Anda di halaman 1dari 14

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Keperawatan Gawat Darurat dan Manejemen Bencana yang berjudul


“DIABETES MELITUS” di IRD RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten, disusun
untuk memenuhi tugas individu PKK Gadar dan Manajemen Bencana yang
disahkan pada
Hari :
Tanggal :
Tempat :

Praktikan,

(Dimas Ibnu Fauzi)

Mengetahui,

CI Lahan, Pembimbing Akademik,

(………………………) (…………………….)
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
DM merupakan sekelompok kelainan yang ditandai oleh peningkatan kadar
glukosa darah (hiperglikemi). Glukosa secara normal bersirkulasi dalam
jumlah tertentu dalam darah. Glukosa dibentuk di hati dalam makanan yang
dikonsumsi. Insulin, yaitu suatu hormon yang diproduksi pankreas,
mengendalikan kadar glukosa dalam darah dengan mengatur produksi dan
penyimpanannya. (Brunner & Suddarth, 2012)
Penyakit ini tidak hanya berpengaruh secara individu, tetapi system
kesehatan suatu Negara. Walaupun belum ada survey nasional, sejalan dengan
perubahan gaya hidup termasuk pola makan masyarakat Indonesia. DM adalah
suatu penyakit yang disebabkan oleh peningkatan kadar glukosa dalam darah
(hiperglikemi) akibat kekurangan hormone insulin baik absolut maupun
relative. Absolut berate tidak ada insulin sama sekali. Sedangkan relative
berate jumlahnya cukup/ memang sedikit tinggi atau daya kerjanya kurang.
Penderita DM di Indonesia terus meningkat setiap tahunya, hal ini
dihubungkan dengan meningkatnya angka kesejahteraan. Presentase diabetes
mellitus di kota lebih besar daripada didesa14, 7 % untuk dkota dan 7,2 % d
desa. Indonesia menduduki peringkat keenam didunia dalam hal jumlah
terbanyak penderita diabetes.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk memberikan asuhan keperawatan kepada pasien dengan diabetes
mellitus
2. Tujuan Khusus
a. untuk mengetahui definisi penyakit diabetes mellitus
b. untuk mengetahui etiologi penyakit diabetes mellitus
c. untuk mengetahui manifestasi klinis penyakit diabtes mellitus
d. untuk mengethaui patofisiologi diabetes mellitus
e. untuk mengethaui pathway penyakit biabets mellitus
f. untuk mengetahui komplikasi dari penyakit diabtes mellitus
g. untuk mengetahui pemeriksaan penunjang penyakit diabtes mellitus
h. untuk mengetahui penaktalaksaan penyakit Diabetes mellitus
i. untuk mengetahui pengkajian focus penyakit diabetes mellitus
j. untuk mengetahui diagnose yang mungkin muncul pada diabetes melitus
k. untuk melakukan intervensi penyakit diabetes mellitus
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi
DM merupakan sekelompok kelainan yang ditandai oleh peningkatan kadar
glukosa darah (hiperglikemi). Glukosa secara normal bersirkulasi dalam
jumlah tertentu dalam darah. Glukosa dibentuk di hati dalam makanan yang
dikonsumsi. Insulin, yaitu suatu hormon yang diproduksi pankreas,
mengendalikan kadar glukosa dalam darah dengan mengatur produksi dan
penyimpanannya. (Brunner & Suddarth, 2012)
DM juga meningkatkan insiden penyakit makrovaskuler yang mencakup
insiden infark miokard, stroke dan penyakit vaskuler perifer. (Brunner &
Suddarth, 2012)

B. Etiologi
Penyebab yang pasti belum dapat diketahui, namun ada beberapa faktor
predisposisi yang dapat menimbulkan DM (Brunner & Suddarth, 2012):
1. Hiperglikemi
2. Obesitas
3. Defisiensi sekresi insulin
4. Determinan genetic
5. Kurang gerak/malas.

