Anda di halaman 1dari 2

LAMPIRAN G

APLIKASI PERCOBAAN BIODIESEL


Pembuatan Biodiesel Dari Minyak Biji Nyamplung (Calophyllum Inophyllum)
Dengan Proses Transesterifikasi Non-Katalis

Dengan berkembangnya zaman dan kemajuan teknologi yang semakin pesat


terutama dalam bidang otomotif, pengguna kendaraan bermotor juga semakin
bertambah baik di Indonesia maupun diseluruh Dunia. Bagi masyarakat, transportasi
merupakan kebutuhan pokok yang sangat penting dan strategis. Sehingga keberadaan
alat transportasi sangat membantu manusia dalam menjalani roda kehidupan sehari-
hari. Perkembangan teknologi dan kemajuan dibidang ekonomi membawa pada
konsekuensi peningkatan pendapatan masyarakat menyebabkan kepemilikan
kendaraan bermotor semakin meluas. Peranan dan fungsi transportasi juga semakin
vital seiring dengan tingkat kemajuan ekonomi dan kemakmuran Negara.
Biodiesel adalah bahan bakar alternatif yang dihasilkan oleh reaksi kimia antara
minyak nabati atau lemak hewani dengan alkohol rantai pendek seperti etanol, metanol
atau butanol dengan dibantu katalis pada saat proses transeterifikasi. Penggunana
biodiesel mempunyai banyak kentungan karena dapat mereduksi karbonmonoksida
dan karbon dioksida, non-toxic dan biodegradable. Diharapkan keberadaan biodiesel
dapat mereduksi penggunaan bahan bakar fosil (Suryandari, 2010). Secara umum
biodiesel minyak nabati dapat terurai secara biologis dan lebih sempurna (lebih dari
90% dalam waktu 21 hari) dari pada bahan bakar minyak bumi (sekitar 20% dalam
waktu 21 hari) (Handoyo, 2007).
Dalam proses pembuatan biodiesel metode non-katalis ada beberapa tahap
yaitu: pengumpulan bahan baku biji nyamplung, penjemuran biji nyamplung,
pengepresan, penyaringan minyak biji nyamplung, proses transesterifikasi non-katalis
yang berlangsung didalam BCR (Bubble Column Reactor) dengan temperatur 150˚C,
125˚C, 100˚C, dan Rasio Molar (RM = 60; RM = 50; RM = 40; RM = 30). Produk yang
dihasilkan dari BCR dipisahkan menggunakan rotary evaporator dan kemudian
campuran methyl ester dan gliserol dipisahkan menggunakan centrifuse (alat pemisah),
maka diperoleh biodiesel dengan kualitas baik (Setiawan dan Susila, 2017).
Tahap-tahap produksinya dapat dijelaskan dengan flowchart berikut :

Mula
i

Biji nyamplung dikumpulkan

Biji nyamplung djemur dan dilakukan pengepresan

Diperoleh minyak biji nyamplung

Dimasukkan minyak yang diperoleh ke BCR (Bubble


Column Reactor) dengan temperatur 150˚C, 125˚C,
100˚C, dan Rasio Molar (RM = 60; RM = 50; RM = 40;
RM = 30).

Produk yang dihasilkan dari BCR dipisahkan


menggunakan rotary evaporator

campuran methyl ester dan gliserol dipisahkan


menggunakan centrifuse

campuran methyl ester dan gliserol dipisahkan


menggunakan centrifuse

Selesai

Gambar G.1 Flowchart Pembuatan Biodiesel Dari Minyak Biji Nyamplung


(Calophyllum Inophyllum) Dengan Proses Transesterifikasi Non-Katalis
(Setiawan dan Susila, 2017).

Anda mungkin juga menyukai