Anda di halaman 1dari 20

Jurnal Olahraga Prestasi, Volume 12, Nomor 2, Juli 2016 | 41

PENATALAKSANAAN CEDERA TENDINITIS PATELLA


PADA ATLET BULUTANGKIS

Zeth Boroh, Nani Cahyani


Program Studi Ilmu Kedokteran Olahraga FKUI
email : zethboroh@yahoo.com

ABSTRACT
Badminton is a popular sport in Indonesia becoming a mainstay in the international events
as proven by the number of Olympic gold medals achieved. Badminton includes high intensity
sport, multi-direction, and run-jump movements with acceleration-deceleration. Thus, badminton
athletes are prone to the risk of knee injury, such as patellar tendinitis. In general, patellar tendonitis
occurs in sports that contain many numbers of repeated jumping and running that result in
inflammation in the patellar tendon. These injuries are also associated with excessive load during
weight lifting, condition of the hip anatomy, blow to the knees and flat feet.
This article discusses knee anatomy, patellar tendinitis definition, epidemiology,
biomechanics of injury, sign and symptoms, physical examination, causes, diagnosis, differential
diagnosis, management and rehabilitation.

Keywords: Tendinitis patella, badminton, sports injury

ABSTRAK
Bulutangkis merupakan olahraga andalan Indonesia di kancah internasional. Olahraga ini
juga popular di Indonesia dan menjadi olahraga tradisi emas di Olimpiade. Bulutangkis termasuk
olahraga dengan intensitas tinggi, multi direksi, melompat, berlari dan akselerasi-deselerasi
sehingga memiliki risiko terjadi cedera lutut, salah satunya tendinitis patella. Tendinitis patella
umumnya terjadi pada olahraga yang banyak melakukan melompat dan berlari secara berulang-
ulang yang menyebabkan munculnya radang pada tendon patella. Cedera ini juga terjadi akibat
beban berlebihan saat mengangkat beban, kondisi anatomi pinggul, adanya pukulan pada lutut dan
telapak kaki yang rata.
Artikel ini membahas tentang anatomi lutut, definisi tendinitis patella, epidemiologi,
biomekanika cedera, gejala, pemeriksaan fisik, penyebab, diagnosis, diagnosis banding,
penatalaksanaan dan rehabilitasinya.

Kata Kunci: Tendinitis Patella, bulutangkis, cedera olahraga

PENDAHULUAN
Bulutangkis merupakan olahraga perak dan perunggu untuk Indonesia. Selain
andalan Indonesia di kancah internasional. itu ada juga perebutan piala Thomas dan Uber
Olahraga ini merupakan olahraga yang sangat di mana Indonesia sudah beberapa kali
potensial dan telah memberikan banyak merebut Piala Thomas dan Uber ini.
kontribusi untuk meningkatkan peringkat Berdasarkan hal itu, sebagai olahraga yang
Indonesia di even multi cabang olahraga yaitu sangat potensial penyumbang medali emas
di ajang olimpiade. Sejak dipertandingkan untuk Indonesia sangat penting bagi pelaku
pertama kali di olimpiade, olahraga ini selalu atau praktisi bidang olahraga untuk
menyumbang medali emas selain medali menangani olahraga yang potensial ini secara
Jurnal Olahraga Prestasi, Volume 12, Nomor 2, Juli 2016 | 42

serius dan profesional, sehingga dokter pekerjaan yang mengharuskan banyak


olahraga perlu untuk mengenal kejadian mengangkat beban seperti pekerja stok barang
cedera olahraga serta mengetahui bagaimana di toko. Tendinitis patella juga dapat
memberikan terapi dengan baik dan efektif disebabkan oleh kondisi seperti pinggul yang
pada setiap cedera. Umumnya cedera yang terlalu besar, adanya pukulan pada lutut dan
paling sering terjadi pada olahraga telapak kaki yang rata dapat menjadi
bulutangkis adalah akibat overuse dan salah penyebab munculnya tendinitis patella. Cluett
satu yang tersering adalah patellar tendinitis et al, 2006).
atau biasa juga disebut patellar tendinosis, Istilah tendinitis patella pertama kali
patellar tendinopathy, jumper’s knee, digunakan oleh Blazina et al sebagai jumper’s
Sinding-Larsen-Johansson disease (Hyman et knee pada tahun 1973, sedangkan Sinding-
al, 2008). larson, Johansson dan Millie yang pertama
Tendinitis patella adalah jenis cedera kali menjelaskan bahwa adanya tendinopati
overuse yang biasa juga disebut patellar pada bagian insersi yang ditemukan pada atlet
tendinosis, patellar tendinopathy, jumper’s yang matur secara skeletal (Hyman et al,
knee, Sinding-Larsen-Johansson disease 2008).
(Hyman et al, 2008). Cedera ini biasa
dijumpai pada olahraga yang banyak PEMBAHASAN
melakukan gerakan melompat dan berlari, A. Anatomi
1. Tulang-Tulang Penyusun
atau melakukan gerakan melompat berlari
Lutut adalah sendi yang paling
yang berulang-ulang yang menyebabkan
kompleks dan terdiri dari 2 sendi yaitu sendi
munculnya inflamasi pada tendon patella.
tibiofemoral dan sendi patellofemoral.
Olahraga yang sering menjadi penyebab
Tulang-tulang yang menyusun sendi lutut
munculnya tendinitis patella selain
adalah femur, tibia, patella dan fibula. Pada
bulutangkis adalah olahraga bola basket,
ujung distal femur terdapat kondilus medial
sepakbola, atletik, bola voli, tenis, figure
dan lateral yang menempel dengan cekungan
skaters, baseball, football, balap sepeda,
pada ujung proksimal tibia. Cekungan ini
anggar dan lain-lain. Ada juga olahraga yang
juga terdiri dari bagian medial dan lateral
dapat menyebabkan terjadinya tendinitis
yang dipisahkan oleh spina tibia (Blackburn
patella tanpa ada gerakan melompat yaitu
and Craig, 1980). Diantara kondilus medial
olahraga angkat besi yang diakibatkan oleh
dan lateral terdapat facies patellaris yang
beban yang berlebihan saat mengangkat
merupakan tempat menempelnya tulang
beban. Selain karena aktivitas olahraga,
patella. Sedangkan fibula merupakan tulang
tendinitis patella bisa juga diakibatkan bukan
panjang yang terletak sejajar dengan tibia di
karena olahraga tapi karena melakukan
Jurnal Olahraga Prestasi, Volume 12, Nomor 2, Juli 2016 | 43

sisi lateral (www.sportsinjuryclinic.net, o Bursa subfascialis prepatellaris,


bursa subtendinosa prepatellaris
2010).
dan bursa subkutaneus
Tiap tulang tersebut dilapisi oleh tulang prepatellaris.
3. Ligamen
rawan yang sangat keras namun memiliki
Pada sendi lutut terdapat empat ligamen
permukaan yang sangat halus. Tulang rawan
yang berfungsi untuk mempertahankan
ini berfungsi untuk mengurangi gesekan
stabilitas lutut.
antar tulang ketika terjadi pergerakan
 Ligamen kolateral medial
(www.sportsinjuryclinic.net,2010)
Ligamen ini membentang antara
2. Kapsul Sendi
epikondilus medial femur dan kondilus
Kapsul sendi merupakan struktur yang
medial tibia, berfungsi melindungi sisi
menyelubungi seluruh sendi lutut. Kapsul ini
medial lutut dari tekanan yang berasal
terdiri dari membran sinovial dan membran
dari sisi lateral lutut ( daya valgus ).
fibrosa yang dipisahkan oleh jaringan lemak
(www.sportsinjuryclinic.net, 2010). Membran  Ligamen kolateral lateral

sinovial merupakan membran khusus yang Ligamen ini disebut juga ligamen fibula

berfungsi menyediakan nutrisi bagi struktur karena membentang dari epikondilus

penyusun sendi (www.sportsinjuryclinic.net, lateral femur ke kaput fibula. Fungsinya

