Anda di halaman 1dari 13

e-Journal Universitas Pendidikan Ganesha

Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Volume : Vol: 3 No: 1 Tahun:2015

PEMBELAJARAN CERPEN BERDASARKAN PENDEKATAN


KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS X MA SYAMSUL HUDA
TEGALLINGGAH

Ni Luh Putu Ayu Ariani1, I Wayan Wendra, Made Sri Indriani3


1,2,3Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia

e-mail: {aariani47@gmail.com1, wayan_wendra@yahoo.com2,


sriindriani6161@yahoo.com3}@undiksha.ac.id

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran dan penjelasan mengenai (1) guru
dalam melaksanakan pendekatan kontekstual pada pembelajaran cerpen, (2) faktor-
faktor yang mendukung keberhasilan guru dalam menggunakan pendekatan kontekstual
pada pembelajaran cerpen, (3) respon siswa terhadap pendekatan kontekstual yang
digunakan guru dalam pembelajaran cerpen. Subjek penelitian ini adalah guru bahasa
Indonesia dan siswa kelas X di MA Syamsul Huda Tegallinggah dan objek penelitian
adalah pembelajaran cerpen berdasarkan pendekatan kontekstual. Metode
pengumpulan data yang digunakan berupa observasi, wawancara, dan kuesioner. Data
yang diperoleh melalui ketiga metode tersebut dianalisis secara deskriptif kualitatif dan
deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) guru dalam melaksanakan
pendekatan kontekstual pada pembelajaran cerpen siswa kelas X MA Syamsul Huda
Tegallinggah dikategorikan baik, karena sesuai dengan konsep, karakteristik, dan
strategi-strategi dari CTL Hal ini dapat dilihat dari kegiatan belajar-mengajar yang telah
dilakukan, serta komponen Contextual Teaching and Learning yang tercantum dalam
setiap langkah-langkah pembelajaran yakni konstruktivisme, inquiry, bertanya,
masyarakat belajar, pemodelan, refleksi, dan penilaian sebenarnya; (2) faktor-faktor
yang mendukung keberhasilan guru dalam menggunakan pendekatan kontekstual pada
pembelajaran cerpen di kelas X MA Syamsul Huda Tegallinggah antara lain faktor guru,
faktor siswa, faktor sarana dan prasarana, faktor lingkungan, dan faktor kurikulum, dan
(3) Siswa merespon positif terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan,
yaitu ketika guru menerapkan pendekatan kontekstual dalam pembelajaran cerpen pada
siswa kelas X MA Syamsul Huda Tegallinggah sebagian besar siswa (79%) memberikan
respon positif.

Kata kunci: pembelajaran cerpen, pendekatan kontekstual

Abstract
This study aims to provide an overview and explanation of (1) teachers in implementing the
contextual approach to the study of short stories, (2) factors that support the success of teachers
in using a contextual approach to the study of short stories, (3) students' response to the
contextual approach used by teachers in learning stories. The subjects were Indonesian teachers
and students of class X in the MA Syamsul Huda Tegallinggah and the object of research is the
study of short stories based on a contextual approach. Data collection methods used were
observation, interviews, and questionnaires. The data obtained through these three methods
were analyzed descriptively qualitative and quantitative descriptive. The results showed that (1)
teachers in implementing the contextual approach to learning the short story class X MA
Syamsul Huda Tegallinggah categorized as good, because in accordance with the concept,
characteristics and strategies of CTL It can be seen from the teaching and learning activities that
have been carried out and Contextual teaching and learning component contained in each of the
e-Journal Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Volume : Vol: 3 No: 1 Tahun:2015

steps that constructivism learning, inquiry, questioning, learning communities, moddling,


reflection, and authentic assessment; (2) factors that support the success of teachers in using a
contextual approach to the study of short stories in class X MA Syamsul Huda Tegallinggah
among other factors teachers, factors of students, a factor of facilities and infrastructure,
environmental factors, and factors of curriculum, and (3) Students respond positively to the
learning activities that have been implemented, ie when teachers apply the contextual approach
in learning stories in class X MA Syamsul Huda Tegallinggah most students (79%) gave a
positive response.

