PENDAHULUAN
Appendisitis dapat ditemukan pada semua umur, hanya pada anak kurang
dari satu tahun jarang dilaporkan. Insidensi tertinggi pada kelompok umur 20-30
tahun, setelah itu menurun. Insidensi pada laki-laki dan perempuan umumnya
sebanding, kecuali pada umur 20-30 tahun, insidensi lelaki lebih tinggi.1
Bila diagnosis klinis sudah jelas, tindakan paling tepat dan merupakan
satu-satunya pilihan yang baik adalah apendektomi. Pada apendisitis tanpa
1
komplikasi biasanya tidak diperlukan pemberian antibiotik, kecuali pada
apendisitis gangrenosa atau apendisitis perforate. Penundaan tindak bedah sambil
memberikan antibiotik dapat mengakibatkan abses atau perforasi.1
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
3
Gambar 1. Anatomi Appendiks
Apendiks terletak pada puncak sekum, pada pertemuan ke-3 taenia koli
yaitu :6,7
Taenia libra
Taenia omentalis
Taenia mesocolica
Mukosa
Submukosa (banyak terdapat limfoid)
Muskularis. Terdapat stratum sirkular (dalam) dan stratum longitudinal
(luar), stratum longitunal merupakan gabungan dari ke-3 taenia koli.
Ileocaecal
Antecaecal, di depan caecum
Retrocaecal, intra dan retro peritoneal
Anteileal
Retroileal
Pelvical
4
Persarafan parasimpatis berasal dari cabang n.vagus yang mengikuti
a.mesenterica superior dan a.apendikularis, sedangkan persarafan simpatis berasal
dari n.torakalis X. Oleh karena itu, nyeri visceral pada appendisitis bermula di
sekitar umbilicus.1
2.3 Fisiologi
2.4 Epidemiologi
5
Appendisitis dapat ditemukan pada semua umur, hanya pada anak kurang
dari satu tahun jarang dilaporkan. Insidensi tertinggi pada kelompok umur 20-30
tahun, setelah itu menurun. Insidensi pada laki-laki dan perempuan umumnya
sebanding, kecuali pada umur 20-30 tahun, insidensi lelaki lebih tinggi.1,3,4
4. Kadang parasit
6
Bakteri aerob fakultatif Bakteri anaerob
Bila sekresi mukus terus berlanjut, tekanan akan terus meningkat. Hal
tersebut akan menyebabkan obstruksi vena, edema bertambah dan bakteri akan
menembus dinding. Peradangan yang timbul meluas dan mengenai peritoneum
setempat sehingga menimbulkan nyeri di daerah kanan bawah. Keadaan ini
disebut dengan apendisitis supuratif akut.5
Bila kemudian aliran arteri terganggu akan terjadi infark dinding apendiks
yang diikuti dengan gangren. Stadium ini disebut dengan apendisitis gangrenosa.
Bila dinding yang telah rapuh itu pecah, akan terjadi apendisitis perforasi. Bila
semua proses di atas berjalan lambat, omentum dan usus yang berdekatan akan
bergerak ke arah apendiks hingga timbul suatu massa lokal yang disebut infiltrat
apendikularis. Peradangan apendiks tersebut dapat menjadi abses atau
menghilang.5
7
2.7 Gambaran Klinis
Apendisitis akut sering tampil dengan gejala khas yang didasari oleh
terjadinya peradangan mendadak pada umbai cacing yang memberikan tanda
setempat, baik disertai maupun tidak disertai dengan rangsangan peritonium lokal.
Gejala klasik apendisitis ialah nyeri samar-samar dan tumpul yang merupakan
nyeri viseral di daerah epigastrium di sekitar umbilikus. Keluhan ini sering
disertai mual muntah. Umumnya nafsu makan menurun. Dalam beberapa jam,
nyeri akan berpindah ke kanan bawah ke titik McBurney. Di sini, nyeri dirasa
lebih tajam dan lebih jelas letaknya sehingga merupakan nyeri somatik setempat.