2010). Pada kapsul sendi lutut juga terdapat adalah untuk mencegah sisi lateral lutut

bursa yang berisi cairan sinovial. Berbagai bengkok ke arah lateral akibat dorongan

bursa yang terdapat pada sendi lutut dapat dari sisi medial ( daya varus ).

dikelompokkan sebagai berikut (Anonim,  Ligamen krusiatum anterior

2010): Ligamen ini membentang antara kondilus

 Communicating bursae, yang terdiri lateral femur dan area interkondilus

dari : anterior pada tibia, serta memiliki fungsi

o Bursa suprapatella, di bagian yang sangat penting untuk mencegah tibia


anterior dan proksimal sendi bergeser terlalu jauh ke depan. Cedera
o Bursa semimembranosa, di
bagian posterior sendi sering terjadi pada ligamen ini akibat
o Bursa subtendinosa tekukan atau rotasi lutut.
gastrocnemius medial dan lateral
di origo m. Gastrocnemius.  Ligamen krusiatum posterior
 Non-communicating bursae, yang Ligamen yang membentang antara
terdiri dari : permukaan anterior kondilus medial
o Bursa prepatella subkutaneus, di femur dan area interkondilus posterior
sisi anterior patella
o Bursa infrapatellaris profunda, di tibia ini berfungsi mencegah pergeseran
sisi posterior patella (di antara tibia ke arah posterior.
ligamen patella dan membran
fibrosa kapsul sendi.  Ligamen transversus
Jurnal Olahraga Prestasi, Volume 12, Nomor 2, Juli 2016 | 44

Ligamen ini berjalan di sisi anterior  Meniskus lateral (fibrokartilago semilunar


meniskus dan menghubungkan eksternal)
meniskus medial dan lateral. Meniskus ini berbentuk seperti lingkaran
 Ligamen patella dan meliputi area permukaan sendi yang
Ligamen patella menghubungkan bagian lebih luas dibandingkan meniskus medial.
inferior patella dengan tuberositas tibia. Ujung anteriornya melekat di depan
Ligamen yang memiliki panjang 5-6 cm eminensia interkondilus tibia pada sisi
dan lebar sekitar 3 cm ini merupakan latero-posterior ligamen krusiatum
ligamen yang sangat kuat sehingga anterior dan menyatu dengan ligamen
memberikan kekuatan mekanis pada tersebut. Sedangkan ujung posteriornya
keseluruhan sendi lutut. Ligamen patella melekat di sisi belakang eminensia
sering disebut juga tendon patella karena interkondilus tibia dan di depan ujung
tidak terlihat terpisah dengan tendon posterior meniskus medial
quadriseps femoris yang menyelubungi (www.sportsinjuryclinic.net, 2010)
patella(Greisamer and McConell, 1998). 5. Otot-otot
4. Meniskus Pada sendi lutut terdapat dua kelompok
Pada bagian tepi permukaan ujung otot yaitu otot-otot quadriceps femoris dan
proksimal tibia terdapat tulang rawan yang otot-otot hamstring (Anonim, 2010).
berbentuk bulan sabit disebut meniskus. Otot quadriceps femoris terdiri dari
Dengan menjadikan permukaan caput tibia muskulus rectus femoris, m. vastus
cekung, meniskus berfungsi sebagai peredam intermedius, m. vastus lateralis dan m. vastus
tekanan yang diterima oleh sendi lutut dan medialis. Kelompok otot ini berperan sebagai
juga mendistribusikan berat secara merata ekstensor lutut jika kaki tidak menapak ke
antara tibia dan femur. Terdapat dua lantai dan sebagai deselerator atau penahan
meniskus, yaitu : lutut saat kaki menapak di lantai. Keempat
 Meniskus medial (fibrokartilago tendon dari otot-otot tersebut menyatu dan
semilunar internal) berinsersi pada bagian anterior patella
Bagian anterior meniskus ini melekat pada (Anonim, 2010).
sisi anterior fosa interkondilus tibia dan Otot-otot hamstring berorigo pada
terletak di depan ligamen krusiatum tuberositas ischiadika dan terdiri dari m.
anterior; sedangkan bagian posteriornya semitendinosus yang berinsersi di permukaan
melekat pada sisi posterior fosa medial tibia, m. semimembranosus yang
interkondilus tibia dan terletak di antara berinsersi pada condilus medial tibia, dan m.
perlekatan meniskus lateral dan ligamen biseps femoris berinsersi pada sisi lateral
krusiatum posterior.
Jurnal Olahraga Prestasi, Volume 12, Nomor 2, Juli 2016 | 45

caput fibula. Otot-otot ini berperan dalam Secara makroskopik ditemukan adanya
gerakan fleksi sendi lutut (Anonim, 2009). degenerasi pada tendon akibat adanya
6. Pendarahan gangguan vaskular dan reaksi inflamasi.
Berbagai arteri yang mendarahi sendi Secara histologis ditemukan adanya
lutut merupakan cabang dari arteri femoralis perdarahan dan robekan tendon yang
dan arteri poplitea yang membentuk suatu menyebabkan peningkatan jumlah sel
jaringan ( articular rete ). Keenam cabang inflamasi, namun beberapa peneliti
pembuluh darah yang membentuk jaringan ini berpendapat bahwa tidak ada sel-sel
adalah : inflamasi pada tendinitis patella tapi yang
- Arteri genikularis medial superior. ada adalah sel-sel fibroblast (Khan et al,
- Arteri genikularis lateral superior.
1998).
- Arteri genikularis medial inferior.
- Arteri genikularis lateral inferior. 2. Epidemiologi
- Arteri genikularis desendens. Pada suatu penelitian mengenai
- Arteri tibialis anterior cabang rekuren.
kejadian cedera tendinitis patella di Amerika
Serikat dilaporkan bahwa cedera ini
merupakan salah satu cedera tendinopati
yang cukup sering pada atlet dewasa. Pada
olahraga yang banyak melakukan gerakan
melompat dilaporkan bahwa kejadian cedera
tendinitis patella sekitar 20%. Angka
kejadian pada laki-laki dan perempuan sama
Gambar 1. Anatomi lutut (sisi anterior)
apabila cederanya bilateral pada kedua
tungkai,sedangkan cedera yang unilateral
pada salah satu tungkai kejadian cedera lebih
banyak pada laki-laki dengan rasio 2:1
(Hyman et al, 2008).
Pada penelitian terhadap pemain-
Gambar 2. Anatomi lutut (sisi postero-lateral) pemain bulutangkis Malaysia ditemukan
(http://www.ourhealthnetwork.com/condition bahwa cedera yang tersering adalah cedera
s/knee/JumpersKneePatellarTendonitis.asp,
2010) akibat overuse, dan 63% cedera terjadi di
ekstremitas bawah yaitu terutama di daerah
B. Tendinitis Patella lutut. Diantara berbagai cedera yang ada di
1. Definisi
lutut, tendinitis patella merupakan cedera
Tendinitis patella adalah suatu kondisi yang paling sering ditemukan (42%) (Shariff
dimana terdapat cedera pada tendon patella. et al, 2009).
Jurnal Olahraga Prestasi, Volume 12, Nomor 2, Juli 2016 | 46