Keywords: stories of learning, contextual approach

PENDAHULUAN pendapat tersebut, dapat disimpulkan


Pembelajaran Sastra Indonesia bahwa menulis cerpen merupakan
pada pendidikan formal menempati posisi seni/keterampilan menyajikan cerita yang
yang cukup ideal. Hal ini, terlihat pada ditujukan untuk menggerakan aspek
pencantuman materi-materi yang terkait emosi, dengan cerita pembaca dapat
dengan sastra pada kurikulum membentuk citraan atau imajinasi dalam
pembelajaran. Dalam Kurikulum Tingkat benaknya.
Satuan Pendidikan (KTSP) baik novel, Pentingnya siswa mempelajari
cerpen, puisi, dan materi-materi sastra sastra, khususnya cerpen karena sastra
yang lain telah diatur sedemikian rupa merupakan refleksi dari sebuah
sehingga siswa diharapkan dapat kehidupan. Dengan membaca sebuah
menguasai kompetensi yang terkait cerpen, siswa akan banyak belajar
dengan sastra. Selain itu, materi sastra tentang nilai-nilai kehidupan dan cerpen
juga telah dimasukkan dalam setiap juga bisa dijadikan sebagai hiburan untuk
jenjang pendidikan di Indonesia. mengisi waktu senggang. Pentingnya
Salah satu materi pembelajaran menganalisis unsur intrinsik cerpen agar
sastra yang terdapat dalam KTSP adalah siswa memahami isi cerpen yang dibaca,
cerita pendek (cerpen). Dalam silabus mampu menulis sebuah cerpen, dan
pembelajaran Bahasa dan Sastra secara tidak langsung siswa merefleksi
Indonesia SMA/MA Kurikulum Tingkat sebuah kehidupan yang diceritakan dalam
Satuan Pendidikan (KTSP) tercantum cerpen tersebut.
Standar Kompetensi tentang menganalisis Pembelajaran cerpen khususnya
unsur intrinsik cerpen. Standar tentang menganalisis keterkaitan unsur
Kompetensi ini berbunyi: Memahami instrinsik cerpen dengan kehidupan
wacana sastra melalui kegiatan membaca sehari-hari di MA Syamsul Huda
puisi dan cerpen. Standar Kompetensi itu Tegallinggah dapat berlangsung dengan
memuat Kompetensi Dasar yang baik. Siswa mampu menganalisis
berbunyi: Menganalisis keterkaitan unsur keterkaitan unsur intrinsik cerpen dengan
intrinsik cerpen dengan kehidupan sehari- kehidupan sehari-hari dan mampu
hari. Pembelajaran cerita pendek (cerpen) memahami isi cerpen tersebut.
penting bagi siswa sekolah menengah Keberhasilan ini tentunya tidak lepas dari
atas karena cerpen dapat dijadikan peran seorang guru yang terus berusaha
sebagai sarana untuk berimajinasi dan menciptakan berbagai variasi dalam
menuangkan pikiran. pembelajaran dan pendekatan yang
Menurut Dawud (2004:49) cerpen mampu membawa peserta didik mencapai
merupakan jenis karangan yang berisi tujuan sesuai dengan yang diharapkan.
suatu cerita, pada umumnya cerpen Variasi dan pendekatan dalam
ditujukan untuk menggerakan aspek pembelajaran sangat penting untuk
emosi dengan cerita pembaca dapat mencapai suatu keterampilan tertentu
membentuk citraan atau imajinasi dalam terutama kemampuan dalam menganalisis
benaknya. Sedangkan Sumardjo keterkaitan unsur intrinsik cerpen dengan
(2001:84) berpendapat bahwa menulis kehidupan sehari-hari.
cerita pendek adalah seni/keterampilan Menurut Muslich (2007:41) salah
menyajikan cerita. Berdasarkan kedua satu pendekatan dalam pembelajaran
yang dapat merangsang aktivitas siswa mewarnai prilaku dalam kehidupan nyata.
dalam belajar adalah pembelajaran Pengetahuan dan kemampuan guru
Contextual Teaching and Learning (CTL). dalam menerapkan suatu model yang
Pentingnya pembelajaran Contextual tepat sangat diperlukan, karena
Teaching and Learning (CTL) sering ketercapaian atau kompetensi tidak
digalakkan dalam pelatihan-pelatihan terlepas dari implementasi proses
dengan harapan memberikan pengaruh pembelajaran yang efektif dan efesien.
positif terhadap hasil belajar. Jadi jelaslah bahwa pendekatan
Pembelajaran Contextual Teaching and kontekstual sangatlah relevan diterapkan
Learning (CTL) merupakan salah satu dalam pembelajaran cerpen khususnya
alternatif pembelajaran, yakni pendidik menganalisis keterkaitan unsur intrinsik
memposisikan para siswa sebagai cerpen dengan kehidupan sehari-hari. Hal
sebagai subjek, bukan sebagai objek. ini dapat dilihat dari adanya pengetahuan
Dengan kata lain pendidik sebagai yang dibangun oleh manusia harus
fasilitator. Pembelajaran Contextual mengkonstruksi pengetahuan itu dan
Teaching and Learning (CTL) di kelas memberi makna melalui pengalaman
melibatkan tujuh komponen utama, yaitu nyata. Dengan dasar itu, pembelajaran
1) konstruktivisme, 2) menemukan cerpen harus dikemas menjadi proses
(inquiry), 3) bertanya (questioning), 4) “mengkonstruksi” bukan “menerima”
masyarakat belajar (learning community), pengetahuan. Dalam proses
5) pemodelan (moddling), 6) refleksi pembelajaran cerpen, siswa membangun
(reflection), 7) penilaian yang sebenarnya sendiri pengetahuan mereka melalui
(authentic assessment) (Riyanto, keterlibatan aktif dalam proses belajar.
2009:168). Berdasarkan komponen Pengetahuan tersebut tumbuh dan
tersebut, pembelajaran kontekstual berkembang melalui pengalaman yang
diharapkan dapat membantu siswa lebih dimiliki oleh siswa. Sejalan dengan
aktif dan kreatif khususnya dalam hal pernyataan di atas Triyanto (2009:108)
menganalisis keterkaitan unsur intrinsik menyatakan bahwa penerapan
cerpen dengan kehidupan sehari-hari. pembelajaran kontekstual akan sangat
Contextual Teaching and Learning membantu guru untuk menghubungkan
(CTL) adalah suatu strategi pembelajaran materi pembelajaran dengan situasi dunia
yang menekankan pada proses nyata dan memotivasi siswa untuk
keterlibatan siswa secara penuh untuk membentuk hubungan antara
dapat menemukan materi yang dipelajari pengetahuan dan aplikasinya dalam
dengan situasi dunia nyata sehingga kehidupan mereka sebagai anggota
mendorong siswa untuk dapat keluarga warga negara atau tenaga kerja.
menerapkannya dalam kehidupan Dalam pendekatan kontekstual
mereka. Pendekatan kontekstual siswa akan menjadii peserta aktif bukan
diharapkan lebih bermakna bagi siswa hanya pengamat yang pasif, dan
dalam membangun pengetahuan yang bertanggung jawab terhadap belajarnya.
akan mereka terapkan dalam Hal ini ditandai dengan adanya ciri khas
pembelajaran seumur hidup. dalam pembelajaran kontekstual, yaitu
Pembelajaran kontekstual dalam pelaksanaan pembelajarannya
menyajikan suatu konsep yang guru membagi siswa menjadi kelompok
mengaitkan materi pelajaran yang belajar. Siswa dibagi dalam kelompok
dipelajari siswa dengan konteks di mana yang anggotanya heterogen. Artinya, yang
materi tersebut digunakan, serta pandai mengajari yang lemah, yang tahu
berhubungan dengan bagaimana memberi tahu, yang cepat menangkap
seseorang belajar atau gaya/cara siswa materi mendorong temannya yang lambat,
belajar. Konteks memberikan arti, yang mempunyai gagasan segera
relevansi dan manfaat penuh terhadap memberi usul, dan seterusnya. Dengan
belajar (Trianto, 2009:107). Pembelajaran demikian, pembelajaran kontekstual tentu
bukan hanya mengharapkan siswa akan memberikan dampak yang positif
memahami materi yang dipelajari, akan terhadap pembelajaran cerpen khususnya
tetapi bagaimana pelajaran itu dapat tentang menganalisis keterkaitan unsur

