Anda di halaman 1dari 8

Vol.13.No.1.Th.

2006 Pengaruh Jenis Pakan Yang Berbeda

Pengaruh Jenis Pakan Yang Berbeda Terhadap Pertumbuhan Dan


Kelulushidupan Lobster Air Tawar (Cherax quadricarinatus)
Sri Dwi Hastuti*
* Jurusan Perikanan, Fakultas Peternakan – Perikanan, Universitas Muhamadiyah Malang,
Jl. Raya Tlogomas 246 Malang

The Effect Of Different Kinds Of Food On The Growth And Survival Rate Of Freshwater Crayfish (Cherax
quadricarinatus)

ABSTRACT

Background: On redclaw farming, shelter and feed were the factors that influence the optimal growth and survival rate.
Redclaw is the canibal organism, and canibalism occurred in molting phase. This research aims to find the effect of the
different kinds of food on growth and survival rate of Redclaw.
Methods: Material used in this research is two months old of Redclaw juveniles with the average size of 5 cm. Each
aquaria contains of 12 Redclaw juveniles completed with 14 shelters formed from PVC pipe. Six kinds of food used in
this study, A: shrimp pellet, B: catfish Pellet, C: new formulation food, D: combination shrimp and catfish pellet,
E:combination of shrimph pellet with new formulation food, and F:combination of catfish pellet with new formulation
food. This research used complete random design with three replicates for each treatment.
Result : Result shows that the different kinds of food did not give significant effect on the growth and survival rate of
Redclaw. Water quality still optimal for rearing of Redclaw.

Key words: Redclaw, shelter, moulting, growth, survival rate

ABSTRAK

Latar Belakang : Dalam budidaya “Redclaw”, salah satu faktor utama yang mempengaruhi keberhasilan budidayanya
disamping tersedianya perlindungan (shelter) yang nyaman adalah tercukupinya kebutuhan pakan yang dapat
memberikan pertumbuhan yang optimal dan kelulushidupan yang maksimal. “Redclaw” dikenal merupakan organisme
yang kanibal. Kanibalisme muncul pada saat satu individu berganti kulit (molting). Karena itulah selain shelter yang
sangat dibutuhkan pada budidaya lobster air tawar ini, pakan yang tersedia harus cukup dari segi jumlah dan
kualitasnya. Saat ini belum di Indonesia belum ada pakan yang khusus untuk “Redclaw”Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh beberapa jenis pakan yang diberikan terhadap pertumbuhan dan kelulushidupan lobster air tawar.
Metode : Materi yang digunakan adalah juvenile Redclaw umur dua bulan dengan panjang tubuh rata-rata 5 cm berasal
dari satu induk dengan jumlah untuk tiap aquarium adalah 12 ekor. Pakan yang diujikan terdiri dari 6 jenis pakan yaitu
A: pellet udang, B: pellet lele, C: pakan formulasi peneliti, D: kombinasi pakan A dan B; E: kombinasi pakan A dan C;
F: kombinasi pakan B dan C. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen sedangkan rancangan percobaan
menggunakan RAL dengan menggunakan 6 perlakuan yaitu jenis pakan yang berbeda dan masing-masing perlakuan
dilakukan dengan tiga kali ulangan. Data yang dihasilkan kemudian dianalisa dengan ANAVA.
Kesimpulan : Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis pakan yang berbeda tidak memberikan pengaruh yang
berbeda nyata terhadap pertumbuhan dan kelulushidupan lobster air tawar yang ditunjukkan oleh nilai F hitung yang
lebih kecil dari F tabel 5% dan 1%. Namun demikian pakan F memberikan pertumbuhan mutlak lebih tinggi dari
perlakuan lain yaitu rata-rata sebesar 1,24 gram, sementara itu perlakuan pakan A memberikan kelulushidupan lobster
air tawar yang lebih tinggi dibanding perlakuan lain yaitu sebesar 83,3 %. Kualitas air media pemeliharaan lobster air
tawar selama penelitian adalah sebagai berikut : suhu 23-25° C, pH 7,3-8,5, oksigen terlarut 5-7,76 ppm, ammonia 0,5-5
ppm.

