Anda di halaman 1dari 14

Pengujian kelolosan air (permeabilitas)

Pengujian ini dimaksudkan guna menghitung daya rembesan air dari suatu tanah,dengan satuan
cm/dt

Ada 2 tipe pengujian permeabilitas yaitu :

- Falling head (uji tinggi energi turun) test ini bertujuan untuk menentukan besarnya koefisien
rembesan (k) dari tanah berbutir halus (lempung) Untuk test Falling Head, air didalam
pipa yang dipasang diatas contoh tanah dibiarkan turun.Volume air yang melewati
contoh tanah adalah sama dengan volume air yang hilang di dalam pipa :

k.(h/L). A. dt = a. dh
- Constand head (uji tinggi energi tetap) test ini bertujuan untuk menentukan besarnya
koefisien rembesan (k) dari tanah berbutir kasar (pasir).untuk test dengan cara constant
head banyaknya air yang mengalir lewat sampel tanah ditampung dalam gelas ukur.waktu
yang diperlukan untuk mengumpulkan air tersebut di catat. Perlu diingat
bahwa pada constant head test, tinggi muka air diatas contoh tanah di USAHAKAN tetap
(constant). Apabila volume air yang dikumpulkan dalam gelas ukur adalah = Q, dan waktu
𝑄
yang diperlukan untuk mengumpulkan adalah t, maka : 𝑘 = A∙i∙t

Penentuan Harga k di lapangan

Koefisien rembesan , ‘k’ dapat ditentukan secara

langsung dilapangan dengan 2 cara yaitu :

1. Memompa air dari dalam sumur (pumping

from well)

2. Lubang Auger (Auger Hole)


Konsolidasi dan penurunan

Konsolidasi adalah suatu proses berkurangnya volume atau berkurangnya rongga pori
dari tanah jenuh yang berpermeabilitas rendah akibat pembebanan.pengujian ini bertujuan
untuk menentukan nilai koefisien consolidasi (Cv) serta sifat pemampatan tanah atau index
kompresi (Cc) suatu jenis tanah

 koefisien consolidasi (Cv) adalah koefisien yang menyatakan kecepatan proses konsolidasi
pada suatu sampel tanah. Semakin besar nilai koefisien ini, maka semakin cepat pula proses
konsolidasi terjadi.

 Indeks kompresi (Cc) digunakan untuk memprediksi besarnya penurunan (settlement)


tanah di bawah pondasi yang terjadi di lapangan sebagai akibat konsolidasi.

Suatu lapisan tanah yang mengalami tambahan beban di atasnya, maka air pori akan keluar dari
dalam pori, sehingga isi (volume) tanah akan mengecil. (lihat gambar)

Umumnya konsolidasi berlangsung hanya satu jurusan saja, yaitu jurusan vertical, karena lapisan
yang kena tambahan beban itu tidak dapat bergerak dalam jurusan horizontal (ditahan oleh tanah di
sekelilingnya).

Dalam keadaan ini pengaliran air juga berjalan satu jurusan, yaitu jurusan vertical atau disebut “one
dimensional consolidation” (konsolidasi satu jurusan), dan perhitungan konsolidasi hampir selalu
berdasarkan teori “one dimensional consolidation” ini.

Pada waktu konsolidasi berlangsung, bangunan di atasnya akan menurun (settle). Dalam bidang
teknik sipil ada dua hal yang perlu diketahui mengenai penurunan ini
Pengujian Konsolidasi
Pengujian konsolidasi satu dimensi biasanya dilakukan di laboratorium dengan
alat oedometer ( gambar 2.3 ). Sampel tanah yang mewakili elemen tanah,
dimasukkan ke dalam cincin besi. Bagian atas dan bawah dari benda uji dibatasi
oleh batu tembus air ( porous stone ).
Beban P diterapkan pada benda uji tersebut dan penurunan diukur dengan dial
gauge. Tiap beban diterapkan dalam periode 24 jam, dengan benda uji tetap
terendam dalam air. Penambahan beban secara periodik diterapkan pada
sampel tanahnya.
Penelitian oleh Leonard ( 1962 ) menunjukkan bahwa hasil terbaik diperoleh jika
penambahan beban adalah dua kali beban sebelumnya, dengan urutan beban
0.25;0.5;1;2;4;8;16 kg /cm2. Untuk setiap beban, deformasi dan waktunya dicatat,
kemudian diplot pada grafik penurunan ∆H vs logaritma waktu ( log t ) ( lihat
gambar 2.4 ).

