Anda di halaman 1dari 12

Nama Peserta: Ega Adawiyah Palestin

Nama Wahana: Puskesmas Kecamatan Kalideres

Topik: Dermatitis Numularis

Tanggal (kasus): 17 November 2017


Nama Pasien: WD No. RM : 0008244

Tanggal Presentasi: - Nama Pendamping: dr. Rina Handayani

Tempat Presentasi: Puskesmas Kecamatan Kalideres

Obyektif Presentasi:

Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan Pustaka

Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa

Neonatus Bayi Anak Remaja Lansia Bumil


Dewasa
Deskripsi: Anak perempuan usia 14 tahun, keluhan gatal pada daerah badan disertai kemerahan sejak 1 bulan lalu.

Tujuan: Melakukan diagnosis, menatalaksana, serta mencegah terjadinya komplikasi

Bahan bahasan: Tinjauan Riset Kasus Audit


Pustaka
Cara membahas: Diskusi Presentasi dan Email Pos
diskusi
Data utama untuk bahan diskusi:

1. Diagnosis Kerja:

Dermatitis Numularis

Diagnosis Banding

Tinea Korporis

Dermatitis Venenata
2. Riwayat Pengobatan:

Pasien belum minum obat atau berobat ke dokter sebelumnya.


3. Riwayat Kesehatan/Penyakit:

Seorang anak perempuan berusia 14 tahun datang ke BPU Puskesmas Kecamatan Kalideres RSUD pada tanggal 17 November pukul 14.00

WIB diantar ibunya dengan keluhan gatal pada badan disertai kemerahan sejak 1 bulan yang lalu. Sebelumnya pasien bermain di kebun,

setelah pulang sekolah dan merasakan gatal di badan. Selain gatal pasien juga merasakan timbul bintik-bintik kecil. Awalnya bintik-bintik

kecil padat, tetapi lama-kelaman saat di garuk karena gatal mengeluarkan air dan ukurannya kecil, tetapi semakin lama semakin banyak dan

meluas berbentuk bulat sesperti uang logam.

Pasien menyangkal bertambah gatal saat berkeringat. Selain itu pasien juga menyangkal adanya demam. Pasien menyangkal badannya

digigit serangga atau hewan. Pasien juga menyangkal mengonsumsi obat sebelumnya. Pasien menyangkal adanya trauma.
4. Riwayat Penyakit Dahulu:

Pasien menyangkal mempunyai keluhan yang serupa seperti ini sebelumnya. Riwayat alergi makanan maupun obat-obatan dan asma

disangkal.

5. Riwayat Keluarga dan Lingkungan:

Pasien menyangkal ada anggota keluarga yang mengalami hal serupa. Riwayat alergi dan asma dikeluarga disangkal.

6. Riwayat Pekerjaan/sosial/lingkungan:

Pasien merupakan seorang siswa kelas 2 SMP. Pasien selama ini sering mengganti pakain , setelah pakai, pakaian langsung dicuci

tidak pernah dismpan lalu dipakai kembali. Pasien mandi secara teraratur selama 2x/hari. Lingkungan disekitar rumah tidak ada

binatang ternak seperti ayam. Pasien jug a tidak memelihara kucing maupun anjing. Disekitar rumah ada kebun. Pasien selalu

tidur dikasur.

7. Lain-lain: -
Daftar Pustaka:

1. Djuanda A, Hamzah M, Aisah. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi keenam, cetakan pertama. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2010. p.148-
50.

2. Gerd P, Thomas J. Dermatophyte. Terdapat dalam: Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine 6th ed [ebook]. New York: McGraw-Hill;
2003. p.46-8.

3. Siregar RS. Atlas berwarna. Saripati Penyakit Kulit. Edisi kedua. Jakarta: EGC; 2002

4. Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin.2011.Pedoman Pelayanan Medik. Jakarta.


Hasil Pembelajaran:

a. Diagnosis dermatitis kontak iritan.

b. Penentuan klasifikasi dermatitis kontak iritan.

c. Mekanisme terjadinya dermatitis kontak iritan.

d. Penatalaksanaan dermatitis kontak iritan yang tepat.

e. Edukasi tentang penyakit dan komplikasi yang mungkin terjadi.

f. Edukasi pasien untuk pencegahan dermatitis kontak iritan yang benar.


1. Subyektif

 Seorang anak perempuan berusia 14 tahun datang ke Puskesmas diantar ibunya dengan keluhan gatal pada badan disertai

kemerahan sejak 1 bulan yang lalu. Sebelumnya pasien bermain di kebun setelah pulang sekolah dan merasakan gatal di badan.