3
intrinsik cerpen dengan kehidupan sehari- menggunakan KTSP agar pembelajaran
hari. Siswa tidak hanya menerima materi dapat berjalan dengan efektif an efesien;
yang telah diajarkan tapi mereka juga (2) berdasarkan hasil observasi, guru-guru
dapat mengaplikasikan pengetahuan yang MA Syamsul Huda Tegallinggah dalam
dimilikinya dalam kehidupan sehari-hari. pelaksanaan pembelajaran di kelas sudah
Berdasarkan observasi awal yang menerapkan berbagai model
dilakukan penulis di MA Syamsul Huda pembelajaran yang bervariasi, salah
Tegallinggah khususnya kelas X, satunya adalah pendekatan kontekstual.
pembelajaran cerpen berjalan dengan Pada pembelajaran cerpen khususnya
efektif dan siswa terlihat antusias dan tentang menganalisis keterkaitan unsur
bersemangat dalam mengikuti kegiatan. instrinsik cerpen dengan kehidupan
Dalam proses belajar mengajar cara guru sehari-hari senantiasa menerapkan
dalam menerapkan pendekatan pendekatan kontekstual karena sangat
kontekstual menjadi pusat perhatian relevan dengan materi yang akan
penulis karena penggunaan pendekatan diajarkan; (3) MA Syamsul Huda
kontekstual ini dapat membuat siswa Tegallinggah letaknya kurang strategis,
belajar dengan efektif dan efesien yang yaitu jauh dari pusat kota sehingga jarang
terlihat dari hasil tulisan siswa tentang mendapat perhatian sebagai tempat
menganalisis keterkaitan unsur intrinsik kajian. Keuntungan yang di dapat
suatu cerpen dengan kehidupan sehari- melakukan peneliian di sekolah tersebut,
hari, nilai yang didapatkan siswa yakni sekolah tersebut mendapatkan
semuanya di atas nilai KKM. Nilai KKM informasi dan data yang di dapat lebih
mata pelajaran Bahasa Indonesia di MA autentik karena siswa lebih serius dan
Syamsul Huda Tegallinggah adalah 70. sekolah dapat menentukan sikap terhadap
Dari 35 siswa kelas X hanya empat orang pembelajaran selanjutnya; dan (4) peneliti
saja yang mendapatkan nilai 70, sisanya memilih kelas X MA Syamsul Huda
mendapatkan nilai 85-88. Siswa tidak Tegallinggah karena di sekolah tersebut
hanya menerima materi yang telah jumlah siswa relatif sedikit yaitu hanya
diajarkan, tapi mereka juga dapat ada dua kelas saja. Masing-masing kelas
mengaplikasikan pengetahuan yang berjumlah 17 dan 18 orang. Keuntungan
dimilikinya dalam kehidupan sehari-hari. yang didapat informasi yang diperoleh
Dari hasil wawancara penulis akan lebih komprehensif.
dengan Ibu Kiki Aulia Rizki selaku guru Berdasarkan latar belakang di atas,
Bahasa Indonesia kelas X diperoleh maka peneliti tertarik melakukan
informasi bahwa dalam pelaksanaan penelitian yang berjudul “Pembelajaran
pembelajaran cerpen selalu Cerpen Berdasarkan Pendekatan
menggunakan pendekatan kontekstual. Kontekstual pada Siswa Kelas X MA
Karena pendekatan kontekstual sangatlah Syamsul Huda Tegallinggah”. Guna
relevan dengan materi yang akan mendeskripsikan mengenai guru dalam
diajarkan, yakni tentang cerpen. Hal itu menerapkan pendekatan kontekstual
bisa dilihat dari rencana pembelajaran, dalam pembelajaran cerpen, faktor yang
metode yang digunakan, dan langkah- mendukung keberhasilan, dan respons
langkah pembelajaran. Selain itu, kajian siswa terhadap pendekatan kontekstual
terhadap keberhasilan suatu yang digunakan guru dalam pembelajaran
pembelajaran akan sangat bermanfaat cerpen.
guna mendapat informasi untuk Guru dalam melaksanakan
diaplikasikan baik untuk sekolah itu sendiri pendekatan kontekstual dalam
maupun sekolah lain pembelajaran cerpen berpedoma pada
Peneliti memilih MA Syamsul Huda faktor-faktor yang dipertimbagkan dalam
Tegallinggah karena (1) sekolah tersebut menerapkan CTL, antara lain (1)
masih menggunakan Kurikulum Tingkat merencanakan pembelajaran sesuai
Satuan Pendidikan (KTSP) karena dengan perkembangan mental
kurikulum 2013 belum terlalu jelas dan (developmentally appropriate) peserta
dipahami oleh guru-guru yang ada di didik; (2) membentuk kelompok belajar
sana. Sehingga sekolah tersebut masi yang saling bergantung (interdependent

4
learning group); (3) mempertimbangkan sebagai guru tidak mengetahui apakah
keberagaman peserta didik (disversity of siswa merespon positif atau negatif
students), (4) menyediakan lingkungan terhadap strategi atau pendekatan yang
yang mendukung pembelajaran mandiri guru gunakan. Untuk itulah respon siswa
(self-regulated learning) dengan tiga sangat penting agar nantiya bisa
karakteristik umumnya, yaitu kesadaran menentukan strategi yang tepat dalam
berpikir, penggunaan strategi, dan melaksanakan pembelajaran selanjutnya.
motivasi berkelanjutan; (5) memerhatikan Hal ini sejalan dengan teori yang
Multi-intelegensi (multiple intelli-gences); dikemukakan oleh Harvey dan Smith
(6) menggunakan teknik bertanya (dalam Ahmadi, 1999) mendefinisikan
(questioning) dalam rangka meningkatkan bahwa respon merupakan bentuk
peserta didik dalam pemecahan masalah kesiapan dalam menentukan sikap baik
dan keterampilan berpikir tingkat tinggi, dalam bentuk positif atau negatif terhadap
(7) mengembangkan pemikiran bahwa objek atau situasi.
peserta didik akan belajar lebih bermakna Penelitian mengenai penggunaan
jika ia diberi kesempatan untuk belajar pendekatan kontekstual dalam
menemukan, dan mengontruksi sendiri pembelajaran cerpen khususnya
pengetahuan dan keterampilan baru menganalisis keterkaitan unsur intrinsik
(contructivism), (8) memfasilitasi kegiatan cerpen dengan kehidupan sehari-hari
penemuan (inquiry), supaya peserta didik belum pernah dilakukan. Namun, peneliti
memperoleh pengetahuan dan menemukan ada beberapa penelitian
keterampilan melalui penemuannya sejenis yang memiliki ciri yang berbeda
sendiri; (9) mengembangkan rasa ingin dengan penelitian yang peneliti rancang.
tahu (curiusity) di kalangan peserta didik Pertama, ada penelitian yang dilakukan
melalui pengajuan pertanyaan oleh Ni Putu Wiliani (2012) yang berjudul
(questionink); (10) menciptakan “Penggunaan Metode Quis Team dalam
masyarakat belajar (learning community) Mengidentifikasi Unsur Intrinsik Cerpen
dengaan membangun kerja sama di pada Siswa Kelas XI IPA 1 SMA Negeri 4
antara peserta didik; (11) memodelkan Denpasar”. Hasil penelitian ini
(modelling) sesuatu agar peserta didik menunjukkan bahwa: (1) siswa termotivasi
dapat beridenfikasi dan berimitasi dalam untk belajar dan mampu bekerja sama
rangka memperoleh pengetahuan dan dalam kelompok; (2) Kendala-kendala
keterampilan baru; (12) mengarahkan yang dihadapi guru adalah ada sebagian
peserta didik untuk merefleksikan tentang kecil siswa yang kurang aktif dalam
apa yang sudah dipelajari; (13) kelompok, hanya sebagian kecil tidak
menerapkan penilaian autentik (authentic berkosentrasi penuh selama pelajaran
assessment) (Hanafiah dan Suhana, berlangsung, kurangnya kreativitas siswa
2009:72). dalam mengaplikasikan materi yang
Keberhasilan dalam belajar sangat diajarkan; (3) hasil angket siswa
dipengaruhi oleh berfungsinya secara menunjukan skor 38,4 atau dapat
integratif dari setiap faktor pendukungya. dikategorikan siswa merespon positif
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan metode quis team dalam
keberhasilan belajar, antara lain (1) mengidentifikasi unsur intrinsik cerpen
peserta didik dengan sejumlah latar yang meliputi alur, penokohan, dan latar;
belakangnya, (2) pengajar yang dan (4) hasil tes menunjukkan nilai siswa
professional, (3) atmosfir pembelajaran kelas XI IPA 1 SMA Negeri 4 Denpasar
partisipaif dan interaktif, (4) sarana dan berada pada kisaran 90-100 atau dapat
prasarana, (5) kurikulum, (6) lingkungan, dikategorikan amat baik.
(7) atmosfir kepemimpinan yang sehat, Persamaan penelitian ini dengan
partisifatif, demokratis, dan situasional, penelitian yang akan peneliti lakukan
dan (8) pembiayaan yang memadai (dan adalah sama-sama mengkaji tentang
Suhana, 2009:8-10). pembelajaran cerpen, khususnya tentang
Penerapan suatu strategi atau unsur intrinsik yang ada pada cerpen.
pendekatan tidak ada gunanya jika kita Selanjutnya, perbedaannya terletak pada
objek dan subjeknya. Objek yang akan

