Abstrak
1
bila gejala tidak dapat terkontrol dengan terapi obat saja, atau saat pasien tidak mau
minum obat dalam waktu lama.
Sekarang ini sangat mungkin untuk mendeteksi penyakit sebelum terjadi suatu fraktur,
dengan perkembangan besar dalam bidang teknologi diagnostik dan fasilitas penilaian.
Begitu suatu kelainan telah didiagnosis, maka langkah penanganan dapat dilakukan
untuk mencegah kerusakan yang lebih jauh, termasuk di antaranya ialahlatihan khusus,
perubahan dalam hal diet, perubahan gaya hidup, dan suplemen atau pengobatan.
Menurut berbagai survei, satu dari 3 orang wanita di seluruh dunia yang berusia di atas
50 tahun akan mengalami fraktur sebagai akibat dariosteoporosis; hal ini meningkat
menjadi satu dari 2 orang wanita yang berusia di atas 60tahun. Sedangkan satu dari 5
orang pria yang berusia di atas 50 tahun akan mengalami fraktur karena osteoporosis;
hal ini meningkat menjadi satu dari 3 orang yang berusia di atas 60 tahun. Sekitar 1,6
juta kasus fraktur panggul terjadi setiap tahunnya di seluruh dunia dan kejadiannya akan
2
meningkat menjadi 6,3 juta kasus pada tahun 2050.2Saat ini kasus fraktur panggul di
kota - kota maju di Asia sedang mengalami peningkatan. Satu dari 4 kasus fraktur
panggul terjadi di Asia dan Amerika Latin.3 Osteoporosis juga menjadi masalah
kesehatan yang cukup serius bagi masyarakat di India. Perkiraan konservatif dalam
sebuah penelitian menunjukkan bahwa sekitar 20% wanita dan sekitar 10-15% pria
menderita osteoporosis di India.4Perkiraan yang sangat konservatif lainnya oleh
sekelompok ahli mengatakan bahwa hampir 26 juta orang India menderita osteoporosis,
dan jumlah ini diperkirakan akan mencapai 36 juta pada tahun 2013.5
kepadatan mineral tulang pada seorang pasien memiliki hubungan dengan puncak massa
tulang dan juga kerapuhan dari suatu tulang. Skor-T adalah kepadatan tulang pasien
yang dibandingkan dengan kepadatan mineral tulangdari seorang subjek kontrol yang
berada di puncak kepadatan mineral tulang, sedangkan skor-Zmerupakan kepadatan
tulang dibandingkan dengankepadatan tulang dari usia dan jenis kelamin yang sama.
Beberapa teknik non-invasif tersedia untuk mengukur massa atau kepadatan tulang.
Teknik- teknik tersebut dapat berupadual-energy X-ray absorptiometry (DXA), energi
single-energy X-ray absorptiometry (SXA), quantitative computed tomography (CT)
dan ultrasound (US). Dual-energy X-ray absorptiometry (DXA) adalah teknik sinar-X
3
yang sangat akurat yang telah menjadi standar untuk mengukur kepadatan tulang di
sebagian besar pusat kesehatan.7
PATOFISIOLOGI
Osteoklas yang berasal dari sel mesenkim bertanggung jawab atas resorpsi tulang,
sedangkan osteoblas yang berasal dari prekursor hematopoietik bertanggung jawab atas
pembentukan tulang. Kedua jenis sel ini bergantung pada satu sama lain untuk produksi
dan proses remodelling tulang. Osteoblas tidak hanya mensekresikan dan membuat
osteoid menjadi suatu mineral, tetapi juga mengendalikan resorpsi tulang yang
dilakukan oleh osteoklas. Osteosit, yang merupakan osteoblas terdiferensiasi yang
terdapat di dalam tulang, bertugas untuk mengatur waktu dan lokasi remodeling tulang.
Pada osteoporosis, mekanisme kerja antara osteoklas dan osteoblas diperkirakan tidak
mampu memperbaiki mikrotrauma yang terjadi secara konstan pada tulang trabekular.