Selain gatal pasien juga merasakan timbul bintik-bintik kecil. Awalnya bintik-bintik kecil padat, tetapi lama-kelaman saat di garuk

karena gatal mengeluarkan air dan ukurannya kecil, tetapi semakin lama semakin banyak dan meluas berbentuk bulat sesperti uang

logam

 Pasien menyangkal bertambah gatal saat berkeringat. Selain itu pasien juga menyangkal adanya demam. Pasien menyangkal

badannya digigit serangga atau hewan. Pasien juga menyangkal mengonsumsi obat sebelumnya. Pasien menyangkal adanya

trauma..

 Pasien menyangkal bertambah gatal saat berkeringat pada badan. Selain itu pasienjuga menyangkal adanya demam. Pasien

menyangkal badannya digigit serangga atau hewan. Pasien juga menyangkal mengonsumsi obat sebelumnya. Pasien menyangkal

adanya trauma.

 Pasien maupun keluarga belum pernah mengalami keluhan serupa.

 Pasien maupun keluarga tidak memiliki riwayat alergi

 Pasien merupakan seorang siswa kelas 2 SMP. Pasien selama ini sering mengganti pakain , setelah pakai, pakaian langsung

dicuci tidak pernah dismpan lalu dipakai kembali. Pasien mandi secara teraratur selama 2x/hari. Lingkungan disekitar rumah

tidak ada binatang ternak seperti ayam. Pasien jug a tidak memelihara kucing maupun anjing. Disekitar rumah ada kebun
yang merupakan tempat bermain pasien dan teman-temannya . Pasien selalu tidur dikasur

2. Objektif

Status Generalis
Keadaan umum : Tampak sakit ringan
Kesadaran : Compos mentis
Tanda vital :

 Tekanan darah : -
 Nadi : 112 x/menit, regular
 Suhu : afebris
 Pernafasan : 20x/menit

Berat badan : 52 kg
Kesan gizi : Gizi baik
Kepala : Rambut hitam,tidak ada kelainan kulit kepala
Mata : Konjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterik, alis
mata hitam.
Telinga : Normotia, tidak ada kelainan kulit
Hidung : Normal, deviasi (-), sekret (-), tidak ada kelainan kulit
Mulut : Bibir tidak pucat, tidak ada kelainan kulit
Thorax
 Inspeksi : Bentuk normal, pergerakan simetris, tidak terdapat
kelainan kulit
 Palpasi : Tidak dilakukan
 Perkusi : Tidak dilakukan
 Auskultasi
o Paru : Suara nafas vesikuler, ronkhi -/-, wheezing -/-
o Jantung: Bunyi jantung I-II reguler, murmur (-), gallop (-)

Abdomen

 Inspeksi : Datar, tidak terdapat kelainan kulit


 Palpasi : Supel, hepar dan lien tidak teraba membesar
 Perkusi : Tidak dilakukan
 Auskultasi : Tidak dilakukan

Genitalia : Tidak diperiksa


Ekstremitas atas : Akral hangat, tidak ada edema, tidak sianosis, tidak
terdapat kelainan kulit (sesuai status dermatologis)
Ekstremitas bawah : Akral hangat, tidak ada edema, tidak sianosis,
terdapat kelainan kulit (sesuai status dermatologikus)
Status Dermatologikus (UKK)
Distribusi : Regional
Ad regio : Corporis
Lesi : Multipel konfluens, berbentuk bulat,ukuran diameter ±3cm, berbatas tegas,
Efloresensi : Makula disertai papul-eritema, skuama halus.
3. Assessment

Dermatitis numularis adalah dermatitis berupa lesi berbentuk mata uang atau agak lonjong, berbatas tegas dengan efloresensi berupa
papulvesikel, biasanya mudah pecah sehingga basah. Etiologi dari dermatitis numularis belum diketahui, diduga adalah Staphylococcus sp. dan
Micrococcus sp. selain itu juga didahului trauma fisis dan kimiawi, stress, minuman yang mengandung alkohol, lingkungan dengan kelembapan
rendah.

