Anda di halaman 1dari 34

4

BAB 2
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Puskesmas


Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah satu kesatuan organisasi
kesehatan fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat
yang juga membina peran serta masyarakat di samping memberikan pelayanan
secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat diwilayah kerjanya dalam
bentuk kegiatan pokok (Efendi, 2009).
Puskesmas merupakan unit pelayanan kesehatan yang letaknya berada
paling dekat ditengah-tengah masyarakat dan mudah dijangkau dibandingkan
dengan unit pelayanan kesehatan lainya (Rumah Sakit Swasta maupun Negeri).
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis (UPT) dinas kesehatan
kabupaten/kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan
kesehatan di suatu wilayah kerja (DEPKES RI, 2006).
Suatu unit organisasi yang bergerak dalam bidang pelayanan kesehatan yang
berada di garda terdepan dan mempunyai misi sebagai pusat pengembangan
pelayanan kesehatan, yang melaksanakan pembinaan dan pelayanan kesehatan
secara menyeluruh dan terpadu untuk masyarakat di suatu wilayah kerja tertentu
yang telah ditentukan secara mandiri dalam menentukan kegiatan pelayanan
namun tidak mencakup aspek pembiayaan (Ilham Akhsanu Ridlo, 2008).

2.2 Tujuan Puskesmas


2.2.1 Tujuan Umum
Menyelenggarakan upaya Puskesmas yang bermutu, merata, terjangkau
dengan peran serta masyarakat secara aktif sehingga tercapai kemampuan hidup
sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang
optimal bagi seluruh masyarakat.
2.2.2 Tujuan Khusus
1. Pemerataan pencakupan, hasil guna dan daya guna program Puskesmas yang
meliputi kegiatan pengembangan, pembinaan dan pelayanan.
2. Peningkatkan kemampuan masyarakat untuk menolong dirinya sendiri dalam
bidang kesehatan dan peningkatan peran serta masyarakat, termasuk swasta
dalam bentuk upaya kesehatan.
3. Peningkatan status gizi masyarakat melalui perbaikan gizi keluarga,
perubahan perilaku dan gaya hidup yang mendukung tercapainya perbaikan
5

gizi. Peningkatan mutu lingkungan hidup masyarakat melalui perbaikan


lingkungan hidup, perubahan perilaku serta gaya hidup.
4. Pengurangan kesakitan, kematian, cacat fisik sebagai akibat penyakit dan
kecelakaan, gangguan jiwa, penyalahgunaan narkotik dan bahan berbahaya
serta pengaruh lingkungan yang tidak sehat.
5. Pengembangan keluarga sehat sejahtera dengan makin diterimanya NKKBS.

2.3 Fungsi Puskesmas


Menurut Putu Sudayasa dalam Ikayana Kesmas (2012), sebagai berikut:
1. Pusat Penggerak Pembangunan Berwawasan Kesehatan.
Berupaya menggerakkan lintas sektor dan dunia usaha di wilayah kerjanya
agar menyelenggarakan pembangunan yang berwawasan kesehatan, aktif
memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap
program pembangunan di wilayah kerjanya.
2. Pusat Pemberdayaan Masyarakat.
1) Berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat, keluarga dan
masyarakat: Memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani
diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat.
2) Berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk
pembiayaan.
3) Ikut Menetapkan menyelenggarakan dan memantau pelaksanaan program
kesehatan.
4) Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka
meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat.
5) Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan kegiatan
dalam rangka menolong dirinya sendiri.
6) Memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana menggali
dan menggunakan sumberdaya yang ada secara efektif dan efisien.
3. Pusat Pelayanan Kesehatan Strata Pertama.
Puskesmas bertanggungjawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan
tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Pelayanan
kesehatan tingkat pertama yang menjadi tanggungjawab puskesmas meliputi:

1) Pelayanan kesehatan perorangan


Pelayanan kesehatan perorangan adalah pelayanan yang bersifat pribadi
(private goods) dengan tujuan utama menyembuhkan penyakit dan
pemulihan kesehatan perorangan, tanpa mengabaikan pemeliharaan
kesehatan dan pencegahan penyakit. Pelayanan perorangan tersebut
adalah rawat jalan dan untuk puskesmas tertentu ditambah dengan rawat
inap.
6

2) Pelayanan kesehatan masyarakat


Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan yang bersifat publik
(public goods) dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan
kesehatan serta mencegah penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan
penyakit dan pemulihan kesehatan. Pelayanan kesehatan masyarakat
tersebut antara lain adalah promosi kesehatan, pemberantasan penyakit,
penyehatan lingkungan, perbaikan gizi, peningkatan kesehatan keluarga,
keluarga berencana, kesehatan jiwa masyarakat serta berbagai program
kesehatan masyarakat lainnya.

2.4 Kedudukan
Kedudukan puskesmas dibedakan menurut keterkaitannya dengan SKN
(sistem kesehatan nasional), sistem kesehatan kabupaten/kota dan sistem
pemerintah daerah:
1. Sistem Kesehatan Nasional
Kedudukan puskesmas dalam sistem kesehatan nasional adalah sebagai
sarana pelayanan kesehatan strata pertama yang bertangguang jawab
menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat
di wilayah kerjanya.
2. Sistem Kesehatan Kabupaten/Kota
Kedudukan puskesmas dalam sistem kesehatan kabupaten/kota adalah
sebagai unit pelaksana teknis dinas Kesehatan Kabupaten/kota yang bertanggung
jawab menyelenggaarakan sebagian tugas pembangunan kesehatan
kabupaten/kota di wilayah kerjanya.
3. Sistem Pemerintah Daerah
Kedudukan puskesmas dalam sistem pemerintah daerah adalah sebagai unit
pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang merupakan unit
struktural Pemerintah Daerah/Kota bidang kesehatan di tingkat kecamatan.
4. Antar Sarana Pelayanan Kesehatan Strata Pertama
Di wilayah kerja puskesmas terdapat berbagai organisasi pelayanan kesehatan
starata pertama yang dikelola oleh lembaga masyarakat dan swasta seperti praktek
dokter, praktek dokter gigi, praktek bidan, poli klinik dan balai kesehatan
masyarakat. Kedudukan puskesmas di antara berbagai sarana pelayanan kesehatan
strata ini adalah sebagai mitra. Di wilayah kerja puskesmas terdapat pula berbagai
bentuk upaya kesehatan berbasis dan bersumberdaya masyarakat seperti
7

posyandu, polindes, POD (Pos Obat Desa) dan Pos UKK (Upaya Kesehatan
Kerja). Kedudukan puskesmas di antara berbagai sarana pelayanan kesehatan
berbasis dan bersumber daya masyarakat adalah pembina.

2.5 Wilayah Puskesmas


Wilayah kerja puskesmas meliputi satu kecamatan atau sebagian kecamatan.
Faktor yang digunakan untuk menentukan wilayah kerja Puskesmas :
1. Kepadatan penduduk
2. Luas daerah
3. Keadaan geografis
4. Keadaan instrastruktur yang lain
Puskesmas merupakan perangkat pemerintah daerah sehingga pembagian
wilayah kerja puskesmas ditetapkan oleh Bupati dengan sarana tehnis dari kepala
kantor Departemen Puskesmas kabupaten/Kodya yang telah disetujui oleh kepala
kantor wilayah kesehatan Propinsi.
Untuk wilayah kerja Puskesmas Moropelang adalah merupakan sebagian
dari kecamatan karena di Kecamatan Babat terdapat 3 Puskesmas.

2.6 Kegiatan Pokok Puskesmas


2.6.1 Upaya Kesehatan Wajib
1. Penyuluhan atau Promosi Kesehatan Masyarakat
1) Pengertian
Promosi kesehatan adalah “memasarkan” atau “menjual” atau
“memperkenalkan” pesan-pesan kesehatan atau “upaya-upaya”
kesehatan, sehingga “menerima” atau membeli (dalam arti menerima
perilaku kesehatan) atau “mengenal” pesan-pesan kesehatan tersebut,
yang akhirnya masyarakat mau berperilaku hidup sehat (Efendi, 2009).
Penyuluhan adalah suatu proses belajar untuk mengembangkan
pengertian yang benar, singkat dan positif pada individu dan keluarga
terhadap kesehatan agar yang bersangkutan dapat menerapkan cara hidup
sehat sebagian dari cara hidupnya sehari-hari, kesadaran dan kemauan
diri (Depkes RI, 2006).
2) Tujuan
(1) Dapat mewujudkan derajat kesehatan perorangan dan masyarakat
yang setinggi-tingginya.
(2) Menyebarluaskan informasi kesehatan dengan lebih memanfaatkan
medis penyuluhan.
8

(3) Meningkatkan pengembangan dan penyuluhan Puskesmas sebagai


pola kehidupan sehari-hari.
(4) Kebersihan dan hidup sehat dapat diterima sebagai pola kehidupan
sehari-hari.
(5) Meningkatkan teknis-teknis penyuluhan bagi petugas Puskesmas.
(6) Memberi bekal ketrampilan dan pengetahuan kader tentang kegiatan
posyandu agar dapat membantu secara aktif upaya kesehatan
posyandu.
3) Sasaran
(1) Kelompok umum baik pedesaan maupun perkotaan
(2) Kelompok khusus
a. Masyarakat di daerah terpenuhi dan terasing
b. Masyarakat di daerah perekonomian dan termasuk
transmigrasi.
c. Masyarakat yang terkena masalah kesehatan misalnya wabah
diare, demam berdarah.
d. Masyarakat yang mempunyai pengaruh dalam menentukan
pengambilan keputusan dan proses pelayanan, misalnya pemuka
masyarakat baik formal maupun nonformal.
e. Masyarakat yang peka terhadap masalah kesehatan, misalnya
bumil, ibu meneteki dan usila.
f. Masyarakat yang berada di berbagai instansi perumahan baik
pemerintah, swasta misalnya RS, Puskesmas, sekolah, posyandu,
dan lain-lain.
g. Kelompok yang hipotensi dalam kegiatan penyuluhan seperti
PKK, karang taruna, KPNI.