Kadang tidak ada nyeri epigastrium, tetapi terdapat konstipasi sehingga penderita
memerlukan obat pencahar. Bila terdapat perangsangan peritoneum, biasanya
pasien mengeluhkan sakit perut bila berjalan atau batuk.1
Pada kehamilan, keluhan utama apendisitis adalah nyeri perut, mual, dan
muntah. Hal ini perlu dicermati karena pada kehamilan trimester pertama sering
juga terjadi mual dan muntah. Pada kehamilan lanjut, sekum dan apendiks
terdorong ke kraniolateral sehingga keluhan tidak dirasakan di perut kanan bawah
tetapi lebih di regio lumbal kanan.1
8
2.8 Pemeriksaan Fisik
Rovsing’s sign: dikatakan posiif jika tekanan yang diberikan pada LLQ
abdomen menghasilkan sakit di sebelah kanan (RLQ), menggambarkan
iritasi peritoneum. Sering positif tapi tidak spesifik.
Psoas sign: dilakukan dengan posisi pasien berbaring pada sisi sebelah kiri
sendi pangkal kanan diekstensikan. Nyeri pada cara ini menggambarkan
iritasi pada otot psoas kanan dan indikasi iritasi retrocaecal dan
retroperitoneal dari phlegmon atau abscess. Dasar anatomis terjadinya
psoas sign adalah appendiks yang terinflamasi yang terletak
retroperitoneal akan kontak dengan otot psoas pada saat dilakukan
manuver ini.
9
retroperitoneal akan kontak dengan otot obturator internus pada saat
dilakukan manuver ini.
Skor Alvarado
10
Tabel Alvarado scale untuk membantu menegakkan diagnosis
Manifestasi Skor
Anoreksia 1
Mual/muntah 1
Nyeri lepas 1
Febris 1
Laboratorium Leukositosis 2
Total poin 10
Keterangan:
Bila skor 5-6 dianjurkan untuk diobservasi di rumah sakit, bila skor >6 maka
tindakan bedah sebaiknya dilakukan.
11
2.9 Pemeriksaan Penunjang1,2,6
1. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan darah: pada pemeriksaan dilakukan untuk melihat angka
leukosit. Pada kasus appendicitis akut, biasanya didapatkan angka
leukosit yang neutrofil yang tinggi.
Pemeriksaan urin: pemeriksaan ini dilakukan untuk melihat adanya
eritrosis, leukosit dan bakteri didalam urin. Pemeriksaan ini dapat
membantu untuk menyingkirkan diagnosis banding seperti infeksi
saluran kemih dan batu ginjal yang memiliki gejala klinis yang hampir
sama dengan appendicitis.
2. Foto polos abdomen
Digunakan untuk melihat adanya fecalith sebagai penyebab appendicitis.
Pemeriksaan ini dilakukan terutama pada anak-anak. Kurang dari 5% pasien
akan terlihat adanya gambaran opak fecalith yang nampak di kuadran kanan
bawah abdomen, sehingga pemeriksaan ini jarang dilakukan.
3. USG
Bila hasil pemeriksaan fisik meragukan, dapat dilakukan pemeriksaan
USG, terutama pada wanita, juga bila dicurigai adanya abses. Dengan USG
dapat dipakai untuk menyingkirkan diagnosis banding seperti kehamilan
ektopik, adnecitis dan sebagainya.
Akurasi ultrasonografi sangat dipengaruhi oleh pengalaman dan
kemampuan pemeriksa. Pada beberapa penelitian, akurasi antara 90 – 94%,
dengan nilai sensitivitas dan spesifisitas yaitu 85 dan 92%. Pemeriksaan
dengan Ultrasonografi (USG) pada appendicitis akut, ditemukan adanya
fekalit, udara intralumen, diameter apendiks lebih dari 6 mm, penebalan
dinding apendiks lebih dari 2 mm dan pengumpulan cairan perisekal. Apabila
apendiks mengalami ruptur atau perforasi maka akan sulit untuk dinilai, hanya
apabila cukup udara maka abses apendiks dapat diidentifikasi.