3. Biomekanika Cedera  Nyeri di sekitar tendon patella


Tendinitis patella disebabkan oleh  Pembengkakan pada sendi lutut
tekanan pada tendon patella saat melompat.  Nyeri di sekitar lutut saat melompat,
Cedera ini dapat terjadi pada atlet terutama berlari dan berjalan terutama saat
yang berpartisipasi pada cabang olahraga menuruni tangga
dengan gerakan melompat yang dominan  Nyeri di sekitar lutut saat fleksi dan
seperti basket, voli, lompat tinggi atau ekstensi kaki
lompat jauh, bulutangkis, sepakbola dan lain-  Terasa lunak saat perabaan di sekitar
lain. Tendinitis patella dapat juga ditemukan lutut
pada olahraga yang tidak ada gerakan  Lutut terasa lemah
melompat seperti angkat besi dan bersepeda,  Snapping sensation pada waktu gerakan
namun hal ini jarang terjadi. Faktor-faktor jongkok
risiko intrinsik yang berpengaruh
 Nyeri terus-menerus yang mengganggu
diantaranya adalah jenis kelamin, obesitas,
saat tidur di malam hari.
genu varum, genu valgum, peningkatan Q
5. Pemeriksaan Fisik
angle, patella alta, patella baja serta
Pada pemeriksaan fisik akan ditemukan
ketidaksamaan panjang tungkai. Satu-
beberapa hal, antara lain (Hyman et al,
satunya gangguan biomekanik yang
2008):
berhubungan dengan terjadinya patellar
 Nyeri tekan pada bagian inferior dan
tendinitis adalah kelentukan otot-otot
superior patella dan tuberositas tibia
quadriseps dan hamstring yang buruk.
 Ketegangan otot-otot hamstring dan
Kemampuan melompat secara vertikal,
quadriseps
teknik melompat dan mendarat juga akan
 Ligamen-ligamen pada sendi lutut tetap
mempengaruhi pembebanan pada tendon.
stabil
Tendon patella mengalami tekanan mekanik
 Range of motion sendi lutut tetap normal
yang lebih besar saat mendarat dibandingkan
 Hasil pemeriksaan neovaskularisasi yang
saat akan melompat karena adanya kontraksi
normal
otot-otot quadriceps secara eksentrik.
 Hasil pemeriksaan sendi panggul dan
Latihan yang berlebihan dan latihan pada
pergelangan kaki yang normal
permukaan yang keras merupakan suatu
 Efusi lutut intra artikuler (jarang)
faktor risiko ekstrinsik (Hyman et al, 2008).
6. Penyebab
4. Gejala
Penyebab terjadinya cedera tendinitis
Ada beberapa gejala yang dapat
patella masih belum jelas. Ada beberapa
muncul pada cedera tendinitis patella ini,
diantaranya adalah (Peterson et al, 1990):
Jurnal Olahraga Prestasi, Volume 12, Nomor 2, Juli 2016 | 47

kombinasi faktor penyebab, diantaranya Apabila salah satu otot tungkai lebih kuat
adalah (Houglum, 2001): dari yang lain maka tendon patella dapat
 Intensitas dan frekuensi dari aktivitas mengalami tarikan yang tidak merata,
fisik sehingga menyebabkan tendinitis patella.
Semakin besar intensitas dan frekuensi 7. Diagnosis
aktivitas fisik terutama yang disertai Diagnosis tendinitis patella cukup sulit
dengan gerakan melompat maka akan untuk ditegakkan. Ada beberapa hal yang
semakin besar tekanan yang terjadi pada perlu diperhatikan, yaitu (Bedi, 2009):
tendon sehingga semakin tinggi pula  Anamnesis
kemungkinan terjadinya cedera tendinitis Adanya riwayat cedera saat melakukan
patella. kegiatan olahraga terutama pada waktu
 Faktor kegemukan melompat dan berlari. Adanya keluhan
Beberapa penelitian menyebutkan bahwa seperti nyeri disekitar lutut, terasa lunak
semakin besar berat badan seseorang di sekitar lutut, adanya pembengkakan di
maka semakin besar pula tekanan sekitar lutut, terasa lemah pada daerah
terhadap tendon patella sehingga risiko lutut.
terjadinya tendinitis patella semakin  Pemeriksaan Fisik
tinggi. Pada pemeriksaan fisik ditemukan nyeri
 Kekakuan otot-otot kaki. tekan pada bagian superior dan inferior
Menurunnya kelentukan pada otot-otot lutut, otot-otot hamstring dan quadriseps
quadriseps dan otot-otot hamstring akan terasa menegang dan kadang-kdang
meningkatkan tarikan (strain) pada ditemukan efusi lutut intra artikular.
tendon patella.  Pemeriksaan Laboratorium
 Misalignment tungkai. Pemeriksaan laboratorium berfungsi
Posisi tungkai yang tidak sejajar akan untuk menyingkirkan adanya penyakit-
memberikan tarikan yang lebih besar penyakit sistemik, penyakit infeksi dan
pada tendon patella. penyakit-penyakit metabolik.
 Posisi tulang patella yang lebih tinggi  Pemeriksaan Ultrasonografi
(patella alta) Alat yang menggunakan gelombang
Posisi tulang patella yang letaknya lebih suara ini berfungsi untuk
superior dari sendi lutut akan memperlihatkan lokasi dari kerusakan
menyebabkan tendon patella mengalami yang terjadi pada tendon patella.
tarikan yang lebih besar. Pemeriksaan ini memperlihatkan
 Ketidakseimbangan kekuatan otot-otot ketidaknormalan ekstra dan intra tendon.
tungkai.  Pemeriksaan X-ray
Jurnal Olahraga Prestasi, Volume 12, Nomor 2, Juli 2016 | 48

