Anda di halaman 1dari 6

Window-Dressing untuk Mengoptimalkan Solvabilitas Perusahaan

Apabila perusahaan dalam keadaan tidak solvabel atau sangat solvabel


pada akhir periode maka pihak manajemen dapat mengubah kondisi perusahaan
menjadi optimal yang biasa disebut manajemen rasio. Upaya seperti ini dikenal
dengan istilah window-dressing. Secara umum, window-dressing merupakan
rekayasa atau re-engineering laporan keuangan. Dan Penulis telah berpendapat
bahwa praktek window-dressing bukan merupakan tindakan tidak etis sepanjang
dilakukan secara benar. Artinya bahwa perubahan yang dilakukan tidak hanya di
atas kertas tetapi diwujudkan dalam tindakan nyata. Misalnya, untuk meningkatkan
solvabilitas diperlukan peningkatan pendanaan ekuitas dan sebaliknya penurunan
pendanaan hutang. Tindakan ini harus benar-benar diwujudkan berupa penjualan
saham baru yang akan digunakan untuk membayar hutang, terutama hutang jangka
panjang.
Sehubungan dengan tindakan window-dressing untuk mengoptimalkan
posisi solvabilitas perusahaan melalui indikator rasio total hutang terhadap ekuitas
(total debt to equity ratio) maka pihak manajemen memiliki tiga pilihan kebijakan
yaitu: (1) mengubah ekuitas tetapi total kewajiban tidak berubah atau (2) mengubah
kewajiban tetapi ekuitas tidak berubah atau (3) mengubah keduanya secara
bersamaan.
Sebagai ilustrasi digunakan posisi solvabilitas PT Mayora Indah Tbk dan
Anak Perusahaan pada tahun 2015. Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa
solvabilitas perusahaan ini dalam keadaan belum terlalu optimal yang diindikasikan
oleh rasio total hutang terhadap ekuitas. Berdasarkan kondisi ini, pihak manajemen
perusahaan bermaksud mengurangi rasio total hutang terhadap ekuitas tahun 2016
dari 1,06 menjadi 0,9 sehingga lebih optimal. Hal ini sejalan dengan prospek
perusahaan dalam menghasilkan laba yang sangat baik.
Berdasarkan kebijakan di atas dapat ditunjukkan proses window-dressing
PT Mayora Indah Tbk dan Anak Perusahaan sebagai berikut:
1. Menambah ekuitas
Pada kebijakan ini, manajemen dapat membeli aktiva, terutama aktiva
jangka panjang, kemudian hasil penjualan aktiva ini digunakan untuk
mengurangi atau membeli saham yang telah beredar. Hal ini dapat dihitung
dengan menggunakan Persamaan 4.3 di atas dan proses perhitungannya
ditunjukkan sebagai berikut:
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔
RTHE = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔
Total Ekuitas = 𝑅𝑇𝐻𝐸
6.657.165.872.077
Total Ekuitas = 0,9

Total Ekuitas = 7.396.850.968.974


Hasil perhitungan di atas menunjukkan bahwa untuk mencapai rasio total
hutang terhadap ekuitas sebesar 0,9 maka manajemen PT Mayora Indah Tbk
membutuhkan ekuitas sebesar Rp 7.396.850.968.974 . Dengan demikian
diperlukan penambahan ekuitas sebesar Rp 1.131.594.981.909 sebagaimana
ditunjukkan perhitungan sebagai berikut:
Ekuitas tahun 2016 = Rp 6.265.255.987.065
Ekuitas yang diperlukan = Rp 7.396.850.968.974
Penambahan ekuitas = Rp 1.131.594.981.909
Berdasarkan hasil perhitungan di atas menunjukkan bahwa aktiva yang
perlu dibeli untuk menambah ekuitas adalah senilai Rp 1.131.594.981.909.
Berdasarkan hasil window-dressing tersebut dapat ditunjukkan perbandingan
neraca singkat dan posisi solvabilitas PT Mayora Indah Tbk dan Anak
Perusahaan sebelum dan sesudah window-dressing sebagaimana ditunjukkan
pada Tabel 4.14.
Tabel 4.14. Perbandingan neraca dan posisi solvabilitas PT Mayora Indah
Tbk & Anak Perusahaan sebelum dan sesudah window-dressing tahun 2016
(Menjual aktiva untuk mengurangi ekuitas)
Sebelum Window- Sesudah Window-
Uraian
dressing dressing
Jumlah aktiva 12.992.421.859.142 14.124.016.841.051
Jumlah kewajiban 6.657.165.872.077 6.657.165.872.077
Hak minoritas 143.765.952.839 143.765.952.839
Jumlah ekuitas 6.121.490.034.226 7.253.085.016.135,00
Jumlah kewajiban dan
12.922.421.859.142 14.054.016.841.051
ekuitas
Rasio total hutang
1,06 0,90
terhadap ekuitas