C. Manifestasi klinis
Menurut Brunner & Suddarth (2012)
1. Diabetes Tipe I
a. hiperglikemia berpuasa
b. glukosuria, diuresis osmotik, poliuria, polidipsia, polifagia
c. keletihan dan kelemahan
d. ketoasidosis diabetik (mual, nyeri abdomen, muntah, hiperventilasi,
nafas bau buah, ada perubahan tingkat kesadaran, koma, kematian)
2. Diabetes Tipe II
a. lambat (selama tahunan), intoleransi glukosa progresif
b. gejala seringkali ringan mencakup keletihan, mudah tersinggung,
poliuria, polidipsia, luka pada kulit yang sembuhnya lama, infeksi
vaginal, penglihatan kabur
c. komplikaasi jangka panjang (retinopati, neuropati, penyakit vaskular
perifer)

D. Patofisiologi
Pada diabetes tipe ini terdapat dua masalah utama yang berhubungan
dengan insulin itu sendiri, antara lain: resisten insulin dan gangguan sekresi
insulin. Normalnya insulin terikat pada reseptor khusus di permukaan sel.
Akibat dari terikatny insulin tersebut maka, akan terjadi suatu rangkaian reaksi
dalam metabolisme glukosa dalam sel tersebut. Resistensi glukosa pada
diabetes mellitus tipe II ini dapat disertai adanya penurunan reaksi intra sel atau
dalam sel. Dengan hal – hal tersebut insulin menjadi tidak efektif untuk
pengambilan glukosa oleh jaringan tersebut. Dalam mengatasai resistensi
insulin atau untuk pencegahan terbentuknya glukosa dalam darah, maka harus
terdapat peningkatan jumlah insulin dalam sel untuk disekresikan . Pada pasien
atau penderita yang toleransi glukosa yang terganggu, keadaan ini diakibatkan
karena sekresi insulin yang berlebihan tersebut, serta kadar glukosa dalam
darah akan dipertahankan dalam angka normal atau sedikit meningkat. Akan
tetapi hal-hal berikut jika sel-sel tidak mampu mengimbangi peningkatan
kebutuhan terhadap insulin maka, kadar glukosa dalam darah akan otomatis
meningkat dan terjadilah Diabetes Melitus Tipe II ini. Walaupun sudah terjadi
adanya gangguan sekresi insulin yang merupakan cirri khas dari diabetes
mellitus tipe II ini, namun masih terdapat insulin dalam sel yang adekuat untuk
mencegah terjadinya pemecahan lemak dan produksi pada badan keton yang
menyertainya. Dan kejadian tersebut disebut ketoadosis diabetikum, akan
tetapi hal initidak terjadi pada penderita diabetes melitus tipe II.
E. Pathway

F. Komplikasi
Menurut McCloskey&Bulechek (2015)
1. Akut
a. Koma hipoglikemia
b. Ketoasidosis
c. Koma hiperosmolar non ketotik
2. Kronik
a. Makroangiopati, mengenai pembuluh darah besar
b. Mikroangiopati
c. Neuropati diabetik
d. Infeksi : gingivitis, ISK
e. Kaki diabetic

G. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan fisik
a) Inspeksi : melihat pada daerah kaki bagaimana produksi keringatnya
(menurun atau tidak), kemudian bulu pada jempol kaki berkurang (-).
b) Palpasi : akral teraba dingin, kulit pecah - -pecah , pucat, kering yang
tidak normal, pada ulkus terbentuk kalus yang tebal atau bisa jugaterapa
lembek.
c) Pemeriksaan pada neuropatik sangat penting untuk mencegah terjadinya
ulkus
2. Pemeriksaan Vaskuler
Pemeriksaan Radiologi yang meliputi : gas subkutan, adanya benda asing,
osteomelietus.
3. Pemeriksaan Laboratorium
Menurut McCloskey&Bulechek (2015)
a. Glukosa darah: darah arteri / kapiler 5-10% lebih tinggi daripada darah
vena, serum/plasma 10-15% daripada darah utuh, metode dengan
deproteinisasi 5% lebih tinggi daripada metode tanpa deproteinisasi
b. Glukosa urin: 95% glukosa direabsorpsi tubulus, bila glukosa darah >
160-180% maka sekresi dalam urine akan naik secara eksponensial, uji
dalam urin: + nilai ambang ini akan naik pada orang tua. Metode yang
populer: carik celup memakai GOD.
c. Benda keton dalam urine: bahan urine segar karena asam asetoasetat cepat
didekrboksilasi menjadi aseton. Metode yang dipakai Natroprusid, 3-
hidroksibutirat tidak terdeteksi
d. Pemeriksan lain: fungsi ginjal ( Ureum, creatinin), Lemak darah:
(Kholesterol, HDL, LDL, Trigleserid), Ffungsi hati, antibodi anti sel
insula langerhans ( islet cellantibody)
H. Penaktalaksanaan
Soegondo S, dkk (2008) menyatakan penatalaksanaan diabetes sering dikaitkan
dengan perencanaan makan, latihan jasmani dan obat-obatan penurun gula
darah.
1. Perencanaan makan
a. Makan makanan yang beraneka ragam yang bisa menjamin terpenuhinya
kecakupan sumber zat teaga, zat pembangun dan zat pengatur.
1) Sumber zat tenaga
Sumber zat tenaga antara lain : beras, jagung, gandum, ubi kayu, ubi
jalar, kentang, sagu, roti dan mi.
Makanan sumber zat tenaga sangat penting menunjang aktivitas sehari-
hari.
2) Sumber zat pembangun
Makanan sumber zat pembangun yang berasal dari bahan nabati adalah
kacang-kacangan, tempe, tahu. Makanan sumber zat pembangun yang
berasal dari hewani adalah telur, ikan, ayam, daging dan susu. Zat
pembangun berperan penting untuk pertumbuhan dan perkembangan
kecerdasan seseorang.
3) Sumber zat pengatur
Makanan sumber zat pengatur adalah semua sayur-sayuran dan buah-
buahan makanan ini mengandung berbagai vitamin dan mineral yang
sangat berperan untuk melancarkan bekerjanya fungsi organ-organ
tubuh.
2. Latihan Jasmani
Latihan jasmani merupakan salah satu pilar penatalaksanaan diabetes
karena dapat menurunkan berat badan, meningkatkan kebugaran,
meningkatkan fungsi jantung, paru dan otot.
Latihan jasmani harus dilakukan secara teratur dan sesuai dengan umur,
jenis kelamin, pekerjaan dan kondisi kesehatan.
3. Obat-obatan penurun gula darah
Jenis tablet atau obat-obatan yang merangsang pankreas untuk melepaskan
persediaan insulin, menaikkan tingkat insulin sehingga gula darah tetap
rendah antara lain :
a. Chlorpropamide lamanya kerja panjang
b. Glibenclamide lamanya kerja sedang
c. Gliclazide lamanya kerja sedang
d. Gliquidone lamanya kerja sedang
e. Tolazamide lamanya kerja sedang
f. Tolbutamide lamanya kerja pendek

I. Pengkajian Fokus
1. Aktivitas /Istrahat; kelemahan, letih, sulit bergerak, kram otot, tonus otot
menurun, gangguan istrahat/tidur.
2. Sirkulasi; Adanya riwayat hipertensi, IM akut, Klaudikasi, kebas dan
kesemutan pada ekstremitas, ulkus pada kaki, penyembuhan yang lama,
takikardia
3. Integritas/Ego; Stress, tergantung pada orang lain, masalah finansial yang
berhubungan dengan kondisi
4. Eliminasi; Perubahan pola berkemih (poliuria), nokturia, rasa nyeri/terbakar,
kesulitan berkemih (infeksi), ISK baru/berulang, nyeri tekan abdomen, diare
5. Nutrisi/Cairan; Hilang nafsu makan, mual/muntah, tidak mematuhi diet,
peningkatan masukan glukosa/karbohidrat, penurunan berat badan lebih dari
beberapa hari/minggu, haus, penggunaan diuretik (Thiazid)
6. Neurosensori; Pusing/pening, sakit kepala, kesemutan, kebas, kelemahan
pada otot, parestesia, gangguan penglihatan
7. Nyeri/kenyamanan; Abdomen yang tegang/nyeri (sedang/berat)
8. Pernapasan; Merasa kekurangan oksigen, batuk dengan/tanpa sputum purulen
(tergantung adanya infeksi/ tidak)
9. Keamanan; Kulit kering, gatal, ulkus kulit
10. Seksualitas; Rabas vagina (cenderung infeksi), masalah impoten pada pria,
kesulitan orgasme pada wanita
11. Penyuluhan/ pembelajaran; Faktor resiko keluarga DM, jantung, stroke,
hipertensi. Penyembuhan yang lambat, penggunaan obat seperti steroid,
diuretik (thiazid), dilantin dan fenobarbital (dapat meningkatkan kadar
glukosa darah). Mungkin atau tidak memerlukan obat diabetik sesuai pesanan
rencana pemulangan: Mungkin memerlukan bantuan dalam pengatuan diet,
pengobatan, perawatan diri, pemantauan terhadap glukosa darah.