4) Target
Penyuluhan kelompok dan umum di dalam dan di luar Puskesmas.
(1) Frekuensi penyuluhan kelompok 12 kali setahun.
(2) Frekuensi penyuluhan melalui media tradisional 4 kali
setahun.
(3) Frekuensi penyuluhan melalui media keliling 12 kali
setahun.
5) Kegiatan Penyuluhan Kesehatan Masyarakat
(1) Di dalam gedung
a. Memberi contoh yang positif tindakan dokter, perawat dan tenaga
kesehatan yang lain.
9

b. Puskesmas sebagai contoh penampilan yang rapi, bersih, sehat


gedungnya.
c. Gambar-gambar yang mudah dipahamai, seperti poster.
d. Penyuluhan kesehatan mengenai imunisasi dan KB.
e. Penyuluhan individu saat pemeriksaan.
f. Penyuluhan kelompok di Puskesmas (KIA/ KB).
g. Pelaksanaan program MTBS (Manajemen Terpadu Bayi Sakit)
(2) Di luar gedung
a. Kegiatan posyandu dan imunisasi.
b. Kunjungan rumah dan kasus.
c. Dilaksanakan di dalam desa binaan.

2. Upaya Kesehatan Lingkungan


1) Pengertian
Kesehatan lingkungan adalah upaya untuk meningkatkan kesehatan
lingkungan pemukiman melalui usaha senitasi dasar pengamatan mutu
lingkungan dan tempat umum termasuk pengendalian pencemaran
lingkungan dengan peningkatan peran serta masyarakat dan keterpaduan
pengelolaan lingkungan melalui analisis dampak lingkungan (Depkes RI,
2006).
2) Tujuan
(1) Tujuan Umum
Kegiatan peningkatan kesehatan lingkungan bertujuan dalam
terkendalinya dan hilangnya unsur fisik lingkungan yang terdapat di
masyarakat yang dapat memberikan pengaruh jelas terhadap
kesehatan mereka.
(2) Tujuan Khusus
a. Meningkatkan mutu lingkungan hidup yang dapat menjamin
kesehatan menuju derajat kesehatan yang optimal.
b. Terwujudnya kesadaran dan keikutsertaan masyarakat dan sektor
lain yang berkaitan dengan tanggung jawab atas upaya
peningkatan dan pelestarian lingkungan.
c. Terlaksananya peraturan-peraturan tentang kesehatan lingkungan
dan pemukiman yang berlaku.
d. Terselenggaranya pendidikan kesehatan guna menunjang kegiatan
dalam meningkatkan kesehatan lingkungan dan pemukiman.
e. Terlaksananya pengamatan secara teratur pada sasaran sanitasi
pengamatan masyarakat, tempat penjual makanan, perusahan dan
tempat umum
3) Pokok-pokok Higiene Sanitasi
(1) Penyediaan air bersih
(2) Penyehatan perumahan dan lingkungan
a. Pemeriksaan sanitasi rumah penduduk
10

b. Penyuluhan sanitasi rumah penduduk


(3) Pengawasan Kwalitas lingkungan
a. Higiene sanitasi TR2M
b. Higiene sanitasi TTU
(4) Pembudayaan kesehatan lingkungan
4) Sasaran Target
(1) Seluruh masyarakat diwilayah kerja puskesmas
(2) Seluruh sarana fisik yang terkait dalam program kesehatan
lingkungan diwilayah puskesmas
Target yang dilaksanakan dipuskesmas adalah :
a. Jangkauan /target air bersih 30,18 % dari jumlah penduduk
b. Jangkuan pelayanan spol 50 % dari jumlah penduduk
c. Pemakaian jamban keluarga 60,7 % dari jumlah penduduk
d. Pengawasan terhadap TTU 100% dari TTU yang ada
e. TTU yang memenuhi syarat 100% dari TTU yang ada
f. TP2T yang memenuhi syarat 100 % dari TTU yang ada
g. Jumlah pengelolaan TP2M yang diberi khusus yang ada
h. Jumlah kunjungan rumah yang diberikan petunjuk 360 dari rumah
yang ada
5) Sistem Pelaporan
Periode dan macam laporan :
(1) Laporan bulanan meliputi laporan kegiatan dan laporan kegiatan
lingkungan perumahan
(2) Laporan tribulan meliputi :
a. TPU puskesmas.
b. Keadaan dan manfaat SPAL.
c. Keadaan dan manfaat jamban keluarga.
d. Air bersih.
e. Laporan tahunan meliputi keadaan dan manfaat air besih yang
dibangun oleh pemerintah dan system Perpipaan.
f. Arus Laporan dari puskesmas ke Dinas Kesehatan tingkat II
dan langsung ke tingkat I .

3. KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) dan KB (Keluarga Berencana)


1. KIA (Kesehatan Ibu dan Anak)
1) Pengertian
11

Upaya kesehatan Ibu dan anak adalah upaya dibidang kesehatan yang
menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu meneteki, bayi,
anak balita, prasekolah serta mencakup pola kesehatan pada masyarakat,
pemuka masyarakat serta menambah keterampilan para dukun bayi dan
menambah kegiatan anak ditaman sekolah (Pedoman Kerja Puskesmas
Jilid 11).
2) Tujuan
(1) Tujuan Umum
Tercapainya kemampuan hidup sehat melalui peningkatan derajat
kesehatan yang optimal bagi ibu dan keluarganya untuk menjamin
proses tumbuh kembang optimal yang merupakan landasan bagi
peningkatan kwalitas manusia seutuhnya.
(2) Tujuan Khusus
Meningkatkan kemampuan ibu (Pengetahuan, sikap, dan perilaku)
dalam mengatasi kesehatan diri dan keluarganya dengan
menggunakan teknologi tepat guna dalam upaya pembinaan
kesehatan keluarga, penyuluhan keluarga, penyelenggaraan
posyandu dsb. Meningkatkan upaya pembinaan kesehatan Balita dan
Anak Prasekolah secara mandiri dalam lingkungan keluarga,
paguyuban keluarga, posyandu dan karang balita dan prasekolah.
Meningkatkan jangkauan bayi, anak balita, ibu hamil, ibu bersalin,
ibu nifas dan ibu meneteki. Meningkatkan mutu pelayanan bayi,
anak Balita, ibu hamil, ibu nifas dan ibu meneteki. Meningkatkan
kemampuan dan peran serta masyarakat, keluarga dan seluruh
anggotanya untuk mengatasi masalah kesehatan ibu, balita dan
prasekolah terutama melalui peran ibu dalam keluarga.
3) Kegiatan Pokok Program MA
Kegiatan yang dilakukan oleh MA Puskesmas untuk mencapai tujuan
adalah:
(1) Kegiatan dalam gedung
Pemeriksaan ibu hamil dan ibu meneteki, pemeriksaan dan
pengobatan bayi dan ibu meneteki, pemberian imunisasi pada bayi,
ibu hamil, PUS, pertolongan persalinan, pembinaan dukun bayi
pembinaan atau penyuluhan mengenai keluarga, mengadakan
pencatatan dan pelaporan.
(2) Kegiatan luar gedung
12