4
kehilangan tulang dari waktu ke waktu. Selanjutnya, dalam periode remodelling cepat
(misalnya: setelah menopause), tulang akan mengalami peningkatan risiko fraktur
karena tulang yang baru diproduksi masih kurang dimineralisasi, lokasi resorpsi
sementara belum terisi penuh, dan isomerisasi serta pematangan kolagen masih sedang
terganggu. Sistem receptor activator of nuclear factor-ĸ B ligand / receptor activator of
nuclear factor-ĸ B / osteoprotegerin adalah jalur resorpsi tulang fase akhir yang paling
umum. Osteoblas dan sel T yang teraktivasi di sumsum tulang menghasilkan sitokin
receptor activator of nuclear factor-ĸ B ligand. Receptor activator of nuclear factor-ĸ B
ligand berikatan dengan receptor activator of nuclear factor-ĸ B yang diekspresikan
oleh osteoklas dan kemudian prekursor osteoklas mempromosikan proses diferensiasi
osteoklas. Osteoprotegerin adalah reseptor umpan larut yang menghambat receptor
activator of nuclear factor-ĸ B dan receptor activator of nuclear factor-ĸ B ligand
dengan cara mengikat dan mengasingkan receptor activator of nuclear factor-ĸ B
ligand.8,9
FAKTOR RISIKO
Faktor risiko osteoporosis, seperti usia lanjut dan penurunan kepadatan mineral tulang,
telah ditetapkan berdasarkan hubungan kuat secara langsung yang mereka miliki dengan
kejadian fraktur. Namun, banyak faktor lainnya juga dianggap sebagai faktor risiko
berdasarkan hubungan mereka dengan kepadatan mineral tulang sebagai indikator
pengganti dari osteoporosis (Tabel 1).
TATALAKSANA
5
hal- hal tersebut, pencegahan osteoporosis memiliki dua komponen: Modifikasi perilaku
dan intervensi farmakologis. Perilaku- perilaku berikut harus dimodifikasi untuk
mengurangi risiko terkena osteoporosis: Merokok, ketidakaktifan fisik, serta asupan
alkohol, natrium, dan protein hewani. Pasien harus diberi konseling tentang penghentian
merokok dan mengurangi konsumsi alkohol. Para pasien yang memiliki gangguan
kesehatan dan sedang dalam suatu terapi * (Tabel 1) yang dapat menyebabkan atau
mempercepat proses kerapuhan tulang harusnya menerima suplementasi kalsium dan
vitamin D dan pengobatan farmakologis pada beberapa kasus,.
Latihan
Latihan adalah cara lain untuk mempertahankan kepadatan mineral tulang, mencegah
perkembangan osteoporosis, dan mengurangi risiko pengembangan fraktur. Kombinasi
dari latihan dengan menggunakan beban dan latihan kekuatan merupakan hal yang
paling efektif. Bahkan hanya dengan berjalan kaki atau jogging secara teratur dapat
membantu dalam mencegah osteoporosis. Sebuah program latihan berupa latihan
dengan berjalan kaki adalah cara terbaik untuk memulai latihan ini, sedangkan kegiatan
seperti menari, aerobik, olahragaraket, berlari, dan penggunaan peralatan gym juga
direkomendasikan, tergantung pada preferensi dan kondisi umum dari pasien. Latihan
memiliki efek menguntungkan bagi fungsi neuromuskular dan meningkatkan koordinasi
serta keseimbangan dan kekuatan sehingga dapat mengurangi risiko jatuh. Latihan
angkat beban harus dimulai di usia dini. Kebiasaan berolahraga harus dilakukan secara
konsisten, yakni paling sedikit tiga kali seminggu, dan manfaat yang lebih efektif
terhadap massa tulang mungkin terjadi jika latihan ini terus dilanjutkan dalam periode
waktu yang lama. Efek menguntungkan akan berkurang jika latihan dihentikan.10-14
6
Tabel 1. Faktor Risiko untuk Osteoporosis dan Obat- obatan yang Menyebabkan
Osteoporosis.10-12
Tidak dapat dimodifikasi Berpotensi untuk dimodifikasi
Usia lanjut (≥ 50 tahun). Merokok.
