PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Al Qur’an yang diturunkan oleh Allah Subhanahu wa ta’ala kepada Nabi
Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam secara lisan & berangsur-angsur antara
tahun 610 & 632 atau selama kira-kira 22 tahun, dimana pada masa itu umat
manusia khususnya penduduk Mekkah & Madinah masih dalam kegelapan & buta
huruf, telah membuktikan kebenaran wahyuNya melalui konsistensinya &
kesesuainnya dengan ilmu pengetahuan teknologi dan seni (IPTEKS) yang
ditemukan manusia pada masa yang jauh setelah kematian Muhammad SAW.
Petunjuk-petunjuk agama mengenai berbagai kehidupan manusia, sebagaimana
terdapat di dalam Al Qur’an & As sunnah sangat ideal & agung.
Anugerah terbesar yang sangat berharga bagi umat Islam adalah Al Qur’an.
Keluarbiasaan Al Qur’an itu terletak pada aspek-aspek di dalamnya antara lain
bahasa dan gaya bahasanya, substansinya, jangkauannya yang tiada terbatas, dan
multifungsinya bagi umat manusia. Banyak hikmah yang dapat kita ambil dari Al
Qur’an. Ayat 27 surat Al Fath, misalnya memberi kabar gembira kepada kaum
muslimin bahwa mereka akan menaklukkan Mekkah, yang saat itu dikuasai kaum
penyembah berhala.
Ketika kita lebih dekat lagi, ayat tersebut mengumumkan adanya kemenangan
lain yang akan terjadi sebelum kemenangan di Mekkah. Sebagaimana
dikemukakan ayat tersebut, kaum mukmin terlebih dahulu menaklukkan benteng
Khaibar, yang berada di bawah kekuasaan Yahudi, dan kemudian memasuki
Mekkah dengan aman. Pemberitaan tentang peristiwa-peristiwa yang akan terjadi
masa depan hanyalah salah satu diantara sekian banyak hikmah yang terkandung
dalam al Qur’an. Al Qur’an mempunyai peran yang sangat penting dalam
kehidupan umat Islam di dunia, baik pada peradaban Islam dahulu maupun
peradaban modern seperti sekarang ini.
Dewasa ini, ilmu pengetahuan & teknologi (IPTEK) sudah semakin berkembang.
Di era globalisasi seperti sekarang ini, manusia memang perlu mengenbangkan
IPTEK dalam kehidupan yang semakin modern. Perkembangan IPTEK dapat
memperbaiki kualitas hidup manusia. Berbagai saran modern industi, komuikasi
& transportasi, misalnya terbukti sangat bermanfaat. Namun, di sisi lain IPTEKS
tidak jarang berdampak negatif karena merugikan & membahayakan kehidupan
dan martabat manusia. Bom atom telah menewaskan ratusan ribu orang di
Hiroshima dan Nagasaki pada Perang Dunia II tahun 1945. Selain itu tidak sedikit
yang memanfaatkan teknologi internet sebagai sarana untuk melakukan kejahatan
dunia maya (cyber crime), pornografi, kekerasan, & perjudian.
BAB II
PEMBAHASAN
Adapun sumber ilmu pengetahuan dalam pemikiran Islam ada dua sumber
ilmu, yaitu akal dan wahyu. Keduanya tidak boleh dipertentangkan. Ilmu yang
bersumber dari wahyu Allah bersifat abadi (perennial knowledge) dan tingkat
kebenaran mutlak (absolute). Sedangkan Ilmu yang bersumber dari akal pikiran
manusia bersifat perolehan (acquired knowledge), tingkat kebenaran nisbi
(relative), oleh karenanya tidak ada istilah final dalam suatu produk ilmu
pengetahuan, sehingga setiap saat selalu terbuka kesempatan untuk melakukan
kajian ulang atau perbaikan kembali.
