Kami menganjurakan dobutamin agen inotropik sebagai pilihan untuk meningkatkan curah
jantung, tanpa mengindahkan apakah norepinefrin juga diberikan atau tidak. Dengan preparat
dominan adrenergik-β, dobutamin kurang menginduksi takikaradia disbanding isoprotenerol.
Dosis awal hanya beberapa microgram per kilogram per menit yang dapat menyebabkan
peningkatan curah jantung. Dosis intravena 20 μg per kilogram per menit biasanya memberikan
sedikit keuntungan. Dobutamin memiliki efek yang terbatas pada tekanan darah arteri, meskipun
dapat terjadi sedikit peningkatan tekanan pada pasien dengan disfungsi miokard sebagai
abnormalitas primer atau sedikit menurun pada pasien dengan hipovolemik sebagai penyebab
utama kelainan. Dibanding pemberian rutin dosis dobutamin yang ditetapkan untuk
meningkatkan transfer oksigen ke supranormal, level antisipatif, dosis harusnya disesuaikan
berdasarkan individu masing-masing untuk memenuhi perfusi jaringan yang adekuat. Dobutamin
dapat meningkatkan perfusi kapiler pada pasien dengan syok sepsis, tidak bergantung pada efek
sistemiknya.
Penghambat fosfodiesterase tipe III, seperti milrinon dan enoksimon, preparat kombinasi
inotropik dan vasodilator. Dengan meningkatkan metabolism siklik AMP, agen ini justru
meningkatkan efek dobutamin. Mereka juga dapat digunakan ketika reseptor adrenergic beta
tidak dapat digunakan atau pada pasien yang sedang menerima pengobatan dengan penyekat
beta. Walaupun demikian, penghambat fosfodiesterasi tipe III dapat saja menyebabkan efek
samping yang tidak diterima pada pasien dengan hipotensi, dan waktu paruhnya panjang (4
sampai 6 jam) mencegah penyesuaian dari menit ke menit. Oleh karena itu, intermiten, infus
jangka pendek dosis kecil penghambat fosfodiesterase tipe III dapat disediakan untuk infus
kontinu pada status syok.
Levosimendan, agen yang lebih mahal, bekerja secara primer dengan berikatan dengan troponin
C jantung dan meningkatkan sensitifitas miosit terhadap kalsium, tetapi juga berperan sebagai
vasodilator dengan membuka kanal ATP yang sensitive terhadap kalium pada otot polos
vascular. Walaupun demikian, agen ini memiliki waktu paruh hingga beberapa hari, sehingga
dibatasi penggunaannya pada status syok akut.
Vasodilator
Dengan menurunkan afterload ventrikel, agen vasodilator meningkatkan curah jantung tanpa
meningkatkan kebutuhan miokard atas oksigen. Batasan besar obat-obatan ini adalah risiko
terhadap penurunan tekanan arteri ke level yang dapat mengganggu perfusi jaringan. Akan tetapi,
pada beberapa pasien, penggunaan nitrat harus dilakukan dengan hati-hati dan mungkin
vasodilator lain dapat meningkatkan perfusi mikrovaskular dan fungsi selular.
Penanganan mekanik dengan balon intra-aortik konterpulsasi (intraaortic balloon
counterpulsation – IABC) dapat menurunkan afterload ventrikel kiri dan meningkatkan aliran
darah koroner. Walaupun demikian, penelitial random terbaru, controlled trial menunjukkan
tidak ada keuntungan penggunaan IABC pada pasien dengan syok kardiogenik, dan penggunaan
rutin pada syok kardiogenik tidak direkomendasikan. Oksigenasi membran ekstrakorporeal
venoarterial (venoarterial extracorporeal membrane oxygenation – ECMO) dapat digunakan
sebagai alat lifesaving pada pasien dengan syok kardiogenik reversible atau sebagai jembatan
transplantasi jantung.
Variabel Mikrosirkulasi
Perkembangan alat pencitraan polarisasi spektrum ortogonal (orthogonal polarization spectral –
OPS) dan keberhasilannya, pencitraan sidestream dark-field (SDF), menyediakan visualisasi
secara langsung untuk melihat mikrosirkulasi dan mengevaluasi efek intervensi aliran
mikrosirkulasi dalam kemudahan aksesnya, seperti area sublingual. Perubahan mikrosirkulasi,
termasuk di dalamnya penurunan densitas kapiler, penurunan perfusi kapiler, dan peningkatan
aliran darah heterogen, telah diidentifikasi pada beberapa tipe syok sirkulasi (gambar 2), dan
persistensi perubahan ini dihubungkan dengan hasil yang buruk.
Near-infrared spectroscopy merupakan teknik yang menggunakan sinar inframerah jarak dekat
untuk mendeterminasi saturasi oksigen jaringan dari fraksi oksihemoglobin dan
deoksihemoglobim. Analisis perubahan saturasi oksigen jaringan selama episode singkat iskemia
lengan dapat dimanfaatkan untuk mengkuantifitaskan disfungsi mikrovaskular; perubahan ini
dihubungkan dengan hasil yang buruk. Terapi intervensi yang bervariasi tampaknya memberikan
efek pada variabel mikrosirkulasi ini, namun terapi yang dibantu dengan memonitor atau
menargetkan mikrosirkulasi dapat meningkatkan hasil menjadi lebih baik membutuhakan
penelitian penelitian lebih jauh dan tidak direkomendasikan pada saat ini.
KESIMPULAN
Syok sirkulasi dihubungkan dengan angka moribiditas dan mortalitas yang tinggi. Identifikasi
yang lebih awal sangat penting untuk dapat memulai penanganan agresif. Pengobatan yang
sesuai dilakukan berdasarkan pemahaman yang baik pada mekanisme patofisiologi yang
mendasari. Pengobatan harus mengoreksi penyebab syok dan stabilisasi hemodinamik, secara
primer melalui infuse cairan dan pemberian agen vasoaktif. Respon pasien dapat dimonitor
dengan evaluasi klinik yang sangat hati-hati dan pengukuran laktat darah: evaluasi
mikrovaskular yang mungkin layak di masa depan.
Sidestream Dark Field images of sublingual microcirculation in a healthy volunteer and a patient
with septic shock
The microcirculation in the healthy volunteer is characterized by dense capillaries that
consistently perfised (panel A, arrows), whereas in the patient with septic shock, the density of
the capillaries have stopped or intermittent flow (Panel B, arrows)