Anda di halaman 1dari 16

4.

Analisa Risiko Gempa (Seismic)


4.1. Analisa Risiko Gempa Deterministik (Deterministic Seismic Hazard Analysis –
DSHA)

Analisa risiko gempa deterministik melibatkan suatu scenario gempa yang spesifik, misalnya
terjadinya suatu gempa dengan ukuran dan lokasi yang sudah spesifik atau tertentu. DSHA
dikembangkan dalam empat langkah:
1. Identifikasi dan karakterisasi seluruh sumber gempa, mencakup geometrid an posisi
dari sumber dan nilai maksimum dari seluruh sumber (M);
2. Parameter jarak dari sumber ke lokasi (source-to-site) R untuk tiap zona sumber;
3. Pemilihan gempa yang mengontrol, yaitu gempa yang diharapkan untuk menimbulkan
goyangan yang paling kuat pada site;
4. Tentukan bahaya atau risiko gempa pada site dalam hal percepatan tanah maksimum
(PGA), percepatan spectral (SA), peak ground velocity (PGV), dan parameter lain (Y).

4.2. Probabilitas Analisa Risiko Gempa (Probabilistic Seismic Hazard Analysis – PSHA)

PSHA dikembangkan dalam empat langkah:


1. Selain informasi yang dibutuhkan pada langkah 1 dari DSHA, dibuthkan pula untuk
mendapatkan distribusi probabilitas lokasi potensial retak (rupture) yang ada dalam
sumber dan distribusi probabilitas jarak sumber ke lokasi (source-to-site).
2. Definisi dari seismicity, yaitu distribusi sementara dari pengulangan gempa
(earthquake recurrence).
3. Gunakan hubungan prediktif untuk menghitung parameter pergerakan tanah yang
terjadi pada suatu lokasi, dimana pergerakan tanah tersebut disebabkan oleh berbagai
ukuran gempa yang mungkin dan terjadi pada titik-titik yang mungkin di tiap zona
sumber.
4. Ketidakpastian dari lokasi dan ukuran gempa serta prediksi pergerakan tanah
dikombinasikan dan hasilnya adalah probabilitas bahwa parameter pergerakan tanah
akan terlampaui selama rentang waktu tertentu.

4.3. Karakterisasi Sumber Gempa (Earthquake Source Characterization)

Sumber gempa dapat dimodelkan sebagai: point sources, line sources, area sources, dan
volumetric sources. Gempa umumnya diasumsikan berdistribusi seragam dalam suatu sumber
tertentu, namun bukan berarti jarak sumber ke lokasi juga akan berdistribusi seragam.
Ketidakpastian lain diberikan oleh ukuran gempa dan pengulangan gempa sementara (temporal
occurrence of earthquakes). Hukum pengulangan (reccurence law) memberikan distribusi dari
ukuran gempa pada periode waktu tertentu. Suatu persamaan yang dirumuskan oleh Gutenberg
& Richter memiliki parameter utama 𝜆𝑚 , yaitu mean annual rate of exceedance dari suatu
ukuran gempa M, atau angka terlampauinya ukuran gempa M dibagi dengan panjang dari
periode waktu tertentu.

Hukum Gutenberg & Richter yaitu:

lg 𝜆𝑚 = 𝑎 − 𝑏𝑀
Dimana:
𝜆𝑚 = mean annual rate of exceedance dari suatu ukuran gempa M
M = magnitude
a dan b = koefisien numerik yang tergantung dari kumpulan data

Koefisien a dan b didapat melalui regresi pada database of seismicity dari zona sumber yang
diamati. Hukum asli dari Gutenberg & Richter tersebut tidak dibatasi besarnya (unbounded in
magnitude terms), sehingga hasil yang didapat tidak reliable terutama pada higher end dari
magnitude scale. Modifikasi hukum Gutenberg & Richter dimana digunakan bounded
recurrence law yaitu:

𝜆𝑚 = 𝑒 𝛼−𝛽𝑀
Dimana:
𝛼 = 𝑎 ln 10 = 2.303 𝑎
𝛽 = 𝑏 ln 10 = 2.303 𝑏

Bila ambang batas bawah dari magnitude Mmin dan ambang batas atas dari magnitude Mmax
diperhitungkan, maka distribusi probabilistik dari magnitude bisa didapat sebagai berikut
(McGuire and Arabasz, 1990):

1 − 𝑒 −𝛽(𝑀𝑚𝑎𝑥 −𝑀)
𝜆𝑚 = 𝑒 𝛼−𝛽𝑀
1 − 𝑒 −𝛽(𝑀𝑚𝑎𝑥 −𝑀𝑚𝑖𝑛 )

