BAB 2 Laporan Anajeen Puskesas
BAB 2 Laporan Anajeen Puskesas
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.4 Kedudukan
Kedudukan puskesmas dibedakan menurut keterkaitannya dengan SKN
(sistem kesehatan nasional), sistem kesehatan kabupaten/kota dan sistem
pemerintah daerah:
1. Sistem Kesehatan Nasional
Kedudukan puskesmas dalam sistem kesehatan nasional adalah sebagai
sarana pelayanan kesehatan strata pertama yang bertangguang jawab
menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat
di wilayah kerjanya.
2. Sistem Kesehatan Kabupaten/Kota
Kedudukan puskesmas dalam sistem kesehatan kabupaten/kota adalah
sebagai unit pelaksana teknis dinas Kesehatan Kabupaten/kota yang bertanggung
jawab menyelenggaarakan sebagian tugas pembangunan kesehatan
kabupaten/kota di wilayah kerjanya.
3. Sistem Pemerintah Daerah
Kedudukan puskesmas dalam sistem pemerintah daerah adalah sebagai unit
pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang merupakan unit
struktural Pemerintah Daerah/Kota bidang kesehatan di tingkat kecamatan.
4. Antar Sarana Pelayanan Kesehatan Strata Pertama
Di wilayah kerja puskesmas terdapat berbagai organisasi pelayanan kesehatan
starata pertama yang dikelola oleh lembaga masyarakat dan swasta seperti praktek
dokter, praktek dokter gigi, praktek bidan, poli klinik dan balai kesehatan
masyarakat. Kedudukan puskesmas di antara berbagai sarana pelayanan kesehatan
strata ini adalah sebagai mitra. Di wilayah kerja puskesmas terdapat pula berbagai
bentuk upaya kesehatan berbasis dan bersumberdaya masyarakat seperti
7
posyandu, polindes, POD (Pos Obat Desa) dan Pos UKK (Upaya Kesehatan
Kerja). Kedudukan puskesmas di antara berbagai sarana pelayanan kesehatan
berbasis dan bersumber daya masyarakat adalah pembina.
4) Target
Penyuluhan kelompok dan umum di dalam dan di luar Puskesmas.
(1) Frekuensi penyuluhan kelompok 12 kali setahun.
(2) Frekuensi penyuluhan melalui media tradisional 4 kali
setahun.
(3) Frekuensi penyuluhan melalui media keliling 12 kali
setahun.
5) Kegiatan Penyuluhan Kesehatan Masyarakat
(1) Di dalam gedung
a. Memberi contoh yang positif tindakan dokter, perawat dan tenaga
kesehatan yang lain.
9
Upaya kesehatan Ibu dan anak adalah upaya dibidang kesehatan yang
menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu meneteki, bayi,
anak balita, prasekolah serta mencakup pola kesehatan pada masyarakat,
pemuka masyarakat serta menambah keterampilan para dukun bayi dan
menambah kegiatan anak ditaman sekolah (Pedoman Kerja Puskesmas
Jilid 11).
2) Tujuan
(1) Tujuan Umum
Tercapainya kemampuan hidup sehat melalui peningkatan derajat
kesehatan yang optimal bagi ibu dan keluarganya untuk menjamin
proses tumbuh kembang optimal yang merupakan landasan bagi
peningkatan kwalitas manusia seutuhnya.
(2) Tujuan Khusus
Meningkatkan kemampuan ibu (Pengetahuan, sikap, dan perilaku)
dalam mengatasi kesehatan diri dan keluarganya dengan
menggunakan teknologi tepat guna dalam upaya pembinaan
kesehatan keluarga, penyuluhan keluarga, penyelenggaraan
posyandu dsb. Meningkatkan upaya pembinaan kesehatan Balita dan
Anak Prasekolah secara mandiri dalam lingkungan keluarga,
paguyuban keluarga, posyandu dan karang balita dan prasekolah.
Meningkatkan jangkauan bayi, anak balita, ibu hamil, ibu bersalin,
ibu nifas dan ibu meneteki. Meningkatkan mutu pelayanan bayi,
anak Balita, ibu hamil, ibu nifas dan ibu meneteki. Meningkatkan
kemampuan dan peran serta masyarakat, keluarga dan seluruh
anggotanya untuk mengatasi masalah kesehatan ibu, balita dan
prasekolah terutama melalui peran ibu dalam keluarga.
3) Kegiatan Pokok Program MA
Kegiatan yang dilakukan oleh MA Puskesmas untuk mencapai tujuan
adalah:
(1) Kegiatan dalam gedung
Pemeriksaan ibu hamil dan ibu meneteki, pemeriksaan dan
pengobatan bayi dan ibu meneteki, pemberian imunisasi pada bayi,
ibu hamil, PUS, pertolongan persalinan, pembinaan dukun bayi
pembinaan atau penyuluhan mengenai keluarga, mengadakan
pencatatan dan pelaporan.
(2) Kegiatan luar gedung
12
2) Tujuan
(1) Tujuan Umum
Meningkatkan peran serta masyarakat dalam paya menyiapkan diri
sehingga mempunyai kemampuan untuk memperbaiki ataupun
meningkatkan status gizi anggota keluarganya.