Kata kunci : Redclaw, shelter, moulting, pertumbuhan, kelulushidupan

95
Hastuti Jurnal Protein

PENDAHULUAN mudah diserang oleh individu yang lain. Karena


itulah selain shelter yang sangat dibutuhkan pada
Cherax quadricarinatus atau yang di budidaya lobster air tawar ini, pakan yang tersedia
daerah asalnya biasa disebut dengan “Redclaw” harus cukup dari segi jumlah dan kualitasnya.
adalah salah satu jenis lobster air tawar yang Saat ini belum di Indonesia belum ada pakan yang
mempunyai potensi untuk dikembangkan sebagai khusus untuk “Redclaw”. Sementara ini
organisme budidaya. Hewan ini berasal dari pembudidaya lobster air tawar menggunakan
daerah Queesland yaitu wilayah bagian utara pakan udang sebagai pakan untuk budidaya
Australia yang mempunyai iklim tropis seperti “Redclaw” selain juga diberikan pakan tambahan
Indonesia sehingga besar kemungkinan untuk berupa cacing Tubifex atau Artemia. Sementara
membudidayakan lobster air tawar ini di itu di Negara asal “Redclaw” sendiri sudah ada
Indonesia. Beberapa keunggulan yang dimiliki pakan khusus yang diproduksi sendiri oleh para
oleh hewan ini diantaranya adalah : petani lobster air tawar disana. Karena “Redclaw”
pertumbuhannya yang relatif cepat, mampu juga cenderung menyukai pakan yang berasal dari
dibudidayakan pada kepadatan yang tinggi, tumbuh-tumbuhan maka bahan dasar yang dipakai
mampu menerima pakan buatan dengan sebagai pakan buatan di Australia adalah tepung
kebutuhan protein yang tidak begitu tinggi, dan jagung dan gandum. Hasil dari penggunaan pakan
penampakannya mirip seperti lobster laut yang tersebut cukup bagus dilihat dari produksi dan
banyak disukai oleh konsumen. secara ekonomis lebih murah. Untuk itulah
Disamping itu keunggulan yang lain adalah penelitian ini dilakukan dengan mencoba
dari segi reproduksi sangat mudah karena membuat suatu formulasi pakan yang kemudian
organisme ini tidak mempunyai fase larva seperti dibandingkan dengan pakan komersial untuk
pada udang yang merupakan fase kritis dalam udang atau ikan yang telah ada dan penggunaan
pertumbuhan, begitu menetas morfologi kombinasi pakan untuk mengetahui pengaruhnya
“Redclaw” sudah seperti yang dewasa. Selain itu terhadap pertumbuhan dan kelulushidupan lobster
dibanding dengan jenis lobster air tawar lain air tawar.
“Redclaw” tidak mempunyai sifat menggali
lubang yang dapat menyebabkan kerusakan pada MATERI DAN METODE
dasar maupun pematang kolam.
Di Indonesia saat ini budidaya “Redclaw” Materi yang digunakan adalah juvenile
sudah mulai dilakukan, namun kebanyakan “Redclaw” dengan berat rata-rata 4 gram yang
ditujukan sebagai udang hias, untuk pemanis dipelihara dalam aquarium. Masing-masing
aquarium air tawar. Memang hewan ini aquarium berisi 10 ekor “Redclaw”. Beberapa
mempunyai warna yang unik dimana tubuhnya jenis pakan yang akan diuji cobakan adalah :
berwarna cerah biru kehijauan dengan capit yang pellet udang dengan protein 30% (Pakan A), pellet
berwarna merah pada yang dewasa khususnya ikan lele dengan kandungan protein 30% (B), dan
yang jantan. Namun demikian usaha untuk pakan dari hasil formulasi dengan bahan dasar
membudidayakan dengan target untuk konsumsi jagung dan tepung kedelai dengan kandungan
belum banyak dilakukan, padahal di negara protein 30% (C), kombinasi pellet udang dan lele
asalnya dan beberapa negara lain seperti China, (D), kombinasi pellet udang dan pakan hasil
Amerika dan beberapa negara di Eropa sudah formulasi (E), serta kombinasi pellet lele dan
lama membudidayakan lobster air tawar untuk pakan hasil formulasi (F). Jumlah pemberian
konsumsi. pakan adalah 4% berat biomass pada masing-
Dalam budidaya “Redclaw”, salah satu masing akuarium. Pakan diberikan tiga kali sehari
faktor utama yang mempengaruhi keberhasilan pada pagi hari jam 06.00, siang hari jam 12.00
budidayanya disamping tersedianya perlindungan dan sore hari jam 18.00. Sisa pakan setiap paginya
(shelter) yang nyaman adalah tercukupinya disifon. Pipa paralon digunakan sebagai shelter
kebutuhan pakan yang dapat memberikan dengan diameter 5 cm dan panjang 10 cm
pertumbuhan yang optimal dan kelulushidupan Jumlah shelter untuk tiap aquarium adalah 14
yang maksimal. “Redclaw” dikenal merupakan buah.
organisme yang kanibal. Kanibalisme muncul
pada saat satu individu berganti kulit (molting) Parameter yang diamati :
dimana pada saat itu kulitnya menjadi lunak dan 1. Pertumbuhan mutlak dengan rumus :

