Anda di halaman 1dari 6

JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 4, No.

2, (2015) 2337-3520 (2301-928X Print) A-37

Optimasi Saving Cost dari Fuel Tankering dengan pendekatan


Fuzzy Goal Programming
Studi Kasus PT. X
Nur Dina Mustifa, Mohammad Isa irawan, dan Suhud Wahyudi.
Jurusan Matematika, FMIPA, Institut teknologi Sepuluh Nopembr (ITS
Jl. Arief Rajman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia
e-mail :mii@its.ac.id
Abstrak- Komponen pengeluaran yang cukup besar peengeluaran untuk pembelian avtur dan saving yang
dalam operasional bisnis penerbangan adalah pemakaian optimal dari pelaksanaan tankering.
bahan bakar.Salah satu strategi yang digunakan dalam Fuzzy goal programming merupakan metode yang
penghematan biaya pengeluaran bahan bakar pesawat digunakan dalam menyelesaikan permasalahan dengan
oleh PT. X adalah fuel tankering. Dalam penelitian ini beberapa tujuan dan nilai yang ada didalamnya masih
dikonstruksikan model fuzzy goal programming untuk bersifat samar, sehingga dapat memberi fleksibilitas
mengetahui banyaknya avtur yang bisa dibawa pada untuk menampung ketidak pastian akibat samarnya
pelaksanaan tankering dengan studi kasus PT.X, dan informasi yang dimiliki [2].
untuk mengetahui biaya minimal yang dikeluarkan untuk
pembelian bahan bakar dan mengetahui saving yang bisa II. URAIAN PENELITIAN
diperoleh dari satu rute penerbangan. Dari hasil simulasi A. Goal Programming
model, diketahui nilai tujuan lebih besar dari nilai sisi Dalam persamaan linier hanya ada satu fungsi tujuan,
kanan dan nilai keanggotaannya nol, sehingga dikatakan sementara terdapat situasi dimana terdapat beberapa
pelaksanaan tankering pada actualnya sudah optimal.
tujuan yang ingin dicapai, maka program linier tidak
dapat membantu untuk memberikan pertimbangan yang
Dari hasil perhitungan yang dilakukan untuk rute
rasional. Untuk itu goal programming merupakan
Denpasar – Labuan Bajo – Denpasar dengan pesawat
analisis yang tepat untuk mencari solusi dari beberapa
ATR, diperoleh hasil bahwa rute tersebut mampu
tujuan yang sifatnya saling bertentangan, selain itu goal
membawa extra sebanyak 1240,407 kg. Sehingga rute
programming bertujuan untuk meminimumkan deviasi
tersebut mampu mengoptimalkan extra yang pada
berbagai tujuan, sasaran atau target yang telah
actualnya 951 kg. ditetapkan.
Ada beberapa istilah yang digunakan dalam goal
Kata Kunci : Fuel Tankering, Fuzzy Goal Programming, programming, antara lain sebagai berikut [3] :
Saving, Econ Tank List. 1. Variabel keputusan (decision variabels) yaitu
I. PENDAHULUAN seperangkat variabel yang tidak diketahui dan yang
akan dicari.
2. Nilai sisi kanan (Right Hand Side atau RHS) yaitu