5
peneliti lakukan adalah pembelajaran kontekstual pada pembelajaran cerpen,
cerpen berdasarkan pendekatan (2) faktor-faktor yang mendukung
kontekstual, sedangkan objek penelitian keberhasilan guru dalam menggunakan
yang dilakukan oleh Ni Putu Wiliani pendekatan kontekstual pada
adalah metode quis team dalam pembelajaran cerpen, dan (3) respon
mengidentifikasi unsur intrinsik cerpen. siswa tehadap pendekatan kontekstual
Subjek yang akan peneliti lakukan adalah yang digunakan guru dalam pembelajaran
siswa kelas X MA Syamsul Huda cerpen.
Teggallinggah, sedangkan subjek Hasil penelitian ini dapat
penelitian yang dilakukan oleh Ni Putu bermanfaat, baik secara teoretis maupun
Wiliani adalah siswa kelas XI IPA 1 SMA secara praktis bagi beberapa pihak.
Negeri 4 Denpasar. Secara teoretis, hasil penelitian ini berupa
Penelitian yang kedua dilakukan pemerkayaan khazanah ilmu
oleh Wijana (2014) yang berjudul pengetahuan, khususnya pembelajaran
“Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri cerpen. Selain itu, hasil penelitian ini
oleh Guru dalam Pembelajaran Cerpen diharapkan dapat memantapkan
pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 5 pembelajaran cerpen berdasarkan
Singaraja”. Hasil dari penelitian ini pendekatan kontekstual, agar suasana
menunjukkan bahwa; (1) penerapan mendidik benar-benar mencerminkan
model pembelajaran inkuiri oleh guru minat yang tinggi terhadap pembelajaran
dalam pembelajaran cerpen pada siswa cerpen.
kelas VII SMP Negeri 5 Singaraja Bagi siswa, hasil penelitian ini
tergolong kategori positif. Semua itu dilihat diharapkan dapat memotivasi siswa dalam
berdasarkan kriteria yang ditetapkan pembelajaran cerpen sekaligus
sebelumnya bahwa penelitian mengenai meningkatkan prestasi belajar siswa. Bagi
respon siswa dikatakan berhasil jika 75% pihak sekolah, hasil penelitian ini dapat
siswa memberikan respons positif. Jadi,
digunakan sebagai pengembangan
penelitian ini telah dapat dikatakan
proses pengajaran Bahasa Indonesia
berhasil karena 79% siswa memberikan
dalam pembelajaran cerpen dengan
respon positif; (2) kendala-kendala yang
penerapan pendekatan kontekstual yang
dihadapi oleh guru adalah guru sulit untuk
digunakan oleh guru pada siswa MA
mengondisikan kelas agar lebih kondusif
Syamsul Huda Tegallinggah. Bagi guru,
karena perhatian siswa banyak yang
hasil penilitian ini dapat memberikan
belum fokus. Guru mengatakan bahwa
sumbangan pemikiran untuk menentukan
siswa di kelas VII A dan VII D sangat
pemilihan dan pemanfaatan pendekatan
beragam dari segi minat dan
kontekstual dalam pembelajaran cerpen
kemampuannya; dan (3) respon siswa
dengan tepat. Bagi peneliti lain, hasil
terhadap penerapan model pembelajaran
penelitian ini dapat djadikan bahan dalam
inkuiri oleh guru dalam pembelajaran
penelitian masalah lain yang sejenis
cerpen pada siswa kelas VII SMP Negeri
dengan penelitian ini, peneliti lain bisa
5 Singaraja tergolong positif.
menemukan masalah lain yang belum
Persamaan penelitian ini dengan
dibahas dalam penelitian ini. Kemudian
penelitian yang akan peneliti lakukan
bisa juga menambah wawasan dan
yakni dari segi variabelnya, yaitu di dalam
pengetahuan terhadap penggunaan
pembelajaran cerpen. Selanjutnya,
pendekatan dalam pembelajaran cerpen.
perbedaannya terletak pada model atau
metode yang digunakan dalam
METODE PENELITIAN
pembelajaran. Penelitian ini
Penelitian ini menggunakan
menggunakan pendekatan kontekstual,
rancangan penelitian deskriptif kualitatif
sedangkan penelitian yang dilakukan oleh
dan deskriptif kuantitatif. Subjek dalam
Wijana menggunakan model
penelitian ini adalah guru dan siswa kelas
pembelajaran inkuiri.
X MA Syamsul Huda Tegallinggah. Hal ini
Berdasarkan pemaparan masalah di
sesuai dengan pandangan yang
atas, penelitian ini membahas tentang, (1)
mengatakan bawa subjek penelitian
guru dalam melaksanakan pendekatan