96
Vol.13.No.1.Th.2006 Pengaruh Jenis Pakan Yang Berbeda

W = W2 – W 1 meter, pH dengan pH pen, dan ammonia dengan


W : Pertumbuhan mutlak (g). ammonia kit.
W2 : obot rata-rata pada akhir percobaan HASIL DAN PEMBAHASAN
(g).
W1 : Bobot rata-rata pada awal percobaan 1. Pertumbuhan Lobster Air Tawar
(g). Pertumbuhan Lobster Air Tawar
(Hariati, 1989) selama penelitian disajikan pada gambar 1.
yang menunjukkan pertumbuhan lobster air
2. Kelulushidupan dengan rumus : tawar selama 35 hari masa pemeliharaan. Dari
Nt gambar tersebut dapat dilihat bahwa pakan F
SR = x 100 % dan A memberikan pertumbuhan yang lebih
N0 bagus dibanding dengan pakan jenis lain yang
dimana: ditunjukkan dengan pertambahan berat badan
SR : Kelangsungan hidup lobster air tawar. lobster yang lebih tinggi. Sementara itu data
Nt :Jumlah Lobster hidup pada akhir hasil pengamatan terhadap pertumbuhan
penelitian (ekor). mutlak lobster air tawar yang diberikan enam
No :Jumlah lobster hidup pada awal jenis pakan yang berbeda selama lima minggu
penelitian (ekor). didapatkan pertumbuhan mutlak atau
(Hariati, 1989) pertambahan bobot badan sebagaimana
tercantum dalam tabel 1.:
Kualitas air yaitu suhu yang diukur dengan
thermometer, oksigen terlarut dengan alat DO

Gambar 1. Pertumbuhan Lobster Air Tawar yang Diberikan Jenis Pakan yang Berbeda Selama
35 Hari Pemeliharan

Tabel 1. Pertumbuhan Mutlak Lobster Air Tawar (gram)


Perlakuan Ulangan Total Rata-rata
1 2 3
A 1,17 1,12 0,81 3,1 1,03
B 0,91 1,3 0,59 2,8 0,93
C 0,69 1,08 0,57 2,34 0,78
D 0,85 0,73 0,9 2,48 0,83
E 1,08 1,22 0,77 3,07 1,02
F 1,39 1,04 1,29 3,72 1,24