A
danya perubahan harga avtur yang tidak
menentu, membuat perusahaan penerbangan nilai-nilai yang biasanya menunjukkan ketersediaan
harus membuat inisiatif untuk bisa sumber daya yang akan ditentukan kekurangannya.
meningkatkan profit bagi perusahaan. Salah satu 3. Fungsi tujuan yaitu keinginan untuk meminimumkan
angka penyimpangan dari suatu nilai RHS pada suatu
strategi yang direkomendasikan dalam upaya
goal constraint tertentu.
penghematan biaya bahan bakar pesawat adalah startegi
4. Fungsi kendala merupakan batasan yang akan
fuel tankering.Fuel Tankering sendiri merupakan digunakan untuk pengoptimalisasian kegiatan untuk
prosedur membawa fuel tambahan yang bertujuan dijadikan acuan sebagai penentuan keputusan
mendapatkan penghematan biaya dengan masalah yang dihadapi.
memanfaatkan berbedaan harga antara bandara 5. Preemptive priority factor yaitu suatu system urutan
keberangkatan dan bandarakedatangan [1]. yang menunjukkan banyaknya tujuan dalam model
PT. X merupakan salah satu perusahaan penerbangan yang memungkinkan tujuan-tujuan disusun secara
yang melaksanakan startegi fuel tankering. Pada PT. X ordinal dalam linier goal programming.
fuel tankering lebih umum dikenal dengan istilah econ 6. Variabel simpangan (deviational variabels) yaitu
tank dan pelaksanaannya disesuaikan dengan econ tank variabel-variabel yang menunjukkan kemungkinan
list (ETL). ). ETL adalah daftar yang berisi rute penyimpangan negatif atau positif dari suatu nilai
penerbanganyang berpotensi untuk dilaksanakannya RHS kendala tujuan.
tankering. Daftar ini selanjutnya digunakan oleh 7. Bobot (differential weight) yaitu bobot yang
dispatcher untuk memberikan rekomendasi kepada diekspresikan dengan angka cardinal dan digunakan
cockpit crew untuk melakukan penerbangan econ. untuk membedakan variable simpangan didalam
Penelitian ini membahas tentang pelaksanaan strategi suatu tingkat prioritas.
fuel tankering dengan studi kasus PT. X, dengan Model goal programming merupakan perluasan dari
menggunkan pendekatanfuzzy goal programming modelpemrograman linier, sehingga seluruh asumsi,
yangbertujuan untuk mendapatkan nilai extra optimal notasi, formulasi model matematis, prosedur perumusan
yang bisa dibawa oleh pesawat, meminimukan biaya model dan penyelesaiannya tidak berbeda. Berbedaan
JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 4, No.2, (2015) 2337-3520 (2301-928X Print) A-38

hanya terletak pada kehadiran sepasang variabel


deviasional yang akan muncul difungsi tujuan dan Selain itu dalam menyelesaikan goal programming,
fungsi-fungsi kendala. Dalam goal programming digunakan dua metodeyaitu dengan pembobotan dan
terdapat tigafungsi tujuan yaitu [3]: perangkingan, yaitu[4] :
1. Minimumkan
1. Metode Pembobotan
∑( ) ( ) Pada metode ini setiap koefisien diberikan bobot
yang berbeda sesuai dengan kepentingannya. Misalkan
Fungsi tujuan ini digunakan jika variabel simpangan dalam goal programming diberikan n tujuan dan pada
dalam suatu masalah tidak dibedakan menurut prioritas tujuan ke-i diberikan fungsi sebagai berikut :
atau bobot.

2. Minimumkan
Kombinasi fungsi tujuan dengan metode pembobotan
∑ ( ) ( ) adalah :

Fungsi tujuan ini digunakan dalam suatu masalah


dengan urutan tujuan diperlukan tetapi variabel Parameter merupakan bobot positif
simpangan didalam setiap tingkat prioritas memiliki yang mencerminkan preferensi dari pembuat keputusan
kepentingan yang sama. terhadap kepentingan relative dari masing-masing
tujuan. Tujuan yang paling penting mempunyai bobot
3. Minimumkan yang paling besar.