Pemeriksaan ini berfungsi untuk  Pes Anserine Bursitis


memperlihatkan adanya suatu kalsifikasi  Quadriceps Injury (Hyman et al,
di tendon terutama pada kondisi cedera 2008)
stadium dini.
 Pemeriksaan MRI (Magnetic Resonance C. Penatalaksanaan
Imaging) 1. Medikamentosa
NSAID (Nonsteroid anti-inflamatory
Pemeriksaan ini memperlihatkan gambar
drugs) merupakan pilihan pertama pada fase
yang lebih jelas dibandingkan
akut tetapi harus bijaksana dalam
pemeriksaan ultrasonografi sehingga
penggunaannya. NSAID memiliki efek
dengan MRI kita dapat melihat lebih
sebagai analgesik, anti inflamasi dan anti
jelas perubahan-perubahan yang terjadi
piretik, sehingga dapat mengurangi nyeri dan
pada tendon.
pembengkakan pada cedera tendinitis patella.
8. Stadium
Contoh sediaan NSAID adalah ibuprofen dan
Tendinitis patella dapat dibagi ke dalam
naproxen yang dapat digunakan selama 5
4 stadium menurut intensitas nyerinya, yaitu
sampai 7 hari (Golf et al, 2006).
(Edell, 2009) :
Injeksi steroid tidak dianjurkan
a. Stadium 1 : nyeri hanya pada saat
penggunaannya pada tendinitis patella.
beraktivitas, tidak ada kerusakan
Walaupun steroid dapat menurunkan reaksi
fungsional.
inflamasi lokal namun steroid dapat
b. Stadium 2 : nyeri selama dan setelah
melemahkan tendon dan meningkatkan
beraktivitas, atlet masih dapat
risiko terjadinya ruptur tendon patella (Bedi
menampilkan performa yang baik saat
et al, 2009)
bertanding.
2. Non Medikamentosa
c. Stadium 3 : nyeri yang panjang selama
a. Metode R.I.C.E (Kelly, 2008)
dan sesudah beraktivitas, atlet tidak dapat
 Rest (istirahat)
menampilkan performa yang baik selama
Pada dasarnya yang dimaksud istirahat
bertanding
di sini adalah mengistirahatkan bagian
d. Stadium 4 : nyeri sepanjang hari. Ruptur
yang cedera dan dalam hal ini adalah
total tendon.
bagian lutut, bukan istirahat secara
9. Diagnosis Banding
total. Namun pada kenyataannya
 Knee Osteochondritis Dissecans
sangat sulit untuk mengistirahatkan
 Meniscus Injuries
lutut karena hampir dalam setiap
 Osgood-Schlatter Disease aktifitas yang dilakukan, sendi lutut
 Patellar Injury and Dislocation akan dibengkokkan atau diluruskan.
 Patellofemoral Joint Syndromes Gerakan-gerakan yang perlu dihindari
Jurnal Olahraga Prestasi, Volume 12, Nomor 2, Juli 2016 | 49

yang dapat membebani dan lebih berlangsung secara pasif dan lambat
merusak tendon patella adalah: melalui sistem limfe.
melompat, berlari, menaiki dan  Elevasi
menuruni tangga, dan berjongkok. Elevasi dilakukan dengan mengangkat
 Ice (aplikasi es) tungkai lebih tinggi 15-20 cm di atas
Tujuan dari pemberian es adalah level jantung dengan posisi sendi lutut
mengurangi nyeri, pembengkakan dan yang diluruskan. Dengan posisi ini
inflamasi. untuk itu es harus tarikan pada tendon patella akan
diaplikasikan pada permukaan tendon berkurang sehingga tendon memiliki
patella, selama 15-20 menit setiap 4 kesempatan untuk berelaksasi dan
jam untuk 2-3 hari. Cara proses penyembuhan berlangsung
pemberiannya dengan memasukkan es lebih cepat.
ke dalam kantung plastik dan b. Latihan Fisik
selanjutnya dibungkus dengan handuk Latihan fisik yang dapat dilakukan
basah. adalah:
Cara lain aplikasi es adalah dengan ice  Latihan peregangan
massage yaitu dengan menggunakan Terutama latihan peregangan
air yang dibekukan di dalam gelas hamstring dan quadriseps.
plastik dan menempelkannya ke  Latihan berjongkok.
permukaan tendon patella. Dimulai dengan tanpa beban selama 2
 Compression (penekanan) minggu, dilanjutkan dengan tambahan
Tujuan penekanan adalah membatasi beban 2,5 kg setiap latihan.
pembengkakan dengan meningkatkan  Latihan postur
tekanan terhadap pembuluh darah Dilakukan dengan cara duduk, kaki
sehingga bersifat melawan tekanan menapak di permukaan rata dan tidak
hidrostatik pembuluh darah yang melakukan duduk bersila (Bedi, 2009)
mendorong laju filtrasi darah dan c. Tindakan Operatif
menyebabkan edema. Selain Pada suatu penelitian pada tahun 2006
bermanfaat dalam membatasi yang membandingkan antara pengobatan
terjadinya pembengkakan, kompresi konservatif dengan tindakan operasi,
juga membantu reabsorbsi cairan didapatkan hasil bahwa tidak ada perbedaan
edema dari jaringan. Hal ini sangat yang bermakna antara kedua macam
penting mengingat bahwa pada pengobatan ini untuk penatalaksanaan
dasarnya proses reabsorbsi edema tendinitis patella.
Jurnal Olahraga Prestasi, Volume 12, Nomor 2, Juli 2016 | 50

