Anda di halaman 1dari 3

Cinta Teman Terbaik

Udara pagi ini begitu menyejukkan. Membuat pagiku terasa panjang


hingga enggan beranjak dari tempatku terpejam. Hari ini hari senin, hari
pertamaku masuk kuliah. Terburu-buru aku mandi karena bangun
kesiangan. Sesampainya di kampus aku mulai ikut kegiatan kampus, yaitu
ospek. Namaku Siska. Aku bahagia karena bisa kuliah di universitas
harapanku. Ku mulai hari dengan semangat. Di sini, di kampus ini aku
belajar dan mulai mencari teman. Hari pertama ospek terlewati. Teman pun
telah ku miliki, meskipun masih terasa asing dan aneh. Nama temanku
Alin. Dia gadis yang manis, tinggi, dan kulitnya sawo matang. Aku tak tau
dia baik atau tidak. Awal perkenalan sih baik, tapi tak tahu watak aslinya.
Harapanku selalu baik.

Seminggu masa ospek berlalu. Aku mendapat banyak teman baru.


Tapi tak ku lupakan teman pertama kali aku masuk. Yah, Alin masih
menjadi dekat. Semakin lama semakin dekat. Hari-hari kami lewati
bersama. Mulai dari mengerjakan tugas bareng, jalan-jalan bareng, curhat
bareng, mandi pun mungkin bareng meski di tempat berbeda.

Satu semester telah terlewati, persahabatan kami semakin langgeng.


Saling mengerti, memberi perhatian di saat sakit, memberi kejutan di saat
ulang tahun, solat bersama, dan mengingatkan di saat lalai tidak
mengerjakan solat. Banyak hal yang sudah kami lalui. Banyak kesamaan di
antara sikap kami. Ya, sama-sama berparas judes, galak, keras kepala, dan
galau soal pacar. Seringnya kami gonta-ganti pacar membuat kami sering
mengalami kejombloan.

Libur semester 2 sudah menanti, aku bersiap untuk pelang ke rumah


orang tuaku. Ya, begitulah anak kos, setiap libur selalu pulang. Aku
termasuk anak yang sedikit manja. Tidak mau lama jauh dari orang tua.
Sekalinya sudah mau dekat libur selalu aku tak pernah melewatkan
menghitung kalender untuk pulang. Kuliahku di Palembang dan rumah
orang tuaku di Lampung. Butuh waktu berjam-jam sampai ke sana.

Libur telah tiba, aku menikmati liburanku bersama keluarga. Ya


sesekali aku maen dengan teman kecilku dekat rumah. Kesedihan mulai
muncul jikalau masa libur habis. pagi-pagi aku sudah dibangunkan ibuku
untuk siap-siap ke stasion pulang ke kosan. Aku murung karena belum rela
meninggalkan rumah. Di keretapun aku hanya bosan. Saat akan sampai
tiba-tiba aku bertemu dengan teman yang tidak akrab. Aku hanya
memberikan senyuman. Setelah sampai aku pun berpisah dengannya. Hari-
hari di kos mulai aku lalui. Pagi kuliah, ketemu Alin ngerumpi sambil
makan dan tak bosan-bosan. Saat malam aku buka-buka akun sosmed. Gak
nyangka ada yang ngechat. Maklum, orang jomblo ada yang ngechat agak
seneng. Setelah aku buka.. jeng-jeng... dari orang yang ketemu di kereta.
Mulailah dari situ kami ngobrol dan tukeran nomor hp.

Awal kedekatan kami smsan, telponan. Tak lupa aku ceritakan pada
Alin soal itu. belum lama kedekatan itu aku jalan dan.. akhirnya jadian.
Senangnya punya pacar baru, ada yang perhatian lebih. Dari situ aku sering
diantar jemput kuliah meskipun gak setiap hari. Awal pacaran aku masih
sering bersama Alin. Namun, lama-kelamaan aku sering menghabiskan
waktu dengan pacar baruku. Kemana-mana selalu sama dia. Makan, main,
ke toko buku, belanja hampir setiap hari bersama kecuali pas tidur dan
mandi kami tidak bersama. Hal-hal itu membuat persahabatanku dengan
Alin renggang.

Sempat Alin mengatakan kesahnya karena aku tidak ada waktu


bersamanya lagi. Tapi aku tak begitu menghiraukan, aku hanya
menjelaskan kalau pacar sedang butuh aku makanya sering bersama pacar
dibanding Alin. Tanpa ku sadari Alin juga tengah bersedih, tapi kesanku
hanya biasa saja. Tidak terlalu menanggapi. Sampai akhirnya dia sedikit
menjauh. Aku pun tak merasa dan tak peduli, sampai akhirnya aku dan
pacarku bertengkar hebat. Permasalahan yang begitu rumit membuat kami
puuutuuuss.

Kesedihan merundungku setiap hari. Makan tak enak, tidur tak


nyenyak. Hari-hariku duka. Sampai akhirnya aku mulai mencari-cari
sahabatku. Dia sedikit masam melihatku datang dengan sebuah masalah,
meskipunaku tahu dia sebenarnya tak rela melihatku bersedih.

Dukaku semakin mendalam jikalau aku kehilangan sahabat. Di atas


tempat tidur hari-hariku lewati tanpa kekasih hati dan sahabat. Kucoba
meminta maaf pada Alin. Baik via telpon dan langsung, tapi tak kunjung
dia memafkan. Sampai akhirnya aku putus asa, tak makan, tak kuliah.
Siang bolong aku tidur, tiba-tiba ada yang mengetuk pintu. Aku buka dan
kejutan, Alin datang. Tanpa menunggu lama aku memeluknya erat sambil
ku katakan maaf. Hujan air mata hari itu. kami pun akur saat itu, Alin pun
menjadi malaikat yang dikirim tuhan penghibur lara dan penyembuh luka.
Dari situ aku menyesal dan tak akan lagi meninggalkan sahabat hanya
untuk pacar. Karena sahabat tidak akan meninggalkan, tetapi pacar akan
meninggalkan pacar demi pacar lain.
Analisis unsur Intrinsik dan Ekstrinsik

1. Unsur Intrinsik:

A. Judul: Cinta Teman Terbaik.


B. Tema: persahabatan.
C. Alur: maju.
D. Sudut pandang: tokoh utama pelaku utama, menggunakan kata
“aku”.
E. Deskripsi Tokoh dan penokohan:
 Alin berparas manis, bertubuh tinggi dan kulitnya sawo matang,
baik, pemaaf.
 Siska: baik namun pernah salah langkah karena sempat
melupakan sahabat hanya karena orang baru.
F. Latar :
 Waktu: pagi dan siang hari.
 Tempat: kost, kampus, stasion, dalam kereta.
G. Amanat : kalau punya teman baru, teman lama jangan dilupakan.

2. Unsur ekstrinsik:

A. Nilai sosial: saling memberi perhatian di saat sakit.


B. Nilai pendidikan: semangat belajar di kampus yang baru.
C. Nilai budaya: memberi kejutan saat ulang tahun.
D. Nilai keagamaan: sholat bersama dan saling mengingatkan di saat
lalai sholat.

Anda mungkin juga menyukai