∑ ( ) ( ) 2. Metode Preemptive
Pada metode preemptive pembuat keputusan harus
Fungsi tujuan ini, tujuan-tujuan diurutkan dan memprioritaskan (ranking) terhadap tujuan yang ingin
variabel simpangan pada setiap tingkat prioritas dicapai. Diberikan n tujuan , dengan fungsi tujuan
dibedakan dengan menggunkan bobot yang berlainan sebagai berikut :
.

dengan :
Selanjutnya fungsi tujuan dari permasalahan ditulis
= deviasi negatif menunjukkan penambahan diatas sebagai berikut :
yang ditargetkan ( )
=deviasi positif menunjukkan penambahan .
dibawah yang ditargetkan. .
= prioritas dari setiap tujuan yang diberikan. ( )
= bobot dari setiap tujuan yang diberikan.
Parameter merupakan variabel yang
akan diminimalkan nilainya.
Selain fungsi tujuan, ada 6 jenis kendala tujuan yang
B. Fuzzy Goal Programming
berlainan, maksudnya setiap jenis kendala itu
Setelah membentuk model dari goal programming
ditentukan oleh hubungannya dengan fungsi tujuan [5], selanjutnya model tersebut dirubah kebentuk fuzzy goal
yang diberikan pada tabel 2.1 : programming.Pada dasarnya teori himpunan fuzzy
Tabel 2.1 Jenis kendala tujuan merupakan perluasan dari teori himpunan klasik (crips).
Pada teori himpunan klasik, keberadaan suatu elemen
Kendala Varia Kemungki Nilai RHS
pada suatu himpunan hanya akan memiliki dua
Tujuan bel nan yang
kemungkinan keanggotaan, yaitu menjadi anggota atau
simpa simpanga diinginkan
tidak menjadi anggota (Chak, 1998). Pada tahun 1965,
ngan n
Lotfi A. Zadeh memperkenalkan teori himpunan fuzzy
Negatif yang merupakan perluasan dari himpunan crips dimana
konsep fuzzy dapat menggambarkan situasi yang
Positif sebenarnya. Himpunan crips mempunyai batas
keanggotaan yang jelas, sementara batas keanggotaan
Negatif pada himpunan fuzzysamar [5].
dan positif Fuzzy goal programming digunakan dalam
Negatif menentukan optimasi karena dapat memberi
dan positif fleksibilitas untuk melihat ketidak pastian akibat
Negatif samarnya data yang dimiliki. Program linier yang
dan positif dikemukakan Zimmerman mampu mengatasi
kelemahan program linier yaitu mengambil keputusan
Tidak ada Pas
JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 4, No.2, (2015) 2337-3520 (2301-928X Print) A-39

yang optimal dari permasalahan. Secara umum untuk Diberikan salah satu data rute penerbangan
kasus minimum program linier fuzzy dirumuskan disajikan dalam tabel 3.1 sebagai berikut .
sebagai berikut [6]:
Table 3.1 Data Rute Penerbangan Tanggal 15 Maret
(4) 2015
A/C Dep Arr Next Tang Bul Tahun
dengan batasan Type gal an
330 CGK DPS CGK 15 3 2015
ATR DPS LBJ DPS 15 3 2015
Setiap tipe pesawat memiliki batasan yang berbeda-
beda, mulai dari batas berat beban pesawat untuk take
Tanda bentuk fuzzy dari ≤ menginterpretasikan off, landing, kapasitas tanki, dan berat pesawat,
“kurang dari sama dengan”. Pertidaksamaan fuzzy pada semuanya diperhitungkan dalam pelaksanaan tankering.
persamaan (4) mewakili goal fuzzy dan batasan fuzzy adapun spesifikasi untuk pesawat tipe 330 dan ATR
pengambil keputusan yang berarti bahwa nilai pada diberikan dalam tabel 3.2 sampai dengan tabel 3.7
fungsi objektif lebih kecil atau sama dengan nilai dan sebagai berikut
nilai pada batasanfuzzy lebih kecil atau sama dengan Tabel 3.2 Beban pesawat dan fuel (kg).
nilai b. Rute AZFW Block Extra Trip
fuel 1 fuel fuel
Dikarenakan dan batasan fuzzy 330CGKDPSCGK 145272 25861 9000 9368
merupakan dua hal yang sama pentingnya seperti ATRDPSLBJDPS 16268 2434 951 1012
pada keputusanfuzzy Bellman dan Zadeh, maka
persamaan (4) disubstitusi dan ditulis dalam bentuk : Tabel 3.3 Data fuel (kg)
Rute Block fuel Remain Block
dimana ⌊ ⌋ ⌊ ⌋ 1 sisa fuel 2
330CGKDPSCGK 15891,25 9969,75 20048,1
dan sehingga untuk memenuhi pertidaksamaan ATRDPSLBJDPS 1550 884 1981
fuzzy ke-i ( ) untuk i=1,..,m dari
pertidaksamaan fuzzy , Zimmermann Tabel 3.4 Biaya pembelian avtur avtur
mengenalkan fungsi keanggotaan linier yang Rute Extra (USD) Harga fuel
didefinisikan dengan : Block 1 (USD)
330CGKDPSCGK 6403,75 18400,82
( ) ATRDPSLBJDPS 729,12 1866,12
( )
(( )) { ( )
( ) Table 3.5 Total biaya pembelian avtur
Rute Total Total Station1
Merujuk pada metode zimermman dalam Station1 dan 2 (USD)
menyelesaikan masalahfuzzy multi objective decision (USD)
makingmaka persamaan fuzzy goal 330CGKDPSCGK 32665,60 33771,45
programmingmenjadi : ATRDPSLBJDPS 3384,93 3564,79