Jenis kelamin perempuan. Berat badan rendah (< 58 kg atau 127 lb).
Kulit putih atau etnis Asia. Riwayat jatuh berulang.
Faktor genetik berupa riwayat osteoporosis dalam Aktivitas fisik yang tidak memadai.
keluarga. Kekurangan estrogen.
Demensia. Obat-obatan.*
Alkohol.
Menopause dini.
Amenore pramenopause berkepanjangan.
Defisiensi androgen atau estrogen.
Kekurangan kalsium.
Kesehatan yang buruk.
Pencegahan Farmakologis
Suplemen kalsium: Tujuan dari rekomendasi asupan kalsium harian adalah untuk
memastikan bahwa individu mempertahankan kadarkeseimbangankalsium yang
adekuat. Rekomendasi saat ini berasal dari American Association of Clinical
Endocrinologists sehubungan dengan asupan kalsium harian adalah sebagai berikut.15
Usia 0-6 bulan: 200 mg / hari
Usia 6-12 bulan: 260 mg / hari
Usia 1-3 tahun: 700 mg / hari
Usia 4-8 tahun: 1.000 mg / hari
Usia 9-18 tahun: 1.300 mg / hari
7
Usia 19-50 tahun: 1.000 mg / hari
Usia ≥50 tahun: 1.200 mg / hari
Wanita hamil dan menyusui ≤ 18 tahun: 1.300 mg / hari
Wanita hamil dan menyusui ≥ 19 tahun: 1.000 mg / hari
Nutrisi Lainnya10,11,19
Asupan makanan yang cukup akan garam dan protein hewani.
Kadar vitamin K yang memadai (dibutuhkan untuk karboksilasi osteocalcin
yang optimal).
Diet phytoestrogen berasal dari produk kedelai dan kacang polong (memicu
aktivitas estrogenik).
Farmakoterapi Osteoporosis
Saat ini masih belum ada pengobatan yang dapat benar-benar membalikkan proses
osteoporosis yang telah terjadi. Intervensi dini dapat mencegah osteoporosis pada
kebanyakan orang. Untuk para pasien dengan osteoporosis yang telah berlangsung,
intervensi medis dapatberguna untuk menghentikan perkembangannya.Jika osteoporosis
sekunder terjadi, maka pengobatan untuk osteoporosis primer harus diberikan. Terapi
8
harus diindividualisasi berdasarkan masing-masing kasus klinis dari pasien yang
bersangkutan, dengan risiko dan manfaat pengobatan yang didiskusikan bersama antara
dokter dan pasien.
Bifosfonat
Obat yang paling sering diresepkan untuk menangani osteoporosis adalah bifosfonat.
Alendronate adalah bifosfonat pertama yang disetujui untuk menangani osteoporosis di
Amerika Serikat pada tahun 1995. Sejak saat itu, bifosfonat generasi baru dengan
interval dosis yang lebih sedikit telah diperkenalkan, dengan tujuan untuk memperbaiki
9
kepatuhan minum obat. Risedronate adalah obat oral yang dapat diberikan setiap hari,
mingguan atau bulanan dalam dosis yang bervariasi. Zoledronic acid adalah obat yang
lebih baru, yang diberikan sekali setahun melaluitransfusi intravena (IV).
Beberapa efek samping penting yang terkait dengan terapi bifosfonat: Bifosfonat yang
diberikan secara oral dapat menyebabkan iritasi pada kerongkongan. Dianjurkan untuk
meminum bisphosphonate oral dengan segelas penuh air putih saat bangun tidur di pagi
hari, lalu tetap berada dalam posisi tegak setidaknya selama 30 menit setelah menelan
tablet dan segera menghentikan obat jika muncul gejala pada esofagus. Pemberian
bifosfonat parenteral via intravenasecara cepat dapat menyebabkan toksisitas ginjal.
