Anda di halaman 1dari 6

Aspek Medikolegal

Tata cara prosedur penatalaksanaan dan berbagai aspek yang berkaitan dengan pelayanan
kedokteran untuk kepentingan umum. Secara garis besar prosedur medikolegal mengacu kepada
peraturan perundangan yang berlaku di Indonesia dan pada beberapa bidang juga mengacu
kepada sumpah dokter dan etika kedokteran.5
Lingkup prosedur medikolegal antara lain5
1. PengadaanVisum et Repertum
2. Pemeriksaankedokteranterhadaptersangka
3. Pemberianketeranganahlipadamasasebelumpersidangandanpemberianketeranganahli
di dalampersidangan
4. KaitanVisum et Repertumdenganrahasiakedokteran
5. Penerbitansuratketerangankematiandansuratketeranganmedik
6. Fitness/kompetensipasienuntukmenghadapipemeriksaanpenyidik
Kewajibandokteruntukmembuatketeranganahlitelahdiaturdalampasal 133
KUHAP.Keteranganahliiniakandijadikansebagaialatbukti yang sah di depansidangpengadilan
(pasal 184 KUHAP).5
a. Pihak yang berwenangmemintaketeranganahli
Menurut KUHAP pasal 133 ayat (1) yang
berwenangmengajukanpermintaanketeranganahliadalahpenyidik.Penyidikpembantujugamempun
yaiwewenangtersebutsesuaidenganpasal 11 KUHAP.
b. Pihak yang berwenangmembuatketeranganahli
Menurut KUHAP pasal 133 ayat (1) yang berwenangmelakukanpemeriksaanforensik yang
menyangkuttubuhmanuasiadanmembuatketeranganahliadalahdokterahlikedokterankehakiman
(forensik), dokterdanahlilainnya.Sedangkandalampenjelasan KUHAP
tentangpasaltersebutdikatakanbahwa yang
dibuatolehdokterahlikedokterankehakimandisebutketeranganahlisedangkan yang
dibuatolehselainahlikedokterankehakimandisebutketerangan.
Secaragarisbesar, semuadokter yang
telahmempunyaisuratpenugasanatausuratizindokterdapatmembuatketeranganahli.
Namununtuktertibadministrasinya,
makasebaiknyapermintaanketeranganahliinihanyadiajukankepadadokter yang
bekerjapadasuatuinstansikesehatan (puskesmashinggarumahsakit) atauinstansikhususuntukitu,
terutama yang milikpemerintah.
c. Prosedurpermintaanketeranganahli
Permintaanketeranganahliolehpenyidikharusdilakukansecaratertulisdanhalinisecarategastelahdiat
urdalam KUHAP pasal 133 ayat (2),
terutamauntukkorbanmati.Jenasahharusdiperlakukandenganbaik, diberi label
identitasdanpenyidikwajibmemberitahukandanmenjelaskankepadakeluargakorbanmengenaipeme
riksaan yang akandilaksanakan. Mereka yang
menghalangipemeriksaanjenasahuntukkepentinganperadilandiancamhukumansesuaidenganpasal
222 KUHP.
d. Penggunaanketeranganahli
Penggunaanketeranganahliataudalamhalinivisumetrepertumadlaahhanyauntukkeperluanperadilan
. Dengandemikianberkasketeranganahliinihanyabolehdiserahkankepadapenyidik (instansi) yang
memintanya.Keluargakorbanataupengacaranyadanpembelatersangkapelakupidanatidakdapatmem
intaketeranganahlilangsungkepadadokterpemeriksa, melainkanharusmelaluiaparatperadilan
(penyidik, jaksaatau
hakim).Berkasketeranganhaliinitidakdapatdigunakanuntukpenyelesaianklaimasuransi.Biladioerlu
kanketerangan, pihakasuransidapatmemintakepadadokterketerangan yang
khususuntukhaltersebut, denganmemperhatikanketentuantentangwajibsimpanrahasiajabatan.