Dermatitis numularis memiliki gambaran klinis yaitu rasa yang sangat gatal, Lesi akut berupa papulavesikel dan vesikel (0,3-1cm) yang
membesar dengan cara berkonfluens(meluas kesamping) dan membentuk lesi karakteristik seperti uang logam, eritematosa, sedikit edematosa, dan
berbatas tegas. Ukuran garis tengah dapat mencapai 5 cm, jarang sampai 10 cm. Penyembuhan dimulai dari tengah sehingga terkesan menyerupai
lesi dermatomikosis. Lesi lama berupa likenifikasi dan skuama.

Diagnosis dermatitis numularis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Pada anamnesis didapatkan gatal disertai
kemerahan pada badan yang telah berlangsung selama 1 bulan, timbul setelah pasien pulang bermain dari kebun. Dari sini kita melihat adanya
1,2
faktor fisis atau kimiawi yang merupakan faktor berperan pada dermatitis numularis dimana mungkin pasien mendapat trauma fisis atau kimia
dari tumbuhan-tumbuhan di kebun atau benda lainnya. Dari awal lesi yang terasa gatal (keluhan subjektif) berupa papul yang kemudian menjadi
vesikel, yang merupakan keluhan subjektif pasien. Lesi awalnya berbentuk bulat berukuran lentikular, yang kemudian semakin membesar disertai
terdapat skuama halus. Lesi berbentuk bulat seperti koin menggambarkan dermatitis numularis. Ini sesuai dengan perjalanan dermatitis numularis.

Pada pemeriksaan fisik pada status generalis semua dalam batas normal. Pada status dermatologikus pada badan didapatkan distribusi lesi
regional. Lesi multipel, konfluens, berbentuk bulat,ukuran diameter ±3cm, berbatas tegas, efloresensi berupapapul-eritema, kering disertai skuama
halus. Gambaran pada pemeriksaan sesuai dengan dermatitis numularis serta terdapatnya karateristik dermatitis numularis yaitu lesi berbentuk bulat
dengan batas tegas.
Pada pasien ini tidak dilakukan pemeriksaan penunjang dikarenakan gold standard dari dermatitis numularis adalah berdasarkan gejala
klinis. Adapun usulan pemeriksaan yang diajukan adalah untuk menyingkirkan diagnosis banding.

Tatalaksana yang diberikan dibagi menjadi 2 yaitu sistemik dan topikal. Pada pengobatan sistemik diberikan kortikosteroid yang bertujuan
menekan proses inflamasi. Dosis : 0,5-1,7 mg/kgBB/hari dibagi per 12 jam. Sedangkan untuk rasa gatal diberikan antihistamin. Pada pasien ini
diberikan Chlorpheniramine maleat 4 mg diminum 2 kali sehari ½ tablet selama 5 hari. Dosis : 2mg/ hari setiap 4-6 jam, dosis harian tidak melebihi
12 mg/ hari.
Untuk pengobatan topikal di bagi menjadi dua, yaitu untuk lesi yang basah dan yang kering. Lesi yang basah diberikan kompres terbuka
dengan tujuang mengeringkan lesi serta mengankat debris-debris serta krusta. Kompres terbuka menggunakan NaCl 0,9% dan kasa steril sebanyak
2 kali pengulangan yaitu, siang hari dan malam hari untuk hari ini saja. Besok pagi sudah tidak dikompres lagi. Satu kompres dilakukan sebanyak
10 kali, dengan durasi 10 menit setiap kalinya. Kasa steril dibasahi dengan larutan NaCl 0,9%steril, kemudian diperas, sehingga kasa tidak terlalu
basah, kemudian kasa 3 lapis di taruh menutupi luka.
Sedangkan untuk lesi yang kering diberikan campuran kortikosteroid dan antibiotik. Dipilih antibiotik golongan baru yaitu fusidic acid yang
bekerja dengan mencegah translokasi ribosom pada bakteri. Sedangkan untuk kortikosteroid dipilih golongan superpoten yaitu klobetasol
proiponate 0,05%. Kedua krim ini dicampur dalam satu tube, dioleskan 2 kali sehari tipis-tipis setelah mandi pada tempat yang gatal, dengan
tujuan setelah mandi adalah kulit masih lembap sehingga penyerapan obat baik.

4. Plan

Sistemik :

a. Loratadin tab 10 mg, 1x1

Topikal :

b. Hidrokortison krim 2,5%, 3x1 oleskan tipis-tipis


Konseling Edukasi

 Tidak menggaruk daerah yang meradang agar tidak semakin bertambah parah.

 Jaga kebersihan diri.

 Edukasi kekambuhan

 Mencegah kulit kering, trauma (e.g. tidak menggaruk), bahan iritatif

Anda mungkin juga menyukai