Dari tabel 1. diatas diketahui bahwa semua jenis pakan rata-rata berkisar antara
pertambahan bobot badan lobster air tawar 0,78 gram sampai 1,24 gram. Jenis lobster air
selama lima minggu masa penelitian untuk tawar memang diketahui merupakan hewan

97
Hastuti Jurnal Protein

yang lambat pertumbuhannya. Setelah dibanding jika mereka dipelihara pada kolam
pemeliharaan juvenile selama 39 hari outdoor, dimana sumber stress lebih rendah.
didapatkan pertumbuhan mutlak dengan rata- Dari tabel 1 tersebut juga bisa
rata berkisar antara 0,16 gram - 0,46 gram diketahui bahwa rata-rata pertumbuhan
(Jones, C. M., 1995). Pada kondisi mutlak tertinggi didapatkan pada perlakuan F
lingkungan budidaya yang sangat bagus di yaitu pakan kombinasi antara pellet ikan lele
kolam tanah dilaporkan bahwa lobster dapat dengan pellet hasil formulasi peneliti yang
mencapai ukuran yang siap dipasarkan yaitu ditunjukkan dengan nilai pertumbuhan mutlak
dengan berat antara 50 sampai 100 gram sebesar 1,24 gram, sementara itu rata-rata
setelah 7-8 bulan pemeliharaan (Masser, M.P., pertumbuhan mutlak terendah didapatkan
Rouse, D.B., 1997). Mungkin sekali dalam pada perlakuan C yaitu pakan dari hasil
kondisi laboratorium dimana terdapat formulasi peneliti dengan nilai pertumbuhan
keterbatasan ruang gerak bagi lobster dan mutlak sebesar 0,78 gram.
kondisi stress karena perlakuan seperti Dari data pertumbuhan mutlak yang
misalnya penimbangan setiap minggu dan telah didapatkan kemudian dilakukan analisa
pergantian air, dapat menyebabkan statistik dengan ANAVA sebagaimana
pertumbuhan lobster air tawar terhambat tercantum dalam tabel 2. berikut ini.

Tabel 2. Perhitungan Variansi Pertumbuhan Mutlak Lobster Air Tawar


F tabel
Sumber Variansi db JK KT F hitung
5% 1%
Perlakuan 5 0,41 0,08 1,51ns 3,11 5,06
Acak 12 0,66 0,05
Total 17 1,07
ns = non significant/tidak berbeda nyata

Dari hasil analisis variansi didapatkan lain. Dengan demikian pakan hasil formulasi
bahwa masing-masing perlakuan tidak sendiri (Pakan C) juga layak digunakan
berbeda nyata yang ditunjukkan dari nilai F sebagai pakan dalam budidaya lobster air
hitung yang lebih kecil dari F tabel 5% dan tawar. Apalagi jika dihubungkan dengan
1%. Dengan demikian tidak perlu dilanjutkan aspek ekonomis, maka pakan formulasi
dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT). Hasil peneliti (Pakan C) lebih ekonomis jika
yang tidak berbeda nyata ini memang diterapkan dalam budidaya lobster air tawar
merupakan hasil yang diharapkan, artinya karena harganya lebih murah, bahan-bahan
semua jenis pakan secara statistic yang digunakan mudah diperoleh dan
memberikan hasil pertumbuhan mutlak yang pembuatannya lebih mudah.
sama. Ini berarti walaupun pakan hasil
formulasi sendiri menunjukkan rata-rata 2. Kelulushidupan Lobster Air Tawar
pertumbuhan mutlak yang lebih rendah dari Data hasil pengamatan terhadap
jenis pakan lain, namun ternyata dari uji kelulushidupan lobster air tawar selama
statistic tidak berbeda dengan pertumbuhan penelitian disajikan pada tabel 3. di bawah ini.
lobster pada perlakuan dengan jenis pakan

Tabel 3. Kelulushidupan Lobster Air Tawar Selama Penelitian (%)


Ulangan
Perlakuan Total Rata-rata
1 2 3
A 83,33 83,33 83,33 250,00 83,33
B 83,33 75,00 66,67 225,00 75,00
C 75,00 75,00 83,33 233,33 77,78
D 58,33 91,67 83,33 233,33 77,78
E 41,67 58,33 66,67 166,67 55,56
F 66,67 83,33 33,33 183,33 61,11

98
Vol.13.No.1.Th.2006 Pengaruh Jenis Pakan Yang Berbeda

Tabel 3. menunjukkan bahwa rata-rata tidak bersisa lagi karena telah dimakan oleh
kelulushidupan lobster air tawar selama lima sesamanya dan hanya meninggalkan
minggu berkisar antara 55,5 % sampai “gastrolith” yaitu bulatan kapur kecil sebesar
83,3%. Rata-rata kelulushidupan tertinggi kelereng yang pada saat sebelum moulting
didapatkan pada perlakuan A dengan diserap dan dikumpulkan oleh lobster dan
persentase lobster yang hidup pada akhir selanjutnya kapur tersebut akan digunakan
penelitian sebesar 83,3 %, kemudian diikuti sebagai bahan untuk mengeraskan cangkang
dengan perlakuan C dan D yang masing- baru setelah moulting. Namun demikian
masing memberikan nilai kelulushidupan selain karena kanibalisme kematian lobster
yang sama yaitu 77,7 %. Kelulushidupan yang mungkin juga disebabkan karena pakan yang
paling rendah didapatkan pada perlakuan E kurang memenuhi kebutuhan ataupun kondisi
dengan nilai sebesar 55,5 %. Rendahnya stress karena penelitian (Jacinto, E.C.,
kelulushidupan lobster disebabkan karena Colmenares, H.V., Cerecedo, R.C., Cordova,
lobster air tawar mempunyai sifat kanibalisme R.M., 2003).
yang tinggi, terutama pada saat ada lobster Dari beberapa penelitian terdahulu
yang sedang moulting. Lobster yang sedang dilaporkan bahwa kelulushidupan lobster air
moulting biasanya memilih untuk menghindar tawar dalam kondisi penelitian bervariasi
dari lobster lain, namun dalam kondisi yaitu berada pada kisaran 50–100% (Jacinto,
laboratorium dimana lobster dipelihara dalam E.C., Villareal-Colmenares, H., Civera-
akuarium yang terbatas maka lobster yang Cerecedo, R., Naranjo-Paramo, J., 2004).
sedang moulting tidak mempunyai pilihan dengan kelulushidupan sekitar 65-89%,
tempat untuk menghindar dari sesamanya. kelulushidupan sebesar 95–100%9,
Apalagi lobster yang sedang moulting akan kelulushidupan sebesar 56–80% untuk
mengeluarkan bau yang merangsang lobster juvenile Redclaw yang diberi pakan formulasi
lain untuk mendatanginya, padahal pada saat (Thompson, K.R., Muzinic, L.A., Christian,
itu kondisi lobster yang sedang moulting T.D., Webster, C.D., Manomaitis, L., Rouse,
sangat lemah dimana cangkang barunya D.B., 2003b), kelulushidupan yang sekitar 79-
belum mengeras sehingga dia tidak akan bisa 98%7 dan kelulushidupan sebesar 50–71%
melawan apabila diserang oleh sesamanya. (Thompson, K.R., Muzinic, L.A., Engler,
Lobster yang mengalami proses kanibalisme L.S., Webster, C.D, 2005).
sesaat setelah moulting kadang-kadang sudah

Tabel 4. Perhitungan Variansi Kelulushidupan


F tabel
Sumber Variansi db JK KT F hitung
5% 1%
Perlakuan 5 5811,314 1162,26 0,25ns 3,11 5,06
Acak 12 56345,62 4695,47
Total 17 62156,93
ns = non significant/tidak berbeda nyata

Dari tabel 4 dapat diketahui bahwa digunakan dalam pemeliharaan lobster air
pemberian pakan dengan jenis yang berbeda tawar. Ditinjau dari segi ekonomi, sekali lagi
ternyata memberikan hasil kelulushidupan penggunaan pakan formulasi peneliti lebih
yang tidak berbeda nyata pada masing-masing menguntungkan dari pada pakan komersial
perlakuan yang ditunjukkan dari nilai F hitung karena bahan yang digunakan lebih minimal
lebih kecil dari F tabel 5% dan 1%. Hasil dan proses pembuatannya juga mudah
yang seperti ini mengasumsikan bahwa pakan sehingga dari segi harga tentunya jauh lebih
hasil formulasi peneliti layak digunakan murah daripada pakan komersial buatan
sebagai pakan untuk budidaya lobster air pabrik.
tawar karena memberikan kelulushidupan
yang sama dengan jenis pakan lain yang biasa

99
Hastuti Jurnal Protein

3. Kualitas Air Selama Penelitian pemeliharaan dapat dilihat pada tabel 5


Hasil pengamatan terhadap kualitas air berikut ini.
media pemeliharaan lobster air tawar selama

Tabel 5. Kualitas Air Selama Penelitian


Perlakuan Suhu (° C) pH DO (ppm) Ammonia (ppm)
A 23 - 25 7,3 - 8,4 2,10-7,76 0,5-3,0
B 23 - 25 7,4 - 8,4 3,02-7,68 0,5-5,0
C 23 - 25 7,5 - 8,5 3,13-7,75 0,5-2,0
D 23 - 25 7,4 - 8,5 2,42-7,59 0,5-5,0
E 23 - 25 7,5 - 8,5 3,21-7,74 0,5-2,0
F 23 - 25 7,5 - 8,5 2,67-7,56 0,5-3,0

Dari data mengenai kualitas air tersebut berkisar antara 2,10 – 3,21 ppm (data
sebagaimana tabel 5 diatas dapat diketahui selengkapnya mengenai kualitas air disajikan
bahwa suhu media pemeliharaan berkisar pada lampiran). Rendahnya oksigen terlarut
antara 23-25° C. Kisaran suhu ini seperti ini pada hari tersebut disebabkan oleh tidak
meskipun masih dapat dianggap layak untuk berfungsinya blower pensuplai oksigen
kehidupan lobster air tawar namun termasuk selama semalam, sehingga tidak ada pasokan
terlalu rendah untuk kebutuhan pertumbuhan oksigen pada media pemeliharaan yang
lobster, suhu optimum untuk pertumbuhan selanjutnya menyebabkan oksigen terlarut
lobster air tawar adalah 28° C. Rendahnya rendah. Hal ini baru diketahui pada keesokan
suhu air merupakan hal yang tidak dapat paginya, namun rendahnya oksigen pada saat
dihindari karena lokasi Laboratorium itu tidak terlalu berpengaruh terhadap lobster
penelitian berada pada dataran tinggi, air tawar karena lobster air tawar merupakan
sehingga sumber air juga mempunyai suhu hewan yang mampu bertahan pada kondisi
rendah. Sebenarnya rendahnya suhu dapat kurang oksigen, asalkan kondisi ini tidak
diatasi jika saja Laboratorium mempunyai alat terjadi dalam jangka waktu yang lama.
pemanas air yang dapat meningkatkan suhu, Disamping itu rendahnya oksigen tidak terlalu
namun sayangnya Laboratorium belum berpengaruh terhadap lobster karena kisaran
dilengkapi dengan peralatan seperti itu suhu air rendah.
(Wingfield, M., 1997). Hasil pengamatan terhadap kadar
Untuk pH media selama pemeliharan ammonia terlarut dalam media pemeliharaan
berkisar antara 7,3-8,5. pH yang seperti ini menunjukkan bahwa level ammonia selama
masih sesuai dengan kebutuhan lobster air penelitian cukup tinggi terutama pada
tawar, pH air untuk memelihara lobster air perlakuan B dan D, dimana level ammonia
tawar berada pada kisaran 7-8,5 (Wingfield, tertinggi bisa mencapai 5 ppm, padahal untuk
M., 1997), pH air untuk media budidaya kepentingan budidaya lobster air tawar
lobster air tawar seharusnya berkisar antara ammonia tidak boleh lebih dari 0,5 ppm. 6
7,5-8,0 (Masser, M.P., Rouse, D.B., 1997). Tingginya kadar ammonia ini dimungkinkan
Dari hasil pengamatan terhadap karena pada awal pemeliharaan lobster belum
oksigen terlarut selama penelitian diperoleh terbiasa terhadap pakan yang diberikan,
data kisaran oksigen yang bervariasi untuk walaupun sudah dialkukan masa adaptasi. Hal
masing-masing perlakuan. Level oksigen ini menyebabkan banyaknya sisa pakan yang
terendah yang didapat adalah 2,10 ppm akhirnya meningkatkan kandungan ammonia
sementara yang tertinggi adalah 7,76. Kisaran terlarut dalam media budidaya. Pada hari-hari
oksigen yang rendah didapatkan pada hari ke selanjutnya walaupun ammonia masih tinggi
31, dimana pada saat tersebut semua namun sudah bisa diturunkan pada kisaran 0,5
akuarium mengalami penurunan oksigen yang sampai 1 ppm dan kisaran tersebut bertahan
drastic sehingga oksigen terlarut pada hari sampai pada akhir penelitian.