Pertimbangan untuk tindakan operatif tendinitis yang kronis dan tidak sembuh
pada tendinitis patella adalah apabila semua dengan pengobatan konservatif. Ini
tindakan pengobatan konservatif tidak berkaitan dengan peran platelet dalam
berhasil, biasanya setelah sekitar 6 bulan atau penyembuhan luka serta dampak klinis
lebih. Ada beberapa penelitian yang dari PRP regenerasi tulang dan proses
menemukan teknik operasi terbaik. penyembuhan jaringan lunak. PRP
Diantaranya adalah dengan reseksi bagian menstimulasi revaskularisasi dan
posterior patella dan bagian degeneratif pada mengembangkan migrasi nutrisi ke sel-sel
tendon, arthroscopic longitudinal tenotomy, epitel lebih awal dan lebih lengkap.
arthoscopic scarification. Tujuan dari  Extracorporeal Shock Wave Therapy
tindakan operatif pada tendinitis patella (ESWT)
adalah untuk memperbaiki kembali robekan ESWT menggunakan gelombang suara
yang ada pada tendon patella dan untuk merangsang proses penyembuhan
menyingkirkan bagian-bagian yang dapat pada cedera tendon. Dengan pemberian
merusak tendon. Diharapkan proses terapi ESWT diharapkan dapat terjadi
penyembuhan dapat berlangsung dalam waktu neovaskularisai yang dapat membantu
6 sampai 12 bulan setelah operasi. Setelah proses penyembuhan luka lebih cepat.
dilakukan tindakan operasi, didapatkan sekitar ESWT juga dapat menciptakan proses
25 % dari hasil operasi itu ternyata masih ada inflamasi yang baru sehingga diharapkan
nyeri pada patella yang menyebabkan tubuh bereaksi untuk memberikan nutrisi
beberapa diantara mereka tidak dapat ke daerah cidera sehingga proses
mengikuti pertandingan lagi. Jadi tindakan penyembuhan akan lebih cepat.
operatif dilakukan hanya setelah dilakukan
suatu program pengobatan konservatif dengan
baik namun tidak memberikan hasil yang  Stimulasi Laser Dan Elektrik
sempurna. Sebelum tindakan operatif Dengan teknik stimulasi laser dan elektrik
dilakukan sebaiknya atlet perlu mengetahui dilaporkan ada beberapa kasus yang
bahwa tindakan itu tidak memberikan jaminan berhasil disembuhkan. Impuls terapi laser
kepada atlet untuk kembali berolahraga inframerah dapat mengurangi rasa nyeri,
seperti pada level sebelumnya (kemungkinan merangsang proses perbaikan dalam
60-80%) (Amatuzzi et al, 2005). struktur saraf yang terkena, selanjutnya
d. Pengobatan Lain melalui stimulasi listrik mengaktifkan
 Platelet-Rich Plasma (PRP) pertumbuhan regenerasi serat saraf,
Suntikan dengan PRP baru-baru ini mulai reinervasi otot-otot yang cidera (Garver,
digunakan pada pengobatan patella 2010).
Jurnal Olahraga Prestasi, Volume 12, Nomor 2, Juli 2016 | 51

Pemberian pengobatan menurut stadium mampu berpartisipasi dalam olahraga secara


tendinitis patella (Hyman et al, 2010) adalah: baik, bahkan dapat menggangu saat tidur.
 Stadium I Oleh karena itu aktivitas-aktivitas yang dapat
Stadium ini ditandai dengan adanya meningkatkan tekanan pada tendon patella
nyeri yang timbul setelah beraktivitas tanpa harus dihindari seperti melompat dan berlari.
adanya gangguan fungsional. Terapi yang Pada prinsipnya latihan fisik dan terapi RICE
diberikan untuk stadium I cukup dengan hampir sama dengan yang diterapkan pada
RICE / cryotherapy. Pasien dianjurkan untuk penanganan stadium I. Perbedaannya adalah
melakukan aplikasi es setelah melakukan pada stadium II, setelah nyerinya berkurang,
aktivitas yang menyebabkan nyeri. Jika nyeri juga diberikan latihan yang berfokus kepada
masih berlanjut dapat diberikan NSAID. Pada ROM, kelentukan dan kekuatan sendi lutut,
beberapa kasus nyeri dapat timbul kembali pergelangan kaki dan panggul. Bila intensitas
setelah pemberian NSAID dihentikan. Namun nyeri bertambah dan atlet menjadi merasa
dalam hal ini pemberian NSAID jangka khawatir mengenai performanya maka
panjang tetap tidak dianjurkan terutama untuk suntikan lokal kortikosteroid dapat
atlet-atlet usia muda. Selain itu injeksi dipertimbangkan untuk diberikan. Sebelum
kortikosteroid lokal juga tidak dianjurkan diberikan suntikan kortikosteroid dokter harus
untuk terapi stadium I. Sebagian besar atlet menjelaskan kepada atlet bahwa suntikan ini
profesional enggan mengikuti anjuran untuk dapat menyebabkan degenerasi tendon atau
beristirahat karena menganggap hal tersebut bahkan terjadi ruptur tendon bila atlet terlalu
akan menurunkan performa dalam cepat melakukan aktivitas yang membebani
berolahraga. Oleh karena itu digunakan tendon setelah gejala-gejala membaik.
protektor (strapping) untuk mengurangi  Stadium III
ketegangan tendon serta gejala yang Pada stadium III, rasa nyeri dirasakan
dirasakan. Selanjutnya perlu diterapkan terus-menerus hingga mempengaruhi
latihan fisik yang komprehensif, meliputi performa atlet dalam berolahraga. Terapi pada
peregangan otot-otot quadriseps dan fleksor stadium ini secara umum hampir sama dengan
sendi panggul serta latihan penguatan yang stadium II namun pada stadium ini atlet harus
progresif. Sebelum melakukan latihan-latihan beristirahat dan berhenti dari kegiatan
fisik ini dianjurkan agar melakukan olahraganya selama sekitar 3 sampai 6
pemanasan untuk meningkatkan aliran darah minggu. Atlet harus menghindari aktivitas
dan kelentukan jaringan. yang menyebabkan nyeri serta dianjurkan
 Stadium II untuk tetap mengikuti program latihan
Pada stadium II, nyeri dialami selama kardiovaskuler dan latihan kekuatan. Bila
beraktivitas dan setelah beraktivitas tapi tetap nyeri terus-menerus dirasakan (refrakter) atlet
Jurnal Olahraga Prestasi, Volume 12, Nomor 2, Juli 2016 | 52

dapat memilih untuk meninggalkan olahraga Istirahat sangat penting untuk


yang mengharuskan gerakan melompat dan / membantu pemulihan jaringan lunak
atau menjalani pembedahan. Pada penelitian setelah aktifitas yang berat.
Bahr et al, ditemukan tidak ada perbedaan  Latihan keseimbangan.
hasil terapi antara atlet dengan tendinitis Latihan keseimbangan akan
patella stadium III yang menjalani meningkatkan kemampuan
pembedahan dan tanpa pembedahan. Hanya proprioseptif sehingga tubuh memiliki
sekitar 50% atlet di kedua kelompok terapi kemampuan untuk mengendalikan
yang dapat kembali berpartisipasi setelah posisi tubuh dan ekstremitas.
menjalani terapi selama 1 tahun. Peneliti juga  Peregangan.
menyarankan agar dilakukan latihan Peregangan penting untuk
penguatan otot-otot quadriseps secara meningkatkan fleksibilitas otot-otot
eksentik sebelum mempertimbangkan untuk yang berada di sekitar lutut.
melakukan tenotomy.  Latihan penguatan otot sekitar lutut.
 Stadium IV  Penggunaan alas kaki tepat.
Pada stadium IV terjadi ruptur Alas kaki yang tepat akan membantu
tendon secara total yang membutuhkan stabilitas lutut, memberikan bantalan
tindakan pembedahan. yang cukup dan menyokong lutut dan
tungkai bawah selama berjalan dan
3. Pencegahan berlari.
Ada beberapa hal yang dapat  Penggunaan strapping dan taping.
dilakukan untuk mencegah terjadinya Dengan penggunaan strapping dan
cedera tendinitis patella, di antaranya taping diharapkan dapat melindungi
adalah (Edell, 2009) atlet dari cedera karena strapping dan
 Teknik pemanasan yang benar. taping berfungsi membatasi gerakan
Pemanasan yang benar penting untuk pada daerah sendi yang cedera
membuat jantung, paru-paru, otot, sehingga terhindar dari gerakan yang
sendi serta pikiran menjadi siap berlebihan dan gerakan yang abnormal,
berolahraga. selain itu strapping dan taping
 Hindari aktivitas berlebihan yang berfungsi untuk memberikan tahanan
menyebabkan nyeri seperti melompat, pada otot-otot akibat adanya tekanan.
berlari, berjongkok serta naik turun  Meningkatkan ketrampilan melakukan
tangga. teknik permainan.
 Istirahat dan pemulihan.
Jurnal Olahraga Prestasi, Volume 12, Nomor 2, Juli 2016 | 53