Pembinaan kegiatan posyandu, kunjungan rumah untuk mencari ibu


dan anak yang memerlukan pemeliharaan untuk memberikan
pendidikan kesehatan, pengamatan tumbang, kunjungan rumah
untuk ibu hamil dan menyusui, penyuluhan kesehatan, melayani
kunjungan partus, pembinaan kader, ibu guru TK, dukun bayi,
pengobatan nngan pada ibu hamil.
4) Program Kerja KIA
Program Kerja di Puskesmas adalah:
(1) Untuk memberikan pemeriksaan pada ibu hamil minimal 4 x
kunjungan.
(2) Ibu hamil sebelum usia 8 bulan kehamilannya harus mendapat
imunisasi TT.
(3) Untuk pemenksaan pada ibu hamil resiko tinggi 7 x kunjungan.
(4) Untuk menilai atau menentukan kelainan - kelainan akseptor
KB sedini mungkin.
5) Sasaran
(1) Populasi KIA
Bayi, balita, anak prasekolah, ibu hamil, ibu meneteki, ibu bersalin
(2) Target ( Menurut Dinas Kesehatan Tahun 2012)
Bayi 97 %, balita: 80 %, Anak prasekolah : 100 %, ibu hamil: 20 %,
ibu meneteki : 80 %, ibu bersalin : 80 %.
2. KB (Keluarga Berencana)
1) Pengertian
Perencanaan kehamilan sehingga kehamilan terjadi pada waktu yang
diinginkan jarak kelahiran diperpanjang untuk membina kesehatan
sebaik- baiknya bagi seluruh anggota dan kelahiran selanjutnya dicegah
apabila jumlah anak telah mencapai jumlah yang dikehendaki NKKBS
(Pedoman Kerja Puskesmas Jilid II)
2) Tujuan
(1) Tujuan Umum
Meningkatkan peran serta masyarakat dalam upaya menolong
dirinya sendiri sehingga mempunyai kemampuan untuk
memperbaiki ataupun meningkatkan status gizi anggota keluarganya.
(2) Tujuan Khusus
Meningkatkan peran serta masyarakat dalam perawatan kesehatan,
merubah perilaku yang mendukung perbaikan gizi, meliputi: semua
anak diteteki sampai 2 tahun dan mendapatkan makanan tambahan
sesuai dengan kebutuhannya. Setiap kali anak mencret harus segera
13

diberi oralit. Untuk Balita (1- 4 tahun ) harus mendapatkan Vit A


dosis tinggi setiap 6 bulan sekali setelah umur 1 tahun. Tiap PUS
mengikuti KB. Tiap bulan bayi ditimbang. Tiap ibu hamil, ibu
meneteki 1-2 piring makanan tambahan yang bergizi dan lebih
banyak dan biasanya. Setiap pekarangan dimanfaatkan untuk
meningkatkan gizi keluarga.

4. Usaha Peningkatan Gizi Keluarga


1) Pengertian
Kegiatan masyarakat dalam upaya peningkatan gizi dalam tiap keluarga
di Indonesia (Depkes RI, 2006).

2) Tujuan
(1) Tujuan Umum
Meningkatkan peran serta masyarakat dalam paya menyiapkan diri
sehingga mempunyai kemampuan untuk memperbaiki ataupun
meningkatkan status gizi anggota keluarganya.
(2) Tujuan Khusus
 Meningkatkan peran sertaa masyarakat dalam perawatan
kegiatan.
 Merubah perilaku yang mendukung perbaikan gizi, meliputi:
Semua anak diteteki sampai 2 tahun dan mendapatkan makanan
tambahan sesuai dengan kebutuhannya, setiap kali anak mencret
harus segera diberi oralit, untuk balita (1-4 tahun) harus
mendapatkan vitamin A dosis tinggi setiap 6 bulan sekali setelah
umur 1 tahun, tiap PUS mengikuti KB, tiap bulan bayi ditimbang,
tiap ibu hamil, ibu meneteki 1 sampai 2 piring makanan tambahan
yang bergizi dan lebih banyak dari biasanya, setiap pekarangan
dimanfaatkan untuk meningkatkan gizi keluarga
3) Dasar Pemikiran
(1) Kurang gizi penyebab utama kematian bagi dan anak
(2) Kurang gizi dapat meningkatkan angkat kematian
(3) Kurang gizi dapat menurunkan produktifitas dan keselamatan
kerja karena menurunkan keadaan jasmani dan rohani
(4) Kurang gizi dapat mempengaruhi daya tahan nasional karena
itu kekurangan gizi dapat melemahkan bangsa
14

(5) Kurang gizi dapat menurunkan kecerdasan anak terutama anak


sekolah.
(6) Masalah gizi yang utama adalah:
 Kekurangan protein dan kalori terutama pada balita, bumil dan
ibu meneteki.
 Kekurangan vitamin A dapat menyebabkan kebutaan.
 Kurang zat besi pada bumil dan anak.
 Kurang garam yodium pada anak-anak.
4) Kegiatan UPGK (Usaha Peningkatan Gizi Keluarga)
Kegiatan UPGK yang dilakukan di puskesmas :
(1) Pencatatan dan perhitungan status gizi untuk mengetahui status
gizi anak dilakukan penimbangan baik di desa maupun di
Puskesmas.
(2) Penanganan anak balita dengan gizi buruk meliputi pemberian
makanan anak waktu ditimbang
(3) Penyuluhan tentang gizi meliputi :
 Cara memperoleh makanan, menghidangkan makanan dan cara
menyiapkan.
 Cara memberikan makanan yang telah diterima dengan
pemanfaatan Pekarangan.
(4) Memberikan UPGK yaitu diberi oleh petugas Puskesmas
adalah :
 Posyandu.
 Pembinaan kader
5) Lokasi Pelayanan Gizi
(1) Di dalam gedung Puskesmas
 Penimbangan dan pengisian KMS.
 Pemberian makanan tambahaan.
 Pemberian tablet tambah darah dan oralit.
 Penyuluhan gizi
(2) Di luar gedung Puskesmas
 Penimbangan dan pengisian.
 Pemberian makanan tambahan.
 Pemberian tablet tambah darah dan oralit.
 Penyuluhan gizi
6) Sasaran UPGK (Usaha Peningkatan Gizi Keluarga)
Bayi, Anak, Ibu hamil, Ibu meneteki, Ibu nifas, Pembinaan dukun bayi,
Pembinaan guru TK
7) Target UPGK (Usaha Peningkatan Gizi Keluarga)
(1) Jumlah balita 0 – 4 tahun yang ditimbang 60% x perkiraan jumlah
usia balita 0 – 4 tahun
15

(2) Perkiraan anak balita 1 – 4 tahun yang diberi kapsul vitamin A dosis
tinggi. 80% x perkiraan penduduk usia balita 1 – 4 tahun.
(3) Jumlah bumil yang diberi tablet besi 80% x diperkirakan bumil yang
ada di Puskesmas.
(4) Penduduk yang mendapat garam beryodium 100% x penduduk
sasaran
(5) Pria 100% x 19,43% x jumlah penduduk sasaran.
(6) Wanita 100% x 36,45% x jumlah penduduk sasaran.

5. P2M (Pemberantasan Penyakit Menular)


1) Pengertian
P2M (Pemberantasan Penyakit Menular) adalah menghilangkan atau
merubah cara berpindahnya penyakit menular dan infeksi, pemindahan
penyakit atau penularan itu suatu cara bagaimana orang yang rawan
dapat memperoleh penyakit atau infeksi dari orang lain atau hewan yang
sakit (Depkes RI, 2006). Cara-cara tersebut adalah:
 Penularan langsung dari manusia atau hewan yang sakit ke manusia,
ini dapat terjadi karena tetes-tetesan halus yang terhambur dari batuk
ludah atau bersin.
 Penularan tidak langsung:
 Dengan perantara benda/barang yang kotor.
 Dengan perantara serangga atau gigitan serangga.
Istilah-istilah dalam pemberantasan penyakit dan kejadian-kejadian yang
luar biasa artinya sebagai berikut :
(1) Wabah
Adalah suatu peningkatan kejadian kesakitan atau kematian yang
telah meluas secara cepat baik jumlah kasus maupun luas daerah
yang terjangkit.
(2) Kejadian luar biasa
 KLB
Adalah suatu timbulnya kejadian kesakitan kematian dan
meningkatya suatu kejadian kesakitan kematian yang bermakna
secara epidemiologis pada suatu kelompok penduduk dalam
kurun waktu tertentu.
 Kriteria KLB antara lain
16