4.4. Hubungan Prediktif (Attenuation Relations)

Hubungan prediktif digunakan untuk menentukan nilai dari parameter pergerakan tanah pada
lokasi tertentu dimana terjadi gempa dengan magnitude tertentu pada jarak tertentu.
Hubungan prediktif umumnya memiliki bentuk:

𝑌 = 𝑓(𝑀, 𝑅, 𝑃𝑖 )
Dimana:
𝑌 = parameter pergerakan tanah
M = magnitude dari gempa
R = jarak sumber ke lokasi
𝑃𝑖 = parameter lain yang turut diperhitungkan

Probabilitas bahwa parameter pergerakan tanah melebihi nilai tertentu y* untuk suatu
magnitude gempa m pada jarak tertentu r adalah:

𝑃(𝑌 > 𝑦 ∗ ǀ 𝑚, 𝑟) = 1 − 𝑃(𝑌 ≤ 𝑦 ∗ ǀ 𝑚, 𝑟) = 1 − 𝐹𝑦 (𝑦 ∗ )

Dimana F merupakan CDF dari parameter pergerakan tanah, biasanya diasumsikan lognormal.

4.5. Ketidakpastian Sementara (Temporal Uncertainty)

Ketidakpastian sementara dari gempa umumnya (dalam banyak kasus) mengikuti model
Poisson, nilai dari variabel random mendeskripsikan jumlah kejadian suatu event tertentu
selama interval waktu yang telah diberikan atau ditentukan. Bila N adalah angka kejadian suatu
event tertentu selama interval waktu yang telah diberikan atau ditentukan, maka probabilitas
terjadinya n kejadian pada interval waktu tersebut adalah:

𝜇 𝑛 𝑒 −𝜇
𝑃[𝑁 = 𝑛] =
𝑛!

Dimana  adalah rerata jumlah kejadian suatu event dalam suatu interval waktu.

4.6. Perhitungan Probabilitas

Probabilitas terlampauinya suatu nilai y* dari parameter pergerakan tanah Y dihitung untuk satu
kemungkinan gempa pada satu kemungkinan lokasi sumber kemudian dikalikan dengan
probabilitas bahwa magnitude gempa tersebut akan terjadi pada lokasi tersebut. Proses tersebut
kemudian diulang untuk seluruh kemungkinan magnitude gempa dan lokasi dengan masing-
masing probabilitas dijumlahkan (Kramer, 1996):

𝑃(𝑌 > 𝑦 ∗ ) = 𝑃(𝑌 > 𝑦 ∗ ǀ 𝑋) 𝑃(𝑋) = ∫ 𝑃(𝑌 > 𝑦 ∗ ǀ 𝑋) 𝑓𝑥 (𝑥) 𝑑𝑥


Dimana X merupakan vector variable random yang mempengaruhi Y, umumnya magnitude M
dan jarak sumber ke lokasi R). Dengan asumsi M dan R independen, untuk pengulangan gempa
tertentu, probabilitas terlampauinya nilai y* dihitung dengan teorema probabilitas total:

𝑃(𝑌 > 𝑦 ∗ ) = ∬ 𝑃(𝑌 > 𝑦 ∗ ǀ 𝑚, 𝑟) 𝑓𝑀 (𝑚) 𝑓𝑅 (𝑟) 𝑑𝑚 𝑑𝑟

Dimana:
𝑃(𝑌 > 𝑦 ∗ ǀ 𝑚, 𝑟) = Probabilitas terlampauinya suatu nilai y* dengan magnitude gempa
yang terjadi m dan jarak sumber ke lokasi r.
𝑓𝑀 (𝑚) = probability density function for magnitude
𝑓𝑅 (𝑟) = probability density function for source to site distance

4.7. Penilaian Risiko Gempa Probababilistik untuk Bucharest dari Sumber Gempa Vrancea

Wilayah Vrancea merupakan sumber dari aktivitas seismik yang mempengaruhi lebih dari 2/3
daerah teritori Romania. Dua katalog mengenai gempa yang terjadi di Romania disusun oleh
Radu (1974, 1980, 1995) dan oleh Constantinescu dan Marza (1980, 1995). Pada katalog Radu
dipakai Gutenberg-Richter magnitude 𝑀𝐺𝑅 , pada katalog Constantinescu dan Marza dipakai
surface magnitude 𝑀𝑆 dan terakhir pada katalog dari INFP (kombinasi dari katalog Radu dan
Marza) menggunakan moment magnitude 𝑀𝑤 .

Sebagai systematization requirement untuk penilaian risiko gempa, umumnya


direkomendasikan penggunaan moment magnitude 𝑀𝑤 . Untuk Vrancea subcrustal event
hubungan antara dua magnitude secara mudah didapatkan melalui:

𝑀𝑤 ≅ 𝑀𝐺𝑅 + 0.3 6.0 < 𝑀𝐺𝑅 < 7.7

Katalog dari event Vrancea dipersiapkan menggunakan Gutenberg-Richter magnitude 𝑀𝐺𝑅 ,


hubungan recurrence-magnitude baru ditentukan kemudian menggunakan moment magnitude
𝑀𝑤 . Hubungan tersebut ditentukan menggunakan katalog abad ke-20 Radu mengenai
subcrustal magnitude dengan ambang batas bawah magnitude 𝑀𝑤 = 6.3.

Jumlah rerata per tahun Vrancea subcrustal earthquakes dengan magnitude sama dengan atau
lebih besar dari 𝑀𝑤 adalah (Lungu et al, 1998):

log 𝑛 (≥ 𝑀𝑤 ) = 3.76 − 0.73𝑀𝑤


Berdasarkan values of surface rupture area (SRA) dan surface rupture length (SRL) bisa
didapat estimasi nilai maksimum dari Vrancea magnitude, dimana:

𝑀𝑤,𝑚𝑎𝑥 = 8.1

Bila magnitude sumber dibatasi dengan batas atas 𝑀𝑤,𝑚𝑎𝑥 , hubungan reccurence dapat
dimodifikasi untuk memenuhi properti dari distribusi probabilitas:

𝛼−𝛽𝑀𝑤
1 − 𝑒−𝛽(𝑀𝑤,𝑚𝑎𝑥 −𝑀𝑤 )
𝑛(≥ 𝑀𝑤 ) = 𝑒
1 − 𝑒−𝛽(𝑀𝑤,𝑚𝑎𝑥 −𝑀𝑤0 )

Pada kasus sumber Vrancea (Lungu et al, 1998):

1 − 𝑒−1.687(8.1−𝑀𝑤 )
𝑛(≥ 𝑀𝑤 ) = 𝑒 8.654−1.687𝑀𝑤
1 − 𝑒−1.687(8.1−6.3)
𝛼 = 3.67 ln 10 = 8.654
𝛽 = 0.73 ln 10 = 1.687

Intensitas kerusakan gempa kuat Vrancea merupakan hasil kombinasi dari magnitude dan
lokasi focus di dalam tanah. Hubungan antara magnitude dari gempa destruktif Vrancea (𝑀𝑤 ≥
6.3) dan kedalaman focus yang terkait menunjukkan bahwa semakin tinggi magnitude maka
semakin dalam focus (Lungu et al, 1999):

ln ℎ = −0.866 + 2.846 ln 𝑀𝑤 − 0.18 𝑃

Dimana P adalah binary variable. Untuk recurrence gempa yang telah ditentukan, tingkat
tahunan rata-rata dari terlampauinya nilai akselerasi tanah puncak (the mean annual rate of
exceedance of a particular value of peak ground acceleration) PGA* dihitung dengan teorema
probabilitas total (Cornell, 1968, Kramer, 1996):

𝜆(𝑃𝐺𝐴 > 𝑃𝐺𝐴∗ ) = 𝜆𝑀,𝑚𝑖𝑛 ∬ 𝑃(𝑃𝐺𝐴 > 𝑃𝐺𝐴∗ ǀ 𝑚, 𝑟) 𝑓𝑀 (𝑚) 𝑓𝑅 (𝑟) 𝑑𝑚 𝑑𝑟

Dimana:
𝜆(𝑃𝐺𝐴 > 𝑃𝐺𝐴∗ ) = mean annual rate dari terlampauinya PGA*
𝜆𝑀,𝑚𝑖𝑛 = mean annual rate dari gempa dimana magnitude M lebih besar dari Mmin
𝑃(𝑃𝐺𝐴 > 𝑃𝐺𝐴∗ ǀ 𝑚, 𝑟) = probabilitas terlampauinya PGA* saat terjadi gempa berkekuatan m
pada jarak sumber ke lokasi r
𝑓𝑀 (𝑚) = PDF untuk magnitude
𝑓𝑅 (𝑟) = PDF untuk jarak sumber ke lokasi
4.8. Seismic Action pada Desain Tahan Gempa Romanian Standar P100-1-2006

Untuk desain gempa pada bangunan, daerah teritori Romania dibagi menjadi beberapa zona
risiko gempa. Tingkatan risiko gempa pada standar merupakan persyaratan minimum untuk
desain. Risiko gempa untuk desain digambarkan oleh akselerasi tanah puncak horizontal
(horizontal peak ground acceleration) 𝑎𝑔 yang ditentukan untuk suatu interval berulang rata-
rata (reference mean recurrence interval) MRI yang sesuai dengan kondisi batas ultimit. Peak
ground acceleration 𝑎𝑔 selanjutnya disebut "Design Ground Acceleration". Desain akselerasi
tanah dalam tiap zona risiko gempa berhubungan dengan 100 tahun interval berulang rata-rata
(reference mean recurrence interval).

Pergerakan tanah akibat gempa pada free field site digambarkan dengan akselerasi elastis
respon spektrum (absolute acceleration elastic response spectrum). Kondisi tanah lokal
dideskripsikan dengan periode kontrol (corner) dari respon spektra elastis 𝑇𝑐 pada lokasi yang
dipertimbangkan. Nilai 𝑇𝑐 menggambarkan frequency content dari pergerakan tanah akibat
gempa. 𝑇𝑐 dihitung dalam detik.

Bentuk dari normalized elastic absolute acceleration response spectra dari komponen
horizontal pergerakan tanah 𝛽(𝑇), untuk rasio damping 𝜉 = 0.05 diberikan oleh hubungan
berikut sebagai fungsi dari periode kontrol 𝑇𝐵 , 𝑇𝑐 dan 𝑇𝐷 :

(𝛽0 − 1)
0 ≤ 𝑇 ≤ 𝑇𝐵 𝛽(𝑇) = 1 + 𝑇
𝑇𝐵
𝑇𝐵 < 𝑇 ≤ 𝑇𝐶 𝛽(𝑇) = 𝛽0
𝑇𝐶
𝑇𝐶 < 𝑇 ≤ 𝑇𝐷 𝛽(𝑇) = 𝛽0
𝑇
𝑇𝐶 𝑇𝐷
𝑇 > 𝑇𝐷 𝛽(𝑇) = 𝛽0 2
𝑇
Dimana:
𝛽(𝑇) = normalized elastic acceleration response spectrum
𝛽0 = faktor amplifikasi dinamik maksimum struktur untuk komponen horizontal dari
akselerasi pergerakan tanah
𝑇 = periode vibrasi dari struktur elastis SDOF

Periode kontrol 𝑇𝐵 dapat diungkapkan secara simpel sebagai fungsi dari 𝑇𝑐 yaitu 𝑇𝐵 = 0.1𝑇𝑐 .
Nilai dari 𝑇𝐵 , 𝑇𝐶 , dan 𝑇𝐷 tercantum dalam tabel 4.1.
Tabel 4.1. Periode kontrol respon spectrum 𝑇𝐵 , 𝑇𝐶 , dan 𝑇𝐷 untuk komponen horizontal
dari pergerakan tanah akibat gempa.

Akselerasi elastis respon spektrum 𝑆𝑐 (𝑇) (in m/s2) didefinisikan sebagai:

𝑆𝑐 (𝑇) = 𝑎𝑔 𝛽(𝑇) 𝑎𝑔 dalam in m/s2

Perpindahan (displacement) elastis respon spectrum untuk komponen horizontal pergerakan


tanah akibat gempa 𝑆𝐷𝑒 (𝑇) didapat dengan persamaan:

𝑇 2
𝑆𝐷𝑒 (𝑇) = 𝑆𝑐 (𝑇) [ ]
2𝜋

Bentuk dari normalisasi respon spekta elastis untuk komponen pergerakan tanah vertical
𝛽𝑣 (𝑇), untuk rasio damping 𝜉 = 0.05 diberikan oleh hubungan berikut sebagai fungsi dari
periode kontrol 𝑇𝐵𝑣 , 𝑇𝑐𝑣 dan 𝑇𝐷𝑣 sebagai komponen spectra vertical:

(𝛽0𝑣 − 1)
0 ≤ 𝑇 ≤ 𝑇𝐵𝑣 𝛽𝑣 (𝑇) = 1 + 𝑇
𝑇𝐵𝑣
𝑇𝐵𝑣 < 𝑇 ≤ 𝑇𝐶𝑣 𝛽𝑣 (𝑇) = 𝛽0𝑣
𝑇𝐶𝑣
𝑇𝐶𝑣 < 𝑇 ≤ 𝑇𝐷𝑣 𝛽𝑣 (𝑇) = 𝛽0𝑣
𝑇
𝑇𝐶𝑣 𝑇𝐷𝑣
𝑇 > 𝑇𝐷𝑣 𝛽𝑣 (𝑇) = 𝛽0𝑣
𝑇2

Dimana 𝛽0𝑣 = 3.0 mewakili structure’s maximum dynamic amplification factor untuk
akselerasi pergerakan tanah vertical dengan asumsi rasio damping 𝜉 = 0.05. 𝑇𝐵𝑣 , 𝑇𝑐𝑣 dan 𝑇𝐷𝑣
bisa didapat secara simpel sebagai berikut:
𝑇𝐵𝑣 = 0.1 𝑇𝑐𝑣
𝑇𝑐𝑣 = 0.45 𝑇𝑐
𝑇𝐷𝑣 = 𝑇𝐷

Akselerasi elastis respon spectrum untuk komponen vertical pergerakan tanah 𝑆𝑣𝑒 (𝑇)
didefinisikan sebagai:

𝑆𝑣𝑒 (𝑇) = 𝑎𝑣𝑔 𝛽𝑣 (𝑇) 𝑎𝑣𝑔 = 0.7𝑎𝑔


4.9. Seismic Fragility dan Analisa Risiko Gempa
4.9.1. Latar Belakang

Fragility menggambarkan kecenderungan suatu exposed built system untuk rusak atau losses
dalam hubungannya dengan kejadian gempa tunggal. Hal ini dapat diekspresikan dalam
probabilistic atau statistic. Risiko atau risk (diekspresikan dalam probabilistik)
menggambarkan harapan akan rusak atau losses dalam hubungannya dengan performa dari
suatu exposed built system, sebagai fungsi dari durasi pelayanan.

Analisa risiko akan menjadikan ketidakmungkinan untuk membuat prediksi deterministic pada
event menjadi mungkin, misalnya prediksi gempa mendatang atau efek rantai yang terjadi
sebagai akibat dari terjadinya gempa. Suatu prediksi probabilistic harus dibuat dengan
ekstrapolasi menuju masa depan berdasarkan pengalaman masa kini.

Hubungan umum untuk menetapkan risiko total yaitu:

𝑃[𝑅] = ∑ 𝑃[𝑅 ⁄𝑆𝑗 ] 𝑃[𝑆𝑗 ]


𝑗

4.9.2. Estimasi Kerugian Gempa

a. Reinforced Concrete Moment Resisting Frames


 Kerusakan struktural ringan : Timbulnya retak rambut, baik geser maupun lentur,
pada beberapa kolom dan balok yang berada dekat sambungan atau pada sambungan.
 Kerusakan struktural sedang : Terjadi retak rambut hampir seluruh kolom dan balok.
Pada portal daktail, beberapa elemen portal telah mencapai kapasitas leleh. Portal yang
tidak daktail mengalami retak geser yang lebih besar dan spalling pada beton.
 Kerusakan struktural total : Struktur runtuh atau berada dalam bahaya akibat dari
kegagalan getas.

b. Dinding Geser Beton


 Kerusakan struktural ringan : Terjadi retak rambut diagonal pada hampir seluruh
permukaan dinding geser beton, beton spalling pada beberapa lokasi.
 Kerusakan struktural sedang : Hampir seluruh permukaan dinding geser beton
mengalami retak diagonal, beberapa dinding geser telah melampaui kapasitas leleh.
 Kerusakan struktural berat : Hampir seluruh dinding geser melampaui kapasitas
leleh, beberapa telah malmpaui kapasitas ultimitnya, terlihat dari retak diagonal yang
hingga ujung dinding, spalling dan tulangan dinding yang tertekuk. Runtuh sebagian
bisa terjadi akibat kegagalan kolom yang tidak daktail.
 Kerusakan struktural total : Struktur telah runtuh atau berada dalam bahaya runtuh.

Distribusi kemungkinan rusak pada bangunan disebut fungsi kerapuhan bangunan (curves).
Kurva kerapuhan menggambarkan kemungkinan bangunan mencapai atau melampaui kondisi
kerusakan sesuai dengan respon puncak dari bangunan. Untuk kerusakan struktural, apabila
terdapat displacement spectral 𝑆𝑑 , maka probabilitas dilampuinya kondisi kerusakan ds
dimodelkan sebagai:

1 𝑆𝑑
𝑃[𝑑𝑠ǀ𝑆𝑑 ] = Ф [ ln ( )]
𝛽𝑑𝑠 ̅
𝑆𝑑,𝑑𝑠
Dimana:
̅
𝑆𝑑,𝑑𝑠 = nilai median dari spectral displacement dimana bangunan mencapai ambang kondisi
rusak
𝛽𝑑𝑠 = standar deviasi logaritma natural dari kondisi rusak spectral displacement, ds
Ф = fungsi distribusi kumulatif normal standar

Kurva structural damage fragility pada bangunan dideskripsikan dengan nilai median dari drift
yang mendefinisikan ambang dari kerusakan ringan, sedang, berat, dan total. Rasio damage-
drift dikonversi ke spectral displacement menggunakan persamaan:

̅
𝑆𝑑,𝑆𝑑𝑠 = 𝛿𝑅,𝑆𝑑𝑠 𝛼2 ℎ
Dimana:
̅
𝑆𝑑,𝑆𝑑𝑠 = nilai median spectral displacement (cm) dari komponen struktural untuk kondisi
rusak, ds
𝛿𝑅,𝑆𝑑𝑠 = rasio drift pada ambang kondisi rusak struktural, ds
𝛼2 = fraction dari tinggi bangunan (atap) pada lokasi push-over mode displacement
h = tinggi tipikal bangunan (cm)

Total perbedaan atau variabilitas dari tiap-tiap kondisi rusak struktural 𝛽𝑆𝑑𝑠 mengikuti
persamaan:

𝛽𝑆𝑑𝑠 = √𝛽𝑐 2 + 𝛽𝐷 2 + (𝛽𝑀(𝑆𝑑𝑠) )2


Dimana:
𝛽𝑆𝑑𝑠 = standar deviasi lognormal yang mendeskripsikan total variabilitas pada kondisi rusak
struktural, ds
𝛽𝑐 = standar deviasi lognormal parameter yang mendeskripsikan variabilitas dari kurva
kapasitas
𝛽𝐷 = standar deviasi lognormal parameter yang mendeskripsikan variabilitas dari demand
spectrum
𝛽𝑀(𝑆𝑑𝑠) = standar deviasi lognormal parameter yang mendeskripsikan ketidakpastian dalam
perkiraan nilai median dari ambang kondisi rusak struktural, ds

4.9.3. Studi Kasus Perkiraan Kerugian Gempa pada Groundfloor Bangunan yang Lunak dan
Lemah

Bangunan yang digunakan untuk studi kasus terletak di Bucharest. Bangunan terdiri dari 11
lantai, system struktural berupa portal beton bertulang di groundfloor dan dinding struktural
beton bertulang pada lantai di atasnya.

Dihitung dua tingkatan risiko gempa dengan probabilitas terlampaui 80% dalam 50 tahun dan
40% dalam 50 tahun. Untuk melengkapi perhitungan dihitung pula tingkatan ketiga dengan
probabilitas terlampaui 10% dalam 50 tahun. Performa bangunan yang didapat ialah
pembatasan kerusakan, life safety dan pencegahan runtuh. Hasil yang didapat menggunakan
metode kapasitas spectrum tercantum pada tabel 4.2.

Tabel 4.2. Respon seismic pada existing building


Parameter dari kurva kerapuhan bangunan (fragility curves) untuk kondisi rusak struktural pada
studi kasus tercantum dalam tabel 4.3. Probabilitas bangunan berada dalam kondisi rusak
struktural tertentu dilaporkan pada tabel 4.4.

Tabel 4.3. Nilai parameter dari kurva kerapuhan bangunan (fragility curves) untuk
kondisi rusak struktural

Tabel 4.4. Probabilitas bangunan berada dalam kondisi rusak struktural tertentu

Biaya kerusakan digambarkan dalam prosentase dari kondisi kerusakan total (complete damage
state). Asumsi hubungan antara kondisi rusak dan biaya perbaikan/penggantian untuk
komponen struktural dan non-struktural yaitu:
Rusak ringan 2% dari total
Rusak sedang 10% dari total
Rusak berat 50% dari total

Biaya kerusakan untuk bangunan eksisiting tercantum dalam tabel 5.

Tabel 4.5. Biaya kerusakan untuk bangunan eksisiting (% dari biaya penggantian)
4.9.4. Full Probabilistic Risk Assessment of Buildings
4.9.4.1.Pendahuluan

Penilaian risiko probabilistik bertujuan untuk menghitung probabilitas tahunan dimana


berbagai kondisi kerusakan telah terlampaui untuk sistem struktural tertentu. Formula
probabilitas yang digunakan:

𝑃(> 𝑑𝑠 ) = ∫ ∫ Ф (≥ 𝑑𝑠 ǀ 𝑆𝑑) 𝑓(𝑆𝑑 ǀ 𝑃𝐺𝐴) 𝑓(𝑃𝐺𝐴) 𝑑(𝑆𝑑) 𝑑(𝑃𝐺𝐴)


