Pendahuluan
Pendahuluan
Pendahuluan
A. Definisi Asma
tightness), dispnea, dan batuk (cough) terutama pada malam atau dini hari.1
yang melibatkan banyak sel dan elemennya. Proses inflamasi kronik ini
manifestasi klinik yang bersifat periodik berupa mengi, sesak napas, dada
terasa berat, batuk-batuk terutama malam hari atau dini hari/subuh. Gejala ini
B. Epidemiologi Asma
tinggi. Berdasarkan data dari GINA, di seluruh dunia diperkirakan terdapat 300
juta orang menderita asma dan tahun 2025 diperkirakan jumlah pasien asma
mencapai 400 juta. Selain itu setiap 250 orang, ada satu orang meninggal
karena asma setiap tahunnya. Data dari berbagai negara menunjukkan bahwa
kelompok dewasa.3
persen, dan 1,4 per mil. Prevalensi asma tertinggi terdapat di Sulawesi Tengah
C. Faktor Resiko2
1. Faktor host
a. Genetik
b. Gender
c. Obesitas
2. Faktor lingkungan
alternaria/jamur)
dll)
j. Perubahan cuaca.
D. Mekanisme Asma5
terjadi reaksi imun tipe I, II, III dan IV yang diikuti reaksi mediator, inflamasi,
kerusakan jaringan dan gejala klinik. Disebutkan bahwa pada 85% pasien
inflamasi dimulai oleh IgE ( asma alergi ) dan sisanya oleh proses yang
independen terhadap IgE ( asma non alergi ). Pada atopi paparan awal terhadap
mengeluarkan sitokin antara lain IL4 dan IL13 yang menyebabkan sel B
reaksi Ag-Ab pada permukaan sel mastosit, yang diikuti aktivasi dari sel dan
bronkus. Pelepasan sitokin seperti IL3, IL4, IL5 dan IL6 mengaktifasi limfosit
seperti IL3, IL4, IL5 lebih lanjut menimbulkan inflamasi yang berkelanjutan.
Dengan demikian proses inflamasi kronik yang kompleks pada asma ditandai
oleh adanya sel radang dan elemen seluler, perubahan struktur saluran nafas
hipertrofi otot polos saluran nafas, penebalan pembuluh darah dan hipersekresi
mukus. Hal ini merupakan langkah terakhir terjadinya gejala dan perubahan
fisiologik saluran nafas pada asma, yaitu berupa kontraksi otot polos, edem,
5
E. Gejala Klinis
Mengi, sesak napas, dada terasa berat, batuk-batuk terutama malam hari atau
dini hari/subuh.
6
F. Diagnosis
1. Anamnesa
Riwayat pengulangan batuk mengi, sulit bernafas, atau berat dada yang
Manifestasi atopik misalnya rhinitis alergika, yang bisa juga ada pada
keluarga
binatang, serbuk sari, asap, bahan kimia, perubahan suhu, debu rumah,
obat– obatan ( aspirin, penghambat beta ), olah raga, rangsang emosi yang
kuat
a) Vital Sign Fitur umum dicatat selama serangan asma akut tingkat
b) Pemeriksaan Thorak
3. Pemeriksaan Penunjang :5
a) Spirometri :
( Volum Ekpirasi Paksa 1 detik ) VEP1 < 70% dari nilai prediksi
atau variasi diurnal dari APE ≥ 20% ( dengan bacaan 2x sehari >
G. Penatalaksanaan
dan melakukan edukasi pasien tentang asma dan tatakelola asma yang
ditentuka
meter
raga sesuai kamampuannya dan bila perlu sebelum olah raga terlebih
Algoritma 1 menunjukkan suatu cara tata laksana asma secara garis besar
pada pasien yang datang ke klinik asma atau klinik emergensi. Tindak
PEF meter secara benar atau adanya masalah lain pada pasien.
langkah terapi secara perlahan, hingga batas dosis obat minimal yang
dapat mengontrol.
Obat Asma8
gejalanya
a) Kortikosteroid inhalasi
b) Kortikosteroid sistemik
basofil.
leukotrien sisteinil).
dengan gejala akut seperti mengi, rasa berat di dada dan batuk, tidak
exercise-induced asthma
tiotropium bromide.
d) Theophilin
H. Pencegahan asma7
Selain mencegah paparan tembakau atau rokok waktu dalam kandungan atau
16
setelah kelahiran, tidak ada intervensi yang terbukti dan diterima luas dapat
kembali repons imun dari bayi ke Th1 atau modulasi T regulator cell. Tetapi
strategi tersebut saat ini masuh merupakan alam hipotesis dan perlu penelitian
lebih banyak.
I. Prognosa
dari waktu ke waktu , dan banyak orang dewasa bahkan bebas dari gejala.
Bahkan dalam beberapa kasus yang parah , orang dewasa mungkin mengalami
fungsi paru-paru, bahkan pada pasien yang diobati secara agresif . Fungsi
paru-paru menurun lebih cepat daripada rata-rata pada orang dengan asma ,
terutama pada mereka yang merokok dan pada mereka dengan produksi lendir
teofilin kerja singkat dan agonis β-2 kerja singkat oral atau
antikolinergik inhalasi
ringan
rendah (diberikan sekaligus atau terbagi dua kali sehari) dan agonis β-2
Kromolin
Leukotriene modifiers
lepas lambat
leukotriene modifiers
Agonis β-2 kerja singkat inhalasi: tidak lebih dari 3–4 kali sehari,
atau
Kombinasi teofilin oral kerja singkat dan agonis β-2 kerja singkat
rendah dan belum terkontrol; maka harus ditambahkan agonis β-2 kerja
inhalasi bentuk IDT atau kombinasi dalam satu kemasan agar lebih
mudah
Tujuan terapi ini adalah untuk mencapai kondisi sebaik mungkin, gejala
Selain itu teofilin lepas lambat, agonis β-2 kerja lama oral, dan