Gambar 2.3 : Skema Alat Oedometer Test

( Sumber : Christiady. H, 1992 )

Setiap penambahan beban, tegangan yang terjadi adalah tegangan efektif.

Bila berat jenis tanah ( specific gravity ), dimensi awal dan penurunan pada tiap

pembebanan dicatat, maka nilai angka pori ( e ) diplot pada grafik semi

logaritmis. ( gambar 2.5)


Gambar 2.4 : Grafik Hubungan ∆H Terhadap log t

( Sumber : Christiady. H, 1992 )


TUJUAN 1.2.1. TUJUAN UMUM Tujuan dari Unconfined Compression Test adalah untuk mengukur
kuat tekan bebas (unconfined compressive streght) dari lempung/lanau. Dari kuat tekan bebas dapat
diketahui kekuatan geser undrained (Cu), dan juga akan didapat klasifikasi tanah berdasrkan pada
keteguhan atau konsistensi tanah pada sampel uji.

1.2.2. TUJUAN KHUSUS

 Mahasiswa dapat mengoperasikan alat Unconfined Compression dan mengaplikasikannya


secara tepat.
 Mahasiswa dapat mencari nilai shear stress pada tanah kohesif atau lempung.
1.2. LATAR BELAKANG Tanah memiliki berbagaimacam karaktersitik. Dalam keperluan pembangunan
bangunan sipil sangat diperlukan untuk menganalisa karakteristik tanah, sehingga diperlukan
berbagaimacam uji tanah untuk mengetahui parameter-parameter yang akan menetukan
karakteristik tanah. Karakteristik tersebut diantaranya adalah, jenis tanah berdasarkan sifat, jenis
tanah berdasarkan ukuran, kekuatan tanah, dsb. Salah satu uji tanah yang umum dilakukan adalah
uji kuat tekan bebas (unconfined compression test) pada tanah lempung. Dari hasil uji ini akan
diketahui parameter tegangan runtuh (qu), dan Cu merupakan nilai kohesi sekaligus nilai tegangan
geser tanah tersebut.

1.3. PENGGUNAAN HASIL UJI UNTUK TEKNIK SIPIL

 Daya dukung pondasi.


 Analisa dinding penahan.
 Analisa kestabilan lereng.
1.4. DASAR TEORI Pengujian unconfined-compression adalah bentuk khusus dari uji UU yang
umum dilakukan terhadap sampel tanah lempung. Pada uji ini tegangan penyekap σ3 adalah nol.
Tegangan aksial dilakukan terhadap benda uji secara relatif cepat sampai mencapai keruntuhan.
Pada titik keruntuhan, harga tegangan total utama kecil (total minor principal stress) adalah nol
dan tegangan total utama besar adalah σ1 Karena kekuatan geser kondisi air termampatkan dari
tanah tidak tergantung pada tegangan penyekap, maka:

(qu) atau kekuatan tekanan tanah kondisi tak tersekap adalah harga tegangan aksial maksimum yang
dapat ditahan oleh sampel uji silindris sebelum mengalami keruntuhan geser. Nilai qu berhubungan
dengan konsistensi tanah. Tabel 1.
Pemeriksaan dimaksudkan agar praktikan dapat mengetahui kekuatan tekan bebas tanah kohesif
dalam keadaan asli (undisturbed) maupun keadaan buatan (remoulded).