(2) Tujuan Khusus
Meningkatkan peran sertaa masyarakat dalam perawatan
kegiatan.
Merubah perilaku yang mendukung perbaikan gizi, meliputi:
Semua anak diteteki sampai 2 tahun dan mendapatkan makanan
tambahan sesuai dengan kebutuhannya, setiap kali anak mencret
harus segera diberi oralit, untuk balita (1-4 tahun) harus
mendapatkan vitamin A dosis tinggi setiap 6 bulan sekali setelah
umur 1 tahun, tiap PUS mengikuti KB, tiap bulan bayi ditimbang,
tiap ibu hamil, ibu meneteki 1 sampai 2 piring makanan tambahan
yang bergizi dan lebih banyak dari biasanya, setiap pekarangan
dimanfaatkan untuk meningkatkan gizi keluarga
3) Dasar Pemikiran
(1) Kurang gizi penyebab utama kematian bagi dan anak
(2) Kurang gizi dapat meningkatkan angkat kematian
(3) Kurang gizi dapat menurunkan produktifitas dan keselamatan
kerja karena menurunkan keadaan jasmani dan rohani
(4) Kurang gizi dapat mempengaruhi daya tahan nasional karena
itu kekurangan gizi dapat melemahkan bangsa
14
(2) Perkiraan anak balita 1 – 4 tahun yang diberi kapsul vitamin A dosis
tinggi. 80% x perkiraan penduduk usia balita 1 – 4 tahun.
(3) Jumlah bumil yang diberi tablet besi 80% x diperkirakan bumil yang
ada di Puskesmas.
(4) Penduduk yang mendapat garam beryodium 100% x penduduk
sasaran
(5) Pria 100% x 19,43% x jumlah penduduk sasaran.
(6) Wanita 100% x 36,45% x jumlah penduduk sasaran.
tentang penyakit dan analisa data itu dapat diambil tindakan agar
dapat elektif maka data itu harus lengkap dan sedapat dapatnya up to
date meliputi keadaan paling akhir) data itu diperoleh petugas
pelaksani dan sumber-sumber:
Penderita yang datang ke puskesmas.
Laporan kelahiran dan kematian dan kantor kecamatan.
Laporan dan petugas lapangan puskesmas/lurah desa tentang
sekonyong konyongnya penyakit berwabah dalam suatu daerah.
Laporan dan petugas lapangan atau desa tentang sekonyong
konyongnya bertambahnya kematian atau kuburan dalam suatu
desa atau daerah.
Laporan adanya kenaikan kematian binatang yang ada
hubunganya dengan bertambahnya penyakit dan kematian antara
manuasia seperti dalam wabah sampai antrax).
(2) Melaporkan adanya penyakit menular
Laporan dalam 24 jam
Kasus kasus haru penyakit potensial wabah harus segera
dilaporkan dalam waktu 24 jam.
Menentukan apakah peristiwa suatu letusan atau wabah atau
bukan membandingkan informasi yang tepat mengenai
penderita tersebut dengan definisi yang sudah ditentukan
tentang letusan wabah epidemi.
Laporan mingguan
Apabila masih terjadi kasus penyakit menular potensi wabah
maka kejadian tersebut dapat dilaporkan mingguan dengan
formulir W.II laporan dikirim tiap hari Senin.
Laporan bulanan
Laporan bulanan sesuai dengan formulir SP2TP.
Penyelidikan lapangan
klarifikasi tanpa laporan tentang mordibitas, mortalitas
dalam suatu daerah harus dikunjungi. Untuk menentukan
apakah laporan itu benar, jika memang demikian ditentukan
persoalan seperti harapan orang yang jatuh sakit dan
harapan dalam keadaan terancam.
18
Tujuan khusus :
Menurunkan angka kematian bayi dan balita karena penyakit
diare sebesar 25 %
Sasaran
Seluruh masyarakat luas terutama bayi dan balita pada daerah
puskesmas
Program kerja dan kegiatan yang dilakukan
Penemuan dan pelaporan penderita diare sedini mungkin.
Pengobatan penderita diare.
Membentuk tim gerak cepat penanggulangan terjadinya
kecelakaan luar biasa di lapangan.
Pembuatan tempat penampungan
Target
10 % x 2x jumlah anak 0-4 th adalah penderita diare yang diobati
rata rata per bulan 32 jumlah diare semua umur 10 % x 2 x 11,8 x
jumlah penduduk = 1889
(2) Penyakit kusta
Pengertian
Suatu infeksi yang menahun yang disebabkan oleh basil kusta
(mikroorganisme leprae).
Tujuan
Untuk melaksanakan usaha pemberantasan kusta yang
komprehensip sehingga tidak lagi merupakan masalah
kesehatan masyarakat.
Mencegah cacat dan terselenggaranya usaha rehabilitasi medis.
Sasaran
Seluruh masyarakat dan daerah kerja puskesmas.
Program kerja dan kegiatan yang dilaksanakan.
