Anda di halaman 1dari 4

2.1.

1 Patofisiologis

Laringitis akut merupakan inflamasi dari mukosa laring dan pita suara yang

berlangsung kurang dari 3 minggu. Parainfluenza virus, yang merupakan

penyebab terbanyak dari laringitis, masuk melalui inhalasi dan menginfeksi sel

dari epitelium saluran nafas lokal yang bersilia, ditandai dengan edema dari

lamina propria, submukosa, dan adventitia, diikuti dengan infitrasi selular dengan

histosit, limfosit, sel plasma dan lekosit polimorfonuklear (PMN). Terjadi

pembengkakan dan kemerahan dari saluran nafas yang terlibat, kebanyakan

ditemukan pada dinding lateral dari trakea dibawah pita suara. Karena trakea

subglotis dikelilingi oleh kartilago krikoid, maka pembengkakan terjadi pada

lumen saluran nafas dalam, menjadikannya sempit, bahkan sampai hanya sebuah

celah. Daerah glotis dan subglotis pada bayi normalnya sempit, dan pengecilan

sedikit saja dari diameternya akan berakibat peningkatan hambatan saluran nafas

yang besar dan penurunan aliran udara. Seiring dengan membesarnya diameter

saluran nafas sesuai dengan pertumbuhan maka akibat dari penyempitan saluran

nafas akan berkurang. (Murtaza, et al, 2015)

Bahkan dengan peradangan minimal membran yang melapisi bagian sempit

laring dan glotis pada anak dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya obstruksi

karena resistensi terhadap aliran udara berbanding terbalik dengan kekuatan jalan

napas. Selaput lendir juga lebih longgar dan memiliki banyak pembuluh darah,

dan tulang rawan krikoid kurang kaku. Hidung tersumbat dan menangis dapat

memperburuk penyempitan jalan napas pada anak. (Hall, 2010)


Pada obstruksi subglottic volume tidal pada anak awalnya menurun. Hal ini

dikompensasi dengan peningkatan laju pernafasan untuk mempertahankan

ventilasi alveolar yang memadai. Jika obstruksi memburuk, kerja pernapasan

dapat terus meningkatkan sehingga tidak bisa lagi mempertahankan efek

kompensasi pernapasan yang diperlukan.Volume tidal dapat terus menurun, dan

sebagai penurunan laju pernapasan, dapat terjadi hiperkarbia dan kemudian terjadi

hipoksemia. Hipoksia dengan sumbatan yang ringan menandakan keterlibatan

saluran nafas bawah dan ketidakseimbangan ventilasi dan perfusi akibat sumbatan

dari saluran nafas bawah atau infeksi parenkim paru atau bahkan adanya cairan.

(Hall, 2010)

2.1.2 Gejala Klinis

Gejala awal laringitis yaitu coryza, hidung buntu, batuk kering, dan demam

ringan. Selanjutnya dapat timbul gejala seperti, suara serak, yang disertai dengan

puncak suara (vocal pitch) yang berkurang atau tidak ada suara (aphonia), batuk

menggonggong, dan stridor inspirasi. (Paulo dan Jose, 2006). Dapat terjadi juga

demam sampai 39-40 ̊C, walaupun pada beberapa anak dapat tidak terjadi. Gejala

tersebut ditandai khas dengan perburukan pada malam hari, dan sering berulang

dengan intensitas yang menurun untuk beberapa hari dan sembuh sepenuhnya

dalam seminggu. Gelisah dan menangis sangat memperburuk gejala-gejalanya.

Anak mungkin memilih untuk duduk atau dipegangi tegak. (Murtaza,et al, 2015)

Dengan laringoskopi sering didapatkan kemerahan pada laring yang difus

bersama dengan pelebaran pembuluh darah dari pita suara. Pada literatur lain
disebutkan gambaran laringoskopi yang pucat, disertai edema yang berair dari

jaringan subglotik. Kadang dapat ditemukan juga bercak-bercak dari sekresi. Dari

pergerakan pita suara dapat ditemukan asimetris dan tidak periodik. Sebetulnya

pemeriksaan rontagen leher tidak berperan dalam penentuan diagnosis, tetapi

dapat ditemukan gambaran staplle sign (penyempitan dari supraglotis) pada foto

AP dan penyempitan subglotis pada foto lateral, walaupun kadang gambaran

tersebut tidak didapatkan. Pemeriksaan laboratorium tidak diperlukan, kecuali

didapatkan eksudat maka dapat dilakukan pemeriksaan gram dan kultur dengan

tes sensitivitas. Tetapi kultur virus positif pada kebanyakan pasien. Dari darah

didapatkan lekositosis ringan dan limfositosis (Abdurrahman, 2006)

DAFTAR PUSTAKA

Murtaza Mustafa,P.Patawari,RK.Muniandy,MM.Sien, MTH.Parash, J.Sieman.


Acute Laryngitis and Croup: Diagnosis and Treatment. IOSR Journal Of
Pharmacy (e)-ISSN: 2250-3013, (p)-ISSN: 2319-4219 Volume 5, Issue 4 (April 2015),
PP. 19-23

Hall CB,JohnTM.AcuteLaryngotracheobronchitis(Croup).In Mandell Douglas


andBennett’s Principles and Practice of Infectious
Diseases,7thed.MandellGL,BennettJE,Dolin R(editors)Churchill Livingstone
Elsevier,2010.825-829

Paulo M.C. Pitrez, José L.B. Pitrez. 2006. Acute upper respiratory tract infections
-outpatient diagnosis and treatment. Jornal de Pediatria - Vol.79, Supl.1

Abdurrahman MH, Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak, Edisi ke2,


Jakarta:FKUI,2003,931& Obat, Bandung:Mizan Media Utama,2006,13-20

Anda mungkin juga menyukai