Drag Scrapper System, cara ini biasanya langsung diikuti dengan pengambilan bahan galian
setelah tanah penutupnya dibuang, tetapi bisa juga tanah penutupnya dihabiskan terlebih dahulu
kemudian baru bahan galiannya ditambang, cocok untuk tanah penutup yang materialnya
lunak/lepas (loose).
e. Cara konvensional, kombinasi alat gali (bulldozer), alat muat (track loader) dan alat angkut
(dump truck).

2. Tambang Bawah Tanah (Underground Mining)


Suatu system penambangan dimana seluruh aktifitas kerjanya tidak berhubungan langsung
dengan udara luar dan kegiatannya dilakukan dibawah tanah dengan cara terlebih dahulu
membuat jalan masuk berupa sumuran (shaft) atau terowongan bantu (adit). Berdasarkan cara
penyanggaannya maka tambang bawah tanah dibagi menjadi :
a. Untuk Batubara
Longwall Methode, dibagi 2 yaitu cara maju (advancing) dan cara maju (retreating)
Room and Pillar Methode
b. Untuk Endapan Bijih/Logam
Open Stope Methode, seperti underground gloryhole, gophering, shrinkage stoping, sublevel
stoping
Supported Methode, seperti cut and fill, stull stoping, shrink and full stoping
Caving Methode, seperti top slicing, sub level caving, block caving

Perbandingan antara 2 metode penambangan tersebut adalah :


Tambang Terbuka
1. Development sedikit
2. Stripping O/B banyak
3. Banyak lokasi untuk dumping area
4. Gangguan pada kemantapan lereng, kelongsoran
5. Kebisingan, polusi debu
6. Keselamatan kerja baik
7. Penggunaan alat lebih leluasa
8. Produktifitas dipengaruhi oleh iklim
9. Kedalaman penggalian dibatasi biaya SR O/B
10. Biaya reklamasi

Tambang Bawah Tanah


1. Development : Shaft, bukaan-bukaan lain
2. Stripping O/B : Batubara ditambang dari bukaan kearah lapisan batubara
3. Banyak lokasi untuk dumping area : Tidak ada
4. Ambegan (subsident) berakibat pada instalasi diatasnya, gas beracun
5. Daerah terganggu pada sekeliling bukaan
6. Perlu ventilasi dan penerangan
7. Penggunaan alat Tidak leluasa
8. Semakin dalam temperatur naik
9. Kedalaman penggalian Tidak terbatas
10. Perawatan penyanggaan
PENYELIDIKAN UMUM (PROSPEKSI)
Survei Tinjau (reconsaissance)
Tujuan :
 Mengidentifikasi daerah-daerah yang secara geologis mengandung endapan yang
berpotensi.
 Mengumpulkan informasi tentang kondisi geografi, tata guna lahan, dan kesampaian
daerah.
Kegiatan:
 Studi geologi regional,
 penafsiran penginderaan jauh,
 metode tidak langsung lainnya,
 serta inspeksi lapangan pendahuluan.

Prospeksi (Prospecting)
Tujuan :
 Membatasi daerah sebaran endapan yang akan menjadi sasaran eksplorasi selanjutnya.
Kegiatannya :
 Pemetaan geologi dengan skala minimal 1: 50.000,
 Pengukuran penampang stratigrafi,
 Pembuatan paritan,
 Pembuatan sumuran,
 Pemboran uji (scout drilling),
 Pencontohan, dan Analisis.