6
adalah benda, hal, atau orang tempat Metode kuesioner atau angket
melekat dan yang dipermasalahkan dalam adalah daftar pertanyaan tertulis yang
penelitian (Suandi, 2008: 31). Objek biasanya didistribusikan melalui pos untuk
penelitian ini adalah guru dalam diisi dan dikembangkan atau dapat juga
melaksanakan pendekatan kontekstual dijawab di bawah pengawasan peneliti
pada pembelajaran cerpen, faktor (Suandi, 2008:54). Metode kuesioner
pendukung keberhasilan guru dalam diperlukan dalam pengumpulan data
menerapkan pendekatan kontekstual tentang respon siswa terhadap penerapan
pada pembelajaran cerpen, dan respon pendekatan kontekstual dalam
siswa terhadap pendekatan kontekstual pembelajaran teks cerpen.
yang digunakan guru dalam pembelajaran Setelah data terkumpul, langkah
cerpen pada siswa kelas X MA Syamsul yang peneliti lakukan selanjutnya adalah
Huda Tegallinggah. menganalisis data atau mengolah data.
Teknik pengumpulan data Adapun teknik yang digunakan dalam
menggunakan metode observasi, menganalisis data adalah teknik analisis
wawancara, dan kuesioner. Instrumen deskriptif kualitatif dan deskriptif
dalam penelitian ini adalah lembar kuantitatif. Teknik deskriptif kualitatif
observasi, pedoman wawancara, dan digunakan untuk menganalisis data
angket. dengan cara mengiterpretasikan data
Metode observasi dalam penelitian yang diperoleh dengan menggunakan
ini, dilakukan dengan bantuan instrumen kata-kata. Data yang diperoleh dari hasil
lembar observasi untuk memperoleh data observasi dan wawancara dianalisis
mengenai guru dalam melaksanakan dengan teknik deskriptif kualitatif. Teknik
pendekatan kontekstual pada deskriptif kuantitatif digunakan untuk
pembelajaran cerpen. Observasi yang menganalisis data dengan cara
peneliti lakukan tergolong observasi menginterpretasikan data yang diperoleh
partisipasi pasif, yaitu peneliti tidak ikut dengan menggunakan angka-angka. Data
serta dalam kegiatan, hanya berperan yang diperoleh dari kuisioner yang berupa
mengamati kegiatan. skor dianalisis dengan teknik deskriptif
Metode pengumpulan data dengan kuantitif.
wawancara dilakukan dengan
mengajukan pertanyaan kepada HASIL DAN PEMBAHASAN
responden. Hal ini sejalan dengan Hasil penelitian mencakup tiga hal,
pendapat Sugiyono (2007: 194) bahwa yaitu (1) guru dalam melaksanakan
wawancara digunakan untuk mengetahui pendekatan kontekstual pada
hal-hal mendalam dari responden. pembelajaran cerpen, (2) faktor-faktor
Wawancara atau interview adalah suatu yang mendukung keberhasilan guru
bentuk komunikasi verbal atau semacam dalam menggunakan pendekatan
percakapan yang bertujuan memperoleh kontekstual pada pembelajaran cerpen,
informasi (Suandi, 2008: 44). Dalam dan (3) respon siswa tehadap pendekatan
penelitian ini, wawancara yang dilakukan kontekstual yang digunakan guru dalam
adalah wawancara tidak terstruktur agar pembelajaran cerpen
responden bisa menjawab secara bebas Pengambilan data dalam penelitian
sesuai dengan pikiran dan isi hatinya. ini dilakukan pada Sabtu, 3 Maret 2016
Responden secara spontan dan lugas didapatkan data mengenai guru dalam
dapat mengemukakan segala sesuatu melaksanakan pendekatan kontekstual.
yang ingin dikemukakannya. Metode Pembelajaran ini dimulai pada jam 3-4 di
wawancara dalam penelitian ini bertujuan kelas X.2 dan 4-5 di kelas X.1 dengan
mengklarifikasi dan melengkapi data yang standar kompetensi mengungkapkan
telah diperoleh dalam observasi. Dengan memahami wacana sastra melalui
demikian, peneliti bisa memperoleh kegiatan membaca puisi dan cerpen.
gambaran yang luas mengenai faktor Kompetensi dasar dalam pembelajaran ini
pendukung keberhasilan guru dalam adalah menganalisis keterkaitan unsur
menerapkan pendekatan kontekstual intrinsik cerpen dengan kehidupan sehari-
pada pembelajaran cerpen. hari.