 Timbulnya suatu penyakit menular yang sebelumnya


tidak ada atau tidak dikenal suatu daerah
 Adanya peningkatan kesakitan dan kematian yang biasa
terjadi pada kurun waktu sebelumnya (jam, hari, minggu
tergantung jenis penakitnya.
 Adanya peningkatan kesakitan terus-menerus selama 3
kurun waktu (jam, hari, minggu) berturut-turut menurut jenis
penyakitnya.
(3) Penyakit-penyakit menular yang didapatkan adalah penyakit yang
memerlukan kewaspadaan ketat yaitu penyakit wabah atau yang
berpotensi wabah yang cepat menular dikelompokan sbb :
 Penyakit karantina / penyakit wabah seperti kolera, poliomyelitis,
pes, difieri.
 Penyakit potensial wabah / KLB yang menjalar dalam waktu
cepat atau mempunyai mortalitas tinggi dan memerlukan tindakan
segera: DHF, campak, rabies, diare, pertusis.
 Penyakit potensial wabah lainnya dan beberapa penyakit penting
ma1aria hepatitis, encepalitis, meningitis, tetanus menahun,
antrax, keracunan.
 Penvakit menular yang berpotensi wabah tetapi diprogramkan. Di
tingkat kecamatan dilakukan secara bulanan melalui rapat terpadu
puskesmas ke Kabupaten dan seterusnya
2) Tujuan
Tujuan pemberantasan penyakit adalah
(1) Mencegah terjadinya penularan penyakit
(2) Mengurangi kesakitan
(3) Mengurangi kematian
3) Langkah-langkah Pemberantasan Penyakit Menular
Rencana efektif untuk mengurangi atau memberantas penyakit menular
harus diadakan ditingkat nasional dengan mengikutsertakan tidak saja
petugas puskesmas tetapi juga seluruh anggota masyarakat. Tehnik
dasarnya dinamakan pengamatan dan pemberantasan terdiri dari langkah-
langkah sebagai berikut :
(1) Pengumpulan dan analisa data tentang pengamatan atau
surveilance berarti terus-menerus mencari dan pengumpulan data
17

tentang penyakit dan analisa data itu dapat diambil tindakan agar
dapat elektif maka data itu harus lengkap dan sedapat dapatnya up to
date meliputi keadaan paling akhir) data itu diperoleh petugas
pelaksani dan sumber-sumber:
 Penderita yang datang ke puskesmas.
 Laporan kelahiran dan kematian dan kantor kecamatan.
 Laporan dan petugas lapangan puskesmas/lurah desa tentang
sekonyong konyongnya penyakit berwabah dalam suatu daerah.
 Laporan dan petugas lapangan atau desa tentang sekonyong
konyongnya bertambahnya kematian atau kuburan dalam suatu
desa atau daerah.
 Laporan adanya kenaikan kematian binatang yang ada
hubunganya dengan bertambahnya penyakit dan kematian antara
manuasia seperti dalam wabah sampai antrax).
(2) Melaporkan adanya penyakit menular
 Laporan dalam 24 jam
 Kasus kasus haru penyakit potensial wabah harus segera
dilaporkan dalam waktu 24 jam.
 Menentukan apakah peristiwa suatu letusan atau wabah atau
bukan membandingkan informasi yang tepat mengenai
penderita tersebut dengan definisi yang sudah ditentukan
tentang letusan wabah epidemi.
 Laporan mingguan
Apabila masih terjadi kasus penyakit menular potensi wabah
maka kejadian tersebut dapat dilaporkan mingguan dengan
formulir W.II laporan dikirim tiap hari Senin.
 Laporan bulanan
Laporan bulanan sesuai dengan formulir SP2TP.
 Penyelidikan lapangan
 klarifikasi tanpa laporan tentang mordibitas, mortalitas
dalam suatu daerah harus dikunjungi. Untuk menentukan
apakah laporan itu benar, jika memang demikian ditentukan
persoalan seperti harapan orang yang jatuh sakit dan
harapan dalam keadaan terancam.
18

 Contoh yang tepat diambil untuk pemenksaan laborat


tertentu dapat dikerjakan dipuskesmas apabila fasilitas
tersedia, seperti: Sedian darah untuk malaria, sputum orang
diduga menderita TBC untuk basil tahan asam, contoh kulit
orang yang disangka penderita penyakit kusta untuk basil
tahan asarn
Jika laporan tentang penyakit menular sudah dibenarkan maka
petugas lapangan harus:
 Mencari kasus kasus lain didalam rumah penderita disekitarnya
dan diantara kontak (orang yang ada huhunganya atau pernah
mengunjungi penderita waktu sakit).
 Berusaha untuk mencari sumber infeksi. Langkah langkah ini
merupakan proses berfikir yang ada dalam ingatan seseorang
penyelidik selama berlangsung penyelidikan epidemiolgi tersebut.
Langkah - langkah itu secara berurutan adalah sehagai berikut:
Konfirmasi atau menegakkan diagnosa, menentukan peristiwa itu
suatu letusan wabah dengan faktor tempat, waktu. orang,
rumuskan suatu hipotesis sementara. laksanakan penyelidikan
yang sudah direncanakan tes hipotesis dan rumuskan.
 Tindakan pertama untuk membatasi penyebaran penyakit setiap
puskesmas harus mengambil langkah-langkah untuk membatasi,
mencegah, memberantas penyebarluasan penyakit menular
 Pengobatan penderita.
 Pengobatan dan penyembuhan penderita penyakit menular
yang dilaksanakan di puskesmas untuk menghilangkan satu
sumber infeksi, petunjuk cara pengobatan dapat dilihat dalam
label seksi B, tentang pengobatan atau seksi kesehatan ibu dan
anak.
 Pengobatan terhadap penderita TBC, Kusta, Prambesis, Filaris
hendaknya dilaksanakan sesuai dengan peraturan pengobatan
 Pengelola (imunisasi), Untuk penyakit tertentu jika perlu dapat
diberikan imunisasi.
 Pemberantasan vektor
 Nyamuk, lalat dan dalam hal anjing dan kucing merupakan
penyebaran yang penting.
19

 Penyakit seperti malaria, filiaris dan demam berdarah


sebagian dapat diberantas secara teratur dan terus-menerus
menghilangkan sarang-sarang nyamuk seperti genangan air,
kaleng-kaleng kosong dan tempat air tanpa penutup.
 Penggunaan kelambu dianjurkan disemua daerah endemi
malaria dan fiambosis.
 Makanan harus terlindung dari lalat.
 Rabies dapat diberantas dengan menangkap dan membunuh
semua anjing dan kucing liar dan imunisasi semua anjing
dan kucing peliharaan.
 Penyulihan kesehatan
 Usaha pendidikan kesehatan yang harus dilakukan oleh
petugas Puskesmas.
 Setiap kesempatan harus digunakan oleh petugas puskesmas
untuk memberi pengertian pada pemimpin masyarakat dan
penduduk akan fakta dasar tentang pemberantasan penyakit
menular
- Mendapatkan dan meneruskan pengobatan menurut
aturan dan menghilangkan sumber.
- Imunisasi sangat manjur terhadap penyakit cacat,
Tetanus, TB, Difteri, Polio.
- Air dan bahan makanan yang aman. Sistem pembuangan
kotoran yang aman dan pemberantasan lalat guna
mencegah peyebaran penyakit lewat tinja.
- Menghilangkan sarang-sarang nyamuk di daerah.
- Membunuh semua anjing liar akan mengurangi bahaya
4) Kegiatan Pokok Meliputi
(1) Penyakit diare
 Pengertian
Keluarnya tinja lebih dari 3 kali dalam 24 jam yang disebabkan
oleh infeksi internal dan parenteral.
 Tujuan
 Tujuan umum :
Menurunkan angka kematian dan kesakitan agar tidak ada
masalah dalam masyarakat
20

 Tujuan khusus :
Menurunkan angka kematian bayi dan balita karena penyakit
diare sebesar 25 %
 Sasaran
Seluruh masyarakat luas terutama bayi dan balita pada daerah
puskesmas
 Program kerja dan kegiatan yang dilakukan
 Penemuan dan pelaporan penderita diare sedini mungkin.
 Pengobatan penderita diare.
 Membentuk tim gerak cepat penanggulangan terjadinya
kecelakaan luar biasa di lapangan.
 Pembuatan tempat penampungan
 Target
10 % x 2x jumlah anak 0-4 th adalah penderita diare yang diobati
rata rata per bulan 32 jumlah diare semua umur 10 % x 2 x 11,8 x
jumlah penduduk = 1889
(2) Penyakit kusta
 Pengertian
Suatu infeksi yang menahun yang disebabkan oleh basil kusta
(mikroorganisme leprae).
 Tujuan
 Untuk melaksanakan usaha pemberantasan kusta yang
komprehensip sehingga tidak lagi merupakan masalah
kesehatan masyarakat.
 Mencegah cacat dan terselenggaranya usaha rehabilitasi medis.
 Sasaran
Seluruh masyarakat dan daerah kerja puskesmas.
 Program kerja dan kegiatan yang dilaksanakan.
 Penemuan penderita secara aktif dan pasif.
 Pengobatan penderita secara teratur.
 Pemeriksaan kontak dan seluruh penderita.
 Pemeriksaan anak sekolah.
 Memberi penyuluhan
 Target
21

 100 % prevalensi penderita didaerah dikurangi jumlah


penderita yang ditemukan di daftar. 1 = 8.
 80 % dari jumlah penderita baru dan lama diobati secara
teratur. = 3