4. Return to Play terjadinya kerusakan bahkan terjadi


Return to play setelah sembuh dari robekan pada tendon.
tendinitis patella harus didasarkan pada  Nyeri lutut kronik.
kemampuan atlet untuk melakukan aktivitas Nyeri pada lutut akan menetap apabila
olahraganya secara aman dan terampil. Jadi faktor-faktor penyebab tendinitis patella
walaupun atlet telah menjalani terapi tidak diketahui ( www.mayoclinic.com,
konservatif maupun pembedahan yang 2010)
menyeluruh, namun bila atlet masih 6. Prognosis
merasakan nyeri maka dalam mengambil Tendinitis patella stadium 1 dan 2
keputusan untuk kembali bermain perlu dengan terapi konservatif memiliki prognosis
mempertimbangkan rasio risiko-manfaat yang baik. Sedangkan prognosis tendinitis
(risk-benefit) serta konsekuensi dari tetap patella stadium III untuk dapat pulih secara
bermain dalam keadaan masih nyeri (Hyman sempurna tidak terlalu baik. Pada stadium IV
et al, 2010). Setelah pembedahan atlet tidak diperlukan tindakan pembedahan namun
boleh melakukan gerakan melompat selama biasanya kecil kemungkinan bagi atlet untuk
hampir 12 minggu (Golf et al, 2006). dapat kembali bermain seperti semula
Tes fungsional seperti single leg hop (Hyman et al, 2008)
test, triple hop test, lateral hop test, maximum 7. Rehabilitasi
repetition leg press at body weight dan one- Latihan rehabilitasi yang dianjurkan
repetition maximum on the leg press, pada adalah (White et al, 2009):
akhir fase pemulihan dari rehabilitasi sangat  Latihan mobilisasi patella
membantu dalam menentukan siap tidaknya Duduk dengan tungkai yang cedera
atlet untuk kembali berolahraga (Klucinec, diluruskan sehingga otot quadriseps
2001) berada dalam keadaan relaksasi.
5. Komplikasi Kemudian dengan menggunakan jari
 Kelemahan otot-otot kaki. telunjuk dan ibu jari tangan, dorong
Kelemahan otot-otot kaki terutama otot- patella ke arah distal dan tahan selama 10
otot quadriseps terjadi akibat kompensasi detik. Kembalikan patella pada posisi
dari nyeri pada lutut serta ketidakstabilan semula, dan tarik patella ke arah
tendon patella. proksimal lalu tahan selama 10 detik.
 Robekan pada tendon. Kembalikan patella pada posisi semula
Robekan pada tendon akan terjadi apabila lalu dorong patella secara perlahan-lahan
cidera ringan pada tendon yang terus- ke arah medial dan tahan posisi tersebut
menerus sehingga menyebabkan selama 10 detik. Ulangi rangkaian
gerakan ini selama sekitar 5 menit.
Jurnal Olahraga Prestasi, Volume 12, Nomor 2, Juli 2016 | 54

 Latihan peregangan quadriceps


Dengan posisi berdiri tegak lurus ke
depan, sandarkan ke dinding tangan yang
berlawanan dengan sisi lutut yang cedera.
Gambar 3. Latihan mobilisasi patella Lalu pegang pergelangan kaki yang
(www.ubsportsmed.buffalo.edu, 2010) cedera dengan menggunakan tangan yang
satunya dan tarik pergelangan kaki ke
arah bokong. Tahan posisi selama 30 detik
dan lakukan posisi ini tanpa membungkuk
ataupun memutar punggung. Kemudian
ulangi sebanyak 3 kali.

Gambar 4. Latihan peregangan hamstring


(www.ubsportsmed.buffalo.edu, 2010)
 Latihan peregangan hamstring
Dalam posisi berdiri letakkan tungkai
yang cedera pada dingklik setinggi sekitar
40 cm dengan sendi lutut yang tetap lurus. Gambar 6. Latihan peregangan quadriceps
(www.ubsportsmed.buffalo.edu, 2010)
Lalu perlahan-lahan bungkukkan badan
pada sendi panggul ke arah depan dengan
bahu yang tetap tegak lurus sampai otot-
otot hamstring terasa teregang. Tahan
posisi ini selama 30 sampai 60 detik lalu
kembali pada posisi semula dan ulangi Gambar 7. Latihan quadriceps
(www.ubsportsmed.buffalo.edu, 2010)
gerakan ini selama 3 kali. Dalam
melakukan latihan ini harus diingat untuk  Latihan quadriceps
tidak memutar bahu ataupun Duduk di atas lantai dengan tungkai yang
menundukkan kepala karena hal ini hanya cedera dalam posisi lurus ke depan. Lalu
akan menyebabkan peregangan pada kontraksikan otot-otot quadriceps dengan
punggung bagian bawah dan bukan pada mendorong sisi posterior lutut ke arah
otot-otot hamstring. lantai. Konsentrasikan kontraksi otot pada
bagian medial tungkai atas. Tahan posisi
ini selama 5 detik, ulangi sebanyak 3 set
Jurnal Olahraga Prestasi, Volume 12, Nomor 2, Juli 2016 | 55