dengan kendala Tabel 3.6 Kapasitas pesawat minimum (kg)


( )
Rute ETW ELW Min
Tanki
, untuk i = 1,…., k 330CGKDPSCGK 176619 167627 45909,1
dengan : ATRDPSLBJDPS 17325 16446 4415
fungsi objective.
koefisien funggsi tujuan. Tabel 3.7 Kapasitas maksimum pesawat (kg).
fungsi kendala. Rute MTW MLW Max
nilaiRight hand side atau nilai sisi kanan. Tanki
variabel keputusan. 330CGKDPSCGK 217000 179000 81623,64
( ) fungsi keanggotaan dari himpunan fuzzy. ATRDPSLBJDPS 23000 22350 5350,8
selisih antara nilai sisi kanan.
B. Konstruksi Data PadaModel Goal Programming
8. ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada tahap ini dilakukan penginputan data kedalam
A. Data Observasi modelgoal programmingdengan merujuk pada model
Data yang digunakan pada penelitian ini adalah, data dari Fregnani Muler [7].
penerbangan regular pada bulan Maret 2015 dari 1. Fungsi Tujuan
tanggal 12 Maret sampai dengan 30 Maret 2015 . Dari  Memaksimalkan extra fuel yang dibawa.
data tersebut diambil data penerbangan yang Untuk menambahkan fuel yang dibawa, perlu
melaksanakan fuel tankering yang kemudian mempertimbangkan beban pesawat lainnya. Sehingga
dikonstruksikan kedalam modelgoal programming. perlu diketahui banyak extra fuel optimal yang
seharusnya dibawa. Formulasinya adalah
JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 4, No.2, (2015) 2337-3520 (2301-928X Print) A-40

besarblock fuel dari station tujuan ke station


 Meminimalkan Biaya Pengeluaran selanjutnya.
Melihat selisih harga antar station, penambahan besartrip fuel yang terbakar (kg).
extra fuel pada station keberangkatan bisa mengurangi .
pengeluaran, karena bisa saja pada station selanjutnya
pesawat tidak akan mengisi fuel lagi, ataupun saat C. Substitusi Data Pada Model Goal Programming
mengisi tidak terlalu banyak. Untuk mengetahui  Rute Cengkareng-Denpasar-Cengkareng
penghematan yang bisa diperoleh diberikan model dengan pesawat A330
sebagai berikut. 1. Menghitung nilai objektif batas bawah.
Tujuan
Keterangan : Minimumkan