(3) Penyakit TBC paru


 Pengertian
Suatu penyakit menular yang bersifat menahun karena kuman
mikrobakterium tuberkulosa.
 Tujuan
 Tujuan umum
Menurunkan angka kematian agar tidak lagi menjadi masalah
yang serius pada masyarakat.
 Tujuan khusus
Menurunkan angka kesakitan TBC paru
 Sasaran
Seluruh lapisan masyarakat yaitu usia 15 tahun ke atas dan
pemeriksaan BTA (+) diprioritaskan daerah penduduk padat.
 Program kerja dan kegiatan yang dilaksanakan.
 Penyuluhan.
 Kunjungan.
 Pemeriksaan sputum.
 Pengobatan secara berkala pada penderita TBC paru (+).
 Target
100% x 8,3 x Jumlah penduduk yang kena penyakit TBC paru
yang telah diobati. 37,2.
(4) Imunisasi
 Pengertian
Salah satu usaha untuk memberikan kekebalan penyakit tertentu.
 Tujuan
 Tujuan umum
Menurunkan angka kesakitan dan kematian yang disebabkan
oleh penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.
22

 Tujuan khusus
Untuk memenuhi kebutuhan dan penyaluran faksin secara
mandiri.
 Sasaran
 Bayi usia 0-11 bulan yaitu BCG, DPT, Polio, Campak, dan
Hepatitis B.
 Anak SD kelas I, imunisasi DT.
 Anak SD kelas IV, imunisasi terutama wanita.
 Ibu hamil, imunisasi TT 1 dan TT 2.
 Program kerja dan kegiatan yang dilaksanakan.
 Didalam gedung puskesmas adalah imunisasi.
 Diluar gedung puskesmas yaitu melalui posyandu:
 Persiapan imunisasi.
 Pengelolahan chold chain.
 Pelaksanaan imunisasi.
 Penyuluhan mengenai imunisasi.
 Target
80% imunisasi bayi dari populasi. = 559

6. Pengobatan
1) Pengertian
Suatu bagian dari Puskesmas yang memberi pengobatan dan perawatan
dipuskesmas khusus untuk perawatan (Depkes RI, 2006).
2) Tujuan
(1) Tujuan Umum
Meningkatkan derajat kesehatan perorangan dan masyarakat
Indonesia
(2) Tujuan Khusus
 Untuk membuat diagnosa dini.
 Memberi pengobatan secara kausal atau klinik.
 Membatasi ketidak mampuan petugas.
 Mengadakan rehabilitasi.
 Meringankan beban pasien.
 Mencegah dan memberantas penyakit menular.
 Mempertinggi taraf hidup masyarakat khususnya dalam bidang
kesehatan
23

3) Kegiatan Pokok
(1) Kegiatan dalam gedung
 Rawat jalan.
 Menjalani pengobatan penderita baru atau lama.
 Mengadakan rujukan dan posyandu, MA, UKS.
 Melayani pengobatan secara berkala pada penderita yang
berpenyakit kronis.
 Mengadakan pencatatan dan pelaporan hasil kunjungan rawat
jalan.
 Memberikan HE kepada para pengunjung.
 Rawat inap
(2) Kegiatan diluar gedung
 Posyandu.
 Pelayanan post pengobatan.
 Puskesmas keliling.
 Kunjungan rurnah
4) Sasaran
Kepada semua masyarakat diwilayah kerja Puskesmas yang
membutuhkan pelayanan kesehatan
5) Target
 Jangkauan pengobatan jalan
 Jumlah kasus baru 0,45 % x 365 x 63,5 % x 80 % x 65 % x jumlah
penduduk Puskesmas.
 Kwalitas mutu pelayanan 100 %

2.6.2 Upaya Kesehatan Pengembangan


1. Usaha Kesehatan Sekolah
1) Pengertian
Adalah upaya membina dan mengembangkan kebiasaan hidup sehat yang
dilakukan secara terpadu melalui program pendidikan dan pelayanan
kesehatan sekolah, perguruan agama serta usaha-usaha yang dilakukan
dalam rangka pembinaan dan pemeliharaan kesehatan dilingkungan
sekolah (Depkes RI, 2006).
2) Tujuan
(1) Tujuan Umum
24

Meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan


masyarakat serta menciptakan lingkungan sehat sehingga
memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan anak yang
harmonis dan optimal dalam rangka pembentukkan manusia
seutuhnya.
(2) Tujuan Khusus
Menanamkan kebiasaan hidup sehat kepada anak didik agar dapat
bertanggung jawab terhadap kesehatan diri dan lingkungan serta ikut
aktif dalam usaha kesehatan baik disekolah maupun di rumah.
3) Sasaran
(1) Sasaran pelayanan kesehatan
Peserta didik dan sekolah dasar sampai sekolah tingkat menengah
termasuk perguruan tinggi.
4) Sarana dan Prasarana
(1) Pelaksanaan
(2) Alat timbang BB.
(3) Ukuran TB.
(4) Brosur-brosur.
(5) Obat-obatan sederhana
5) Tenaga
(1) Petugas UKS.
(2) Petugas P2M kusta.
(3) Juru Imunisasi.
(4) dr. Gigi.
(5) Guru UKS.
(6) Wali murid
6) Ruang Lingkup Kegiatan Usaha Kesehatan Sekolah
(1) Pendidikan Kesehatan.
Kegiatan oleh peserta didik, Bimbingan hidup sehat, Kesehatan
penyuluhan dan demonstrasi Kesehatan.
(2) Pelayanan Kesehatan.
Kegiatan peningkatan Kesehatan, Kegiatan pencegahan dan
Kegiatan penyembuhan dan pemulihan.

2. Upaya Kesehatan Olahraga


1) Pengertian
25

Kesehatan olah raga adalah ilmu yang mengolah segala aspek medis dari
kegiatan olah raga yang merupakan aplikasi dari ilmu kedokteran
terutama fisiologi cardiologis astropedik, ilmu gigi dan psikologi. Jadi
kesehatan keluarga adalah semua bentuk kegiatan yang merupakan
ilmu/pengetahuan fisik pada umumnya (Depkes RI, 2006).
2) Tujuan
(1) Tujuan Umum
Untuk menunjang upaya peningkatan derajat kesehatan dan kualitas
melalui, latihan fisik.
(2) Tujuan Khusus
 Mengembangkan upaya peningkatan derajat kesehatan melalui
latihan fisik.
 Membantu upaya peningkatan kesegaran jasmani yang
mempunyai pengaruh langsung terhadap produktifitas kerja.
 Membantu upaya peningkatan olah raga, produktifitas olahraga,
prestasi, olahraga masyarakat dan olah raga tradisional.
3) Sasaran
Upaya peningkatan kesegaran jasmani melalui upaya kesehatan olah raga
akan menjangkau.
(1) Seluruh usia golongan produktifitas terutama di kota-kota besar.
(2) Seluruh kelompok-kelompok olah raga masyarakat siap sekolah
melalui upaya pelaksanaan kurikulum dan program ekstrakulikuler.
(3) Seluruh kelompok-kelompok olah raga masyarakat dalam bentuk
perkumpulan, klub-klub, dll.
(4) Pusat-pusat kesegaran jasmani lain (tempat/alat olah raga,
rehabilitasi dengan latihan fisik, dll).
(5) Tenaga memberi pelayanan dalam bidang kesehatan baik medis
maupun non medis.
(6) Puskesmas sebagai ujung tombak memberi pelayanan kesehatan olah
raga dengan seluruh sistem rujukan.
(7) Organisasi olah raga prestasi (KONI) dan BAPOPI.
(8) Golongan penderita penyakit degeneratif (kardiovaskuler, DM, dll).
4) Kebijakan dan Strategi
(1) Perluasan jangkauan pelayanan
Dalam memperluas jangkauan pelayanan kesehatan olah raga akan
digunakan pola sebagai berikut :
26

 Sejalan dengan kebijakan pemerintah dalam penerapan janji olah


raga.
 Peningkatan kesadaran dan pemahaman akan pentingnya upaya
kesehatan olah raga sebagai pendukung pembangunan
keolahragaan dan dengan demikian mendukung pola upaya
peningkatan kualitas manusia Indonesia.
(2) Peningkatan kualitas
 Kebijaksanaan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan olah
raga akan dilaksanakan dengan patokan sebagai berikut:
 Penelitian berbagai aspek guna penunjang pembinaan dan
pengembangan kesehatan olah raga.
 Bimbingan kesehatan olah raga pada kelompok – kelompok
perkumpulan klub dan masyarakat luas perlu dilakukan dengan
pengkajian yang mendalam sebelum dapat dicetuskan sebagai
kebijaksanaan nasional dibidang kesehatan olah raga.
 Dalam upaya rujukan kesehatan olah raga perlu dikembangkan
fasilitas penunjang pelayanan terbentuk:
 Pusat kesehatan olah raga dimana pelayanan spesialis
kesehatan olah raga dapat diberikan.
 Pusat pelayanan kesehatan olah raga yang terintegrasi dengan
sarana kesehatan yang telah ada.
 Bantuan peningkatan prestasi olah raga Nasional merupakan
cermin ilmu dan teknologi mungkin tercapai dengan bantuan
upaya pakar dibidang kesehatan olah raga.
 Kerjasama antar instansi terkait.
 Peningkatan upaya produktifitas dilaksanakan bekerja sama
dengan instasi terkait, Departermen Hankam, Depkes, dll.
 Standarisasi metodelogi dan sarana.
 Dalam menunjang unit olah raga baik pusat dan daerah maka
perlu dibuat standarisasi metodelogi dan sarana yang terkait.
 Sumber daya ( tenaga, sarana, prasarana dan dana)
5) Pelayanan Kesehatan dan Olah Raga
Pelayanan kesehatan olah raga dalam bentuk sederhana dapat diberikan
oleh puskesmas mengingat sarana yang ada pada saat ini sangat terbatas.
Sarana pelayanan dibagi dua golongan:
(1) Perserta olah raga masyarakat umum.