Tujuan dari pemeriksaan ini adalah untuk menentukan dan mengetahui nilai kuat tekan bebas (qu)
dari suatu tanah

ALAT-ALAT YANG DIPERLUKAN

1. Pesawat Unconfined Compression.

2. Tabung cetak belah.

3. Alat pengeluar contah tanah dari tabung contoh.

4. Timbangan dengan ketelitian 0.1 gram.

5. Stopwatch.

6. Alat-alat pemeriksaan kadar air.

PERSIAPAN BENDA UJI

1. Contoh tanah yang diperiksa adalah contoh asli yang diambil dari tabung contoh yang
diameternya sesuai dengan diameter silinder asli benda uji.

2. Keluarkan contoh tanah dari tabung dengan alat pengeluar contoh (extruder) didorong
masuk cetakan contoh belah.

3. Potong benda uji, letakkan bagian bawah dan atasnya kemudian keluarkan dari cetakan.

4. Ukur diameter dan tinggi benda uji.


PELAKSANAAN PERCOBAAN

1. Benda uji yang akan ditempatkan diselidiki pada alat tekan, berdiri vertical dan simetris pada
plat dasar alat. Putar handle sehingga plat atas menyentuh benda uji.

2. Atur arloji ukur pada beban dan arloji pengukur regangan pada pembacaaan nol tepat pada
saat tanah mulai tertekan.

3. Putar hendle, dengan kecepatan sekitar 30 putaran dalam satu unit (satu putaran dalam 2
detik). Pembacaan pada proving ring dilakukan tiap ½ menit dan 1 menit.

4. Perobaaan terus dilakukan sampai dapat pembacaan proving ring yang konstan dari pada
pembacaan berikutnya kembali menurun seta kelihatan tanah mulai retak.

5. Kadar air pada benda uji diperiksa.

6. Buat sket dan catatan perubahan bentuk benda uji, ukur sudut kemiringan benda retak.
UJI GESER LANGSUNG (DIRECT SHEAR STRENGTH)

Kekuatan geser tanah (soil shear strength) dapat di definisikan sebagai kemampuan maksimum
tanah untuk bertahan terhadap usaha perubahan bentuk pada kondisi tekanan (pressure) dan
kelembapan tertentu (Head, 1982). Kekuatan geser dapat diukur dilapangan maupun
dilaboratorium. Pengukuran dilapangan antara lain dapat dilakukan menggunakan vane shear,
plate load dan test penetrasi. Pengukuran dilaboratorium meliputi penggunaan miniatur vane
shear, direct shear, triaxial compression dan unconfined compression (sallberg, 1965) dan fall-
cone soil shear strength.

Konsep kekuatan geser tanah


Gambar 1 menunjukan cara pengukuran kuat geser tanah secara langsung (direct shear strength)
menggunakan kotak terpisah (split box). Contoh tanah tidak terganggu (intact soil sample) atau
terganggu (disturbed soil sample) ditempatkan pada boks bagian bawah, kemudia boks bagian
atas yang berukuran sama ditempatkan terbalik menutup boks bagian bawah. Boks bagian bawah
statis atau tidak bergerak, sedangkan boks atas digerakan kesatu arah secara konstan sambil

mengaplikasikan tekanan normal ( ) kepermukaan contoh tanah. Ada dua gaya yang bekerja
yaitu :

1. Tekanan normal yang diakibatkan oleh pemberian beban pada contoh secara tegak lurus
(vertikal) dan

2. Tekanan geser yang diakibatkan oleh pemberian beban horizontal.

Gambar 1. Skema alat Uji Geser Langsung

Terhadap contoh tanah yang sudah ditempatkan di dalam kotak diaplikasikan dengan tekanan
normal tertentu, kemudian diaplikasikan tekanan geser secara berangsur-angsur bebannya
ditambah sampai terjadi keruntuhan (shearing failure). Sejumlah test dilaksanakan terhadap
contoh tanah yang sama dengan cara menambah tekanan normalnya, yang berarti juga
meningkatkan nilai tekanan gesernya. Data tersebut kemudia diplot untuk mendapatkan
persamaan regresi.