EKSPLORASI
Eksplorasi Pendahuluan (preliminary Exploration)
Tujuan
 Mengetahui gambaran awal bentuk tiga-dimensi endapan yang meliputi: Ketebalan lapisan,
Bentuk, Korelasi, Sebaran, Struktur, Kuantitas dan Kualitas.
Kegiatannya :
 Pemetaan geologi dengan skala 1: 10.000,
 Pemetaan topografi,
 Pemboran dengan jarak yang sesuai dengan kondisi geologinya,
 Penampangan (logging) geofisika, (SECARA LANGSUNG)
 Pembuatan sumuran/paritan uji, dan (SECARA TIDAK LANGSUNG)
 Pencontohan yang andal.
Kualitas (Kadar)
Mineral :
 % (persen) = 1,5% Cu, 55% Fe2O3
 Kw Sn/1000 m3 = SnO2
 Gr/ton (primer), gr/m3 (sekunder) = Au
 Gr/ton = Ag
 Karat/m3 tanah = intan
 % MD (Magnetizing degree) tanah yang digali = pasir besi (Fe3O4 + Fe2O3)
Batubara :
 Total moisture
 Kandungan abu
 Fixed carbon
 Nilai kalor
Eksplorasi Rinci (Detailed exploration)
Tujuan
 Mengetahui kuantitas dan kualitas serta model tiga-dimensi endapan secara lebih rinci.
Kegiatannya :
 Pemetaan geologi dan topografi dengan skala minimal = 1 : 2.000,
 Pemboran dan pencontohan yang dilakukan dengan jarak yang sesuai dengan kondisi
geologinya,
 Penampangan (logging) geofisika, dan
 Pengkajian geohidrologi dan geotektonik
Studi Kelayakan

 Merupakan tahapan akhir dari rentetan penyelidikan awal yang dilakukan sebelumnya sebagai
penentu apakah kegiatan penambangan endapan bahan galian tersebut layak dilakukan atau
tidak.
 Dasar pertimbangan yang digunakan meliputi pertimbangan teknis dan ekonomis dengan
teknologi yang ada pada saat ini, dan dengan memperhatikan keselamatan kerja serta
kelestarian lingkungan hidup.
 Bila tidak atau belum layak maka data tersebut diarsipkan

Penambangan

 Tambang bawah tanah dikelompokkan atas (tugas)


 room and pillar,
 longwall,
 caving,
 open stope,
 supported stope, dan
 shrinkage.
 System penambangan dengan menggunakan kapal keruk dapat dikelompokkan menjadi
tambang bawah air, walaupun relative dangkal.

Pengolahan
 Bahan galian yang sudah selesai ditambang pada umumnya harus diolah terlebih dahulu di
tempat pengolahan.
 Hal ini disebabkan antar lain oleh tercampurnya pengotor bersama bahan galian, perlu
spesifikasi tertentu untuk dipasarkan serta kalau tidak diolah maka harga jualnya relative lebih
rendah jika dibandingka dengan yang sudah diolah, dan bahan galian perlu diolah agar dapat
mengurangi volume dan ongkos angkut, mningkatkan nilai tambah bahan galian, dan untuk
mereduksi senyawa-senyawa kimia yang tidak dikehendaki pabrik peleburan.

Reklamasi

 Reklamasi merupakan kegiatan untuk merehabilitasi kembali lingkungan yang telah rusak baik
itu akibat penambangan atau kegiatan yang lainnya.
 Reklamasi ini dilakukan dengan cara penanaman kembali atau penghijauan suatu kawasan yang
rusak akibat kegiatan penambangan tersebut.
 Reklamasi perlu dilakukan karena Penambangan dapat mengubah lingkungan fisik, kimia dan
biologi seperti bentuk lahan dan kondisi tanah, kualitas dan aliran air, debu, getaran, pola
vegetasi dan habitat fauna, dan sebagainya.
 Perubahan-perubahan ini harus dikelola untuk menghindari dampak lingkungan yang merugikan
seperti erosi, sedimentasi, drainase yang buruk, masuknya gulma/hama/penyakit tanaman,
pencemaran air permukaan/air tanah oleh bahan beracun dan lain-lain.
 Dalam kegiatan reklamasi terdiri dari dua kegiatan yaitu Pemulihan lahan bekas tambang untuk
memperbaiki lahan yang terganggu Ekologinya, dan Mempersiapkan lahan bekas tambang yang
sudah diperbaiki ekologinya untuk pemanfaatannya selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai