Anda di halaman 1dari 2

BAB IV

PELAKSAAAN PENGAMBILAN SPESIMEN UNTUK PEMERIKSAAN

LABORATORIUM

PEMERIKSAAN KUMAN LEPRA

 Lokasi Pengambilan Sampel :


1. Sediaan di ambil dari kelainan kulit dan dibagian yang terdapat lesi.
2. Kulit muka sebaiknya di hindarkan karena alas an an kosmetik kecuali jika tidak di temukan
kelainan kulit di tempat lain.
3. Tempat – tempat yang sering di ambil :
a. Cuping telinga
b. Lengan
c. Punggung
d. Bokong
e. Paha

 PROSEDUR :
 Pengambilan Sampel :
1. Jumlah pengambilan sediaan apus jaringan kulit minimal di laksanakan di tiga tempat, yaitu :
a. Cuping Telinga kiri
b. Cuping telinga kanan
c. Bercak yang paling aktif

PEMERIKSAAN KUMAN LEPRA SECARA MIKROSKOPIK

a. PRINSIP

Seperti yang telah di kemukakan bahwa M.Leprae tidak dapat dikultur pada media buatan, maka cara
yang termudah menunjukkan adanya M.Leprae pada seorang penderita adalah pulasan dengan jalan
membuat sayatan kecil pada kulit atau mengambil secret mukosa hidung penderita di lanjutkan
dengan pengecatan Ziehl Neelsen (dikarenakan M.Leprae yang bersifat tahan asam) Pewarnaan Ziehl
Neelsen akan menampakkan bakteri tahan asam yang berwarna merah dengan latar berwarna biru.

Hasil yang di dapat adalah terdapatnya bakteri tahan asam.

b. ALAT – ALAT

Bahan yang di gunakan dalam pemeriksaan adalah :

 Pinset
 Kaca Preparat
 Bunsen
 Pipet Tetes
 Mikroskop
 Rak pengering

c. BAHAN - BAHAN
 Larutan Carbon Fuchsin 0.3%
 Asam Alkohol 3%
 Methylen Blue 0.3%
 Oil Lmersi
d. Cara Kerja
o Siapkan objek glass, tulis identitas pasien denganpensil pada bagian ujung objek glass.
o Permukaan kulit pada bagian yang diambil di bersihkan dengan kapas alcohol 70 %.
o Jepit kulit pada bagian tersebut dengan jari tangan untuk menghentikan aliran darah kebagian
tersebut.
o Dengan pisau steril, kilit di sayat kurang lebi 5mm. dalamnya 2 mm agar mencapai dermis.
Bila terjadi pendarahan, bersihkan dengan kipas.
o Di kerok tepi dasar sayatan secukupnya dengan menggunakan punggung mata pisau seperti di
dapat semacam bubur jaringan dari dermis dan epidermis. Kemudian dikumpulkan dengan
skapel pada objek glass.
o Preparat di keringkan di atas rak pengering
o Fiksasi prparat yang sudah kering
o Letakkan sediaa preparat di atas rak pewarnaan
o Seluruh permukaan sediaan digenangi dengan carbol fuchsin
o Panasi sediaan dengan api Bunsen sampai menguap jangan sampai mendidih
o Di diamkan 5 menit
o Di buang cat lalu bilas sediaan dengan air mengalir
o Di genangi dengan asam alcohol sampai tidak tampak warna merah sisa carbol fuchsin
o Di diamkan 2 menit
o Di buang asam alcohol lau bilas dengan air mengalir
o Di genangi permukaan dengan methylene blue selama 20 – 3 – detik
o Dibilas sediaan dengan air mengalir
o Keringkan sediaan di atas rak pengering
o Nyalakan mikroskop
o Sediaan di beri oil imersi
o Hasil dibaca dengan mikroskop dengan lensa objektif 100x dan cari kuman yang berwarna
merah dan berbentuk batan

e. Interprestasi Hasil
Seperti hanya dengan pemeriksaan mikroskopik M.tuberculosasi, maka pada pemeriksaan
M.Leprae juga di tentukan kepadatan Kuman atau jumlah kuman yang di temukan. Kepadatan
kuman ini menentukan tipe penyakit kusta pada penderita. Dan sampai saat inimasih digunakan
skla logaritmik dari ridley untuk menentukan kepadatan kuman leprqa. Dengan skala ini
ditentukan tipe penyakit kusta secara terlihat pada table berikut :

SKALA Jumlah BTA yang ditemukan

+1 1-10 kuman per 100 lapang pandang

+2 1-10 kuman per 10 lapang pandang

+3 1-10 kuman per lapang pandang

+4 Lebih bdari 10 kuman per lapang pandang

+5 Lebih dari 100 kuman per lapang pandang

+6 Lebih dari 1000 kuman per lapang pandang

Anda mungkin juga menyukai