I. Kewajiban Dokter Membantu Peradilan
Pasal 133 KUHAP
1) Dalam hal penyidik untuk kepentingan peradilan menangani seorang korban baik luka,
keracunan ataupun mati yang diduga karena peristiwa yang merupakan tindak pidana, ia
berwenang mengajukan permintaan keterangan ahli kepada ahli kedokteran kehakiman atau
dokter dan atau ahli lainnya.
2) Permintaan keterangan ahli sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan secara tertulis,
yang dalam surat itu disebutkan dengan tegas untuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan
mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat.
3) Mayat yang dikirim kepada ahli kedokteran kehakiman atau dokter pada rumah sakit harus
diperlakukan secara baik dengan penuh penghormatan terhadap mayat tersebut dan diberi
label yang memuat identitas mayat, dilak dengan diberi cap jabatan yang dilekatkan pada ibu
jari kaki atau bagian lain badan mayat.
Pasal 179 KUHAP
1) Setiap orang yang diminta pendapatnya sebagai ahli kedokteran kehakiman atau dokter atau
ahli lainnya wajib memberikan keterangan ahli demi keadilan.
2) Semua ketentuan tersebut di atas untuk saksi berlaku juga bagi mereka yang memberikan
keterangan ahli, dengan ketentuan bahwa mereka mengucapkan sumpah atau janji akan
memberikan keterangan yang sebaik-baiknya dan sebenar-benarnya menurut pengetahuan
dalam bidang keahliannya.
II. Hak Menolak Menjadi Saksi / Ahli
Pasal 120 KUHAP
1) Dalam hal penyidik menganggap perlu, ia dapat minta pendapat orang ahli atau orang yang
memiliki keahlian khusus.
2) Ahli tersebut mengangkat sumpah atau mengucapkan janji di muka penyidik bahwa ia
akan memberi keterangan menurut pengetahuannya yang sebaik-baiknya kecuali bila
disebabkan karena harkat serta martabat, pekerjaan atau jabatannya yang mewajibkan ia
menyimpan rahasia dapat menolak untuk memberikan keterangan yang diminta.
Pasal 168 KUHAP
Kecuali ditentukan lain dalam undang-undang ini, maka tidak dapat
didengarketerangannya dan dapat mengundurkan diri sebagai saksi:
a) Keluarga sedarah atau semenda dalam garis lurus ke atas atau ke bawah sampai derajat
ketiga dari terdakwa atau yang bersama-sama sebagai terdakwa;
b) Saudara dari terdakwa atau yang bersama-sama sebagai terdakwa, saudara ibu atau saudara
bapak, juga mereka yang mempunyai hubungan karena perkawinan dan anak-anak saudara
terdakwa sampai derajat ketiga;
c) Suami atau istri terdakwa meskipun sudah bercerai atau yang bersama-sama sebagai
terdakwa.
Pasal 170 KUHAP
1) Mereka yang karena pekerjaan, harkat martabat atau jabatannya diwajibkan menyimpan
rahasia, dapat minta dibebaskan dari kewajiban untuk memberi keterangan sebagai saksi,
yaitu tentang hal yang dipercayakan kepada mereka.
2) Hakim menentukan sah atau tidaknya segala alasan untuk permintaan tersebut.
III. Bentuk Bantuan Dokter Bagi Peradilan Dan Manfaatnya
Pasal 183 KUHAP
Hakim tidak boleh menjatuhkan pidana kepada seorang kecuali apabila dengan sekurang-
kurangnya dua alat bukti yang sah ia memperoleh keyakinan bahwa suatu tindak pidana benar-
benar terjadi dan bahwa terdakwalah yang bersalah melakukannya.
Pasal 184 KUHAP
1) Alat bukti yang sah adalah:
a. Keterangan saksi;
b. Keterangan ahli;
c. Surat;
d. Petunjuk ;
e. Keterangan terdakwa.
2) Hal yang secara umum sudah diketahui tidak perlu dibuktikan.