Maksud dan Tujuan Percobaan

Untuk mencari nilai unconfined shear strength dari tanah berbutir halusdengan kondisi undrained,
seperti lempung yang tersaturasi dan cemented soils

Alat dan Bahan

Unit mesin

Unconfined Compression Test

Sampel tanah undisturbed dari tabung

Cetakan silinder contoh tanah uji (mould)

Jangka sorong dengan ketelitian 0,01 mm

Oli (minyak pelumas)

Extruder mekanis dan manual

Gergaji kawat

Spatula

Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram

Can

Oven

Palu

Teori Dasar

Kuat geser tanah adalah gaya perlawanan yang dilakukan oleh butir tanahterhadap desakan atau
tarikan. Bila tanah mengalami pembebanan akan ditahan oleh ;

• Kohesi tanah yang tergantung pada jenis tanah dan kepadatannya

• Gesekan antar butir – butir tanah

Ada beberapa cara untuk menentukan kuat geser tanah:

Direct Shear Test


Pada uji ini tegangan normal (N) pada benda uji diberikan dari atas kotakgeser. Gaya geser
diterapkan pada setengah bagian kotak geser. Selama pengujian
perpindahan (∆L) akibat gaya geser dan perubahan tebal (∆h) benda uji dicatat.

Pada tanah pasir bersih yang padat, tahanan geser bertambah sampai
beban puncak, dimana keruntuhan geser terjadi, sesudah itu kondisi menurun dengan
Penambahan penggeseran dan akhirnya konstan, kondisi ini disebut kuat geserresidu. Sudut gesek
dalam padat (Ø m) dalam kondisi padat diperoleh
dari tegangan puncak, sedang sudut gesek dalam kondisi longgar (Ø t) diperoleh dari tegangan batas
(residu).
UJI TRIAXIAL

Uji geser triaksial adalah : uji yang paling dapat diandalkan untuk menentukan
parameter tegangan gesr.

Uji ini telah digunakan sacara luas untuk keperluan pengujian biasa ataupun keperluan riset.

Pada uji ini umumnya digunakan sebuah sample tanah kira-kira berdiameter 1,5 inc (38,1
mm) dan panjang 3 inc (76,2 mm).

Sample tanah (benda uji)tersebut ditutup dengan membrane karet yang tipis dan diletakkan
didalam sebuah bejana selinder dari bahan plastic yang kemudian bejana tersebut diisi dengan air
atau larutan gliserin. Didalam bejana,benda uji tersebut akan mendapat tekanan hidrostatis.untuk
menyebabkan terjadinya kerutuntuhan geser pada benda uji, tegangan aksial (vertikal) diberikan
melalui suatu piston vertical (tegangan ini biasanya juga disebut tegangan deviator).

Untuk pembebanan vertical dapat dilakukan dengan dua cara antara lain:

1. Dengan memberikan beban mati yang berangsur-angsur ditambah (penambahan setiap saat
sama) sampai benda uji runtuh (deformasi arah aksialakibat pembebanan ini diukur dengan
sebuah arloji ukur/dial gage)

2. Dengan memberikan deformasi arah aksial (vertical)dengan kecepatan deformasi yang tetap
dengan bantuan gigi-gigi mesin atau pembebanan hidrolis. Cara ini disebut juga sebagai uji
regangan terkendali.

Beban aksial yang diberikan diukur dengan bantuan sebuah proving ring (lingkaran pengukur
beban) yang berhuhubungan dengan piston vertical.

Alat ini juga dilengkapi dengan pipa-pipa untuk mengalirkan air ke dan dari dalam sample
tanah dimana pipa-pipa tersebut juga berguna sebagai sarana pengukur tegangan airpori(pada
kondisi uji).