10
Untuk pasien dengan klirens kreatinin <30-35 ml / menit, penggunaan bifosfonat
parenteral tidak direkomendasikan. Masalah lainnya adalah risiko kerusakanginjal,
osteonekrosis rahang (asam zoledronat), frakturatipikal, dan fibrilasi atrium.23-27
Efektivitas antifraktur terbatas yang dimiliki oleh raloxifene telah memicu ketertarikan
dalam mengembangkan modulator reseptor estrogen selektif lainnya yang mungkin
memiliki sifat antifraktur yang lebih luas. Lasofoxifene, bazedoxifene,dan arzoxifene
11
adalah modulator reseptor estrogen selektifbaru yang sedang berada pada tahap akhir
percobaanpengobatan.
PenghambatanReceptor Activator Of Nuclear Factor-ĸ Ligand: Denosumab
Denosumab disetujui oleh United States of America Food and Drug Administrationpada
bulan Juni 2010. Dosis yang disetujui adalah 60 mg yang diberikan secara subkutan
setiap enam bulan. Beberapa penelitian terbaru telah menunjukkan efikasi dari kelas
terapi antiresorptif baru ini dalam hal peningkatan kepadatan mineral tulang, penurunan
penanda pergantian tulang,dan yang terpenting ialah kemampuannya dalam mengurangi
fraktur pada vertebra, panggul dan lokasi nonvertebral lainnya. Karena receptor
activator of nuclear factor-ĸ B ligand diekspresikan dalam limfosit, maka muncul
kekhawatiran akan masalah keamanan berkaitan dengan mekanisme penghambatan
terhadap imunomodulator penting ini dan konsekuensi potensial yang dapat
timbulseperti infeksi. Uji klinis tidak melaporkan peningkatan kejadian infeksi serius
yang terkait dengan denosumab, tetapi ada peningkatan kejadian dermatitis dan rawat
inap untuk selulitis dibandingkan dengan plaseboyang cukup signifikan.31,32
12
Kalsitonin
Kalsitonin adalah hormon yang menurunkan aktivitas osteoklas, sehingga menghambat
kerapuhan tulang di masa pascamenopause. Agen ini bertindak seperti hormon endogen
pada reseptor kalsitonin yang terdapat pada osteoklas dengan tujuan untuk
menurunkanaktivitas mereka. Dari semuakalsitonin rekombinan atau sintetis yang telah
digunakan untuk keperluan medis, preparat kalsitonin salmon adalah jenis yang paling
banyak digunakan.Preparat kalsitonin salmon dalam bentuk semprotan hidung adalah
formulasi kalsitonin yang yang paling umum digunakan karena kenyamanan
penggunaannya. Dianjurkan untuk digunakan bersamaan dengan asupan kalsium dan
vitamin D yang adekuatuntuk mencegah hilangnya massa tulang secara
progresif.Semprotan intranasal digunakansebagaisemprotan tunggal harian yang
menyediakan dosis sebesar 200 IU. Obat itu dapatdigunakan secara subkutan, tapi rute
pemberian ini sangat jarang digunakan. Agen ini telah mengurangi kejadian fraktur
vertebra pada wanita dengan fraktur vertebra yang sudah ada sebelumnya. Sebagai efek
tambahan yang diinginkan, kalsitonin telah diperhatikan mampumengurangi rasa sakit
dari fraktur vertebra secara klinis. Kalsitonin merupakan pilihan bagi pasien yang bukan
calon penerima rejimen tatalaksana osteoporosis lainnya yang tersedia. Efek samping
umum dari kalsitonin yang digunakan secara nasal meliputi ketidaknyamanan pada
hidung, rhinitis, iritasi mukosa hidung,dan epistaksis (jarang terjadi). Mual, reaksi
inflamasi lokal di tempat suntikan, berkeringat, dan kemerahan adalah efek samping
bila digunakan secara parenteral.33-35
Strontium Ranelate