(2) Atlet
Bentuk pelayanan antara lain:
 Pemeriksaan berkala yang terdiri dari :
 Pemeriksaan keadaan fisik secara teliti
27

 Pemeriksaan kemampuan fisik secara umum


 Pemeriksaan laboratorium
 Pemeriksaan ECG, EMG, dan pemeriksaan lain yang dapat
membantu.
 Pemeriksaan doping
Untuk itu diperlukan bentuk pencatatan dan pelaporan yang
memadai.
 Penentuan takaran latihan atau dosis
 Pengobatan dengan latihan dan rehabilitasi.
 Pengobatan akibat cedera lain.
 Pengawasan selama pemusatan latihan dalam hubungan ini
pemusatan latihan dapat diartikan sebagai berikut:
 Pemusatan latihan untuk olah raga prestasi menjelang
kompetisi atau pesta olah raga.
 Program latihan bersama untuk umum dalam olah raga
masyarakat dimana para peserta latihan bersama untuk
pamitiriasi dalam jangka waktu tertentu.
 Program jantung dalam keadaan istirahat.
Dari pemeriksaan dapat ditentukan apakah jantung normal atau
tidak, bila jantung tidak normal maka orang tersebut tidak
boleh mengalami sesuatu tes kesegaran jasmani setelah
pemeriksaan ini maka akan diukur berapa komoponen penting
lainnya: yaitu kekuatan otot, otot promoti faal paru waktu
reaksi dan kesanggupan Cardiovaskuler (Jantung dan paru
dengan cara tes pembebanan).

3. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat


1) Pengertian
PHN adalah Upaya Kesehatan Masyarakat paripurna dasar baik secara
khusus maupun PHN terintegrasi dengan kegiatan pokok Puskesmas dan
lingkungannya (Depkes RI, 2006)
2) Tujuan
(1) Tujuan Umum
Meningkatkan Upaya Keperawatan Kesehatan Masyarakat dasar
secara optimal.
(2) Tujuan Khusus
Meningkatkan kemampuan individu masyarakat dalam
melaksanakan keluarga, kelompok, Keperawatan Dasar.
Meningkatkan pengetahuan petugas yang dibina dalam memberikan
28

tindakan Keperawatan Dasar. Meningkatkan cakupan keluarga rawan


yang dibina melalui seleksi keluarga. Meningkatan cakupan dan
suatu Asuhan Keperawatan pada keluarga yang dibina melalui
tindakan lanjut kasus resiko tinggi yang datang/mencari pelayanan
Kesehatan.
3) Kegiatan
(1) Pengelolaan Keperawatan
(2) Melaksanakan beberapa cara pembersihan dan pencucian:
Kunjungan rumah, Kunjungan panti, Perawatan orang sakit,
Kegiatan posyandu, Melaksanakan kegiatan lintas sektoral dan lintas
proam sesuai kebutuhan.
4) Target (Menurut Depkes RI, 2006)
(1) Pembinaan keluarga rawan 100 % ketentuan standart 4 kali.
(2) Penanganan kasus 100% dan jumlah yang ada.
(3) Penanganan resiko tinggi non hamil 100%

4. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut


1) Pengertian
Pelayanan kesehatan gigi pada masyarakat/penderita yang berkunjung ke
Puskesmas adalah pelayanan medik yang bersifat dasar kedokteran gigi
berdasarkan kebutuhan meliputi upaya pengobatan/pemulihan dan
rujukan dengan tidak mengabaikan upaya peningkatan / pencegahan /
perlindungan.
2) Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan gigi dan Mulut
Pelaksanaan pelayanan kesehatan gigi dan mulut di puskesmas pada
dasarnya diselenggarakan dalam bentuk kegiatan sebagai berikut:
(1) Pembinaan/pengembangan kemampuan dan peran serta masyarakat
dalam upaya pelihara diri (self care), melalui pengembangan upaya
kesehatan yang bersumber pada otoaktivitas masyarakat dengan
pendekatan UKGM (Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat).
(2) Pelayanan asuhan pada kelompok rentan, seperti pada anak sekolah
(UKGS = Usaha Kesehatan Gigi Sekolah) dan pada kelompok ibu
hamil/menyusui, anak prasekolah.
(3) Pelayanan medik gigi dasar, di Puskesmas dilaksananakan terhadap
masyarakat baik yang datang mencari pengobatan maupun yang
dirujuk oleh BPG (Balai Pengobatan Gigi)
29

5. Upaya Kesehatan Kerja


1) Pengertian
Upaya kesehatan kerja dipuskesmas ditujukan untuk melindungi pekerja
agar hidup sehat dan terbebas dari gangguan kesehatan serta pengaruh
buruk yang diakibatkan oleh pekerja. Upaya kesehatan kerja yang
dimaksud meliputi pekerja disektor formal dan informal dan berlaku bagi
setiap orang selain pekerja yang berada dilingkungan tempat kerja.
2) Sasaran Upaya Kesehatan Kerja
Adapun sasaran dari program ini adalah pekerja di sektor kesehatan
antara lain masyarakat pekerja di puskesmas, balai pengobatan/poliklinik,
laboraturium kesehatan, Pos Upaya Kesehatan Kerja (Pos UKK),
Jaringan dokter perusahaan bidang kesehatan kerja, masyarakat pekerja
diberbagai sektor pembangunan, dunia usaha dan lembaga swadaya
masyarakat. Untuk menerapkan pelayanan kesehatan kerja di puskesmas,
secara umum kita dapat melihat langkah-langkah yang dapat diterapkan
sebagaimana yang tertuang dalam pedoman pelayanan kesehatan kerja
yang meliputi perencanaan, pelaksanaaan dan evaluasi serta
memperhatikan aspek indikator yang harus dipenuhi. Strategi yang
dikembangkan adalah dengan cara terpadu dan menyeluruh dalam pola
pelayanan kesehatan puskesmas dan rujukan, dilakukan melalui
pelayanan kesehatan paripurna, yang meliputi upaya peningkatan
kesehatan, pencegahan penyakit akibat kerja, penyembuhan penyakit dan
pemulihan kesehatan. Serta peningkatan pelayanan kesehatan kerja
dilaksanakan melalui peran serta aktif masyakarat khususnya masyarakat
pekerja.
3) Pelaksanaan Upaya Kesehatan Kerja
Di dalam pelaksanaan Unit Kesehatan Kerja di Puskesmas terdapat
Kader Unit Kesehatan Kerja (UKK) yang merupakan pekerja sukarela,
yang bertugas meningkatkan kesehatan diri dan kelompoknya.
Persyaratan yang harus dipenuhi sebagai kader UKK adalah dipilih dari,
oleh masyarakat pekerja, bisa baca tulis, tinggal di lingkungan tempat
bekerja, mau, mampu bekerja sukarela, mempunyai waktu, sudah dilatih
kesehatan kerja dan mengikuti pelatihan kader pos UKK. Setelah terlatih
sebagai kader UKK, ada 13 (tiga belas) tugas pokok dan fungsi (tupoksi)
yang harus dijalankannya secara optimal, antara lain :
(1) Pertemuan Tingkat Pekerja (Ptp)
30

Mengadakan sosialisasi upaya kesehatan kerja di tempat kerja,


merencanakan pelaksanaan survey mawas diri dan musyawarah
masyarakat pekerja
(2) Survey Mawas Diri (Smd)
Pengenalan, pengumpulan, pengkajian masalah kesehatan pekerja
untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat pekerja mengenai
kesehatan kerja
(3) Musyawarah Masyarakat Pekerja (Mmp)
Mengenal masalah kesehatan dan keselamatan kerja, dengan pekerja,
keluarga pekerja, petugas puskesmas, aparat pemerintah
(4) Membentuk Pos Ukk
Menentukan pengurus pos UKK, jadwal kegiatan, rencana kerja
tahunan, target, pembiayaan, lokasi dekat dengan tempat kerja
(5) Perencanaan Ukk
Menentukan masalah kesehatan kerja berdasarkan hasil SMD,
menentukan prioritas masalah, perkiraan biaya, jadwal, rencana, dan
target kegiatan
(6) Penyuluhan Ukk
Materi tentang gizi, PHBS, kebersihan lingkungan, potensi, risiko
bahaya, penggunaan APD (alat pelindung diri), pengolahan limbah,
penyakit dan kecelakaan akibat kerja.