( ) Kendala
block fuel dari station tujuan ke station
selanjutnya (kg). 32665,60
176619
167627
deviasi negative menunjukkan penambahan extra
diatas yang ditargetkan.
deviasi positif menunjukkan penambahan extra
Diperoleh extra = 0 dan biaya = $ 32557.97
dibawah yang ditargetkan.
deviasi negative menunjukkan tingkat 2. Menghitung nilai objektif batas atas.
pencapaian pengeluaran biaya diatas target yang Tujuan
telah ditargetkan. Minimumkan
deviasi positif menunjukkan tingkat pencapaian
pengeluaran dibawah biaya yang telah Kendala
ditargetkan.
2. Fungsi Kendala 33771,45
 Kendala Take Off Weight 217000
Dalam melakukan fuel tankering perlu diperhatikan 179000
penambahan extra yang dibawa, karena semakin
banyak membawa extra maka beban pesawat juga
Diperoleh extra = 19947,99 kg dan biaya =
semakin besar, dan beban tersebut mempengaruhi
$33671,33
beban untuk take off.
3. Menghitung fuzzy goal programming
 Kendala Landing Weight Tujuan
Selain mempertimbangkan berat pesawat untuk take
off, penambahan extra juga harus mempertimbangkan Kendala
berat pesawat saat landing. ( )

( )
 Kendala Kapasitas Tanki Pesawat
Kendala ini merupakan fungsi pembatas yang
menunjukkan kapasitas tanki, sehingga bisa mengatur
33771,45
banyak sedikitnya avtur yang diisikan.
217000
179000
Keterangan:
Berat beban pesawat atau zero flight weight.
Block Fuel dari station awal kestation tujuan
(kg). Dari perhitungan menggunakan fuzzy goal
berat pesawat saat melakukan take off. programming diketahui bahwa hasil dari extra sebesar
T = berat trip fuel (kg). 20121,74kg. Nilai ini menunjukkan bahwa nilai objektif
berat pesawat saat landing (kg). lebih besar dari nilai sisi kanan atau
( ) maka Sehingga pelaksanaan actualfuel tankering
( ) pada pesawat 330 rute Cengkareng-Denpasar-
besarzero flight weight. Cengkareng telah optimal, dengan extra sebesar
9000kg.
block fuel dari station awal ke station
tujuan.
JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 4, No.2, (2015) 2337-3520 (2301-928X Print) A-41

 Rute Denpasar - Labuan Bajo - Denpasar dengan Tabel 3.8 Hasil untuk extra yang optimal dan biayal
pesawat ATR. minimal
1. Menghitung nilai objektif batas bawah.
Rute Extra λ Extra Biaya
Tujuan actual
Minimumkan 03ATRDPSLBJE 644 2.88E- 1253.05 2669.073
NE 09 4
Kendala 03ATRDPSLBJD 951 6.34E- 1240.40 3244.72
PS 05 7
03330CGKDPSC 9000 1.77E- 20132.1 34013.42
3384,93 GK 06
17325 03330PERDPSC 8000 1.17E- 19929.6 39012.83
16446 GK 06
03ATRBPNBEJ 1300 5.54E- 1706.43 3945.732
BPN 06 3
03333CGKDPSC 9000 1.81E- 19404 33442.46
GK 06
Diperoleh extra = 0 dan biaya = $ 3243,34 03ATRBPNBEJ 1300 3.43E- 1953.71 3822.864
BPN 09
2. Menghitung nilai objektif batas atas. 03ATRDPSLOP 613 2.74E- 1573.81 2531.252
Tujuan DPS 05 5
03ATRDPSLBJD 1108 2.88E- 1296.13 994.6249
Minimumkan PS 09 7
03ATRDPSLBJE 1000 0.0002 1254.43 963.5786
Kendala NE 5 5

3564,79 Menghitung saving daripelaksanaan fuel tankering


23000 Setelah mengetahui banyak sedikitnya extra yang
22350 ditambahkan pada pelaksanaan tankering, maka bisa
diketahui saving yang bisa diperoleh, yaitu :

