Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Puji sykur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, karena berkat Hidayah-Nya
saya telah berhasil menyelesaikan makalah tugas akhir Bahasa Indonesia tentang
Konseptual Bahasa Indonesia dan salam kami mohonkan pada Nabi Muhammad
SAW yang telah meninggalkan dua pedoman hidup, yaitu AL-Qur’an dan Sunnah
untuk kebahagiaan dunia akhirat.

Saya berharap makalah ini dapat menjadi bahan bacaan yang akan menambah
ilmu pengetahuan.

Saya juga mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna
penyempurnaan umtuk hasil yang lebih lanjut.
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan oleh manusia. Bahasa
Indonesia adalah bahasa resmi yang digunakan oleh bangsa Indonesia dalam
berkomunikasi dan digunakan sebagai bahasa pengantar.
Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu, nama Melayu menunjukan
nama Bahasa, suku bangsa dan daerah. Negeri Melayu terletak di Jambi, di Jambi
akhirnya bahasa Melayu meluas ke daerah-daerah lain di Indonesia bahkan sampai ke
Asia Selatan.
Bahasa Indonesia lahir pada tanggal 28 Oktober 1928, pada saat itu, para
pemuda dari berbagai pelosok Nusantara berkumpul pada kerapatan pemuda dan
berikrar. Ikrar para pemuda ini disebut sumpah pemuda. Unsur yang ketiga dari
sumpah pemuda merupakan pernyataan tekad bahwa bahasa Indonesia merupakan
bahasa persatuan bangsa Indonesia. Pada tahun 1928 itulah bahasa Indonesia
dikukuhkan kedudukanya sebagai bahasa Nasional.
Bahasa Indonesia dinyatakan kedudukannya sebagai bahasa negara pada
tanggal 18 Agustus 1945 karena pada saat itu Undang-Undang Dasar 1945 disahkan
sebagai Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia. Dalam Undang-Undang
Dasar 1945 disebutkan bahwa bahasa negara ialah Bahasa Indonesia (Bab XV, pasal
36).
Keputusan Kongres Bahasa Indonesia II tahun 1954 di Medan, antara lain
menyatakan bahwa Bahasa Indonesia berasal dari Bahasa Melayu.Bahasa Indonesia
tumbuh dan berkembang sejak zaman dulu sudah dipergunakan sebagai bahasa
perhubungan (lingua franca)bukan hanya dikepulauan Nusantara, melainkan juga
hampir seluruh Asia Tenggara.
Bahasa Indonesia memegang peranan penting. Bahasa indonesia perlu
dipelajari dan dipahami oleh semua lapisan masyarakat. Tidak hanya pelajar dan
mahasiswa saja, tetapi semua warga Indonesia wajib mempelajari bahasa Indonesia.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pertumbuhan bahasa Indonesia?
2. Bagaimana kedudukan bahasa Indonesia?
3. Bagaimana fungsi bahasa Indonesia?
4. Bagaimana ragam bahasa Indonesia?

C. Tujuan Penulisan
1. Dapat mengetahui dan memahami pertumbuhan bahasa Indonesia
2. Dapat mengetahui dan memahami kedudukan bahasa Indonesia
3. Dapat mengetahui dan memahami fungsi bahasa Indonesia
4. Dapat mengetahui dan memahami ragam bahasa Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Pertumbuhan Bahasa Indonesia


