Anda di halaman 1dari 4

GEOMORFOLOGI

Geomorfologi adalah sebuah studi ilmiah terhadap permukaan Bumi dan poses
yang terjadi terhadapnya. Secara luas, berhubungan dengan landform (bentuk
lahan) tererosi dari batuan yang keras, namun bentuk konstruksinya dibentuk oleh
runtuhan batuan, dan terkadang oleh perolaku organisme di tempat mereka hidup.
“Surface” (permukaan) jangan diartikan secara sempit; harus termasuk juga bagian
kulit bumi yang paling jauh. Kenampakan subsurface terutama di daerah
batugamping sangat penting dimana sistem gua terbentuk dan merupakan bagian
yang integral dari geomorfologi.

Pengaruh dari erosi oleh: air, angin, dan es, berkolaborasi dengan latitude,
ketinggian dan posisi relatif terhadap air laiut. Dapat dikatakan bahwa tiap daerah
dengan iklim tertentu juga memiliki karakteristik pemandangan sendiri sebagai
hasil dari erosi yang bekerja yang berbeda terhadap struktur geologi yang ada.

Torehan air terhadap lapisan batugamping yang keras dapat berupa aliran sungai
yang permanen dan periodik, dapat juga merupakan alur drainase yang melewati
bagian-bagian yang lemah. Sehingga membentuk cekungan-cekungan pada bagian
yag tererosi dan meninggalkan bagian yang lebih tinggi yang susah tererosi.
Ukuran dari cekungan dan tinggian ini bisa beberapa centimeter sampai beberapa
kilometer.

Morfologi makro

Dibawah ini adalah beberapa bentuk morfologi permukaan karst dalam ukuran
meter sampai kilometer:
 Swallow hole : Lokasi dimana aliran permukaan seluruhnya atau sebagian
mulai menjadi aliran bawah permukaan yang terdapat pada batugamping.
Swallow hole yang terdapat pada polje sering disebut ponor. (Marjorie M.
Sweeting, 1972). Pengertian ini dipergunakan untuk menandai tempat
dimana aliran air menghilang menuju bawah tanah.
 Sink hole : disebut juga doline, yaitu bentukan negatif yang dengan bentuk
depresi atau mangkuk dengan diameter kecil sampai 1000 m lebih. (William
B. White, 1988)
 Vertical shaft : pada bentuk ideal, merupakan silinder dengan dinding
vertikal merombak perlapisan melawan inclinasi perlapisan. (William B.
White, 1988)
 Collapse : runtuhan
 Cockpit : bentuk lembah yang ada di dalam cone karst daerah tropik yang
lembab. Kontur cockpit tidak melingkar seperti pada doline tetapi seperti
bentuk bintang dengan sisi-sisi yang identik, yang menunjukkan bahwa
formasi cone merupakan faktor penentunya. (Alfred Bogli, 1978)
 Polje : depresi aksentip daerah karst, tertutup semua sisi, sebagian terdiri
dari lantai yang rata, dengan batas-batas terjal di beberapa bagian dan
dengan sudut yang nyata antara dasar/ lantai dengan tepi yang landai atau
terjal itu.(Fink, Union Internationale de Speleologie)
 Uvala : cekungan karst yang luas, dasarnya lebar tidak rata (Cjivic, 1901) :
lembah yang memanjang kadang-kadang berkelak-kelok, tetapi pada
umumnya dengan dasar yang menyerupai cawan. (Lehman, 1970)
 Dry valley: terlihat seperti halnya lembah yang lainnya namun tidak ada
aliran kecuali kadang-kadang setelah adanya es yang hebat diikuti oleh
pencairan es yang cepat. (G.T. Warwick, 1976).
 Pulau Jawa memiliki kawasan karst yang cukup spesifik yaitu karst Gunung
Sewu, dimana bentukan bukit-bukit seperti cawan terbalik (cone hill) dan
kerucut (conical hill) begitu sempurna dengan lembah-lembahnya. Bukit
merupakan residu erosi dan lembahnya adalah merupakan daerah diaman
terjadi erosi aktif dari dulu sampai sekarang. Bagian-bagian depresi atau
cekungan merupakan titik terendah dan menghilangnya air permukaan ke
bawah permukaan. Erosi memperlebar struktur (lihat geologi gua dan teori
terbentuknya gua), kekar, sesar, dan bidang lapisan, dan membentuk gua-
gua, baik vertikal maupun horisontal.
 Gua-gua juga dapat terbentuk karena adanya mata air karst. Mata air (spring)
karst ini ada beberapa jenis:
 Bedding spring, mata air yang terbentuk pada tempat dimana terjadi
pelebaran bidang lapisan,
 Fracture spring, mata air yang terbentuk pada tempat dimana terjadi
pelebaran bidang rekahan,
 Contact spring, mata air yang terbentuk karena adanya kontak antara batu
gamping dan batu lain yang impermiabel.
 Disamping itu secara khusus ada jenis mata air yang berada di bawah
permukaan air laut disebut dengan vrulja.

Morfologi mikro

Ada kawasan karst dengan sudut dip yang kecil dan permukaannya licin. Area ini
dipisah-pisahkan dalam bentuk blok-blok oleh joint terbuka, disebut dengan grike-
Bhs. Inggris, atau Kluftkarren-Bhs. Jerman. Bentukan-bentukan minor ini dalam
bahasa Jerman memiliki akhiran karren (lapies-Bhs Perancis). Sering permukaan
blok itu terpotong menjadi sebuah pola dendritic dari runnel dengan deretan dasar
(round) dipisahkan oleh deretan punggungan (ridge) yang mengeringkannya
kedalam grike terlebih dahulu. Juga terkadang mereka memiliki profil panjang
yang hampir mulus. Bentukan ini disebut Rundkarren. Tipe lain adalah
Rillenkarren yang memiliki saluran yang tajam, ujung punggungan dibatasi oleh
deretan saluran berbentuk V. Biasanya nampak pada permukaan yag lebih curam
daripada rundkarren, dengan saluran sub-paralel dan beberapa cabang.
Microrillenkarren merupakan bentuk gabungan tetapi hanya memiliki panjang
beberapa centimeter dan lebarnya 10-20 mm. Pseudo karren, memiliki bentuk
sama dengan rundkarren dan rinnenkarren. Tetapi hanya terjadi pada granit di
daerah tropik yang lembab.

GUA

Torehan air dan es adalah faktor utama yang memperlebar zonal lemah dilapisan
batu gamping, sehingga terbentuk gua-gua. Ada banyak teori yang menjelaskan
asal muasal terjadinya gua (teori klasik), namun sekarang sudah ada teori yang
menjelaskan dan diterima secara umum. Perbedaan teori tersebut dikeluarkan oleh
orang yang berasal dari kawasan karst yang berbeda, sesuai dengan karakteristik
daerah tersebut. Lihat teori terbaru mengenai proses terlahirnya gua. Lihat juga
speleogenesis.

Anda mungkin juga menyukai