(7) Pemeriksaan Kesehatan, P3k Dan P3p


Membantu petugas kesehatan, pemeriksaan ksehatan umum,
pengadaan dan pengelolaan kartu kunjungan, formulir status
kesehatan pekerja, membuat daftar penyakit akibat kerja, pemberian
obat bebas pada penyakit ringan.
(8) Upaya Rujukan
Merujuk segera pasien kecelakaan, dan penyakit berat yang tidak
bisa tertangani.
(9) Pencatatan Pelaporan
Membuat laporan hasil pelaksanaan kegiatan pelayanan
(10) Kerjasama Lintas Sektoral
Pertemuan berkala dengan anggota pos UKK, pertemuan ruitn
teratur dengan petugas, kunjungan rumah kepada pekerja, membantu
kesulitan pekerja
(11) Mengelola Sumber Keuangan Ukk
Mengatur sumber pemasukan dan pengeluaran pos UKK
(12) Membantu Pemberdayaan Ekonomi Pekerja
Integrasi kegiatan ekonomi yang menguntungkan, pembentukan dan
pengelolaan dana simpan pinjam (koperasi), pemberiaan kredit
modal usaha, penyediaan alat kesehatan kerja.
(13) Membina Kemampuan Diri
31

Meningkatkan pengetahuan melalui pelatihan dan penataran,


pertemuan rutin anggota UKK, kunjungan lapangan, melaksanakan
kegiatan secara kontinyu

6. Upaya Kesehatan Jiwa


1) Pengertian
"Kesehatan Jiwa adalah suatu kondisi yang memungkinkan
perkembangan fisik, intelektual dan emosional yang optimal dari
seseorang dan perkembangan itu berjalan selaras dengan keadaan orang
lain". Makna kesehatan jiwa mempunyai sifat-sifat yang harmonis
(serasi) danmemperhatikan semua segi-segi dalam kehidupan manusia
dan dalam hubungannya dengan manusia lain.
2) Karekteristik Sehat Secara Mental atau Jiwa
Seseorang yang “sehat jiwa” mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
(1) Merasa senang terhadap dirinya serta
 Mampu menghadapi situasi
 Mampu mengatasi kekecewaan dalam hidup
 Puas dengan kehidupannya sehari-hari
 Mempunyai harga diri yang wajar
 Menilai dirinya secara realistis, tidak berlebihan dan tidak pula
merendahkan.
(2) Merasa nyaman berhubungan dengan orang lain serta
 Mampu mencintai orang lain
 Mempunyai hubungan pribadi yang tetap
 Dapat menghargai pendapat orang lain yang berbeda
 Merasa bagian dari suatu kelompok
 Tidak "mengakali" orang lain dan juga tidak membiarkan orang
lain "mengakali" dirinya.
(3) Mampu memenuhi tuntutan hidup serta
 Menetapkan tujuan hidup yang realistis
 Mampu mengambil keputusan
 Mampu menerima tanggungjawab
 Mampu merancang masa depan
 Dapat menerima ide dan pengalaman baru
 Puas dengan pekerjaannya

7. Upaya Kesehatan Indera


1. Upaya Kesehatan Mata
1) Pengertian
Ruang lingkup pelayanan kesehatan mata di Puskesmas dibatasi pada
pelayanan kesehatan mata dasar, yang bisa dilaksanakan di Puskesmas
dengan merujuk kasus-kasus yang tidak bisa ditangani ke Rumah Sakit.
2) Kegiatan Upaya Kesehatan Mata
32

Pelayanan kesehatan indera penglihatan di dalam gedung dapat dilakukan


dengan mengintegrasikan dalam upaya kesehatan wajib Puskesmas.
(1) Kegiatan di dalam gedung
 Penyuluhan kesehatan indera penglihatan.
 Penjaringan kasus-kasus penyakit mata, kebutaan serta gangguan
penglihatan.
 Pemeriksaan dan tindakan medis pelayanan kesehatan indera
penglihatan.
(2) Kegiatan di luar gedung
 Penyuluhan kesehatan kepada masyarakat, anak sekolah,
kelompok pekerja non formal dan usia lanjut.
 Penjaringan kasus/deteksi dini gangguan penglihatan dan
kebutaan oleh kader, guru UKS dan petugas kesehatan.
 Pengobatan kasus penyakit mata serta pertolongan pertama pada
kedaruratan mata, dapat dilakukan oleh dokter Puskesmas atau
tenaga perawat Puskesmas dengan bimbingan dokter Puskesmas.
 Rujukan kasus ke puskesmas
2. Upaya Kesehatan Telinga
1) Pengertian
Ruang lingkup bahasan pada pedoman pelayanan kesehatan Indera
Pendengaran di Puskesmas ini dibatasi pada pelayanan kesehatan THT
dasar yang bisa dilaksanakan di Puskesmas dengan merujuk kasus-kasus
yang tidak bisa ditangani ke Rumah Sakit.
2) Kegiatan upaya kesehatan telinga
Pelayanan kesehatan Indera Pendengaran di dalam gedung dapat
dilakukan dengan mengintegrasikan dalam upaya kesehatan wajib
Puskesmas. Kegiatan diluar gedung terutama mengacu pada upaya
promotif dan preventif serta penjaringan kasus dengan melibatkan peran
serta masyarakat dalam rangka menciptakan kemandirian masyarakat.
(1) Kegiatan di dalam gedung
 Penyuluhan kesehatan indera pendengaran.
 Penjaringan kasus-kasus gangguan pendengaran dan ketulian
melalui rawat jalan.
 Pengobatan dan pada unit-unit pelayanan lainnya.
 Pemeriksaan dan tindakan medik masalah gangguan pendengaran.
 Pengobatan kasus-kasus gangguan pendengaran.
 Merujuk kasus-kasus gangguan pendengaran dan ketulian kepada
fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih tinggi.

(2) Kegiatan di luar gedung


33

 Penyuluhan kesehatan kepada masyarakat umum, masyarakat


sekolah, kelompok pekerja yang beresiko terhadap gangguan
pendengaran dan lain-lain.
 Penjaringan kasus-kasus gangguan pendengaran dan ketulian di
masyarakat dan sekolah oleh kader, dokter kecil, guru UKS dan
petugas kesehatan yang sudah dilatih.
 Pengobatan kasus-kasus gangguan pendengaran dan pertolongan
pertama pada kedaruratan telinga dapat dilakukan oleh dokter dan
perawat Puskesmas.
 Rujukan kasus ke Puskesmas atau fasilitas yang lebih tinggi.

8. Upaya Kesehatan Usia Lanjut


1) Pengertian
Upaya kesehatan paripurna di bidang kesehatan para usia lanjut yang
dilaksanakan dari tingkat Puskesmas.
2) Tujuan
(1) Tujuan umum :
Meningkatkan derajat kesehatan usia lanjut untuk mencapai masa tua
yang bahagia & berdaya guna dalam kehidupan keluarga &
masyarakat dalam mencapai mutu kehidupan usia lanjut yang
optimal.
(2) Tujuan khusus :
 Meningkatkan kemampuan & partisipasi masyarakat dalam
menghayati & mengatasi masalah kesehatan usia lanjut secara
optimal
 Meningkatkan kesadaran usia lanjut untuk membina sendiri
kesehatannya.
 Meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan usia lanjut.
 Meningkatkan jenis & mutu pelayanan kesehatan usia lanjut
3) Sasaran Upaya Kesehatan Usia Lanjut
(1) Sasaran langsung :
 Kelompok usia 45 – 54 tahun (menjelang lansia).
 Kelompok usia 55 – 64 tahun (masa parsenium).
 Kelompok usia > / 65 tahun (masa senescens) & kelompok usia
lanjut dengan resti [resiko tinggi], yaitu umur 70 tahun keatas,
hidup sendiri, terpencil, menderita penyakit berat, cacat.
(2) Sasaran tidak langsung :
 Keluarga dimana usia lanjut berada.
 Organisasi sosial yang berkaitan dengan pembinaan usia lanjut.
 Institusi pelayanan kesehatan & non kesehatan yang berkaita
dengan pelayanan dasar & pelayanan rujukan.
 Masyarakat luas
4) Pelaksanaan Upaya Kesehatan Usia Lanjut
34