Bahasa Indonesia yang kita kenal sekarang berasal dari bahasa Melayu.
Bahasa Indonesia berkembang dan dikembangan dengan modal utamanya dalah
bahasa Melayu yang penutur aslinya berada di tanah Melayu, yakni sebagian besar
daratan pulau Sumatera dan daratan Malaysia sekarang. Bahasa Melayu
dikembangkan secara terencana yang biasanya dilakukan oleh lembaga – lembaga
resmi, baik sebelum kemerdekaan maupun hingga sekarang.
Modal utama bahasa Indonesia sekarang adalah bahasa Melayu yang
kemudian bahasa Melayu itu diperkaya dengan sebagian kecil kosa kata bahasa
daerah dan sebagian kecil kosa kata bahasa asing. Pemerkayaan bahasa Melayu yang
dipakai pada masa sebelum kemerdekaan di sebagian besar wilayah Nusantara juga
telah diperkaya oleh bahasa daerah dan bahasa asing.
Dengan demikian, bahasa Indonesia sekarang adalah bahs yang bekembang
atau berasal dari bahasa Melayu adalah dasar pembentujan bahasa indonesia
sekarang. Jadi, bahasa Indonesia sekarang tidak sama dengan bahasa Melayu yang
ada sekarang yang masih digunakan oleh penutur bahasa Melayu, seperti Melayu
Medan, Riau, Jambi, Palembang, Malaysia, dan Brunai.
Secara resmi pengikraran bahasa Melayu menjadi bahsa Indonesia telah
dipatrikan melalui Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928. Hal tersebut diungkapkan
dengan ikrar ketiga pemuda dan pemudi Indonesia. Keyakinan banyak orang tentang
bahasa Indonesia yang dijunjung tinggi sebagai bahasa persatuan, seperti yang
diikrarkan tersebut adalah bahasa Melayu yang telah menjadi bahasa persatuan pada
masa itu di sebagian besar wilayah Nusantara.
Apabila dirunut ke masa lalunya, keberterimaan bahasa Melayu menjadi
bahasa Indonesia dengan kebesaran jiwa dan kerelaan yang besar ternyata tidak
terlepas dari sejarah penggunaannya. Setidaknya ada tiga factor pendukung
keberterimaan bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesiapada Sumnpah Pemuda 1928.
Pertama, factor luasnya pemakaian bahasa Melayu terutama di wilayah perdagangan
Nusantara. Kedua, faktor berterimanya penggunaan bahasa Melayu dalam khasanah
cipta sastra pada masa itu. Ketiga, faktor penggunaan bahsa Melayu dalam
persuratkabaran. Ketiga faktor tersebut diuraikan satu per satu berikut ini.
1. Faktor Luasnya Pemakaian Bahasa Melayu
Faktor pendukung pertama keberterimaan bahasa Melayu sebagai bahasa
Indonesia adalah faktor luasnya pemakaian bahasa Melayu terutama di wilayah
perdagangan Nusantara. Ditilik dari faktor pengunaan bahsa melayu sebelum
berterima sebagai bahasa indonesia, ternyata selama berabad-abad sebelum abad
ke dua puluh telah dipakai sebagai bahasa perantara (lingua franca) yang tidak
hanya di kepulauan nusantara (kini Indonesia) tetapi juga digunakan di sebagian
besar Asia Tenggara. Halim (1979:6-9) telah menjelaskan penggunaan bahasa
Melayu sebagai lingua franca di nusantara yakni bahasa Melayu Kuno telah
dipakai tidak saja sebagai bahasa resmi tetapi dipakai juga sebagai bahasa
perantaraan umum di zaman Sriwijaya dan sejak zaman itu sepertinya bahasa
Melayu tetap berperan sebagai bahasa perantara. Halim mencatat bukti-bukti
peninggalan masa lalu yakni prasasti-prasasti kuno di sekitar Palembang, Bangka
dan sungai Merangin di Sumatera yang ternyata tertulis di dalam bahasa Melayu
Kuno sudah dipakai sebagai bahasa resmi di zaman Sriwijaya.
Beberapa prasasti pemerkuat keyakinan banyak ahli bahwa bahasa
Melayu Kuno telah dipakai jauh sebelumnya, sebelum masa sumpah pemuda
adalah berikut ini. Pertama, Prasasti Kedukan Bukit tahun 683. Kedua, prasasti
Talang Tuo tahun 684. Ketiga, prasasti Kota Kapur tahun 686. Keempat, prasasti
Karang Rerahi tahun 686. Kelima, prasasti Gandasuli (Jawa Tengah) tahun 832.
Keenam, prasasti Bogor tahun 942. Ketujuh, prasasti Pagaruyung (Sumatera
Barat) tahun 1356.
Bukti-bukti di atas menunjukan bahwa pada masa kejayaan Sriwijaya,
bahasa Melayu telah dipakai bukan saja sebagai bahasa resmi tetapi dipakai juga
sebagai bahasa kebudayaan, bahasa perdagangan dan bahasa perhubungan
antardaerah di wilayah Nusantara dan Asia Tenggara. Jadi, dapat dikatakan pula
bahwa bahasa Melayu pada masa itu merupakan bahasa yang melambangkan
prestise dan status sosial budaya yang tinggi bagi pemakainya. Setelah kejatuhan
Sriwijaya, bahsa Melayu juga dipakai sebagai bahasa perdagangan yang kegiatan
perdagangan tidak saja dipakai pedagang-pedagang Indonesia dan asing tetapi
digunakan juga antarpedagang yang berasal dari berbagai daerah yang berbeda
bahasanya.