7
Dari hasil wawancara dengan Ibu terlibat dalam proses pembelajaran
Kiki Aulia Rizki selaku guru Bahasa sangat mendukung pelaksanaan
Indonesia di kelas X, diperoleh data pembelajaran. Faktor pendukung yang
bahwa guru sudah memahami konsep terakhir adalah faktor kurikulum.
pendekatan kontekstual dalam Kurikulum merupakan acuan bagi dirinya
pembelajaran, khususnya pembelajaran dalam mengajar dan untuk mengetahui
cerpen. Selain itu, penerapan pendekatan perubahan perilaku peserta didik secara
kontekstual dalam pembelajaran cerpen, integral, baik yang berkaitan dengan
dilakukan melalui penciptaan kognitif, afektif, maupun psikomotor.
pembelajaran yang berlandaskan Data ketiga mengenai respon siswa
pembelajaran aktif, kreatif, inovatif, efektif, terhadap pendekatan kontekstual pada
dan menyenangkan, serta melibatkan pembelajaran cerpen siswa Berdasarkan
tujuh komponen utama pendekatan data yang diperoleh dari kelas X.1 dan X.2
kontekstual di kelas. setelah memberikan angket kuisioner
Data yang diperoleh dari hasil kepada siswa, dapat dinyatakan bahwa
observasi pada tanggal 03 Maret 2016 di dari 34 siswa yang mengisi angket secara
kelas X.1 dan X.2 mengenai penerapan klasikal diperoleh rata-rata respon
pendekatan kontekstual pada sebesar 35,67. Adapaun rinciannya, ada 6
pembelajaran cerpen khususnya tentang siswa atau 18% siswa yang menyatakan
menganalisis keterkaitan unsur intrinsik respons sangat positif dan 27 siswa atau
cerpen dengan kehidupan sehari-hari, 79% siswa yang menyatakan respons
sudah sesuai dengan RPP, hanya saja positif serta 1 siswa atau 5% siswa yang
guru menambahkan beberapa strategi menyatakan cukup positif terhadap
dalam pelaksanaan pembelajaran. Hal itu pembelajaran yang menggunakan
dimaksudkan agar penerapan pendekatan pendekatan kontekstual dalam
kontekstual dalam pembelajaran cerpen pembelajaran cerpen. Dari data di atas,
berjalan secara maksimal dalam dapat diketahui bahwa rata-rata respons
pelaksanaan pembelajaran. siswa terhadap pembelajaran yang
Data yang kedua mengenai faktor- menggunakan pendekatan kontekstual
faktor yang mendukung keberhsilan guru dalam pembelajaran cerpen adalah positif.
dalam menerapkan pendekatan Meskipun hasil belajar siswa tidak
kontekstual pada pembelajaran cerpen termuat dalam rumusan masalah, tapi
adalah sebagai berikut. Faktor yang untuk membuktikan bahwa pembelajaran
pertama adalah faktor guru. Guru sudah telah sering dilakukan dan terbukti
memahami karakteristik siswa dan berhasil baik, maka hasil belajar siswa
memahami konsep pendakatan kelas X.1 dan X.2, dapat dinyatakan
kontekstual. Fakor pendukung kedua bahwa dari 34 siswa yang mengumpulkan
adalah faktor siswa. Meskipun anak-anak tugas dengan rata-rata kelas tersebut
terlihat sedikit nakal tapi pada saat adalah 79-80 dikategorikan baik, dengan
pembelajaran berlangsung anak-anak rincian ada 32 siswa atau 94% siswa pada
begitu antusias mengikuti pembelajaran kategori baik dengan nilai di atas KKM
karena strategi yang digunakan tidaklah dan 2 siswa atau 6% siswa pada kategori
membuat anak-anak merasa bosan dalam tidak baik. Dari 34 siswa yang dijadikan
mengikuti pembelajaran. Faktor sampel, ada dua orang siswa yang tidak
pendukung yang ketiga adalah faktor mengumpulkan tugas karena tidak hadir.
sarana dan prasarana. Sarana dan Meskipun demikian dapat disimpulkan
prasarana yang ada di sekolah sudah bahwa penerapan pendekatan kontekstual
lengkap dan berfungsi dengan baik. pada pembelajaran cerpen khususnya
Dalam pembelajaran cerpen guru sudah menganalisis keterkaitan unsur intrinsik
memanfaatkan sarana dan prasarana suatu cerpen dengan kehidupan sehari-
yang ada di sekolah, salah satunya hari berhasil dapat meningkatkan hasil
adalah LCD. Faktor pendukung yang belajar siswa. Dari data di atas, dapat
keempat adalah faktor lingkungan. Guru diketahui bahwa rata-rata hasil belajar
mengaku bahwa baik lingkungan di kelas siswa terhadap pembelajaran cerpen yang
maupun keharmonisan hubungan yang

8
menggunakan pendekatan kontekstual sesuai dengan karakteristik pendekatan
dalam pembelajaran cerpen adalah baik. kontekstual yakni kerja sama yang
Pembahasan hasil penelitian ini menyenangkan, sehingga pembelajaran
difokuskan pada temuan tentang cerpen di MA Syamsul Huda Tegallinggah
pembelajaran cerpen berdasarkan berjalan dengan aktif, kreatif, inovatif,
pendekatan kontekstual, yaitu (1) terdapat efektif, dan menyenangkan. Hal ini sejalan
beberapa langkah-langkah yang dengan teori yang dikemukakan oleh
digunakan guru dalam melaksanakan Menurut Riyanto (2009: 176) karakteristik
pendekatan kontekstual dalam pembelajaran berbasis CTL, yaitu kerja
pembelajaran cerpen yang meliputi (a) sama, saling menunjang, menyenangkan,
konsep pendekatan kontekstual, (b) faktor tidak membosankan, belajar dengan
yang dipertimbangkan dalam CTL, (c) bergairah, pembelajaran terintegrasi,
karakteristik pendekatan kontekstual, (d) menggunakan berbagai sumber dan multi
komponen pendekatan kontekstual, dan media, siswa aktif, sharing dengan teman,
(e) strategi pendekatan kontekstual; (2) siswa kritis dan guru kreatif, dingding
terdapat beberapa faktor-faktor yang kelas dan lorong-lorong penuh dengan
mendukung keberhasilan guru dalam hasil karya siswa, dan laporan kepada
pembelajaran cerpen yang meliputi (a) orang tua bukan hanya raport tetapi hasil
guru, (b) siswa, (c) sarana dan prasarana, kerja siswa, laporan hasil praktikum,
(d) lingkungan, dan (e) kurikulum; dan (3) karangan siswa, dan lain-lain.
siswa memberikan respon positif terhadap Dalam pelaksanaannya di kelas
pendekatan kontekstual yang digunakan telah terjadi konstruktivisme,
guru dalam pembelajaran cerpen dengan konstruktivisme ini terjadi ketika guru
ketercapaian 79% dari jumlah siswa meminta siswa untuk mendiskusikan
memberikan respon positif. unsur-unsur intrinsik yang terdapat pada
Temuan pertama adalah terdapat cerpen yang sudah dibagikan dan
beberapa langkah tepat yang harus mengaitkannya dengan kehidupan sehari-
ditempuh guru dalam melaksanakan hari. Hal ini sejalan dengan teori yang
pendekatan kontekstual pada dikemukakan oleh Sanjaya (2006:264)
pembelajaran cerpen, khususnya konstruktivisme adalah proses
menganalisis keterkatan unsur intrinsik membangun atau menyusun pengetahuan
suatu cerpen dengan kehidupan sehari- baru dalam struktur kognitif siswa
hari. Guru dalam melaksanakan berdasarkan pengalaman.
pendekatan kontekstual pada Selain konstruktivisme, telah telah
pembelajaran cerpen di kelas X MA terjadi pula proses menemukan (inquiry).
Syamsul Huda Tegallinggah Pada saat Inquiry ini terjadi ketika guru meminta
pelaksanaan pembelajaran cerpen di MA siswa untuk mendiskusikan unsur-unsur
Syamsul Huda Tegallinggah sudah sesuai intrinsik yang terdapat pada cerpen yang
dengan konsep pendekatan kontekstual sudah dibagikan.. Hal ini sejalan dengan
yang dapat membantu guru dalam pendapat Sanjaya (2006:265) yang
mengaitkan materi yang akan diajarkan mengatakan bahwa inkuiri merupakan
dengan kehidupan sehari-hari. Hal ini proses pembelajaran didasarkan pada
sejalan dengan pendapat Sanjaya pencarian dan penemuan melalui proses
(2006:255) yang menyatakan bahwa berpikir secara sistematis.
pendekatan kontekstual adalah suatu Kegiatan bertanya (questioning)
strategi pembelajaran yang menekankan terjadi pula dalam pembelajaran cerpen di
kepada proses keterlibatan siswa secara kelas X.1 dan X.2. Kegiatan ini terjadi
penuh untuk dapat menemukan materi ketika guru menanyakan kehadiran siswa
yang dipelajari dan menghubungkannya maupun pada saat ketika sswa
dengan situasi kehidupan nyata sehingga merumuskan pertanyaan-pertanyaan
mendorong siswa untuk dapat terkait hal-hal yang kurang jelas mengenai
menerapkannya dalam kehidupan cara mengidentifikasi dan mengaitkan
mereka. unsur-unsur intrinsik cerpen dengan
Pelaksanaan pembelajaran cerpen kehidupan sehari-hari. Hal ini sejalan
di MA Syamsul Huda Tegallinggah sudah dengan teori yang dikemukakan oleh