Upaya kesehatan paripurna bagi usia lanjut meliputi pencegahan,


pengobatan, Peningkatan, dan pemulihan. Kegiatan upaya kesehatan usia
lanjut di Puskesmas secara khusus ialah :
(1) Penyuluhan.
(2) Deteksi & diagnosa dini.
(3) Proteksi & tindakan khusus.
(4) Pemulihan

9. Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional


1) Pengertian
Pada tingkat rumah tangga pelayanan kesehatan oleh individu dan
keluarga memegang peran utama. Pengetahuan tentang obat tradisional
dan pemanfaatan tanaman obat merupakan unsur penting dalam
meningkatkan kemampuan individu/keluarga untuk memperoleh hidup
sehat. Di tingkat masyarakat peran pengobatan tradisional termasuk
peracik obat tradisional/jamu mempunyai peranan yang cukup penting
dalam pemerataan pelayanan kesehatan untuk mewujudkan derajat
kesehatan masyarakat yang optimal.
2) Tujuan
(1) Melestarikan bahan-bahan
tanaman yang dapat digunakan untuk pengobatan tradisional.
(2) Melakukan pembinaan terhadap
cara-cara pengobatan tradisional.
(3) Pengobatan tradisional perlu
dikembangkan dalam rangka peningkatan peran serta masyarakat
dalam pelayanan kesehatan primer.
(4) Pengobatan tradisional perlu
dipelihara dan dikembangkan sebagai warisan budaya bangsa,
namun perlu membatasi praktek-praktek yang membahayakan
kesehatan.
(5) Pengobatan tradisional sebagai
upaya kesehatan nonformal tidak memerlukan izin, namun perlu
pendataan untuk kemungkinan pembinaan dan pengawasannya.
Masalah pendaftaran masih memerlukan penelitian lebih lanjut.
(6) Dalam rangka peningkatan peran
pengobatan tradisional, perlu dilakukan penelitian, pengujian dan
pengembangan obat-obatan dan cara-cara pengobatan tradisional.
(7) Pengobatan tradisional yang
berlandaskan pada cara-cara organobiollogik, setelah diteliti, diuji
dan diseleksi dapat diusahakan untuk menjadi bagian program
35

pelayanan kesehatan primer. Contoh dukun bayi, tukang gigi, dukun


patah tulang. Sedangkan cara-cara psikologik dan supernatural perlu
diteliti lebih lanjut, sebelum dapat dimanfaatkan dalam program.
(8) Pengobatan tradisional tertentu
yang mempunyai keahlian khusus dan menjadi tokoh masyarakat
dapat dilibtkan dalam upaya kesehatan masyarakat, khususnya
sebagai komunikator antara pemerintah dan masyarakat.

10. Upaya Pelayanan Rawat Inap


1) Pengertian
Rawat Inap adalah pelayanan kesehatan perorangan yang meliputi
pelayanan kesehatan perorangan yang meliputi observasi, diagnosa,
pengobatan, keperawatan, rehabilitasi medik dengan menginap di ruang
rawat inap pada sarana kesehatan rumah sakit pemerintah dan swasta,
serta puskesmas perawatan dan rumah bersalin, yang oleh karena
penyakitnya penderita harus menginap.
2) Tujuan
(1) Membantu penderita memenuhi kebutuhan sehari-hari sehubungan
dengan penyembuhan penyakitnya.
(2) Mengembangkan hubungan kerja sama yang produktif baik antara
unit maupun antara profesi.
(3) Menyediakan tempat/latihan/praktek bagi mahasiswa perawat atau
yang lainnya.
(4) Memberikan kesempatan kepada tenaga perawat untuk
meningkatkan keterampilannya dalam hal keperawatan.
(5) Meningkatkan suasana yang memungkinkan timbul dan
berkembangnya gagasan yang kreatif.
(6) Mengandalkan evaluasi yang terus menerus mengenai metode
keperawatan yang dipergunakan untuk usaha peningkatan.
3) Kegiatan Pelayanan Rawat Inap
(1) Penerimaan pasien
(2) Pelayanan medik
(3) Pelayanan penunjang medik
(4) Pelayanan perawatan
(5) Pelayanan obat
(6) Pelayanan makanan
(7) Pelayanan administrasi keuangan.

11. Upaya Pelayanan Laboratorium


1) Pengertian
Laboratorium Puskesmas adalah sarana pelayanan kesehatan di
Puskesmas yang melaksanakan pengukuran, penetapan dan pengujian
36

terhadap bahan yang berasal dari manusia untuk penentuan jenis


penyakit, penyebaran penyakit, kondisi kesehatan, atau faktor yang dapat
berpengaruh pada kesehatan perorangan dan masyarakat (Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2012).
2) Tujuan
Memberikan pelayanan laboratorium yang effisien sebagai bagian yang
menunjang pemberantasan penyakit menular, penyelidikan epidemiologi
& pembinaan kesehatan
3) Kegiatan
(1) Di ruangan laboratorium
 Penerimaan pasien
 Pengambilan specimen.
 Penanganan specimen.
 Pelaksanaan pemeriksaan.
 Penanganan sisa specimen.
 Pencatatan, pengecekan dan penyampaian hasil specimen.
 Terhadap spesimen yang akan dirujuk.
 Pengambilan specimen.
 Penanganan specimen.
 Pengemasan specimen.
 Pengiriman sediaan dalam rangka system rujukan.
 Pengambilan, pencatatan dan penyampaian hasil pemeriksaan
(2) Di ruang klinik dilakukan oleh perawat atau bidan,
meliputi:
 Persiapan pasien.
 Pengambilan specimen.
 Menyerahkan spesimen untuk diperiksa
(3) Di luar gedung, meliputi:
 Melakukan tes skrening Hb.
 Pengambilan spesimen untuk kemudian dikirim ke laboratorium.
 Puskesmas.
 Memberikan penyuluhan

12. Dana Sehat


1) Pengertian
Dana sehat merupakan suatu upaya pemeliharaan kesehatan dari, oleh
dan untuk masyarakat yang diselenggarakan berdasarkan atas azas usaha
bersama dan kekeluargaan dengan pembiayaan secara pra-upaya
2) Tujuan
Untuk meningkatkan taraf kesehatan masyarakat. Dalam pelaksanaannya
dana sehat terbagi dalam beberapa bentuk dan juga untuk
mengelompokkannya dibuat stratifikasi agar dalam pembinaan dan
pengembangannya dapat memudahkan dalam intervensi dukungan teknis.
37

3) Bentuk-bentuk dana sehat


(1) Berdasarkan Kepesertaan
 Administrasi Wilayah.
Peserta kelompok ini mengikuti wilayah administrasi atau tempat
tinggalnya, seperti RT, RW, Desa atau Kelurahan, Kecamatan dan
lainnya. Dana sehat ini merupakan pengembangan dari kegiatan
yang terkait dengan pengembangan wilayah administrasi seperti
posyandu, polindes, dan kegiatan PPK.
 Institusi Sekolah.
Peserta ini dibentuk melalui institusi sekolah sebagai tindak lanjut
dari kegiatan UKS. Berdasarkan tingkatannya ada dana sehat
tinglat SD, SLTP, dan SMU serta mungkin perguruan tinggi.
 Institusi Keagamaan.
Peserta adalah simpatisan atas kesadaran anggota berdasarkan
organisasi keagamaan.
 Orgasnisasi Koperasi.
Peserta ini adalah salah satu kegiatan koperasi yang bersangkutan.
 Kelompok Seminat.
Peserta ini didasarkan pada keanggotaan seseorang pada
kelompok tertentu, seperti pedagang kaki lima, akseptor KB, tani
dll.

13. Upaya Pembinaan peran serta masyarakat


1) Penggalangan dukungan penentu kebijaksanaan, pimpinan wilayah, lintas
sektoral dan berbagai organisasi kesehatan, yang dilaksanakan melalui
dialog, seminar dan lokakarya, dalam rangka komunikasi, informasi, dan
motivasi dengan memanfaatkan media massa dan system informasi
kesehatan.
2) Persiapan petugas penyelenggara melalui latihan, orientasi atau sarasehan
kepemimpinan di bidang kesehatan.
3) Persiapan masyarakat, melalui rangkaian kegiatan untuk meningkatkan
kemampuan masyarakat dalam mengenal dan memecahkan masalah
kesehatan, dengan menggali dan menggerakkan sumber daya yang
dimilikinya, melalui rangkaian kegiatan, seperti: pendekatan kepada
tokoh masyarakat, survey mawas diri masyarakat untuk mengenali
masalah kesehatannya, musyawarah masyarakat desa untuk penentuan
bersama rencana pemecahan masalah kesehatan yang dihadapi
4) Pelaksanaan kegiatan kesehatan oleh dan untuk masyarakat melalui kader
yang telah dilatih
5) Pengembangan dan pelestarian kegiatan oleh masyarakat

Anda mungkin juga menyukai