2. Faktor berterimanya pengunaan bahasa melayu dalam sastra


Faktor pendukung kedua keberterimaan bahasa Melayu sebagai bahasa
Indonesia adalah telah banyaknya penggunaan bahasa Melayu baik bahasa
Melayu tinggi maupun bahasa Melayu rendah dalam hasil-hasil sastra. Rosidi
(1968:5) mengungkapkan bahwa sejak abad ke-19 telah banyak hasil-hasil sastra
berbahasa Melayu yang di tulis oleh orang-orang yang berasal dari luar
kepulauan Riau dan Sumatera. Hasil-hasil sastra Melayu yang ditulis dalam
bahasa Melayu tinggi sangat banyak dan termasuk kesusasteraan yang kaya di
Nusantara. Dan ada di antara karya itu yang usianya sudah berabad-abad.
Dalam perkembangannya pada akhir abad ke-19 atau awla abad ke-20
banyak roman yang mengisahkan kehidupan nyata sehari-hari dan dimuat dalam
surat kabar mengunakan bahasa Melayu rendah atau pergaulan sehari-hari.
Penulisnya pun berasal dari berbagai daerah. Dalam catatan sejarah sastra
Indonesia, juga dicatat dalam awal perkembangan kesusateraan nasional
Indonesia dihitung sejak tahun 1920 ketika penerbit Balai Pustaka pertama kali
menerbitkan roman mengunakan bahasa Melayu tinggi dengan judul azab dan
sengsara karangan Merari Siregar. Sejak itu, Balai Pustaka berturut-turut
menerbitkan roman-roman menggunakan bahasa Melayu.
3. Faktor penggunaan bahasa melayu dalam persurat-kabaran
Faktor pendukung ketiga keberterimaan bahasa Melayu sebagai bahasa
Indonesia adalah telah digunakanya bahasa Melayu dalam persuratkabaran di
Nusantara. Rosidi (1968:16) mengungkapkan bahwa pada akhir abad ke-19
banyak surat kabar yang dicetak mengunakan bahasa Melayu itu adalah Bintang
Timoer mulai sejak tahun1862 di Surabaya, Pelita Ketjil mulai tahun 1882 di
Padang dan Bianglala mulai tahun 1867 di Jakarta. Dengan demikian terlihat
bahwa eksistensi bahasa Melayu sejak masa kejayaan Sriwijaya hingga Sumpah
Pemuda pada tahun 1982 telah diakui baik oleh masyarakat pribum di Nusantara
dengan berbagai suku bangsa maupun oleh masyarakat asing yang hidup dan
berdagang di Nusantara maupun Asia Tenggara. Keberadaan bahasa Melayu itu
diakui baik dalam dunia perdagangan, dunia kesusasteraan maupun dalam dunia
persuratkabaran.
Perkembangan bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia seperti sekarang
diperkaya oleh barbagai bahasa daerah dan bahasa asing. Pemerkayaan bahasa
Indonesia tersebut terutama dalam hal pemerkayaan kosakata bahasa daerah dan
bahasa asing adalah seperti berikut ini.
a. Bahasa indonesia diperkaya oleh kosakata bahasa Sanskerta seperti negara,
agama, neraka, sorga, raja, bangsa, singgasana, sengsara, dewa, pujanga,
duka, bahasa, putra, saudara, anugerah.
b. Bahasa indonesia diperkaya oleh kosakata bahasa Jawa seperti tempe,
rampung, mepet, lugu, lestari.
c. Bahasa indonesia diperkaya oleh kosakata bahasa Sunda seperti oncom,
nyahok.
d. Bahasa indonesia diperkaya oleh kosakata bahasa Banjar seperti gambut.
e. Bahasa indonesia diperkaya oleh kosakata bahasa (daerah) Papua seperti
koteka.
f. Bahasa indonesia diperkaya oleh kosakata bahasa Minangkabau seperti
himbau, rendang, inang, datuk.
g. Bahasa indonesia diperkaya oleh kosakata bahasa Palembang seperti mpek-
mpek, mantan.
h. Bahasa indonesia diperkaya oleh kosakata bahasa Batak seperti horas.
i. Bahasa indonesia diperkaya oleh kosakata bahasa Arab seperti shalat, imam,
mamum, kitab, kalam, khabar, akhirat, arwah, ilmu, infak, khilaf, khutba,
makmur.
j. Bahasa indonesia diperkaya oleh kosakata bahasa Belanda seperti asisten,
advokad, arsip, gubernur, abonemen, residen, provinsi, kondektur, masinis,
amtenar, sepur, tromol, kopling, klakson, balkon.
k. Bahasa indonesia diperkaya oleh kosakata bahasa Inggris seperti analisis,
sintesis, hipotesis, struktur, instruktu, formal, aktual,tim, pensil, standar,
manajemen, abstrak, akselerasi.
l. Bahasa indonesia diperkaya oleh kosakata bahasa Portugis seperti sepatu,
celana,lentera, jendela.
m. Bahasa indonesia diperkaya oleh kosakata bahasa Tamil seperti slogam,
materei, pualam.
n. Bahasa indonesia diperkaya oleh kosakata bahasa Perancis seperti salut,
trotoar.
o. Bahasa indonesia diperkaya oleh kosakata bahasa Pasri seperti
peduli.kenduri.
p. Bahasa indonesia diperkaya oleh kosakata bahasa China seperti bakwan,
bakso, bakmi, tauco, tauge.
q. Bahasa indonesia diperkaya oleh kosakata bahasa Jepang seperti samurai,
karate, judo, kimono.