Al-qur’an menganggap “anfus” (ego) dan “afak” (dunia) sebagai sumber
pengetahuan. Tuhan menampakkan tanda-tanda-Nya dalam pengalaman batin dan
juga pengalaman lahir. Ilmu dalam Islam memiliki kapasitas yang sangat luas
karena ditimbang dari berbagai sisi pengalaman ini. Pengalaman batin merupakan
pengembaraan manusia terhadap seluruh potensi jiwa dan inteleknya yang
atmosfernya telah dipenuhi dengan nuansa wahyu Ilahi. Sedangkan Al-qur’an
membimbing pengalaman lahir manusia kearah obyek alam dan sejarah.
Allah menciptakan manusia memiliki potensi akal dan pikiran sebagai bekal
untuk hidup di dunia. Melalui akal dan pikiran tersebut, manusia dapat memahami
dan menyelidiki elemen-elemen yang terdapat di alam serta memanfaatkannya
untuk kesejahteraan mereka. Akal dan pikiran tersebut merupakan kelebihan dan
keistimewaan yang diberikan oleh Allah kepada manusia sebagaimana firman
Allah dalam Q.S. Al Isra 70:
َّ ت َو َف
ض ْلنَا ُه ْم َّ َولَقَ ْد ك ََّر ْمنَا َب ِني آ َد َم َو َح َم ْلنَا ُه ْم ِفي ا ْل َب ِ هر َوا ْلبَحْ ِر َو َر َز ْقنَا ُهم ِ هم َن ال
ِ ط ِيه َبا
ير ِ هم َّم ْن َخ َل ْقنَا ت َ ْف ِضيال
ٍ ِعلَى َكث َ
Artinya: Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut
mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan
Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan
makhluk yang telah Kami ciptakan..
Potensi jasmaniah diprogramkan lebih dini agar manusia makan dan minum
dari yang manfaat, baik dan benar (halalan thayyiban). Hal ini dianggap penting
karena benih (nuthfah) berasal dari makanan dan minuman, yang pada akhirnya
akan menjadi bahan baku pengembangan sumberdaya insani.
Salah satu aspek potensial dari fitrah adalah kemampuan berpikir manusia,
di mana rasio menjadi pusat perkembangannya. Adapun potensi akal merupakan
ciri khas manusia sebagai makhluk yang memiliki kemampuan untuk memilih
(baik dan buruk) dan manusia berpotensi untuk menentukan jalan hidupnya.
Dari uraian di atas, maka jelaslah bahwa Allah telah menganugerahkan
beberapa potensi kepada manusia yang dapat dikembangkan dengan seoptimal
mungkin dalam rangka melaksanakan tugas kekhalifahannya di dunia. Dari
potensi-potensi dasar tersebut, menunjukkan pada kita akan pentingnya
pendidikan untuk mengembangkan dan mengolah sampai di mana titik optimal itu
dapat dicapai. Apalagi kita saksikan kondisi manusia pada waktu dilahirkan di
dunia ini, mereka dalam keadaan yang sangat lemah, yang secara tidak langsung
membutuhkan pertolongan dari kedua orangtuanya. Tanpa adanya pertolongan
dan bimbingan kedua orangtuanya, maka bayi yang lahir dengan bentuk tubuh
yang sempurna itu akan mengalami pertumbuhan secara tidak sempurna.
Sebagaimana dialami oleh Mr. Singh, ketika menemukan dua orang anak manusia
dalam sarang serigala. Kedua anak tersebut diasuh dan dibesarkan oleh serigala
sehingga segala gerak gerik, kemampuan, dan tingkah lakunya sangat menyerupai
serigala. Demikian halnya anak yang diasuh oleh monyet, maka ia juga akan
menyerupai monyet. Dengan demikian, pendidikan merupakan faktor yang sangat
menentukan kepribadian anak, potensi jasmaniah dan rohaniah tidak secara
otomatis tumbuh dan berkembang dengan sendirinya, tetapi membutuhkan adanya
bimbingan, arahan, dan pendidikan.
Iptek dan segala hasilnya dapat diterima oleh masyarakat Islam manakala
bermanfaat bagi kehidupan manusia. Jika penggunaan hasil ipteks akan
melalaikan seseorang dari dzikir dan tafakkur, serta mengantarkan pada rusaknya
nilai-nilai kemanusiaan, maka bukan hasil teknologinya yang ditolak, melainkan
manusianya yang harus diperingatkan dan diarahkan dalam menggunakan
teknologi.