9
Riyanto (2009) bertanya merupakan melainkan juga dari penampilan siswa di
strategi utama pembelajaran yang kelas.
berbasis CTL. Bertanya dalam Dalam penerapan pendekatan
pembelajaran dipandang sebagai kegiatan kontekstual pada pembelajaran cerpen
guru untuk mendorong, membimbing, dan khususnya tentang menganalisis
menilai kemampuan berpikir siswa. keterkaitan unsur intrinsik suatu cerpen
Telah terjadi pula kegiatan dengan kehidupan sehari-hari guru
masyarakat belajar (learning community). menggunakan strategi problem-based
Sanjaya (2006:267) berpendapat bahwa learning. inquiry-based learning, dan
konsep learning community menyarankan cooperative learning. Hal ini sejalan
agar hasill pembelajaran diperoleh dari dengan apa yang dikemukakan oleh
kerja sama dengan orang lain. Kerja sama Hanafiah dan Suhana (2009:71) ada
itu dapat dilakukan dalam berbagai beberapa pendekatan yang digunakan
berbentuk baik dalam kelompok belajar dalam metode Contextual Teaching
secara formal maupun lingkungan yang Learning, yaitu (1) problem-based
terjadi secara alamiah. learning, (2) authentic instruction, (3)
Sanjaya (2006:267) menyatakan iquiry-based learning, (4) project-based
bahwa pemodelan adalah proses learning, (5) work-based learning, (6)
pembelajaran dengan memperagakan sevice learning, dan (7) cooperative
sesuatu sebagai contoh yang dapat ditiru learning.
siswa.. Kegiatan pemodelan (moddling) Jelaslah seluruh rangkaian
telah terjadi pula dalam pembelajaran pelaksanaan aktivitas belajar baik dari
cerpen di kelas X. Kegiatan ini terjadi awal, inti, dan penutup mampu
ketika guru meminta perwakilan dari dilaksanakan secara tepat, baik, dan
kelompok terbaik untuk melaporkan hasil efesien sehingga aktivitas belajar dan
diskusinya. Itu artinya, dalam kegiatan ini hasil belajar siswa menganalisis unsur
tidak hanya sebatas dari guru saja, akan intrinsik cerpen bisa mencapai KKM yang
tetapi guru juga memanfaatkan siswa telah ditentukan. Selain itu, siswa menjadi
yang dianggap memiliki kemampuan. sangat senang dan aktif mengikuti
Kegiatan refleksi (reflection) terjadi pembelajaran cerpen. Ini merupakan
pada saat akhir pelajaran atau kegiatan temuan penting pertama dalam penelitian
penutup. Kegiatan ini terjadi pada saat ini.
guru meminta siswa untuk menyimpulan Temuan penting kedua yang
hasil pembelajaran yang telah menyangkut faktor-faktor yang
berlangsung. Pada kegiatan ini secara mendukung keberhasilan guru dalam
tidak langsung mengajak siswa untuk menggunakan pendekatan kontekstual
mengingat dan mengurutkan kembali pada pembelajaran cerpen, yaitu faktor
kegiatan-kegaiatan pembelajaran yang guru, faktor siswa, faktor sarana dan
baru saja dilaluinya.. prasarana, faktor lingkungan, dan faktor
Yang terakhir adalah penilaian yang kurikulum. Hal ini sejalan dengan
sebenarnya (authentic assessment). pendapat Hanafiah dan Suhana (2009:8-
Telah terjadi pula kegiatan ini dalam 10) faktor-faktor yan memengaruhi
pembelajaran cerpen. Selama kegiatan keberhasilan belajar, yaitu (1) peserta
pembelajaran guru memberikan nilai didik dengan sejumlah latar belakangnya,
kepada siswa-siswa yang aktif di dalam (2) pengajar yang professional, (3)
kelas maupun saat siswa menampilkan atmosfir pembelajaran partisipaif dan
hasil kerjanya.. Hal ini sejalan dengan interaktif, (4) sarana dan prasarana, (5)
pernyataan yang dikemukakan oleh kurikulum, (6) lingkungan, (7) atmosfir
Hanafiah dan Suhana (2009:76) kepemimpinan yang sehat, partisifatif,
menyatakan bahwa penilaian authentic demokratis, dan situasional, dan (8)
merupakan proses penlaian pengetahuan pembiayaan yang memadai.
dan keterampilan (performasi) yang Temuan penting yang ketiga adalah
diperoleh siswa. Itu berarti guru tidak siswa memberikan respon positif terhadap
hanya menilai dari hasil kerja siswa, pendekatan kontekstual dalam
pembelajaran cerpen. Dilihat dari rata-rata