Uraian Sebelum Window-dressing Sesudah Window-dressing


Jumlah aktiva Rp 24.404.828.000.000,00 Rp 22.176.393.560.000,00
Jumlah kewajiban Rp 10.453.748.000.000,00 Rp 10.453.748.000.000,00
Hak minoritas 107.370.000.000,00 107.370.000.000,00
Jumlah ekuitas 13.843.710.000.000,00 11.615.275.560.000,00
Jumlah kewajiban dan ekuitas 24.404.828.000.000,00 22.176.393.560.000,00
Rasio total hutang terhadap
0,76 0,90
ekuitas

Berdasarkan Tabel 4.14 di atas menunjukkan bahwa kebijakan untuk


mengoptimalkan posisi solvabilitas perusahaan (rasio total hutang terhadap
ekuitas) melalui penjualan aktiva yang digunakan untuk mengurangi ekuitas
memberikan implikasi sebagai berikut:
1) Mengurangi jumlah aktiva sehingga investasi menurun yang
memungkinkan perusahaan menghadapi penurunan kapasitas produksi atau
operasi.
2) Mengubah struktur modal.

2. Menambah hutang jangka panjang


Pada kebijakan ini, manajemen menambah hutang jangka panjang, kemudian
hasil dana pinjaman ini digunakan untuk menambah aktiva, terutama aktiva
jangka panjang. Berapa besar hutang jangka panjang yang perlu dipinjam? Hal
ini dapat dihitung dengan menggunakan Persamaan 5.3 di atas dan proses
perhitungannya ditunjukkan sebagai berikut:
Total Hu tan g
RTHE 
Total Ekuitas
Total Hu tan g  RTHE x Total Ekuitas
Total Hu tan g  0,9 x 13.843.710.000.000
 12.459.339.000.000
Hasil perhitungan di atas menunjukkan bahwa untuk mencapai rasio total
hutang terhadap ekuitas sebesar 0,9 maka manajemen PT Mayora Indah Tbk
membutuhkan total hutang sebesar Rp 12.459.339.000.000,00. Dengan
demikian diperlukan penambahan hutang sebesar Rp 2.005.591.000.000,00
sebagaimana ditunjukkan perhitungan sebagai berikut:
Total hutang tahun 2009 = Rp 10.453.748.000.000,00
Total hutang yang diperlukan = Rp 12.459.339.000.000,00
Penambahan hutang = Rp 2.005.591.000.000,00
Berdasarkan hasil perhitungan di atas menunjukkan bahwa tambahan total
hutang yang diperlukan dalam rangka menambah aktiva adalah senilai Rp
2.005.591.000.000,00. Berdasarkan hasil window-dressing tersebut dapat
ditunjukkan perbandingan neraca singkat dan posisi solvabilitas PT Mayora
Indah Tbk dan Anak Perusahaan sebelum dan sesudah window-dressing
sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 5.19.

Tabel 5.19. Perbandingan neraca dan posisi solvabilitas PT Mayora Indah Tbk &
Anak Perusahaan sebelum dan sesudah window-dressing tahun 2009
(Menambah hutang untuk menambah aktiva)
Uraian Sebelum Window-dressing Sesudah Window-dressing
Jumlah aktiva Rp 24.404.828.000.000,00 Rp 26.410.419.000.000,00
Jumlah kewajiban Rp 10.453.748.000.000,00 Rp 12.459.339.000.000,00
Hak minoritas 107.370.000.000,00 107.370.000.000,00
Jumlah ekuitas 13.843.710.000.000,00 13.843.710.000.000,00
Jumlah kewajiban dan ekuitas 24.404.828.000.000,00 26.410.419.000.000,00
Rasio total hutang terhadap
0,76 0,90
ekuitas

Berdasarkan Tabel 5.19 di atas menunjukkan bahwa kebijakan untuk


mengoptimalkan posisi solvabilitas perusahaan (rasio total hutang terhadap
ekuitas) melalui penambahan hutang yang digunakan untuk menambah aktiva
memberikan implikasi sebagai berikut:
1) Menambah jumlah aktiva sehingga investasi meningkat yang
memungkinkan perusahaan menambah kapasitas produksi atau operasi.
2) Mengubah struktur modal.