Dalam uji geser triaksial ada tiga tipe standar yang biasa nya dilakukan yaitu:

1. Consolidated drained test (CD test)

Consolidated drained test atau uji air-teralirkan terkonsolidasi biasanya dilakukan dengan
cara benda uji diletakan dari segala arah dengan tegangan penyekap dengan cara memberikan
tekanan pada cairan dalam silinder. Setelah penyekap dilaukan, tegangan airporidalam benda uji
naik. Kenaikan airporidapat dinyatakan dalam bentuk para meter tak berdimensi.

Untuk tanah-tanah yang jenuh air, parameter teganganporisama dengan nol .apabila pada
hubungan dengan pipa aliran (drainage) tetap terbuka, akan terjadi disipasi akibat kelebihan
tegangan airpori, dan kemudian terjadi konsolidasi . lama kelamaan uc mengecil menjadi nol. Pada
tanah yang jenuh air perubahan volume dari benda uji yang terjadi selama proses konsolidasi dapat
ditentukan dari besarnya volume airporiyang mengalir keluar. Beban tengangan deviator, pada
benda uji ditambahkandengan lambat sekali (kecepatan penambahan beban sangat kecil). Selama
pengujian ini pipa aliran dibiarkan terbuka dengan demikian penambahan beban tegangan deviator
yang sangat perlahan-lahan tersebut memungkinkan terjadinya dispasi penuh dari tegangan
airporisehingga dapat diciptakan selama pengujian.

Sebuah contoh yang umi\um dari variasi tegangan deviator terhadap pertambahan regangan
pada tanah pasir renggang dan pada tanah lempung yang terkonsolidasi normal menunjukan hal
yang serupa untuk tanah pasir padat dan tanah lempung terkonsolidasi lebih.

Pengujian yang sama pada sample tanahdapat dilakukan beberapa kali dengan tekanan
penyekap yang berbeda-beda.bila harga tegangan-tegangan utama besar dan kecil pada setiap uji
tersebut dapat diketahui, maka kita dapat menggambar lingkaran-lingkaran mohrnya sekaligus
didapat pula garis keruntuhannya (failure envelope).

Kriteria Keruntuhan Mohr-Coulomb

Pengetahuan tentang kekuatan geser diperlukan untuk menyelesaikan

masalah-masalah yang berhubungan dengan stabilitasmassatanah. Bila suatu titik

pada sembarang bidang dari suatumassatanah memiliki tegangan geser yang sama dengan
kekuatan gesernya, maka keruntuhan akan terjadi pada titik tersebut.

Kekuatan geser tanah pada bidang tersebut pada titik yang sama, sebagai
parameter kuat geser, yang berturut-turut didefinisikan sebagai kohesi (cohesion intercept
atau apparent cohesion) dan sudut tahanan geser (angle of shearing resitance).

Berdasarkan konsep dasar Terzaghi, tegangan geser pada suatu tanah hanya dapat ditahan
oleh tegangan partikel-partikel padatnya. Kekuatan geser tanah dapat juga dinyatakan sebagai
fungsi dari tegangan normal efektif

Dengan demikian keruntuhan akan terjadi pada titik yang mengalami

keadaan kritis yang disebabkan oleh kombinasi antara tegangan geser dan

tegangan normal efektif.

Selain itu, kekuatan geser juga dapat dinyatakan dalam tegangan utama pada keadaan
runtuh dititik yang ditinjau.

Garis yang dihasilkan oleh persamaan pada keadaan runtuh merupakan garis
singgungterhadap lingkaran Mohr yang menunjukkan keadaan tegangan dengan nilai positif
untuk tegangan tekan.