Penemuan penderita secara aktif dan pasif.
Pengobatan penderita secara teratur.
Pemeriksaan kontak dan seluruh penderita.
Pemeriksaan anak sekolah.
Memberi penyuluhan
Target
21
Tujuan khusus
Untuk memenuhi kebutuhan dan penyaluran faksin secara
mandiri.
Sasaran
Bayi usia 0-11 bulan yaitu BCG, DPT, Polio, Campak, dan
Hepatitis B.
Anak SD kelas I, imunisasi DT.
Anak SD kelas IV, imunisasi terutama wanita.
Ibu hamil, imunisasi TT 1 dan TT 2.
Program kerja dan kegiatan yang dilaksanakan.
Didalam gedung puskesmas adalah imunisasi.
Diluar gedung puskesmas yaitu melalui posyandu:
Persiapan imunisasi.
Pengelolahan chold chain.
Pelaksanaan imunisasi.
Penyuluhan mengenai imunisasi.
Target
80% imunisasi bayi dari populasi. = 559
6. Pengobatan
1) Pengertian
Suatu bagian dari Puskesmas yang memberi pengobatan dan perawatan
dipuskesmas khusus untuk perawatan (Depkes RI, 2006).
2) Tujuan
(1) Tujuan Umum
Meningkatkan derajat kesehatan perorangan dan masyarakat
Indonesia
(2) Tujuan Khusus
Untuk membuat diagnosa dini.
Memberi pengobatan secara kausal atau klinik.
Membatasi ketidak mampuan petugas.
Mengadakan rehabilitasi.
Meringankan beban pasien.
Mencegah dan memberantas penyakit menular.
Mempertinggi taraf hidup masyarakat khususnya dalam bidang
kesehatan
23
3) Kegiatan Pokok
(1) Kegiatan dalam gedung
Rawat jalan.
Menjalani pengobatan penderita baru atau lama.
Mengadakan rujukan dan posyandu, MA, UKS.
Melayani pengobatan secara berkala pada penderita yang
berpenyakit kronis.
Mengadakan pencatatan dan pelaporan hasil kunjungan rawat
jalan.
Memberikan HE kepada para pengunjung.
Rawat inap
(2) Kegiatan diluar gedung
Posyandu.
Pelayanan post pengobatan.
Puskesmas keliling.
Kunjungan rurnah
4) Sasaran
Kepada semua masyarakat diwilayah kerja Puskesmas yang
membutuhkan pelayanan kesehatan
5) Target
Jangkauan pengobatan jalan
Jumlah kasus baru 0,45 % x 365 x 63,5 % x 80 % x 65 % x jumlah
penduduk Puskesmas.
Kwalitas mutu pelayanan 100 %
Kesehatan olah raga adalah ilmu yang mengolah segala aspek medis dari
kegiatan olah raga yang merupakan aplikasi dari ilmu kedokteran
terutama fisiologi cardiologis astropedik, ilmu gigi dan psikologi. Jadi
kesehatan keluarga adalah semua bentuk kegiatan yang merupakan
ilmu/pengetahuan fisik pada umumnya (Depkes RI, 2006).
2) Tujuan
(1) Tujuan Umum
Untuk menunjang upaya peningkatan derajat kesehatan dan kualitas
melalui, latihan fisik.
(2) Tujuan Khusus
Mengembangkan upaya peningkatan derajat kesehatan melalui
latihan fisik.
Membantu upaya peningkatan kesegaran jasmani yang
mempunyai pengaruh langsung terhadap produktifitas kerja.
Membantu upaya peningkatan olah raga, produktifitas olahraga,
prestasi, olahraga masyarakat dan olah raga tradisional.
3) Sasaran
Upaya peningkatan kesegaran jasmani melalui upaya kesehatan olah raga
akan menjangkau.
(1) Seluruh usia golongan produktifitas terutama di kota-kota besar.
(2) Seluruh kelompok-kelompok olah raga masyarakat siap sekolah
melalui upaya pelaksanaan kurikulum dan program ekstrakulikuler.
(3) Seluruh kelompok-kelompok olah raga masyarakat dalam bentuk
perkumpulan, klub-klub, dll.
(4) Pusat-pusat kesegaran jasmani lain (tempat/alat olah raga,
rehabilitasi dengan latihan fisik, dll).
(5) Tenaga memberi pelayanan dalam bidang kesehatan baik medis
maupun non medis.
(6) Puskesmas sebagai ujung tombak memberi pelayanan kesehatan olah
raga dengan seluruh sistem rujukan.
(7) Organisasi olah raga prestasi (KONI) dan BAPOPI.
(8) Golongan penderita penyakit degeneratif (kardiovaskuler, DM, dll).
4) Kebijakan dan Strategi
(1) Perluasan jangkauan pelayanan
Dalam memperluas jangkauan pelayanan kesehatan olah raga akan
digunakan pola sebagai berikut :
26
(2) Atlet
Bentuk pelayanan antara lain:
Pemeriksaan berkala yang terdiri dari :
Pemeriksaan keadaan fisik secara teliti
27