100
Vol.13.No.1.Th.2006 Pengaruh Jenis Pakan Yang Berbeda

KESIMPULAN DAN SARAN and Global Perspective. Fish and Fisheries, Vol.
1(4), 337.
Kesimpulan
Dari penelitian tentang pengaruh jenis Iskandar. (2003). Budidaya Lobster Air Tawar.
pakan yang berbeda terhadap pertumbuahan dan Jakarta: PT.Agromedia Pustaka.
kelulushidupan lobster air tawar didapatkan
kesimpulan bahwa jenis pakan yang berbeda tidak Jacinto, E.C., Colmenares, H.V., Cerecedo, R.C.,
memberikan pengaruh yang berbeda terhadap Cordova, R.M., 2003. Effect of dietary protein
pertumbuhan dan kelulushidupan lobster air tawar level on growth and survival of juvenile
yang ditunjukkan dengan nilai F hitung untuk freshwater crayfish Cherax quadricarinatus
pertumbuhan dan kelulushidupan lebih rendah (Decapoda: Parastacidae). Aquaculture Nutrition,
daripada F tabe 5% dan 1%. Hal ini menunjukkan 9 : 207– 213.
bahwa semua jenis pakan termasuk pakan hasil
Jacinto, E.C., Villareal-Colmenares, H., Civera-
formulasi peneliti memberikan pertumbuhan dan
Cerecedo, R., Naranjo-Paramo, J. 2004. Effect of
kelulushidupan yang sama berdasarkan uji
dietary protein level on the growth and survival of
statistic. Ini berarti pakan hasil formulasi peneliti
pre-adult freshwater crayfish Cherax
layak untuk digunakan sebagai pakan dalam quadricarinatus (von Martens) in monosex
budidaya lobster air tawar. Kualitas air selama culture. Aquaculture Research, 35 : 71-79
penelitian untuk suhu berkisar antara 23-25 ° C,
suhu seperti ini termasuk rendah untuk kebutuhan Jones, C. M. (1995). Productionof Juvenile
lobster air tawar, dimana suhu optimal untuk Redclaw Crayfish, Cherax quadricarinatus (von
pertumbuhan adalah 28 ° C. pH masih berada Martens) (Decapoda, Parastacidae) II. Juvenile
dalam kisaran yang layak untuk budidaya yaitu Nutrition and Habitat. Aquaculture, 138, 239-245.
7,3 – 8,5. Oksigen terlarut masih pada kisaran
yang baik yaitu antara 5 sampai 7,76 ppm, Masser, M.P., Rouse, D.B., 1997. Australian red
perkecualian pada saat blower mati semalam claw crayfish. Southern Regional Aquaculture
menyebabkan oksigen turun drastic antara 2,10 – Center (SRAC). Publication No. 244. Southern
3,21 ppm. Ammonia termasuk tinggi yaitu Regional Aquaculture Center, Stoneville, MS
berkisar dari 0,5 – 5,0 ppm.
Muzinic, L.A; Thompson, K.R. , Morris, A.;
Saran Webstera, C.D.;Rouse, D.B.; Manomaitis, L.
Saran yang dapat diberikan dari hasil 2004. Partial and total replacement of fish meal
