ENZYM PROTEASE
Di susun oleh :
1. Fira Astuti (13334021)
2. Lukvi Anggrainy (13334037)
3. Aditiya Eka Juniardi (14334053)
4. Muhamad Tory Langgeng (14334071)
5. Lazuardi Rizaldi Ade Sage (14334088)
Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah BIOKIMIA
“ENZYM PROTEASE” ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Terima kasih juga kami
ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung pembuatan makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu
kami mengharapkan pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang membangun agar kami
dapat memperbaiki di makalah berikutnnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat untuk kita semua.
Penulis
B. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam pembahasan makalah ini adalah:
1. Apa itu enzim protease?
2. Mikroorganisme dan tumbuhan apa saja yang menghasilkan enzim protease?
3. Pemanfaatan enzim protease?
C. Tujuan
1. Mengetahui apa yang dimaksud enzim protease
2. Mengetahui mikroorganisme yang dapat menghasilkan enzim protease
3. Mengetahui manfaat dari enzim protease
Enzim adalah biomolekul berupa protein yang berfungsi sebagai katalis (senyawa
yang mempercepat proses reaksi tanpa habis bereaksi) dalam suatu reaksi
kimia organik. Molekul awal yang disebut substrat akan dipercepat perubahannya
menjadi molekul lain yang disebut produk. Jenis produk yang akan dihasilkan bergantung
pada suatu kondisi/zat, yang disebut promoter. Semua proses biologis sel memerlukan
enzim agar dapat berlangsung dengan cukup cepat dalam suatu arah lintasan
metabolisme yang ditentukan oleh hormon sebagai promoter.
Enzim adalah suatu biokatalisator, yaitu suatu bahan yang berfungsi
mempercepat reaksi kimia dalam tubuh makhluk hidup tetapi zat itu sendiri tidak ikut
bereaksi karena pada akhir reaksi terbentuk kembali. Suatu reaksi kimia yang
berlangsung dengan bantuan enzim memerlukan energi yang lebih rendah. Jadi enzim
juga berfungsi menurunkan energi aktivasi.
Enzim bekerja dengan cara bereaksi dengan molekul substrat untuk menghasilkan
senyawa intermediat melalui suatu reaksi kimia organik yang membutuhkan energi
aktivasi lebih rendah, sehingga percepatan reaksi kimia terjadi karena reaksi kimia
dengan energi aktivasi lebih tinggi membutuhkan waktu lebih lama.
Kerja enzim dipengaruhi oleh beberapa faktor, terutama
adalah substrat, suhu, keasaman, kofaktor dan inhibitor. Tiap enzim memerlukan suhu
dan pH (tingkat keasaman) optimum yang berbeda-beda karena enzim adalah protein,
yang dapat mengalami perubahan bentuk jika suhu dan keasaman berubah. Di luar suhu
atau pH yang sesuai, enzim tidak dapat bekerja secara optimal atau strukturnya akan
mengalami kerusakan. Hal ini akan menyebabkan enzim kehilangan fungsinya sama
sekali. Kerja enzim juga dipengaruhi oleh molekul lain. Inhibitor adalah molekul yang
menurunkan aktivitas enzim, sedangkan aktivator adalah yang meningkatkan aktivitas
enzim. Banyak obat dan racun adalah inihibitor enzim.
C. KOMPONEN ENZIM
Komponen utama enzim adalah molekul protein (polipeptida).Molekul enzim
berikatan sementara dengan molekul koenzim selama berlangsungnya reaksi
kimia.Koenzim adalah senyawa organic atau ion logam yang diprlukan untuk kerja
enzim.Ion logam yang merupakan koenzim adalah Cu,Mn,K,Na,Zn,Mg,dan Fe.SEnyawa
organic yang merupakan koenzim adalah kelompok vitamin B.