𝑃𝐺𝐴 𝑆𝑑

Dimana:
𝑃(> 𝑑𝑠 ) = probabilitas tahunan dimana kondisi rusak ds terlampaui
Ф (≥ 𝑑𝑠 ǀ 𝑆𝑑) = distribusi kumulatif normal standar untuk kondisi rusak ds pada spectral
displacement Sd
𝑓(𝑆𝑑 ǀ 𝑃𝐺𝐴) = PDF spectral displacement Sd saat terjadi akselerasi tanah puncak PGA
𝑓(𝑃𝐺𝐴) = PDF dari akselerasi tanah puncak (peak ground acceleration) PGA

Mean annual rate of exceedance untuk berbagai kondisi kerusakan pada sistem struktural
tertentu:

𝜆(> 𝑑𝑠 ) = ∑ ∑ 𝑃 (≥ 𝑑𝑠 ǀ 𝑆𝑑) 𝑃(𝑆𝑑 ǀ 𝑃𝐺𝐴) 𝜆(𝑃𝐺𝐴)


𝑃𝐺𝐴 𝑆𝑑

Dimana:
𝜆(> 𝑑𝑠 ) = mean annual rate of exceedance dari kondisi rusak ds
𝑃(≥ 𝑑𝑠 ǀ 𝑆𝑑) = Probabilitas kondisi rusak ds terlampaui pada spectral displacement Sd
𝑃(𝑆𝑑 ǀ 𝑃𝐺𝐴) = Probabilitas tercapai spectral displacement Sd saat terjadi akselerasi tanah
puncak PGA

𝜆(𝑃𝐺𝐴) = mean annual rate of occurrence dari akselerasi tanah puncak (peak ground
acceleration) PGA

Penilaian risiko gempa probabilistic melibatkan:


1. Penilaian risiko gempa probabilistik 𝜆(𝑃𝐺𝐴)
2. Penilaian probabilistik dari respon struktural akibat gempa 𝑃(𝑆𝑑 ǀ 𝑃𝐺𝐴)
3. Penilaian probabilistik dari kerapuhan struktural akibat gempa 𝑃(≥ 𝑑𝑠 ǀ 𝑆𝑑)
4.9.4.2.Penilaian Probabilistik dari Respon Struktural Akibat Gempa

Pada analisa kerusakan, ketidakpastian yang berhubungan dengan seismic demand dan
kapasitas struktural perlu dimodelkan, salah satunya menggunakan pemidelan Monte-Carlo.
Langkah pemodelan Monte-Carlo yaitu:
 Simulasi parameter struktural dan eksitasi seismic
 Permutasi random dari parameter struktural dan dari eksitasi
 Melakukan analisis nonlinear menggunakan generated samples
 Statistik sampel dari analisis hasil

4.9.4.3.Penilaian Probabilistik dari Kerapuhan Struktural Akibat Gempa

Penilaian probabilistik dari kerapuhan struktural akibat gempa melibatkan penentuan fungsi
kerapuhan bangunan yang didefinisikan sebagai:

1 𝑆𝑑
𝑃[𝑑𝑠ǀ𝑆𝑑 ] = Ф [ ln ( )]
𝛽𝑑𝑠 ̅
𝑆𝑑,𝑑𝑠
Dimana:
̅
𝑆𝑑,𝑑𝑠 = nilai median dari spectral displacement dimana bangunan mencapai ambang kondisi
rusak
𝛽𝑑𝑠 = standar deviasi logaritma natural dari kondisi rusak spectral displacement, ds
Ф = fungsi distribusi kumulatif normal standar

4.9.4.4.Analisa Risiko

Pada tabel 4.6 dicantumkan probabilitas terlampauinya berbagai kondisi kerusakan dalam 1,
50, dan 100 tahun dengan asumsi kondisi rusak mengikuti distribusi poisson:

𝑃𝑒𝑥𝑐 (𝑑𝑠 , 𝑇) = 1 − 𝑒 −𝜆(≥𝑑𝑠 )𝑇


Dimana:
𝑃𝑒𝑥𝑐 (𝑑𝑠 , 𝑇) = probabilitas terlampuinya kondisi rusak ds dalam waktu T
Tabel 4.6. Hasil analisa risiko gempa

4.9.5. Manajemen Risiko

Angka kematian akibat gempa dapat dihubungkan dengan besarnya gempa, yaitu:
Nilai batas bawah 𝐷 = 0.002 𝑒 1.5𝑀
Nilai batas median 𝐷 = 0.06 𝑒 1.5𝑀
Nilai batas atas 𝐷 = 0.4 𝑒 1.5𝑀
Dimana:
D = angka kematian
M = besarnya gempa