Keterangan :
Diperoleh extra = 1879,20 kg dan biaya = $ = extra yang ditambahkan
3463,60 = saving setiap rute (USD/ton)

3.Menghitungfuzzy goal programming Sehingga untuk pelaksanaan tankering pada tanggal 15


Tujuan Maret 2015 adalah:
1. 330 Denpasar – Cengkareng – Denpasar
Kendala
( )
2. ATR Denpasar – Labuan Bajo – Denpasar
( )

3564,79 diperoleh total saving sebesar $ 377,92.


23000
22350 9. KESIMPULAN
1. Hasil simulasi pelaksanaan fuel tankering dengan
metode fuzzy goal programming pada pesawat ATR,
330 dan 333menunjukkan bahwa pelaksanaan tankering
Dari perhitungan menggunakan fuzzy goal secara actual sudah optimal. Hanya ada beberapa rute
programming diketahui bahwa hasil dari extra sebesar yang bisa dioptimlakan lagi extranya, yaitu :
1240,407 kg dan Dengan melihat kebutuhan ATRDPSLBJENE, ATRDPSLBJDPS,
block fuel 2 sebesar 1981kg dan 0 merupakan 330CGKDPSCGK, 330PERDPSCGK,
keanggotaan dari fuzzy, maka nilai tersebut termasuk ATRBPNBEJBPN,333CGKDPSCGK,
didalam keanggotaan fuzzy. Sehingga untuk pesawat ATRBPNBEJBPN, ATRDPSLOPDPS,
ATR rute Denpasar – Labuan Bajo – Denpasar pada ATRDPSLBJDPS, dan ATRDPSLBJENE.
tanggal 15 Maret 2015 bisa melakukan extra yang 2. Dari penyelesaian model fuzzy goal programming
optimal sebanyak 1240,407kg, dan biaya pembelian diketahui bahwa nilai tujuan lebih besar dari pada nilai
yang dikeluarkan sebesar $3244,72. sisi kanan atau , sehingga nilai
Terdapat rute-rute yang pelaksanaan actualnya bisa keanggotaannya nol atau , menunjukkan bahwa
lebih dioptimalkan, yaitu pada tabel 3.8berikut : pelaksanaan tankering sudah optimal sesuai dengan
pelaksanaan actual. Sementara, apabilanilai tujuan
kurang dari sama dengan nilai sisi kanan atau
dan nilai keanggotaannya nol, maka merupakan
keanggotaan fuzzy. Sehingga diketahui nilai extra yang
optimal, biaya pengeluaran, dan saving yang diperoleh.
JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 4, No.2, (2015) 2337-3520 (2301-928X Print) A-42

DAFTAR PUSTAKA
[1] Dewi, D.W. 2014. “Economical Tanking”. Jakarta:
PT. X
[2] Sari, N.E. 2011. “Optimasi Penggunaan Bahan
Bakar Unit PLTGU Dengan Menggunakan Model
Fuzzy Goal Programming”. Surabaya. Institut
teknologi Sepuluh Nopember.
[3] Suwandi, Arief. 2009. “Penggunaan nonlinier pada
Inventori” .2009. Universitas Indonesia.
[4] Taha, Hamdy A. 2007. “Operation Reserch an
Introduction 8 edition”. University of Kansas.
[5] Kusumadewi. “Fuzzy Multi Atribute Decision
Making”. 2011
[6] Fareidouni, Sepideh. 2011. “Solving Traveling
Salesman Problem By Using a Fuzzy Multi-
Objective Linier programming”. Iran. University of
Yazd.
[7] Fregnani, J.A, Muler, Carlos dan Correia, A.R. “A
fuel tankering model applied to a domestic airline
network”. 2011. Brazil. Instituto Tecnologico de
Aeronautica.

Anda mungkin juga menyukai