Adapun integrasi antara Iman, IPTEKS, dan Amal adalah sangat erat
kaitannya. Islam merupakan ajaran agama yang sempurna. Kesempurnaannya
dapat tergambar dalam keutuhan inti ajarannya. Ada tiga inti ajaran Islam, yaitu
Iman, Islam dan Ihsan. Ketiga inti ajaran itu terintegrasi di dalam sebuah sistem
ajaran yang disebut Dienul Islam.
Interrelasi berasal dari dua kata yaitu inter dan relasi. Inter adalah bentuk
terikat diantara dua sedangkan relasi adalah hubungan atau berhubungan. Jadi
interrelasi merupakan hubungan antara dua masalah yang saling terikat. Dalam
pembahasan ini berkenaan dengan “hubungan kebenaran Al-Qur’an dan ipteks.
Al-Quran adalah kitab petunjuk, demikian hasil yang kita peroleh dari
mempelajari sejarah turunnya. Ini sesuai pula dengan penegasan Al-
Quran: Petunjuk bagi manusia, keterangan mengenai petunjuk serta pemisah
antara yang hak dan batil. (QS 2:185).
Di samping itu masih banyak ayat lain yang menyatakan tentang kemuliaan
ilmu. Dan dalam hadis-hadis Rasulullah dan para Imam Ahlul Bait yang
kedudukannya mengiringi Al-Quran terdapat dalil-dalil yang tidak terhitung
banyaknya tentang anjuran untuk mencari ilmu, arti penting dan
kemuliaannya.Ayat-ayat Al-Qur'an merupakan petunjuk manusia tidak saja
untuk kehidupan akherat namun juga untuk kebaikan kehidupan di dunia.
Ilmu pengetahuan dan Teknologi adalah salah satu sarana manusia untuk
menuju kehidupan di dunia lebih baik.Oleh sebab itu, dalam Al-qur'an pun tak
luput memberikan petunjuk tentang ilmu pengetahuan dan teknologi bagi
kehidupan manusia.
Namun alangkah ruginya, umat Islam saat ini yang kurang sekali
mengapresiasi kandungan Al-Qur’an, akibat banyaknya muslim yang tidak
paham bahasa Al-Qur’an (Bahasa Arab), meskipun hanya sebatas pemahaman
tingkat dasar. Akibat tidak paham bahasa Al-Qur’an, membaca Al-Qur’an
hanya sebatas ritual saja (meskipun begitu dasyatnya Al-Qur’an, sehingga
orang yang tidak paham maksudnya pun dapat menjadi tenang hatinya).
Bahkan banyak generasi muda yang enggan untuk sekedar menyentuhnya,
apalagi untuk membacanya. Hal ini tidak lain disebabkan oleh minimnya
pengetahuan generasi muda Islam tehadap bahasa Al-Qur’an.
1) Subjektivitas, Suka dan tidak suka (baca antara lain, QS 43:78 ; 7:79); taqlid
atau mengikuti tanpa alasan (baca antara lain, QS 33:67 ; 2:170).
2) Angan-angan dan dugaan yang tak beralasan (baca antara lain, QS 10:36).
3) Bergegas-gegas dalam mengambil keputusan atau kesimpulan (baca antara
lain QS 21:37).
4) Sikap angkuh (enggan untuk mencari atau menerima kebenaran) (baca
antara lain QS 7:146).
Di samping itu, terdapat tuntutan-tuntutan antara lain :
Air susu ibu atau ASI sangat bermanfaat bagi bayi. ASI adalah sumber
makanan terbaik bagi bayi dan mengandung zat yang dapat meningkatkan
kekebalan tubuh. Tidak ada susu buatan manusia yang mampu menandingi
kualitas ASI. Alquran surah Al- Luqman ayat 14 menganjurkan manusia untuk
berbuat baik kepada ibu bapaknya, ibunya telah mengandung dalam keadaan
lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Surah ini
menjelaskan bahwa waktu yang terbaik untuk memberikan ASI bagi seorang
bayi adalah 2 tahun karena memberikan banyak manfaat.