B. Kedudukan Bahasa Indonesia


Bertolak dari sejarah pertumbuhan bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia
yang dijelasan sebelumnya yang dapat dikemukakan kedudukan bahasa Indonesia
sebagai bahasa nasional dan sebagai bahasa negara. Berdasarkan kedudukannya itu
dapat pula diuraikan fungsinya masing-masing.
1. Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Nasional
Kedudukan yang paling dahulu mucul dari bahasa Indonesia adalah
kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahsa nasional. Kedudukan itu melekat
sejak sumpah pemuda pada 28 Oktober 1928 dengan ikrar yang berbunyi
menjoenjoeng tinggi bahasa persatoean bahasa Indonesia. Sejak 28 Oktoer 1928
secara resmi telah diakui adanya bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional.
2. Kedudukan Bahasa Indonesia subagai Bahasa Negara
Seiring dengan sejarah perjalanan bangsa Indonesia yang merdeka pada
17 Agustus 1945, sehari sesudahnya, yaitu pada 18 Agustus 1945 diakui
keberadaan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara. Kedudukan itu termasuk
dalam pasal 36 UUD 1954 yang berbunyi Bahasa Negara adalah bahasa
Indonesia. Jadi, sejak 18 agustus 1945 berarti kedududkan bahasa Indonesia, di
samping sebagai bahsa nasional juga berkedudukan sebagai bahasa negara.