10
respon siswa terhadap pembelajaran yang kehidupan mereka sebagai anggota
menggunakan pendekatan kontekstual keluarga warga negara atau tenaga kerja.
dalam pembelajaran cerpen adalah positif. Penelitian ini memiliki keterbatasan,
Hal ini sejalan dengan teori yang keterbatasan itu terlihat dari jenis
dikemukakan oleh Harvey dan Smith penelitian yang digunakan peniliti yaitu
(dalam Ahmadi, 1999) mendefinisikan penelitian deskriptif. Pada penelitian ini
bahwa respon merupakan bentuk hanya mendeskripsikan saja bagaimana
kesiapan dalam menentukan Hal ini pembelajaran cerpen berdasarkan
terbukti pada saat peneliti memperoleh pendekatan kontekstual, belum meneliti
data angket/kuesioner pada saat akhir apakah ada peningkatan pada hasil
pelajaran di kelas. Berdasarkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran cerpen
penelitian, sebagian besar siswa dengan menggunakan pendekatan
menyatakan respons positif terhadap kontekstual. Untuk itulah perlu diadakan
pembelajaran yang menggunakan penelitian dengan jenis penelitian yang
pendekatan kontekstual dalam berbeda, sehingga memungkinkan bagi
pembelajaran cerpen. Dari 34 siswa yang calon peneliti lain bisa melakukan
dijadikan sampel, ada satu siswa yang penelitian dengan jenis penelitian yang
menyatakan cukup positif. Dari data di lain yakni Penelitian Tindakan Kelas
atas, dapat diketahui bahwa rata-rata (PTK).
respon siswa terhadap pembelajaran yang
menggunakan pendekatan kontekstual PENUTUP
dalam pembelajaran cerpen adalah positif. Berdasarkan hasil dan pembahasan,
Meskipun hasil belajar siswa tidak dapat disimpulkan beberapa hal mengenai
ada dalam rumusan masalah tapi hasil penelitian ini, yakni (1) guru dalam
belajar siswa sangat penting untuk melaksanakan pendekatan kontekstual
mengetahui ketercapaian belajar siswa pada pembelajaran cerpen siswa kelas X
dengan menerapkan pendekatan MA Syamsul Huda Tegallinggah
kontekstual pada pembelajaran cerpen dikategorikan baik, karena sesuai dengan
khususnya tentang menganalisis konsep, karakteristik, dan strategi-strategi
keterkaitan unsur intrinsik suatu cerpen dari CTL Hal ini dapat dilihat dari kegiatan
dengan kehidupan sehari-hari dan belajar-mengajar yang telah dilakukan,
ternyata hasilnya di atas nilai KKM. serta komponen Contextual Teaching and
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang Learning yang tercantum dalam setiap
ditentukan di MA Syamsul Huda langkah-langkah pembelajaran yakni
Tegallinggah khususnya pada mata konstruktivisme, menemukan, bertanya,
pelajaran Bahasa Indonesia adalah 70. masyarakat belajar, pemodelan, refleksi,
Sedangkan hasil belajar yang diperoleh dan penilaian sebenarnya, (2) faktor-faktor
siswa baik kelas X.1 dan X.2 berada pada yang mendukung keberhasilan guru
kisaran 80-90. dalam menggunakan pendekatan
Peningkatan hasil belajar ini terjadi kontekstual pada pembelajaran cerpen di
karena siswa dan guru berpartisipasi aktif kelas X MA Syamsul Huda Tegallinggah
dan terus melakukan perbaikan-perbaikan antara lain (a) faktor guru, (b) faktor siswa,
terhadap segala kekurangan yang dialami. (c) faktor sarana dan prasarana, (d) faktor
Penerapan strategi atau pendekatan yang lingkungan dan (e) faktor kurikulum, dan
dekat dengan dunia nyata siswa sangat (3) siswa merespon positif terhadap
mendukung peningkatan hasil belajar kegiatan pembelajaran yang telah
siswa. Hal ini sejalan dengan hal yang dilaksanakan, yaitu ketika guru
dikemukakan oleh Triyanto (2009:108) menerapkan pendekatan kontekstual
menyatakan bahwa penerapan dalam pembelajaran cerpen pada siswa
pembelajaran kontekstual akan sangat kelas X MA Syamsul Huda Tegallinggah
membantu guru untuk menghubungkan sebagian besar siswa (79%) memberikan
materi pembelajaran dengan situasi dunia respon positif.
nyata dan memotivasi siswa untuk Berdasarkan hasil penelitian dan
membentuk hubungan antara simpulan di atas, saran yang disampaikan
pengetahuan dan aplikasinya dalam dalam penelitian ini adalah sebagai

11
berikut. (1) Guru hendaknya terus dan Standar Proses Pendidikan.
tidak perlu ragu untuk Jakarta: Kencana Prenada Media
mengimplementasikan model pendekatan Group.
Contextual Teaching and Learning dalam Suandi, I Nengah. 2008. Buku Ajar
pembelajaran terutama komponennya Penelitian Pendidikan Bahasa
untuk mendorong siswa menyadari dan dan Sastra Indonesia. Singaraja:
menggunakan pemahamannya untuk Undiksha.
mengembangkan diri dan menyelesaikan Sugiono. 2008. Metode Penelitian
berbagai persoalan yang dihadapinya Pendidikan (Pendekatan
dalam kehidupan seharihai karena priip Kuantitatif, Kualitatif, R&D).
kontekstual sangat penting untuk segala Bandung: Alfabeta.
situasi belajar. (2) Bagi guru lain, Trianto. 2009. Mendesain Model
penelitian ini dapat dijadikan gambaran Pembelajaran Inovatif-Progresif:
atau pedoman guru dalam melaksanakan Konsep, Landasan, dan
proses pembelajaran yang mengarah Implementasinya pada Kurikulum
pada penerapan pendekatan kontekstual Tingkat Satuan Pendidikan
dalam pembelajaran. (3) Bagi calon (KTSP). Jakarta: Kencana
peneliti, penelitian ini dapat dijadikan Prenada Media Group.
sebagai salah satu alternatif untuk Wijana, I Made. 2014. Penerapan Model
melakukan penelitian, karena penelitian ini Pembelajaran Inkuiri oleh Guru
hanya terbatas pada penelitian deskriptif dalam Pembelajaran Cerpen
saja. Untuk itu, bagi calon peneliti bisa pada Siswa Kelas VII SMP
melakukan penelitian dengan jenis Negeri 5 Singaraja. Skripsi (Tidak
penelitian Penelitian Tindakan Kelas Diterbitkan). Singaraja: Undiksha.
(PTK) untuk memecahkan masalah Wiliani, Ni Putu. 2012. Penggunaan
mengenai penerapan pendekatan Metode Quis Team dalam
kontekstual untuk meningkatkan suatu Mengidentifikasi Unsur Intrinsik
pembelajaran yang ada di sekolah. Cerpen pada Siswa Kelas XI IPA
1 SMA Negeri 4 Denpasar.
DAFTAR PUSTAKA Skripsi (Tidak Diterbitkan).
Ahmadi, A. (1999). Psikologi Sosial. Singaraja: Undiksha.
Tersedia:
http://digilib.unila.ac.id/5033/15/B
AB%20II.pdf (21 Januari 2016)
Dawud dkk. 2004. Bahasa dan Sastra
Indonesia. Jakarta: Erlangga.
Jacob, Sumardjo. 2001. Beberapa
Petunjuk Menulis Cerpen.
Bandung: Mitra Kencana.
Hanafiah, Nanang dan Cucu Suhana.
2009. Konsep Strategi
Pembelajaran. Bandung: PT
Refika Aditama.
Muslich, Masnur. 2007. KTSP
Pembelajaran Berbasis
Kompetensi dan Kontekstual.
Jakarta: Bumi Aksara.
Riyanto, Yatim. 2009. Paradigma Baru
Pembelajaran: sebagai Referensi
bagi Guru/Pendidik dalam
Implementasi Pembelajaran yang
Efektif dan Berkualitas. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Sanjaya, H. Wina. 2006. Strategi
Pembelajaran Berorientasi

12
e-Journal Universitas Pendidikan
Ganesha
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

13

Anda mungkin juga menyukai