J. Diagnosa yang mungkin muncul


Menurut NANDA (2015-2017)
1. Resiko ketidakstabilan kadar glukosa darah
2. Mual berhubungan dengan gangguan biokimia (diabetes mellitus)
3. Resiko Infeksi
4. Kekurangan volume cairan tubuh berhubungan dengan diuresis osmotik.
5. Kurang pengetahuan tentang penyakit, prognosis dan kebutuhan pengobatan
berhubungan dengan kurangnya pemajanan/mengingat, kesalahan
interpretasi informasi.

K. Tujuan / Intervensi
1. Resiko ketidakstabilan kadar glukosa darah
Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan selama 3 x 24 jam
diharapkan resiko ketidakstabilan kadar glukosa darah teratasi dengan
kriteria hasil :
a. glukosa darah dalam kisaran normal
b. peningkatan glukosa darah tidak ada
c. sakit kepala tidak ada
Intervensi :
a. monitor kadar glukosa darah, sesuai indikasi
b. monitor tanda dan gejala hiperglikemia
c. dorong pemantauan sendiri kadar glukosa darah.
d. instruksikan pada pasien dan keluarga mengenai manajemen diabetes
e. identifikasi kemungkinan penyebab hiperglikemi

2. Mual berhubungan dengan gangguan biokimia


Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan selama 3x24 jam
diharapkan mual berhubungan dengan gangguan biokimia dapat teratasi
dengan kriteria hasil
a. asupan cairan menurun
b. asupan makan meningkat
c. perubahan keseimbangan cairan
d. kehilangan selera makan menurun
Intervensi :
a. identifikasi faktor – faktor mual
b. berikan cairan hangat bening yang bersih dan makanan yang tidak berbau
dan berwarna
c. dorong pola makan dengan porsi sedikit makanan yang menarik bagi
pasien yang mual
d. kolaborasikan dengan dokter pengelolaan obat

3. Resiko infeksi
Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan selama 3 x 24 jam
diharapkan resiko infeksi tidak terjadi dan pencegahan infeksi terlaksana
dengan kriteria hasil
a. mengenali faktor resiko pasien dilakukan
b. menyesuaikan strategi kontrol resiko dilakukan
c. memodifikasi gaya hidup pasien untuk mengurangi resiko
d. diet yang dianjurkan dilakukan
e. penggunaan obat yang benar dari obat yang diresepkan
Intervensi :
a. pantau kepatuhan mengenai regimen obat
b. bantu pasien dan anggota keluarga dalam membuat penyesuaian gaya
hidup yang diperlukan
c. ajarkan pasien dan anggota keluarga mengenai pemberian obat yang
sesuai
d. kolaborasikan dengan dokter pemberian obat

4. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan diuresis osmotik,


kehilangan gastric, berlebihan (diare, muntah) masukan dibatasi (mual,
kacau mental).

Tujuan : Kondisi tubuh stabil, tanda-tanda vital, turgor kulit, normal.


Kriteria Hasil :
a. Pasien menunjukan adanya perbaikan keseimbangan cairan, dengan
kriteria ; pengeluaran urine yang adekuat (batas normal), tanda-tanda
vital stabil, tekanan nadi perifer jelas, turgor kulit baik, pengisian kapiler
baik dan membran mukosa lembab atau basah.

Intervensi / Implementasi :
a. Pantau tanda-tanda vital, catat adanya perubahan tekanan darah
ortestastik.
b. Kaji pola napas dan bau napas.
c. Kaji suhu, warna dan kelembaban kulit.
d. Kaji nadi perifer, pengisian kapiler, turgor kulit dan membran mukosa.
e. Pantau intake dan output. Catat berat jenis urine.
f. Ukur berat badan setiap hari.
g. Kolaborasi pemberian terapi cairan sesuai indikasi
DAFTAR PUSTAKA

Arisman, 2011, Diabetes Mellitus : Dalam Buku Ajar Ilmu Gizi Obesitas dan
Diabetes Mellitus , Jakarta: EGC.

Brunner & Suddarth, 2012, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, alih bahasa:
Waluyo Agung., Yasmin Asih., Juli., Kuncara., I.made karyasa, EGC,
Jakarta.

Corwin, EJ. 2009. Buku Saku Patofisiologi. Edisi 3 revisi. Jakarta: EGC

McCloskey&Bulechek, 2015, Nursing Interventions Classifications, Second edisi,


By Mosby-Year book.Inc,Newyork

NANDA, 2015-2017, Nursing Diagnosis: Definitions and classification,


Philadelphia, USA

Anda mungkin juga menyukai