C. Fungsi Bahasa Indonesia


Bahasa Indonesia memiliki fungsi sejalan dengan kedudukan bahasa
Indonesia itu sebagai bahasa nasional dan sebagai bahasa negara. Halim (1979:50)
menjelaskan bahwa ada empat fungsi bahasa Indonesia dalamkedudukannya sebagai
bahasa nasional. Selain itu, juga dijelaskan fungsi bahasa Indonesia dalam
kedudukannya sebagai bahasa Negara (Halim, 1979:52). Fungsi-fungsi bahasa
Indonesia itu dijelaskan berikut ini.
1. Empat Fungsi Bahasa Indonesia dalam Kedudukannya sebagai Bahasa
Nasional
Dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia
mempunyai empat fungsi berikut ini.
a. Bahasa Indonesia berfungsi sebagai lambang kebanggaan nasional. Seluruh
bangsa Indonesia patut berbangga dengan adanya satu bahasa nasional di
antara berbagai bahasa daerah dengan etnis yang berbeda-beda. Bangsa
Indonesia memang unik karena terdiri dari berbagai etnis dan berbgai bahasa
daerah. Namun demikian, pemikir bangsa Indonesia pada masa lalu mampu
menetapkan satu bahasa nasional. Satu bahasa nasional diantara banyaknya
penutur yang memiliki bahasa pertama (bahasa daerah)yang berbeda-beda itu
merupakan suatu kebanggaan bangsa kita.
b. Bahasa Indonesia berfungsi sebagai lambang identitas nasional. Bangsa
indonesia terdiri dari berbagai etnis atau suku bangsa. Dengan kondisi bangsa
Indonesia yang beragam itu, bahasa Indonesia berfungsi sebagai lambing
identitas nasional. Artinya, bangsa Indonesia dengan berbagai suku dan
berbagai bahasa daerah itu dapat diidentikkan sebagai sebuah bangsa melalui
satu bahasa nasional, yakni bahasa Indonesia.
c. Bahasa Indonesia berfungsi sebagai alat pemersatu berbagai suku bangsa. Hal
ini berarti bahwa bahasa Indonesia berfungsi sebagai alat yang
memungkinkan penyatuan berbagai-bagai suku bangsa dan latar social
budaya dan bahasanya masing-masing kedalam kesatuan kebangsaan
Indonesia. Oleh karena itu pula, akhir-akhir ini banyak orang yakin bahwa
bangsa Indonesia masih bisa bertahan sebagai suatu bangsa karena tetap
dipersatukan oleh satu bahsa nasional, yaitu bahasa Indonesia.
d. Bahasa Indonesia berfungs sebagai alat perhubungan antardaerah dan
antarbudaya. Jika bangsa kita tidak memiliki satu bahsa nasional,
permasalahan utama yang pasti akan muncul adalah hambatan komunikasi di
antara suku bangsa. Indonesia memiliki suku dan bahasa daerah yang sangat
beragam. Keberagaman suku dan bahsa daerah itu akan terasa sekali di
wilayah Indonesia Timur. Dua wilayah yang dibatasi oleh sebuah bukit, dapat
pula terdiri atas dua suku yang bebeda dan dua bahasa yang berbeda pula.
Oleh karena itu, masalah komunikasi di antara berbagai suku dan bahasa
daerah yang berbeda itu dapat diatasi dengan adanya satu bahasa nasional,
yakni bahasa Indonesia.
2. Empat Fungsi Bahasa Indonesia dalam Kedudukannya sebagai Bahasa
Negara
Dalam kedudukannya sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia mempunyai
empat fungsi berikut ini.
a. Bahasa Indonesia berfungsi sebagai bahsa resmi kenegaraan. Seluruh kegiatan
kenegaraan dan penyelenggaraan kenegaraan di negara Indonesia harus
menggunakan bahasa Indonesia. Hal ini berarti bahwa kegiatan upacara
kenegaraan, pidato kenegaraan, dokumen kenegaraan, surat-surat kenegaraan
haruslah menggunakan bahasa Indonesia. Dengan demikian, bahasa Indonesia
berarti berfungsi sebagai bahsa resmi kenegaraan.
b. Bahasa Indonesia berfungsi sebagai bahasa pengantar di dalam dunia
pendididkan. Kegiatan belajar mengajar di sekolah dan di perguruan tinggi
menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar. Selain itu, bahasa
Indonesia tidak hanya digunakan sebagai bahasa pengantar12

Anda mungkin juga menyukai