Kondisi terkonsolidasi lebih pada benda uji akan terjadi bila suatu sapel tanah lempung yang
pada mulanya dikonsolidasi dengan tekanan penyekap yang sama besardan kemudian dibolehkan
mengembang dengan menurunkan tegangan penyekap menjadisama besar. Garis keruntuhan yang
dihasilkan dari uji triaksial kondisi air air teralirkan pada sample tanah lempung terkonsolidasi lebih
akan membentuk cabang dan mempunyai sudut yang lebih kecil dan memotong sumbu vertical pada
suatu harga sebesar harga kohesi dari tanah tersebut.

Pelaksanaan uji geser triaksial dengan metode air teralilirkan terkonsolidasi padsa tanah
lempung biasanya memerlukan beberapa hari untuk setiap benda uji. Hal ini disebabkan karena
kecepatan penambahan tegangan deviator lambat sekali agar dapat menghasilkan kondisi air
teralirkan sepenuhnya dari dalam benda uji. Inilah sebabnya mengapa uji triaksial cara CD tidak
umum dilakukan (uji CU dan UU lebih disukai).
2. Consolidated undrained test (CU test)

Uji CU merupakan uji triaksial yang paling umum dipakai.

Dimana pada uji ini sample tanah yang jenuh air mula-mula dikonsolidasi dengan tekanan
penyekap yang sama dari segala penjuru dalam bejana yang berisikan fluida. Hal ini akan
menyebabkan terjadinya pengaliran air dari sample tanah keluar. Sesudah tegangan airporiakibat
pemberian tekanan penyekap telah seluruhnya terdipasi, tegangan deviator pada sample tanah
kemudian ditambah sampai menyebabkan keruntuhan pada sample tanah tersebut.

Selama fase ini berlangsung, hubungan draenase (pengaliran air) dari dan ke dalam sample
tanah harus dibuat tertutup (drainase ini terbuka pada fase konsolidasi). Karena tidak mungkin
terjadi pengaliran air, maka pada saat pembebanan ini akan terjadi kenaikan teganganpori. Selama
uji berlangsung diadakan pengukuran terus menerus.

Pada tanah pasir lepas (renggang) dan tanah lempung terkonsolidasi normal, tegangan
airporiakan membesar dengan bertambahnya regangan tadi sedangkan untuk tanah pasir padat dan
lempung terkonsolidasi libih, tegangan airporiakan membesar dengan bertambahnya regangan
sampai suatu batas tertentu. Kemudian setyelah itu tegangan airporimenjadi negative (relative
terhadap tekanan atmosfer). Hal ini dikarernakan tanahnya yang mengembang.

Pada uji ini berbeda dengan uji air mengalir-terkonsolidsasi, harga tegangan total dan
tegangan efektif padda uji air termampatkan-terkonsolidasi tidak sama. Pada uji ini harga tegangan
airporipada saat terjadi keruntuhan langsung daspat diukur.

Pada uji ini juga dapat dilakukan padas sample tanah yang berbeda, dengan tegangan
penyekap dibuat berbeda-beda untuk menentukan parameter kekuatan geser tanah tersebut.

3. Unconsolidated Undrainned test (UU test)

Pengujian Triaksial UU adalah suatu cara untuk pengujian kuat geser tanah.

Pengujian Triaksial tipe UU tersebut untuk mendapatkan nilai kohesi (c) dan E tersebut
yaitu dengan lingkaran Mohr dan regresi linier.

Pada pengujian Triaksial tipe UU Unconsolidation-Undrained) benda uji

mula-mula dibebani dengan penerapan tegangan sel kemudian dibebani

dengan beban normal, melalui penerapan tegangan deviator sampai

mencapai keruntuhan.

Pada penerapan tegangan deviator selama penggeserannya tidak diijinkan air

keluar dari benda ujinya dan selama pengujian katup drainasi ditutup. Karena

pada pengujian air tidak diijinkan mengalir keluar, beban normal tidak ditransfer

ke butiran tanahnya. Keadaan tanpa drainasi ini menyebabkan adanya tekanan

kelebihan tekanan poridengan tidak ada tahanan geser hasil perlawanan dari

butiran tanahnya.

Anda mungkin juga menyukai