D. SUMBER ENZIM
Berbagai enzim yang digunakan secara komersial berasal dari jaringan tumbuhan,
hewan, dan dari mikroorganisme yang terseleksi. Enzim yang secara tradisional diperoleh
dari tumbuhan termasuk protease (papain, fisin, dan bromelain), amilase, lipoksigenase,
dan enzim khusus tertentu. Dari jaringan hewan, enzim yang terutama adalah tripsin
pankreas, lipase dan enzim untuk pembuatan mentega. Dari jaringan hewan, enzim yang
terutama adalah tripsin pankreas, lipase, dan enzim untuk pembuatan mentega. Dari
kedua sumber tumbuhan dan hewan tersebut mungkin timbul banyak persoalan, yakni:
untuk enzim yang berasal dari tumbuhan, persoalan yang timbul antara lain variasi
musim, konsentrasi rendah dan biaya proses yang tinggi. Sedangkan yang diperoleh dari
hasil samping industri daging, mungkin persediaan enzimnya terbatas dan ada persaingan
dengan pemanfaatan lain.
Sekarang jelas bahwa banyak dari sumber enzim yang tradisional ini tidak
memenuhi syarat untuk mencukupi kebutuhan enzim masa kini. Oleh karena itu,
E. ENZIM PROTEASE
F. KLASIFIKASI PROTEASE
Bergman dan Futon (1941) dan Bergman (1942) menggolongkan enzim proteolitik :
1. Eksopeptidase, terbagi atas :
a. Karboksi (ekso) peptidase, memotong peptida dari arah gugus karboksil
terminal
b. Amino (ekso) peptidase, memotong peptida dari arah gugus amino terminal.
3. Protease metal
a. Keaktifannya tergantung pada adanya metal dengan hubungan stoikiometrik 1
mol metal/1 mol enzim
b. Dapat dihambat oleh EDTA (Ethlene Diamine Tetra Acetic Acid) dimana
dapat mengkelat metal sehingga keaktifan enzim hilang/berkurang.
c. Yang termasuk enzim ini : karboksipeptidase untuk beberapa aminopeptidase
4. Protease asam
a. Enzim yang pada lokasi aktifnya terdapat dua gugus karboksil
b. Aktif pada pH rendah
c. Keaktifannya dapat dihambat oleh p-bromofenasilbromida.
d. Yang termasuk enzim ini : pepsin, renin dan protease kapang.
G. BEBERAPA PROTEASE
Additional
Protease Fungsi Sumber Karakteristik
information
1. Fisin Pengempuk daging Getah pohon Termasuk protease
dan pengawet bir ficus sulfhidril
-STI inibitor
Hanya memecah Kelenjar Protease serin, dalam Adanya rasa
8. ikatan peptide pancreas kelenjar pancreas sapi pahit karena
Kimotripsinogen antara AA aromatic terdapat terdapat peptide
spt. Tirosin, kimopepsinogen A yang bulky dan
phenilalanin dan dan B sangat hidrofobik
triptophan
9. Pepsin Pencernaan protein Mikroba dalam Aktif pada pH asam,
di lower track (usus) lambung hewan dibentuk dari
dan manusia pepsinogen
10. Kolagenese Menghidrolisi Clostridium Kalogen is
kalogen perfringens protein
Clostridium berbentuk
histolitica serabut (otot
archilles dan
kulit)
11. Elastase Menghidrolisis Pancreas Protease serin Elastin yaitu
elastin. Elastin Mikroba Stabil pada pH 6 jaringan ikat
memecah ikatan berbentuk
peptide pada AA serabut.
non-aromatic & tdk e.g. otot leher
bercabang
12. Keratinase Memecah ikatan Streptomyces Apabila S. fradiae Keratin memiliki
disulfida pada fradiae tumbuh pada wool, ikatan yang kuat
keratin yaitu unsure Streptomyces maka wool akan karena adanya
utama wool, microflavus terhidrolisis dan rusak ikatan disulfide
rambut, tanduk, S-S
kuku, bulu dan sisik
ikan
Pemurnian lebih lanjut dengan pengendapan oleh amonium sulfat 75% diperoleh
0,279 U/mL dengan aktivitas spesifik 0,184 U/mg. Hasil dialisis memperlihatkan
terjadi peningkatan dengan aktivitas menjadi 0,308 U/mL dengan aktivitas
spesifik 0,202 U/mg atau 1,41 kali lebih murni dibandingkan ekstrak kasar.
Pemurnian akhir dengan kromatografi penukar anion DEAE-Sepharose yang
berperan mengikat protein bermuatan negatif berdasarkan densitas muatannya.
Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa ekstrak kasar dan eluat dari
jamur merang (V. volvaceae) merupakan protease serin yang memiliki aktivitas
fibrinolitik. Enzim ini berpotensi digunakan dalam terapi alternatif trombolitik
dalam bentuk nutraseutikal Konsumsi jamur merang sebagai bahan pangan
fungsional dapat dianjurkan sebagai bagian dari pola hidup sehat sehubungan
dengan manajemen penyakit trombosis dan kardiovaskular.
B. SARAN
Enzim protease dapat kita temukan pada tanaman, hewan, dan tumbuhan.
Oleh karena itu kita sebagai manusia harus bisa memanfaatkan enzim tersebut dengan
bijaksana, ramah lingkungan dan dengan sebaik-baiknya sehingga kita dapat menjaga apa
yang telah diwariskan oleh alam untuk kita.
Depkes RI, Survai entomologi DBD. Ditjen P3M dan PLP Depkes RI 1990; 4 : 26
Kalie M B, Bertanam Pepaya. Jakarta : PT Penebar Swadaya. 1999.
Warisno, Budidaya Pepaya. Kanisius. Yogyakarta. 2003.
Sembel DT, Entomologi Kedokteran, Penerbit ANDI Yogyakarta. 2009.
C. Wang, M. Du, D. Zhang, F. Kong, G. Zu, Y. Feng, J. Agric. Food Chemistry . 57
(2009) 9722.
I.H. Cho, E.S. Choi, H.G. Lim, H.H. Lee, J. Biochemistry and Molecular Biology. 37
(2004) 199.
C.L. Lu, S. Chen, S.N. Chen, J. Food Drug Analysis. 18 (2010) 69.
M.H. Shen, J.S. Kim, K. Sapkota, S.E. Park, B.S. Choi, S. Kim, H.H. Lee, C.S. Kim,
H.S. Chun, C.I. Ryoo, S.J. Kim, J. Microbiology. Biotechnology. 17 (2007) 1271.
S.E. Park, M.H. Li, J.S. Kim, K. Sapkota, J.E. Kim, B.S. Choi, Y.H. Yoon, J.C. Lee,
H.H. Lee, C.S. Kim, S.J. Kim, Biosci. Biotechnol. Biochem. 71 (2007) 2214.
S.Y. Lee, J.S. Kim, J.E. Kim, K. Sapkota, M.H. Shen, S. Kim, H.S. Chun, J.C. You, H.S.
Choi, M.K. Kim, Protein Expres. Purif. 43 (2005) 10.
DAFTAR PUSTAKA:
Hames B.D, Hooper N.M. 2000. Biochemistry: The instant Notes. Ed. Ke-2.
Hongkong:Springer-Verlag. Hal 83-84.
Jamur merang (Volvariela volvaceae) merupakan jamur pangan yang secara empiris
diduga dapat melancarkan peredaran darah sehubungan dengan kandungan enzim fibrinolitik
yang dimilikinya. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan enzim protease murni yang
bersifat fibrinolitik dan penciriannya dari ekstrak jamur merang. Pemurnian dilakukan secara
bertahap, yaitu presipitasi amonium sulfat 75%, dialisis dengan menggunakan membran dialisis
(cutoff 10 kDa), dan kromatografi pertukaran ion dengan matriks DEAE Sepharose. Fraksi eluat
DAFTAR PUSTAKA
I.H. Cho, E.S. Choi, H.G. Lim, H.H. Lee, J. Biochemistry and Molecular Biology. 37
(2004) 199.
C.L. Lu, S. Chen, S.N. Chen, J. Food Drug Analysis. 18 (2010) 69.
M.H. Shen, J.S. Kim, K. Sapkota, S.E. Park, B.S. Choi, S. Kim, H.H. Lee, C.S. Kim,
H.S. Chun, C.I. Ryoo, S.J. Kim, J. Microbiology. Biotechnology. 17 (2007) 1271.
S.E. Park, M.H. Li, J.S. Kim, K. Sapkota, J.E. Kim, B.S. Choi, Y.H. Yoon, J.C. Lee,
H.H. Lee, C.S. Kim, S.J. Kim, Biosci. Biotechnol. Biochem. 71 (2007) 2214.
S.Y. Lee, J.S. Kim, J.E. Kim, K. Sapkota, M.H. Shen, S. Kim, H.S. Chun, J.C. You, H.S.
Choi, M.K. Kim, Protein Expres. Purif. 43 (2005) 10.