Strontium ranelate merupakan agen oralaktif baru yangtelah dikembangkan untuk
pengobatan osteoporosis. Agen ini terdiri dari dua atom strontium dan sebuah asam
ranelic organik. Strontium ranelate bertindak dengan caramerangsang pembentukan
tulang dan juga mengurangi resorpsi tulang. Secara in vitro, strontium ranelate telah
terbukti dapat meningkatkan aktivitas osteoblastik, termasuk meningkatkan sintesis
kolagen dan memodulasi sistem osteoprotegerin / receptor activator of nuclear factor-ĸ
B ligandyang mendukung osteoprotegerin, serta mengurangi resorpsi tulang dengan cara
mengurangi diferensiasi osteoklas dan aktivitas penyerapan serta peningkatan apoptosis
dari osteoklas. Strontium ranelate disetujui untuk digunakan sebagai tatalaksana
13
osteoporosis di beberapa negara di Eropa. Agen ini mengurangi risiko frakturvertebra
dan nonvertebral. Akan tetapi, strontium tidak disetujui untuk pengobatan osteoporosis
di Amerika Serikat. Dosis yang digunakan adalah 2 g (sachet) yang diminum setiap
malam pada waktu sebelum tidur, dicampur dengan> 30 ml air setidaknya dua jam
setelahmakan malam. Strontium ranelate sangat jarang dihubungkan dengan kejadian
tromboemboli vena dan reaksi hipersensitivitasyang berat, termasuksindrom Stevens-
Johnsondan ruam akibat obat,serta eosinofilia dan gejala sistemik lainnya. Pasien harus
diberitahu untuk mencari pertolongan medis dengan segera jika mereka mengalami
ruam setelah mengonsumsi obat ini.36-38
Teriparatide
Teriparatide adalah bentuk sintetis dari hormone paratiroid manusia yang bertindak
dengan menghambat resorpsi tulang dan meningkatkan pembentukan tulang. Biasanya
dalam menanggapi kadar kalsium serum yang rendah, hormon paratiroidakan
disekresikan dari kelenjar paratiroid, yang bertujuan untuk meningkatkan konsentrasi
kalsium dalam serum dengan cara memobilisasi kalsium yang berasal dari tulang.
Secara farmakologis, saat hormon paratiroiddiberikan secara intermiten pada dosis yang
rendah, maka hal ini sudah terbukti memiliki efek anabolik yang dominan terhadap
osteoblas. Hormon paratiroid memulai pembentukan tulang pada fase awal dan
kemudian hanya mempromosikan pembentukan tulang, yang ditunjukkan oleh
penandapergantian tulang. Teriparatide juga diindikasikanuntuk digunakan pada pria
dengan risikofraktur yang tinggi dan pada kasus dimana tatalaksana lainnya tidak
sesuai.Bersamaan dengan penggunaan teriparatide, maka pasien dianjurkan agar juga
menggunakanobat antiresorptif (misalnya: bifosfonat) untuk kemudian meningkatkan
kepadatan mineral tulangdan mempertahankan efek antifraktur. Dosis adalah 20 μg
secara injeksi subkutan setiap hari di paha atau perut. Penggunaan dibatasi sampai umur
18 bulan paparan (terbukti menyebabkan osteosarcoma dalam penelitian pada hewan);
oleh karena ituinformed consent diperlukan. Teriparatida transdermal juga sedang dalam
pengembangan.39-41
14
Terapi Penggantian Hormon
Terapi penggantian hormon dulunya dianggap sebagai terapi linipertama untuk
pencegahan dan pengobatan osteoporosis pada wanita. Meski terapi penggantian
hormone saat ini tidak direkomendasikan untuk tatalaksana osteoporosis, namun penting
untuk tetap mengingatnya oleh karena banyak pasien osteoporosis yang dalam
praktiknya biasa tetap menggunakannya untuk mengendalikan gejala pascamenopause.