yang masing-masing terdiri dari 10 kali gerakan tersebut sebanyak 3 set dimana
latihan. masing-masing set terdiri dari 10 kali
pengulangan.
 Latihan decline eccentric squat
Berdiri dengan kedua kaki di atas dingklik
dengan permukaan yang miring atau
Gambar 8. Latihan straight leg raise dengan kedua tumit di atas dingklik
(www.ubsportsmed.buffalo.edu, 2010) setinggi 3 inci. Berat badan bertumpu
 Latihan straight leg raise pada tungkai yang cedera dan secara
Duduk di lantai dengan tungkai yang perlahan-lahan turunkan badan hingga
cedera diluruskan ke depan sedangkan sendi lutut membentuk sudut sekitar 450.
tungkai yang satunya ditekuk dengan Lalu kembali berdiri tegak dengan
kaki menapak di lantai. Gerakkan ibu jari bertumpu pada kedua tungkai. Bila
pada tungkai yang cedera sejauh mungkin gerakan ini sudah dapat dilakukan dengan
ke arah distal, sambil mendorong sisi mudah selanjutnya boleh meningkatkan
posterior lutut ke arah lantai dan tingkat kesulitan latihan dengan
mengkontraksikan otot quadriceps. menambahkan beban di tangan. Lakukan
Kemudian gerakkan tungkai yang cedera latihan ini sebanyak 3 set dimana setiap
ke atas setinggi 6-8 inci dan tahan selama set terdiri dari 10 gerakan.
5 detik. Lalu turunkan perlahan-lahan ke  Latihan resisted terminal knee extension
lantai. Ulangi gerakan ini 20 kali. Latihan dapat dilakukan dengan berdiri
 Latihan Weight lifting (leg extension) atau hanya bertumpu pada tungkai yang
Latihan ini dapat dilakukan bila pasien cedera. Gunakan tali elastis yang
memiliki akses untuk berlatih diregangkan melingkar pada lutut yang
menggunakan weight lifting bench yang cedera. Setelah itu turunkan badan secara
dilengkapi dengan papan ekstensi tungkai. perlahan hingga sendi lutut membentuk
Duduk pada alat tersebut dengan beban sudut 450. Lalu kembali berdiri tegak
yang dihubungkan dengan bagian depan secara perlahan-lahan. Lakukan latihan ini
tungkai bawah. Ekstensikan sendi lutut sebanyak 3 set dimana setiap set terdiri
dengan mengangkat tungkai bawah dari 10 gerakan.
hingga lurus sepenuhnya. Ekstensi pada  Latihan wall squat menggunakan bola
0
15 terakhir adalah bagian yang paling Berdiri tegak 60 cm di depan tembok
penting. Gunakan beban yang cukup berat dengan sisi punggung menghadap ke
untuk menimbulkan kelelahan, tapi tidak tembok dan mata memandang lurus ke
sampai menyebabkan nyeri. Ulangi depan. Bahu tetap dalam keadaan relaks
Jurnal Olahraga Prestasi, Volume 12, Nomor 2, Juli 2016 | 56

dan buka kedua kaki selebar bahu. bertumpu pada tungkai yang cedera.
Gunakan sebuah bola yang seukuran bola Turunkan badan secara perlahan-lahan
basket atau sepak bola yang ditaruh di lalu sambil mempertahankan posisi ini
antara tembok dan punggung. Turunkan gerakkan tungkai yang sehat ke arah
badan secara perlahan-lahan dengan belakang. Ulangi gerakan ini sebanyak 3
punggung tetap tegak hingga sendi lutut set, yang terdiri dari 10 gerakan.
membentuk sudut 450. Tahan posisi Variasikan gerakan ini dengan:
selama 10 detik lalu kembali berdiri tegak - Berputar 900 dari posisi awal sehingga
secara perlahan-lahan. Ulangi gerakan ini tungkai yang cedera berada lebih
sebanyak 10 kali hingga 3 set. dekat ke tembok. Lalu gerakkan
 Latihan side-lying leg lift tungkai yang sehat menjauhi tubuh ke
Berbaring menyamping di atas sisi yang arah lateral.
tidak cedera. Angkat tungkai yang cedera - Berdiri membelakangi tembok.
dalam posisi lurus hingga setinggi 8 Tungkai yang sehat (yang dilingkari
sampai 10 inci di atas tungkai yang sehat tali) digerakkan ke arah depan.
sambil mengencangkan otot-otot - Berputar 900 dari posisi awal sehingga
quadriseps. Turunkan kaki secara tungkai yang sehat (yang dilingkari
perlahan-lahan. Ulangi gerakan ini tali) berada lebih dekat ke tembok.
sebanyak 3 set, dimana masing-masing set Tungkai yang sehat gerakkan
terdiri dari 10 kali. menyilang ke arah tungkai yang
 Latihan step-up cedera.
Berdiri dengan bertumpu pada tungkai
yang cedera di atas dingklik setinggi 3
sampai 5 inci. Sedangkan kaki yang sehat
tetap menapak di lantai. Luruskan lutut
yang cedera sehingga kaki yang sehat
terangkat dari lantai. Turunkan tungkai
yang sehat untuk menapak ke lantai lagi
secara perlahan-lahan. Lakukan gerakan
ini sebanyak 3 set yang terdiri dari 10
gerakan.
 Latihan knee stabilization
Lingkarkan tali elastis pada pergelangan
kaki pada tungkai yang tidak cedera.
Berdiri menghadap ke tembok dengan
Jurnal Olahraga Prestasi, Volume 12, Nomor 2, Juli 2016 | 57

Gambar 9. Beberapa macam latihan kadang-kadang ditemukan efusi intra


rehabilitasi (White et al, 2009)
artikuler lutut.
- Ada beberapa faktor penyebab terjadinya
tendinitis patella diantaranya intensitas
dan frekuensi aktivitas fisik, kegemukan,
kekakuan otot-otot kaki, misalignment
tungkai, patella alta serta
ketidakseimbangan kekuatan otot-otot
tungkai.
- Diagnosis tendinitis patella didapat
melalui anamnesis, pemeriksaan
laboratorium untuk menyingkirkan adanya
penyakit-penyakit sistemik, infeksi dan
Gambar 10. Beberapa macam latihan penyakit metabolik. Pemeriksaan USG
rehabilitasi (White et al, 2009)
memperlihatkan ketidaknormalan ekstra

KESIMPULAN dan intra tendon. Pemeriksaan X-Ray

- Tendinitis patella merupakan cedera yang memperlihatkan adanya kalsifikasi di

sering ditemukan pada olahraga yang tendon pada stadium dini. Pemeriksaan

banyak melakukan gerakan melompat dan MRI memperlihatkan lebih jelas

berlari, seperti bulutangkis, bola basket, perubahan-perubahan yang terjadi pada

sepak bola, bola voli, tenis, figure skaters, tendon.

anggar, american football, balap sepeda. - Penatalaksanaan tendinitis patella yaitu

- Tendinitis patella dapat juga terjadi pada medikamentosa dengan pemberian

olahraga tanpa adanya gerakan melompat NSAID misalnya ibuprofen dan naproxen

dan berlari yaitu angkat besi yang yang dapat diberikan selama 5 sampai 7

disebabkan oleh beban yang berlebihan hari.

saat mengangkat beban. - Penatalaksanaan non medikamentosa

- Gejala-gejala yang dapat terjadi pada yaitu diantaranya adalah metode RICE,

tendinitis patella adalah nyeri di sekitar latihan fisik, tindakan operasi dan

lutut pada bagian superior dan inferior pengobatan lainnya seperti platelet rich

patella, pembengkakan pada daerah lutut, plasma (PRP), extracorporeal shock wave

tungkai terasa lemah. therapy (ESWT) dan stimulasi laser dan

- Pada pemeriksaan fisik akan ditemukan elektrik.