4. CT-Scan
Pada keadaan normal apendiks, jarang tervisualisasi dengan pemeriksaan
skening ini. Gambaran penebalan diding apendiks dengan jaringan lunak
sekitar yang melekat, mendukung keadaan apendiks yang meradang. CT-
12
Scan mempunyai sensitivitas dan spesifisitas yang tinggi yaitu 90 – 100% dan
96 – 97%, serta akurasi 94 – 100%. Ct-Scan sangat baik untuk mendeteksi
apendiks dengan abses atau flegmon.
5. Laparoscopy
Suatu tindakan dengan menggunakan kamera fiberoptic yang dimasukkan
dalam abdomen, appendix dapat divisualisasikan secara langsung.Tehnik ini
dilakukan di bawah pengaruh anestesi umum. Bila pada saat melakukan
tindakan ini didapatkan peradangan pada appendix maka pada saat itu juga
dapat langsung dilakukan pengangkatan appendix.
2.10 Diagnosis
2.10.1 Apendisitis Akut
13
2.10.3 Apendisitis Kronik
Gastroenteritis.
Pada gastroenteritis, mual, muntah, dan diare mendahului rasa sakit. Sakit
perut lebih ringan dan tidak berbatas tegas. Hiperperistaltis sering
ditemukan. Panas dan leukositosis kurang menonjol dibandingkan dengan
apendisitis akut.
Demam Dengue.
Dapat dimulai dengan sakit perut mirip peritonitis. Di sini didapatkan hasil
tes positif untuk Rumpel Leede, trombositopenia, dan hematokrit
meningkat.
Kelainan ovulasi.
Folikel ovarium yang pecah (ovulasi) mungkin memberikan nyeri perut
kanan bawah pada pertengahan siklus menstruasi.
Infeksi panggul
Salpingitis akut kanan sering dikacaukan dengan apendisitis akut. Suhu
biasanya lebih tinggi daripada apendisitis dan nyeri perut bagian bawah
perut lebih difus.
Kehamilan di luar kandungan Hampir selalu ada riwayat terlambat haid
dengan keluhan yang tidak menentu. Jika ada ruptur tuba atau abortus
14
kehamilan di luar rahim dengan pendarahan, akan timbul nyeri yang
mendadak difus di daerah pelvis dan mungkin terjadi syok hipovolemik.
Kista ovarium terpuntir Timbul nyeri mendadak dengan intensitas yang
tinggi dan teraba massa dalam rongga pelvis pada pemeriksaan perut,
colok vaginal, atau colok rektal.
Endometriosis ovarium eksterna Endometrium di luar rahim akan
memberikan keluhan nyeri di tempat endometriosis berada, dan darah
menstruasi terkumpul di tempat itu karena tidak ada jalan keluar.
Urolitiasis pielum/ ureter kanan Adanya riwayat kolik dari pinggang ke
perut menjalar ke inguinal kanan merupakan gambaran yang khas.
Eritrosituria sering ditemukan.
Penyakit saluran cerna lainnya Penyakit lain yang perlu diperhatikan
adalah peradangan di perut, seperti divertikulitis Meckel, perforasi tukak
duodenum atau lambung, kolesistitis akut, pankreatitis, divertikulitis
kolon, obstruksi usus awal, perforasi kolon, demam tifoid abdominalis,
karsinoid, dan mukokel apendiks. (Sjamsuhidajat, De Jong, 2004)
2.12 Tatalaksana
Bila diagnosis klinis sudah jelas, tindakan paling tepat dan merupakan
satu-satunya pilihan yang baik adalah apendektomi. Pada apendisitis tanpa
komplikasi biasanya tidak diperlukan pemberian antibiotik, kecuali pada
apendisitis gangrenosa atau apendisitis perforate. Penundaan tindak bedah sambil
memberikan antibiotik dapat mengakibatkan abses atau perforasi.1
15
2.11 Komplikasi
16