3. Kombinasi antara menambah hutang sekaligus untuk mengurangi ekuitas


Kebijakan ini merupakan upaya untuk mengalihkan struktur modal pada
pendanaan hutang. Pada kebijakan ini, manajemen perusahaan dapat menambah
hutang atau melakukan pinjaman baru terutama hutang jangka panjang,
kemudian hasil pinjaman tersebut digunakan untuk menarik atau membeli
sahamnya yang telah beredar.
Sebagai ilustrasi digunakan data keuangan PT Mayora Indah Tbk dan Anak
Perusahaan dan dengan menggunakan Persamaan 5.3 di atas proses
perhitungannya ditunjukkan sebagai berikut:
Total Hu tan g
RTHE 
Ekuitas
Misalnya, Total Hutang disimbolkan oleh TH, Ekuitas disimbolkan oleh E, serta
tambahan Hutang sama dengan pengurangan Ekuitas disimbolkan oleh X, maka
persamaannya menjadi:
TH  X
RTHE 
EX
TH  X  RTHE ( E  X )
TH  X  RTHE ( E )  RTHE ( X )
X  RTHE ( X )  RTHE ( E )  TH
Berdasarkan persamaan di atas kemudian dimasukkan data sebagai berikut:
X  0,9 X  0,9(13.843.710.000.000)  10.453.748.000.000
1,9 X  2.005.591.000.000
X  1.055.574.211.000
Hasil perhitungan di atas menunjukkan bahwa untuk mencapai rasio total
hutang terhadap ekuitas sebesar 0,9 maka manajemen PT Mayora Indah Tbk
membutuhkan tambahan hutang sekaligus untuk pengurangan ekuitas sebesar
Rp 1.055.574.211.000,00. Berdasarkan hasil window-dressing tersebut dapat
ditunjukkan perbandingan neraca singkat dan posisi solvabilitas PT Mayora
Indah Tbk dan Anak Perusahaan sebelum dan sesudah window-dressing
sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 5.20.

Tabel 5.20. Perbandingan neraca dan posisi solvabilitas PT Mayora Indah Tbk &
Anak Perusahaan sebelum dan sesudah window-dressing tahun 2009
(Menambah hutang untuk mengurangi ekuitas)
Uraian Sebelum Window-dressing Sesudah Window-dressing
Jumlah aktiva Rp 24.404.828.000.000,00 Rp 24.404.828.000.000,00
Jumlah kewajiban Rp 10.453.748.000.000,00 Rp 11.509.322.211.000,00
Hak minoritas 107.370.000.000,00 107.370.000.000,00
Jumlah ekuitas 13.843.710.000.000,00 12.788.135.789.000,00
Jumlah kewajiban dan ekuitas 24.404.828.000.000,00 24.404.828.000.000,00
Rasio total hutang terhadap
0,76 0,90
ekuitas

Berdasarkan Tabel 5.20 di atas menunjukkan bahwa kebijakan untuk


mengoptimalkan posisi solvabilitas perusahaan (rasio total hutang terhadap
ekuitas) melalui penambahan hutang yang digunakan untuk mengurangi ekuitas
memberikan implikasi sebagai berikut:
1) Tidak menambah jumlah aktiva sehingga tidak mengubah investasi
sehingga memungkinkan perusahaan untuk tidak mengubah kapasitas
produksi atau operasi.
2) Mengubah struktur modal dari pendanaan ekuitas ke pendanaan hutang.

Anda mungkin juga menyukai

  • Kasus BOP
    Kasus BOP
    Dokumen1 halaman
    Kasus BOP
    Andi Nurul Annisa Firdausi
    Belum ada peringkat
  • Book 1
    Book 1
    Dokumen12 halaman
    Book 1
    Andi Nurul Annisa Firdausi
    Belum ada peringkat
  • 2126 3788 1 SM
    2126 3788 1 SM
    Dokumen13 halaman
    2126 3788 1 SM
    Abu Emyr
    Belum ada peringkat
  • Struktur Tugas
    Struktur Tugas
    Dokumen3 halaman
    Struktur Tugas
    Andi Nurul Annisa Firdausi
    Belum ada peringkat
  • Bab 8. Analisis Risiko
    Bab 8. Analisis Risiko
    Dokumen6 halaman
    Bab 8. Analisis Risiko
    Andi Nurul Annisa Firdausi
    Belum ada peringkat
  • RMK 7
    RMK 7
    Dokumen6 halaman
    RMK 7
    Andi Nurul Annisa Firdausi
    Belum ada peringkat
  • Sampul
    Sampul
    Dokumen1 halaman
    Sampul
    Andi Nurul Annisa Firdausi
    Belum ada peringkat