Pasal 185 KUHAP
1) Keterangan saksi sebagai alat bukti ialah apa yang saksi nyatakan di sidang pengadilan.
2) Keterangan seorang saksi saja tidak cukup untuk membuktikan bahwa terdakwa bersalah
terhadap perbuatan yang didakwakan kepadanya.
3) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) tidak berlaku apabila disertai dengan
suatu alat bukti yang sah lainnya.
4) Keterangan beberapa saksi yang berdiri-sendiri tentang suatu kejadian atau suatu keadaan
dapat digunakan sebagai suatu alat bukti yang sah apabila keterangan saksi itu ada
hubungannya satu dengan yang lain sedemikian rupa, sehingga dapat membenarkan adanya
suatu kejadian atau keadaan tertentu.
5) Baik pendapat maupun rekaan, yang diperoleh dari hasil pemikiran saja, bukan merupakan
keterangan saksi.
6) Dalam menilai kebenaran keterangan seorang saksi, Hakim harus dengan sungguh-
sungguh memperhatikan:
a. persesuaian antara keterangan saksi satu dengan yang lain;
b. persesuaian antara keterangan saksi dengan alat bukti lain;
c. alasan yang mungkin dipergunakan oleh saksi untuk memberi keterangan yang tertentu;
d. cara hidup dan kesusilaan saksi serta segala sesuatu yang pada umumnya dapat
mempengaruhi dapat tidaknya keterangan itu dipercaya.
7) Keterangan saksi yang tidak disumpah meskipun sesuai satu dengan yang lain, tidak
merupakan alat bukti, namun apabila keterangan itu sesuai dengan keterangan dari saksi
yang disumpah dapat dipergunakan sebagai tambahan alat bukti sah yang lain.
Pasal 187 KUHAP
Surat sebagaimana tersebut pada pasal 184 ayat (1) huruf c, dibuat atas sumpah jabatan
atau dikuatkan dengan sumpah, adalah:
a. Berita acara dan surat lain dalam bentuk resmi yang dibuat oleh pejabat umum yang
berwenang atau yang dibuat dihadapannya, yang memuat keterangan tentang kejadian atau
keadaan yang didengar, dilihat atau dialaminya sendiri, disertai dengan alasan yang jelas
dan tegas tentang keterangannya itu;
b. Surat yang dibuat menurut ketentuan peraturan perundang-undangan atau surat yang dibuat
oleh pejabat mengenai hal yang termasuk dalam tata laksana yang menjadi tanggung
jawabnya dan yang diperuntukan bagi pembuktian sesuatu hal atau sesuatu keadaan;
c. Surat keterangan dari seorang ahli yang memuat pendapat berdasarkan keahliannya
mengenai sesuatu hal atau sesuatu keadaan yang diminta secara resmi dari padanya;
d. Surat lain yang hanya dapat berlaku jika ada hubungannya dengan isi dari alat pembuktian
yang lain.
IV. Sangsi Bagi Pelanggar Kewajiban Dokter
Pasal 216 KUHP
1) Barang siapa dengan sengaja tidak menuruti perintah atau permintaan yang dilakukan
menurut undang-undang oleh pejabat yang tugasnya mengawasi sesuatu, atau oleh pejabat
berdasarkan tugasnya, demikian pula yang diberi kuasa untuk mengusut atau memeriksa
tindak pidana; demikian pula barang siapa dengan sengaja mencegah, menghalang-halangi
atau menggagalkan tindakan guna menjalankan ketentuan, diancam dengan pidana penjara
paling lama empat bulan dua minggu atau denda paling banyak sembilan ribu rupiah.
2) Disamakan dengan pajabat tersebut di atas, setiap orang yang menurut ketentuan undang-
undang terus-menerus atau untuk sementara waktu diserahi tugas menjalankan jabatan
umum.
3) Jika pada waktu melakukan kejahatan belum lewat dua tahun sejak adanya pemidanaan
yang menjadi tetap karena kejahatan semacam itu juga, maka pidananya dapat ditambah
sepertiga.

Anda mungkin juga menyukai