Data dari Women’s Health Initiative menegaskan bahwa terapi penggantian hormon
dapat mengurangi fraktur. Namun, hasilnya pun masih belum jelas sehubungan dengan
hasil buruk yang terkait dengan terapi gabungan antara estrogen dan progesteron
(misalnya: risiko kanker payudara, infark miokard, stroke, dan kejadian tromboemboli
vena) dan terapi dengan estrogen saja (misalnya: risiko stroke dan kejadian
tromboemboli vena).42
Penghambat Cathepsin K
Cathepsin K sangat penting untuk resorpsi tulangosteoklastik secara normal. Dua agen
yang masih sedang dikembangkan adalah balicatib (AAE581) dan odanacatib (MK-
0822). Percobaan klinis dengan agen ini menunjukkan peningkatan kepadatan mineral
tulangpanggul dan vertebralumbar, dengan pengurangan pada penanda resorpsi tulang
secara signifikan. Sebuah penghambat cathepsin K baru yang sangat potensial diberi
namaRelacatib dan saat ini sedang dipelajari secara eksperimental pada hewan.43,44
Penghambat SrcKinase
15
percobaan penambahan dosis multipel dengan kontrol plasebo secara acak dengan
metode pembutaan ganda tahap I, ditemukan bahwa pengobatan dengan saracatinib
mampu menghambatresorpsi tulang yang dimediasi oleh osteoklaspada pria sehat tanpa
efek samping apapun yang signifikan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
saracatinib memiliki potensi untuk menjadi suatuagendalam pengobatan osteoporosis.45-
47
Terapi baru: Jalur Wnt / β-catenin mengatur gen transkripsi protein yang penting untuk
fungsi osteoblas. Penelitian dari jalur ini telah berhasil mengarahkan untuk penemuan
lebih lanjut dari penghambat pensinyalan Wnt yang disekresikan oleh osteosit. Agen-
agen tersebut termasuk sklerostin dan protein dickkopf1 (DKK1), di mana keduanya
mengikat blok dari Wnt ke LRP5 (lipoprotein receptor-like protein5), sehingga
16
menghambat stimulasi osteoblas. Antibodi monoklonal yang dirancang untuk
menghalangi aksi penghambatan,baik pada sclerostin maupun dickkopf1
(DKK1),sedang dipertimbangkan untuk menjalaniuji klinis berdasarkan hasil yang
menjanjikan pada modelhewan. Karena kedua molekul ini tampaknya disekresikan
hanya oleh tulang, maka diharapkan mereka akan memberikanefek samping sistemik
yang sedikit lebih. Terapi yang ditargetkan pada molekul lain dalam jalur tersebut,
misalnya sebuah molekul kecil penghambat GSK3β yakni suatu enzim yang
dapatmenyebabkan degradasi β-catenin karena tidak adanya pensinyalan Wnt, dianggap
sebagai target yang kurang diminati karena aktivitas mereka juga terjadi pada banyak
jaringan selain tulang.50
17
Oleh karena itu, tinjauan obat harus dilakukan secara teratur, di mana obat-
obatan yang tidak lagi diperlukan dan berpotensi berbahaya harus dieliminasi.
Kifoplasti: Kifoplastimerupakanprosedurvertebra yang sangat minimal invasif
yang melibatkan infiltrasi semen tulang menjadi ke dalam corpus vertebra yang
mengalami fraktur setelah suatu proses reduksi fraktur dengan menggunakan
balloontamp. Indikasi untuk prosedur ini termasuk kompresi pada fraktur akut
yang refrakter terhadappengobatan konservatif.Kifoplastidapat mengakibatkan
penurunannyeridan mengurangi kifosis. Banyak penelitian telah menunjukkan
bahwa prosedur ini adalah pengobatan yang efektif untuk fraktur kompresi yang
menyakitkan dengan perbaikan gejala nyeri punggung, perbaikan fungsi
punggung, dan juga perbaikan kualitas hidup.
18