nyeri tekan pada sendi lutut, ketegangan - Ada beberapa hal yang dapat dilakukan

otot-otot hamstring dan quadriseps, untuk mencegah terjadinya cedera


Jurnal Olahraga Prestasi, Volume 12, Nomor 2, Juli 2016 | 58

tendinitis patella, diantaranya adalah maka diharapkan dokter olahraga yang


teknik pemanasan yang benar, hindari berperan penting pada pengobatan
aktivitas berlebihan, istirahat dan konservatif, memiliki pengetahuan yang
pemulihan, latihan keseimbangan, latihan cukup dalam menangani cedera ini.
peregangan, latihan penguatan otot sekitar - Perlu penelitian lebih lanjut mengenai
lutut, penggunaan alas kaki yang tepat, cedera secara umum terutama cedera
penggunaan strapping dan taping, serta tendinitis patella mengingat beberapa atlet
meningkatkan ketrampilan teknik bulutangkis Indonesia mengalami cedera
permainan. tendinitis patella.
- Return to play didasarkan pada
kemampuan atlet untuk melakukan DAFTAR PUSTAKA
aktivitas olahraga secara aman dan
terampil. Amatuzzi MM, Delgado LAP, Albuquerque
RFM, Sasaki SU. 2005. Surgical
- Program rehabilitasi yang dianjurkan pada
treatment of distal patellar tendinitis.
cedera tendinitas patella adalah latihan Acta Ortop. Bras 13(3).
mobilisasi patella, latihan peregangan Anonim. 2010. Articular Capsule of the Knee
hamstring, latihan peregangan quadriseps, Joint. Diunduh dari
http://en.wikipedia.org/wiki/articuler_c
latihan quadriseps, latihan straight leg apsule_of_the_knee_joint. pada 22
raise, latihan leg extension, latihan decline April 2010.
eccentric squat, latihan resisted terminal Anonim. Hamstring. 2010. Diunduh dari
knee extension, latihan wall squat dengan http://en.wikipedia.org/wiki/Hamstring
pada 26 April 2010.
bola, latihan side-lying leg lift, latihan
step-up, dan latihan knee stabilization Anonim. Jumper’s knee. Diunduh dari
http://www.ourhealthnetwork.com/con
dengan beberapa variasi. ditions/knee/JumpersKneePatellarTend
onitis.asp, pada 21 April 2010.

SARAN Anonim. 2009. Knee Anatomy. Diunduh dari


http://www.sportsinjuryclinic.net/cyber
- Cedera tendinitis patella banyak
therapist/kneeanatomy.php, pada 20
ditemukan pada atlet-atlet bulutangkis April 2010.
Indonesia, sehingga sangat penting bagi Anonim. Knee. 2010. Diunduh dari
dokter olahraga untuk memiliki http://en.wikipedia.org/wiki/Knee. pada
22 April 2010.
pengetahuan yang cukup dalam
menangani cedera tendinitis patella. Anonim. Patellar tendinitis. diunduh dari
http://www.answers.com/topic/jumper-
- Mengingat pengobatan secara konservatif s-knee pada 10 April 2010.
sangat penting artinya bagi proses
Anonim. Patellar tendonitis. Diunduh dari
penyembuhan cedera tendinitis patella, www.thestretchinghandbook.com/archi
Jurnal Olahraga Prestasi, Volume 12, Nomor 2, Juli 2016 | 59

ves/patellar-tendonitis.php pada 13 pril Manual, 2rd edition. Hongkong: CD


2010. Concept. Hlmn 374-405.

Anonim. 2009. The Knee-joint (Articulatio Houglum PA. 2001. Therapeutic Exercise for
genu). Diunduh dari Tendinitis. Dalam Perrin DH (editor)
http://education.yahoo.com/reference/g Therapeutic Exercise for Athletic
ray/subjects/subject/93 pada 25 April Injuries. Champaign:Human Kinetics.
2010. Hlmn 476-86.

Anonim. What is patellar tendonitis (jumper’s Hyman GS, Malanga GA, Alladin I. 2008.
knee). Jumper’s Knee. Diunduh dari
http://www.ubsportsmed.buffalo.edu/e http://emedicine.medscape.com/article/
ducation/pattend3.html. pada 5 April 89569, pada 26 Maret 2010.
2010.
Bedi A. 2009. Patellar Tendonitis. Diunduh Kelly M, Johnson Y. 2008. Knee injuries:
dari Patellar Tendinitis. Dalam: Gotlin RS
http://www.sportsmhttp://www.sportsm (Editor). Sports Injuries Guidebook.
d.com/SportsMD_Articles/id/289.aspx Champaign: Human Kinetics. Hal 218.
d.com/SportsMD_Articles/id/289.aspx
pada 23 Maret 2010. Khan KM, Maffulli N, Coleman BD, Cook JL
Taunton JE. 1998. Patellar
Blackburn TA, Craig E. 1980. Knee Anatomy: tendinopathy: some aspects of basic
A brief review. Physical Therapy, science and clinical management. Br J
60(12):1556-60. Sports Med 32:346-55.

Cluett J MD. 2006. Patellar Tendonitis: What Klucinec B. 2001. Recalcitrant intrapatellar
is Patellar Tendonitis? Diunduh dari tendinitis and surgical outcome in a
http://orthopedics.about.com/cs/patella collegiate basketball player : A case
disorders/a/patellartendon.htm, pada 23 report. Journal of Athletic training
Maret 2010. 36(2):174-81.

Crossley WK, Cook J, Cowan S, Mc Connell Mayo Clinic staff. 2009. Patellar tendinitis:
J. 2010. Anterior Knee Pain. Dalam: How to take care of 'jumper's knee'..
Brukner P, Khan K (editor) Clinical Diunduh dari
Sports Medicine, 3rd edition. Sidney: http://www.mayoclinic.com/health/pate
The Mc Graw-Hill Companies: Hlmn llar-
506-37. tendinitis/DS00625/DSECTION=preve
ntion pada 13 April 2010.
Edell D. 2009. Patellar tendinitis. Diunduh
dari Mehdi. 2008. How to treat knee injuries.
http://www.athleticadvisor.com/injuries Diunduh dari
/le/knee/patellar_tendinitis.htm pada 23 http://stronglifts.com/how-to-treat-
Maret 2010. knee-injuries-patellar-tendinitis/ pada 2
Mei 2010.
Garver M. 2008. A Guide to Jumper’s Knee.
Diunduh dari Peterson L, Renstrom P. 1990. Sport injuries:
http://www.columbusgeorgiaonline.co Their Prevention and Treatment.
m/health3.htm pada 13 April 2010. London: Martin Dunitz Ltd. Hlmn 283-
317.
Golf CG, Chan KM. Knee injuries. Dalam :
Chan KM, Micheli L, Smith A, et al Shariff AH, George J, Ramlan AA.
(editor). 2006. F.I.M.S. Team Physician Musculoskeletal injuries among
Jurnal Olahraga Prestasi, Volume 12, Nomor 2, Juli 2016 | 60

Malaysian badminton players.


Singapore Med J 2009;50(11);1095-7.

White T, Clapis P. 2009. Patellar Tendinitis


(jumper’s Knee) Rehabilitation
Excercise. Diundur dari http://
media.summitmediagroup.com/library/
sports_health/jumpers_knee/ pada 10
Mei 2010.

Anda mungkin juga menyukai