Kerugian ekonomi dapat dihubungkan dengan angka kematian akibat gempa yaitu:
Nilai batas bawah lg 𝐿 = −0.6 + 0.2 lg 𝐷
Nilai batas median lg 𝐿 = 0.06 + 0.2 lg 𝐷
Nilai batas atas lg 𝐿 = 0.9 + 0.2 lg 𝐷
Dimana:
L = kerugian ekonomi (billion US$)

Strategi utama untuk mengurangi risiko gempa adalah:


 Mengatur, memperkuat, atau merubuhkan struktur yang tidak aman
 Meningkatkan fasilitas dan jaringan critical utility
 Meningkatkan perencanaan tata guna lahan
6. Deret Fourier dan Transformasi
6.1. Deret Fourier

Suatu catatan periodic 𝑥(𝑡) dari periode T, maka untuk sembarang nilai t,

𝑥(𝑡) = 𝑥(𝑡 ± 𝑘𝑇) 𝑘 = 1,2,3, …

Data periodic tersebut dapat dikembangkan dalam deret fourier,



𝑎0
𝑥(𝑡) = + ∑(𝑎𝑘 cos 2𝜋𝑓𝑘 𝑡 + 𝑏𝑘 sin 2𝜋𝑓𝑘 𝑡)
2
𝑘=1

𝑘
𝑓𝑘 = 𝑘𝑓 = 𝑘 = 1,2,3, …
𝑇
𝑇
2
𝑎𝑘 = ∫ 𝑥(𝑡) 𝑐𝑜𝑠2𝜋𝑓𝑘 𝑡 𝑑𝑡 𝑘 = 0,1,2, …
𝑇
0
𝑇
2
𝑏𝑘 = ∫ 𝑥(𝑡) 𝑠𝑖𝑛2𝜋𝑓𝑘 𝑡 𝑑𝑡 𝑘 = 1,2,3, …
𝑇
0
𝑇
1
𝑎0 = ∫ 𝑥(𝑡) 𝑑𝑡 = 𝜇𝑥
𝑇
0

6.2. Transformasi Fourier

Asumsikan x(t) nonperiodik. Deret Fourier dapat dikembangkan dengan memperhatikan apa
yang terjadi saat T mencapai tak terhingga. Ini menghasilkan integral Fourier,

𝑋(𝜔) = ∫ 𝑥(𝑡)𝑒 −𝑖𝜔𝑡 𝑑𝑡 −∞<𝜔 <∞


−∞

Nilai 𝑋(𝜔) disebut Fourier transform pairs. 𝑋(𝜔) merupakan fungsi kompleks dengan
frekuensi positif dan negative,bahkan saat x(t) bernilai riil. Dalam hal bagian riil dan imajiner,

𝑋(𝜔) = 𝑋𝑅 (𝜔) − 𝑖𝑋𝐼 (𝜔)


𝑋𝑅 (𝜔) = |𝑋(𝜔)| cos 𝜃 (𝜔) = ∫ 𝑥(𝑡) cos 𝜔 𝑡 𝑑𝑡


−∞

𝑋𝐼 (𝜔) = |𝑋(𝜔)| sin 𝜃 (𝜔) = ∫ 𝑥(𝑡) sin 𝜔 𝑡 𝑑𝑡


−∞
6.3. Transformasi Fourier Tak Terhingga

Perhitungan transformasi Fourier tak terhingga,


𝑇

𝑋𝑇 (𝜔) = 𝑋(𝜔, 𝑇) = ∫ 𝑥(𝑡)𝑒 −𝑖𝜔𝑡 𝑑𝑡


0

Untuk frekuensi diskrit 𝑓𝑘 = (𝑘⁄𝑇), transformasi Fourier tak terhingga menghasilkan,

𝑋(𝑓𝑘 , 𝑇) = 𝑇𝐴𝑘 𝑘 = ±1, ±2, ±3, …

6.4. Fungsi Delta

Transformasi Fourier langsung 𝑋(𝑓) yang berhubungan dengan fungsi delta 𝛿(𝑡) adalah,

𝑋(𝑓) = ∫ 𝛿(𝑡)𝑒 −𝑖2𝜋𝑓𝑡 𝑑𝑡 = 1 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑠𝑒𝑚𝑢𝑎 𝑓


−∞

Inverse hubungan transformasi Fourier,


∞ ∞

𝑥(𝑡) = ∫ 𝑋(𝑡)𝑒 𝑖2𝜋𝑓𝑡 𝑑𝑓 = ∫ 𝑒 𝑖2𝜋𝑓𝑡 𝑑𝑓 = 𝛿(𝑡)


−∞ −∞

Anda mungkin juga menyukai