penelitian ini adalah perlu dilakukan penelitian with soybean meal and brewer’s grains with yeast
lanjutan tentang formulasi pakan yang telah in practical diets for Australian red claw crayfish
dibuat oleh peneliti sebagai usaha untuk Cherax quadricarinatus. Aquaculture 230 : 359–
menciptakan pakan lobster air tawar yang 376.
berkualitas dengan mempertimbangkan prinsip
ekonomis dan kebutuhan nutrisi lobster air tawar. O'Sullivan, & Jones, C. (2003). Freshwater
Sebagai lanjutan penelitian ini akan dilakukan Crustacean. In J. S. Lucas & P. C. Southgate
penelitian dengan melakukan uji coba pakan (Eds.), Aquaculture Farming Aquatic Animals and
dengan formulasi bahan sebagaimana penelitian Plants. Victoria, Australia: Fishing News Books.
ini namun dengan menggunakan prosentasi
protein pakan yang berbeda serta perlu dilakukan Thompson, K.R., Muzinic, L.A., Christian, T.D.,
penelitian dengan menggunakan pakan hasil Webster, C.D., Manomaitis, L., Rouse, D.B.,
formulasi yang telah diujikan pada penelitian ini, 2003a. Lecithin requirements of juvenile
namun dengan membandingkan pertumbuhan dan Australian red claw crayfish Cherax
kelulushidupan antara populasi monosex jantan quadricarinatus. Aquaculture Nutrition, 9 : 223–
dan populasi monosex betina. 230.

DAFTAR PUSTAKA Thompson, K.R., Muzinic, L.A., Christian, T.D.,


Webster, C.D., Manomaitis, L., Rouse, D.B.,
Ackefors, H. E. G. (2000). Freshwater Crayfish 2003b. Effect on growth, survival, and fatty acid
Farming Technology in the 1990s: a European composition of Australian red claw crayfish

101
Hastuti Jurnal Protein

Cherax quadricarinatus fed practical diets with (Cherax quadricarinatus). Institut Pertanian
and without supplemental lecithin and /or Bogor, Bogor.
cholesterol. Journal of World Aquaculture Society,
34 : 1 – 10. Wijaya, D.A. 2003. Besar Hiasan Kecil
Penggoyang Lidah. Artikel Trubus Bulan April
Thompson, K.R., Muzinic, L.A., Engler, L.S., 2003. PT. Medika Jaya Tangerang
Webster, C.D. 2005. Evaluation of practical diets
containing different protein levels, with or without Wingfield, M. 1997. An Overview of Production
fish meal, for juvenile Australian red claw Techniques Practiced in The Australian Crayfish
crayfish (Cherax quadricarinatus). Aquaculture, Farming Industry. 1st Natfish Annual
244 : 241– 249 Conference/Trade Show North Coast Institute of
TAFE. Australia.
Widha, W. (2003). Beberapa Aspek Biologi
Reproduksi Lobster Air Tawar Jenis Redclaw

102

Anda mungkin juga menyukai